Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT Dilema Sebuah Hati

Arvind dengan lembut menyentuh pipi ade nya sambil senyum dengn gemes wkwkwk kira kira seperti itu lahh 😅😅😅
 
PART LI



Almahyra Noura Syahril



Bau yang higenis dan khas ruang perawatan rumah sakit tercium di hampir semua area yang ada di ruangan maupun di seputaran lingkungan rumah sakit khusus anak dan ibu ini. Ruangan VIP di salah satu kamar perawatan pun sama, pagi ini ada rasa yang berbeda yang dirasakan oleh keluarga yang kebetulan berkumpul disini.

“assalamualaikum….” Sapa Ulfa dan Anissah yang pagi ini sudah bergegas lebih dahulu ke rumah sakit untuk menemui anak dan menantu serta cucu mereka yang baru lahir tadi malam.

“wa alaikumsalam….”

Wanita paruh baya itu lalu mendekati Adiba yang terbaring di ranjang

“sama siapa, Ma?” tanya Adiba, sambil dia mengulurkan tangannya dan mencium tangan wanita itu, lalu dengan penuh kehangatan Ulfa memeluk menantunya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Anissah, dia memeluk anaknya itu. Lalu Linda mencium tangan Adiba dan memeluknya dengan hangat.

“bertiga?”

“iya…. Abang lagi beresin Arvind sama Ravi….” Sambung Ulfa

Adiba bingung mendengarnya

“ngga mau sekolah, maunya kesini lihat ade bayi….”

Mereka tertawa semuanya

“kita bertiga sudah siap dari selesai sholat subuh, jadi duluan kesini….”

Ulfa lalu membantu Adiba yang hendak menggeser tubuhnya sedikit

“jangan banyak gerak dulu….” Nasehatnya ke sang menantu

“iya Ma….”

“takut jahitannya nanti….”

Adiba tersenyum mendengar petuah dari sang mertua

Lalu

“selamat pagi…..”

“pagi Sus….”

Suster datang sambil membawa bayi kecil untuk disusui oleh ibunya

“halo sayang…..” mereka bertiga langsung mengerubungi sang bayi

“sini sayang sama nenek…..”

Ulfa dengan lembut mengangkat sang bayi, terlihat sekali kalua dia sangat antusias dengan cucunya ini. Rasa sayang seorang nenek benar-benar terlihat dari perlakuannya dan kehati-hatiannya dalam mengambil sang cucu dari box bayi.

Dia menggendong sebentar sebelum menyerahkan ke sang ibundanya untuk disusui.

“cantiknya cucu nenek……”

Mata bayi yang belum terbuka sempurna, dan mulutnya bagaikan hendak menangis haus.

“iya sayang…nih, minum yang banyak yah…..”

Dengan hati-hati dia meletakkan sang bayi disamping ibunya untuk disusui.

Mereka tersenyum saat dengan rakusnya sang bayi mulai menyedot susu dari ibunya.

“ mirip, Dek Linda kata Mama…..”

Linda tersenyum malu-malu

“iya…. Mirip auntinya sama ayahnya…. “

Almahyra Noura Syahril. Demikian nama buah hati Aslan dan Adiba. Almahyra adalah nama mendiang yang mereka sematkan di nama sang bayi, sedangkan Noura adalah nama pemberian dari Ulfa untuk cucunya ini, cucu pertamanya.

“Si Indri ngga mau nyusuin bayinya lho, Ma…” ujar Linda menceritakan kawan kuliahnya yang sudah menikah dan punya bayi, tapi tidak ingin menyusui anaknya.

“kenapa?”

“ngga tau, jadi disedot taruh di botol, baru dikasih ke anaknya…”

“itu mah ngaco…” timpal Anissah

“iya… aneh…”

“takut bentuknya rusak kata dia…” ujar Linda lagi

“sembarang aja…. justru asi itu bagus buat anak… “

“iya Jeng…. mereka berdua almarhumah semua aku susuin….” kata Anissah

“iya, sama…..”

Adiba tersenyum mendengar penuturan dua nenek ini menceritakan pengalaman masa lalu mereka.

“aku si abang sih deman banget netek…. si Ade ini… ngga mau netek… sampe sakit dulu nenen aku….” cerita Adiba tentang pengalaman dia untuk kedua anak sebelumnya.

“Kaka…. nanti protes dia dipanggil Ade…” Anissah mengingatkan Adiba agar jangan sebut Arvind lagi dengan panggilan adik.

“oh iya….”

Mereka semua tertawa

“masa sih? si Ade ngga mau dipanggil Ade lagi?” tanya Ulfa

“iya Ma… dia kaka katanya, biar Alma yang dipanggil ade….”

Adiba dan Anissah sangat bahagia hari ini, karena setelah sekian lama hubungan mereka renggang dengan Ulfa, hari ini tepatnya semalam setelah Ulfa datang dan ikut mendampingin Adiba, serta berdoa meminta ampun sama Allah, akhirnya bayi yang ditunggu hadir juga.

“repot deh tadi…. maunya pake baju yang keren, sudah siapin bunga buat adiknya….” celoteh Anissah

“wanti-wanti kalau ngga mau sekolah, karena mau lihat adiknya….”

Semua tertawa mendengar itu.

Adiba hanya bisa mensyukuri apa yang saat ini Allah beri untuk dirinya terutama. melihat betapa antusiasnya mertuanya dalam memperhatikan cucunya, bahkan cenderung agak cerewet terhadap Adiba, dia sangat terharu melihatnya. Impian dan harapannya untuk bisa diterima oleh mertuanya sebagai menantu dengan segala keterbatasan yang dia punya, kini Allah jawab dengan kehadiran Alma dalam hidupnya.

“aduh, nenen mami jadi gede putingnya dah….. “ seloroh Adiba sambil mentoel pipi putrinya

“udah ngga apa-apa, sekarang mah anak yang utama….” Tepis Ulfa

Semua tertawa mendengar ucapan Ulfa.

“ngga usah kuatir, ayahnya ngga bakal kemana mana…..” ujar Ulfa lagi

Adiba tertawa

“iya, semua pada kuatir kalo selesai lahiran itu bentuk tubuh lah, nenennya turun lah…. “ timpal Anissah.

“ngga Mpok…. kalo Aslan saya jamin, kalo masalah setia, dia luar biasa deh….”

Semua tersenyum simpul

“benar, bukan bilang gimana… si abang itu kalo sudah sayang… mirip papanya… “ seperti promosiin anaknya si Ulfa

“iya bener…..”

Anissah membenarkan dalam hatinya

“makanya saya bilang sekaligus wanti-wanti sama Kevin, kalau sudah serius, jangan aneh-aneh sama Linda… “

“mama ih…” Linda agak malu mendengarnya

“kenapa emang, Ma?” Tanya Adiba

“lah, Pak RT aja sampe sekarang sawan sama dia…. apalagi dengar ade disengajain? bisa-bisa masuk ICU tuh Kevin….” ujar Ulfa lagi disambut tertawa mereka.

Lalu Alma menyudahi sesi meneteknya, seperti sang bayi sudah kenyang. Langsung dimabil oleh Anissah, lalu kemudian bergantian digendong Linda dan akhirnya pindah ke tangan Ulfa lagi.

“sayang… kesayangannya nenek…. cintanya Umi sama Abah…. “ Ulfa dengan sangat girang menimang cucunya, sambil bercanda dengan Alma, sesekali Anissah ikut mengusap usap sang cucu, cucu perempuan pertama baginya.

“iya sayang…. Nenek ada disini sayang…. “ canda Ulfa lagi ke cucunya.

Matanya bagaikan tidak percaya bahwa sosok mungin ini adalah cucunya, darah dan dagingnya yang kini membuat hidupnya serasa berbeda. Kekesalan dan kemarahannya akan tindakan anaknya kini seolah terlupakan oleh Ulfa, yang ada di hatinya saat ini adalah kebahagiaan yang sempurna dengan hadirnya Alma.

Adiba tidak mampu membendung rasa harunya. Sepintas Linda sempat melihat Adba menghapus airmata disudut matanya, dia bisa memaklumi apa yang dirasakan oleh kakak iparnya tersebut. Sekian bulan hubungan mereka harus renggang dan berjarak, namun hadirnya Alma membuat semuanya cair dan mengalir kembali.

Begitu banyak kebahagiaan yang Allah kasih untuk dirinya dan keluarga kecilnya saat ini, namun apa yang dia lihat dan saksikan sekarang ini, putri kecilnya yang baru saja hadir, dan digendong serta ditimang oleh kedua neneknya, rasanya bagaikan hujan yang hadir menyapu kemarau panjang yang selama ini membuat hidupnya bagaikan damai tapi gersang. Dicintai dan disayang oleh suami dan anak-anaknya, namun belum diterima oleh mertuanya.

Ada genangan airmata di mata sang nenek….

“Ma…..” sapa Linda sambil membelai bahu ibunya

Ulfa tersenyum tanpa bisa menyambunyikan rasa harunya

“cantiknya cucuku….”

Linda tersenyum melihat kebahagiaan di mata mamanya

“mungkin, jika papamu ada saat ini…. Dia akan sangat bahagia melihat Alma…..” tutur Ulfa perlahan, yang membuat Linda terdiam, dan melambungkan angannya kembali ke sosok keras, yang hingga dia tutup mata belum sempat berbaikan dengan abangnya.

Sosok tangguh dan tekun, sama dengan abangnya, semua pekerja keras dan keras kepala, namun punya kesamaan dalam hal mencintai keluarganya. Sama-sama punya cita-cita indah akan keluarga yang selalu, yang mungkin jika masih ada maka akan selalu bangga dengan apa yang dicapai anaknya, apalagi melihat cucunya saat ini.

“udah Ma…. Papa pasti senang melihat Alma dari Atas Sana….” Hibur Linda.

Adegan yang membuat Adiba mau tidak mau ikut hanyut dan merasakan rasa haru melihat hal ini, apalagi mendengar dialog yang dia dengar meski samar di kupingnya.

Dialog yang mengingatkan dirinya akan satu sosok

Sosok yang sangat dia cintai

“De…. Semoga Alma bisa selembut dirimu, secantik wajahmu, dan sebaik hatimu yah……”

Dia dan Aslan sudah bertekad akan membawa Alma dan kakak-kakaknya untuk berkunjung ke Nafia jika sudah bisa diajak keluar nantinya. Dia ingin anak-anaknya tetap kenal dan tahu, bahwa ada sosok yang sudah mengawali secara tidak langsung untuk membawa semua kebahagiaan ini kedalam keluarga mereka.



*************************


“assalamualaikum……”

Suara kecil dan renyah milik Arvind dan Ravi terdengar dari balik pintu kamar inap VIP ini

“walaikumsalam….”

“halo……”

“ade…… abang….” Suara Linda bersamaan dengan Ulfa

“nenek…..” sapa Arvind dan Ravi

Mata Arvind dan Ravi langsung tertuju ke adiknya yang sedang digendong oleh Umi

“ade……” mata takjub mereka seketita muncul dari binar-binar mata kedua anak itu melihat adiknya untuk pertama kali.

“dia cantik yah……” ucap Ravi

“halo ade…..” jari telunjuk Arvind menyentuh pipi sang adik

“kaka sama abang kok ngga salim mami?” protes mamanya

“eh iya…lupa…. “ Arvind tertawa.

Mimik lucunya seketika jadi bahan tertawaan

Dia lalu mencium tangan neneknya, auntinya, lalu uminya, dan terakhir dia lari memeluk maminya. Hal yang sama juga dilakukan oleh Ravi.

“ayah mana?”

“lagi parkir….”

“ senang ngga?”

“senang banget…..”

Keduanya kembali mendekati adiknya

“cewek kan umi?”

“iya, cewe dong…..”

“Namanya Alma…. Panggilnya dede Alma…”

Arvind dan Ravi bergantian mencium kepala adiknya yang masih terbungkus kain bedong.

“dia bisa lihat ngga, Umi?”

“bisa dong…..”

Mata dan tatapan kedua abangnya seakan tidak mau lepas dari adiknya. Adik kecil yang mereka sudah tunggu sekian lama, akhirnya sekarang ada di hadapan mereka.

Aslan yang kemudian datang menyusul, kemudian menyalami kedua orangtuanya, adiknya lalu mencium kepala anak bungsunya, lalu menghampiri istrinya dan memeluk serta mencium kepala istrinya.

“abah?”

“nanti nyusul kesini…. Jemput jiddah….”

“lah? Tadi subuh aja dia pulang… sekarang pagi ini mau kesini lagi?”

“iya, Mi…..”

“waduh…..”

“biarlah Mpok…. Mau lihat cicitnya…..”

Suasana kamar serasa menajdi hangat dan penuh keindahan.

Alma kemudian berpindah ke pelukan ayahnya. Sambil duduk dan memandang putrinya, dia diapit oleh oleh Arvind dan Ravi, yang terus-terusan melihat wajah adiknya dengan takjubnya. Sambil membahas rencaanya nanti jika adiknya sudah pulang, sampai mengatur dimana adiknya tidur nanti.

Ini membuat mereka tertawa mendengar semua celotehan Arvind. Dia sedikit cerewet dibandingkan abangnya yang agak kalem.

Aslan dan Adiba hanya bisa saling berpandangan penuh arti. Ada raut kebahagiaan dan rasa yang tidak bisa terucap, namun wajah bahagia dan penuh sukacita tergambar jelas dari sorot mata mereka. Melihat antusiasnya anak-anak mereka akan hadirnya anggota baru, lalu berbaikannya kembali hubungan mereka dengan Mama Ulfa, seakan menjadi titik baru dalam hidup mereka.

“mami happy banget……”

Aslan bisa melihat linangan airmata di mata istrinya, dia tahu itu linangan airmata bahagia, sebahagia dirinya saat ini, yang sudah menjadi pria yang komplit, sebagai ayah dengan hadirnya Alma dalam hidup mereka.

“iya sayang…..”

Lalu

“nanti kita bawa Alma ketemu Fia yah, Yah……”

Anggukan pelan dari kepala Aslan.

Aslan dan Adiba bagaikan semakin mendapat banyak kebaikan Allah saat melihat Arvind yang tadinya protes karena Alma harus dibawa ke ruangan bayi oleh susternya dulu, lalu kini merepek ke neneknya.

Mungkin efek kerinduan dia yang sudah lama tidak bertemu dengan neneknya, yang jiwa kecilnya bagaikan tidak tahu dengan amarah sang nenek yang membuat dia harus kena imbas, dia dengan manjanya memeluk neneknya, yang tidak henti-hentinya memeluk cucu kesayangannya itu.

“nek… khan kaka ketemu Hasan…..” celetuknya sambil memeluk neneknya

Ulfa yang masih agak bingung menyesuaikan panggilan Arvind yang biasanya dipanggil ade menjadi kaka, agak mengerutkan keningnya

“Hasan mana?” sambil mengucek rambut Arvind

“Hasan, teman kaka….”

Ulfa masih bingung

“Hasan anaknya Mang Pepen…. Warung depan kita, Ma…. “ terang Linda

“yang nangis karena dipiting ama ade itu lho…..”

Ulfa ingat seketika anak di warung depan tokonya yang pernah dibuat nangis sama Arvind gara-gara main bareng, lalu dipiting sama Arvind. Seketika dia tertawa

“oh… ketemu dimana sama kaka?”

“ di Indomaret Umi di depan…..”

“trus?”

“dia nanya, kok kaka ngga pernah main ke pasar lagi…..”

Ucapan Arvind agak sedikit membuat Ulfa jadi serba salah

“trus kata Kaka, neneknya ngga pernah mau ajak kaka lagi…. “ dengan polosnya bocah itu berceloteh

“Kaka……” tegur Uminya mengingatkan

Ulfa tertawa agak false sedikit nadanya sambil memeluk

“emang iya, nenek marah sama kaka…. Waktu kaka datang, nenek langsung masuk kamar….”

“ngga kaka….” Neneknya langsung menutup mulut Arvind sambil tersipu malu

“udah-udah, nanti nenek ajak lagi ke pasar yah….”

Semua tersenyum melihat Arvind yang sedang menskak neneknya itu

“beneran Nek?”

“Beneran….” Sambil memeluk badan gendut yang lucu itu

“asyik….”

Adiba hanya tersenyum melihat anaknya yang seakan tidak sungkan dengan neneknya. Suasana mereka semakin cair dan kini sudah kembali bahkan lebih erat lagi dibanding sebelumnya. Semua jadi merasakan kebahagiaan sebagai keluarga besar yang kini Bersatu dan tanpa ada lagi rasa kesal dan amarah, yang ada hanya rasa saling sayang dan penuh kebahagiaan dengan hadirnya Alma



**********************​

Suasana semakin ramai saat Jiddah, beberapa saudara dari Ulfa dan Anissah juga datang membesuk bersamaan dengan datangnya Jafar.

Jafar agak kecewa karena cucunya masih diruangan bayi.

“bentar lagi dibawa kesini lagi Bah…..”

“iya….”

Lalu

“kado banyak datang dari pagi…. Karangan bunga juga banyak tuh sampai di ruangan suster…” Ujar Jafar

“anak ini banyak bawa berkah…..” sambung Jiddah

“aamiin…”

Ucapan selamat memang selain dari keluarga, internal karyawan dari Sinergy Almahira, hingga banyak dari kenalan dan rekan bisnis, bahkan dari luar kota pun banyak dikirim hingga hadiah untuk anak yang baru saja lahir ini.

Dan dari sekian banyak baby born greeting yang datang, ada satu karangan bunga yang berwarna putih nuansanya, dengan sebuah balon biru sebagai hiasan diatasnya.

Dan ucapannya yang membuat Aslan agak kaget

Selamat untuk kelahiran putri tercinta dari Bapak Aslan dan Ibu Adiba, Alhamahyra Noura Syahril.

Yahya dan Fitri – Komisaris PT Delta Serasi


Dan saat Aslan membuka whatsappnya, terdapat dua panggilan dari Yahya dari sekian pangilan yang masuk, serta banyaknya whatsapp yang terkumpul di inboxnya, ikut memberi ucapan selamat. Dan waktu Aslan hendak membalas, tiba-tiba ada panggilan masuk, dan nama Yahya muncul di layar.

Setelah agak didiemkan sesaat oleh Aslan, dia lalu mengangkat panggilan itu

“Halo….”

“assalamulaikum, Aslan”

“wa’alaikumsalam , Bang….”

“gimana kabar?”

“alhamdulillah sehat Bang….”

“selamat yah, atas kehadiran putrinya……”

“aamiin Bang……”

“jadi anak yang berbakti untuk bangsa, orang tua dan terutama untuk Allah SWT….”

“makasih Bang….”

Adiba hanya tersenyum melihat suaminya yang sedang berbicara di telepon sambil berjalan di pinggir jendela kamar, dia bisa dengan mudah mengenali siapa yang menelepon dari suara dan intonasi suaminya berbicara serta panggilannya yang khas.

“siap Bang…..” Aslan menutup teleponnya

Dia lalu menghampiri istrinya

Sambil sedikit menundukkan wajahnya, dia berbisik ke istrinya, karena banyak orang di kamar termasuk Mama Ulfa yang masih ada disitu

“minggu depan mau ke Jakarta, mau main ke rumah katanya….”

Adiba tersenyum

“sendiri? Atau?”

“ngga bilang….. Cuma bilang mau ke rumah….”

Entah apa yang ingin Adiba bilang dengan situasi seperti ini. Dia ingat bagimana saat mereka memecat Aslan dan seakan mengusirnya dari Makasar tanpa mengingat siapa dan apa jasa Aslan selama ini.

“biarlah Yah…. Kita kan ngga pernah memulai ini…. Kalau semuana berjalan dalam damai kembali kan baik adanya…..” akhirnya Adiba memilih berdamai dengan hatinya

Aslan tersenyum sambil mengusap kepala istrinya

“iya Mi…..”

Adiba merasa sangat beruntung sekali dan dia semakin diyakinkan bahwa Allah selalu menolong disaat yang tepat, termasuk dengan membaiknya semua hubungan mereka dengan banyak orang yang tadinya sempat renggang akibat bersikerasnya mereka berdua untuk tetap maju melangkah dan menikah, kini semua hadir menghampiri, yang diyakini oleh Adiba bahwa ini berkah Allah lewat anaknya Almahyra.

Anak yang baru sehari usianya, namun efek yang dihasilkan sudah membawa banyak berkah dalam kehidupannya bersama Aslan, sekaligus mendamaikan banyak pihak yang selama ini menentang tindakan mereka untuk bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd