Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Bimabet
PART XLIX



BAPERMU, DERITAMU



2 bulan berselang……

Pembicaraan yang cukup serius kali ini terjadi di ruang meeting PT Delta Serasi. Irjen Pol (Purn) Dani Purwanto bahkan harus datang dari Surabaya untuk menghadiri meeting penting ini. Dalam meeting ini juga hadir COO baru pengganti Aslan, yaitu Yandi Ratana, pindahan dari salah satu raksasa tambang nasional, yang dipromosikan sebagai COO di Delta Serasi.

Ada permasalahan yang cukup lama dibahas karena ada penurunan performa dalam 3 bulan terakhir ini, tepatnya semenjak Yandi masuk menggantikan Aslan. Masa probation Yandi memang masih jalan hingga 6 bulan atau 3 bulan kedepan, dan dia masuk saat Aslan meninggalkan Delta 2 bulan, artinya dia mentakeover dari Yahya yang turun menjadi Managing Director menggantikan Aslan sebagai pjs, lalu masuk Yandi dan merubah struktur di dalam Delta dengan mengganti istilah Managing Director menjadi Chief Operation Officer.

Selain Dewan Komisaris, hadir juga manager keuangan atau sekarang sudah menjadi Chief Financial Officer, dan juga Manager HRD yang istilahnya juga diganti menajdi Chief Human Resources.

Penurunan performa jelas membuat dewan komisaris meradang, apalagi semua aturan dan sistem yang dibawa oleh Yandri dengan alasan bahwa system tersebut dibawa dari perusahaan lamanya yang sudah jauh lebih sukses, serta mengganti semua sistem yang selama ini dibangun oleh Aslan.

Pergantian system dan standard operation procedures, serta naiknya cost dibidang remunerasi, ternyata tidak sebanding dengan performa yang diminta oleh dewan komisaris. Banyak klien yang dulunya setia dengan Delta Serasi, kini mulai berpaling dari perusahaan mereka.

Hengkangnya beberapa surveyor dan tenaga inti yang merupakan tulang punggung memang dengan cepat diganti oleh management, namun performa mereka pun masih belum ditaraf yang diinginkan oleh Dewan Komisaris yang berharap transisinya berjalan mulus.

“saya tidak peduli dengan SOP, atau aturan main yang kalian buat, tapi yang jadi tolok ukur saya ialah cash flow dan retainship customer kita….” Ujar Fitri

“ini perlu waktu memang Bu…” jelas Yandri

“sampai kapan?”

“sampai mungkin 6 bulan baru kita bisa settle kembali….”

“6 bulan? “

“iya Bu….”

“ini saja konsumen lama kita banyak yang pindah….”

“tapi yang baru juga banyak….”

“perbandingannya? “

“lebih banyak yang baru…”

“tapi karena ada penuruan tarif dan diskon services charge yang Pak Yandri kasih kan?’

“ini cara kami menjaring konsumen baru….”

“tapi kan konsumen lama jadi pindah karena mereka tahu mereka masih pakai tarif lama….”

Yandri terdiam sesaat

“tapi kami memberi insentif berupa potongan harga service charge jika mereka menggunakan tenaga kita lebih dari 3 kali dalam sebulan….”

“Pak Yandri, apapun itu, yang jelas saat ini kita drop 21% dari periode sebelumnya, bahkan lebih jika kita combine dengan 6 bulan yang lalu perhitungannya….”

“kita pernah dapat penghargaan sebagai best retainship lho” sambungnya lagi

Nada gemas dari Fitri terdengar. 21% artinya ada sekitar 4,4 milyar yang hilang selama 3 bulan terakhir dari omset mereka sebelumnya, dan bahkan ini mengkuatirkan bagi Delta Serasi jika trend seperti ini dibiarkan terus berjalan.

“saya yakin ini akan bounce back, Bu….”

Diam sesaat

“ Yandri, kamu ini khan S2, jangan sampai kalah sama Aslan yang cuma lulusan SMA, kualiahnya saja dia DO…..” timpal Irjen Dani

Mendengar perbandingan ini, Yandri agak panas hatinya

“ saya datang dari perusahaan besar Pak, rekam jejak saya terbukti di beberapa perusahaan….”

“makanya buktikan sekarang, kita sudah drop terkait omzetnya…..”

Yahya langsung memotong

“oke… gini saja… saya minta agar ini segera diperbaiki…”

Yandri masih diam. Dia agak kesal karena dibandingkan dengan Aslan

“Pak Yandri, saya minta segera evaluasi tim marketing, dan juga tim operational di lapangan..”

“siap Pak….” Angguknya pelan

“banyak laporan bahwa hasil laporan survey kita sering rekomendasi dari report kita masih jadi pertentangan di sisi tertanggung dan penanggung, sehingga mereka kembali mengajukan re-survey lagi…..”

Semua terdiam

“ini kan cost di mereka lagi, dan nama baik kita yang dianggap tidak kredibel dalam survey….”

Dia menatap ke arah Yandri

“mohon pak COO perbaiki ini segera…..”

“baik Pak….”


*************************

Sepeninggal Irjen Pol (Purn) Dani Purwanto, COO, dan CHR, maka tersisa hanya Yahya, Fitri dan CFO, Anetta Larasati, yang masih bisa dikatakan keluarga dekat atau sepupu dua kali dari Fitri.

“masih aman sih, Ka… Cuma memang jika trend ini terus turun hingga akhir tahun, agak sedikit berbahaya untuk cash flow kita…”

Fitri masih terdiam

“cost kita dalam 3 bulan ini naik drastis, terutama untuk marketing cost, human capital, dan operation, sedangkan cash in kita turun….”

“ dimana kita bisa hemat?”

“di marketing cost dan operation mungkin….”

“kalo gitu cek apa yang bisa kita hemat dan kasih ke Bang Yahya untuk disetujui…”

“oke….”

Lalu

“ini perlu COO approval tidak?”

“tidak usah….”

Anneta mengangkat bahunya sedikit

“soalnya di SOP terbaru semua operational cost dan marketing cost, harus acknowledged by COO baru dipresent ke Komisaris…..”

Yahya dan Fitri agak gusar

“ngga usah, ini urgent soalnya…. Kami komisaris dan owner berhak untuk ambil tindakan pencegahan….”

“iya, kalau harus begini, bisa kolaps kita lama-lama….” Sambung Yahya lagi

“oke Ka…..”

Fitri membaca sejenak laporan keuangan yang ada di mejanya

“ini remunerasi dan gaji naik pesat yah?”

“iya Ka, ada 2 manager baru dan satu GM Marketing, sama COO yang buat signifikan kenaikannya…..”

Fitri hanya terdiam

Yahya pun demikian

Seketika Yahya seperti rindu dengan masa-masa sebelumnya, dimana dia bisa mengandalkan Aslan yang hanya lulusan SMA, namun mampu mentransformasikan Delta Serasi dari sebuah CV kecil hingga berganti menjadi PT yang bergengsi dan menjadi andalan utamanya, sekaligus menjadi mesin uang bagi dirinya dan Fitri

“dulu manager hanya 3, satu direktur dan tidak ada GM, malah hasilnya jauh lebih baik…..” gerutunya pelan

“yah emang, trus siapa yang hire Yandri? Siapa yang approve semua manager yang baru masuk?” potong Fitri

“siapa yang mecat Aslan?”

Yahya jadi agak emosi mendengar istrinya seperti menyalahkannnya.

“trus? Mau nyalahin aku?”

“trus kamu juga mau salahin aku?”

“kan kamu yang approve mereka masuk?”

“kamu ini yah… kalo kamu ngga emosian dan mendahulukan akal sehat kamu, ngga akan seperti ini kita….”

Anneta hanya terdiam mendengar pertengkaran kedua suami istri itu. Dia serba salah antara ingin keluar atau tetap diam mendengar kedua orang ini saling menyalahkan satu sama lain di kondisi seperti ini.

“kita sudah sepakat, Tetta….”

“ngga, kamu yang ngotot…..”

“trus mau kamu apa?? Panggil lagi dia??”

Yahya terdiam, mereka berdua tertunduk sambil sibuk dengan pikiran masing-masing

“ lagpula dia sudah bangun usaha yang sama… kan kurang ajar tuh anak, mau jadi saingan kita padahal kita yang kasih dia hidup….”

“bisa ngga kamu stop ungkit-ungkit itu??”

“lho memang kenyataan… siapa dia dulu? kalau bukan kerja sama kita, ngga akan bisa jadi direktur di usia dia semuda itu, dengan pendidikan yang minim ….”

Yahya kali ini benar-benar emosi

“ kamu yah…. Lupa juga kalo bukan karena usaha dan kerja keras dia jadi apa PT kita ini??” suara Yahya agak keras “ dia yang atur semua, kita semua hanya dengar dan kasih arahan…. “

“ya sudah, sana panggil dia lagi….”

“ampun yah kamu…..”

Yahya berdiri dari kursinya

“kalo kamu ngga bawa-bawa masalah personal di kantor ini, ngga akan kita kehilangan uang sebanyak ini dalam beberapa bulan ini….”

Dia segera berdiri dan meninggalkan ruangan rapat itu. Meninggalkan Fitri yang hanya terdiam dan Anneta yang bingung harus berbuat apa.

Yahya terdiam dan duduk di balkon sambil menghembuskan asap rokoknya. Dia dibuat frustasi dengan kondisi yang terjadi saat ini. Pertengkaran ini bukan kali ini saja terjadi, di rumah, di mobil, bahkan saat makan pun bisa muncul debat diantara mereka jika sudah bahas masalah ini.

Dia selalu menuding Fitri yang membawa masalah ini ke area yang non professional, sehingga keputusan yang sifatnya korporasi jadinya berubah menjadi sentimental dan bias, ujungnya perusahaan juga yang dirugikan karena keputusan yang kurang matang ini.

Dia dari dulu menghindar sebetulnya membawa istrinya untuk mengurusi masalah perusahaan terutama Delta Serasi, dia berharap istrinya mengurusi usaha-usaha mereka yang lain yang memang sudah dia kaplingkan untuk istrinya, seperti perusahaan kontraktor mereka dan kafe. Namun melihat potensi dan gengsi serta pemasukan yang setiap tahun meningkat, ego Fitri sebagai istri pun ikutan terangkat dan ingin tahu semua dana masuk dan keluar.

Yahya seketika rindu akan Aslan.

Baginya masalah Aslan adalah masalah pribadi yang seharusnya tidak ditarik ke masalah perusahaan. Dia juga tahu banyak competitor dia yang mencoba menarik Aslan ke perusahaan mereka. Namun dia tahu Aslan sangat tahu membalas budi dan tidak ingin menyebrang ke kompetitornya.

Sayangnya, kepergian Aslan pun diikuti oleh banyak tenaga-tenaga potensial yang harusnya masih ada di Delta, namun memilih pergi seiring dengan hengkangnya Aslan. Dan kekuatirannya pun terbukti, haluannya kini agak terdeviasi dari target awal, dan mirisnya lagi, Aslan bulan lalu sudah meluncurkan unit usaha yang sama. Meski belum ada getarannya seperti yang disebut Fitri, namun satu dua kliennya sudah mulai pindah ke tempat Aslan.

8 tahun di tempatnya dia, Aslan memang sangat mumpuni. Cepat belajar, selalu haus dan cekatan dalam menyelesaikan masalah, serta punya leadership yang kuat di dirinya, meski jarang bicara dan terkesan lembek ke anak buah. Dan saat ini, bukti bahwa Aslan pergi Delta agak terguncang pun mulai terasa.

Mungkin mereka akan bangkit dengan strategi yang tepat, namun perlu waktu, dan juga perlu sokongan sosok yang tepat, bukan sosok yang denial dan selalu meminta waktu lebih untuk perform, seperti yang dia miliki saat ini, yang membuat mereka sesama komisaris harus berdebat dan saling tuding siapa yang salah, hanya karena goncangan yang terjadi sekarang.



*********************


“kok Barca belum umumin kalua Messi jadi balik ?” Ravi mengomentari berita terkait rencana Lionel Messi yang akan keluar dari PSG

“ kontraknya belum habis, Bang….”

“ Ngga mungkin Messi balik...” balas Arvind

“kok ngga mungkin?”

“Barca bokek…”

“sembarangan….”

Adiba tersenyum mendengar buah hatinya sedang berbincang malam ini sambil bahas masalah bola. Ketiganya memang suka bola, dan punya tim favorit masing-masing, bahkan sebetulnya jika tidak hamil, mereka sempat punya rencana liburan ke Eropa, sekalian berkunjung ke satdion-stadion klub idola mereka

“nih, makan dulu mangga…. “ ujar Adiba sambil menruh dua piring berisi mangga

“ini mangga apa, Mi?” tanya Arvind

“ini Harumanis, ini mangga gedong….”

Aslan lalu mengambil garpu, lalu mencolok ke potongan mangga

“manis Mi….”

“iya, enak Mi….”

“iya, malam kita makan buah aja…..”

“ngga ah… kaka mau makan lele….”

Aslan tersenyum mendengar ocehan Arvind. Anak ini sekarang hanya beda sekilo dengan abangnya, jika Ravi terlihat ramping dan tinggi, maka Arvind pipinya agak gembul dan badannya memang gemuk, sehingga oleh Adiba agak dibatasi makannya, terutama makanan yang mengandung lemak.

“pelan-pelan….”

“iya….”

Aslan bisa dibilang agak ribet dan kuatir dengan kondisi Adiba. Karena ini pengalaman pertama baginya, sedangkan ini sudah yang ketiga bagi Adiba. Aslan bahkan sangat telaten mengusap punggung istrinya jika sedang pegal, baginya saat ini keselamatan bayi dan ibunya diatas segala galanya.

“aw….” Teriak Adiba

“kenapa Mi?” anak-anaknya serantak bertanya

Adiba tersenyum sambil meringis

“ini, si dede bayi bergerak….”

Arvind dan Ravi segera merapat

“mau dong Mi… pengen rasain….”

Suara tawa Ravi dan Arvind sambil menahan geli saat tangannya bisa merasakan gerakan adik mereka didalam perut ibunya. Mereka bisa merasakan bagaimana lincahnya adik mereka yang bergerak

“dia nendang kali yah….”

“iya Bang, dia tahu kita lagi ngomongin bola….”

Adiba dan Aslan hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua anaknya

Seperti yang direncanakan dan diinginkan, dokter sudah memberi tahu bahwa bayi ketiga ini adalah perempuan jenis kelaminnya. Berita ini tentu disambut sukacita oleh seisi keluarga besar baik Jafar maupun keluarga besar Cibanon.

Aslan sangat sumringah saat tahu pertama kalinya anak mereka adalah wanita. Adiba pun sama, karena akhirnya setelah dari Anand dia memiliki dua anak laki-laki, kali ini mereka akan dikaruniai anak perempuan.

“mami mulai cuti yah minggu depan…” usul Adiba

“iya dong…. Takut juga aku…”

Adiba tersenyum. Dia mengerti akan kekuatiran dari Aslan akan kondisi kehamilannya. Perutnya yang semakin membesar memang terlihat menghalangin semua aktvitasnya. Meskipun agak berat, namun dia memilih untuk kerja dari rumah mulai senin depan.

Baginya, belakangan ini merupakan hari-hari yang sangat membahagiakan sekali. Dia bisa bekerja bersama suaminya, saling berbagi tugas, akhir pekan jalan bersama anak-anaknya, dan bisa selalu bareng dengan keluarganya. Ini sangat membahagiakan bagi dirinya, tanpa perlu lagi kuatir seperti awal-awal mereka menjalin hubungan, karena Aslan terpisah jauh dari dirinya.

Malam mingguan kali ini mereka berempat dirumah saja. Besok pagi dia akan menemani suami dan anak-anaknya olahraga, sambil dia jalan santai bersama Aslan, biasanya mereka mengawasi anak-anaknya bersepeda.

Sambil bersandar di bahu suaminya, dia melihat kedua anaknya sedang bermain game di gadget mereka masing.

I feel so lucky, my love…. Bisiknya dalam hatinya.

Dia merasa sangat beruntung bisa dicintai dan mencintai di fase hidup barunya ini oleh Aslan. Pria yang dulu sangat dia benci sekali. Namun kali ini Allah rubah semuanya menjadi terbalik, bahkan dia seperti tidak mampu jika harus hidup tanpa Aslan rasanya.

Usaha mereka juga mulai bergerak pelan, sempat agak stuck di bulan pertama, karena baru buka dan baru berjalan, namun bulan berikutnya perkembangan signifikan terasa mulai bergulir dan berputar, sehingga bayang-bayang indah hasil investasi besar mereka pun rasanya tidak sia-sia.

Satu-satunya yang masih mengganjal perasaannya ialah restu dan hubungannya dengan ibu mertuanya yang masih sangat dingin. Ulfa hanya mau bertemu dengan Aslan saja, sedangkan dengan Adiba dia seperti menjaga jarak. Hal ini disadari sekali oleh Aslan, yang kemudian pun enggan untuk ke rumah orangtuanya, karena mamanya tidak akan keluar dari kamar jika ada Adiba.

Aslan pun akhirnya gerah dengan situasi ini, dia juga akhirnya membatasi diri untuk ke rumahnya sendiri. Meski untuk setiap komitmen dia dari dulu seperti kuliah S2nya Linda, cicilan mobil Wulingnya, tetap masih dibayarkan oleh Adiba secara rutin.

Adiba yakin dan percaya, jika Aslan bisa meruntuhkan semua dinding pembatas diantara mereka selama ini, maka dirinya pun pasti bisa melakukan hal yang sama, meski perlu waktu dan usaha yang lebih kuat lagi. Dia seperti berharap, kelak nanti lahir anaknya, Ulfa akan berubah dengan hadirnya cucunya bersama abah dan umi nanti.



*********************


Pesta pernikahan antara seorang pengusaha muda yang sukses dengan anak dari jendral Angkatan darat berbintang 3, malam ini sungguh mewah dan meriah dilaksanakan di Upperhill Convention Hall, di Tanjung Bunga, Makasar. Semua tokoh-tokoh terkemuka, baik tokoh politik, pengusaha, selebritis lokal bahkan nasional turut hadir di acara mewah ini.

Tidak terlewatkan juga dengan Yahya dan Fitri, mereka berdua juga masuk dalam list undangan, sehingga malam ini mereka ikut datang menghadiri pesta super mewah ini yang bisa dibilang royal event tahunan jika ada acara besar semacam ini.

Antrian panjang yang ingin menyalami, kadang harus terputus jika ada VIP yang datang dan memberi salam kepada pengantin. Hingga akhirnya mereka pun tiba di giliran mereka memberi salam kepada orangtua pengantin bersama mempelai yang sedang berbahagia malam hari ini.

“ itu bukannya Rani?” colek Yahya ke istrinya

“mana?”

“Itu, yang pakai gaun coklat muda….”

Fitri melayangkan pandangannya ke arah yang ditunjuk suaminya.

Benar saja, Rani nampak hadir, bersama kedua orangtuanya, dan disampingnya ada sosok pemuda tampan yang sedang menggandeng tangannya.

Fitri kaget dibuatnya.

Dia masih ingat bagaimana Rani bagaikan dunia akan kiamat beberapa bulan lalu saat dia tahu Aslan harus pergi meninggalkannya dan memilih Adiba dibanding dirinya. Sekarang di seberang sana dia dengan santainya terlihat bahagia sambil sesekali bicara dan tersenyum dengan sosok yang menggandeng tangannya itu.

Rani segera menyadari akan adanya Fitri dan Yahya, dan dia pun dengan santai berjalan menghampiri kedua orang ini, yang masih tertegun melihatnya setelah sekian bulan tidak bertemu, semenjak tragedy Aslan yang pergi meninggalkan Makasar waktu itu.

“ha Ka… Hi Bang….” Sapanya ramah

“Halo juga…..”

Mereka bersalaman, dan Rani sempat cipika cipiki dengan Fitri

“kenalin, ini Hari……”

“hai..” mereka pun bersalaman dan saling memperkenalkan diri

“ini Om Yahya dan Ka Fitri…..”

Pria itu menganggukan kepalanya

Sesaat mereka sempat berbicara tentang kondisi pesta, ramainya suasana serta ajakan untuk mencicipi makanan yang disediakan.

Lalu

“nanti kita akan kirim undangan yah, Ka….”

Fitri kaget mendengarnya

“selesai dia Danau Toba Rally, trus ke Thailand, balik nanti sekitar Oktober kita rencananya….” Terang Rani lagi

“oke, selamat yah….” Masih melongo Fitri dan Yahya

“makasih Ka…. Kami kesana dulu yah…”

“oh iya…..”

Ternyata ini merupakan mantan pacarnya dulu yang pembalap, sempat putus, dan kini berbalikan kembali bahkan akan segera menikah.

Meski agak kaget, namun Yahya pun lega, karena tidak terlihat ada trauma lagi di wajah Rani apalagi malam ini, dia terlihat bahagia.

“kaget…..” Fitri berguman

“ya… aku lebih kaget lagi..”

“kenapa?”

“iya, sekarang mereka semua berbahagia, kita yang harus bingung dengan perusahaan kita sendiri sekarang…..”

Yahya segera berlalu dan berjalan ke arah buffet makanan, meninggalkan istrinya yang tiba-tiba gusar dan marah mendengar ucapan Yahya, yang seakan kini menyalahkannya yang terlalu membawa perasaan, yang ujungnya dia dan usahanya harus sedikit goncang saat ini, sedangkan sosok yang dia omelin dan pecat, kini membuka usaha baru, dan sosok yang dia klaim jadi korban, sekarang malah terlihat bahagia dan senang wajahnya, sedangkan dirinya dan suaminya harus berada di posisi yang menjaga ketat usaha mereka, yang kini mulai digoncang kompetisi bisnis.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd