L33tsupah4x0r
Suka Semprot
- Daftar
- 1 Dec 2019
- Post
- 20
- Like diterima
- 160
Prolog
"Emhhh..terusss gi"
Ucap seorang wanita di pelukanku.
"Ah...kamu sempit banget ndinn"
Erangku menikmati jepitan otot vaginanya.
"Aaaahhh....aku dapett aaah"
Racau wanita itu.
"Barengggg... aaahhhh"
Ucapku menikmati pacuan orgasme menyemburkan cairan spermaku di dalam lubang vaginanya.
Aku mendekap tubuhnya, menikmati bibir tipisnya dengan cumbuanku, badannya terasa basah dan hangat akan keringat akibat persetubuhan kami.
"Maaf yah, aku keluar di dalem"
Ucapku setelah puas menikmati bibirnya.
"Ehmm.*** apa-apa kok gi"
Jawabnya sambil tersenyum.
"Awas gi, biar aku cuci dulu"
Tambahnya sambil mendorong pelan tubuhku yang masih mendekapnya.
Aku memundurkan tubuh hingga terduduk di kasur. Ia bergerak turun dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi.
Beberapa saat kemudian.
"Kamu mau ngomongin apa sih gi?"
Tanya dia sambil keluar dari kamar mandi, tubuh jenjangnya yang masih tak tertutupi sehelai benang itu duduk di samping ku.
"Aku mau minjem uang ndin"
Jawabku sambil mengelus pelan pundaknya.
"Minjem uang lagi? Buat apa?"
Balasnya terlihat kesal dengan permintaanku.
"Iya ndin, Ari sama Putra ngajak liburan ke Bali, aku ga enak kalo ga ikut soalnya udah di rencanain dari jauh-jauh hari"
"Loh tapikan minggu lalu kamu udah minjem uang gi.. Emang butuh berapa sih?"
Balasnya kesal sambil berdiri dan berjalan meraih pakaiannya di lantai.
"Mau gimana lagi ndin, lagi pula uang yang minggu lalu kamu kasih kan buat pembayaran semester pendek bulan depan atau aku pake aja yah uang itu?"
"Ih jangan gi.. emang kamu butuh berapa sih?"
Tanya dia sambil mengangkat satu kaki untuk memakai celana dalamnya.
"10 juta ndin"
Jawabku pelan masih terduduk di pinggir kasur hanya memperhatikan wanita itu berpakaian.
"Hmm. Aku gatau deh gi, soalnya kemarin aku baru aja minta uang buat magang, masa aku minta uang lagi"
Balasnya yang kini sedang menggunakan celana jeans.
"Emang kamu di kasih uang berapa? Lagi pula semua fasilitas kamu di sana udah di siapin kan?"
"10 juta. Udah sih, tapi masa aku ga megang uang sama sekali sih gi di sana."
Jawabnya kini sedang menggunakan baju.
"Oh yaudah deh, gausah"
Ucapku pelan lalu berdiri mulai melangkahkan kaki ke arah kamar mandi.
"Ih hagi jangan gitu kek"
Balasnya.
Aku merasakan tangan kananku di raih olehnya, langkahku terhenti, aku melihat ke arahnya yang kini sudah menggunakan seluruh pakaian.
"Kamu marah ya?"
Tanya dia, alisnya menekuk, suaranya pelan.
"Engga, udah cabut gih, gua mau mandi"
Jawabku sambil melepaskan tangannya, suaraku sengaja ku buat ringan dan pandanganku aku alihkan saat menjawab pertanyaannya.
Aku melanjutkan langkah menuju kamar mandi.
"Ih gi, bentar-bentar"
Aku mendengar langkahnya cepat mengejarku. Lenganku di raih menggunakan ke dua tangannya menghentikan langkahku tepat di depan pintu kamar mandi.
"Tapi kamu jangan macem - macem yah di sana?"
Tanya dia sambil merapatkan lengan ku dengan tubuh bagian depannya.
Aku tersenyum melihat ke arahnya, matanya yang hanya setinggi pipi ku membalas tatapanku. Aku mendekatkan wajahku lalu mengecup keningnya dengan pelan. Bibirnya yang sempat bergetar khawatir kini menekuk menunjukan sebuah senyuman.
"Iya, aku janji kok. Kamu juga jangan macem - macem yah"
Jawabku tenang.
Ia meletakan pipinya di pundaku, tangannya semakin erat memeluk. Tangan kiri ku yang bebas dengan pelan mengelus rambutnya.
"3 bulan gi"
Ucapnya pelan, mengingatkan berapa lama dia akan meninggalkanku.
"Kamu fokus aja dulu sama magang kamu ndin, aku bakal nungguin kamu kok"
Ucapku.
Ia mengangkat wajahnya dari pundaku, bibirnya yang tadi menekuk tersenyum kini lurus dengan rongga kecil di setiap ujungnya, matanya berkaca-kaca menatapku dengan dalam. Tanganku yang tadi menyetuh rambutnya kini beralih mengelus pipinya.
"Jangan lupa transfer yah."
Ucapku tersenyum lebar sambil pelan mencubit pipinya.
"Ih kamu mah.. udah kamu mandi dulu sana"
Ucapnya kesal namun bibirnya malah tersenyum. Ia melepaskan lenganku lalu berbalik ke arah kasur.
8 Hari kemudian.
"Welcome to Bali bro!"
Ucap Ari salah satu temanku saat kami baru saja turun dari mobil di depan Villa yang akan kami tinggali untuk beberapa hari kedepan.
"Yang, aku pulang dulu yah. Nanti sore aku ke sini lagi kok"
Ucap seorang wanita yang masih berada di dalam mobil.
"Yaudah, makasih ya"
Balas putra kepada wanita itu.
Ari dan Putra adalah dua sahabat kentalku dari awal masa perkuliahan. Kami memang sudah berencana untuk berlibur ke bali pada masa liburan perkuliahan semester ini. Walau lagi-lagi aku harus meminjam uang pada Andin, wanita yang sudah aku pacari selama tiga bulan ini dan sedang menjalankan magang di negeri tetangga.
Sebenarnya aku dan andin adalah se-angkatan, tetapi karena banyaknya jumlah sks yang kurang membuatku tidak bisa melakukan magang pada semester ini, begitu juga dengan Ari dan Putra, kami malah bersenang - senang liburan ke Bali saat banyak teman se-angkatan kami menjalani magang.
Andin, walau ia memiliki wajah cantik dan postur tubuh yang bagus, tapi jujur aku memacarinya karena mengetahui bahwa keluarganya memiliki kondisi ekonomi yang sangat kaya raya. Setidaknya ia bisa memenuhi semua kebutuhanku, karena walaupun tampang dan penampilanku bisa membuat orang lain terkesan namun kepergian ayahku satu tahun yang lalu benar - benar membuat ekonomi keluargaku menjadi berantakan, bahkan hanya tinggal mobilku yang bisa aku gunakan untuk menghiasi perjalanan sosialku setiap hari.
Kami mulai berjalan masuk ke dalam Villa, suasana khas bali langsung menyambutku dengan udara yang cukup terik namun tidak menusuk kulit di tenangkan tumbuhan hijau yang bersemayam di sekitar villa. Ornamen tradisional yang mengingatkan akan ke tenangan Bali menghiasi seluruh ruangan.
Setelah berkeliling menikmati suasana villa, aku berjalan masuk ke dalam kamar.
"Mari bersenang - senang"
Ucapku dalam hati setelah menjatuhkan tubuhku di atas kasur.
