Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dina - Maafkan Aku Jika Mulai Menikmatinya

Apakah cerita ini bisa membuat pembacanya terangsang ??

  • Ya

    Votes: 298 96,1%
  • Tidak

    Votes: 12 3,9%

  • Total voters
    310
EPISODE 3 : SEMAKIN HARI SEMAKIN JAUH



Kedekatan ku dengan pak Yanto semakin hari semakin dekat, karena kehadiran pak Yanto membuat ku sedikit merasa senang dengan setiap candaannya, baik melalui chatingan bahkan obrolan secara langsung baik masalah umum sampai masalah keluarga bahkan rumah tangga. Tentunya kedekatan ku dengan pak Yanto membuat ku semakin bingung dan bimbang karena satu sisi apa yang aku lakukan ini adalah hal yang salah tetapi satu sisi lainnya kehadiran pak Yanto membuat ku memiliki teman cerita, karena Pak Yanto mampu menghibur ku dikala suami ku terlalu sibuk dengan pekerjaannya belakangan ini. Aku sering membalas pesan pak Yanto dikala suami ku sudah tertidur, karena kelelahan suamiku mas Wawan sering tidur cepat tentunya setelah melaksanakan kewajibannya. Belakangan aku sangat sulit untuk bisa tidur dengan cepat, salah satunya mungkin karena birahi ku yang sedang tinggi – tingginya. Untuk menghilangkan pikiran birahi ku, aku pun iseng – iseng melihat media sosial hingga pesan masuk kedalam ponsel ku yang itu dari pak Yanto.

Yanto : Assalamualaikum Nuk.. sudah tidur ? (perlu pembaca pahami, sekarang pak Yanto sudah memanggil ku dengan nama, tidak lagi menggunakan kata mbak atau ibu tapi hanya dibelakang suami ku.. kalau didepan suami ku, pak Yanto masih menghormati ku dengan memanggul ku “mbak Dina”)

Dina : Iyaa pak, Waalaikumsalam… belum pak ?? ada apa pak ?? balas ku kembali (tentunya setiap membalas pesan dari pak Yanto ada rasa sedikit rasa senang karena saat aku tidak bisa tidur ada orang yang menemani ku untuk bercerita)

Yanto : Tidak ada Nuk, Cuma pengen ngobrol aja.. hhehehe soalnya bapak gak bisa tidur.. Kan belakangan ini lagi ada kerjaan Nuk, memperbaiki pagar belakang masjid yang rusak Nuk.. jadi jarang singgah ke warung.. hehehehhe

Dina : Kan kalau mau ngobrol biasanya bapak juga chat aku jugaa.. kayak sekarang kan kita lagi ngobrol kan..

Yanto : Hehehe beda rasanya Nuk, kalau lewat chating kan gak bisa liat orangnya hihihihi biar obrolannya semakin manis hehehe karena yang diliat juga semakin manis…

Dina : Ihhhhhh bapakk… apaan sihh…. gombal terus aja kerjanya…

Yanto : Beneran loh Nuk, semenjak bapak akrab dengan kamu… bapak melihat kamu semakin manis kayak bidadari

Dina : Ampun pak.. aku udah gak bisa ngomong lagi … hehehehehe

Yanto : Baru digombalin aja, kamu udah gak bisa ngomong hehehehhe apalagi kalau digituin.. hehehehhehhe bisa – bisa kamu gak jalan nanti bapak buat… hehehehhe

Dina : Iihhhh apaan sih pak,, aku gak paham sama maksudnya digituin seperti apa ?? memangnya bapak nya mau jahatin aku ya… sampai buat aku gak bisa jalan..

Yanto : Hehehe gak mungkin lah bapak jahatin kamu Nuk, masak bapak jahatin orang yang sudah baik sama bapak ….

Dina : Tapi tadi bapak bilang mau buat sampai gak bisa jalan… kayak mau jahatin aku aja…

Yanto : Bukan gak bisa jalan karena bapak jahatin Nuk, masak bidadari bapak jahatin… ehehhehe tapi gak bisa jalan karena keenakan hihihi

Dina : Lagian mana ada bapak.. orang gak bisa jalan karena keenakan… Setau aku kalau enak yaa mintak nambah lah, bukan gak bisa jalan ….

Yanto : Ada kok Nuk,, dulu mantan – mantan bapak aja sampai gak bisa jalan saking enaknya.. hehehehhehe apalagi mantan istri bapak dulu Nuk..

Dina : Aneh aneh aja bapak ini lah,, Jahat banget sampai istrinya gak bisa jalan … jadi ngeri dan takut aku pak, nanti aku juga bisa dibuat gak bisa jalan kalau dekat sama bapak terus..



Begitulah isi obrolan antara aku dan pak Yanto yang terkadang berisikan hal – hal penting, kadang gombalan – gombalan yang membuat ku sampai melayang – layang hingga tersipu malu dan juga ada obrolan yang ambigu yang membuat ku bingung dengan maksudnya. Maklum saja, karena aku juga tidak terlalu bergaul sejak dulu. Karena biasanya sepulang sekolah aku lebih memilih pulang hingga kuliah pun aku lebih sering aktif di organisasi rohis dan jarang terbuka dengan hal – hal aneh.

Malam minggu kali ini aku dan suami ku memutuskan untuk makan diluar karena sudah lama kami tidak jalan berdua, kami memutuskan untuk pergi ke sebuah mall hanya sekedar makan dan membeli beberapa barang karena suami ku berjanji ingin membelikan ku sebuah tas yang sudah lama aku inginkan hingga waktu sudah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Setelah mendapatkan apa yang aku inginkan dan beberapa keperluan harian, kami memutuskan untuk pulang dan sampai dirumah pukul 22.30 WIB. Sesampainya dirumah, aku dan suami ku pun langsung meletakkan barang belanjaan serta langsung membersihkan diri untuk bersiap – siap tidur. Setelah kami berdua berbaring di ranjang, suami ku pun langsung membuka obrolan :

Suami : Sadar gak mah.. kalau belakangan ini kita jarang berhubungan badan.. (ucap suami ku dengan sedikit senyum)

Dina : Papah sih, terlalu sibuk dengan pekerjaan.. sampai lupa dengan mamah.. kadang pulang makan habis tu tidur..

Suami : Iyaa mamah,, maafkan papah yaa… Tapi hari ini kan beda..

Kemudian suami ku pun berpindah dan menindih ku, kami pun berciuman selayaknya sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara, dan tak lupa suami ku juga meraba setiap bagian tubuh ku. Perlakuan yang dilakukan oleh suami ku pun langsung direspon oleh tubuh ku dengan desahan – desahan yang keluar dari mulut ku yang tertahan oleh ciuman dari suami ku. Aku gak tau kenapa, karena belakangan ini aku begitu cepat terangsang apakah karena sudah lama tidak mendapatkan nafkah batin atau karena usia ku yang sedang dalam masa – masa produktifnya sehingga gampang dan mudah terbawa nafsu.

Setelah pemanasan yang tidak terlalu lama, suami ku pun langsung memposisikan kemaluannya. Walaupun sudah basar, suami ku pun mulai mendorong untuk melakukan penetrasi. Meskipun ukuran punya suami ku tidak terlalu besar atau kecil walaupun saat ini ereksi kemaluan suami ku tidak terlalu keras. Namun suami ku tetap berusaha untuk mencoba melakukan beberapa kali penetrasi hingga akhirnya kemaluan suami ku pun sudah masuk semua kedalam vagina ku.

Karena sudah lama tidak melakukan hubungan suami istri, pelan – pelan mas Wawan mulai memaju mundurkan pinggulnya yang membuat ku memejamkan mata dan perlahan – lahan menikmati setiap tusukan penis mas Wawan didalam vagina ku. Begitu juga yang dilakukan mas Wawan, sambil memaju – mundurkan pinggulnya, tangannya juga tak henti – hentinya meremas payudara ku yang tentunya hal ini membuat ku kembali mendesah menikmati setiap permainan yang dilakukan oleh suami ku. Nafsu yang bergelora dalam diri ku pun mendorong ku untuk menarik kepala suami ku untuk menciumnya karena sedang mendapatkan hasrat yang menggebu – gebu. Suami ku pun mempercepat goyangan pinggulnya yang membuat ku merasakan ada yang ingin keluar dari dalam tubuh ku, tetapi tiba – tiba mas Wawan melah menghentikan goyangan pinggulnya yang membuat sesuatu yang ingin keluar dari dalam tubuhku menjadi menghilang. Ternyata tanpa ku sadari mas Wawan sudah mencapai klimaksnya, disaat mas Wawan mencabut penis dari vagina ku diiringi dengan keluarnya cairan putih kental keluar dari vagina ku. Kemudian mas Wawan pun ambruk disamping ku.

Aku yang belum mendapatkan orgasme pun merasa sedikit kesal, karena kurang dari 5 menit mas Wawan sudah selesai dengan permainannya yang membuat ku merasa tanggung. Disela – sela kekesalan dalam pikiran ku, aku teringat apa yang dikatakan oleh pak Yanto yang pernah membuat istrinya sampai tidak bisa jalan, apa mungkin maksud dari pak Yanto adalah kenikmatan saat berhubungan badan.

Akupun langsung beranjak dari tempat tidur menuju kamar mandi untuk membersihkan sisa – sisa sperma yang meleleh membasahi paha dalam ku karena aku takut akan membasahi sprei ditempat tidur. Disaat aku sedang membersihkan vagina ku, kembali teringat dalam pikiran ku tentang pak Yanto yang pernah membuat istrinya sampai tidak bisa jalan karena kenikmatan. Apa yang aku pikirkan, dengan cepat aku pun segera membersihkan vagina ku dan membuat pikiran ku tentang perkataan pak Yanto. Setelah selesai aku pun kembali menuju tempat tidur, sedangkan aku lihat suami ku sudah tertidur dengan pulas.

Karena rasa tanggung atas persetubuhan barusan membuat ku sedikit susah untuk tidur, kamudian aku mengambil Hp ku untuk melihat e – commerce maupun yt. Disaat aku buka, ternya ada beberapa pesan dari pak Yanto. Aku pun membuka pesan dari pak Yanto kemudian membalasnya.

Dina : Maaf pak, baru balas pesannya. Tadi lagi sama suami pak.

Yanto : Pantasan saja, pesan dari bapak diabaikan. Ternya kamu lagi senang – senang malam jumat sama suami.

Dina : Maaf ya pak. (sambil menambahkan emot senyum untuk membalas pesan dari pak Yanto)

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 00.00 WIB, namun obrolan antara aku dan pak Yanto belum menunjukkan akan berakhir. Obrolan malam ini pun semakin sangat jauh, sebagai pendengar yang baik tentunya semua cerita dari pak Yanto sangat luar biasa karena dapat membuat ku merasa simpati dengan perjalan hidupnya sampai akhirnya menjadi marbot Masjid, namun juga ada rasa sedih dan lucu serta pak Yanto sangat bertanggung jawab dengan anak – anaknya karena sampai saat ini masih mengirimkan uang untuk kebutuhan anak – anaknya dikampung walaupun sudah tidak tinggal bersama lagi. Tentunya hal ini lah yang membuat pak Yanto merupakan seorang lelaki yang sangat pekerja keras dan tidak berputus asa dengan kehidupan yang dia jalani saat ini. Sifat pekerja keras itu lah yang membuat banyak masyarakat sangat menghargai pak Yanto, seperti yang pak Yanto lakukan kepada ku dengan selalu menemani ku dan menunjukkan sikap baik yang selalu aku lihat saat sedang bersama pak Yanto. Obrolan yang semakin lama semakin dalam pun menunjukkan arah yang lebih pribadi karena sudah berjam – jam kami mengobrol lewat chatingan.

Yanto : Memangnya malam ini suami mu gak minta jatah Nuk ?? (tanya pak Yanto kepada ku)

Dina : Jatah apa memangnya pak ? kayak sedang membagikan sembako aja hihihi (balasan pesan ku kembali kepada pak Yanto, seakan aku berpura – pura tidak memahami apa yang menjadi pertanyaan dari pak Yanto kepada ku barusan)

Yanto : Yaa jatah suami dong Nuk.. kan gak mungkin jatah sembako (Ucap pak Yanto saat membalas pesan ku kembali yang ditambahkan dengan emot senyum)

Dina : Oooohh yang itu pak, kok bapak nanyain hal itu sih… (Balas ku kembali, sambil menambahkan emot muka datar yang seakan – akan aku sedang protes dengan pertanyaan pak Yanto. Pada dasarnya aku sangat ingin membahas hal tersebut karena masih ada rasa penasaran dengan apa yang pak Yanto lakukan dengan istrinya yang sampai tidak bisa jalan karena kenikmatan, sambil juga ingin bertanya jika memang hal itu benar apa yang bisa membuat stamina pak Yanto bisa sekuat itu)

Yanto : hehehhe jangan marah dong Nuk, bapak kan cuma nanya aja.. (balas pak Yanto kembali dengan adanya emot senyum diujung kalimatnya)

Dina : Gak kok pak, gak ada yang marah.. masak aku marah sama bapak yang udah baik dan sering ngajakin aku ngobrol (balas ku kembali kepada pak Yanto)

Yanto : Bapak kira tadi kamu marah sama bapak Nuk, soalnya kan jawabannya kayak ketus dan jutek gitu…

Dina : Masak iya pak, kayaknya aku balas biasanya aja kok pak.. memang nya bapak tau dari mana kalau aku jutek atau ketus.. kan balasannya sama kayak biasanya pak.

Yanto : Bapak cuma menebak aja Nuk, siapa tau kamu marah beneran sama bapak kan.. Tapi syukur lah kalau kamu memang gak marah Nuk.. Tapi gimana Nuk dengan pertanyaan bapak tadi ??

Dina : Pertanyaan yang mana pak ? (balas ku kembali)

Yanto : Yang tentang suami gak minta jatah …

Dina : (sambil berpikir sejenak aku pun memberikan jawaban dari pertanyaan pak Yanto tentang jatah suami ku) kalau awal – awal dulu bisa setiap hari pak, tapi sekarang mas Wawan banyak pekerjaan jadi mungkin intensitas nya berkurang aja pak.. karena juga mas Wawan sampai rumah juga lelah. (balas ku kembali dengan sedikit agak gemetaran karena ini seharusnya rahasia dalam rumah tangga ku, tetapi malah aku menceritakan kepada orang lain atau bisa dibilang lelaki lain. Apalagi pertanyaannya adalah masalah ranjang ku. Walaupun ada rasa takut, namun disisi lain aku merasa sedikit lega setelah memberikan jawaban kepada pak Yanto sambil menunggu balasan dari pak Yanto kembali).

Yanto : Waduhhh kok bisa gitu ya Nuk, kalau bapak yang jadi suami mu pasti bakalan minta setiap hari bahkan setiap jam setiap detik. Masak wanita semanis, secantik layaknya bidadari seperti kamu disia – siakan.. (balasan dari pak Yanto dengan emot ketawa sambil menutup mulut).

Dina : Tukan, bapak mulai lagi deh ngombal nya.. huummmpp kalau memang aku semanis yang bapak bilang, pasti mas Wawan minta terus sama aku. Tapi kan kenyataannya mas Wawan jarang minta belakangan ini. Lagian bapak ngaco aja, masak minta tiap jam dan detik ya gak bisa lah pak. (Aku yang membalas pesan pak Yanto sambil senyum – senyum karena mendapat pujian dari pak Yanto yang membuat ku merasa senang, selain itu aku juga semakin sedikit tertantang melayani setiap obrolan dari pak Yanto untuk mengimbangi ceritanya yang menurut beberapa orang sudah berada diluar nalar dan seharunya aku marah karena sudah berani menjalin obrolan dengan lelaki lain).

Yanto : Beneran Nuk, bapak gak ngegombal kok. Kamu memang manis dan cantik, seharusnya suami mu beruntung karena berhasil mendapatkan kamu loh yang bisa – bisanya menyia – nyiakan seorang wanita yang begitu sempurna hehehehe.. andai saja bapak yang bersama kamu Nuk, pasti bapak gak akan lepasin kamu walau sedetik hehehehehehe.. Tapi bapak gak bohong kok Nuk, waktu sama mantan istri bapak dulu sampai gak bisa jalan karena terlalu nikmat hehehehe. (balas pak Yanto kembali dengan tambahan emot senyum, seharusnya aku marah dengan apa yang dikatakan oleh pak Yanto, tapi aku malah seperti mengiyakan apa yang dikatakan pak Yanto tentang mas Wawan)

Dina : Mungkin mas Wawan lagi capek aja pak, karena tuntutan kerja yang luar biasa dan tekanan yang membuat mas Wawan harus bekerja dengan maksimal.. ohhh iyaa pak, memangnya bapak apain, kok bisa istri bapak gak bisa jalan.

Yanto : Ohhhh kiraen suami mu udah gak kuat lagi Nuk, hampir saja bapak nawarin bantuan hehehehehhehehe ya gak bisa jalan Nuk, karena setiap jam bapak selalu minta jatah hehehehe (balasan pesan dari pak Yanto yang semakin berani)

Dina : Memangnya bapak mau nawarin apa coba ?? kan yang seperti itu mana bisa dibantu pak .. !! ihhhh bapak kok minta tiap jam sih, kayak kuat aja.. palingan bapak sekali aja langsung lemes hehehehehe (balas ku yang semakin meladeni obrolan yang mengarah mesum dengan pak Yanto, toh ini kan sekedar chatingan aja selagi masih diambang batas dan bisa aku rahasiakan, pikir ku kembali).

Yanto : Ya bisa Nuk, kalau yang bersangkutan udah gak kuat dan mampu lagi, kan bisa diwakilin toh.. Ihhh kuat dong Nuk, umur bapak aja yang udah tua tapi kalau soal tenaga dan stamina bapak masih berani kok lawan yang lebih muda.. kalau gak percaya bisa bapak buktikan kok (kembali balasan dari pak Yanto yang semakin menjadi – jadi yang membuat ku tidak bisa mengendalikan pikiran ku, walaupun aku tau apa yang aku lakukan ini adalah hal yang salah. Tetapi jauh didalam lubuk hati dan pikiran ku ada sebuah dorongan dan hasrat yang meminta ku untuk tetap melayani obrolan ini dengan segala rasa penasaran yang melanda, bahkan sampai dengan tengah malam seperti sekarang ini)

Dina : Lagian mana bisa bapak, yang seperti itu diwakilkan. Yang ada nanti malah jadi masalah yang besar tau.. Memang buktinya bagaimana pak ?? (balasan pesan ku kembali, seharusnya aku sudah tertidur tetapi rasa penasaran dengan obrolan dengan pak Yanto membuat rasa kantuk ku pelan – pelan hilang hal ini karena adanya perasaan yang berdebar – debar dalam hati ku saat sedang melayani obrolan mesum dengan lelaki lain, padahal saat ini disamping sedang tidur seorang lelaki yang telah menjadi suami ku).

Yanto : Yah kan kalau dilakukannya didepan suaminya langsung Nuk, makanya harus main kucing – kucingan hehehehehe… Ya cara membuktikannya harusi dilakukan dan dicobain Nuk . . baru bisa tau kuat atau tidaknya kan..

Tentunya semakin lama kalau diteruskan bisa – bisa aku bakal kewalahan meladeni obrolan mesum dari pak Yanto, lagian jam juga sudah menunjukkan pukul 02.30 sebentar lagi juga adzan subuh bakal berkumandang. Namun hal yang aku rasakan belakangan ini adalah kedekatan ku dengan pak Yanto yang semakin akrab karena dilingkungan tempat tinggal ku terkesan cuek maklum saja karena rumah ku berada tepat ditepi jalan raya. Tentunya komunikasi ku dengan pak Yanto semakin tidak terbatas yang dulunya aku segan dengan pak Yanto karena beliau adalah seorang gharim masjid ternyata adalah orang yang baik dan ramah serta menyenangkan menurut ku. Hal ini lah yang membuat ku merasa senang saat berkomunikasi dengan pak Yanto baik secara langsung maupun melalui chatingan.

Banyak hal yang membuat pikiran ku saat ini menjadi sedikit lebih rumit karena aku merupakan seorang istri sedangkan pak Yanto seorang duda dengan jarak usia yang terbilang jauh. Yang aku takut adalah ketika perasaan senang dengan pak Yanto dapat merusak keharmonisan hubugan ku dengan mas Wawan yang belakangan terlihat sangat sibuk dengan pekerjaannya. Sementara kehadiran pak Yanto malah membuat ku semakin senang dan terkadang berhasrat yang sulit untuk diungkapkan.

Dina : Pak sudah hampir pagi, lain kali kita lanjutin lagi ya pak obrolannya.. soalnya waktu subuh sudah dekat nanti kelewatan.

Yanto : Ya udah Nuk, maaf ya karena sudah mengganggu waktu tidur kamu Nuk. Selamat malam yaa, jangan lupa mimpi indah.

Kalimat penutup dari pak Yanto yang sederhana namun membuat ku menjadi sangat senang. Aku kemudian tidak membalas pesan dari pak Yanto, kemudian aku berbaring dan memeluk suami ku yang sudah terlelap dalam tidurnya sampai akhirnya aku pun juga terlelap.

Mulustrasi
Dina (Ninuk)
F_M2lfTaUAAHBrO

Pak Yanto
F_TR6HsaIAAuG-d
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd