Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Dika ( Tamat)

Ada dua temen karibku, dari lingkungan kantor dan temen kuliah dulu, kurang lebih seusiaku, mereka masing-masing curhat pernah selingkuh dengan pria lebih mudah. Dulu dalam hati aku mencibir mereka, kok umur sudah setengah abad, pikiran masih ndak mateng juga. Sudah punya semuanya dan suaminya baik2 saja kok yo aneh2.

Alasan mereka katanya cuma suka momen saat selingkuh saja, rasanya sumringah, greget sekaligus was2, seks hanya bonus . Ironisnya sekarang aku harus mengakui mengalami perasaan yg sama dengan mereka.

Dika dengan wajah gantengnya jelas belum bisa disebut laki2 dewasa. Dia hanya representasi suami saat muda dulu karena wajahnya mirip, jadi inget kenangan waktu pacaran dan awal2 nikah dulu dengan mas wisnu. Adegan mesum anak ini dengan si mbok yg kerap bikin penasaran itu mungkin karena pertama kalinya aku lihat orang lain hubungan intim, lha nonton film porno aja ndak pernah, dan ndak kepingin blass.

Seperti malam ini ketika kami dinner di luar selepas berenang, beberapa kali aku dan dika mencuri momen beradu pandang lumayan intens, untung anak wedokku yg dua lagi sibuk dengan hpnya.

Belum pernah dika berani menatapku lama tapi kali ini dia berani. Gayanya cool banget, tanpa senyum, dua alis matanya yg lebat dan hampir menyatu itu bikin dia terlihat ganteng dan jantan. Aku hanya bisa tersenyum tipis kemudian menunduk, geliat dalam batinku wis ndak karuan. Kalau jare perempuan2 di tiktok, rahimnya kerasa anget kalau mandangi cowok ganteng dan macho. Mungkin itu jg yg aku rasa saat itu.

Sepulang dari dinner aku duduk di kamar bersama Rani dan Mulan, ngobrolin ngalor ngidul sampai mereka bersiap untuk tidur, aku melangkah keluar menuju kamarku, dan waktu melewati kamar yg dipake dika aku sempet melirik karena pintunya terbuka sejengkal.

Aku pikir malam itu bakal berlalu seperti biasanya, tapi dari apa yg aku lihat dari cermin lemari yg tepat berada di sisi sebelah kanan pintu yg terbuka itu bikin aku penasaran. Aku menoleh ke belakang untuk memastikan pintu kamar anakku tertutup rapat. Dalam pantulan cermin itu aku ngeliat dika berdiri membelakangi, tengah berganti celana dalam, bisa dibilang dia tengah bertelanjang. Aku takjub, bahkan bentuk pantatnya pun berisi, keras, dan sangat menarik. Aku mematung di situ, menunggu hingga dia selesai dengan urusannya. Kemudian aku segera berlalu menuju kamar dengan dada berdegup kencang.

Berbaring di kamar pikiranku gelisah, sudah tak coba tidur tapi hingga jam 11 malam belum juga berhasil. Profil Dika konsisten mengganggu kantuk hampir 1 jam lamanya di ranjang. Ngebayangi tubuh telanjangnya tadi dari belakang, dan ada aku di depannya dengan paha terbuka lebar menghadap ke arahnya. Duuhh...

Aku meraba badanku sendiri yg tengah ditutupi lingerie tipis sebatas paha. Tangan kiriku dijepit kuat dengan kedua paha, sensasi hangat di sekitar bawah perutku membuatku makin gila. Perang batinku sudah mulai ndak rasional, pilihan ku cuma 2, melangkah ke luar menuju kamar anak itu dan menyelesaikan semuanya, atau gelisah sepanjang malam. Suami sudah ndak lagi jadi bahan pertimbangan.

Sayangnya pilihan pertama semakin menguat seiring dengan rasa lembab dan basah di ujung celana dalamku. Perang batin itu masih berlanjut ketika dua kakiku menapaki lantai, duduk dengan bimbang di pinggir ranjang sambil menatap pintu.

"Jalan dan buka pintu.."
" Hmm.. Ndak.. Ndak boleh.. Jangan..."

Langkah kaki pertamaku membuyarkan semuanya, perlahan tapi pasti aku membuka pintu, dengan kaki yg terasa dingin aku menuju ke kamar Dika. Jarak yg sebenarnya cuma 10 langkah tapi terasa begitu lama.

Aku terdiam cukup lama di depan pintu kamar Dika, menoleh ujung ruangan tepat di mana kamar anak wedokku berada. Apa tega aku merusak kebahagiaan mereka?

" Ndak.. Bukan soal itu.. Ini soal kamu..sebagai perempuan..hasrat kamu..." Sisi gelap diriku semakin kuat mengambil kuasa.

Dan..

"Klik.." Handle pintu itu berputar.

" Selangkah lagi.. Masuklah.." ujarku dalam hati, aku masih berdiri diam di depan pintu.

Dika kudapati setengah terbangun di atas kasur, mukanya sangat terkejut melihat ke arahku yg tengah berdiri tegang di tengah pintu yg terbuka. Badannya hanya ditutupi celana dalam seperti saat aku melihatnya tadi. Mata kami beradu pandang, aku segera sadar bahwa.. bahwa kami dalam chemistry yg sama.

Aku menutup daun pintu di belakangku perlahan, mendekatinya dari sisi kanan ranjang. Aku tau dia takjub melihat ke arahku, ya.. tubuhku yg molek, besar dan putih dengan belahan dada terlihat jelas dan aurat pahaku yg montok

Kembali kami beradu pandang ketika duduk berhadapan di pinggir ranjang. Perasaanku sudah susah dijelasin, degup jantungku semakin cepat, ndak ada kata-kata yg bisa meluncur dari mulutku, juga dika. Kami sama-sama bingung mau melakukan apa selanjutnya.

Aku melirik ke arah bawah perutnya, terlihat gundukan besar di celana dalamnya, dia pasti sudah tergoda dengan keberadaanku yg sudah segini dekatnya. Dan entah kenapa aku jadi nekat.

Jemariku menyusup ke pinggiran celana dalam Dika, segera ku loloskan kemaluan anak ini keluar. Kepala dan bagian batangnya sudah sedemikian keras dengan warna kulit menggelap karena tonjolan syaraf di sekitarnya, terasa hangat dalam rengkuhan jari.

Anak ini menatap ke bawah dan wajahku bergantian, seperti ndak percaya bahwa ini tengah terjadi. Dia membenamkan kepalanya di atas bantal, pasrah.

Bagian kepala penis nya yg tengah berkedut2 itu membuatku lupa diri, belahan kecil di tengah2nya menyeruak sedikit. Aku menyentuhnya dengan ujung jari, Dika jadi sedikit gemetar sambil menyentuh lenganku. Kemudian kami bertatapan mata lagi.

Sepertinya aku yg harus memulai...

Kepalaku menunduk, wajahku mendekat ke arah kemaluan itu, bibirku menyentuh permukaan kepala penis Dika. Dia mendengus, bahu kiriku dipegangnya kuat. Lalu bibirku terbuka lebar, perlahan bagian kepalanya masuk ke dalam mulutku, terus turun ke bawah.. Tapi ndak bisa tuntas sampai ke pangkal, terlalu besar dan panjang untuk mulutku. Dika tambah gelisah, dia mencengkram rambutku, wajah anak itu tegang, alisnya mengerut.

" Hhhhh... Hhhhhhh... Hhhhh..." keluhnya.

Aku menaik turunkan wajahku di atas penis dika, kini deru nafasku pun terdengar keras. Yg kurasakan adalah keinginan menelan seluruh kelaki2an anak ini, menguasainya dan membuatnya terlena. Tapi itu ndak lama, namanya juga seks dadakan, emosinya silih berganti secara tiba-tiba.

Yg aku pingin selanjutnya adalah merasakan tubuhku dimangsa dengan penuh nafsu. Lalu aku menaiki kasur, memposisikan tubuhku menungging ke arah Dika. Menunggu dengan cemas. Anak ini harusnya tau apa yg selanjutnya harus dia lakukan.

Dika mendekatiku dari belakang, dia meraba bongkahan bokong besarku, tangannya kerasa gemeteran di situ. Kemudian dia menggesek2 celana dalamnya ke arah selangkangan bagian belakangku. Birahiku makin menjadi ngerasain kemaluanku ditekan2 dari luar. Cuma sebentar, kemudian diam. Dika mematung menatapku dari belakang, aku melihatnya dari pantulan cermin di depan kami. Sepertinya dia ragu, aku masih menunggu...

Momen itu berlangsung beberapa detik, hingga akhirnya dia terburu2 melepas celana dalamnya, meloroti celanaku hingga ke bawah pahaku, memposisikan dirinya bertumpu pada lutut. Perasaanku bergemuruh ketika melihat dika mengarahkan penisnya mendekati selangkanganku.

Dan....

Sentuhan pertama ujung penis dika di bibir vaginaku membuatku tersengat. Entah kenapa aku bisa mencium aroma basah kemaluanku sedemikian kuatnya.

" Ouhhhhh......" Rintihku terpapar lesakan penisnya menusuk masuk.

Isi liang vaginaku tiba2 saja dijarah daging keras dan hangat, terus masuk hingga terasa kejang di perutku.

" Sssshhh... Hhhhhhhh... Hhhhhh.." Deru nafas dika di belakangku.

Kemaluanku langsung basah sebasah basahnya, serangan kenikmatan itu membuatku terpejam, bibirku digigit, perasanku terbang.

Tangan dika megangi dua sisi pinggangku, dia tengah bersiap untung menyerang.
" Cplakkk!! "
Hentakan awalnya segitu kuatnya, wajahnya seperti geram terlihat dari cermin.

" Ahhhhh..!" Jeritku tertahan.

" Cplakk.. Cplakk.. Cplakk.!! ."

Dika langsung menghentak kuat bokongku berkali2, badanku terdorong maju mundur.

" Plakkk..plakk..plakk..."

Sekarang emosi anak ini yg mendominasi, aku sadar ternyata selama ini dia menyimpan hasrat terpendam denganku.

" Uhhhhhh..terus dik.. Terussss..." Batinku.

Nafas dika memburu cepat, tenaga anak ini memang luar biasa. Biasanya mas wisnu ndak lama bakal keluar kalau sudah tancap gas secepet itu.

Dika menindih punggungku, ciuman panasnya mendera bahu dan belakang leherku. Tangan kirinya jugameraba kemana2 mulai dari bahu, paha, pinggul, sentuhan mautnya adalah ketika pinggiran jempol jarinya menyentuh puting susuku yg mengeras, pertahanan ku mulai goyang. Aku mulai merintih tiada henti.

" Ouhhhh..haduhhhh.... Uhhhh.. Haduhhhhhh...."

Ditimpali dengan hantaman penisnya yg tambah kenceng.

Detik selanjutnya emosiku luruh lantak, aku meregangkan pantatku ke atas, menyambut sodokan dika dengan goyangan bokongku. Kenikmatan dari selangkanganku membakar isi kepala, lalu selanjutnya aku menangis dengan sekujur badan gemetar ngerasani cairan kental dari klitorisku. Momen paling menguras emosiku selama beberapa detik. Kepuasan batinku terpenuhi anak ini.

Dika juga rasanya ndak bisa lagi bertahan, ritme gerakan tubuhnya sudah ndak keruan, nafasnya memburu. Lengan kiriku ditarik ke dadanya, dua tangannya mencengkramnya dengan kuat, mau ndak mau aku menoleh ke arah kiri. Menyaksikan wajah ganteng anak ini yg terlihat kalap, sorot matanya garang melihatku.

Dan pada akhirnya hentakan kuat tubuhnya untuk yg terakhir membuat isi rahimku seperti ditusuk sangat dalem.

Dan..

" Ouhhhhh... Ouhhhhh... Ahhhhhh..!!! ." Erang dika dengan suara berat dan tubuh mengejang kaku.

" Srettt.. Srertt... Srettt..."

Semprotan mani anak ini menghujam masuk berkali2, kerasa panas, dan banyak sekali. Dia masih berusaha menekan sedalam2nya hingga tuntas, kemaluan kami segitu rapetnya. Batinku terguncang ngerasani benih anak ini menyiram rahim. Ya ampuuun, nikmat paling gila yg sudah belasan tahun ndak ku rasakan seperti ini.

Badan kami kemudian terpisah, aku langsung berdiri di depan ranjang. Dika merebahkan badan, peluh membias di permukaan dadanya, penisnya masih berdiri keras dengan lelehan cairan kental hingga ke kantung kemihnya. Sungguh pejantan hebat anak ini, batinku. Kami hanya saling menatap diam, seperti syok dengan kenikmatan ndak senonoh yg baru saja kami raih. Sorot mata anak itu mulai meredup, ndak lagi segarang saat dia menyetubuhiku dari belakang tadi. Diia pasti berpikiran sama denganku, ya perasaan bingung dengan apa yg baru saja terjadi, kesadaran yg mendadak muncul bahwa status kami adalah ibu dan anak tiri, dan ketakutan membayangkan mas wisnu.

**
Aku terdiam ketika kembali ke kamar, masih tercekam dengan hubungan seks bersama dika, mengingat2 setiap adegan liar tadi. Tapi perlahan perasaan menyesal itu mulai menyiksa, merasa berdosa sangat besar ke suami. Sekian lama aku menjaga kehormatan sebagai istri, malam ini musnah sudah, masih mending andai melakukannya dengan orang lain, ini malah dengan remaja berumur 17 tahun dan anak dari suami pula , rasanya ndak ada perbuatan lebih buruk dari ini.

Aku membersihkan badan di kamar mandi, saat duduk di toilet aku menyaksikan sisa sperma dika mengalir dari pinggiran bibir vaginaku, sangat kental dan aromanya kuat sekali. Aku lantas panik, menyiramnya dengan air, mengusap2 selangkangan dan kemaluanku berkali2 sambil terisak.

" Maafkan Tari mas.. Maaffff.." Gumamku dengan bibir bergetar dan lelehan air mata di pipi.

*** Next update is the real last.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd