kukuruyugh
Semprot Baru
- Daftar
- 1 Sep 2019
- Post
- 43
- Like diterima
- 828
Permisi hu, nubi nyumbang cerita, alur ceritanya maju-mundur semoga masih bisa dinikmati
. . . . .
PART I : POV Raka
“Yakin mau lanjut nih? Haha”
“Iya lah, tanggung udah sampe sini”
“Hati-hati pintu akan segera dibuka”
aku dan amel segera masuk ke dalam KRL tujuan Jakarta kota ini, 7.46, jam dimana semua orang berebut masuk KRl untuk berangkat ke tempat kerja, tidak ada yang ingin berlama-lama di kereta yang penuh sesak ini… kecuali beberapa pria yang berdiri di dekat wanita berusia 22 tahun, yang memakai celana kerja, kaos putih, dan cardigan merah, tanpa bra di balik kaos tipisnya.
Amel terpisah sekitar 3-4 orang di belakangku, amel melihatku dengan tatapan cemas, karena rencana awal untuk berdiri berdekatan di KRL gagal, dan sekarang dia dikelilingi orang yang tidak dikenalnya.
….
Berawal dari install whis*er, aku mengenal amel minggu lalu
“I’d like to take my braless gf to places, she would be mad tho”
“why would she be mad?” amel membalas whis*er yang kutulis, amel pun menceritakan kalau dia pernah melakukan hal serupa dengan BF nya 7 bulan lalu, and she loves it, the thrill, the adrenaline, all of it, too bad they broke up, dan BF nya yang sekarang is a very nice guy, amel tidak berani untuk menceritakan pengalamannya tersebut. Long story short, she miss doing it so much.
…..
“besok jam 7 di St. xxxx ya mel?”
“Oke ka, baju buat ngantor gue masukin tas aja kali ya”
“sip, ntar gue aja yang megangin di KRL”
“raka, lu pake kaos ijo olive jaket maroon kan?”
“iya, sini buruan mel, bentar lagi datang KRL nya”
…..
Setelah melewati dua stasiun, kulihat amel menatapku tajam, mukanya memerah, dari tatapan matanya kurasa dia meminta aku untuk menghampirinya, namun kondisi KRL yang sesak membuatku tidak bisa untuk bergerak mendekatinya
“sesaat lagi kereta akan sampai di stasiun manggarai”
Pagi itu entah kenapa kereta berhenti cukup lama sebelum masuk manggarai, kulihat amel menundukkan kepalanya, beberapa kali amel terlihat memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya, kucoba untuk melihat lebih jelas apa yang terjadi, tetapi nihil, jangankan untuk membalik badan, untuk menengok pun rasanya cukup sulit.
…..
“Dulu pernah naek busway gak pake bra, tapi karena ga terlalu rame, jadinya gak ke-notice sih ama orang-orang, kadang kesenggol ama punggung cowok di depan gue, duuh rasanya tuh ya, mas-mas sudirman itu ya duuh”
“becek dong ya?”
“BANJIR HAHAHA”
…..
Setelah 10 menit berlalu, akhirnya kereta kembali berjalan, kucoba untuk melihat amel, kulihat tangannya sudah tidak berpegangan pada pegangan tangan di KRL, mukanya semakin memerah, sambil menutup mata, kulihat dia mencoba menutup mulutnya dengan tangannya
“kereta telah sampai di stasiun manggarai, pintu akan segera dibuka”
Amel bergegas menuju pintu kereta, matanya terlihat sayu dan tidak sepatah kata pun terucap ketika kutanya kenapa dia turun disini, karena kantor amel berada di sudirman. Sesampainya diluar kereta amel berlari kecil menuju pintu keluar stasiun. Kulihat pria yang berdiri dekat amel terus menatapnya sampe keluar stasiun, dia tersenyum kecil ketika amel melihat ke arah kereta sebelum keluar stasiun. Pikiran kotorku pun melayang, tentang apa yang terjadi pada amel, sampai dia turun sebelum stasiun tujuannya.
“Hati-hati pintu akan segera ditutup”
Oh shit, pikirku, aku lupa untuk memberikan tas amel yang kutaruh di bagasi atas tempat duduk
“mel kok keluar manggarai, tas lu masih di gue nih” 2 menit kemudian chat yang kukirim berubah centang biru, namun tidak dibalas amel, kucoba untuk menelpon, yang langsung di-reject oleh amel.
Sepuluh menit berlalu kubuka chat amel, terlihat statusnya ‘amel sedang mengetik…’ 3 menit berlalu dan amel belum menyelesaikan ketikannya
“lu ngetik skripsi atau apa dah, lama beneer” tulisku
5 menit kemudian sebuah notifikasi masuk,
Amel *** (3 messages) : ...
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Update 1 - page 1
Update 2 - page 3
Update 3 - page 4
Update 4 - page 6
. . . . .
PART I : POV Raka
“Yakin mau lanjut nih? Haha”
“Iya lah, tanggung udah sampe sini”
“Hati-hati pintu akan segera dibuka”
aku dan amel segera masuk ke dalam KRL tujuan Jakarta kota ini, 7.46, jam dimana semua orang berebut masuk KRl untuk berangkat ke tempat kerja, tidak ada yang ingin berlama-lama di kereta yang penuh sesak ini… kecuali beberapa pria yang berdiri di dekat wanita berusia 22 tahun, yang memakai celana kerja, kaos putih, dan cardigan merah, tanpa bra di balik kaos tipisnya.
Amel terpisah sekitar 3-4 orang di belakangku, amel melihatku dengan tatapan cemas, karena rencana awal untuk berdiri berdekatan di KRL gagal, dan sekarang dia dikelilingi orang yang tidak dikenalnya.
….
Berawal dari install whis*er, aku mengenal amel minggu lalu
“I’d like to take my braless gf to places, she would be mad tho”
“why would she be mad?” amel membalas whis*er yang kutulis, amel pun menceritakan kalau dia pernah melakukan hal serupa dengan BF nya 7 bulan lalu, and she loves it, the thrill, the adrenaline, all of it, too bad they broke up, dan BF nya yang sekarang is a very nice guy, amel tidak berani untuk menceritakan pengalamannya tersebut. Long story short, she miss doing it so much.
…..
“besok jam 7 di St. xxxx ya mel?”
“Oke ka, baju buat ngantor gue masukin tas aja kali ya”
“sip, ntar gue aja yang megangin di KRL”
“raka, lu pake kaos ijo olive jaket maroon kan?”
“iya, sini buruan mel, bentar lagi datang KRL nya”
…..
Setelah melewati dua stasiun, kulihat amel menatapku tajam, mukanya memerah, dari tatapan matanya kurasa dia meminta aku untuk menghampirinya, namun kondisi KRL yang sesak membuatku tidak bisa untuk bergerak mendekatinya
“sesaat lagi kereta akan sampai di stasiun manggarai”
Pagi itu entah kenapa kereta berhenti cukup lama sebelum masuk manggarai, kulihat amel menundukkan kepalanya, beberapa kali amel terlihat memejamkan matanya sembari menggigit bibir bawahnya, kucoba untuk melihat lebih jelas apa yang terjadi, tetapi nihil, jangankan untuk membalik badan, untuk menengok pun rasanya cukup sulit.
…..
“Dulu pernah naek busway gak pake bra, tapi karena ga terlalu rame, jadinya gak ke-notice sih ama orang-orang, kadang kesenggol ama punggung cowok di depan gue, duuh rasanya tuh ya, mas-mas sudirman itu ya duuh”
“becek dong ya?”
“BANJIR HAHAHA”
…..
Setelah 10 menit berlalu, akhirnya kereta kembali berjalan, kucoba untuk melihat amel, kulihat tangannya sudah tidak berpegangan pada pegangan tangan di KRL, mukanya semakin memerah, sambil menutup mata, kulihat dia mencoba menutup mulutnya dengan tangannya
“kereta telah sampai di stasiun manggarai, pintu akan segera dibuka”
Amel bergegas menuju pintu kereta, matanya terlihat sayu dan tidak sepatah kata pun terucap ketika kutanya kenapa dia turun disini, karena kantor amel berada di sudirman. Sesampainya diluar kereta amel berlari kecil menuju pintu keluar stasiun. Kulihat pria yang berdiri dekat amel terus menatapnya sampe keluar stasiun, dia tersenyum kecil ketika amel melihat ke arah kereta sebelum keluar stasiun. Pikiran kotorku pun melayang, tentang apa yang terjadi pada amel, sampai dia turun sebelum stasiun tujuannya.
“Hati-hati pintu akan segera ditutup”
Oh shit, pikirku, aku lupa untuk memberikan tas amel yang kutaruh di bagasi atas tempat duduk
“mel kok keluar manggarai, tas lu masih di gue nih” 2 menit kemudian chat yang kukirim berubah centang biru, namun tidak dibalas amel, kucoba untuk menelpon, yang langsung di-reject oleh amel.
Sepuluh menit berlalu kubuka chat amel, terlihat statusnya ‘amel sedang mengetik…’ 3 menit berlalu dan amel belum menyelesaikan ketikannya
“lu ngetik skripsi atau apa dah, lama beneer” tulisku
5 menit kemudian sebuah notifikasi masuk,
Amel *** (3 messages) : ...
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
Update 1 - page 1
Update 2 - page 3
Update 3 - page 4
Update 4 - page 6
Terakhir diubah: