Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Bimabet
beuhh kemeng matanya marathon baca wkwkwkwk

abis dari Ale trus ke Aslan

kerenlah huu ceritanya, tp udah mau ending yakk huu... duhhh td nya berfikir aslan bisa dpt 2 bini diba sama rani wkwkwk

apapun ituuu tetep Lancrooooottkan hu
 
PART LII



WAKTU YANG TIDAK INGIN KEMBALI



Ada kelegaan di hati Adiba hari ini, setelah akhirnya dia dan Alma diperbolehkan pulang ke rumah mereka, setelah beberapa hari dirawat di rumah bersalin, kini saatnya Alma untuk pertama kalinya pulang ke rumahnya.

Deretan karangan bunga menyapa dirinya dan Alma hingga memenuhi halaman dan depan rumah di Bekasi.

Adiba terharu sekali melihatnya.

Sesuatu yang tidak pernah dia alami sekian lama dia tinggal di rumah mereka semenjak dia masih kecil. Baru sekarang dia merasakan bagaimana keluarganya dia bisa diterima oleh sebagian besar warga di kompleks ini.

Abah dan Umi yang dulunya dikenal sombong dan arogan, Adiba yang juga dijuluki si jutek pun kini sudah banyak berubah dan citra jeleknya dulu sudah banyak dilupakan orang. Jafar yang jauh lebih wise, kini semakin sering ikut acara di RT dan kompleks, dan Adiba pun demikian, dia yang dulunya disebelin orang kini disayangi banyak orang, apalagi mereka kini semakin memaklumi semenjak dia menikahi Aslan.

Tetangga dekatnya yang kebetulan ada dirumah, pada datang memberi selamat saat tahu Adiba sudah pulang ke rumahnya. Secara tidak langsung ini merupakan efek dari Ulfa dan keluarganya yang memang sangat diterima dengan baik di lingkungan kompleks ini, sehingga saat tahu bahwa Aslan menikahi dan kini memeliki anak dari Adiba, mereka semua datang menbesuk.

Dan sementara mereka menempati kamar bawah yang suka difungsikan sebagai kamar tamu. Lantai 2 yang dulu ditempati Nafia, sedang direnovasi menjadi kamar Alma nantinya. Taman belakang di samping kantornya Adiba, juga sedang dibuatkan satu kamar lagi untuk kamarnya Ravi, yang selama ini berbagi kamar di kamar lantai 2 dengan Arvind.


**********************

Adiba kali ini meski agak repot, namun dia sangat bahagia.

Mertuanya benar-benar berubah 180 derajat. Perlakuannya ke Adiba sungguh berbeda kini dibanding sbeelumnya. Dia sangat meperhatikan menantunya, apalagi cucunya yang perempuan, perhatiannya benar-benar sangat diluar dugaan Adiba.

Konsekuensinya, banyak sekali larangan bagi Adiba oleh mertuanya. Mulai dari yang tradisional hingga masalah makanan. Makanan manis dan kopi yang disukai oleh Adiba untuk sementara harus dia lupakan. Stagen ketat serta jamu traditional agar badannya cepat sehat pun diwajibkan. Bahkan Ulfa yang turun tangan langsung memasangkan stagen untuk menantunya.

Belum lagi perhatian dan sayangnya ke cucunya. Maklum cucu pertama baginya, ditambah lagi wajah sang cucu yang memang wajahnya sangat mirip dengan Linda dan Aslan, membuat Ulfa terlihat sangat bahagia dengan hadirnya sang cucu.

Adiba kadang merasa sang nenek ini over protect banget untuk cucunya, meskipun sayangnya ke Arvind dan Ravi tidak berubah, namun untuk Alma benar-benar lain sayangnya. Linda yang baru datang jika belum mandi dilarang menggendong keponakannya itu.

“anak itu masih bayi, rentan kulitnya dan penciumannya, kena kuman dari luar bisa sakit nanti….. kasihan….”

Bahkan Aslan sang bapak pun tidak urung semprot dari mamanya jika pulang atau kembali dari luar dan belum bersih-bersih lalu mencium anaknya. Belum lagi masalah makanan yang dikonsumsi oleh menantunya, Ulfa agak rewel.

“cucuku harus dapat asupan gizi terbaik……”

Bahkan Adiba sempat termenung penuh haru saat mertunya mengguman tanpa sadar

“bahagianya cucuku ini….. susu dan makanan terbaik bisa dia dapat…… dulu Aslan dan Linda cuma bisa dapat ASI saja…. Untuk susu tambahan pun…. Papa dan mama cuma kasih susu yang murah…..”

Ulfa seperti diingatkan kembali ke masa sulit nya dia dan suaminya saat Aslan dan Linda kecil. Kondisi yang pas-pasan, gaji suami yang kecil, membuat dia harus memutar otak agar bisa memberi gizi terbaik untuk anak-anaknya ketika itu.

Tak pelak itu membuat Adiba pun merasa tersentuh

“jadi sekarang kalian berdua bisa kasih yang terbaik…. Kasih yang bagus buat anak-anak…. “ petuahnya ke sang menantu.

Meski harus repot dengan semua larangan, namun Adiba sangat bahagia. Ulfa benar-benar menunjukan perhatian yang luar biasa untuk cucu dan juga menantunya ini. Pagi-pagi sebelum ke pasar dia sudah datang ke rumah, melihat kondisi cucunya, memandikannya, memberi susu tambahan, lalu merawat dan membantu Adiba.

Pulang dari pasar pun demikian, dia dengan cepat mandi, segera ke rumah sebelah menengok cucunya. Bahkan kini Ulfa sering tutup lebih awal, agara dia punya waktu lebih lama dengan cucunya. Bagi dia sekarang, hidupnya kini hanyalah sang cucu.

Display picture whatsapp, sampai statusnya tidak pernah lepas selalu diupload perkembangan cucunya itu. Suatu hal yang dimaklumi oleh Adiba bahkan oleh Anissah. Mereka sangat bahagia dengan kondisi sekarang, dimana keluarga mereka kini semakin dipersatukan dan lengket berkat hadirnya Alma.


***********************

Hari ini Aslan sedang libur di rumah, bertepatan hari Sabtu. Biasanya dia keliling melihat proyek perumahaan yang sedang dia bangun, lalu kembali pulang dia akan lanjut melihat secara zoom perkembangan proyek di Kendari, sebelum sorenya menghabiskan waktu dengan istri dan anak-anaknya. Namun hari ini dia tidak melakukan itu, karena memilih untuk tetap bersama anak-anaknya dan istrinya di rumah.

Dan kali ini dia kedatangan tamu istimewa, Yahya dan adiknya Ramli, teman sekampus Aslan yang hari ini menemani Yahya untuk bertamu ke rumah Aslan dan Adiba. Datangnya mereka tanpa disertai oleh Fitri, istri Yahya.

Pelukan hangat dari Yahya terasa sangat emosional saat bertemu dengan Aslan. Dia pun tidak segan memeluk Adiba, mencium tangan Ulfa, Jafar dan Anissah yang usianya jauh diatasnya.

“selamat yah…..”

“makasih Bang…..”

“selamat juga yah Bro….”

“makasih banyak juga bro….”

Ramli sendiri sudah menikah dan memiliki seorang anak, istrinya juga sama dengan dirinya, mengabdi sebagai ASN di lingkungan Pemkot Makasar.

Kadatangan Ramli dan Yahya, langsung diajak makan bersama oleh keluarga besar Jafar. Hadiah sebuah baby stroller besar dibawa oleh Yahya untuk hadiah bagi Alma.

Meskipun belakangan ini hubungan mereka berada dititik yang sedikit dipusaran bawah, namun rasa respek dan sayang Aslan buat Yahya tidak pernah berubah sedikitpun. Dia tahu diri dengan semua hal baik yang selama ini dilakukan oleh Yahya dan keluarganya untuk dirinya, meski ujung perpisahan dirinya dengan Delta Serasi serasa tidak menyenangkan baginya dan Adiba.

“salam dari kakakmu…. Nanti berikutnya dia pasti akan datang…. Masih menemani anak-anak ujian soalnya…” kilah Yahya terkait tidak hadirnya Fitri.

Mereka hanya manggut-manggut mendengar ucapan Yahya

Yahya juga mengomentari kondisi rumah yang banyak berubah, setelah terakhir dia datang dan Fitri datang sewaktu mendiang Fia berpulang beberapa tahun silam. Perbincangan hangat dan penuh kekeluargaan

Lalu……

“fitri istri saya, seorang yang sangat egois sebagai wanita…..” tutur Yahya saat mereka selesai makan bersama, namun masih duduk berkumpul di meja makan sambil menikmati makanan penutup dan hidangan berupa kopi sanger yang dikirim oleh koleganya Jafar.

“ namun saat dia salah, dia tahu dan dia sadari itu……”

Aslan terdiam sesaat, semua juga merasakan hal yang sama.

“kami sekeluarga minta maaf, jika kejadian kemarin kami sudah terlampau jauh mengambil tindakan….. jujur itu memang kami akui kami sudah salah…..”

Adiba terdiam dan mendengar apa yang disampaikan oleh Yahya.

Dia bisa merasakan gejolak emosi suaminya beberapa bulan lalu, saat dipaksa harus meninggalkan tempat dan rumah besarnya yang bernama Delta Serasi, yang dia ikut bangun dari awal hingga bisa jadi perusahaan besar.

“ saya dan keluarga tentu tidak ingin itu terjadi…. Namun semua sudah terlanjur… saya hanya bisa meminta maaf, atas nama perusahaan dan tentu atas nama keluarga saya…”

Adiba bisa menebak bahwa Fitri pasti masih berat untuk datang meminta maaf, sehingga hanya Yahya dan Ramli yang datang.

“tidak apa-apa Bang….” Balas Jafar mencoba menetralisir suasana

“justru saya dan keluarga yang meminta maaf ke abang dan keluarga…. “

Semua kini tertunduk

“semenjak masih ada almarhumah Nafia, saya dan keluarga juga banyak buat salah… “

Ucapan Jafar bagaikan membawa kenangan ke masa lampau, dimana Pontas kala itu menjadi pengacara Jafar datang bersama personel polisi hanya untuk menangkap Aslan serta membawa Nafia pulang

“saya sadar, kadang emosi memang bikin kita jadi berpikir pendek…..”

Ungkapan Jafar rasanya jadi hal yang direnungkan oleh semua yang ada disitu.

“ saya dan keluarga sih rasanya tidak ada dendam, apalagi amarah ke abang dan mbak Fitri….”

“iya Bang…..” balas Yahya pelan

“jadi rasanya kita lupakan semuanya…. Saya yakin juga anak saya Aslan dan Diba pun tidak pernah menyimpan apa-apa dalam hatinya mereka…..”

Jafar menatap ke arah Aslan dan Adiba lalu ke arah Ulfa yang sedang menggendong cucunya

“makanya itu, saya datang agar masalah ini clear dan tidak jadi ganjalan ke depan hari…. “ ujar Yahya lagi.

Suasana agak mencair saat Arvind turun, lalu menyalami Yahya dan Ramli, lalu naik lagi ke kamarnya setelah mencium adiknya

Kemudian….

“jujur, kami belakangan ini sangat merindukan akan hadirnya Aslan kembali ke Delta…..” suara lirih Yahya seakan mengagetkan mereka semua, apalagi Aslan.

“apalagi kepergian Aslan, diikuti oleh semua personel lama……”

Diam sesaat

“kami sangat terpukul dengan kondisi seperti ini…..”

Hening

“saya tahu, keputusan yang diambil sudah salah….”

“istri saya pun tahu ini salah…..”

“kami sudah masuk ke ranah pribadi yang harusnya kami tidak perlu masuk….” Keluh Yahya pelan

“untuk itu kami mohon maaf……” pintanya sekali lagi.

Aslan sedikit lega mengetahui bahwa semuanya kini sudah clear dan jelas, dia melirik ke wajah istrinya yang tersenyum tipis. Wajahnya seakan kini semakin bisa berdamai dengan keadaan yang ada.

Suasana kini semakin cair dan pembicaraan pun kini mengalir lancar, layaknya keluarga besar yang sudah lama tidak bertemu.

“suka sedih abangmu ini lihat mobil Innova kamu, Lan…..”

“ngga apa-apa Bang…. Lagian mobil itu kenangan sama yang lain….” Celetuk Adiba tiba-tiba

Celetukan Adiba membuat semua tertawa, dan Aslan sedikit membelalakkan matanya ke arah Adiba yang tersenyum agak kesal mengingat itu.

Hingga akhirnya……

“sebetulnya….. saya selalu berharap agar Aslan bisa kembali ke Delta Serasi…..” ucap Yahya

Ucapan Yahya meski sudah ditebak arahnya, tak urung ini membuat mereka semua kaget dan bingung. Aslan dan Adiba saling berpandangan satu sama lain, lidah mereka kelu seketika mendengar ucapan Yahya

“mohon dipertimbangkan, Aslan…..”

Aslan masih diam

“ sekarang kami ada COO yang baru…. Cuma memang 6 bulan ini kami sedang berpikir untuk terminate karena performanya jauh dari yang kami harapkan….”

Adiba termenung sambil memandang Aslan

Ulfa apalagi, dia hanya bisa terdiam sambil menimang Alma

“jadi kami berharap, Aslan bisa mempertimbangkan untuk kembali sebagai CEO kami…..”

Tatapan memohon dari Yahya

“mohon bantuannya, Mbak Diba…..” ucap Yahya kini ke Adiba

Adiba kali ini bingung ditodong demikian

“iya Bro….. baliklah….” Sambung Ramli

Aslan juga tidak kalah bingung

Namun ada sepasang wajah yang kuatir terhadap penawaran ini, yaitu wajah Jafar dan Anissah.

“aduh…. Bingung saya Bang…..” jawab Aslan pelan, nadanya mengandung rasa galau yang dalam.

Memang dia sangat mencintai Delta Serasi, bahkan ikut membangun perusahaan ini dari awal hingga bisa perkasa seperti sekarang ini, namun dia tidak bisa memungkiri bahwa tanggungjawabnya dia yang besar sekarang pun sulit baginya untuk dia tinggalkan

“Pikir dulu baik-baik…… saya tahu kamu ngga pernah bicara harga…. Tapi mari kita bicarakan nanti… yang jelas kami butuh kamu kembali…..”

Keberadaan Aslan dan kinerjanya memang sulit dicari tandingannya. Dedikasi terhadap pekerjaannya, kemampuan dia untuk beljara cepat serta beradaptasi dengan lingkungan dan pasar yang baru, membuat Delta Serasi berjalan cepat melewati banyak pesaingnya selama ini.

“maaf Bang Yahya……” sela Jafar

“harusnya ini kan jadi keputusan dari Aslan dan Adiba….” Lanjutnya lagi

“namun, kalau bisa saya dan uminya meminta…. Biarlah Aslan disini…..”

Semua terdiam, Yahya hanya bisa termenung mendengarnya. Jafar merasa perlu berbicara sedikit tegas, karena ada kepentingan mereka dan terlebih anak dan cucunya disini.

“saat ini, Sinergy sudah bisa dibilang 100 persen kami serahkan ke Diba dan Aslan….. kami sudah tidak urus lagi semuanya… sudah terlalu tua kami, Bang…. Makanya kami serahkan semua ke anak-anak… “

“tapi biar mereka berdua memutuskan bagaimana kedepannya…. Tapi jika tanya ke kami, selaku orang tua, komisaris perusahaan, kami sudah nyaman dan tenang dengan kondisi seperti ini, karena memang perusahaan dan aset-aset kami semua pasti juga akan beralih nama ke Adiba dan Aslan…..”

Bayang-bayang kegagalan merekrut Aslan kembali terbayang sudah di benak Yahya. Dia tidak berhenti mengutuk hari dimana Fitri begitu emosinya membawa masalah ini ke ranah professional, membuat akhirnya mereka harus berada disituasi yang seperti ini

Aslan hanya terdiam

Bergantian dia memandangi wajah mertuanya dan wajah mamanya

Dua ekspresi berbeda terbaca olehnya

Mertuanya tentu menginginkannya tetap berada seperti sekarang ini, apalagi dengan hadirnya Alma, mereka pun sudah sangat nyaman dengan menyerahkan semuanya ke tangan Aslan dan Adiba, apalagi Adiba pun ingin banyak menghabiskan waktunya untuk bersama anak-anaknya, tentu kehadiran Aslan sebagai suami sangat dia butuhkan untuk menjalankan roda perusahaan.

Namun wajah sang mama berbeda. Dia mengerti sekali, bagaimana Mama dan adiknya Linda, termasuk dirinya begitu sangat berterima kasih atas kebaikan hati Yahya dan keluarganya. Aslan bukan orang yang tidak tahu berterima kasih. Dia mendiamkan semua cercaan Fitri, karena dia tahu jasa dan budi baik keluarga ini terhadap dirinya.

Semua terdiam sesaat, menunggu apa yang akan disampaikan oleh Aslan, termasuk istrinya Adiba…..

Lalu…..

“maaf yah Bang….. Bro Ramli…..” buka Aslan

“ saya rasanya bukan siapa-siapa tanpa abang dan keluarga selama ini……”

“siapalah saya ini…”

Diam semuanya seketika mendengar penuturan Aslan

“abang yang berani terima saya…. Ajar saya kerja… bantu saya dari nol, hingga saya boleh dikenal banyak orang selama ini…..”

“saya perlu apa-apa, bahkan abang dibelakang Ka Fitri pun suka bantu saya……”

Ulfa seketika tidak mampu menahan rasa harunya. Dia ingat bagaimana anaknya baru mulai kerja karena harus ambil alih tanggungjawab sebagai kepala keluarga sepeninggal ayahnya. Mulai kebutuhan mereka, sampai sekolah Linda, semua Aslan yang ambil alih, dan itu tidak lepas dari bantuan Yahya

“ saya bisa seperti ini karena Delta Serasi…..”

Yahya terdiam, dia malu dan bingung mendengarnya. Dia menyesali kenapa Fitri dan dirinya pun gegabah mengambil keputusan ketika itu.

“saya tidak ada mendendam ke abang dan ke Kaka….. “

Aslan agak berkaca kaca matanya

“ karena saya tahu, bagaimana sayangnya abang dan kaka ke saya…..”

Yahya ikut bergejolak hatinya mendengar pengakuan Aslan

Lalu Aslan menatap wajah istrinya sesaat

“namun saat ini saya tidak bisa memutuskan apa-apa tanpa saya tanya istri saya…. Bagaimanapun Diba sudah jadi bagian hidup saya sekarang……”

Adiba tersenyum di balik wajah harunya

“ ijinkan saya diskusi dengan istri dan keluarga secara internal…. Baru saya kabarin ke abang dan Ka Fitri…..”

Yahya bagaikan merasa plong mendengar apa yang disampaikan Aslan, harapannya untuk membawa Aslan kembali masuk ke Delta kini kembali terbuka lebar.

“take your time, Bro…..” ujar Ramli. Dia yakin sahabatnya akan memutuskan dengan bijak dan tepat

“baik, Lan…. “

Adiba melihat wajah suaminya, dia tahu bahwa suaminya pasti sulit untuk memutuskan. Aslan bukan punya hati yang pendendam. Dia bahkan sering terlalu baik jadi orang, meski terselip wujud bandel dan sangarnya jika keluarganya disenggol orang. Dia tahu bahwa Delta pun punya peran yang tidak kecil dalam hidup suaminya itu.

Namun tentu membiarkan suaminya pergi lagi ke perusahaan lamanya, dan membagi perhatian dengan apa yang sudah dia rintis selama ini, dia pasti akan keberatan sekali. Dia dan anak-anaknya kini sulit tidak melihat Aslan dalam waktu yang lama. Semakin besar anak -anaknya, terutama yang laki-laki, tentu mereka perlu figure Aslan untuk jadi ayah bagi mereka dan ada disisi mereka setiap saat.

Ini benar-benar dilema bagi dirinya dan Aslan

Namun dia yakin Aslan bisa memutuskan yang terbaik



****************

Pelukan hangat dan rangkulan Yahya saat hendak pamit, membuat semua kini hambatan yang selama ini ada, hancur dan tidak ada lagi yang mengganjal. Yahya pun demikian, dia sangat senang bisa diterima dengan baik di rumah Jafar, serta berbicara panjang dengan mereka.

Meski dia belum tahu keputusan Aslan akan seperti apa, namun dia yakin bahwa akan ada jalan keluar bagi mereka kedepannya. Dia tahu Aslan pasti akan membantunya menyelesaikan permasalahan berat yang kini membayangi Delta Serasi.

Mereka sempat berfoto bersama, sebelum Yahya pamit pulang dengan Ramli.

“saya tunggu yah……”

“iya Bang…..”

“ salam dari kaka…..”

“salam buat Ka Fitri dan ade-ade….”

“iya…..”

Pelukan hangat Yahya kembali merengkuh Aslan

Lalu…..

“pikirkan baik-naik yah….” Ucapnya sambil mencium pipi kiri dan kanan Adiba

“iya Bang…..”

“kalau Fitri ada salah-salah kata, saya mohon maaf…..”

“ngga ada Bang… saya justru yang minta maaf….” Ucap Adiba

“dia terlalu sayang sama Aslan….. “

“saya tahu Bang…..”

Adiba mengerti masalah lama yang melibatkan keluarganya dan almarhumah Fia yang selama ini melekat di ingatan mereka, membuat Fitri dan Yahya jadi berubah. Dia ingat bagaimana Fitri menangis waktu Nafia berpulang ketika itu, foto-foto mereka berdua di IG Fitri dan mendiang Fia pun banyak bertebaran, seakan jadi bukti bagaimana Fitri begitu mencintai mendiang adiknya

“salam buat Kaka….”

“iya… nanti disampaikan yah….”
 
Kalau saya jadi Aslan, saya tetap pilih ngurus usaha sendiri. Bukan karena dendam, tapi supaya bsa dekat dgn keluarga. Namun, karena hutang budi, jika saya jadi Aslan, saya pun bersedia membantu dgn cara mengakuisisi Delta agar bsa dikelola dgn baik....
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd