Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dika ( Tamat)

Class is permanent. Memang beda kualitas penulisan seorang penulis yang berkelas dengan para penulis pemula. Harusnya para penulis pemula menjadikan penulis² bagus seperti ini sebagai role model dan mengambil inspirasi tentang bagaimana menulis cerita yang baik. Selamat dan terima kasih untuk karyanya yang lain lagi ini masbro Bigoldlover
👏👏👏
 
Semenjak malem itu aku jadi merasa gimana gitu kalau liat Dika. Ada beragam perasaan yg aku sendiri bingung menjelaskannya. Rasa malu, bersalah, juga ada sisi kelam dariku yg berhayal ingin merasakan sesuatu dengan anak itu.

Suami setuju dengan saranku, Dika sudah mulai mengikuti beberapa bimbel untuk persiapan ikut tes pegawai negeri atau mencari pekerjaan swasta. Jadwalnya hampir tiap hari, jadi kemungkinannya kecil dia dan mbok yati berdua di rumah kalau pagi . Dan aku juga yakin dengan janji si mbok, selama ini terbukti orangnya jujur dan nurut. Permintaanku kemaren untuk berhenti ngeladeni Dika pasti dia patuhi, apalagi urusannya aib begitu.


Masalah sepertinya bisa teratasi, tapi tidak denganku. Selama 1 bulan kemudian ndak ada kejadian khusus, tapi tidak pada bulan berikutnya.

Suami lagi ikut rapat dinas di kantor kementrian di Jakarta sehari sebelumnya hingga Selasa depan. Sabtu pagi itu, dua anak wedokku pingin berenang ke hotel, ya aku turuti keinginan mereka, jadi selepas sarapan aku, rani, mulan, dan dika pergi ke hotel tempat biasa keluarga kami berenang.

Ndak seperti biasanya suasana sepi di swimming pool area nya, hanya ada kami. Anak2 mulai berenang, yg mulanya tenang, mereka bertiga jadi heboh dengan lomba menangkap bola. Suasana jadi riuh.

" Ayo dong Ma, turun, biar tambah seru.." Pinta Rani di pinggir kolam.

Aku yg lagi asik dengan tabletku cuma tersenyum.

" Dinginn.. Males ah Ran.."
" Ayooo..." Teriak Rani sambil menyiramku dengan air kolam.
" Ehhh..!" Seruku kaget ketika celana ku basah.
" Ayook Maaa..." jerit Mulan dari tengah kolam.

Dika senyum2 melihatku di seberang sana. Dia duduk di atas tepian, hanya menggunakan celana boxing di bawah lutut. Badan anak ini memang atletis, langsing tapi berotot, dadanya kekar dengan six packs di perutnya. Badannya basah, aku langsung merinding melihatnya, teringat kejadian dia dengan si mbok di dapur.

Awalnya aku ragu, tapi akhirnya bergegas ke locker room untuk ganti swimsuit. Biasanya aku memakai baju renang satu set, bagian atasnya kaos ketat lengan panjang dengan bawahan rok mencapai pertengahan pinggul, kemudian bawahnya ditambah legging karet sebatas betis. Tapi entah kenapa aku ndak kepingin pake bawahannya, jadi dari bagian pertengahan paha hingga ke bawah ndak ketutupan.

Aku berdiri kikuk di pinggir kolam, andai ada mas wisnu, dia pasti melotot ndak suka, aurat paha putih ku yang besar, dan pinggul lebarku terpampang jelas. Sempet was2 dua anak gadisku protes, tapi mereka ndak perduli, malah menyuruhku segera masuk. Tapi Dika terpana melihatku, sorot matanya terlihat ndak biasa memandangiku. Aku baru sadar, ini ternyata alasanku ndak pake legging, pingin terlihat seksi di depannya..

" Duhh, maafkan aku mas.." Batinku.

Rasanya pingin kembali ke kamar ganti untuk berpakaian yg seharusnya, tapi separuh diriku tetep ingin begini. Perlahan aku masuk ke dalam kolam. Rani langsung melempar bola ke arahku, selanjutnya aku mulai ikut permainan seru mereka.

Kami semua larut dalam keceriaan, dika yg biasanya sungkan dan cuma bicara seperlunya jadi sumringah berebut bola dan mengadu kecepatan renang dengan ku, kami semua tertawa dan saling mengejek.

Tapi ada satu momen yang membuat jantungku berdetak kencang, saat tubuh kami bertabrakan lumayan keras di air, dika yg sebelumnya melempar bola agak jauh, sigap menggapai bahuku supaya ndak terhempas ke pinggir kolam, badanku yg jelas lebih besar darinya membuatnya ikut tertarik ke pinggir. Tubuh kami hampir berhimpitan, dika dengan telapak tangannya menahan belakang kepalaku dari benturan dinding kolam, wajah kami sangat dekat..mata kami beradu pandang, diam dan beku. Aku tau ada sesuatu di pikirannya, dan emosi kewanitaanku juga luluh oleh sorot mata itu. Aku sangat.. sangat terkejut merasakan tangannya yg lain diam2 menyentuh pinggangku di bawah sana, aku sempat terhanyut. Tapi segera menyadari ada dua anak perempuanku di situ, aku langsung berenang menjauh, untungnya mereka berdua tengah sibuk berebut bola di pojok sana. Aku sempat menoleh ke belakang, dan masih mendapati anak itu menatapku dengan penuh makna.

***mumpung dapet mood, next update.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd