Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Fantasi Pamer Istri

10 : Tontonan

Hari ini aku dan istriku staycation ke daerah Bogor. Mungkin karena jenuh, ia mengajak untuk mencari suasana baru.

Kami pergi dengan kereta dan mengandalkan taxi online untuk berpergian di dalam kota.

Entah mengapa hari ini pakaiannya sangat tertutup dengan gamis dan hijab panjang yang menutupi dadanya. Mungkin karena ia risih dengan fantasiku belakangan ini, jadi ia berpakaian seperti itu agar fantasi ku tidak kambuh di jalan.

Singkat cerita, kami tiba di hotel dan langsung check in. Di dalam kamar, istriku melepas gamisnya dan menyisakan tanktop putih serta celana pendek yang menampilkan pahanya.

"Beb kamu sexy banget," pujiku sembari memandang belahan dadanya.

Ia tersenyum. "Ada maunya nih?"

Ku peluk tubuh sexy nya dari belakang sambil meremas dadanya. Istriku menoleh, kami saling bertatapan sampai pada akhirnya bibir kami saling melumat.

Perlahan ku buka tanktop putihnya hingga menampilkan BH berwarna putih berenda dengan ornamen merah muda.

Ia pun mulai meremas kejantananku dan menyelipkan tangannya ke dalan celana pendek yang ku kenakan.


Kami saling menelanjangi dan melakukan foreplay dengan panas hingga pada satu titik, ia menatapku.

"Masukin."

Aku tersenyum dan bangkit dari tempat tidur. "Masukin apa?"

"Ih masukin," balasnya dengan nada manja sambil memainkan kepala kontolku seperti analog PS dengan jempolnya.


Ku bangunkan ia, lalu kami berdiri sambil berciuman kembali. Ku mainkan lubang kewanitaannya dengan dua jari, sementara tangan yang satunya mendekap erat punggungnya.

"Ini udah masuk," ucapku.

"Ih, bukan tangannyaaa."

"Terus apanya?" tanyaku memancing.

Ia menggenggam batang ku. "Kontolnya, babyyy. Cepet masukin, udah beceeekkh," ucapnya lagi dengan wajah nakal.


Ku putar tubuhnya menghadap ke arah pintu balkon yang terbuat dari kayu dan kaca.

"Nungging, beb, aku mau doggy," ucapku.

Ia menungging menuruti perintagku. Ku arahkan pusaka ku ke lubang istriku dari belakang, lalu ku tusuk perlahan hingga tertanam utuh.

"Ahhh mantap," lenguhku.

"Lanjut, babyyy," ucapnya. "Entot akuuu."

Ku sodok istriku dari belakang dengan hentakkan yang kuat hingga tubuhnya perlahan terdorong maju hingga ke depan pintu balkon.

"Mphhh ... mphhhh ... ahhh," gumamnya.

Ku tarik tangannya ke belakang dan kembali ku dorong istriku hingga dadanya menempel di kaca.


"Beb, malu ah," ucapnya protes. "Dari luar toketku keliatan tau!"

Aku tak peduli. Ku lancarkan serangan sampai matanya terpejam utuh.

"Enggak ada yang liat babyyy," ucapku.

"Ahhh ahhh, pindah ke kasur yukhhh." Tubuhnya terguncang dengan dada yang nemempel di pintu kaca. Sekilas ia terlihat seperti cicak yang menempel di dinding.

Aku tidak peduli. Ku entot ia di posisi begini karena menurutku ia sexy dengan payudara yang menempel di kaca dan membuat bulatan itu terlihat tergencet dari luar.


"Sumpah, sumpah! Ada orang! Mphhhh," ucap istriku yang berusaha lepas terkaman ku. "Babyyy don't!"

Namun, ku tahan tubuhnya tetap menempel di jendela dan ku hajar lagi memeknya sampai ia tak karuan.

"Babyyy, ahhh ampuuun."

Ku lihat keluar jendela, memang ada orang di balkon kamar lain yang sedang memandang ke sini. Ada sekitar tiga orang di balkon tersebut. Jaraknya cukup jauh, tapi sepertinya mereka menyadari kehadiran istriku yang erotis di balik pintu.


Oh iya, karena hotel ini berbentuk leter U, jadi kamar dari berbagai arah bisa saling memandang. Seharusnya dari kamar ini terlihat gelap dari luar, tetapi beda urusan dengan istriku yang menempel di kaca. Payudaranya tercetak jelas.

"Babyyy aku mau keluaaar," kata istriku yang tampak tak peduli lagi dengan penonton jarak jauhnya.

"Tumben. Biasanya kamu jarang keluar kalo main sama aku."

"Ahhh ahh ahh enggakh tauuu."

Ku percepat lagi tungganganku. "Apa kamu suka ngentot sambil ditontonin?"

"Aku keluaaar, aku keluar, babyyy uhhhh." Tubuhnya mengejang hebat. Cairan kewanitaannya menetes-netes ke lantai begitu ku cabut senjataku dari lubangnya. "Oh my god, aku keluaaar."

Aku berjalan ke tepi kasur, lalu duduk memandangnya yang masih mengatur napas di posisinya.

Istriku menoleh ke arahku. "Kamu enggak mau keluar? Atau udah keluar?"

Aku tersenyum dengan gelengan tipis. "Aku puasin kamu aja. Hari ini kepuasanku beda."

Ia hanya meneguk ludah melihat senyum licik ku.

***


Waktu bergulir cepat, akhirnya malam tiba. Aku menyuruh istriku agar malam ini mengenakan pakaian yang lebih berani, dan mau tidak mau ia pun menurut.

Kami wisata kuliner di Bogor dan main ke alun-alun hingga larut malam. Perlahan keramaian alun-alun Bogor sirna dilumat keheningan malam, menyisakan hanya beberapa orang saja.

Belum ada kejadian yang mendebarkan hari ini.

"Balik ke hotel yuk," ajak istriku.

"Yuk."

Ia memesan taxi online dan kami menunggu sambil duduk di kursi trotoar. Tak butuh waktu lama, mobil Brio datang dan berhenti di depan kami.

Kaca depannya turun. "Mbak Ifa, ya?"

"Iya," balas istriku.

Kami pun masuk ke dalam mobil dan duduk di belakang. Setelah memastikan alamat tujuan, mobil pun berangkat.

Aku merapat pada istriku yang sedang bermain ponsel. Tanganku merambat ke bongkahan dadanya dan langsung meremasnya tanpa permisi.

"Shhhh!" pekiknya terkejut sambil melotot ke arahku. "Kamu ngapain!"

Tanganku masih meremas dadanya dari luar. "Please," lirihku.

"Nanti aja, kan bisa di hotel? Ada pak supir, beb, malu," bisik istriku.

"Enggak apa-apa," balasku.

"Enggak apa-apa gimana?"

Aku menoleh ke arah pak supir. "Pak saya kan udah suami istri, boleh enggak grepe-grepe istri sendiri?" tanyaku.

Ia melirik kami dari kaca depan. "Bo-boleh, Kang, santai."

Aku tersenyum menatap istriku. "Please."

"Terserah deh." Ia terlihat bad mood dan membuang tatap dariku.

Aku melanjuti aksiku dan semakin liat. Tanganku menyusup ke bajunya lewat bawah dan mulai meremas dari dalam. Ku singkap BH nya, lalu langsung ku incar putingnya.

"Shhhh," desisnya saat ku putar putingnya.

Ku mainkan payudaranya dengan gairah membara. Ku remas manja sambil sesekali menyentuh putingnya dengan jempol untuk membuatnya penasaran. Sengaja tak ku mainkan lagi putingnya agar ia gatal.

Pada satu titik ia menatapku. Aku pun membalas tatapnya.

"Apa?" tanyaku.

"Mainin pentilnya," gumam istriku dengan gerakan mulut tanpa suara.

"Hah?" Aku pura-pura tak mengerti.

"Mainin pentilnya," ucapnya lagi lirih.

"Hah? Apaan?" Sengaja ku pancing ia agar lebih keras meminta.

"Mainin pentilnya, baby," ucapnya pelan, tetapi cukup untuk membuat pak supir mendengar.

Aku tersenyum, lalu memainkan puting susunya. Ku putar-putar sambil sesekali ku tarik-tarik.

"Shhhh," ia kembali mendesis dengan wajah merah. "Maluuuu," bisiknya.

Ku naikkan kaosnya hingga payudaranya terekspos, lalu ku hisap puting cokelatnya hingga ia tal sengaja mengeluarkan suara indahnya.
"Shhh ... ahhhh."

Ku lihat timing lirikan supir itu tepat setelah desahan istriku keluar, dan saat ini ia berhasil menangkap isi dari gundukan dada istriku dari kaca depan.

Hanya saja istriku langsung menutupnya kembali. "Pegang aja, jangan dibuka-buka. Aku enggak suka ya. Ini masih di tempat umum."

Aku mengangguk seperti anak kecil. Biar pun pasrah diremas di depan orang lain, tetapi harga dirinya masih terlalu tinggi untuk menyuguhkan tubuhnya pada pria lain. Hal tersebut membuatku semakin gila memainkan payudaranya.

Tak terasa perjalanan pun tiba di titik akhir. Istriku turun duluan karena malu, sementara aku membayar supir itu dengan uang tunai.

"Istrinya mantep, Kang," ucapnya.

Aku terkekeh. "Gede ya?"

"Iya, saya jadi kepingin."

Aku tersenyum, lalu turun dari mobilnya dan berjalan menyusul istriku.

***

Setelah kembali ke kamar, ia langsung membanting ku ke kasur.

"Kamu gila tau enggak?!" serunya sambil menindih ku. "Sekarang tanggung jawab! Perkosa aku!"

Aku langsung mendorongnya dan membalikkan posisi kami. Kini ia yang berada di bawah. Ku remas kasar dadanya sambil menciumnya, tetapi ia menolak.

Kini kami bercinta dengan peran pemerkosaan. Tugasku adalah membuat pemerkosaan ini terasa nikmat untuknya.

Setelah cukup lama bermain perkosa-perkosaan dan melakukan foreplay dengan kasar, akhirnya istriku takluk dan bersikap normal kembali.

Hanya saja aku yang masih terbawa suasana langsung bangun dan menariknya lagi ke pintu balkon.

"Beby, kamu beneran gila ya?!"

Ia terkejut, sebab saat ini kami bukan hanya berada di belakang pintu. Aku membawanya ke balkon luar dalam keadaan telanjang dan langsung membalik tubuhnya menatap kolam renang.

"Beb, kok gini sih?!"

"Udah, enggak ada orang kok. Udah malem." Ku doggy istriku dengan brutal.

Ia berpegangan di tembok balkon sambil berpasrah dengan kelakuanku. Saat ini kami bercinta di outdoor.

"Ahhh ahhh, you make me crazy babyyy ahhh."

"Jangan berisik, nanti pada denger," ucapku.

Ku cabut kejantananku, lalu menghadapkannya ke arahku. Ku angkat satu kakinya, setelah itu kembali ku genjot memeknya.

Ia memelukku. "Mphhh ... babyyyy aku maluuu."

"Malu kenapa?"

"Mphhhh ada orang liaat," ucapnya sambil membenamkan wajahnya di bahuku

"Di mana?"

"Sebelah kamar," bisiknya.

Aku menoleh ke arah kanan. Rupanya penghuni kamar sebelah sedang berada di luar. Pria gendut berkaca mata itu sedang mengocok kontolnya sambil memandang kami. Ia mengenakan kaos bergambar anime.

Keadaan mendadak akward. Aku pun menghentikan permainanku dan menunduk menyapanya. Pria itu pun menunduk membalas sapaanku.

Seperti orang yang sudah kehilangan akal, ku putar lagi tubuh istriku menghadap ke arahnya. Kini tubuh istriku terekspos utuh tanpa sehelai benang pun. Ia terkejut dengan apa yang ku lakukan.
Pentil cokelat yang sempat ku janjikan pada Ucup, kini dilihat oleh orang lain lebih dulu.

"Kasih dia tontonan, babyyy, kasian," bisikku.

Istriku diam tergagap-gagap, ia tak mampu berkata-kata.

Ku dekatkan istriku ke arah samping. Pria wibu gendut berkacamata itu pun mendekat ke arah kamarku. Jarak kami cukup jauh sehingga ia tak mampu menyentuh atau berpindah ke sini, tetapi detail tubuh istriku semakin terlihat jelas.

Ku remas payudara istriku dari belakang dan memainkan putingnya seolah menggoda si wibu itu.

"Shhhh ...," desis istriku.

Ku pepet ia ke tembok, lalu kembali ku genjot memeknya.

"Ahhhh," lenguhku. "Kamu sexy banget, babyyy. Kamu sexyyy bangeetthhh."

Istriku hanya mampu terdiam menikmati kontolku sambil menatap pria lain bermasturbasi dengan dirinya sebagai bahan. Kocokan pria itu semakin cepat, melihatnya membuatku juga semakin cepat memacu kontolku sambil satu tanganku memainkan gemas dada istriku.

"Babyyy ampuuun ahhh ahh ahhh." Ia kembali bersuara. "Aku maluuu mphhhhh."

"Tahan babyyy, aku mau keluar," ucapku.

"Aku juga babyyy, aku mau keluaaaar."

Ku percepat lagi tempo genjotanku dengan hentakan yang kuat. Ia meraih kepalaku dan mencium bibirku sambil memainkan lidahnya.
Hingga pada satu titik, kami mengejang bersama. Ku tanamkan dalam-dalam kontolku sampai meledak menyembur rahimnya.
Istriku menatap si gendut wibu dengan ekspresi penuh kenikmatan mendapatkan orgasmenya. "Uhhhh ... aku keluaaar," lenguhnya panjang, entah ditujukan untukku, atau informasi untuk si gendut.
"Ahhh ... aku juga keluaaaar!" seru si gendut dari posisinya.

Setelah birahinya turun, istriku langsung kabur ke dalam karena sudah tak tahan menahan malu. Aku menatap si gendut yang tampak terengah-engah. Ia memberikan jempol padaku, dan ku balas dengan jempol ku juga.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd