Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dina - Maafkan Aku Jika Mulai Menikmatinya

Apakah cerita ini bisa membuat pembacanya terangsang ??

  • Ya

    Votes: 300 96,2%
  • Tidak

    Votes: 12 3,8%

  • Total voters
    312
EPISODE 8 : KEHANGATAN UNTUK PAK YANTO (BONUS TAHUN BARU)



Suasana ruang tamu rumah ku terasa begitu sangat dingin yang menyapu setiap pori – pori yang ada dibadan ku, karena diluar sana hujan mulai turun dengan derasnya dan belum menampakkan tanda – tanda kalau akan berhenti. Karena dalam beberapa tahun belakangan, setiap dimalam tahun baru hujan selalu turun dengan derasnya. Tentunya bagi yang diluar hujan adalah halangan, namun bagi ku saat ini hujan membawa suasana yang lain dirumah ku. Namun berbeda dengan keadaan ku saat ini, bukannya merasa dingin tapi malah merasa panas dan bercampur nafsu yang terus membara dan membakar birahi ku karena sedari tadi terus dipancing oleh pak Yanto. Tangan ku yang dibimbing pak Yanto mulai menggenggam penisnya dan sambil mengocoknya perlahan dengan arahan dari pak Yanto.

Yanto : Ouugghhhh…. Aahhhh.. tangan mu lembut Nuk.. (desahan pak Yanto karena menikmati kocokan tangan ku pada penisnya)

Aku pun begitu takjub dengan perubahan penis pak Yanto, yang semakin aku kocok semakin terasa membesar di genggaman ku. Bisa kurasakan penisnya semakin terasa keras dalam genggaman ku yang mulai terbiasa memberikan kocokan di penisnya.

Yanto : Mau cobain gak Nuk (ucap pak Yanto di setengah berbisik di telinga ku)

Dina : Apanya pak ? (tanya ku heran sambil menatap pak Yanto karena tidak mengerti apa maksud dari pertanyaan)

Yanto : Di emut Nuk, bapak pengen kamu ngemutin kontol bapak… (jawab nya lagi yang semakin frontal. Tentunya permintaan cabul dari pak Yanto kembali membuat darah ku kembali berdesir. Aku tau kalau diluar sana ada wanita yang mau mengulum penis dari laki – laki yang dicintainya untuk memberikan kepuasan dalam bercinta. Dulu mas Wawan juga pernah meminta ku untuk mengulum penisnya, namun aku selalu menolak karena tidak suka dan jijik kalau melakukannya)

Dina : Dina gak mau pak, jijik … (protes ku menolak permintaan dari pak Yanto, sambil berusaha untuk menghindar dengan menjauh kan badan ku. Tapi aku kalah cepat, pak Yanto pun dengan cepat menahan badan ku)

Yanto : Mau yaa Nuk, kontol bapak udah bersih kok. Tadi kan sebelum kesini bapak mandi dulu (ucap pak Yanto kembali sambil tangannya kini mengelus rambut ku untuk merayu agar aku mau melakukan keinginannya)

Dalam keadaan ragu, pak Yanto mencoba kembali mencium ku seakan sedang membujukku untuk menuruti keinginannya. Kembali bibir ku di pagutnya dengan begitu sangat liar dan nakal sampai lidahnya kini berusaha menyeruak masuk kedalam rongga mulutku. Perlakuan pak Yanto lagi – lagi membuat tubuh ku melemas, dengan elusan lembutnya justru kini aku menjadi sangat rileks yang sekarang bibir ku pun dengan sendirinya membalas pagutan pak Yanto dengan hangat dan lembut. Aku yang sudah kembali terhanyut didalam nafsu mulai mengulum juluran lidah pak Yanto dan menjilatnya dengan lidah ku. Disaat gantian kini lidah ku yang juga telah masuk kedalam mulut pak Yanto, tentunya memberikan kesempatan bagi pak Yanto untuk mengisap lebih kuat dari apa yang aku lakukan terhadap lidahnya.

Tentunya perlakuan pak Yanto semakin membuat perasaan ku melambung tinggi, seharusnya aku tidak berbuat sejauh ini mengingat aku masih berstatus seorang istri. Tapi karena satu dan lain hal, aku pun semakin nekat untuk melakukannya. Setiap cumbuan penuh nafsu yang diberikan pak Yanto membuat ku kini semakin melayang – melayang, hingga aku bisa merasakan kini tangan pak Yanto sudah berada di payudara ku. Remasan tangan pak Yanto saat memainkan payudara ku semakin menambah dorongan birahi yang keluar dari dalam tubuh ku. Hebatnya lagi, kini tangan ku yang sedang menggengam penis pak Yanto mulai bergerak mengikuti naluri ku sendiri untuk mengocok dan mengurut batang penisnya yang besar dengan perlahan – lahan yang membuat kami berdua semakin mendesah menikmati permainan dan ciuman yang semakin memanas.

Yanto : Nuk, kamar mu yang mana ? (tanya pak Yanto sambil melepas ciumannya dari bibir ku, sambil menatapku yang membuat menjadi malu)

Dina : Disana pak, memangnya kenapa ? (tanya ku kembali, sambil menunjuk pintu kamar ku. Dirumah ku ini hanya ada 3 kamar, 1 kamar ku dan mas Wawan, 2 kamar lainnya bisa digunakan untuk tamu seperti orang tua kami atau saudara yang datang juga bisa untuk anak kami nantinya).

Yanto : Kita pindah ke kamar aja Nuk, biar kamu lebih nyaman.. (ajak pak Yanto kepada ku)

Jujur aku yang saat ini sudah terbawa suasana dan nafsu pun hanya mengangguk dengan manja sambil menatap matanya. Seharusnya pak Yanto bisa berperan menjadi ayah ku, tetapi kali ini malah berperan selayaknya suami ku yang mampu membawa ku kedalam gelombang nafsu yang semakin membara.

Yanto : Ya udah, kalau gitu kamu pegangan yang kuat ya Nuk (ucap pak Yanto tiba – tiba kepada ku)

Dina : Mau ngapain pak ?? (Tanya ku tidak begitu mengerti)

Aku lalu terpekik kaget, pak Yanto dengan cekatan langsung membopong tubuh ku untuk bangkit “Pakkk” ucap ku secara reflex yang langsung merangkul lehernya karena taku terjatuh. Tubuh ku pun terangkat dengan mantap didalam bopongan tangan pak Yanto yang melingkar dipunggung dan belakang lutut ku. Dengan santainya pak Yanto kemudian melangkah menggendong ku mengarah kamar yang seharusnya aku peruntukkan untuk aku dan mas Wawan kini ada lelaki lain yang masuk kedalamnya, bahkan lelaki itu kemungkinan malam ini akan tidur dengan ku.

Dina : Hati – Hati pak, Dina takut jatuh (ucap ku yang sebenarnya merasa senang dan sekaligus malu karena sedang digendong oleh pak Yanto. Walaupun sudah berumur, namun ku akui tenaga pak Yanto sangat lah kuat karena mampu mengangkat tubuh ku)

Walaupun agak sulit, pak Yanto pun berhasil membuka pintu kamar ku. Dengan perlakuan mesranya, pak Yanto pun mulai menurunkan tubuh ku dari bopongannya dengan hati – hati ke ranjang tidur pengantin ku sebelum akhirnya pak Yanto juga ikut menjatuhkan badan nya menindih sambil memeluk tubuh ku dengan mesranya. Kemudian pak Yanto pun kembali mengecup kening ku, pipi dan dagu ku sambil berkata :

Yanto : Nuk, malam ini kita nikmati semua yang tertunda ya .. kamu mau kan .. (ucapnya sambil membelai tubuh ku, aku yang berada dalam pelukannya hanya bisa mengangguk)

Dina : Ajarin Dina kenikmatan dan kepuasan ya pak, seperti yang bapak katakan ..

Yanto : Iya Nuk, bapak akan kasih kamu kenikmatan dan kepuasan mala mini

Setelah itu pak Yanto kembali meraih tangan dan langsung mengecupnya, kami pun berbaring berpelukan sambil bercumbu dan berciuman dengan lebih hangat serta menggebu dari sebelumnya.

Dina : Pak… aahhh Dina mau ini (ucap ku menghentikan ciuman kami dan mulai memegang penisnya yang sedari tadi sudah keluar. Karena saat membopong ku pun pak Yanto sudah menanggalkan celananya, mungkin kini celana dan celana dalamnya tertinggal diluar dekat ruang tamu).

Yanto : Kamu mau ngapain Nuk ? (Tanya pak Yanto kepada ku dengan penuh keheranan)

Dina : Dina mau nyoba ngemut penis bapak.. (Balas ku dengan penuh keberanian yang lagi – lagi membuat darah ku kembali berdesir saat mengucapkannya. Aku memang memiliki rasa penasaran ingin mengetahui bagaimana rasanya mengulum dan mencium kemaluan laki – laki)

Tapi yang tadinya aku merasa sangat jijik karena tidak pernah melakukannya sebelum ini dan sekarang tiba – tiba saja rasa penasaran ku kembali muncul dan niat untuk mencoba pun kembali melintas dalam benak ku saat ini, walaupun kali ini penis yang akan aku kulum bukanlah penis milik suami ku tetapi penis lelaki lain.

Yanto : Ini namanya bukan penis Nuk, namanya kontol.. (ucap pak Yanto yang seakan – akan mengajari ku) Ayo coba bilang, kalau kamu mau nyepongin kontol bapak (pintanya kembali kepada ku)

Dina : Tapi Dina malu pak… (jawab ku sambil malu – malu)

Yanto : Jangan malu dong Nuk,, disini Cuma ada kita berdua aja kok (sambil tangannnya membelai rambut ku)

Dina : Pak Dina mau nyepongin kontol bapak boleh… (Seperti petir yang menyambar, dengan keberanian aku pun mengucapkannya. Jujur ini adalah kalimat yang sangat vulgar yang penah aku katakan kepada orang yang bukan suami ku)

Yanto : Kamuy akin Nuk, mau nyepongin kontol bapak.. (tanya pak Yanto kembali meyakinkan ku)

Aku lalu mengangguk dan segera beringsut ke bawah badan pak Yanto yang terbaring disamping ku. Sejenak aku pandangi kontol pak Yanto yang semakin membuat jantung ku kembali berdegub – degub serta pandangan ku yang takjub dengan batang kontol pak Yanto yang begitu sangat besar yang sedang mencuat ke atas dan sangat tegang. Aku pun memberanikan diri untuk meremas tangan ku pada batang penisnya yang sangat hangat. “Sungguh besar sekali penisnya” batin ku didalam hati saat aku mulai merasakan penis besar pak Yanto yang semakin menegang ditelapak tangan dan jariku.

Hanya memegangnya saja sudah membuat vagina ku kembali berdenyut didalam celana dalam ku, begitu juga puting susu ku yang mulai terasa sangat gatal. Aku bisa merasakan aroma kemaluan yang khas dengan aroma kelakian yang mulai menusuk kedalam hidung ku seiring dengan wajah ku yang semakin mendekat ke selangan pak Yanto.

Yanto : Dicium dulu aja Nuk (bisik pak Yanto sambil mengelus rambut ku yang terurai menutup wajah ku)

Kini aku pun berpindah, yang sekarang sudah berada diantara kedua kaki pak Yanto yang sedang terbaring mengangkang, aku pun mengambil posisi sedikit menungging dan mulai menurunkan kepala ku merunduk di bagian selangkangannya. Aku mulai menarik nafas sebentar untuk mengumpulkan keberanian sebelum mendekatkan mulutku mendekati kepala penis pak Yanto. “Cuupppss” ciuman pertama yang ku daratkan, sungguh terasa sangat hangat dan kenyal serta memiliki bau yang khas saat aku mencium kepala penis nya yang tampak jauh berbeda dari milik suami ku.

Kembali ku genggam penis pak Yanto yang perkasa itu dan ku arahkan lagi pada mulutku. Tapi kali ini aku menjulurkan lidah ku untuk menjilati kepalanya yang berbentuk jamur, dengan mengikuti insting ku yang mulai menjilati batang penis pak Yanto dari bawah hingga ke bagian kepalanya seperti sedang menjilati ice cream. “Ouughhhhh….” Desahan pak Yanto kegeliat saat menikmati setiap jilatan lidah ku di penisnya. Mendengar desahannya, membuat ku semakin bersemangat, kini ku buka mulut ku sedikit sambil memajukan ujung penisnya. Ku jilat – jilat dan ku cium sebentar bagian kepala nya sampai aku mulai terbiasa untuk melakukannya.

Aku pun mulai mencoba memasukkan penis pak Yanto kedalam mulut ku, betapa beruntungnya pak Yanto menjadi orang pertama yang penisnya bisa merasakan mulut ku. Dengan perlahan aku mulai memasukkan penisnya, tapi rasanya cukup sulit karena mulut ku yang tipis dan mungil tak bisa menampung penis besar milik pak Yanto untuk masuk kedalam mulut ku. Aku pun melepaskan kuluman ku pada penis pak Yanto sesaat, sambil tetap mengocok batang penisnya yang sedikit basah karena liur ku yang tadi tidak sengaja keluar saat mencoba memasukkan penisnya kedalam mulut ku.

“Ayok Nuk, diemut lagi” pinta pak Yanto yang mulai tidak sabar, dia pun mengangkat sedikit pinggulnya ke atas dan kedua tangannya mulai menekan kepala ku kebawah mengarahkannya ke kepala penisnya. Perlahan – lahan, penis pak Yanto pun kini menyusup masuk kedalam rongga mulut ku, kali ini penetrasinya lebih sedikit mudah karena kepalanya yang sudah licin oleh liur ku.

Jujur, karena ini merupakan pengalam pertama kalinya aku mengulum sebuah penis tentunya membuat ku sedikit gelagapan karena penis besar pak Yanto hanya bisa masuk sepertiganya didalam mulut ku karena sudah terlalu penuh. Bahkan aku berusaha sekuat tenaga menahan agar gigi ku tidak sampai menyentuh batangnya.

Yanto : Ooouughhhh….. hangat nya mulut mu Nuk… (Racau pak Yanto sambil mengelus – elus kepala ku)

Dorongan nafsu dan naluri dari birahi ku kemudian memnuntun ku untuk bergerak secara sendirinya. Aku mulai menghisap batang penis pak Yanto yang sedang berada didalam mulut ku sambil tangan ku memegangi pangkal batang nya. “OOughhh… begitu Nuk” ucap pak Yanto tak berhenti meracau. Penis pak Yanto pun semakin terasa membesar hingga aku merasakan kini mulut ku terasa penuh dan sesak yang membuat nafas ku menjadi tersengal – sengal. Dengan inisiatif aku pun tak mau kalah mulai mengulum dan mengocok penisnya dengan menaik – turunkan mulut ku saat mengulum batang penisnya sambil terlihat mengkilat oleh air liur dari mulut ku. Tadinya aku berpikir, kalau mengulum dan menjilati alat kemaluan merupakan hal yang menjijikkan. Namun setelah aku merasakannya, aku jadi mengetahui kalau terdapat sensasi lain yang mampu memacu birahi ku lebih cepat.

Kini karena sudah terbawa dengan nafsu, aku mulai mengulum penis pak Yanto lebih dalam lagi yang membuat ku beberapa kali hampir tersendak hingga melepas kuluman ku. Namun rintihan dan desahan yang keluar dari mulut pak Yanto malah membuat ku semakin bersemangat untuk memberikan pelayanan mulut ku terhadap penisnya. Sementara pak Yanto pun hanya bisa meracau tidak jelas sambil memegang pundak ku karena sedang menikmati kuluman mulut ku pada penisnya. “Pintarnya kamu Nuk, katanya kamu gak pernah.. tapi lebih jago ternyata” erang pak Yanto yang tidak jelas karena sedang merasakan kenikmatan.

Kumainkan lidah ku untuk menjilati kepala penis pak Yanto yang tentunya membuat aku menjadi tidak tahan, karena aku bisa merasakan vagina ku kembali berdenyut menginginkan penis pak Yanto untuk masuk kedalamnya yang membuat kuluman ku semakin kuat pada penis pak Yanto. Kini ku hisap – hisap penis pak Yanto seakan – akan ingin menguras apa yang ada didalamnya, yang membuat ku semakin menikmati saat mengulum batang penis didalam mulut ku. Aku berusaha untuk memasukkan penis pak Yanto semakin dalam ke mulutku meski pun tetap tidak bisa masuk sepenuhnya yang diselingi dengan jilatan – jilatan pada lubang ujung penisya.

“Gllosskk… glokksss..” bunyi yang keluar dari mulut ku saat mengulum penis pak Yanto yang memenuhi sisi – sisi ruangan kamar ku. Hisapan mulut ku pada penis pak Yanto juga semakin menguat. Pak Yanto mungkin bisa melihat pipi ku yang mengempot sambil karena terus – menerus menyedot penis pak Yanto dengan begitu kuat. Aku yang salut dengan pak Yanto dengan atas sikapnya yang mampu merayu ku tanpa paksaan yang membuat ku akhirnya luluh untuk mengulum penisnya. Mendapat serangan dari ku, tubuh pak Yanto terlihat sedikit menegang, mungkin karena akan mencapai puncaknya pak Yanto pun melepas kan kuluman ku dari penisnya yang membuat tubuh ku jatuh yang kemudian menggulingkan badan ku hingga kini posisi kami berubah dimana pak Yanto yang kini menindih tubuh ku. Pak Yanto pun tersenyum dihadapan ku “Maaf ya Nuk, bapak jadi keenakan” setelah mengatakan itu pak Yanto pun langsung mencium bibir ku kembali.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd