Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

SHARE Fantasi dengan bpk tua/oldman/grandpa menggelitik andrenalin

Gpp mas...yg penting fokus aja apa yg pnting...KLO soal hiburan mah gampng ka...aku tetep mantengin ka
 
Siap ka di tunggu y mas....dan tolong mas jngan Ampe ke prabayar...biar gk ilang fans mas nya
 
Part 4

Sedikit Kilas Balik: Diceritakan di part 1 kalau Wak Udin adalah Bapak Tua berumur 65 tahun lebih seumuran dengan mertua Aku, Wak Udin merupakan penggarap sawah milik mertua Aku walaupun dia sendiri memiliki lahan sawah cukup luas, karena sawah mertua Aku dan miliknya kebetulan satu hamparan. Sering datang ke rumah mertua Aku untuk sekedar ngobrol, khususnya saat padi sudah dipanen. Wak Udin berkulit coklat cenderung hitam, badannya masih sehat dan kuat tentu sangat cocok untuk diajak sex threesome dengan Cinta (istriKu), badan lebih tinggi sedikit dari Bah Amat, memiliki hidung agak mancung.

Wak Udin saat datang ke rumah mertua sering ngobrol juga dengan Aku kalau kebetulan ada di rumah pada hari weekend, Cinta (istriKu) sangat mengenal Wak Udin bahkan lebih dahulu kenal dengannya sejak lama, sedari Cinta (istriKu) masih kecil hingga sekarang juga akrab dan sering ngobrol dengan Wak Udin yang memang orangnya humoris dan sudah anggap saudara bahkan seperti ke kakenya sendiri.

Sejak saat itu, fantasi sex Cinta (istriKu) makin tak terbendung dan andrenalin sexnya makin tertantang ingin Making Love dengan Wak Udin. Pada tgl 7 Januari 2018 sehari sebelum besoknya Aku berangkat Ke Jakarta untuk bekerja, malam tgl 6 Januari 2018 Aku Making Love dengan Cinta (istriKu) sampai-sampai Cinta (istriKu) memanggil-manggil Wak Udin dan Bah Amat sambil mendesah saat Making Love ("Wak,,oooohhh...aaahh..terus Wak masukin kontolnya lebih dalam lagi...! uuuuhh,,,terus masukan Bah..ooooohh...enak sekali kontolnya Wak...!, Bah Amat,,aaahhhh,,ayo Bah sambil hisap payudara Cinta,,aaahh..."), begitulah racauan dan gumaman Cinta (istriKu) entah sadar atau tidak tapi yang jelas Aku bahagia sekali waktu mendengar ucapan Cinta (istriKu) secara spontan memanggil-manggil nama Wak (Wak Udin) dan Bah (Bah Amat), tandanya Cinta (istriKu) sudah sangat ingin sex threesome dengan kedua Bapak Tua/kake-kake itu. Saat Aku akan menghisap payudaranya terlihat ada 4 tanda merah (cupang) yang memanjang di sekitar areola, Aku tanya pada Cinta (istriKu) tentang tanda merah (cupang) itu dan menjawab kalau itu kelakuan Bah Amat saat ML di kamar mandi rumah kebun.

Setelah ML dengan Bah Amat pada hari Kamis tanggal 4 Januari 2018, besok paginya Bah Amat sebelum pulang dia beres-beres rumah kebun dan halaman kebun, disapunya hingga bersih. Aku dan Cinta sempat mengajak sarapan Bah Amat sebelum pamitan untuk kembali berjualan kupat tahu di dekat pasar.

Empat hari berlalu saat Cinta (istriKu) Making Love dengan Bah Amat, hari ini Senin tanggal 8 Januari 2018 Cinta (istriKu) sendiri di rumah, karena Aku seperti biasa sejak jam 5 pagi sudah berangkat ke Jakarta untuk bekerja. Sekitar jam 8 pagi Cinta (istriKu) baru selesai mandi, badannya masih ditutupi dengan handuk tanpa memakai celana dalam dan BH, saat berjalan menuju ke kamar untuk memakai baju, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu depan sambil mengucapkan salam, dari suaranya Cinta (istriKu) sudah sangat hafal kalau yang datang adalah Wak Udin, spontan Cinta mengehentikan langkahnya sebelum masuk ke kamar sambil bergumam dalam berfikirannya “ahh,,Wak Udin ada apa dia datang ke sini..?, males ahh..!, habisnya waktu itu bikin BT dia..!, tapi,,apa..? ahk,,sebel....!, bukain pintu apa ngga ya...?, hmmm...?”, fikiran Cinta campur aduk antara sebel dan kangen sambil menggerutu teringat saat Making Love antiklimaks dengan Wak Udin waktu itu. “iiiihh,,,sebel,,sebeeell..!”, gerutu Cinta lagi sambil berjalan menuju pintu depan, entah mungkin karena dorongan keinginan lebih kuat untuk kembali merasakan dan menuntaskan Making Love dengan Wak Udin yang sempat terganggu dan tertahan karena waktu itu si Jessy datang secara tiba-tiba dan langsung masuk ke dalam rumah. Dengan muka cemberut Cinta (istriKu) berjalan mendekati pintu depan, tapi saat membuka pintu dan melihat Wak Udin yang berdiri di depan pintu, seketika Cinta (istriKu) tersenyum ramah ke Wak Udin yang memakai kemeja warna coklat dengan celana bahan warna abu-abu. Cinta terkesima dengan kehadiran Wak Udin yang memang sejak pertama kali berfantasi sex dengan Bapak Tua ya sama Wak Udin, membuat fantasi sex Cinta kembali menggelitik nakal, Wak Udin dengan memakai baju dan celana perpaduan warna norak tapi terlihat sangat seksi dan gagah dilihatnya.


Cinta (istriKu): “eehh,,Wak Udin..!, ayo masuk Wak..!!” sambil menebar senyum

Wak Udin: “Cinta...!, baru selesai mandi ya...?”, tanya Wak Udin, terlihat matanya menatap nakal ke tubuh Cinta (istriKu) yang hanya ditutupi handuk pada bagian bawah sejengkal dari atas lutut hingga bagian atas dililitkan di payudaranya.

Cinta: “iya Wak...!, silahkan duduk Wak...!!, Cinta ambil minum dulu..!”, kata istriKu sambil berlalu ke dapur. Saat di dapur Cinta (istriKu) telephon Aku mengabari kalau di rumah ada Wak Udin, Aku kasih saran ke Cinta (istriKu) untuk memanfaatkan kesempatan kalau mau Making Love dengan Wak Udin sekarang momentnya tepat dan jangan lupa dipasang kamera untuk merekam adegan ML dengan Wak Udin kata Aku. Cinta setuju dengan apa yang Aku sarankan, lalau Cinta menyalakan tombol saklar otomatis untuk menyalakan kamera tersembunyi yang sudah Aku pasang jauh-jauh hari disimpan disetiap sudut ruangan untuk merekam setiap adegan ML.

Wak Udin: “Bapak kamu kemana ya...?, tadi di rumahnya ga ada siapa-siapa...?

Cinta: “ke karawang dari kemarin Bah..!, katanya sih besok baru pulangnya...!”

Wak Udin: “oohh pantesan...!, kalau suami kamu kemana...?”

Cinta: “biasa Wak,,,sudah berangkat kerja tadi ke Jakarta..! kan biasa dari hari senin sampai jum’at di Jakarta...!, diminum Wak...!, ini kuenya juga dimakan...!, Cinta mau pakai baju dulu...”

Wak Udin: “ga apa-apa pakai handuk saja..! apalagi baru mandi kelihatannya aduuuhh,,sampai silau Wak lihat badan Kamu ehehehe...”, ketawa terkekeh khas kake-kake

Cinta: “iihhh..! Uwak bisa aja...”

Wak Udin: “iyya aslinya...!, kulit kamu halus, putih mulus..! pakai handuk malah jadi deg-degan Wak ini ehhehheeee...”, bicara Wak Udin mulai cabul

Cinta: “iiihh..., malu ah...! ga sopan ngobrol sama Wak cuma pakai handuk gini...!”, pura-pura nolak

Wak Udin: “ah ga apa-apa kalo Wak..! kan Wak juga yang mau kamu pakai handuk begini...!, Wak baru lihat lagi badan kamu yang putih mulus ini...!, jangan malu-malu kan cuma Wak sama Kamu di sini...”

Mendengar ucapan nakal Wak Udin, Cinta merasa godaan dan rangsangannya pada Wak Udin berhasil, Cinta makin yakin kalau saat ini adalah waktu dan kesempatan yang tepat untuk menuntaskan ML dengan Wak Udin.

Cinta: “ya kalau itu maunya Wak..! Cinta nurut Wak aja...!”, sambil duduk di kursi sofa menghadap Wak Udin, sengaja Cinta duduk dengan posisi kedua paha agak direnggangkan agar supaya memeknya sedikit terlihat sama Wak Udin.

Wak Udin: “memangnya kalau Wak minta apa saja Kamu mau nurut..?”, mulai memancing dan menjurus nakal, padahal Cinta juga sebenarnya sedang berusaha merangsang birahi Wak Udin.

Cinta: “kan tadi Wak bilang harus nurut sama orang tua...! ya Cinta juga bakal nurut sama apapun yang Wak minta hmhmm....!”, jawaban Cinta pura-pura PLUTO (Polos Lugu dan Tolol) sambil tersenyum genit ke Wak Udin, lalu kedua tangan Cinta sengaja diangkat dan ditekuk ke belakang untuk mengikat rambutnya hingga ketiaknya terlihat oleh Wak Udin, karena Cinta sudah tahu kalau Wak Udin juga suka dan terangsang dengan ketiak putih mulusnya sama dengan Bah Amat.

Wak Udin: “ya iya...!, kalau sama orang tua memang harus nurut...! apapun permintaan orang tua selama Cinta mampu..! ya harus ngasih..!”, pepatah kake-kake nakal

Cinta: “makanya Cinta nurut aja kata Wak...! apapun maunya Wak,,Cinta ikuti deh hmhmm...!”, sambil memegang lilitan handuk di payudaranya supaya longgar, lalu Cinta berdiri agar handuk yang dikenakannya melorot dari badannya dan byaaaaarrr........, handuk yang dipakai menutupi badannya terlepas jatuh ke lantai, Cinta sedari tadi tidak memakai celana dalam dan BH betul-betul telanjang bulat di depan Wak Udin, kedua payudara dan memeknya terpampang jelas oleh Wak Udin di pagi hari yang terang benderang, mata Wak Udin seolah tak berkedip menyaksikan kemolekan tubuh Cinta yang putih mulus, bersih, seksi, padat dan sintal dihadapannya. Sungguh pemandangan yang fenomenal, fantastis, sensasional untuk Wak Udin dan semua pria yang melihatnya tidak akan tahan pasti akan berdecak kagum dan tergoda birahinya, bahkan membuat iri perempuan manapun dengan bentuk tubuh serta kulit Cinta yang halus, putih mulus.

Cinta: “eeehh,,aduhhhh...!”, dengan reflek tangan kanann Cinta menutupi bagian selangkangan sementara tangan kirinya menutupi kedua payudaranya.

Wak Udin: “waddooohh.........! ehheheheee,,hadduuuhh,,rejeki Wak ini bisa lihat badan kamu..! putih mulus....! alalaaaahh....! Wak jadi ngiler ini...!, sudah jangan dipakai lagi handuknya ya...! tanggung sudah Wak lihat semua...! kontol Wak jadi ngaceng ini heheee...!”, Wak Udin mengambil handuk Cinta di lantai tapi tidak diberikan ke Cinta, Wak Udin malah menyimpan handuk itu di sandaran kursi sofa yang didudukinya.

Cinta tidak kaget, tersinggung atau marah dengan ucapan “kontol” keluar mulut Wak Udin karena dari dulu sudah biasa dan maklum sama Wak Udin kalau ngomong memang suka omes menjurus cabul, jadi ga aneh lagi kalau Wak Udin menyebut kontol, memek, payudara dan membahas hubungan sex suami istri sering membagi pengalamannya.

Cinta: “Uwak siiih...!, tadi Cinta mau pakai baju dilarang..! jadinya Cinta telanjang deh depan Wak hmhmmmm,,aduuuhh gimana ini Wak iiihh...!”, Cinta sambil tersipu malu-malu menggoda, kedua tangannya masih menutupi payudara dan memeknya walapun tidak tertutup semua tapi justru ini membuat birahi Wak Udin makin tergelitik.

Wak Udin: “bukan salah kamu...!, sudah ga apa-apa..! Wak malah seneng lihat kamu telanjang begini eheheee...”, terkekeh senang

Cinta: “aduuuuhh...! Cinta malu Wak..! sini atuh handuknya...!!!”, Cinta berharap Wak Udin mendekat untuk memberikan handuknya.

Wak Udin: “jangan malu atuh...! sama Wak ko malu...?, sudah jangan dipakai lagi handuknya itung-itung hiburan untuk Wak...!, siapa tahu Wak jadi muda lagi lihat badan kamu,,aduuuhh heheheee...!”, Wak Udin terkekeh nakal sambil medekat ke istriKu.

Cinta: “iiihh...! Wak...! gimana ini...? malu atuh kelihatan semua sama Wak hmmmhh...!”, Cinta tersenyum manja sambil menundukan kepala karena malu campur senang dengan kelakuan Wak Udin.

Wak Udin: “biar kamu ga malu...! Wak buka baju juga ya..?, eehh,,tapi badan Wak peot, hitam, jelek lagi ehehehee...! ga apa-apa lah biar adil ya..!, sudah duduk sini neng sama Wak..! jangan malu-malu lah...!, Wak mau lihat dari dekat payudara kamu..! duuhh putih mulus gini auuuh...!, memek perempuan cantik kaya kamu bagus bentuknya..! jadi makin ngiler ehehheeii...!”, puji Wak Udin sambil membuka bajunya kemeja lalu mengajak Cinta duduk di dekatnya hampir rapat di kursi sofa yang panjang. Cinta menuruti apa yang diminta Wak Udin untuk duduk merapat rapat sambil tetap menutupi payudara dan memeknya dengan kedua tangannya.

Wak Udin menyimpan bajunya di lantai, sambil duduk Wak Udin berusaha membuka celana bahan yang dikenakannya lalu melemparkannya ke lantai, sekarang Wak Udin hanya tinggal mengenakan celana dalam yang menutupi kemaluannya. Nampak jelas oleh Cinta badan Wak Udin yang agak hitam, peot dibeberapa tempat walaupun masih ada tonjolan otot-ototnya yang sudah mengendur termakan usia, dadanya agak membusung hingga puting susunya menonjol, hitam dan besar. Jelas tercetak kontol Wak Udin yang besar dan panjang dibalik celana dalamnya, sepertinya kontol Wak Udin sudah agak ngaceng karena sedari tadi sudah terangsang kemolekan tubuh Cinta.

Cinta: “Aduhh,,Wak..! hmmmhh,, gimana ini..? malu iiihh..! pintu depan masih kebuka lagi...!”

Wak Udin: “oh iyaa...! biar Wak yang tutup pintunya..! tapi kamu jangan kemana-kamana...! jangan dipakai lagi handuknya ya..! nih,,Wak buka celana dalamnya tuh...!”,

byaaarrrrr.......tuiingngng....., kontol besar panjang yang masih setengah ngaceng dan buah zakar hitam, keriput mengelayut milik Wak Udin terpampang nyata di depan Cinta, Wak Udin bergegas berjalan menutup dan mengunci pintu depan lalu kembali dan duduk di sofa merapat dengan Cinta.

Wak Udin: “kamu jangan malu-malu terus atuh..! pintunya sudah dikunci sama Wak...!”, sambil memegang tangan kiri Cinta agar tidak menutupi payudaranya, Cinta tidak harus dipaksa dengan pasrah menuruti perintah Wak Udin. Kedua payudara Cinta yang putih mulus dengan putingnya berwarna merah muda, bentuk dan ukurannya proporsional, padat, menonjol sempurna menggoda birahi Wak Udin.

Wak Udin: “aduuuhh...! payudaranya kamu itu..! bentuknya bagus, besarnya pas, putih mulus alalaaah...! sempurna...!, waahh,,ada tanda merah ini...! dicupang suami kamu ya,,? heheee...!, Wak boleh ya pegang payudara kamu,,ehheheee...!”, sambil menatap cabul payudara Cinta

Cinta kaget dengan bekas tanda merah (cupang) di payudaranya, karena teringat kalau tanda merah (cupang) di payudaranya akibat kelakuan mulut Bah Amat 4 hari yang lalu saat di kamar mandi rumah kebun.

Cinta: “terserah Wak..!, kalau Wak mau boleh aja...! hmhmmm...!”, Cinta tersenyum genit sambil membusungkan dadanya sehingga kedua payudaranya makin menonjol menantang tangan nakal Wak Udin.

Mendengar jawaban dari Cinta, tanpa aba-aba lagi tangan Wak Udin langsung memegang, meremas-remas pelan kedua payudara Cinta, tatapan mata Wak Udin fokus mengamati kedua payudara Cinta, diperlakukan seperti itu Cinta mendesah pelan karena merasakan geli nikmat.

Cinta: “emmmhh...! sss,,,hmmmhh...!” saat kedua payudaranya diremas-remas Wak Udin

Wak Udin: “heummm,,,aakh...! enak remasan Wak ya..?, apalagi kalau dihisap lebih enak,,uwiiiyy...!”, bicara Wak Udin makin cabul.

Cinta: “iya Wak..! hisap aja, kalau Wak mau hmhmmmaahh...!!”, Cinta tersenyum campur mendesah pelan

Tanpa ragu-ragu dengan sigap mulut Wak Udin menghisap-hisap pelan dan menjilat-jilat kedua payudara Cinta (istriKu) sesekali telapak tangan kiri dan kanan Wak Udin bergantian meremas-remas dan mulutnya terus menghisap payudara Cinta, tampak pipi Wak Udin sampai kempot saat menghisap-hisap kencang payudara Cinta, muka Wak Udin sampai terbenam diantara kedua payudara Cinta, lidahnya Wak Udin lincah menjilat, memilin, berputar-putar mengitari areola puting payudara Cinta, sesekali giginya menggigit-gigit pelan puting payudara Cinta (istriKu) merasakan gatal campur geli nikmat di payudaranya hingga berkedut-kedut ke dalam lubang memeknya, tubuh Cinta hingga melengking saking nikmatnya, tangan kiri Cinta memegang kepala dan meremas rambut putih Wak Udin sambil ditekan-tekan ke payudaranya, reaksi tangan dan desahan yang keluar mulut Cinta membuat Wak Udin makin bergairah terus ngelendot dan menggumul hingga air liurnya membasahi kedua daging yang menonjol padat milik Cinta (istriKu).

Wak Udin: “aummmhhhh,,.hhmmm..! srup,,srup,,srupp..! amm,,amm,,ammammaahh..! cup,,cup,,cupahh...!”, suara jilatan. hisapan dan ciuman mulut Wak Udin di payudara Cinta, tangan Wak Udin mulai nakal menyusuri pinggang dan paha Cinta.

Cinta: “mmmhhhh.....aaaaammmhhhh......oooohhhh....aaaaahhhh...iiiihhh....”, mendesah makin keras

Wak Udin: “ammmmaahhhh,,,aummm,,,cpokk..!”, menghisap-hisap payudara Cinta bersamaan dengan jari tangannya makin nakal mengelus-elus memek Cinta.

Cinta: “eummmhh...! oohh,,,iihh,,aahh...!”,

Cinta makin merenggangkan kedua pahanya saat merasakan memeknya dielus-elus dan diraba-raba jari-jari nakal Wak Udin agar lebih leluasa, sementara mulut Wak Udin makin intens menghisap- menjilat-jilat kedua payudara Cinta. Terasa oleh Cinta jari-jari Wak Udin yang besar dan kasar karena kapalan makin nakal menyusuri sambil dicolek-colek belahan memek dan kelentit milik Cinta (istriKu). Saking nikmatnya diperlakukan begitu oleh Wak Udin secara reflek kaki kiri Cinta diangkat bertumpu ke kursi sofa sambil ditekuk lalu menyandarkan badannya di sandaran kursi sofa sehingga jari-jari tangan Wak Udin makin nyaman dan leluasa mengobok-ngobok memek Cinta. Jari tengah Wak Udin terus menyusuri belahan memek Cinta dan saat menyentuh lubang memek Cinta jari tengah Wak Udin berhenti sejenak lalu dengan kurang ngajarnya menerobos masuk ke lubang memek Cinta bersamaan dengan jari jempol Wak Udin tetap aktif mencolek-colek dan mengusap-usap kelentit Cinta. Pinggul Cinta tak bisa diam bergerak ke kana dan ke kiri, maju-mundur berkedut-kedut kecang akibat diperlakukan jari-jari tangan Wak Udin di area memeknya.

Cinta: “eummmmmaahh....! aaaaahhh...! ooohhh...! Wak,,,iiiihh...!”, mendesah sambil memegang erat tangan Wak Udin yang nakal bermain-main di area memek Cinta

Lama kelamaan tangan Cinta reflek memegang dan membelai kontol Wak Udin merespon rasa nikmat di lubang memeknya yang sudah basah, licin dan lengket oleh cairan kental air maninya akibat ulah nakal jari-jari tangan Wak Udin, dipijat-pijat pelan lalu dikocok-kocoknya kontol Wak Udin oleh tangan kanan Cinta.

Wak Udin: “aummmmahh..! auuuuhh...! ssss,,,hmmmhk...! duuuhh,,kontol Wak makin gaceng ini...!”, gumaman mulut Wak Udin sambil menghisap payudara Cinta, kontolnya merasakan nikmat saat dikocok-kocok tangan Cinta

Cinta: “eummmaahh...! iya Wak..! rudalnya besar sekali,,panjang lagi,,hmhmmmahh..!”, puji Cinta sambil tersenyum menggoda

Makin lama kontol Wak Udin makin tegang mengacung di genggaman telapak tangan kanan Cinta yang tidak tergenggam seluruhnya karena ukuran batang kontol Wak Udin yang makin besar dan panjang, hitam dan berurat walaupun agak keriput tapi terasa keras di rasakan Cinta.

Wak Udin: “aummmahh,,,heuheuuu..! iyya,,tapi kontol Wak jelek, peot, hitam tuuh...!”

Cinta: “eummmahh...! ssss,,,uuuhh...! biar jelek,,tapi Cinta suka sama kontol Wak,,hmhmmmahh...!, Wak...! boleh Cinta kulum kontol Wak ya...?”

Wak Udin: “iyya,,boleh atuh kalau kamu ga jijik...!”

Cinta beranjak turun dari duduknya dan berlutut dihadapan selangkangan Wak Udin lalu hauupppp.........! tanpa aba-aba mulut Cinta langsung melahap lalu mengulum-kulum kontol Wak Udin, dijilat-jilatnya dari mulai kepala kontolnya yang bulat besar hingga batangnya dekat buah zakar. Saat mulut Cinta mengemut-emut lalu menarik-narik dengan bibirnya buah zakar Wak Udin yang hitam keriput, tangan kanannya dengan gemas menggenggam erat sambil mengocok-ngocok batang kontol Wak Udin.

Cinta: “aummaahh...! crokk,,crokk,,crokk...! srup,,sruppah...! cup,,cupaahh..! auummmaahh,,sss,,uuhh,,aummmaahh...!”

Cinta tampak gereget dan gemas dengan kontol dan buah zakar Wak Udin yang hitam berurat, peot tapi masih keras mengacung terus dikulum-kulum, diemut-emut dan dijilat-jilat oleh mulut Cinta hingg basah oleh air liurnya.

Wak Udin: “ajjuuuuuhh...! ssss,,,auuuhh..! ayy,,,ayyaaaahk..! ssss,,,heehh,,hkk,,aahhk..! enaaaakkh...! auuughh,,Cinta,,,kamu bisa ya,,,ohhoohh,,ohhoohh...!”, erangan dan racauan Wak Udin merasakan nikmatnya mulut dan lidah Cinta (istriKu) menggumul-gumul batang kontol dan buah zakarnya

Cinta: “aummm,,eummm,,eummmaahh...! ssss,,iiihh,,,kontol Wak hebat,,cinta suka hmhmmm...!” pujian Cinta membuat Wak Udin makin merasa percaya diri dengan kontolnya biar jelek, hitam dan peot tapi disukai oleh Cinta yang terus mengulum, mengemut dan menjilat-jilat kontolnya

Tampaknya Cinta (istriKu) tidak ada bosan-bosannya terus mengulum, menjilat dan mengemut kontol Wak Udin bahkan terlihat makin gereget, tapi karena sudah pegal Cinta menghetikan kulumannya di kontol Wak Udin lalu menggerakan badannya setengah berdiri/berdeku dengan kedua lutut bertumpu pada lantai sehingga kedua payudaranya mendekat di batang kontol Wak Udin yang mengacung-ngacung sempurna, perlahan tangan kanan Cinta memegang kontol Wak Udin lalu menempelkan dan menjepit di belahan kedua payudaranya dengan cara menekan tonjolan payudara dengan kedua tangannya. Perlahan Cinta menggerakan naik turun kedua payudaranya sehingga batang kontol Wak Udin mengesek-gesek ketat dengan tonjolan kedua payudara Cinta (istriKu). Dirasa masih sepet dan seret gesekan kontol Wak Udin dengan jepitan kedua payudaranya terlihat mulut Cinta seperti sedang mengunyah lalu mengeluarkan ludahnya cukup banyak meleleh ke kepala kontol hingga batang kontol Wak Udin yang terjepit di antara kedua payudaranya Cinta. Digerakannya kembali kedua payudara Cinta naik-turun dan terasa licin karena kontol Wak Udin dan belahan payudaranya sudah dilumuri oleh ludah Cinta, saking panjangnya batang kontol Wak Udin mulut Cinta bisa sambil mengulum, mengemut dan menjilat kepala kontol Wak Udin. Diperlakukan seperti itu oleh Cinta (istriKu) mata Wak Udin sampai merem-melek bersamaan dengan suara erangan dan desahan keras keluar dari mulut Wak Udin merasakan nikmat yang luar biasa di batang kontolnya karena ini merupakan pengalaman baru pertama kali batang kontolnya dijepit kedua payudara sambil digerakan naik-turun.

Wak Udin: “auuuuhh,,,haaaahhk,,,huuuhhkk...! ajjiiib,,,kamu Cinta..! ayy,,ayy,,ayyaaahk,,aaahkk...! uuuyy,,,baru kontol Wak dijepit payudara...! eeeiyyyuuuuhh,,,enaaaaakkhh...! ”

Cinta: “eumm,,eumm,,eummmhh...! enak ya Wak...! eumm,,eumm,,eummhh...!”

Wak Udin: “uuiyyyaaahh...! ho’ohh ajjib,,,Cinta,,,duuuhhk..!, Wak juga mau jilati memek kamu ya...!”

Sebenarnya Wak Udin masih ingin terus dijepit batang kontolnya oleh payudara Cinta tapi karena ada yang mendesak di batang kontolnya dirasakan akan menyembur Wak Udin mengatur tempo agar tekanan dari energi itu berkurang. Mendengar ucapan Wak Udin segera Cinta melepaskan jepitan kontol Wak Udin di payudaranya lalu berdiri dan duduk di kursi sofa bertukar posisi dengan Wak Udin yang jongkok menghadap selangkangan Cinta. Punggung Cinta disandarkan ke sandaran kursi sofa dengan Kedua kaki Cinta diangkat dan ditekuk di atas kursi sofa tampak selangkangan Cinta terpampang jelas dengan belahan dan lubang memek yang menganga hingga terekspos kelentitnya yang berwarna merah. Melihat selangkangan Cinta yang terbuka lebar dihadapannya dengan leluasa Wak Udin mendekatkan wajahnya lalu menjulurkan lidahnya lincah menyapu mejilat menyusuri belahan memek Cinta dari atas hingga lubang memeknya. Lidah Wak Udin terus menjilat pinggiran dan kelentit milik Cinta dipermainkan oleh ujung lidahnya membuat pinggul Cinta berkedut-kedut hingga terangkat bersamaan dengan desahan-desahan keluar dari mulut Cinta. Kan Wak Udin makin buas menjilat-jilat area memek Cinta saat mendengar dan merasakan reaksi dari mulut dan tubuh Cinta hingga ujung lidah Wak Udin menyusuri bagian anus Cinta dijilat-jilatnya hingga basah oleh air liurnya.

Makin lama lidah Wak Udin makin intens menjilat-jilat dan menerobos masuk ke lubang memek Cinta, pinggul Cinta berkedut-kedut dibuatnya tubuhnya kelonjotan bergetar-getar kedua pahanya yang dipegang kedua tangan Wak Udin seperti kejang-kejang saat meraskan lidah Wak Udin berputar-putar mengobok-obok di dalam lubang memeknya hingga terasa air mani encer, kental dan lengeket bercampur dengan liur Wak Udin membasahi lubang memeknya. Cinta merasakan nikmatnya orgasme yang ke 2 kalinya saat lubang memeknya diaduk-aduk lidah Wak Udin yang panjang, tebal dan kasar.

Cinta: “oooooohh,,,,uuuuuhh,,,,,aaaaaaaahh,,,,iiiiihh...! ahh,,,ahh,,ahh,,ohh,,ohh,,ooooohh Wak.....!” kedua tangan Cinta memegang kepala Wak Udin sambi ditekan-tekan kuat ke memeknya saat mengeluarkan air maninya yang meletup-letup deras merembes membanjiri lubang memeknya

Wak Udin: “srupp,,srupp,,sluruppaahh...! aumm,,eummaahh...! srupp,,srupp,,glekk,,aahh,,gurih...!”,

Mulut Wak Udin menampung dan mengumpulkan air mani Cinta lalu menelannya, sebagian masih terlihat cairan putih kental milik Cinta menepel lengket di dagu dan hidung Wak Udin. Ujung lidah Wak Udin sangat berpengalaman terus menyungkal-nyungkal menyapu menjilat-jilat mengitari pinggiran bagian dalam lubang memek Cinta yang tembem hingga air maninya meleleh ke anus Cinta, melihat itu kedua tangan Wak Udin menekan kuat kedua paha Cinta hingga kedua lutut Cinta terdorong ke samping payudara Cinta, mulut Wak Udin mendekat ke anus Cinta yang terekpose di hadapannya dengan cekatan lidah Wak Udin menjilat-jilat anus Cinta yang putih bersih. Makin lama ujung lidah Wak Udin berusaha keras masuk ke lubang anus Cinta dan sleppppp..............., lidah Wak Udin berhasil masuk ¼ nya ke lubang anus Cinta, lidah Wak bergerak maju-mundur di dalam lubang anus Cinta tampaknya lidah Wak Udin agak kesulitan untuk berputar-putar di lubang anus Cinta yang masih sempit, ini merupakan pengalaman kedua kalinya bagi Cinta merasakan kenikmatan di lubang anusnya dijilat-jilat oleh lidah Wak Udin setelah sebelumnya dijilat-jilat lidah Bah Amat.

Cinta: “iiiihh,,iiihh,,iiiiiiiihhh....! aahh,,aahh,,aaaaaahh...! aiiiihhh,,,iiiihhh,,,terus Wak,,,enak,,,,uhh,,uhh,,uuuuuuhh...!”, desahan Cinta merasakan sensasi nikmat geli di lubang anusnya yang diobok-obok lidah Wak Udin

Wak Udin: “slepp,,slepp,,slepp....! slupp,,slupp,,sluruppaahh...! aleleleeell,,,slepppooohh...! wuiiiihh,,ajib,,asin sepet...!”, lidah Wak Udin lincah menjilat menari-nari di anus Cinta

Terlihat anus Cinta sangat basah oleh air liur Wak Udin yang bercampur dengan lelehan sisa-sisa air mani Cinta, Wak Udin mengehentikan jilatannya di anus Cinta lalu berdiri sambil menjilati jari-jemarinya membersihkan air mani Cinta yang menempel. Saat Wak Udin berdiri Kontolnya yang panjang, besar dan keras mengacung-ngacung tegang dihadapan Cinta, buah zakar yang hitam keriput menggelayut lepek ditumbuhi bulu-bulu putih yang jarang-jarang.

Wak Udin: “hmmm...! Cinta...! ini kontol Wak mau masuk ke memek kamu ya,,ya,,ehheheee...!”

Cinta: “hmmhh,,iya Wak..! eummhh,,ayo...!”

Berlaga sok kepedean Wak Udin memegang kontolnya yang besar, panjang, hitam berurat, keras mengaceng sambil tersenyum cabul merasa jadi pejantan tangguh dihadapan Cinta (istriKu), dengan gerakan pelan tapi pasti Wak Udin memajukan tubuhnya dengan kedua tangannya menahan ke sandaran kursi sofa disamping wajah Cinta. Terlihat percaya diri Wak Udin mendekatkan kontolnya siap mendarat di bibir lubang memek Cinta (istriKu), tidak butuh waktu lama Wak Udin meluruskan kepala kontolnya dengan lubang memek Cinta sembari memajukan pinggulnya dan slepppp...... kepala kontol Wak Udin sangat piyawai untuk menembus lubang memek Cinta, pinggul Wak Udin makin ditekan-tekan kuat dan blessssssss.............................. batang kontol Wak Udin dengan gagahnya masuk seluruhnya ke dalam lubang memek Cinta (istriKu) tidak mengalami kesulitan seperti saat pertama kali Wak Udin memasukan kontolnya ke lubang memek Cinta (istriKu) masih terasa sempit (ML pertama kali Cinta dengan Wak Udin di Part 1), saat ini relatif mudah dan lancar karena lubang memek Cinta sudah pernah ditembus, diaduk-aduk dan digenjot kontol Bah Amat yang ukurannya hampir sama besar dan panjang dengan kontol milik Wak Udin, ditambah lubang memek Cinta sedari tadi memang sudah basah oleh air maninya yang licin seolah sebagai pelumas sehingga memperlancar masuknya kontol Wak Udin.

Sejenak Wak Udin sengaja membiarkan batang kontolnya terbenam tidak bergerak karena merasakan nikmatnya kehangatan lubang memek Cinta (istriKu).

Wak Udin: “ssss,,,heummm...! uuuyy,,,hangat ajib duhh...!”

Cinta: “uuuuhh..! eummmhh,,,wak..!”

Kadua tangan Cinta diangkat ke belakang memegang sandaran kursi sofa untuk menahan dorongan dan tekanan selangkangan Wak Udin, ketiak putih mulus Cinta terbuka dan terpampang jelas di hadapan Wak Udin. Pinggul Wak Udin perlahan bergerak memutar lalu diangkat dan diturunkan sehingga batang kontolnya bergesekan dengan dinding lubang memek Cinta secara perlahan. Makin lama gerkan naik turun pinggul Wak Udin makin intens dengan tempo lebih cepat tapi teratur akibatnya kedua payudara Cinta yang putih mulus, menonjol, padat dan kenyal (bentuk dan ukurannya proporsional 34C) bergoyang-goyang menggelayut seksi menggoda tangan dan mulut Wak Udin untuk meremas dan menghisap.

Wak Udin menatap wajah Cinta yang menggigit-gigit bibir bawahnya, tatapan nakal mata Wak Udin mengamati bagian tubuh seksi Cinta (istriKu), perlahan kedua tangan Wak Udin megelus-elus ketiak Cinta makin lama kedua telapak tangan Wak Udin berpindah memegang sambil meremas-remas kedua payudara Cinta sambil dipijit-pijit dan dipelintir-pelintir pelan kedua puting payudaranya membuat Cinta (istriKu) merem-melek, lidahnya berputar-putar membasahi bibirnya mengimbangi rasa nikmat saat bersamaan memeknya digenjot kontol Wak Udin.

Cinta: “aah,,aah,,ahh...! oohh,,oohh,,oohh....! iihh,,iihh,,aaaaahh...! uuuuuhh...! ssss,,,enak Wak,,aaahh..!

Wak Udin: “hu’uhh,,hu’uhh,,hu’uhh...! eumm,,eumm,,eummghh...! houhh,,houhh,,houhh..! ajib memeknya,,auhh,,auhh,,auhh...!”, Wak Udin memuji memek Cinta (istriKu)

Cinta: “ohh,,ohh,,ohh..! kontol Wak makin enak aja...! eummmmahh..! aaaaahh...!”, Cinta balas memuji kontol Wak Udin

Wajah Wak Udin bergerak mendekat dan aumm,,,cupp,,ccuppaahh..! srupp,,srupp,,sluruppahh...! suara yang keluar dari mulut Wak Udin saat mencium-cium dan menjilat-jilat kedua ketiak putih mulus milik Cinta, makin lama lidah Wak Udin menyusuri pinggiran payudara Cinta hingga hupppp,,,aummm,,,eummm,,,eummmmm,,,cplokk,,aahh...., mulut Wak Udin melahap lalu menghisap-hisap payudara Cinta.

Lidah dan mulut Wak Udin makin liar dan nakal menjilat-jilat menyusuri seluruh bagian kedua payudara Cinta hingga basah oleh air liurnya bercampur dengan keringat Cinta, gigi-gigi yang sebagian sudah ompong mulai gemas menggigit-gigit pelan kedua puting payuara Cinta yang berwarna merah muda bersamaan dengan genjotan pinggulnya Wak Udin naik turun hingga selangkangan Cinta yang putih mulus beradu dengan selangkangan Wak Udin yang hitam keriput meninmbulkan suara plokk,,plokk,,plokk...., inilah sensasi yang diinginkan dan dikangenin Cinta (istriKu) dimana kedua payudaranya dihisap-hisap sambil digigit-gigit pelan menimbulkan rasa kedutan-kedutan nikmat di lubang memeknya yang secara bersamaan digesek-gesek, diaduk-aduk kontol Bapak Tua seperti Wak Udin.

Cinta: “ahh,,ahh,,ahh..! ohh,,ohh,,ohh...! iiiiihh....! uuuuhh,,,terus Wak,,oooohh...!”, deshan dan gumaman Cinta

Wak Udin: “aummm,,,eummm,,,eummm,,cplokk,,aahh...! srupp,,srupp,,sluruppaahh...! eumm,,uuhh,,aahh,,oohh,,,auhh,,auhh,,aummmahh..!”, suara yang keluar dari mulut Wak Udin saat menggumul kedua payudara Cinta sambil memaju-mundurkan pinggulnya ke selangkangan Cinta

Dengan gerakan cepat Wak Udin mencabut batang kontol dari dalam lubang memek Cinta mengakibatkan Cinta (istriKu) mendesah keras karena merasakan nikmatnya gesekan kuat karena kontol Wak Udin secara tiba-tiba melesat keluar dari dalam lubang memeknya. Wak Udin masih berdiri dengan batang kontol mengacung-ngacung basah mengkilat oleh air mani Cinta, Wak Udin meminta Cinta untuk menungging, segera Cinta (istriKu) merubah posisi dan menungging di atas kursi sofa dengan kedua tangan bertumpu ke sandaran kursi sofa untuk menahan beban tubuhnya. Buah pantat Cinta yang putih mulus, menonjol padat dan anusnya yang putih bersih tereksposdihadapan Wak Udin, tampak lubang memek Cinta mengintip terjepit diantara pinggiran daging tembem memek Cinta (istriKu). Sejenak Wak Udin mengamati pemandangan area pantat dan selangkangan bening di hadapannya sampai berdecak menelan air liurnya.

Nafsu birahi Wak Udin makin tinggi hingga batang kontolnya berkedut-kedut mengacung seakan tidak sabar untuk menerobos masuk kembali ke lubang memek Cinta, Wak Udin mendekatkan kepala kontolnya ke lubang memek Cinta dan blesssssssssss........, kontol Wak Udin kembali menerobos masuk seluruhnya ke lubang memek Cinta.

Wak Udin: “aaauuuuuuhhk,,,aaaahhk,,,hmmmmgghh...!”, suara geraman dan erangan keluar dari mulut Wak Udin

Cinta: “oooooooohh........! ssss,,,,aaaaaaahh....!”, desahan Cinta

Saat ini Wak Udin tidak membiarkan batang kontolnya terdiam di dalam sana dan segera menggerakan pinggulnya maju-mundur mengakibatkan batang kontolnya keluar-masuk bergesekan dengan dinding lubang memek Cinta. Makin lama gerakan pinggul Wak Udin makin cepat dan makin intens hingga menimbulkan suara plakk,,plokk,,plakk,,plokk.... beradunya selangkangan Wak Udin dan buah pantat Cinta, kedua tangan Wak Udin memegang sambil meremas-remas buah pantat Cinta, sesekali jari tengah Wak Udin menggosok-gosok anus Cinta. Tangan kiri dan kanan Wak Udin aktif bergerak berpindah bergantian meremas-remas payudara Cinta, sesekali Wak Udin mencabut dan mengeuarkan kontolnya dari dalam lubang memek Cinta lalu menjilat-jilat memek dan anus Cinta. Saat memasukan batang kontolnya ke lubang memek Cinta kembali Wak Udin memainkan jari tengahnya di anus Cinta hingga mencoba memasukannya dan sleppppp......... jari tengah Wak Udin masuk seluruhnya ke lubang anus Cinta. Bersamaan dengan batang kontolnya bergesekan dengan dinding lubang memek Cinta jari tengah Wak Udin juga aktif keluar masuk di dalam anus Cinta, jelas Wak Udin memang berani untuk melakukan itu semua tanpa meminta ijin atau atau persetujuan dari Cinta (istriKu) karena merasa sudah sangat akrab tidak seperti Bah Amat yang lebih sopan.

Berulang kali Wak Udin mencabut kontolnya dari lubang memek Cinta lalu menggesek-gesekan dan menekan-nekan pelan kepala kontolnya ke anus Cinta, sepertinya Wak Udin berusaha untuk memasukanya tapi masih ragu untuk melakukannya untuk yang satu ini, padahal senyatanya Cinta (istriKu) merasakan sensasi nikmat luar biasa yang baru dirasakannya saat kontol Wak Udin silih berganti keluar masuk di lubang memeknya dan menggesek-gesek di anusnya.

Cinta: “emmmhh,,aahh,,aahh,,oohh,,oohh,,hmmmhh,,terus Wak,,enak iiiihh...!”

Wak Udin: “eumm,,eumm,,eumm..! uhh,,uhh,,uhh..! uuuyyuhh,,anus kamu ajib ehh...!”

Cinta: “aaaahh,,emmmhh...! Wak suka samm,,ohh,,sama an,,anus Cinta,,iihh,,oohh..!”

Wak Udin: “ayyaahh,,,iyyaahh,,hoohh..! semua Wak,,su,,suka..! anus kamu Wak juga,,ouuhh sukkaa,,hmmm,,hmmm...!”

Kembali Wak Udin dengan gerakan cepat mencabut batang kontolnya dari lubang memek Cinta dan meminta merubah posisi. Wak Udin duduk di kursi sofa sambil bersandar, Cinta (istriKu) mengerti apa yang diinginkan Wak Udin lalu naik ke pangkuan Wak Udin, Cinta menurunkan pinggulnya hingga selangkangannya makin dekat ke batang kontol Wak Udin yang tegang keras mengacung dan blesssssssssss....... perlahan tapi pasti Cinta terus menekan selangkangannya hingga batang kontol Wak Udin yang panjang, besar, hitam berurat sudah tidak nampak lagi karena ditelan seluruhnya oleh lubang memek Cinta (istriKu).

Cinta: “ooooooooohh,,,ssss,,,uuuuuuuhh..! aah,,aahh,,aahh...! uhh,,uhh,,uhh...! ohh,,ohh,,ohh..! aaaaaaahh,,,aaaaahh...!”

Mulut Cinta mendesah keras terpatah-patah sambil terus menggerakan pinggulnya naik turun, makin lama gerkan pinggul Cinta makin cepat hingga gesekan batang kontol Wak Udin makin terasa kuat di dinding lubang memeknya. Kedua tangan Cinta bertumpu ke sandaran kursi sofa sehingga kedua payudara Cinta menggelayut kenyal bergoyang-goyang di hadapan wajah Wak Udin karena gerakan tubuh Cinta dan hupppppp.... mulut Wak Udin langsung melahap payudara Cinta, dihisap-hisap, dijilat-jilatnya bergantian dengan tangannya yang meremas-remas gemas, lidah Wak Udin sangat leluasa lincah menjilat pinggiran daging payudara Cinta yang menonjol hingga menyusuri ketiak Cinta dijilat-jilat dan dicium-ciumnya.

Wak Udin: “aummm,,,eumm,,eummhh..! srupp,,srupp,,sruppaahh...! slurupp,,slurup,,sluruppaahh...! aummm,,cup,,cup,,cuppaahh...!”

Cinta: “ahh,,ahh,,ahh...! ohh,,ohh,,ohh..! iiiihh,,,uhh,,uhh,,uhh...! ooooooohh...!”

Wak Udin memutar-mutar pinggulnya dari bawah lalu diangkat dan diturunkan terus berualang-ulang mengimbangi gerakan pinggul Cinta yang bergerak naik turun sambil ditekan hingga terlihat kontras antara selangkangan yang putih mulus beradu merapat dengan selangkangan hitam peot milik Wak Udin. Makin lama tangan kanan Cinta memegang dan menekan-nekan kepala Wak Udin untuk menahan rasa geli nikmat di payudara dan ketiaknya bersamaan dengan memeknya yang diaduk-aduk kontol Wak Udin hingga terasa mentok di lubang terdalam memeknya, tampak rambut putih Wak Udin acak-cakan karena diremas-remas oleh tangan Cinta (istriKu).

Selang 15 menit dengan posisi duduk, Wak Udin kembali merasakan ada dorongan di dalam batang kontolnya berupa energi kenikmatan dari desakan air maninya lalu Wak Udin meminta Cinta untuk merubah posisinya, denga sangat faham Cinta segera membaringkan tubuhya di atas kursi sofa disusul gerakan tubuh Wak Udin yang mendekat sehingga berada diantara kedua paha Cinta. Kedua tangan Wak Udin memegang dan merenggangkan kedua paha Cinta, karena dorongan birahi yang makin membara tanpa berlama-lama lagi batang kontol Wak Udin yang mengacung-ngacung keras langsung mendekat ke lubang memek Cinta yang sudah menganga dan blessssssssssss.... kontol Wak Udin menembus sedikit-demi sedikit menggesek-gesek dinding lubang memek Cinta (istriKu) yang sudah pasrah menerima dan beradaptasi dengan kontol Wak Udin hingga masuk seluruhnya.

Inilah posisi yang terlihat paling kontras dimana Cinta (istriKu) dengan paras cantik, masih muda, bertubuh seksi sintal, putih mulus ditindih, didekap erat tubuh Wak Udin yang sudah tua, berkulit coklat kehitaman, agak keriput, jelek, dengan rambut beruban, selangkangan Cinta dan selangkangan Wak Udin saling merapat. Pinggul Wak Udin terlihat bergerak naik turun hingga pantatnya yang hitam keriput bergoyang-goyang kendur, mult Wak Udin tidak tinggal diam menghisap-hisap dan menjilat-jilat kedua payudara Cinta dan sesekali gigi Wak Udin menggigit-gigit pelan puting payudara Cinta.

Cinta: “oooooooooohh....! eummmmmaahh...! ssssss,,,uuuuuuuuhh...!”

Wak Udin: “auuuuuuhhk...! eumm,,eumm,,eumm..! hmm,,hmm,,hmmghh...! aummmm,,,eumm,,eummmaahh...! srupp,,sruppaahh...! aumm,,cplokk,,aahh...!

Desahan Cinta keras terdengar saat Wak Udin langsung aktif menggerakan naik turun pinggulnya bersamaan dengan hisapan dan jilatan mulut Wak Udin di kedua payudaranya. Makin lama pinggul Wak Udin bergerak makin cepat membuat tubuh Cinta ikut bergoyang-goyang mengikuti irama ayunan empuknya kursi sofa karena selangkangan Wak Udin makin intens mengehntak dan menekan selangkngan Cinta. Kedua tangan Cinta memeluk erat leher saat Wak Udin terus menggumul di kedua payudaranya, sekitar 20 menit Cinta merasakan batang kontol Wak Udin yang panjang, besar dan berurat menonjol meliuk-liuk menggesek-gesek G-spotnya yang merupakan area dinding atas vagina bagian dalam dari klitoris yang penuh dengan ujung saraf membuat Cinta (istriKu) makin mendesah keras, mengerang, tubuhnya bergetar hebat, kedua tangannya makin melilit kuar di leher Wak Udin, begitupun Wak Udin terdengar mengerang panjang sambil menekan kuat-kuat selangkangannya menimbulkan suara crokk,,crekk,,,crokkk,,crekk,,crokk,,,crokk...dan crott,,crott,,,crott,,serrrrr,,,srott,,,srott,,,srott,,,crett,,,crett,,,crett....

Cinta: “aaaaaaaaaaaaaaahh..! oooooooohh....! uuuuuuuhh...! aahh,,aahh,,aahh....! ohh,,ohh,,ohh..!

Wak Udin: “auuuuuuugghh....! ooouuuuugghh....! ayyyaaaaagghh....! hugh,,hugh,,hugh..! aaaaakhh....! ajjjjiiiiibhh....!

Cinta (istriKu) dan Wak Udin bersamaan memuncratkan air maninya meletup-letup, menyembur kencang mengalir deras melebur menyatu di dalam lubang memek Cinta hingga meleleh ke anus Cinta dan menetes-netes ke kursi sofa. Bulatan mata hitam Cinta mendelik ke atas tertutup dibalik kelopak matanya dengan mulut menganga mengimbangi rasa nikmat yang teramat dahsyat saat orgasme yang direngkuh bersama dengan Wak Udin. Sementara mulut Wak Udin menempel menghisap kuat di leher Cinta, pinggulnya berkedut-kedut menekan kuat merapat dengan selangkangan Cinta. Desahan, erangan keras dan panjang bersahut-sahutan dari mulut Cinta dan Wak Udin. Berselang 5 menit Wak Udin menindih mendekap erat tubuh Cinta merasakan kehangatan di batang kontolnya berlumur air maninya yang bercampur dengan air mani Cinta.

Dirasa air maninya sudah keluar seluruhnya di dalam lubang memek Cinta (istriKu), Wak Udin mengangkat tubuhnya hingga tercabut batang kontolnya dari lubang memek Cinta, Wak Udin duduk di sofa sambil menghela nafas mendengus tersengal-sengal, sementara Cinta masih terbaring lemas denga mata sendu, kembang kempis hidungnya menarik nafas tersendat-sendat sementara kedua kakinya selonjoran dipangkuan paha Wak Udin.

Wak Udin: “eumm,,heummm...! Cinta,,duh Wak sudah buat dosa ini sama kamu..!” sambil mengelus-elus paha Cinta

Cinta: “mmmhh...! iya Wak..! , jawab Cinta

Wak Udin: “Wak takut suami kamu tahu perbuatan kita ini,,uuhhmm...!”

Cinta: “kita saling jaga rahasia aja Wak,,eummh..!”, jawab Cinta pura-pura kalau Aku (suaminya) ga tahu perbuatan Wak Udin

Wak Udin: “ya,,Wak pasti jaga rahasia,,kamu juga ya..! bahaya kalau ketahuan,,Wak malu sekali...!”

Cinta: “iya Wak tenang aja,,,Cinta pasti jaga rahasia kelakuan Wak sama Cinta..!”, jawab Cinta lagi untuk meyakinkan Wak Udin agar tenang

Wak Udin: “sukurlah,,Wak jadi tenang kalau begitu...!”

Telapak tangan kanan Wak Udin terus mengusap, mengelus-elus paha Cinta, terasa oleh Cinta telapak tangan besar, kasar dan kapalan Wak Udin di kulit pahanya yang putih mulus seperti menggaruk pelan campur geli.

Wak Udin: “Cinta...! kenapa kamu mau ngewe sama Wak..?

Cinta: “hmhmmm...! kalau Wak kenapa mau melakukan ini sama Cinta..?”

Wak Udin: “yeeh,, kamu malah balik nanya..!, siapa laki-laki yang sanggup nolak ngewe sama kamu atuh...!, cantik, putih mulus, bersih mengkilap begini,,,badan bagus, payudara kamu juga mantap...!, memeknya juga huuuhh ajib,,sampai anus kamu juga Wak suka makanya Wak mau semua ehhehheeheheeee...!”, jawab Wak Udin penuh pujian

Cinta: “Wak juga hebat,,hmhmmm..! ga nyangka ternyata Wak masih kuat ya,,,Cinta hampir kewalahan...!, kontol Wak panjang, besar lagi hmhmmm..! Cinta sampai puas tadi ehmhmmm..!”, jawab Cinta balik memuji sambil menyentuh-nyentuhkan betisnya ke kontol Wak Udin yang sudah agak layu.

Wak Udin: “Wak juga puas tadi...!, kamu pinteran ngewenya enak sekali...!, Wak baru merasakan ngewe sepuas ini,,ehheeheee...!”

Cinta: “memangnya dulu Wak sama istrinya ga enak gitu...?”

Wak Udin: “ya,,jauh lebih enak sama kamu atuh,,,Wak lebih nafsu,,ehheeee...!”, jawab Wak Udin sambil terus mengelus-elus paha Cinta

Cinta: “iiihh,,,Wak nakal juga ternyata hmhmmm...!”

Wak Udin: “hehheeee....! kalau Wak masih mau lagi ngewe sama kamu boleh kan...?”

Cinta: “eummm...! ga boleh Wak...! kalau sekarang ehhmmm,,,Cinta lemes...! nanti-nanti lagi boleh Wak,,hmhmmm...!”

Wak Udin: “duuhh,,padahal Wak mau crott lagi ini ehehheeee...!”

Cinta: “eeehh,,,Wak ini ya dasar nakal hobi banget sih ngewe sama Cinta hmhmmm...!”

Wak Udin: “ehheeeii...! enak atuh ngewe sama yang cantik rasanya beda,,,lebih ajib..! anus kamu saja Wak Suka sekali heheeeee...!”

Cinta: “Wak ga jijik gitu sama anus Cinta..?”

Wak Udin: “ga ahh...! anus kamu putih bersih jadi Wak mau-mau saja ehheeeeii...!”

Cinta: “iiihh...! dasar Wak manik sex ya hmhmmm...!”

Wak Udin: “ahahhaaaa....! Wak mau lagi sekarang ini...! ya,,ya,,mau ya...!”, bujuk Wak Udin

Cinta: “ampuuun Wak ini bener-bener ya...!, Cinta dah lemes sekali Wak..!, gini aja biar Cinta emut-emut kontol Wak aja ya sampai keluar lagi air maninya,,,sini...!”

Cinta bangun dari tidurannya lalu bergerak ke bawah kursi sofa persis menghadap selangkangan Wak Udin. Batang kontolesar dan panjang dengan buah zakar hitam keriput teronggok di kursi sofa. Tanpa ada rasa malu dan ragu Cinta memegang membelai kontol Wak Udin lalu hupppppppp....., aummmm,,,eummm,,,eummmmahh,,,,srupp,,srupp,,sruppahh mulut Cinta melahap, mengemut-emut, mengulu dan menjilat-jilat kontol Wak Udin.

Wak Udin: “auuuhh,,,ssss,,haaahh...! kamu pinter bikin Wak keenakan ini..!”

Cinta: “aummm,,eummm,,eummmahh...! kan biar Wak puas hmhmm...! srupp,,srupp,,sruppaahh..!”

Cinta terus menjilat, mengemut, mengulum-ngulum kontol Wak Udin hingga kembali menegang, mengeras mengacung-ngacung. Ujung lidah Cinta (istriKu) menari-nari menjilat mengelilingi kepala kontol Wak Udin yang bulat besar hingga menyapu-nyapu di lubang kencing kontol Wak Udin tampak berkedut-kedut pinggul Wak Udin dibuatnya. Sekitar 20 menit Cinta mengulum, mengemut, menjilat-jilat batang kontol dan buah zakar Wak Udin lalu aahh,,aahh,,aahh,,auuhh,,auuhh,,ayyyayyaaahgg,,,crett,,crettt,,crettt..., Wak Udin memuncratkan sisa-sisa air mani yang masih terkumpul di batang kontolnya hingga menempel di hidung dan bibir Cinta.

Cinta: “ooohh,,,srupp,,aummmm,,,eummmm,,,eummmaahh...! sruppaahh,,glekk,,glekk,,aahh...!” suara yang keluar dari mulut Cinta saat menjilat-jilat dan menelan air mani Wak Udin

Wak Udin: “aauuuhh,,,adduuuhhh,,,enak....! hhoooohh,,,nikmaaatth,,,huuuhh...!”

Setelah merasa puas kontolnya dikulum, diemut dan dijilat mulut dan lidah Cinta lalu Wak Udin beranjak dari duduknya dan langsung menuju kamar mandi membersihkan area selangkangannya yang lengket oleh air mani campur ludah Cinta. Wak Udin keluar dari kamar mandi buru-buru mengenakan baju kemeja dan celana panjangnya, Cinta heran dengan tingkah Wak Udin yang tergesa-gesa.

Wak Udin: “Cinta....! sepertinya ada orang di luar...! siapa ya...?”

Cinta: “ah ga ada Wak..!, mungkin perasaan Wak aja...!”

Wak Udin: “tapi seperti ada yang bergerak di balik jendela itu...”, kata Wak Udin sambil menunjuk ke jendela depan sambil berjalan menuju pintu depan Wak Udin membuka kunci dan pintu lalu menengok-nengok ke keluar samping kana-kiri dan ke depan tapi tidak ada siapa-siapa di luar sana, memang saat Wak Udin datang hanya waktu menutup dan mengunci pintu sementara gordengnya masih terbuka. Wak Udin kembali mendekat Cinta yang sudah mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya, keduanya duduk bersebelahan di kursi sofa.

Wak Udin: “iya tidak ada siapa-siapa diluar...!”

Cita: “makanya Cibta bilang juga hanya perasaan Wak aja...!”

Wak Udin: “ehh,,,Cinta...! Wak masih penasaran kenapa kamu mau ngewe sama Wak yang sudah tua gini,,,jelek lagi ehhehehee...!”

Cinta (istriKu) menceritakan awal mulanya karena sering nonton film porno bersama Aku (suaminya) yang pemeran laki-lakinya 2 orang kake-kake/Bapak Tua beradegan sex dengan seorang perempuan cantik, muda, bertubuh seksi, putih mulus sehingga muncul keinginan untuk mencoba ngewe sama Bapak Tua/kake-kake seiring dengan berjalannyanya waktu ketertarikan ML dengan laki-laki seumuran Wak Udin makin kuat. Cinta memperlihatkan film porno di ada di Hpnya ke Wak Udin dengan judul JAPANESE FORBIDDEN CARE (two oldman fuck a beauty nurse) dipertengahan adegan film dimana 2 orang kake-kake secara bersamaan ngewe seorang perempuan muda cantik.

Wak Udin: “ooohh,,,pantas saja kamu mau ngewe sama Wak ya..! karena keseringan nonton film porno itu..!”

Cinta: “iya Wak...! malah Cinta mau juga nyoba itu,,eumm,,ngewe bersamaan 2 orang kake-kake seumuran Wak seperti di film porno itu Wak hmhmmm...!”

Wak Udin: “hmmm,,,gitu...! kalau kamu mau Wak punya teman usianya seumuran Wak juga..! itu juga kalau kamu siap...!”

Cinta: “ya boleh aja Wak,,asalkan teman Wak nya juga mau...! tapi badannya harus sehat seperti Wak gini,,apalagi kalau itunya,,eumm,,kontolnya sama besar dengan punya Wak hmhmmm...!”

Wak Udin: “ouww,,,dia pasti mau diajak ngewe sama kamu,,,pasti itu Wak jamin dia mau sekali...! badannya masih sehat juga...! kalau kontolnya Wak ga tahu ya eheheeee...!”

Cinta: “orang mana temannya Wak...?”

Wak Udin: “tinggalnya sih dekat pasar,,,tapi masih kontrak rumah dia..! hari-harinya jualan kupat tahu dekat pasar...!”

Cinta: “ohh gitu...!, siapa namanya Wak...?”, jawab Cinta gaket dengan ucpan Wak Udin

Wak Udin: “namanya Amat, dia sudah lama menduda..!”

Cinta: “eummm...!,,,?????????????”, makin kaget mendengar jawaban Wak Udin kalau temannya yang sehari-harinya tukang jualan kupat ahu dekat pasar namanya Amat, apa Bah Amat...? yang pernah ML dengannya apa bukan...?, tapi...? ah ga tahu juga...!, Cinta bergumam di fikirannya bertanya-tanya

Wak Udin: “nanti kapan-kapan Wak ajak dia kesini kalau kamu siap...!”

Cinta: “boleh Wak...! tapi Wak kabari dulu Cinta,,,kalau dia mau diajak ke sini ya...!”

Wak Udin: “iya,,pasti Wak kasih kabar dulu sama kamu...!”

Setelah obrolan itu Wak Udin berpamitan pulang dan diantar Cinta sampai keluar menuju pintu depan, Wak Udin berlalu hingga tidak terlihat lagi oleh Cinta. Saat Cinta akan menutup pintu ada yang bergerak-gerak, mengendap-endap dibalik pot bunga yang berjejer di samping teras rumah sebelah kanan, Cinta kembali menoleh ke pot bunga itu. Cinta menutup pintu depan dan pura-pura tidak tahu orang yang bersembunyi di balik pot bunga itu, baru berjalan lima langkah ada yang mengetuk pintu depan, tok,,tok,,tok,,,teh,,,teteh..., ini Jessy (si Jessy ada di part.1).

Bersambung

Note:

Saya akan lanjutkan pengalaman fantasi sex dengan Cinta (istriKu), ceritanya akan makin berkembang, tapi akan saya ganti judulnya seiring dengan akan hadirnya perempuan dan Bapak Tua yang lain ikut dalam alur cerita fantasi sex ini dan juga akan di post di CERBUNG bukan di SHARE lagi, bagaimana mwnurut para suhu...?.

Harap komen, saran dan kritik membangun agar lebih baik lagi dalam kata-kata, bahasa maupun tanda baca dan masukannya untuk JUDUL CERITA FANTASI INI dari para suhu biar keren dan menarik tentunya.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd