Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Dokter Ayuningsih

Bagian mana yang kalian sukai atau nantikan?

  • pak Jamal di sunat

    Votes: 17 8,5%
  • Jelita vs Bayu

    Votes: 9 4,5%
  • Dokter Ayu vs Bayu

    Votes: 36 17,9%
  • 4 sahabat vs Bayu

    Votes: 23 11,4%
  • 4 sahabat vs pak Jono, Pak Joko dan pak Pardi

    Votes: 9 4,5%
  • Utari vs pak Jamal

    Votes: 8 4,0%
  • Utari vs Bayu

    Votes: 11 5,5%
  • Utari vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 12 6,0%
  • Utari vs pak Joko, pak Jono, dan pak Pardi

    Votes: 9 4,5%
  • Dokter Ayu vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 19 9,5%
  • Dokter Ayu vs pak Joko, pak Jono dan pak Pardi

    Votes: 57 28,4%
  • 4 sahabat vs Bayu dan pak Jamal

    Votes: 10 5,0%
  • 4 sahabat vs Bayu, pak Jamal, pak Joko, pak Jono, dan pak Pardi

    Votes: 28 13,9%
  • Bayu vs Jelita dan Bu Surti

    Votes: 28 13,9%

  • Total voters
    201
  • This poll will close: .

dd_imut

Pendekar Semprot
Daftar
18 Apr 2023
Post
1.752
Like diterima
23.918
Lokasi
Rumahku
Bimabet
Cerita ini hanya FIKSI belaka, jika ada kesamaan nama, tokoh, organisasi dan tempat... itu emang disengaja :Peace: :Peace: :Peace:




Perkenalkan nama saya adalah Ayuningsih tinggi badan 175cm dengan berat 60kg, saya berprofesi sebagai dokter umum di sebuah rumah sakit umum di kabupaten di kota K. Saya seorang Istri berumur 30 tahun, memiliki dua orang anak yang masih kecil2. Suami saya berumur 35 tahun, seorang kontraktor proyek kecil2an, biasa membangun ruko2 dan perumahan di berbagai kota. Sehingga suami harus sering keluar kota dan pulang seminggu sekali jika kebetulan proyeknya di kota2 yang masih tidak terlalu jauh, namun kadang jika mendapatkan proyek di kota2 yang jauh, dia pulang bisa sebulan sekali.

Buat saya itu tidak masalah besar, kami masih sering berkomunikasi melalui video call, chat atau telpon. Aktifitas sex buat saya hanyalah sebuah kewajiban. Mungkin karena kesibukan saya sehari2 yang membuat saya tidak terlalu memikirkan tentang sex.

Untuk menambah kesibukan saya membuka klinik umum sendiri di rumah, rumah kami tergolong besar untuk lingkungan kabupaten kami. Dengan luas tanah 2000m, dan luas bangunan 200m. sehingga terlihat mencolok di lingkungan kami. Satu orang asisten dokter, Dua orang art, satu orang tukang kebun dan dua orang satpam.

Klinik yang saya kelola termasuk ramai, karena tarifnya yang murah. Banyak warga dari kampung2 sekitar yang datang untuk berobat keklinik saya ini, dan banyak pula yang menyunatkan anak2 mereka di klinik saya ini.

Asisten dokter (Rosa 28thn) dan dua art (Sari 25thn dan Lia 28thn) ketiganya adalah janda dan tinggal di paviliun yang ada di belakang rumah, jauh terpisah dari bangunan utama. Sementara tukang kebun dan dua satpam pulang jika sedang tidak bertugas.

Klinik saya buka dari jam 17.00-21.00, biasanya pasien sunat akan di tempatkan diurutan terakhir antrian, sebab pasien sunat bukanlah pasien gawat yang harus ditangani segera.

Saat ini suami sedang menanganin proyek perumahan elite di pulau K, sehingga mengharuskan dia pulang sebulan sekali.

Hari ini klinik ramai sekali, kemaren klinik mendapatkan 2 anak pasien sunat. Hari ini nampaknya hanya satu anak saja pasien sunat yang datang. Seperti biasa pasien sunat kami tempatkan diurutan terakhir antrian.

Jam 21.15 semua pasien sakit telah selesai ditangani, tinggal satu anak pasien sunat.

“Anak Bayu…” panggil asisten saya yang bernama Rosa.

“Saya…” lalu berdirilah seorang anak muda yang sangat tampan berumur 20an dengan tubuh yang kekar dan tingggi badan yang mencapai 185cm.

Rosa sempat kaget

“Anak bayu nya mana pak, yang mau sunat?” tanya Rosa sambil melihat sekitar ruang tunggu yang sudah sepi.

“Saya bu, dua minggu lagi saya mau nikah dan menjadi mualaf, saya disuruh calon mertua sunat dulu sebelum nikah nanti” jawab Bayu malu2.

“Oh…. Maaf sebentar ya nak Bayu, saya kedalam sebentar, duduk aja lagi dulu” jawab Rosa sambil masuk kedalam dan menutup pintu ruang praktek. Rosa berniat melaporkan dulu hal tersebut kepada bu dokter Ayu.

“Ada apa bu Rosa?”

“Begini bu Dokter, pasien sunatnya ternyata anak remaja, gimana bu Dokter?” tanya Rosa dengan mimik bingung karena baru pertama kali klinik mereka kedatangan pasien sunat dewasa.

“Oh begitu, kenapa? Suruh aja masuk, tidak apa2” jawab bu Ayu tenang, kerena pikir dia paling juga anak remaja umur 14 tahunan yang takut di sunat waktu kecil.

“Baik bu dokter” jawab Rosa langsung balik badan untuk memanggi pasien untuk masuk.

“Anak Bayu” panggil Rosa Kembali.

“Saya” jawab Bayu sambil segera bangkit lalu berjalan masuk kedalam ruang praktek.

“Silakan duduk nak Bayu” ujar Rosa sambil menunjuk bangku pasien di depan meja bu Dokter.

Sementara Ayu masih terpana dan sangat terkejut. Karena dihadapannya berdiri pemuda yang sangat tampan, tinggi dan juga terlihat sangat berotot.

“Maaf bu Dokter ini berkasnya” Rosa menyerahkan berkas data pasien ke hadapan bu Dokter.

Ayu yang terkejut, langsung berusaha bersikap senormal mungkin ketika diserahkan berkas data pasien kehadapannya.

“Bayu Perkasa….. Umur 19tahun….” Ucap Dokter Ayu dihadapan Bayu.

“Iya bu Dokter” jawab Bayu malu2. Bayu merasakan mukanya tebal sekali saat ini menahan malu. Namun demi cintanya terhadap sang kekasih dia rela jadi mualaf dan harus disunat. Karena malunyalah, dia berinisiatif datang ke klinik sendirian tanpa ditemani saudara2nya ataupun teman2nya.

“Kenapa baru sunat sekarang?” tanya Dokter Ayu penasaran.

“Mau nikah bu dua minggu lagi. Disuruh calon mertua sunat dulu sebelum jadi mualaf dan nikah” jawab Bayu sambil senyam senyum menahan malu.

“Oh begitu…” Dokter Ayu sering mendengar hal ini, namun baru pertama kali dia mendapatkan pasien dewasa yang sunat kepadanya.

“Bu Rosa, tolong segera disiapkan, sudah malam ini” ujar Dokter Ayu mengagetkan Rosa yang sempat tenggelam dalam lamunannya sendiri.

“Mari nak Bayu” ujar Rosa menyuruh Bayu mengikutinya kearah ranjang pasien.

Rosa menutup tirai pasien, setelah itu menyerahkan sebuah sarung kecil kepada Bayu.

“Dipakai sarungnya nak Bayu, dilepas semua bawahannya” ujar Rosa yang masih di liputin sedikit kegalauan dihati.

Jam sudah menunjukan pukul 21.30. Rosa pun segera mempersiapkan peralatan medis yang dibutuhkan segera.




Bersambung
 
Terakhir diubah:
Bayu pun segera mamakai sarung kecil tersebut, yang biasa dipakai anak2. Membayangkan kontolnya sebentar lagi akan dilihat 2 perempuan cantik. Membuat kontol bayu ereksi maksimal. Rosa tidak memperhatikan hal tersebut karena sibuk dengan kegiatannya mempersiapkan segala sesuatunya.

Bayu pun buru2 naik ke ranjang periksa dan langsung membaringkan diri, untuk menidurkan posisi kontolnya yang sempat membuat tenda saaat berdiri tadi, saat tiduran setidaknya posisi kontolnya walaupun ereksi maksimal masih tersamarkan dengan lipatan sarung. Namun pikiran kotornya membuat ereksinya sulit dipadamkan.

Setelah Rosa memasang tirai pemisah tubuh, yang berfungsi menutupi penglihatan pasien saat bagian bawahnya akan diperiksa. Rosa selesai mempersiapkan semuanya.

“Pasien sudah siap bu Dokter” ujar Rosa

Dokter Ayu pun langsung bangkit menuju ranjang pasien. Melihat tirai tubuh yang sudah terpasang membuat Dokter Ayu sedikit nyaman.

Sambil menatap tubuh yang terbaring didepannya Dokter Ayu, tampak sedikit keraguan dimatanya. Saat dia membuka sarung itu, inilah pertamakali dia akan melihat kontol hidup lain selain milik suaminya. Dulu semasa kuliah dia sudah biasa melihat kontol mayat manusia dewasa. Kontol suaminya dengan Panjang 15cm lebar 3cm menurut Ayu sudah termasuk besar jika dibandingkan rata2 kontol dewasa dinegeri ini. Dengan kontol suaminya saja dia bisa 2x climax jika sedang berhubungan badan.

Begitupun Rosa, sudah 2 tahun dia menjanda, selama ini dia menyalurkan Hasrat birahinya dengan bermasturbasi sendiri dikamar pribadinya dipaviliun sana. Andaikan sarung ini diangkatpun maka ini adalah kontol kedua yang dia lihat sepanjang hidupnya.

Tubuh Bayu yang tinggi membuat ranjang pasien itu terlihat terlalu kecil buatnya. Hingga telapak kakinya agak menjorok keluar sisi ranjang bawah.

Dokter Ayu pun akhirnya menjulurkan tangannya, untuk menyingkap sarung yang dipakai Bayu.

“akh…..” ujar Dokter Ayu dan Rosa bersamaan sambil mereka berdua bersamaan menutup mulut mereka, karena terkejut melihat apa yang ada dibalik sarung itu.

Kontol hitam dan besar, Panjang 20cm diameter 6cm dengan posisi ereksi maksimal, membuat kedua wanita itu terkejut.

Bayu yang sepintas mendengar teriakan kecil kedua Wanita itupun kaget, Bayu sangat malu sekali, iya berusaha membuat kontol besarnya mengecil dengan berpikir hal2 lain, namun usahanya sia2. Memang biasanya jika bangun pagi saja, saat kontolnya ereksi maksimal, dia membutuhkan 30 menit push up dan pull up, untuk menetralkannya Kembali. Apalagi sekarang, dengan posisi dikelilingi wanita cantik2, kontolnya makin ereksi sempurna, dan makin sulit di netralkan olehnya.

Dengan otot paha yang kencang, otot betis yang kencang ditambah kontol panjang dan keras, membuat Dokter Ayu dan Rosa terkagum2 beberapa saat.

“Bagaimana bu Dokter?” bisik Rosa mengagetkan lamunan Dokter Ayu.

“Kasih Anestesi, pasti langsung normal Kembali, kita tidak bisa melakukan prosedur jika posisi ereksi seperti ini” bisik Dokter Ayu pelan, agar sang pasien tidak mendengar percakapan mereka.

“Baik Bu”

Rosa pun segera melakukan anestesi kepasiennya. Tangan Rosa sedikit bergetar ketika akan menyetuh kontol besar itu.

“Kamu tidak apa2 bu Rosa?” bisik Dokter Ayu.

“Maaf Bu” bisik Rosa malu.

“Sini biar saya saja” ujar Dokter Ayu, yang khawatir Rosa salah suntik jika tangannya masih terus bergetar.

Walaupun Dokter Ayu juga gerogi, namun hal itu tidak menghilangkan sikap profisionalismennya sebagai dokter.

“Mari kita tunggu 2 menit hingga obatnya bereaksi” sambil Dokter Ayu menyibukan diri mempersiapkan alat2 medisnya, dengan tujuan mengalihkan pandangannya dari kontol yang menakjubkannya itu. Karena sebenarnya tugas mempersiapkan alat2 medis sudah dilakukan Rosa sebelumnnya, dan sudah tugas Rosa mempersiapkannya pula saat prosedur dijalankan. Rosa melihat tinggkah aneh Bu Dokter, namun dia memaklumi juga. Sebab bagi dia pun kontol ini sangat menakjubkan dan menggiurkan dirinya.



5 menit kemudian…….



Dokter Ayu dan Rosa mulai resah. Kontol Bayu masih tetap ereksi maksimal.

“Bagaimana Bu Dokter?” tanya Rosa sambil menatap Dokter Ayu.

“Dik Bayu…” ucap Dokter Ayu pelan dan sedikit bergetar, dan tanpa sadar mengubah panggilan “nak” nya menjadi “dik”.

“Iya Bu Dokter?” tanya Bayu dengan muka yang masih terasa tebal karena malu.

“Bisakah burung kecilnya dibuat tidak ireksi….? Sebab kami tidak bisa bekerja disini jika burung dik bayu masih terus tegang seperti ini” Jawab Dokter Ayu, dengan nada yang masih bergetar manahan gairah sambil menatap kontol besar yang begitu mengiurkan dimatanya.

“Maaf Bu Dokter, saya sudah berusaha, namun tidak bisa” jawab Bayu.

Dokter Ayu melirik kearah Rosa, melihat mata Rosa yang tidak berkedip dan terlihat jelas tangan Rosa masih bergetar. Entah apa yang ada dipikiran Rosa saat itu, namun Dokter Ayu memakluminya, karena diapun mengalami hal yang sama, namun saja tangannya tidak bergetar seperti Rosa. Yang Dokter Ayu rasakan tangannya ingin meraih kontol besar itu, dan menikmati kekenyalan dan kehangatannya dalam genggaman tangannya.

“Sebentar ya dik Bayu” ujar Dokter Ayu sambil mencolek lengan Rosa, memberi kode agar mereka keluar ruangan untuk berbicara empat mata.

“Baik Bu Dokter” jawab Bayu.



Dokter Ayu dan Rosa pun segera keluar ruangan praktek menuju ruangan tunggu pasien. Dokter Ayu langsung duduk disalah satu bangku tunggu pasien sambil menghela nafasnya yag sejak tadi terasa sesak. Sementara Rosa berdiri disamping Dokter Ayu menunggu apa yang ingin di omongkan Dokter Ayu kepadanya.

Tiba2 dikejauhan mendekat bayangan hitam tinggi dan besar kearah Dokter Ayu dan Rosa…..

“SETANNN……..” Teriak Rosa kaget…..

Dokter Ayu pun sempat terkaget akibat triakan Rosa.

“Duh tega banget bu Rosa, lah wong ganteng gini kok dibilang setan?” ujar Pak Jono cengengesan sambil mendekati ruang praktek Dokter Ayu.

“Maaf Bu Dokter, pagar depan sudah bisa saya kunci. Soalnya saya bingung dari jauh ruang praktek masih nyala. Namun saya sudah tidak lihat pasien satu pun juga” ujar pak Jono sambil clingak celinguk melihat sekitar tidak ada kendaraan pasien satupun juga, dan diruang tunggu tidak terlihat orang satupun juga. Sebagai satpam malam rumah Dokter Ayu, pak Jono tidak mau kecolongan karena dia harus mengawasi rumah yang luas ini. Dan Bayu pun kebetulan berangkat tadi hanya dengan berjalan kaki, karena bagi Bayu berjalan sangat menyehatkan tubuhnya.

“Ya sudah kunci saja. Jangan lupa kontrol keliling sebelum tidur” ujar Dokter Ayu yang masih degdegkan akibat dikagetkan triakan Rosa tadi.

“Baik Bu Dokter, saya pamit dulu” ujar pak Jono sambil mengedipkan mata menggoda bu Rosa yang janda muda.

Dengan tubuh yang besar dan tinggi pak Jono berlari2 kecil kearah pos jaganya. Jika bukan karena takut kehilangan pekerjaan dengan gaji yang besar di rumah Dokter Ayu, mungkin sejak dulu pak Jono menggoda ketiga janda yang ada di rumah itu.



Bersambung....
 
Menunggu updetan selanjutnya hu, semoga masoha da cerita lanjutannya
 
Bimabet
Untuk beberapa saat Dokter Ayu termenung, berpikir keras untuk mengatasi masalahnya ini. Dia tidak pernah gagal dalam mengobati pasiennya, dan tidak berniat gagal.

“Hanya bisa dilakukan dengan cara pembiusan, namun kita tidak punya alatnya diklinik ini” guman Dokter Ayu kecil. Rosa yang mendengar gumanan Dokter Ayu hanya dapat menganggukan kepalanya.

“Saya tidak mau gagal bu Rosa. Bagaimana caranya terserah bu Rosa, Saya kasih waktu 20 menit buat bu Rosa mengatasi masalah kita itu!” ujar Dokter Ayu tegas sambil melirik sekilas kearah Rosa.

Rosa pun paham maksud Dokter Ayu, namun apakah dia sanggup melakukannya dengan waktu 20 menit? Rosa diam beberapa saat, sebelum akhirnya dia merespon perintah Dokter Ayu.

“Baik Bu Dokter, saya mengerti, beri saya waktu 20 menit” Rosa segera berbalik badan masuk Kembali kedalam kamar praktek klinik Dokter Ayu.

Kamar praktek Dokter Ayu dilengkapi kedap suara yang sangat baik, sehingga suara sekeras apapun tidak akan terdengar keluar.

Setelah menutup pintu kamar periksa rapat2, Rosa pun perlahan mendekati ranjang periksa, dimana Bayu masih terbaring kebingungan. Rosa berpikir, dulu suaminya saja tidak akan bertahan 10 menit saat menghadapai keahlian kocokan tangannya, apalagi pemuda bau kencur semacam Bayu, dia yakin hanya butuh kurang dari 5 menit untuk menyelesaikannya.

Perlahan Rosa mulai menyingkap hordeng ranjang pasien, terlihat kembali dimatanya kontol keras Bayu yang masih berdiri, dengan urat2 yang menunjol disekelilingnya, membuat kontol itu terlihat begitu menakjubkan di mata Rosa.

Bayu menoleh ketika hordeng pemisah ruangan di singkap oleh Suster Dokter Ayu, dia pun makin merasa malu karena belum bisa menurunkan ereksi kontolnya, ditambah lagi begitu Bayu melihat Suster cantik itu tampak terkagum2 melihat kontol kerasnya, membuat ereksi kontol Bayu makin sulit dikendalikan,

“Dik Bayu” ucap Rosa pelan dengan nada sedikit bergetar menahan birahinya.

“Iya Bu Suster” jawab Bayu pelan sambil berusaha menenangkan hatinya.

“Sepertinya prosedur sunat tidak akan bisa dilakukan jika burung dik Bayu masih ereksi keras begini” ujar Rosa pelan sambil mendekati ranjang pasien, sehingga terhalang pandangan Bayu oleh pembatas tubuh yang masih terpasang sejak tadi.

“Jadi bagaimana suster, sementara pernikahan saya dua minggu lagi, semua undangan sudah di sebar, saya tidak mungkin membatalkan pernikahan ini” ujar Bayu sambil tetap berbaring, dengan nada terdengar sangat khawatir.

“Oh… jangan khawatir dik Bayu, saya akan melakukan sedikit prosedur untuk menangani ereksi dik Bayu. Namun prosedur ini sedikit rahasia, jadi dik Bayu tidak boleh menceritakan kepada siapapun juga tentang prosedur ini. Kecuali dik Bayu ingin membatalkan untuk melakukan sunat disini, dan melakukannya diklinik lain?” ujar Rosa memberi peringatan dan pertimbangan terhadap Bayu.

“Waduh, ditempat lain mahal Bu Suster, saya sudah bertanya di dua tempat, rata2 tarif mereka 2x dari klinik ini, saya pun tahu klinik ini lebih murah dari mertua saya. Jangan khawatir soal prosedur rahasinya Bu Suster, saya tidak akan cerita kesiapapun juga. Lagi pula saya kesini sendiri karena malu jika di temanin keluarga atau pun teman2 saya” jawab Bayu meyakinkan Suster bahwa dia bukan tipe yang suka bergosip ria.

Setelah yakin Bayu tidak akan bercerita kesiapapun juga. Rosa mulai bergerak. Dengan bergetar perlahan2 tangan Rosa menggapai kontol keras Bayu. Sudah lama Rosa tidak merasakan tekstur lembut kontol laki2. Desiran hangat perlahan menjalar di tubuhnya, tanpa Rosa sadari kelembapan yang sudah terjadi sejak melihat kontol Bayu makin menjadi saja di bawah sana saat ini. Ingin Rasanya Rosa segera melahap kontol indah Bayu, merasakan tekstur lembut kontol besar itu di lidahnya. Namun Rosa berusaha menahannya. Ia tidak mau terlihat binal dimata pasiennya.

Perlahan Rosa mulai mengocok pelan kontol Bayu, dia yakin hanya butuh beberapa menit untuk meredakan ereksi pemuda kencur semacam Bayu, apalagi begitu merasakan keahlian and kelembutan tangan Rosa.

Namun sayangnya Rosa telah lupa, beberapa saat lalu Rosa telah melakukan anestesi, sehingga kontol Bayu terasa kebas alias mati rasa. Sehingga Bayu tidak merasakan nikmat apapun juga dikontolnya. Yang Bayu rasa hanya ada dua tangan lembut sedang mengocok kontol kerasnya. Yang membuat kontol Bayu tetap ereksi maksimal adalah imajinasi Bayu, mambayangkan Suster cantik sedang menatap kontolnya saja sudah membuat pemuda dengan setamina se muda Bayu dapat ereksi maksimal. Apalagi membayangkan Suster cantik itu sedang mengocok kontolnya, makin membuat ereksi kontolnya makin maksimal………




Bersambung………..
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd