Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG DILEMA

Issshh kenapa msh aja manggil gue om, padhl gue kan cewek, capeek deh.
Menarik updatenya, terima kasih om @lovers45, sudah bersedia melanjutkan ceritanya yang tertunda.
Padahal awal2 udah tau kan om Kuciah.... wis tak kandani lho....

eh....kandani karo ID lawasku ding....
jancuuk...dadi kelingan ID lawas:aduh:
 
Part 27. Dilema lagi.


Kini aku, ya aku Arjuna Dwipa sudah berada dihalaman rumah milik keluarganya Dita, Oh ya halaman rumah Dita lumayan luas, saking luasnya bisa tuh diparkirin 5 mobil sekaligus, kalo dibandingkan halaman rumahku sih ya beda jauh, halaman rumahku sih cuma muat 2 mobil saja. Eh eh kok ini bahas halaman dan mobil sih, kan Ar kesini mau ketemu sama Dita to, ya kan.

Lalu aku turun dari Guntam, setelah memarkir guntam, aku pun menuju ke pintu rumahnya Dita.

" Permisi " Ucapku yang mana aku udah berada didepan rumah Dita yang saat ini dalam keadaan terbuka.


" Maaf mas kalo minta sumbangan gratis mas " Seru dari dalam rumah.

buseeeet ganteng ganteng gini dikira peminta sumbangan, suwek nih orang, siapa sih yang njawab tadi, Dita apa kakaknya sih. Oh ya Dita tuh punya kakak, dan kakaknya Dita itu namanya mbak Dara, dan mbak Dara saat ini masih kuliah, mungkin seangkatan sama mbak Putri.

" Permisi " Ucapku sekali lagi dan aku berharap penghuninya langsung menemuiku biar nggak dikira peminta sumbangan lagi.

" Maaf mas tak ada sumbangan sumbangan mas " Serunya lagi dan lagi lagi aku dikira peminta sumbangan. Apa memang Ar ini pantas ya jadi peminta sumbangan.

" Maaf ya saya ini Arjuna, saya mau ketemu sama Dita, bukan minta sumbangan ya " Ucapku sedikit lantang. Jengkel rasanya dibilang peminta sumbangan.


Beberapa saat kemudian kulihat ada seorang cewek setengah berlari dari dalam menuju ketempatku berdiri, dan cewek itu tak lain dan tak bukan yakni mbak Dara kakak sepupunya Dita.

" eh maaf ya Ar, aku kira tadi peminta sumbangan, sekali aku minta maaf ya Ar " Ucap mbak Dara yang ketika sudah berdiri dihadapanku.

" I i iya gapapa kok mbak " Ucapku sedikit tergagap saat melihat mbak Dara.

Gimana tak tergagap coba, ada seorang cewek berdiri 2 langkah dihadapan, trus ceweknya itu make pakean yang minim lagi, dan sebagai cowok normal tentu dong aku terpesona, bukan terpesona doang tapi juga terangsang. ya saat ini mbak Dara lagi make tangtop trus celana ketat setengah paha, buseeeet bikin otong Ar ngaceng aja.

" mau nyari Dita ya Ar " Ucap mbak Dara yang cuek cuek saja saat kupelototin. aku fikir mungkin mbak Dara sudah terbiasa make gitu, jadi ya nggak kaget ada yang melototin.

" Ya mbak, Dita nya ada " Ucapku yang kini tak lagi memandang dengan tatapan birahi tapi dengan tatapan biasa biasa saja, sengaja sih biar mbak Dara tak mengira aku cowok mesum, kalo sampe mbak Dara mengira aku cowok mesum bisa gawatkan, sangat gawat malah.

" Ada kok, ya sudah mbak panggilin ya, tapi sebelumnya masuk dulu gih Ar " Ucap mbak Dara.

" Ar duduk disitu aja mbak " Ucapku sembari menunjukan kursi diteras.

" Ya sudah, tunggu bentar ya Ar mbak panggilin Ditanya " Ucap mbak Dara.

" Ya mbak " Ucapku sambil menuju kekursi tamu diterasnya Dita setelah mbak Dara cabut menemui Dita.

Lagi, setelah beberapa pekan lamanya aku kembali duduk disini. Kursi ini, meja ini masih tetap sama, baik bentuk juga warnanya, bahkan posisinya tetap sama. aku jadi teringat waktu itu, dimana saat itu aku menemani Dita semalam suntuk disini, waktu itu sih pas ulang tahunnya Dita, dan Dita memintaku menemaninya disini, aku sih seneng seneng aja, bahkan sangat heppi malah. Memang selain aku suka pada Dita, kami juga sangat dekat, ya bisa dibilang TTM gitu, tapi itu dulu, sekarang rasa sukaku ke Dita telah pudar, masalahnya bukan karna aku punya Citcit, tapi aku masih sakit hati ketika inget Dita menerima teman sekelasnya itu, siapa lagi kalo bukan si Andre sok keren itu, bahkan saking keselnya, aku tak mau lagi TTM an sama Dita, aku sadar sih aku egois, tapi mau gimana lagi, kesel sih saat inget waktu itu.


Oh iya, Dita mana, sudah sepuluh menit lo Ar nungguin tapi Ditanya ndak muncul muncul juga, trus itu mbaknya juga ndak nyamperin Ar lagi, ada apa sih ini sebenarnya.

Apa baiknya samperin aja ya ke kamarnya, tapi ndak deh, nanti dikira Ar tak punya sopan santun lagi, tapi kalo ndak disamperin sampai kapan Ar nungguin Dita keluar.




Saat aku tengah nunggu Dita, tiba tiba aku dikejutkan dengan pemandangan yang membuatku tak percaya. Aku melihat ibunya Dita diantar pulang sama anak abg, wah jangan jangan ibunya Dita selingkuh ini, inginku melabrak ibunya Dita yang sudah berani selingkuh itu, namun cepat cepat kuurungkan niatku, karena ternyata abg itu anaknya ibunya Dita, adiknya Dita gitu, untung saja aku tak jadi melabrak, yang ada aku yang kena malu tadi.

" Eh ada nak Arjuna to " Ucap ibunya Dita yang kini ada didekatku.

" Iya bulek, ini mau ketemu sama Dita bulek " Ucapku setelah salim ke ibunya Dita. Sementara itu adiknya Dita sudah masuk kedalam rumah setelah salaman denganku.



Oh ya ibunya Dita bernama Astuti, dan aku memanggilnya dengan sebutan bulek. Bulek Astuti ini seumutran dengan ibu, dan bu Astuti ini orangnya cantik sama halnya ibuku, tapi bedanya bu Astuti ini lebih terawat saja ketimbang ibu, lagian bu Astuti ini kan guru sd jadi ya penampilannya harus keren to, kalo ibu mah Irt jadi asal asalan gitu penampilannya. Tapi seandainya ibunya Ar itu mau dandan mungkin ibunya Ar itu jauh lebih cantik ketimbang bu Astuti.

" Trus Dita nya mana nak Arjuna " Ucap bu Astuti yang kini sudah duduk dikursi, yang mana posisinya tepat didepanku.


" Dita nya em belum keluar bulek, entah kenapa tuh Dita, nggak biasanya kayak gini " Ucapku seolah olah tak terjadi apa apa dengan Dita, padahal aku sangat tau kalo Dita sangat kesel sama aku, tapi tak mungkin kan kalo aku ceriita yang sebenarnya ke ibunya Dita, bisa bisa ruwet ntar, lagian aku juga tak enak sama bu Astuti kalo aku lagi berantem sama anaknya.


" Bulek tau kok kalo kalian lagi marahan, Dita sendiri yang cerita ke bulek, sebenarnya bulek tak mau ikut campur nak Ar, karena ini masalahnya anak muda, tapi jujur ya nak Ar, bulek sebenarnya sangat menyayangkan kalo kalian berantem kayak gini, apalagi bulek tau kalo nak Ar ini sudah punya pacar, jujur nak Ar, bulek tak ingin kalian berantem, malahan bulek ingin kalian itu pacaran, sukur sukur kalo kalian bisa menikah nantinya, betapa senangnya hati bulek nak Ar, bahkan bulek sudah dari dulu dulu menginginkan kalian itu berjodoh lo nak Ar, tapi mau bagaimana lagi semua sudah ada jalannya dan bulek tak bisa berbuat banyak untuk menjadikan kamu menantu bulek, sedih hati bulek nak Ar " Ucap bu Astuti dengan nada yang penuh keseriusan.

Dan aku yang mendengar ucapan bu Astuti hanya bisa terdiam, kelu lidahku tuk berkata kata, aku tak menyangka kalo bu Astuti bakal berkata demikian, apa yang harus lakukan, masa' sih aku mutusin Citra dan jadian sama Dita. Ini benar benar membuatku Dilema, disisi lain aku tak mau mutusin Citra, disisi lainnya aku juga tak tega melihat bu Astuti sedih, mana bu Astuti sudah begitu baik padaku lagi, ahhhh kenapa sih bisa seruwet ini masalahya, trus entar kalo Citra bertanya aku mau jawab apa coba, masa' iya mau jawab kalo ibunya Dita kepengen aku jadi menantunya, pasti Citra jadi sedih dan bisa bisa Citra bakalan ninggalin aku , karena kemungkinan Citra pasti memilih mengalah, agggghhhrrr tidak tidak, aku tak mau kehilangan Citra.

" Ibu jangan ngelantur, Ar itu sudah punya pacar bu " Seru Dita tiba tiba yang muncul dari ambang pintu rumahnya.

Uaduhhh kok Dita muncul sih, mana munculnya disituasi yang tak tepat lagi, apes bener nasibku hari ini. Tapi tunggu tunggu, kok Dita dandanannya cuantik bener sih, suuaangat cantik malah, sampe sampe aku melongo karenanya. Ah jadi DILEMA lagi nih antara memilih Dita yang ternyata begitu cantik kalo mau berdandan seperti ini, apalagi ibunya juga mau aku jadi menantunya, trus Citra juga yang tak kalah cantik, dan Ortunya juga menginginkan aku jadi menantunya, aduh aku jadi bimbang ini, dan aku harap jangan ada lagi ada ibu ibu lainya yang inginkan aku jadi menantunya, bisa pecah kepalaku entar.

" Dita, apa salahnya jika ibu ingin nak Ar jadi menantu ibu, lagian kamu juga cinta to sama nak Ar, kalo masalah nak Ar punya pacar ya lumrah lah, kan nak Ar ini ganteng to " Ucap bu Astuti.

Dan tentu saja ucapan bu Astuti membuatku jadi gede kepala, dan Ternyata tak hanya kaum muda ya yang bilang kalo Ar ini ganteng, ibu ibu juga rupanya.


" Ya sudah kalian selesein masalah kalian, dan kamu nak Ar cobalah renungkan yang bulek katakan tadi ya, semoga kamu tak mengecewakan bulek " Ucap bu Astuti dan lepas itu kulihat bu Astuti beranjak masuk kedalam rumah.

" Aku mau pergi, tuh yang jemput aku sudah datang " Ucap Dita sambil menunjuk ke arah halaman rumahnya.

Lalu aku menoleh kearah yang ditunjuk Dita. JEDDEEEERRR ternyata benar ada cowok datang dengan memakai sepeda motor, suara motornya menderu deru terasa merdu ditelinga, ,dan motor cowok itu sangat keren, sesuai dengan suara knalpotnya, niinja 4 tak woy, tapi parahnya Ninja 4 taknya itu dijejerin disamping Guntamku, bener bener Rese tuh orang, ngehina banget. Tapi tapi siapa sih orang itu, Ar tak kenal pun, trus punya hubungan apa orang itu sama Dita, apa jangan jangan cowoknya Dita ya.

" maaf ya tuan putri telat datangnya " Ucap Cowok sok keren itu, mana nyebut Dita pake tuan putri lagi, lebay.

" Gapapa kok, yuk cabut, tapi tunggu deh aku mau ijin dulu bentar " Ucap Dita dengan nada dimanis manisin. Lalu Dita pun masuk rumah pastinya mau minta ijin ke ibunya.

" Silahkan tuan putri " Ucap Cowok itu lagi.


Mau muntah rasanya ngedenger mereka bermanis manis gitu.

Tapi apa bener ya mereka berdua jadian, tapi sejak kapan, bukannya Dita masih sama Andre ya, ah udahlah urusan mereka berdua ngapain pusing. Tapi Dita kok bisa dandan secantik ini ya, kok sama Ar tak pernah tuh dandan secantik ini, ah nyesel deh dah nyuekin Dita.


Tak lama kulihat Dita sudah kembali, mungkin sudah di ijinin sama ibunya.

" Yuk berangkat " Ajak Dita ke cowok sok keren yang sedang duduk tepat dihadapanku.

" La ini ada tamu, masa" ditinggalin begitu aja " Ucap Cowok sok keren itu sambil memandangku.

Jangkrik sok peduli dia.

" Nggak penting dia, yuk ah berangkat " Ucap Dita sambil menarik lengan sicowok sok keren itu.


" Ya udah, eh brow cabut dulu ya " Ucap cowok sok keren yang sok sok an care kepadaku. Habis itu cowok sok keren menggandeng tangan Dita menuju ke motornya. Sesampainya kulihat cowok sok keren itu memakaikan helm ke Dita, dan Dita terlihat seneng seneng aja gitu, lalu sicowok sok keren itu naik ke motornya dan setelahnya Dita pun membonceng dibelakang sicowok sok keren itu.


'" Pegangan " Ucap sicowok itu ke Dita dan Dita seperti tersihir lantas merangkulkan kedua tangannya keperut cowok sok keren itu. Dasar sok mesra banget.




Mending ikutan cabut ah, oh iya minta ijin pulang dulu deh, ntar dikira tak punya sopan santun lagi main pulang pulang aja. Setelah pamitan aku pun pulang eh kerumah bu Ana nding. Lalu kuarahkan Gumtamku kerumah bu Ana.

Disepanjang perjalanan kerumah bu Ana, aku terus kepikiran tentang Dita, penampilan Dita, sicowok barunya Dita, juga sama perkataan dari ibunya Dita, semakin ku pikirkan semakin membuatku bimbang, dan kembali aku merasa DILEMA LAGI.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd