Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

EPISODE TERAKHIR DARI Sebenarnya aku tidak ingin melakukannya

burungku_peot

Suka Semprot
Daftar
13 Aug 2014
Post
5
Like diterima
70
Bimabet
Tapi aku tidak Akan Lakukan Ch itu. 09

Setelah Pesta yang tak menyenagkan kemarin, Aryo sama sekali tak menyinggung soal berhubungan seks dengan orang lain. Dia pulang kerja setiap malam tanpa menyebutkan Bayu, Danni, atau Katrine. Malam setelah kami tiba di rumah sehabis house party , Aryo mencoba untuk membicarakan kejadian di tempat pesta, tapi aku menyuruhnya untuk tidak membicarakan masalah itu, dan dia melakukannya.

Pada akhir pekan setelah house party , aku mulai bisa berdamai dengan diri sendiri bahwa tidak semua pria seperti Tommy. Seks terakhir kali dengan orang yang aku temui di pesta, jelas dia tidak tahu apa yang dia lakukan. Jadi berhubungan seks dengan dia tidak menjadikan semua seks adalah buruk. Lagipula, itu sebabnya Aryo dan aku pergi kesana, kan? Danni dan Katrine yang mengundang kami, dan Aryo berharap untuk dapat mengulang sekali lagi dengan Katrine, tapi house party adalah tentang bermain dengan orang lain. Danni dan Katrine lebih memilih untuk melakukan dengan orang lain, sehingga tidak ada alasan aku seharusnya tidak bersetubuh ... atau harus kubilang apa namanya? Aku bahkan tidak ingat. Tapi Aryo baik-baik saja dengan itu, dan aku seharusnya juga.

Jumat sore, Aryo pulang kerja dan berkata, "Aku harap Kamu belum membuat makan malam, Olla."

"Tidak, aku belum membuatnya," jawab aku. "Kenapa?"

"Aku pikir kita bisa pergi keluar untuk makan malam dan mungkin nonton film. Kita sudah lama tidak melakukan itu."

Karena kamu selalu meminta ku untuk bercinta dengan pria lain, kataku dalam hati. Aku yakin ini adalah cara Aryo untuk mencoba berbicara padaku agar aku mau tidur dengan pria lain. "Itu akan menyenangkan," kataku.

"Bagus. Kemana Kamu ingin pergi?"

Aku memutuskan untuk mengujinya, dan yang terucap adalah nama salah satu restoran paling mewah di kota. "Kau membawa aku ke sana malam kami bertunangan," aku mengingatkannya. "kita belum kesana lagi sejak itu."

Aryo tampak sedikit pucat mendengar gagasan itu; itu adalah sebuah restoran mahal. Tapi semua yang dia katakan adalah, "Ide bagus. Sebaiknya kau segera beranti pakaian, kalau begitu."

Aku pergi ke kamar tidur kami dan menemukan gaun yang tampak cukup bagus untuk dipakai ke tempat itu. Sementara aku sedang berpakaian, Aryo masuk. Aku hanya memakai cd dan stoking hitam. "Kau tampak cantik," katanya.

"Aku belum berpakaian," kataku.

"Kamu tidak perlu itu. Kau wanita terseksi yang pernah aku lihat, dengan atau tanpa pakaian." Dia memeluk ku dari belakang dan menutupi payudara ku dengan tangannya. "Ingin bersenang-senang sebelum kita pergi keluar?"

"Gak" Aku menarik diri darinya. "Aku pikir akan lebih menyenangkan untuk menggoda mu sepanjang malam ini, dan kemudian baru bersenang-senang setelah kita kembali."

"Oh, betul-betul? Dan bagaimana jika aku tidak menyukai ide itu?"

"Kau bilang aku yang berkuasa, ingat?," aku mengingatkannya.

"Itu jika kau bersama orang lain."

"Yeah, well, mungkin aku suka dengan ide itu dan berkuasa atas Kamu juga. Mari kita bermain malam ini, benar-benar bermain. Bersenang-senang menggoda satu sama lain, dan kemudian melampiaskan fantasi seksual kita setelah sampai di rumah."

"Hmm, itu terdengar menyenangkan. Oke, aku akan menunggu di ruang tamu." Aryo meninggalkan ruangan.

Aku selesai berpakaian dan pergi ke ruang tamu. Aryo berdiri di pintu, kunci mobil sudah di tangannya. "Astaga, kau seksi sekali," katanya. "Apa yang kamu kenakan di balik gaun itu?"

"Tidakkah kau ingin tahu?" Kataku.

"Well, ya, aku mau. Itulah kenapa aku bertanya."

"Well, Kamu harus menunggu sampai kita sampai kembali ke rumah untuk mencari tahu."

Aryo mengerang. "Kamu sengaja menggodaku, ya."

"Ya." Aku mengambil dompetku. "Mari kita pergi."

Dalam perjalanan ke restoran, Aryo mencoba untuk meletakkan tangannya di kaki ku. Aku mengangkatnya dan meletakkannya kembali di roda kemudi. "Tidak boleh menyentuh sampai kita tiba di rumah," kataku.

"Aku pikir kita sepakat hanya menggoda saja."

"Menggoda, ya, tapi menggoda dan menyentuh bukan hal yang sama. Kamu harus bersabar."

"Kau tidak menyenangkan."

"Itu sebuah komentar menarik dari Kamu. Jika Kamu pikir aku tidak menyenangkan , lebih baik kita pulang dan pergi tidur."

Aku menganggap itu sebagai gurauan, tapi suaraku terdengar lebih keras dari pada yang aku dimaksudkan. Aryo menatapku, terkejut. "Bukan itu yang aku maksud, Olla. Aku hanya bercanda."

"Aku tahu. Maaf."

"Beberapa minggu yang canggung, kan? Apa Kamu masih marah soal pesta minggu lalu?"

"Aku tidak ingin membicarakannya. Sudah berakhir dan selesai."

"Danni bilang dia dan Katrine minta maaf saat tahu kita telah pulang lebih awal. Mereka ingin untuk bisa bertemu dengan kita."

"Sudah kubilang, aku tidak ingin membicarakannya."

"Jadi Kamu tidak ingin bertemu Danni lagi? Aku kira semua baik-baik saja antara Kamu dan dia."

"Aryo, aku mohon. Jika Kamu ingin malam ini menjadi malam yang baik, berhenti berbicara tentang Danni, Katrine dan pesta kemarin."

"Maafkan aku. Aku tidak tahu itu sangat mengganggumu."

Dia tidak berbicara lagi sampai kami tiba ke restoran. Pada saat itu, rasa kesalku mulai berkurang, dan aku menggandeng tangannya saat kami berjalan dari mobil ke restoran.
"Maaf," kataku. "Kau benar, kemarin memang minggu yang canggung, dan aku tidak ingin memikirkan tentang hal itu."

"Aku mengerti," kata Aryo. "Aku harus memberitahumu, soalnya, Bayu dan Danni mereka menanyakan tentang Kamu."

"Dan apa yang telah Kamu katakan kepada mereka?"

"Bahwa kau sedang istirahat. Mereka mengerti, tapi mereka berdua ingin bertemu denganmu lagi."

Kami masuk ke dalam restoran dan di persilahkan duduk oleh nyonya rumah. Sementara kita menunggu pesanan kami, aku berkata, "Aku rasa aku tidak ingin melihat mereka lagi. Serius, Aryo, aku merasa sudah cukup dengan permainan ini. Aku tidak pernah ingin untuk tidur dengan orang asing lagi, tapi itulah yang aku rasakan di pesta itu, dan aku merasa bersalah tentang hal itu. itu tidak bisa terjadi lagi. "

"Aku mengerti. Aku juga merasa kita tidak perlu datang ke pesta seperti itu lagi. Tapi bagaimana kalau Bayu atau Danni ingin ke rumah lagi?"

"Please, Aryo. Aku tidak ingin membicarakannya sekarang. Kita mau makan malam, ingat? Lupakan itu."

"Oke."

Selama sisa makan malam, kami sedikit sekali berbicara tentang teman-teman kami dan seterusnya. Itu makan malam seperti dulu kami lakukan sebelum dia mempunyai pikiran menonton aku dengan pria lain. Aku menyukainya.

Setelah makan malam, kami memonton film yang baru saja keluar. Sebuah film romantis. Aryo tidak menyukai jenis film ini, tapi ia mengalah untuk membuat malam ini malam yang baik, terutama karena dia tahu memiliki rencana untukku dengan mengusung orang lain lagi. Di bioskop, dia mencoba meletakkan tangannya di lututku dan mencoba menarik rokku. Aku meraih tangannya dan memegangnya.
"Tidak ada sentuhan," bisikku. "Hanya menggoda."

"Aku mencoba untuk menggoda Kamu dengan menyentuh Kamu," katanya.

"gak. Tapi usaha yang bagus kurasa."

Jadi kami hanya berpegangan tangan sepanjang pertunjukkan film. Di tempat parkir setelah film selesai, Aryo menarikku kedalam mobil dan mencium leherku. "Kau menggodaku cukup lama," katanya. "Aku menginginkan mu, wanita seksi."

"Gak boleh, tunggu sampai di rumah."

"Oh, tidak. Kau selalu bilang itu dari tadi, dan aku sudah menurutimu. Tapi aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi." Dia mendorong rokku ke atas dan jarinya bergerak di sepanjang stokingku menuju selangkanganku dan menemukan vaginaku yang tanpa cd dan sudah basah. "Kau basah, Kamu pelacur," geramnya. "Kau sungguh menikmati menggodaku, kan."

"Ya Aryo, hentikan. Orang akan melihat kita!"

"Hanya jika Kamu berteriak terlalu keras." Dia menarik pantyhoseku turun. "Tidak ada celana dalam, ya? Hmmm .....Aku rasa Kamu merencanakan ini. Kau ingin aku menyetubuhimu."

"Tidak di tempat parkir!"

"Oh, Kamu akan mendapatkan itu."

Dia berbalik ke belakang ku . Aku mendengar suara ritsleting celananya diturunkan. Rokku didorong ke atas sampai pinggang dan terlihatlah bongkahan pantatku. Aryo benar-benar serius! Dia benar-benar ingin menyetubuhiku di depan semua orang!

Aku merasakan kemaluannya di bibir vaginaku, kemudian, dengan satu dorongan, ia sudah masuk dalam diriku, memompa dengan keras. "Aryo!" Aku menangis.

"Kau sudah menginginkan ini sejak tadi, dan aku juga," katanya. "Jangan bilang Kamu tidak."

Aku ingin, tentu saja. Tapi tidak seperti ini. Kami diparkiran di sudut yang jauh dari tempat parkir, tetapi meskipun demikian, siapa pun bisa melihat kita. Harusnya aku marah, seharusnya aku takut. Tapai Itu tidak. Ini malah membuat gairahku keluar.

"Kau suka dilihat, kan," Aryo geram. "Pikirkan tentang hal ini, Olla. Siapapun bisa melihat kita. Apa pendapat Kamu tentang itu?"

"Aku rasa aku akan orgasme!" Aku hampir keluar, itu pasti. Di setubuhi dari belakang selalu membuat aku keluar dengan cepat, dan ditambah gairah yang keluar karena berada di tempat terbuka membuatnya lebih cepat.

"Baik. Keluarkan saja, Olla. Mari kita lihat apakah Kamu bisa mendapatkan perhatian seseorang."

"Tidak, aku tidak bisa." Meskipun aku tidak yakin aku akan bisa menahan diri.

Ketika aku akhirnya orgasme, aku mengertakkan gigi aku, berusaha untuk tidak berteriak. Semua yang keluar adalah teriakan tercekik. Aryo memberikan beberapa dorongan lagi, kemudian dengan santai sambil mengosongkan sperma-nya ke vaginaku. "Itu tadi persetubuhan yang menakjubkan," katanya, mencium leher aku lagi.

"Aku tidak percaya kau melakukan itu!"

Aryo menarik pantyhose ku kembali dan memperbaiki rokku. "Aku bisa. Kamu Terlalu banyak menggodaku dan aku tidak tahan. Dan aku pikir Kamu tidak keberatan bukan?"

"Tidak," aku mengakui. "Kau hanya beruntung kita tidak ditangkap."

"Aku tahu itu. Mari kita pulang."

* * *

Keesokan paginya, aku terbangun di tempat tidur. Ketika aku melihat jam, aku menyadari itu jauh lebih dari aku biasanya bangun pada akhir pekan. Peristiwa tentu telah membuat aku lelah aku pikir.

Aku bangkit dan pergi ke dapur. Aryo berada di dekat kompor memasak telur dan sosis. "Apa yang kau lakukan?" Aku bertanya.

"Aku pikir setelah kau begitu baik padaku tadi malam, Kamu layak sarapan di tempat tidur. Ku pikir Kamu masih berada di tempat tidur."

"Tidak, dan aku tidak akan kembali ke tempat tidur. Tapi aku akan mengambil sarapan."

"Pergilah duduk di kursi sana, dan aku akan membawakan ke Kamu. Coffee siap."

Aku menuangkan secangkir kopi dan duduk di ruang makan. Aryo datang dalam beberapa menit kemudian membawa dua piring, dan duduk di depanku. "Apakah kau marah tentang tadi malam?" tanyanya.

"Tidak," jawab ku. "Aku tidak yakin dengan apa yang kita lakukan di tempat parkir semalam, tapi itu menyenangkan. Mari kita lakukan kegiatan sex kita di masa depan tetap di dalam ruangan."

Aryo menyeringai. "Kau yakin tentang hal itu? Apa yang terjadi jika Kamu merasa senang saat kita berada di depan umum?"

"Aku pikir aku akan bisa mengendalikan diri."

"Oh, ok-ok saja." Dia makan beberapa telur nya. "By the way, Danni telpon sebelum Kamu bangun."

"Kau tidak mengundang dia kesini, kan?"

"Aku ingin bicara denganmu dulu. Dia dan Katrine ingin kita ke rumah mereka untuk makan malam. Tidak harus seperti ketika mereka datang ke sini, jika Kamu tidak ingin hal itu terjadi, tapi aku ingin pergi. Bayu akan berada di sana juga. "

"Aryo ..." Aku tidak bisa memikirkan sesuatu untuk dikatakan. Dia tahu aku tidak ingin melihat Bayu atau Danni lagi, namun ia bertanya apakah kita bisa pergi makan malam bersama mereka. Apa yang dia tidak memahami? "Dengar. Mengapa Kamu ingin pergi? Kamu ingin menyetubuhi Katrine lagi?"

"Aku tidak akan keberatan," Aryo mengakui. "Dia tidak sehebat Kamu, tapi dia baik. Tetapi jika Kamu hanya ingin makan malam saja dan kemudian kita pulang, kita bisa melakukan itu. Jika Kamu bahkan tidak ingin pergi, kita tidak pergi. Ini semua terserah Kamu, Olla. aku hanya berpikir itu mungkin baik bagi Kamu untuk mengucapkan selamat tinggal kepada mereka jika Kamu tidak akan melihat mereka lagi. aku sudah mengatakan kepada orang-orang yang Kamu tidak ingin, tetapi tidak akan sama jika aku yang bilang. "

Dia benar. Jika aku ingin berhenti bermain dengan Bayu dan Danni, aku setidaknya bisa memberitahu mereka sendiri. "Baik," kataku. "Kita bisa pergi. Tapi kita harus membuat jelas bahwa tidak ada yang akan terjadi. Aku tidak akan melakukan hubungan seks dengan teman pria mu, dan aku lebih suka kau tidak melakukan apa-apa dengan Katrine."

"Itu ok-ok saja," kata Aryo. "Aku akan menelepon mereka segera setelah kita selesai makan."

Kami menghabiskan hari bersantai di rumah, membersihkan dan melakukan pekerjaan kecil yang telah kita abaikan. Sementara kami bekerja, aku berpikir tentang malam yang akan datang. Aku tidak ingin bermain lagi, itu benar. Tapi tidak ada salahnya untuk memiliki satu persetubuhan terakhir kalinya dengan orang-orang itu? Sebuah persetubuhan perpisahan.

Malam itu, aku mengenakan pakaian yang bisa dibilang kasual atau seksi, tergantung pada yang sedang melihat dan apa yang aku putuskan aku ingin lakukan. Kita sampai di tempat Danni dan Katrine jam tujuh. Mereka berdua memelukku dan mencium pipiku, dan Katrine dan Aryo mencium bibir masing-masing. Aku terhimpit dengan sedikit gelombang kecemburuan ; itu tidak seperti apa pun yang akan terjadi, kecuali aku benar-benar memutuskan untuk melaksanakan idepersetubuhan perpisahan.

Bayu tiba tepat setelah kami, dan kami berlima duduk di ruang tamu. "Jadi bagaimana kabarmu, Olla?" Bayu bertanya padaku. "Aku tidak melihat Kamu sejak Aryo berada di luar kota."

"Aku tidak ingin melihatmu," kataku, berbicara tegas dengan tujuan ku kesini. "Cara Kamu meninggalkan ku malam itu mengecewakanku."

"Kuharap kau mengatakan sesuatu kepada aku secara pribadi," katanya. "Apa yang mengecewakan? Aku memuaskanmu, Olla. Kamu seharusnya tahu saat itu."

"Ya, itu baik-baik saja, tapi Kamu bisa menghabiskan beberapa menit berbicara sesudahnya bukan hanya langsung berjalan keluar." Aku menggeleng. "Sudahlah. Kau benar, aku harus membawanya secara pribadi, atau tidak sama sekali. Tidak masalah."

"Tentu saja itu penting," kata Katrine. "Komunikasi ini penting, apakah itu dengan pasangan Kamu atau dengan salah satu mitra Kamu yang lain. Jika Kamu tidak suka cara hal-hal pergi, Kamu memiliki hak untuk mengatakan begitu."

"Itu tidak masalah karena semuanya berakhir," kataku. "Aku berharap Aryo sudah bilang itu. Aku tidak tertarik dengan orang lain selain suami ku lagi. Setidaknya, itulah rencana aku saat ini."

"Apa artinya itu?" Tanya Aryo.

Aku pikir tidak ada salahnya berbicara di depan orang-orang ini. Aku bersetubuh dengan tiga dari mereka, dan yang keempat telah bersetubuh dengsn suamiku. Tidak ada yang perlu untuk disembunyikan. "Aku tidak pernah berencana untuk bermain dengan vibrator, dan kemudian aku melakukannya. Aku tidak berencana untuk tidur dengan Bayu, tapi aku lakukan aku pula. Aku tidak berencana untuk melakukan threesome, maka aku lakukan juga. Sepertinya setiap kali aku mengatakan aku tidak akan melakukan sesuatu, aku tetap melakukannya, jadi aku mungkin juga berhenti mengatakan aku tidak akan melakukan hal-hal. "

"Kamu harus berpikir lebih lanjut tentang apa yang Kamu inginkan," kata Katrine. "Tidak ada yang salah dengan apa pun yang Kamu lakukan, tetapi jika Kamu tidak ingin melakukannya, Kamu harus tegas untuk itu."

"Aku tidak tahu jika aku tidak ingin atau jika aku merasa seperti aku tidak seharusnya mau. Itulah yang membuatnya membingungkan."

"Hal ini akan sulit jika masuk ke pola pikir seperti itu," kata Danni. "Katrine dan aku punya beberapa saat seperti itu ketika kami pertama kali setuju untuk swinger. Kamu hanya perlu melakukan apa yang tepat untuk Kamu, Olla. Aku harus mengakui, kami berharap untuk dapat bermain malam ini, tetapi jika Kamu tidak ingin , kita hanya akan melakukannya sebagai makan malam. "

"Aku tidak tahu apa yang aku inginkan malam ini," aku mengakui. "Jadi mari kita mulai dengan makan malam."

"Harus siap dengan apa Yang akan terjadi," kata Katrine. "Mari kita makan."

Makanan itu cukup menyenangkan, dengan banyak obrolan ramah dan menyenakan . Humor dan olok-olok mengingatkan aku apa yang aku sukai tentang Bayu dan Danni. Pada akhir makan malam, aku telah membuat keputusan.

"Yah, mari kita minum beberapa gelas wine dan memutuskan apa yang terjadi selanjutnya," Danni menyarankan sementara Katrine membersihkan meja.

"Aku sudah membuat keputusan," kataku.

"Haruskah kita bersiap-siap untuk pulang?" Tanya Aryo.

"Tidak" Aku tidak percaya apa yang aku katakan. "Aku ingin satu lagi malamini. hanya malam ini,kupikir. Setelah ini, kami hanya pasangan biasa, tidak ada bermain dengan orang lain lagi. Tapi malam ini, tidak apa-apa."

"Apakah itu ok juga untuk Aryo?" Tanya Katrine.

"Ya."

"Lalu aku pikir kita bisa melupakan wine," kata Katrine. Dia berdiri dan mengulurkan tangannya ke Aryo. "Mari ikut aku." Dia mengedip padaku. "Kamu dapat menghibur dua lainnya, aku yakin." Dia dan Aryo meninggalkan ruangan.

Yang meninggalkan aku sendirian dengan Danni dan Bayu. "Apakah Kamu yakin tentang hal ini, Olla?" Tanya Danni. "Katrine berada di sedikit terburu-buru, dia sudah berbicara tentang Aryo sejak terakhir kali dia bersetubuh dengan dia Tapi aku pikir Bayu dan aku baik-baik saja jika Kamu tidak ingin melakukan ini.."

"Aku mau." Aku pergi kepadanya dan menciumnya dalam-dalam, kemudian memberikan Bayu ciuman yang sama.

"Katrine dan Aryo mengambil kamar tidur utama, tapi kami memiliki kamar cadangan," kata Danni. "Ikuti aku."

Kami naik ke atas dan ke ruangan yang dilengkapi dengan tempat tidur berukuran besar, meja, dan cermin. "Kau mendekorasi ulang," kata Bayu.

"Katrine ingin memulai menjadi tuan rumah pesta," jawab Danni. "Kami sedang megaturnya." Dia memeluk aku dan menggigiti leher aku. "Siapa yang Kamu inginkan terlebih dahulu, Olla?"

"Kau," kataku. Aku masih merasa kesal dengan Bayu.

Kedua pria ini membantuku menanggalkan pakaian, Bayu melepas atasanku dan Danni melepas rok dan celana dalam. Ketika aku benar-benar telanjang, mereka masing-masing melekat pada putingku. Aku mengerang. Apakah aku benar-benar ingin melakulan ini lagi?

Jawabannya mudah. Ya. Pada awalnya Aku menginginkannya, dan dua pengalaman buruk yang lalu terlalu banyak menurutku. Ini adalah ucapan selamat tinggal pada gaya hidup itu.

Danni membimbing aku ke tempat tidur dan berlutut di antara pahaku. Dia menunduk ke vaginaku dan mulai menjilatinya, sementara Bayu berbaring di sampingku dan bermain dengan payudaraku. Rasanya begitu enak, yang bisa aku lakukan adalah mengerang dan menggelinjang, dan hanya dengan aksi mulut mereka membuatku orgasme.

Danni berdiri dan melepas celananya, kemudian kembali ke tempat tidur dan memposisikan kemaluannya didepan pintu masuk vaginaku. "Kau siap untuk penisku, Olla?" tanyanya.

"Ya," kataku.

"Apa yang kau ingin aku lakukan?"

"Fuck me."

"bukankah Kamu bisa mengisap peniskuku sementara dia fucks Kamu," kata Bayu.

"Tidak kali ini," jawab aku.

"Tunggu." Danni bangkit dan mengambil beberapa kondom dari meja. Dia memakainya satu dan kembali posisinya. Dia segera mendorong kemaluannya ke dalam diriku. Aku terkesiap. "Apakah itu terasa enak?" tanyanya.

"Ya!" Kataku.

"Lebih baik kau memakai kondom, Bayu," kata Danni. "Dia begitu ketat, aku tidak akan berlangsung lama."

"Aku tak sabar untuk itu."

Bayu melepas celana panjangnya dan membuka gulungan kondom ke poros nya. Sementara itu, Danni terus fucking aku, lebih kuat daripada yang sebelumnya, sampai aku pikir aku akan menjerit. Dari suatu tempat di lorong, aku mendengar teriakan, Aryo mungkin membuat Katrine cum. Itu seolah memberi aku izin untuk membuat banyak suara. Ketika aku akhirnya orgasme, aku menjerit.

Danni terus fucking aku, sampai akhirnya dia mengerang dan mendorong dengan kuat. "Sialan, Olla, ini lebih enak daripada yang aku ingat," katanya. "Terima kasih untuk menyetujui itu untuk terakhir kalinya."

Aku memberinya ciuman. "Sama-sama."

Bayu menepuk bahu. "Keberatan kalau aku potong?"

"Tidak sama sekali."

Danni pindah, dan Bayu mengambil tempatnya. Penis Bayu lebih besar dari Danni, tapi aku sudah sangat basah dari persetubuhan dengan Danni , dia telah membuat vaginaku becek membuat penis Bayu masuk dengan mudah.

Dia tidak fuck aku keras atau secepat Danni, tapi aku masih begitu terangsang dari persetubuhan sebelumnya dan itu membuatku orgasme dengan cepat. "Fuck, Bayu, terasa begitu enak penismu!" Kataku.

"Kau memaafkanku?" tanyanya.

"Ya, aku memaafkanmu."

Dia terus fucking aku. "Kau yakin tidak akan ingin ini lagi?"

"Aku tidak mau itu. Oh, fuck, Bayu, penismu begitu besar!"

"Dan vagina Kamu begitu ketat. Vagina Kamu. Aku ingin terus entot vagina Kamu, Olla."

Dia memperlambat langkahnya, dan entah bagaimana itu membuatnya merasa lebih baik. Aku meraih diantara kami dan bermain dengan clit aku, mencoba untuk orgasme lain. "entot aku lebih cepat!" Aku memohon.

"Sial!" Dia berhenti sejenak. "Aku akan keluar."

"keluarkan lah," kataku. "Silakan!"

Beberapa pompa lagi, dan dia akhirnya orgasme. "Fuck, Olla!"

Aku berbaring di sana sejenak, memilirkan kenapa aku harus berhenti menemui mereka, dan akhirnya menyadari kalau itu sia-sia. Aku tidak akan bercinta salah satu dari orang-orang ini lagi. Mungkin kita akan tetap berteman, mungkin tidak, tapi seks itu berakhir.

Setelah beberapa menit, aku menyelinap diriku keluar dari bawah Bayu dan mengambil pakaian aku. "Itu menyenangkan," kataku. "Terima kasih."

"Terima kasih," kata mereka bersama-sama. Mereka masing-masing memberi aku kecupan di bibir.

"Aku akan merindukan itu," kata Danni.

"Maaf," kataku. "Aku tutup untuk renovasi."

Mereka tertawa, tapi aku serius. Aku harus merenovasi bagaimana aku merasa tentang diri sendiri, tentang pernikahan aku. Aku harus berusaha dengan Aryo untuk membuat hal-hal cara salah ini kembali ke sebelum dia mendapat ide cemerlang untuk membawa orang lain ke dalam kehidupan kami.

Aryo sedang menunggu di ruang tamu dengan Katrine. Kami mengucapkan salam perpisahan dan pulang. "Apakah kau baik-baik saja?" tanyanya di dalam mobil dalam perjalanan pulang.
“ Ya!” jawabku.
TAMAT
 
Kok tamatnya jd disini? Cerita yang satu lg msh lanjut gak bro?
 
Ceritanya menarik bro, tp gw belum baca cerita sebelumnya, pasti jadi lebih mantap
 
Jav Toys
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd