Ngacenk23
Semprot Kecil
- Daftar
- 21 Dec 2012
- Post
- 51
- Like diterima
- 23
HIDDEN LUST
Entah mengapa pagi ini datang menyapa dengan lebih cerah. Matahari pagi bersinar terang namun hangat. Burung lamat-lamat terdengar berkicau dari kejauhan. Angin yang bertiup perlahan menambah indahnya suasana pagi ini. Di permulaan hari ini dunia terasa lebih indah, syahdu, membawa kebahagiaan. Dari beranda di lantai dua sebuah rumah muncul seorang gadis cantik meregangkan tubuh dan tangannya. Rambut hitam sebahu tergerai, wajah natural tanpa make-up khas gadis yang baru bangun tidur, cantik walau tanpa hiasan. Ia memakai daster rok pendek sepaha motif bunga-bunga berwarna biru muda. Modelnya terbuka, atasnya hanya semacam tali penyangga yang melilit ke pundaknya. Daster itu seolah dibuat hanya untuk dia, serasi sekali. Seolah memamerkan kakinya yang panjang, pahanya yang mulus sekel, punggungnya yang putih bak pualam, dan lehernya yang jenjang. Untung saja beranda ini tidak begitu terlihat dari luar karena terletak diatas, kecuali tingginya sejajar. Jika tidak niscaya siapapun lelaki yang melihatnya akan tertegun sejenak, nge-freeze. Siapakah gerangan bidadari yang baru bangun tidur ini?
Namaku Jessica Veranda, biasa dipanggil Jessie atau JC oleh teman-teman sebayaku, atau orang rumah. Biasa juga dipanggil Ve jika merujuk statusku sebagai member sebuah idol group yang paling eksis di Indonesia, JKT48. Tapi, ah sudahlah, aku agak malas membicarakan tentang dunia idol jika sedang berada di rumah. Biarkan aku santai sejenak menikmati indahnya pagi ini, duduk di beranda kamarku sambil meneguk teh manis hangat yang baru saja diantar oleh si Bibi.
Baru beberapa teguk tiba-tiba ada suara setengah teriak yang berasal dari ruang keluarga, mengagetkan setengah lamunannya, "Jessie! katanya mau kuliah jam 10? nanti telat". Ternyata si Mamah yang mengingatkan Ve agar segera beres-beres dan pergi kuliah. "Iya Mah, ini nunggu teh manisnya habis dulu". Tidak lama kemudian dengan sedikit malas Ve beranjak dari beranda dan masuk ke kamar. Dasternya ditanggalkan lalu dilempar ke tempat pakaian kotor. Hanya tersisa celana dalam V-shape berwarna hitam transparan. Dari belakang pinggulnya yang bulat montok dan kencang itu terlihat begoyang-goyang seiring langkahnya. Ah sungguh seksi. Lalu terdengar suara shower mandi dinyalakan. Kamar Ve memang nyaman, ada beranda, kamar mandi di dalam. Hanya TV mungkin satu-satunya benda yang tidak ada di kamarnya. Karena tidak diperbolehkan oleh Papahnya. TV di dalam kamar hanya mengganggu waktu kumpul keluarga, katanya.
Dan sekarang jam menunjukan pukul 11 malam. Ah terasa cepat sekali waktu berputar. Ve baru saja masuk ke kamar, menanggalkan tas nya, melepas cardigannya, dan mengganti celana jeans hitam casualnya dengan celana pendek tipis berbahan katun. Setelah membersihkan sisa make-up dan menggosok gigi, ia langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Kaos putihnya ia biarkan tanpa sempat diganti terlebih dahulu. Hari ini melelahkan sekali, kuliah sampai jam 3 sore lalu dilanjut dengan latihan. Sebagai member idol group ia dituntut selalu bagus performnya. Dan latihan walau terasa rutin dan membosankan mau tidak mau harus tetap dijalani, demi perform yang bagus dan agar tidak mengecewakan penggemar.
Ve terlentang rileks dengan alunan nafasnya yang teratur. "Ah di malam seperti ini mengapa bayangmu masih saja ada", batin Ve teringat Ferdy, mantannya sedari kelas 2 SMA yang terputus ketika Ve menjadi member JKT48. Ia ingin segera terpejam tapi tidak bisa. Teringat sok cool-nya Ferdy, dewasanya, humor jayusnya, peluknya, dan tentu saja termasuk "nakal"nya. Semua pengalaman pacaran Ve pertama kali didapat waktu bersama Ferdy. First kiss, petting dan semua hal raba-meraba. Walau belum pernah penetrasi tapi semua kenangan itu sangat membekas di ingatan Ve. Dalam kesendiriannya Ve sangat rindu kehadiran Ferdy. Ingin rasanya ia membalik waktu dan kembali ke saat-saat ketika masih bersama Ferdy.
Secara tidak sadar tangan Ve menelusup ke kaosnya. Bra nya sudah tanggal karena ia biasa tidur tanpa menggunakan bra. Diremasnya payudaranya, perlahan dengan gerakan memutar. "Aaahh sshhh.." Ve melenguh karena menikmati rangsangan sendiri. Lalu putingnya ia pilin-pilin, ditarik-tarik lembut, diputar-putar. Jadi menegang. Payudaranya yang montok itu semakin mengencang dengan puting susunya yang semakin mancung mengeras. Merasa kurang bebas lalu kaosnya dilepas dan diletakan di samping, sekarang Ve topless. Kedua-dua tangannya meremas payudaranya dengan semakin intens. Ia membayangkan tangan Ferdy yang meremas dan memainkan putingnya. "Oouchh aahhh.. Ferdy sayaaaangg..", rintihan nikmatnya tak mampu lagi ditahan. "Uuughhh mmmhhh.. ssshh.." lenguhannya semakin seksi, ia menikmati sensasi yang diciptakannya sendiri, ia tak peduli lagi dengan keadaan. Lalu tangan kirinya perlahan mengusap area perutnya, seperti menggelitik sendiri, memainkan pusarnya dengan ujung jari. Ia masih membayangkan Ferdy yang saat ini mencumbunya. Lalu tangan kirinya semakin turun, menyusup ke dalam celana pendeknya. Meraba-raba permukaan celana dalamnya, diusap-usap, digesek-gesek. "Aaaahhh sshhh.. ouchh.." Jelas saja celana dalam di area vaginanya basah karena terangsang sejak tadi. Jari jemari Ve jadi semakin licin memainkan permukaan celana dalamnya. Karena basah jadi nyeplak, diusap-usap, disusuri dengan permukaan jari belahan vaginanya. "Mmmhh aaaachhh uughhh." rintihan kenikmatannya semakin jelas terdengar dari mulutnya, Tapi ia tidak peduli, ia ingin menikmati "waktunya" bersama Ferdy. Tidak puas memainkan vagina dari luar ia melepas celana pendeknya, lalu celana dalamnya. Ia kini telanjang bulat, kedua kakinya ia buka lebar-lebar, mengangkang. Dengan tangan kanannya yang masih memainkan puting, lalu tangan kirinya mengusap-usap klitorisnya, karena terangsang jadi agak menonjol keluar. Dimainkannya klitorisnya itu hingga ia semakin gila, kepalanya terlempar kesana kemari nahan nikmat. Diucek-uceknya terus klitoris yang udah membesar itu. Cairan vaginanya semakin banyak sebagai reaksi normal wanita yang terangsang hebat. Dijawil-jawil, dicubit-cubit, diputer, diusap, diucek klitorisnya terus sampai akhirnya "Aaaachhh aaaahhh ouuchhh sshhh aaahh..". Tubuhnya bergetar, selangkangannya membuka menutup, perutnya tegang, menahan nikmat yang luar biasa yang berpusat di vaginanya. Ve terbebas, dia orgasme.
Lunglai, lemas, dengan nafas yang semakin perlahan namun teratur. Tapi Ve sangat menikmatinya. Rindunya dengan Ferdy untuk sementara terobati. Ia bersihkan vaginanya dengan tisu basah. Lalu ia tutupi tubuhnya dengan selimut, tidur dalam keadaan telanjang.
TO BE CONTINUED...
Entah mengapa pagi ini datang menyapa dengan lebih cerah. Matahari pagi bersinar terang namun hangat. Burung lamat-lamat terdengar berkicau dari kejauhan. Angin yang bertiup perlahan menambah indahnya suasana pagi ini. Di permulaan hari ini dunia terasa lebih indah, syahdu, membawa kebahagiaan. Dari beranda di lantai dua sebuah rumah muncul seorang gadis cantik meregangkan tubuh dan tangannya. Rambut hitam sebahu tergerai, wajah natural tanpa make-up khas gadis yang baru bangun tidur, cantik walau tanpa hiasan. Ia memakai daster rok pendek sepaha motif bunga-bunga berwarna biru muda. Modelnya terbuka, atasnya hanya semacam tali penyangga yang melilit ke pundaknya. Daster itu seolah dibuat hanya untuk dia, serasi sekali. Seolah memamerkan kakinya yang panjang, pahanya yang mulus sekel, punggungnya yang putih bak pualam, dan lehernya yang jenjang. Untung saja beranda ini tidak begitu terlihat dari luar karena terletak diatas, kecuali tingginya sejajar. Jika tidak niscaya siapapun lelaki yang melihatnya akan tertegun sejenak, nge-freeze. Siapakah gerangan bidadari yang baru bangun tidur ini?
Namaku Jessica Veranda, biasa dipanggil Jessie atau JC oleh teman-teman sebayaku, atau orang rumah. Biasa juga dipanggil Ve jika merujuk statusku sebagai member sebuah idol group yang paling eksis di Indonesia, JKT48. Tapi, ah sudahlah, aku agak malas membicarakan tentang dunia idol jika sedang berada di rumah. Biarkan aku santai sejenak menikmati indahnya pagi ini, duduk di beranda kamarku sambil meneguk teh manis hangat yang baru saja diantar oleh si Bibi.
Baru beberapa teguk tiba-tiba ada suara setengah teriak yang berasal dari ruang keluarga, mengagetkan setengah lamunannya, "Jessie! katanya mau kuliah jam 10? nanti telat". Ternyata si Mamah yang mengingatkan Ve agar segera beres-beres dan pergi kuliah. "Iya Mah, ini nunggu teh manisnya habis dulu". Tidak lama kemudian dengan sedikit malas Ve beranjak dari beranda dan masuk ke kamar. Dasternya ditanggalkan lalu dilempar ke tempat pakaian kotor. Hanya tersisa celana dalam V-shape berwarna hitam transparan. Dari belakang pinggulnya yang bulat montok dan kencang itu terlihat begoyang-goyang seiring langkahnya. Ah sungguh seksi. Lalu terdengar suara shower mandi dinyalakan. Kamar Ve memang nyaman, ada beranda, kamar mandi di dalam. Hanya TV mungkin satu-satunya benda yang tidak ada di kamarnya. Karena tidak diperbolehkan oleh Papahnya. TV di dalam kamar hanya mengganggu waktu kumpul keluarga, katanya.
Dan sekarang jam menunjukan pukul 11 malam. Ah terasa cepat sekali waktu berputar. Ve baru saja masuk ke kamar, menanggalkan tas nya, melepas cardigannya, dan mengganti celana jeans hitam casualnya dengan celana pendek tipis berbahan katun. Setelah membersihkan sisa make-up dan menggosok gigi, ia langsung merebahkan tubuhnya ke tempat tidur. Kaos putihnya ia biarkan tanpa sempat diganti terlebih dahulu. Hari ini melelahkan sekali, kuliah sampai jam 3 sore lalu dilanjut dengan latihan. Sebagai member idol group ia dituntut selalu bagus performnya. Dan latihan walau terasa rutin dan membosankan mau tidak mau harus tetap dijalani, demi perform yang bagus dan agar tidak mengecewakan penggemar.
Ve terlentang rileks dengan alunan nafasnya yang teratur. "Ah di malam seperti ini mengapa bayangmu masih saja ada", batin Ve teringat Ferdy, mantannya sedari kelas 2 SMA yang terputus ketika Ve menjadi member JKT48. Ia ingin segera terpejam tapi tidak bisa. Teringat sok cool-nya Ferdy, dewasanya, humor jayusnya, peluknya, dan tentu saja termasuk "nakal"nya. Semua pengalaman pacaran Ve pertama kali didapat waktu bersama Ferdy. First kiss, petting dan semua hal raba-meraba. Walau belum pernah penetrasi tapi semua kenangan itu sangat membekas di ingatan Ve. Dalam kesendiriannya Ve sangat rindu kehadiran Ferdy. Ingin rasanya ia membalik waktu dan kembali ke saat-saat ketika masih bersama Ferdy.
Secara tidak sadar tangan Ve menelusup ke kaosnya. Bra nya sudah tanggal karena ia biasa tidur tanpa menggunakan bra. Diremasnya payudaranya, perlahan dengan gerakan memutar. "Aaahh sshhh.." Ve melenguh karena menikmati rangsangan sendiri. Lalu putingnya ia pilin-pilin, ditarik-tarik lembut, diputar-putar. Jadi menegang. Payudaranya yang montok itu semakin mengencang dengan puting susunya yang semakin mancung mengeras. Merasa kurang bebas lalu kaosnya dilepas dan diletakan di samping, sekarang Ve topless. Kedua-dua tangannya meremas payudaranya dengan semakin intens. Ia membayangkan tangan Ferdy yang meremas dan memainkan putingnya. "Oouchh aahhh.. Ferdy sayaaaangg..", rintihan nikmatnya tak mampu lagi ditahan. "Uuughhh mmmhhh.. ssshh.." lenguhannya semakin seksi, ia menikmati sensasi yang diciptakannya sendiri, ia tak peduli lagi dengan keadaan. Lalu tangan kirinya perlahan mengusap area perutnya, seperti menggelitik sendiri, memainkan pusarnya dengan ujung jari. Ia masih membayangkan Ferdy yang saat ini mencumbunya. Lalu tangan kirinya semakin turun, menyusup ke dalam celana pendeknya. Meraba-raba permukaan celana dalamnya, diusap-usap, digesek-gesek. "Aaaahhh sshhh.. ouchh.." Jelas saja celana dalam di area vaginanya basah karena terangsang sejak tadi. Jari jemari Ve jadi semakin licin memainkan permukaan celana dalamnya. Karena basah jadi nyeplak, diusap-usap, disusuri dengan permukaan jari belahan vaginanya. "Mmmhh aaaachhh uughhh." rintihan kenikmatannya semakin jelas terdengar dari mulutnya, Tapi ia tidak peduli, ia ingin menikmati "waktunya" bersama Ferdy. Tidak puas memainkan vagina dari luar ia melepas celana pendeknya, lalu celana dalamnya. Ia kini telanjang bulat, kedua kakinya ia buka lebar-lebar, mengangkang. Dengan tangan kanannya yang masih memainkan puting, lalu tangan kirinya mengusap-usap klitorisnya, karena terangsang jadi agak menonjol keluar. Dimainkannya klitorisnya itu hingga ia semakin gila, kepalanya terlempar kesana kemari nahan nikmat. Diucek-uceknya terus klitoris yang udah membesar itu. Cairan vaginanya semakin banyak sebagai reaksi normal wanita yang terangsang hebat. Dijawil-jawil, dicubit-cubit, diputer, diusap, diucek klitorisnya terus sampai akhirnya "Aaaachhh aaaahhh ouuchhh sshhh aaahh..". Tubuhnya bergetar, selangkangannya membuka menutup, perutnya tegang, menahan nikmat yang luar biasa yang berpusat di vaginanya. Ve terbebas, dia orgasme.
Lunglai, lemas, dengan nafas yang semakin perlahan namun teratur. Tapi Ve sangat menikmatinya. Rindunya dengan Ferdy untuk sementara terobati. Ia bersihkan vaginanya dengan tisu basah. Lalu ia tutupi tubuhnya dengan selimut, tidur dalam keadaan telanjang.
TO BE CONTINUED...
Terakhir diubah: