Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Part 22



Sebelum menuju rumah Danke, aku sudah menghubunginya dulu lewat hape. Setelah tahu bahwa dia ada di rumahnya, barulah aku serius menujukan mobilku ke arah rumah Danke.

Hari sudah malam ketika sedan hitamku sudah memasuki pekarangan depan rumah Danke. Kulihat pintu depan rumah sahabatku itu terbuka. Danke pun tampak di ambang pintu depan. Dan menghampiri mobilku yang kuhentikan di dekat teras depan.

“Anjriiiiiitttt .... loe udah punya mobil mahal begini Sef ?” seru Danke ketika aku turun dari sedan hitamku.

“Ah, cuma mobil cicilan, “ sahutku berbohong, hanya untuk menjaga perasaan Danke.

“Haaa ?! Loe berani nyicil mobil Eropa gini ? Awas jangan kayak gue, gara - gara telat terus nyicilnya, disita deh mobilnya. “

“Disita ?!” seruku kaget, sambil menoleh ke arah biasanya Danke meletakkan mobilnya. Memang sudah tak ada mobil di situ.

“Iya. Diambil sama debt collector. Biarin aja deh. Siapa tau nanti ada rejeki nomplok, mau beli mobil bekas aja secara cash. Gak mau lagi nyicil mobil. “

Ketika aku menoleh ke rumah Danke, kulihat ada seorang wanita di ruang keluarga. “Itu siapa Dank ?” tanyaku sambil menunjuk ke arah wanita itu.

“Mamah gue, “ sahut Danke, “Sengaja gue ajak pindah ke sini. Karena kasihan di kampung dia tinggal sendirian sejak papah gue meninggal. “

“Dia tau kalau kita ini gigolo ?”

“Gaklah. Kalau tau, mana mau dia tinggal di sini. “

“Sama Dank, gue juga merahasiakan kepada siapa pun, kecuali kepada wanita - wanita yang sudah membayar kita. “

“Tapi keberuntungan loe jauh lebih bagus daripada gue Sef. Apalagi kalau dibandingkan dengan gigolo lain. Banyak juga yang masih melarat hidupnya sampai sekarang. “

“Gue rasa masalah keberuntungan itu sudah tersurat di takdir kita masing - masing Dank. Gue bersukur juga sih. Klien pertama langsung dapet kelas kakap. Lalu gue bisa masuk ke lingkaran dia, yang juga kelas kakap semua. “

“Oh iya. Kalau gak salah, klien pertama loe Bu Sharon kan ?”

“Betul. Dia bukan sekadar ingin bertualang dengan gigolo. Dia ingin hamil, sedangkan suaminya gak mampu hamilin dia. Karena itu gue dikontrak selama tiga bulan. Karena untuk menghamili perempuan itu butuh waktu juga, gak bisa diburu - buru. “

“Terus loe berhasil hamilin dia ?”

“Berhasil setelah gue terus - terusan nidurin dia di setiap masa suburnya. Pas ketika kontrak gue hampir habis, dia baru hamil. Sejak saat itulah gue dibanjiri hadiah terus sama dia. “

“Kalau ketahuan sama suaminya gimana ?”

“Semua atas ijin suaminya. Dia boleh dihamili orang lain, tapi gak boleh sama yang mereka kenal. Wah panjang deh ceritanya. “

“Memang setiap profesi tetap tergantung dari faktor keberuntungan pelakunya masing - masing. Gue juga mungkin termasuk yang beruntung, bisa punya rumah dan sebagainya. Tapi kayaknya faktor keberuntungan loe jauh lebih hebat Sef. Soalnya loe punya tampang yang bagus sih. Kalau jadi artis juga pasti loe gampang terkenal. “

“Ah, gue gak pernah punya cita - cita jadi artis. Karena gue gak bisa akting. “

“Ohya ... gue mau minta tolong nih. Tapi ini rahasia Sef. “

“Minta tolong apaan ?”

Danke terdiam sesaat. Lalu berbisik di dekat telingaku, “Loe mau gak nidurin mamah gue ? “

“Haaaa ?! Gila loe ... !”

“Gue serius Sef, “ sahut Danke yang dilanjutkan dengan bisik - bisik lagi. Dia mengaku sering mengintip ibunya sedang masturbasi. Bahkan menurut pengakuan Danke, hampir tiap malam ibunya bermasturbasi. Sehingga Danke berkesimpulan bahwa ibunya yang ditinggal mati oleh ayah Danke itu masih sangat mendambakan sentuhan lawan jenisnya.

“Terus kenapa gak ditidurin aja sama loe ?” cetusku.

“Gila ... emangnya gue penganut aliran incest ? Ngentot lubang yang pernah ngelahirin gue ... amit - amit. Dikasih duit segede lemari juga gue gak mau. “

“Terus kenapa loe nyuruh gue buat begituan sama dia ?”

“Karena loe bukan anaknya. Karena loe juga ganteng. Karena loe juga pasti bisa nyimpan rahasia. Pokoknya gue yakin, kalau loe gaulin mamah gue, pasti semuanya akan berjalan nyaman. “

Aku terdiam. Sebenarnya aku tertarik juga mendengar “permintaan tolong” sahabatku itu. Soalnya aku sudah tahu bahwa mamahnya Danke itu belum tua - tua amat. Masih bisa disebut setengah baya. Sedangkan aku ini sebenarnya penggemar perempuan setengah baya.

Tapi aku belum mengiyakan permintaan unik Danke. Karena perasaanku kurang enak juga. Membayangkan beraksi di atas perut ibu sahabat karibku sendiri, pasti aku bakal kurang nyaman.

Lalu Danke berkata, “Begini ... besok siang gue kan bakal terbang ke Sumba ... “

“Pulau Sumba maksud loe ?” tanyaku.

“Iya. “

“Ngapain ? Nemenin klien Mamih ?”

“Iya, “ sahut Danke, “Gue dicarter oleh janda kaya selama seminggu. Karena mau dilanjutkan ke Labuan Bajo, Pulau Komodo dan sebagainya. “

“Pulangnya bakal bawa duit banyak dong. “

“Aaaah ... tarif gue kan gak semahal loe. Pulangnya paling juga bawa duapuluh jete. “

“Lumayan juga tuh. Bisa untuk depe mobil. “

“Nggak ah. Gue takkan mikirin mobil dulu. Kalau gak bisa beli mobil secara cash, mendingan beli motor aja dulu. “

“Iya sih. Nyicil kendaraan itu waktu ngambilnya penuh semangat. Lalu tiap bulan kita serasa dikejar - kejar untuk membayar cicilan. “

“Nah ... balik lagi ke masalah mamah gue. Bagaimana kalau loe besok nginap di sini, buat nemenin dia ? Soalnya dia gak pernah ditinggalkan sendirian lama - lama gitu. Paling lama gue tinggal semalam doang. “

“Terus ?”

“Loe kan bisa melakukan sesuatu yang bikin dia horny. Lalu ... ya lakukan aja. “

“Ini serius Dank ?” tanyaku.

“Sangat serius Sef. Soalnya gue kasihan sama dia yang kelihatan masih membutuhkan sentuhan lelaki. Ayo kita lanjutkan ngobrolnya di dalam. “

Aku mengangguk. Lalu mengikuti Danke masuk ke dalam rumahnya yang pernah menjadi tempat tinggalku waktu belum gabung dengan salon Mamih.

Kulihat mamahnya Danke masih asyik nonton televisi di ruang keluarga.

Ketika aku duduk di sofa ruang tamu, Danke menghampiri mamahnya. “Mah ... siapa tuh di depan ? Masih ingat gak ?” tanya Danke pada ibunya.

Wanita setengah baya yang biasa dipanggil Tante Pia itu menoleh padaku. Aku pun menghampirinya dengan sikap sopan.

Tante Pia berdiri sambil memakai kaca matanya, lalu mengamatiku. “Yeeee ... ini Asep ?” tanyanya sambil menepuk bahuku.

“Iya Tante, “ sahutku sambil mencium tangan wanita yang masih kelihatan cantik itu.

Pada saat yang sama, Danke meninggalkanku setelah berkata mau ke toilet dulu.

Tante Pia masih berdiri di depanku. Menepuk - nepuk pipiku sambil berkata, “Kamu kok jadi ganteng sekali gini Sep ? “

“Tante juga masih tetap cantik seperti dahulu, “ sahutku yang sudah terbiasa memuji wanita yang akan menjadi targetku.

“Masa sih ?!” Tante Pia tampak senang mendengar pujianku. Lalu ia mengajakku duduk berdampingan di sofa ruang keluarga yang menghadap ke televisi.

“Besok Dadang mau ke Pulau Sumba, “ ucapnya.

“Iya, tadi dia sudah cerita di luar, “ sahutku, “Mau seminggu di sana katanya. “

“Nah begitulah. Tante kan rada takut juga ditinggal sendirian di sini, terutama waktu malam hari. Maklum zaman sekarang banyak kejahatan ... bikin merinding kalau nonton beritanya juga. “

“Iya, makanya Dadang minta agar besok aku ke sini buat nemenin Tante. “

“Nah ... sukurlah kalau begitu. Dadang memang anak yang baik dan penuh perhatian sama orang tua. Besok sore Asep ke sini ya, “ ucapnya sambil menepuk lututku.

“Lepas magrib aku baru bisa ke sini Tante. “

“Terus bobo di sini aja ya. “

“Iya. Tapi aku gak bisa tiap malam tidur di sini. Karebanyak juga kerjaan yang harus dikerjakan malam Tante. “

“Kalau gak bisa malamnya, ya siangnya ke sini. “

“Iya. Tante mau nyuguhin apa kalau aku datang besok ?”

“Apa juga yang Asep mau, tante kasih besok. “

“Suguhin ena - ena ya, “ bisikku.

“Hihihihiii ... iyaaa .. iyaaa .... “ Tante Pia ketawa centil sambil mencubit perutku.

Tak lama kemudian Danke muncul. Ia mengajakku duduk di depan, di ruang tamu.

“Aku sudah janji sama mamahmu, mau datang besok malam, “ kataku setelah duduk di ruang tamu. Sementara Tante Pia tampak sudah nonton televisi lagi.

“Bagus, “ sahut Danke sambil tersenyum, “ Bahkan kalau mau dilakukan malam ini juga silakan. Aku akan tidur duluan. “

“Malam ini sih gak bisa. Tadi siang abis melayani klien, “ sahutku berdusta. Yang sebenarnya, tadi siang sudah habis - habisan dengan mamanya Anggraeni yang memeknya kuanggap ajaib itu.

Kemudian kukeluarkan dompetku dari saku belakang celanaku. Dari dalam dompet itu kukeluarkan sehelai cek tunai tertanggal besok. Cek itu pemberian “seseorang”. Nominalnya bisa beli mobil baru secara cash. Tapi mobil rakitan di dalam negeri, bukan seperti sedan hitam milikku.

Anehkah kalau ada “seseorang” memberikan cek senilai harga mobil baru ?

Kurasa tidak. Dizaman sekarang youtuber saja bisa bagi - bagi mobil sebagai give away. Apalagi konglomerat yang sudah jatuh cinta. Menghadiahkan pesawat jet pribadi pun gampang saja.

Cek itu kuberikan pada Danke, karena aku merasa prihatin mendengar mobilnya dirampas oleh debt collector, akibat cicilannya macet di tengah jalan.

Kataku waktu menyerahkan cek itu, “Dank ... sebelum terbang ke Sumba, cairkan dulu cek ini besok pagi. Mudah - mudahan cukup untuk beli mobil jepang. Sebagai pengganti mobilmu yang disita itu. “

Danke tampak kaget setelah melihat nominal yang tertulis di atas cek itu.

“Sef ... ini apa - apaan ? Isi cek ini ... besar sekali ... !” seru Danke tertahan.

“Nggak apa - apa. Berbagi rejeki dengan sahabat karib kan wajar, “ sahutku.

Tnagan Danke gemetaran waktu memegang cek itu. Matanya pun tampak berlinang - linang air mata. “Ja ... jadi ... cek ini benar - benar untuk gue ?” tanyanya.

“Ya iyalah. Masa gue main - main sama sahabat karib gue sendiri ?! ” sahutku.

“Ooooh ... terima kasih Sef ... terima kasiiiih ...! Semoga rejekimu semakin berlimpah ruah Sef. “

“Amiiin ... “ sahutku sambil menengadahkan kedua tanganku. Lalu kuusapkan ke mukaku sendiri.

“Gak nyangka gue akan mendapatkan hadiah sebesar ini, “ ucap Danke sambil menciumi cek itu.

Lalu Danke memandangku, “Berarti loe udah benar - benar sukses Sef, “ ucapnya.

“Semuanya berawal dari loe juga Dank. Kalau loe gak ngajak ke sini, mungkin gue masih bergelut di pasar, dengan keringat bercucuran, dengan pakaian sudah compang - camping. “

“Tapi pada dasarnya loe punya tampang tampan sih. Lagian menurut gue, loe itu punya pembawaan dari lahir, yang membuat orang sayang sama loe. “

“Mungkin. Tapi kunci utamanya datang dari loe Dank. Makanya sampai kapan pun gue gak bakal lupa atas kebaikan - kebaikan loe. “

“Kebaikan gue gak sebanyak isi cek ini Sef. “

“Jumlahnya jangan dibanding - bandingkan dengan yang lain - lain. Yang jelas loe ajak gue ke sini dahulu, tepat pada saatnya gue membutuhkan pertolongan, “ kataku.

“Dan sekarang gue mendapatkan cek ini tepat pada saat gue membutuhkan kendaraan. Paling tidak, gue bisa bawa Mamah kalau mau belanja ke mall atau kalau dia sedang ingin piknik ke daerah - daerah wisata. “

Lalu kami melanjutkan ngobrol ke barat ke timur.

Jam sepuluh malam aku pun pulang. Dengan gairah baru lagi. Gairah untuk besok malam. Gairah untuk menyalurkan hobbyku. Hobby ngentot wanita setengah baya ... !



Esok malamnya tubuhku sudah segar dan fit kembali. Sebelum berangkat ke rumah Danke, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk Tante Pia. Hanya sehelai gaun tidur yang tipis transparan dan sebotol parfum yang lumayan mahal harganya. Menurut pengalamanku, wanita setengah baya senang sekali kalau sudah dikasih parfum. Pasti Tante Pia pun begitu, karena kulihat dia seorang pesolek juga.

Sebelum jam 19.00 aku sudah tiba di pekarangan rumah Danke. Saat itu aku hanya mengenakan pakaian “tempur”. Hanya celana pendek tanpa celana dalam dan baju kaus serba putih. Tapi pakaian resmi pun kubekal dan kuletakkan di dalam koper yang selalu kusimpan di dalam bagasi. Tapi itu hanya persiapan kalau - kalau ada acara mendadak yang mengharuskanku untuk berpakaian resmi. Sedangkan saat turun dari mobil, aku hanya memakai sandal kulit.

Kulihat sebuah sedan baru yang masih dibungkus plastik di sebelah mobilku. Syukurlah. Berarti Danke sudah membeli mobil seperti yang kuanjurkan kemaren malam.

Kucoba membuka pintu depan tanpa mengetuknya. Ternyata tidak dikunci. Maka kulepas sandal di teras depan. Dan masuk ke dalam dengan berjalan mengendap - endap. Oleh - oleh kuletakkan di meja ruang tamu. Kemudian aku melangkah ke belakang tanpa menimbulkan bunyi langkah.

Kulihat Tante Pia sedang masak di dapur. Mungkin wanita berprawakan tinggi montok tapi tidak gendut itu sedang menyiapkan makanan untuk menyuguhiku makan malam. Dan ia memasak sambil menyenandungkan lagu jadul. Hmmm ... seperti wanita lain yang sedang mengalami puber kedua.

Saat itu ia mengenakan kimono berwarna ungu dengan taburan bintik - bintik putih secara berkelompok - kelompok. Lalu kusergap dia dari belakang, dengan mendekap pinggangnya, sambil membisiki telinganya, “Selamat malam Tanteee ... “

“Waaaaaaaaaw .... ! “ Tante Pia terp[eranjat, tapi setelah menyadari siapa yang mendekapnya, ia tidak meronta sedikit pun, “Bikin kaget aja Sep. Kirain ada orang jahat ... “

“Kan aku juga akan menjadi penjahat sebentar lagi. Penjahat kelamin ... heheheee ... “

“Boleh, tante udah siap kok. Malah udah ngebayangin sejak tadi pagi. “

Sebagai jawaban, kedua tanganku yang sedang mendekap pinggang Tante Pia kurayapkan ke bawah. Ke arah belahan kimono di bawah talinya yang masih terikat. Lalu kuselinapkan tangan kananku ke balik kimono itu. Sehingga aku langsung menyentuh memek berjembut jarang dan tipisnya ... “Wow, memang sudah siap rupanya, “ bisikku sambil mengusap - usap permukaan memek berjembut jarang yang tak mengenakan celana dalam itu.

Tante Pia menyahut, “ Iya ... sengaja gak pake celana dalam, supaya Asep gak susah lagi nyarinya. Hihihihiii .... “

Tiba - tiba Tante Pia memutar badannya, jadi berhadapan denganku. “Aep ... tante ucapkan beribu - ribu bahkan berjuta - juta terima kasih. Karena Asep membelikan Dadang mobil baru segala ... semoga Tuhan melimpahkan rejeki yang jauh lebih banyak dari harga mobil itu. “

“Amiiin. Memangnya Dadang bicara kalau mobil barunya itu dibelikan olehku ?” tanyaku.

“Iya. Dia bilang kemaren malam dikasih cek sama Asep yang nilainya lebih banyak daripada harga mobil baru itu. Asep memang sahabat sejati Dadang. Semoga Asep selalu kompak sama Dadang sampai tua kelak ya. “

“Iya Tante. Saling bantu dan tolong - menolong itu harus tetap dilakukan oleh dua orang sahabat. Oh iya, aku lupa ... aku bawa oleh - oleh sekadarnya buat Tante, sebentar ... “ ucapku sambil bergegas menuju ruang tamu. Lalu mengambil kantong plastik berisi parfum dan gaun tidur itu dan ,menyerahkannya kepada Tante Pia yang masih berada di dapur.

“Apa ini ?” tanya Tante Pia.

“Ah, cuma oleh - oleh yang gak ada harganya Tante. Sekadar tanda sayang aja sama Tante. “

Tante Pia mendahulukan kotak berisi sebotol parfum dari kantong plastik itu. “Waaaah ... ini parfum yang harganya selangit. Pasti harumnya elit, “ ucapnya sambil mengeluarkan botol parfum itu dari kotaknya. Lalu menyemprotkannya ke dalam mulutnya yang dingangakan.

“ Terima kasih Asep sayaaang ...... “ ucap Tante Pia sambil melingkarkan lengannya di leherku. Dan ... mencium bibirku dengan hangatnya. Dengan sendirinya harum parfum mahal itu tersiar tajam ke penciumanku.

Aku membalasnya dengan mendorongnya ke atas sofa, lalu membuka ikatan tali komononya.

“Ntar dulu Sef. “ Tante Pia mendorong dadaku, “ tante kan lagi masak. Buat manjain Asep. Tante udah bikin gule kepala kambing, sambal goreng ati ayam, prekedel jagung, goreng emping dan sebagainya. Asep belum makan malam kan ?”

“Sudah tadi di rumahku. Mendingan kita ena - enaan dulu. Abis itu pasti kita lapar. Baru kita makan bersama, “ sahutku.

“Kalau gitu tante mau matiin kompornya dulu ya. Kalau ditinggalkan lama - lama takut pada hangus masakannya. “

“Iya, “ aku mengangguk.

Lalu Tante Pia melangkah ke dapur. Mematikan semua kompor yang menyala dan kembali lagi padaku sambil bertanya, “Selain parfum, oleh - olehnya ada gaun juga ya ?”

“Iya Tante. “

“Kalau gitu tante cobain dulu ya gaunnya. “

“Iya. “

Lalu Tante Pia melangkah masuk ke dalam kamar yang dahulu dijadikan kamarku, tapi sekarang sudah menjadi kamar Tante Pia rupanya. Hanya beberapa menit Tante Pia mengurung diri di dalam kamarnya. Lalu pintu terbuka dan terdengar suaranya, “Aseeep ... siniiii ... !”

Aku spontan bangkit dan bergegas masuk ke dalam kamar Tante Pia yang pernah jadi kamarku itu. Ternyata Tante Pia sudah mengenakan gaun tidur kirimanku. Tapi gaun tidur itu transparan sekali. Sedangkan Tante Pia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga bentuk badannya tampak jelas sekujurnya, sudah bukan samar - samar lagi.

“Gaun tidur ini memang cantik sekali, “ kata Tante Pia, “ Tapi tante gak berani memakainya di luar kamar. Seluruh tubuh tante kelihatan jelas kan ?”

“Iya Tante. Kan namanya juga gaun tidur. Buat dipakai di kamar tertutup aja, “ sahutku.

“Terus bagaimana tante kelihatannya dalam gaun tidur ini ?” tanya Tante Pia sambil bertolak pinggang, bergaya peragawati yang sedang berada di atas cat walk.

Aku bergaya seperti sedang menilainya. Memutari tubuh Tante Pia, lalu berhenti di belakangnya. Di situlah aku mendekap Tante Pia dari belakang sambil berkata, “Aku ingin melihat Tante lebih seksi daripada biasanya. Makanya kubelikan gaun tidur yang erotis ini. Tapi hanya boleh dipakai waktu ada aku aja ya Tante. “

“Iyalah. Kalau tante pakai gaun ini di depan mata Dadang, pasti dia negor nanti. “

“Tapi kalau di dalamnya pakai lingerie dan pakaian dalam, takkan membayang jelas gini Tante. “

Tante Pia tidak menyahut. Ia malah mendorongku sampai terhempas ke atas bed yang bukan bed biasa kutiduri dahulu. Semuanya sudah berubah di dalam kamar ini. Dahulu bergaya macho, sekarang bergaya feminine. Segalanya serba feminine, karena ada meja rias, ada vas diisi oleh tiga tangkai bunga sedap malam dan sebagainya.

Setelah aku menelentang di atas bednya, Tante Pia menarik celana pendekku yang elastis bagian perutnya. Sehingga kontolku yang sudah ngaceng ini mengacung ke atas, ke langit - langit kamar Tante Pia.

Wanita setengah baya itu memekik tertahan, “Waaaaw ... ! Kontolmu panjang sekali Seeep ?!”

Lalu Tante Pia memegang kontolku sambil diamatinya dari dekat. Seolah tak percaya pada penglihatannya sendiri.

Gaun tidur transparan itu pun ditanggalkan. Sehingga semakin jelas betapa seksinya tubuh ibunya Danke ini. Lalu ia merangkak ke antara kedua pahaku yang terpentang lebar. Dan dipegangnya lagi kontolku yang sudah ngaceng ini. “Gila, kok ada ya kontol sepanjang ini ... “ gumamnya sambil memperhatikan bentuk kontolku.

Lalu ... happpp .... Tante Phia mengulum kontolku dengan binalnya.

“Tante ... “ aku kaget karena tak menyangka Tante Pia akan langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.

Tapi Tante Pia memberi isyarat dengan tangannya, agar aku diam. Karena itu aku diam saja, sambil ingin tahu sampai sejauh mana kebinalan mamahnya Danke ini.

Ternyata permainan oral Tante Pia sangat enak. Bahkan mungkin lebih enak daripada permainan memek. Karena mulut Tante Pia naik turun, sambil mengalirkan air liurnya ke badan kontolku. Terkadang terasa isapannya yang kuat, sementara lidahnya pun tiada hentinya bergerak dan menyapu nyapu di sekitar kepala dan leher kontolku.

Tangannya pun sangat aktif. Untuk mengocok badan kontolku yang tidak muat di mulutnya, dengan air liurnya sebagai pelicin.

Cukup lama aku disepong oleh Tante Pia.

Sampai akhirnya ia melepaskan gaun tidur transparan pemberianku. Dan berjongkok dengan kedua kaki berada di kanan kiri pangkal pahaku. Pada saat itulah aku baru bisa melihat memeknya dengan jelas. Ternyata jembutnya hanya tumbuh di atas memeknya, sementara di sekitar labia mayora dan klitorisnya bebas bulu. Mungkin dia sudah membersihkannya sebelum aku datang tadi, karena sejak kemaren malam sudah ada janji bahwa aku akan datang.

Lalu memek wanita setengah baya yang sudah agak ternganga itu mendesak kontolku, karena bokongnya mulai diturunkan. Blessssss ..... kontolku mulai melesak masuk ke dalam memek mamahnya Danke.

Namun ternyata liang memek Tante Pia agak dangkal. Sehingga batang kejantananku yang memang panjang ini tidak bisa masuk semuanya. Tante Pia malah meringis ketika moncong kontolku sudah mentok di dasar liang memeknya. Ia pun tidak memaksakan untuk “menelan” kontolku dengan liang memeknya. Ia lalu mulai beraksi. Menaik turunkan bokongnya, sehingga batang kontolku terasa dibesot - besot oleh liang memeknya yang terasa sangat legit ini. Sementara kedua bukit kembarnya tampak bergoyang - goyang erotis di atas perutku. Membuatku semakin bergairah dan meremas - remas sepasang toket berukuran sedang itu. Sepasang toket yang belum kendor, masih kenyal dan kencang.

Tapi semuanya itu hanya berlangsung belasan menit. Karena ia menggulingkan tubuhnya ke sisiku setelah mengeluarkan kontolku dari liang memeknya.

Lalu Tante Pia menelentang sambil merentangkan sepasang pahanya selebar mungkin. “Ayo lanjutin Sep ... “ gumamnya nyaris tak terdengar.

Aku mengangguk, lalu menanggalkan baju kaus putihku sebagai satu - satunya benda yang masih melekat di tubuhku.

Lalu aku merayap ke atas tubuh mulus itu, sambil memegangi kontolku. Tante Pia menyambut dengan memegang leher kontolku, kemudian meletakkan moncongnya di ambang mulut memeknya.

Tanpa kesulitan aku membenamkan kontolku ke dalam liang memek ibu sahabatku itu. Lalu aku menghempaskan dadaku ke atas sepasang toket yang masih “layak remas” itu.

Kontolku mulai beraksi. Maju mundur di dalam liang memek Tante Pia yang semakin terasa legitnya ini. Tante Pia pun merengkuh leherku ke dalam pelukannya, kemudian bertubi - tubi bibirku diciumi dengan hangatnya.

Rintihan - rintihan histerisnya pun mulai berkumandang di dalam kamar yang dahulu pernah dijadikan kamarku ini. “Aseeeep ... oooooh .... terima kasih Seeeep ... gak nyangka tante akan merasakannya lagi ... merasakan nikmatnya hidup ini ... terima kasiiiih ... oooooohhhh ... kamu memang luar biasa Seeep .... kontolmu terus - terusan menyodok dasar liang memek tante ... oooooohhhhh ... entotlah tante sepuasmu Seeeep ... ooooohhhh .... ooooooo ..... ooooooohhhhh .... “

Sebenarnya aku sendiri merasakan peristiwa ini sebagai hal yang fantastis. Karena Tante Pia adalah ibu sahabatklu. Dan aku tak menyangka kalau aku bakal menikmati memeknya yang memang masih sangat “layak pakai”.

Dan malam itu seakan - akan malam yang memanjakanku dengan nikmatnya menyetubuhi wanita setengah baya. Karena Tante Pia selalu meladeni segala keinginanku. Bermacam - macam posisi kami lakukan. Dan semuanya baru selesai setelah lewat tengah malam. Ejakulasiku meletus setelah Tante Pia berkali - kali orgasme. Maka wajarlah kalau ia memujiku, “Kamu ini gak ada duanya Sep. Tante puas ... sangat puas sekali. “



Ketika sedan hitamku sudah meninggalkan rumah Danke, tiba - tiba aku mendapat call dari Mamih. Sehingga terpaksa membelokkan sedan hitamku ke atas bahu jalan. Lalu menghentikannya tanpa mematikan mesin dan ACnya. Dan kuterima panggilan dari Mamih itu :



Mamih : “ Yosef ... ini ada kabar baik untukmu. Aku sudah naikkan lagi tarif kamu jadi dua kali lipat. Maksudku biar hanya golongan elit saja yang dilayani olehmu. Tapi sekarang malah jadi semakin banyak yang antre Sef. “

Aku : “ Berapa orang Mam ? ”

Mamih : “ Mereka terdiri dari lima grup. semuanya wanita golongan menengah ke atas Sef ... ! ”

Aku : “ Iya, jumlah semuanya berapa orang Mamiku sayaaang ... “

Mamih : “ Limapuluhdelapan orang ... !”

Aku : “ Wow ... ! Terus sama Mamih diaturnya gimana ? “

Mamih : “ Kuatur begini, semalam kamu melayani, besoknya istirahat. Besok malamnya lagi melayani lagi. Gimana tuh ? Sanggup ? ”

Aku : “ Berarti aku hanya melayani dua malam sekali gitu ? ”

Mamih : “ Iya. Jadi kalau malam ini kamu melayani klien, besok kamu libur. Besoknya lagi melayani lagi. Gimana ? ”

Aku : “ Bolehlah. Segitu sih cetek. Suami istri aja banyak yang wikwik dua malam sekali. Malah yang tiap malam wikwik juga banyak. Masa aku kalah sama mereka. “

Mamih : “ Baguslah kalau begitu. Tapi itu berarti selama empat bulan kamu harus melayani mereka secara bergiliran. “

Aku : “ Gak apa - apa. Tapi bayaranku sudah naik dua kali lipat ya ?”

Mamih : “ Iya. Kalau dipikir sih bayaran kamu sekarng sama dengan bayaran artis panggilan online lho. “

Aku : “ Itu semua kan berkat Mamih. Terima kasih Mamihku sayaaaang. “

Mamih : “ Sama - sama. Nantinya setiap mau ganti klien, aku akan mengirimkan WA. Tentang nama klien dan di mana harus menemuinya ya. “

Aku : “ Startnya kapan Mam ? “

Mamih : “ Mulai tanggal delapan aja ya. “

Aku : “ Sekarang kan tanggal tigapuluhsatu, berarti delapan hari lagi. Siap deh Mamih Sayang. “

Mamih : “ Sayang sayang tapi gak pernah nyamperin aku. Padahal aku kangen setengah mati sama kamu Sef. “

Aku : “ Kalau perlu sekarang juga aku akan meluncur ke tempat yang sudah Mamih tentukan, kalau Mamih memang ingin wikwik sama aku. “

Mamih : “ Sekarang sih jangan. Kita harus mendahulukan bisnis dulu. Nanti aja kalau kamu udah selesai dengan mereka semua. Sekarang kamu harus mempersiapkan fisik dan stamina untuk tugas yang berat itu. “

Dalam hati aku berkata, tugas berat apa ? Aku malah bersemangat sekali melaksanakannya. Karena dalam empat bulan aku akan ngentot sebanyak 58 memek. Hahahaaa ... asyik gak tuh ?!

Aku pun berharap ke58 wanita itu menarik semua. Tak usah cantik, yang penting menarik, supaya kontolku cepat ngaceng sebelum meladeni mereka secara bergiliran.

Sebelum menutup hapenya, Mamih mengingatkanku agar selama 4 bulan itu aku harus tetap diperiksa di laboratorium sebulan sekali. Agar ketahuan masih bersih atau tidaknya diriku. Karena semua wanita yang sudah memesan “jasa”ku minta keterangan kesehatanku.

Setiap kali mendapat surat hasil pemeriksaan dari laboratorium, aku harus menyerahkan surat keterangan itu kepada Mamih. Lalu Mamih akan meng-copynya untuk dibagikan kepada 58 orang wanita itu.

Setelah hubungan seluler dengan Mamih ditutup, aku termenung di dalam mobilku yang belum kujalankan. Ternyata berbuat baik kepada orang lain itu, ada saja balasannya dari arah yang lain. Aku telah membelikan mobil untuk Danke, lalu datang “pesanan” Mamih yang luar biasa banyaknya. Maka dalam tempo 4 bulan saja aku bakal merasakan 58 jenis memek. Semoga saja aku tetap tangguh melaksanakannya.

Namun sebelum tiba di rumah, aku sengaja membeli sea cucumber (ketimun laut = sejenis teripang) banyak - banyak. Karena konon sea cucumber itu bisa menyempurnakan produksi sperma. an aku akan maju ke medan perang antara sperma lawan libido perempuan dalam jumlah terbanyak dalam perjalanan kehidupanku. Tentu aku harus menyiapkan fisik dan staminaku, jangan sampai kedodoran pada waktunya nanti.



==========================================================================================



Suhu - suhu yang menggemari kisah ini,

Bisa dibayangkan 58 wanita calon pengguna jasa Yosef kalau dibagi agar 1 wanita dijadikan 1 part, berarti untuk menceritakan keseluruhannya harus dibuat sebanyak 58 part.

Semoga suhu - suhu tiada yang rese dan nyinyir. Supaya nubie tetap bersemangat untuk menyelesaikan kisah ini sampai tamat.

Nubie akan menghidangkannya tetap secara natural. Tak mau terikat dalam 1 genre. Seperti misalnya nubie menceritakan kisah seorang tentara, tentu nubie harus menceritakan latar belakang kehidupannya juga, seperti kisah istrinya, anak - anaknya dan sebagainya. Bukan sekadar menceritakan perang dan perang terus. Meski pun nubie sedang mengisahkan kehidupan seorang prajurit.

Itu hanya contoh. Bahwa seorang gigolo pun tak mungkin hanya bertualang dengan para pengguna jasanya semata. Pasti ada sudut - sudut lain yang perlu dibuka juga.

Semoga suhu - suhu maklum adanya. Terima kasih

Salam sehat,

@Otta
 
Part 22



S
ebelum menuju rumah Danke, aku sudah menghubunginya dulu lewat hape. Setelah tahu bahwa dia ada di rumahnya, barulah aku serius menujukan mobilku ke arah rumah Danke.

Hari sudah malam ketika sedan hitamku sudah memasuki pekarangan depan rumah Danke. Kulihat pintu depan rumah sahabatku itu terbuka. Danke pun tampak di ambang pintu depan. Dan menghampiri mobilku yang kuhentikan di dekat teras depan.

“Anjriiiiiitttt .... loe udah punya mobil mahal begini Sef ?” seru Danke ketika aku turun dari sedan hitamku.

“Ah, cuma mobil cicilan, “ sahutku berbohong, hanya untuk menjaga perasaan Danke.

“Haaa ?! Loe berani nyicil mobil Eropa gini ? Awas jangan kayak gue, gara - gara telat terus nyicilnya, disita deh mobilnya. “

“Disita ?!” seruku kaget, sambil menoleh ke arah biasanya Danke meletakkan mobilnya. Memang sudah tak ada mobil di situ.

“Iya. Diambil sama debt collector. Biarin aja deh. Siapa tau nanti ada rejeki nomplok, mau beli mobil bekas aja secara cash. Gak mau lagi nyicil mobil. “

Ketika aku menoleh ke rumah Danke, kulihat ada seorang wanita di ruang keluarga. “Itu siapa Dank ?” tanyaku sambil menunjuk ke arah wanita itu.

“Mamah gue, “ sahut Danke, “Sengaja gue ajak pindah ke sini. Karena kasihan di kampung dia tinggal sendirian sejak papah gue meninggal. “

“Dia tau kalau kita ini gigolo ?”

“Gaklah. Kalau tau, mana mau dia tinggal di sini. “

“Sama Dank, gue juga merahasiakan kepada siapa pun, kecuali kepada wanita - wanita yang sudah membayar kita. “

“Tapi keberuntungan loe jauh lebih bagus daripada gue Sef. Apalagi kalau dibandingkan dengan gigolo lain. Banyak juga yang masih melarat hidupnya sampai sekarang. “

“Gue rasa masalah keberuntungan itu sudah tersurat di takdir kita masing - masing Dank. Gue bersukur juga sih. Klien pertama langsung dapet kelas kakap. Lalu gue bisa masuk ke lingkaran dia, yang juga kelas kakap semua. “

“Oh iya. Kalau gak salah, klien pertama loe Bu Sharon kan ?”

“Betul. Dia bukan sekadar ingin bertualang dengan gigolo. Dia ingin hamil, sedangkan suaminya gak mampu hamilin dia. Karena itu gue dikontrak selama tiga bulan. Karena untuk menghamili perempuan itu butuh waktu juga, gak bisa diburu - buru. “

“Terus loe berhasil hamilin dia ?”

“Berhasil setelah gue terus - terusan nidurin dia di setiap masa suburnya. Pas ketika kontrak gue hampir habis, dia baru hamil. Sejak saat itulah gue dibanjiri hadiah terus sama dia. “

“Kalau ketahuan sama suaminya gimana ?”

“Semua atas ijin suaminya. Dia boleh dihamili orang lain, tapi gak boleh sama yang mereka kenal. Wah panjang deh ceritanya. “

“Memang setiap profesi tetap tergantung dari faktor keberuntungan pelakunya masing - masing. Gue juga mungkin termasuk yang beruntung, bisa punya rumah dan sebagainya. Tapi kayaknya faktor keberuntungan loe jauh lebih hebat Sef. Soalnya loe punya tampang yang bagus sih. Kalau jadi artis juga pasti loe gampang terkenal. “

“Ah, gue gak pernah punya cita - cita jadi artis. Karena gue gak bisa akting. “

“Ohya ... gue mau minta tolong nih. Tapi ini rahasia Sef. “

“Minta tolong apaan ?”

Danke terdiam sesaat. Lalu berbisik di dekat telingaku, “Loe mau gak nidurin mamah gue ? “

“Haaaa ?! Gila loe ... !”

“Gue serius Sef, “ sahut Danke yang dilanjutkan dengan bisik - bisik lagi. Dia mengaku sering mengintip ibunya sedang masturbasi. Bahkan menurut pengakuan Danke, hampir tiap malam ibunya bermasturbasi. Sehingga Danke berkesimpulan bahwa ibunya yang ditinggal mati oleh ayah Danke itu masih sangat mendambakan sentuhan lawan jenisnya.

“Terus kenapa gak ditidurin aja sama loe ?” cetusku.

“Gila ... emangnya gue penganut aliran incest ? Ngentot lubang yang pernah ngelahirin gue ... amit - amit. Dikasih duit segede lemari juga gue gak mau. “

“Terus kenapa loe nyuruh gue buat begituan sama dia ?”

“Karena loe bukan anaknya. Karena loe juga ganteng. Karena loe juga pasti bisa nyimpan rahasia. Pokoknya gue yakin, kalau loe gaulin mamah gue, pasti semuanya akan berjalan nyaman. “

Aku terdiam. Sebenarnya aku tertarik juga mendengar “permintaan tolong” sahabatku itu. Soalnya aku sudah tahu bahwa mamahnya Danke itu belum tua - tua amat. Masih bisa disebut setengah baya. Sedangkan aku ini sebenarnya penggemar perempuan setengah baya.

Tapi aku belum mengiyakan permintaan unik Danke. Karena perasaanku kurang enak juga. Membayangkan beraksi di atas perut ibu sahabat karibku sendiri, pasti aku bakal kurang nyaman.

Lalu Danke berkata, “Begini ... besok siang gue kan bakal terbang ke Sumba ... “

“Pulau Sumba maksud loe ?” tanyaku.

“Iya. “

“Ngapain ? Nemenin klien Mamih ?”

“Iya, “ sahut Danke, “Gue dicarter oleh janda kaya selama seminggu. Karena mau dilanjutkan ke Labuan Bajo, Pulau Komodo dan sebagainya. “

“Pulangnya bakal bawa duit banyak dong. “

“Aaaah ... tarif gue kan gak semahal loe. Pulangnya paling juga bawa duapuluh jete. “

“Lumayan juga tuh. Bisa untuk depe mobil. “

“Nggak ah. Gue takkan mikirin mobil dulu. Kalau gak bisa beli mobil secara cash, mendingan beli motor aja dulu. “

“Iya sih. Nyicil kendaraan itu waktu ngambilnya penuh semangat. Lalu tiap bulan kita serasa dikejar - kejar untuk membayar cicilan. “

“Nah ... balik lagi ke masalah mamah gue. Bagaimana kalau loe besok nginap di sini, buat nemenin dia ? Soalnya dia gak pernah ditinggalkan sendirian lama - lama gitu. Paling lama gue tinggal semalam doang. “

“Terus ?”

“Loe kan bisa melakukan sesuatu yang bikin dia horny. Lalu ... ya lakukan aja. “

“Ini serius Dank ?” tanyaku.

“Sangat serius Sef. Soalnya gue kasihan sama dia yang kelihatan masih membutuhkan sentuhan lelaki. Ayo kita lanjutkan ngobrolnya di dalam. “

Aku mengangguk. Lalu mengikuti Danke masuk ke dalam rumahnya yang pernah menjadi tempat tinggalku waktu belum gabung dengan salon Mamih.

Kulihat mamahnya Danke masih asyik nonton televisi di ruang keluarga.

Ketika aku duduk di sofa ruang tamu, Danke menghampiri mamahnya. “Mah ... siapa tuh di depan ? Masih ingat gak ?” tanya Danke pada ibunya.

Wanita setengah baya yang biasa dipanggil Tante Pia itu menoleh padaku. Aku pun menghampirinya dengan sikap sopan.

Tante Pia berdiri sambil memakai kaca matanya, lalu mengamatiku. “Yeeee ... ini Asep ?” tanyanya sambil menepuk bahuku.

“Iya Tante, “ sahutku sambil mencium tangan wanita yang masih kelihatan cantik itu.

Pada saat yang sama, Danke meninggalkanku setelah berkata mau ke toilet dulu.

Tante Pia masih berdiri di depanku. Menepuk - nepuk pipiku sambil berkata, “Kamu kok jadi ganteng sekali gini Sep ? “

“Tante juga masih tetap cantik seperti dahulu, “ sahutku yang sudah terbiasa memuji wanita yang akan menjadi targetku.

“Masa sih ?!” Tante Pia tampak senang mendengar pujianku. Lalu ia mengajakku duduk berdampingan di sofa ruang keluarga yang menghadap ke televisi.

“Besok Dadang mau ke Pulau Sumba, “ ucapnya.

“Iya, tadi dia sudah cerita di luar, “ sahutku, “Mau seminggu di sana katanya. “

“Nah begitulah. Tante kan rada takut juga ditinggal sendirian di sini, terutama waktu malam hari. Maklum zaman sekarang banyak kejahatan ... bikin merinding kalau nonton beritanya juga. “

“Iya, makanya Dadang minta agar besok aku ke sini buat nemenin Tante. “

“Nah ... sukurlah kalau begitu. Dadang memang anak yang baik dan penuh perhatian sama orang tua. Besok sore Asep ke sini ya, “ ucapnya sambil menepuk lututku.

“Lepas magrib aku baru bisa ke sini Tante. “

“Terus bobo di sini aja ya. “

“Iya. Tapi aku gak bisa tiap malam tidur di sini. Karebanyak juga kerjaan yang harus dikerjakan malam Tante. “

“Kalau gak bisa malamnya, ya siangnya ke sini. “

“Iya. Tante mau nyuguhin apa kalau aku datang besok ?”

“Apa juga yang Asep mau, tante kasih besok. “

“Suguhin ena - ena ya, “ bisikku.

“Hihihihiii ... iyaaa .. iyaaa .... “ Tante Pia ketawa centil sambil mencubit perutku.

Tak lama kemudian Danke muncul. Ia mengajakku duduk di depan, di ruang tamu.

“Aku sudah janji sama mamahmu, mau datang besok malam, “ kataku setelah duduk di ruang tamu. Sementara Tante Pia tampak sudah nonton televisi lagi.

“Bagus, “ sahut Danke sambil tersenyum, “ Bahkan kalau mau dilakukan malam ini juga silakan. Aku akan tidur duluan. “

“Malam ini sih gak bisa. Tadi siang abis melayani klien, “ sahutku berdusta. Yang sebenarnya, tadi siang sudah habis - habisan dengan mamanya Anggraeni yang memeknya kuanggap ajaib itu.

Kemudian kukeluarkan dompetku dari saku belakang celanaku. Dari dalam dompet itu kukeluarkan sehelai cek tunai tertanggal besok. Cek itu pemberian “seseorang”. Nominalnya bisa beli mobil baru secara cash. Tapi mobil rakitan di dalam negeri, bukan seperti sedan hitam milikku.

Anehkah kalau ada “seseorang” memberikan cek senilai harga mobil baru ?

Kurasa tidak. Dizaman sekarang youtuber saja bisa bagi - bagi mobil sebagai give away. Apalagi konglomerat yang sudah jatuh cinta. Menghadiahkan pesawat jet pribadi pun gampang saja.

Cek itu kuberikan pada Danke, karena aku merasa prihatin mendengar mobilnya dirampas oleh debt collector, akibat cicilannya macet di tengah jalan.

Kataku waktu menyerahkan cek itu, “Dank ... sebelum terbang ke Sumba, cairkan dulu cek ini besok pagi. Mudah - mudahan cukup untuk beli mobil jepang. Sebagai pengganti mobilmu yang disita itu. “

Danke tampak kaget setelah melihat nominal yang tertulis di atas cek itu.

“Sef ... ini apa - apaan ? Isi cek ini ... besar sekali ... !” seru Danke tertahan.

“Nggak apa - apa. Berbagi rejeki dengan sahabat karib kan wajar, “ sahutku.

Tnagan Danke gemetaran waktu memegang cek itu. Matanya pun tampak berlinang - linang air mata. “Ja ... jadi ... cek ini benar - benar untuk gue ?” tanyanya.

“Ya iyalah. Masa gue main - main sama sahabat karib gue sendiri ?! ” sahutku.

“Ooooh ... terima kasih Sef ... terima kasiiiih ...! Semoga rejekimu semakin berlimpah ruah Sef. “

“Amiiin ... “ sahutku sambil menengadahkan kedua tanganku. Lalu kuusapkan ke mukaku sendiri.

“Gak nyangka gue akan mendapatkan hadiah sebesar ini, “ ucap Danke sambil menciumi cek itu.

Lalu Danke memandangku, “Berarti loe udah benar - benar sukses Sef, “ ucapnya.

“Semuanya berawal dari loe juga Dank. Kalau loe gak ngajak ke sini, mungkin gue masih bergelut di pasar, dengan keringat bercucuran, dengan pakaian sudah compang - camping. “

“Tapi pada dasarnya loe punya tampang tampan sih. Lagian menurut gue, loe itu punya pembawaan dari lahir, yang membuat orang sayang sama loe. “

“Mungkin. Tapi kunci utamanya datang dari loe Dank. Makanya sampai kapan pun gue gak bakal lupa atas kebaikan - kebaikan loe. “

“Kebaikan gue gak sebanyak isi cek ini Sef. “

“Jumlahnya jangan dibanding - bandingkan dengan yang lain - lain. Yang jelas loe ajak gue ke sini dahulu, tepat pada saatnya gue membutuhkan pertolongan, “ kataku.

“Dan sekarang gue mendapatkan cek ini tepat pada saat gue membutuhkan kendaraan. Paling tidak, gue bisa bawa Mamah kalau mau belanja ke mall atau kalau dia sedang ingin piknik ke daerah - daerah wisata. “

Lalu kami melanjutkan ngobrol ke barat ke timur.

Jam sepuluh malam aku pun pulang. Dengan gairah baru lagi. Gairah untuk besok malam. Gairah untuk menyalurkan hobbyku. Hobby ngentot wanita setengah baya ... !



Esok malamnya tubuhku sudah segar dan fit kembali. Sebelum berangkat ke rumah Danke, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk Tante Pia. Hanya sehelai gaun tidur yang tipis transparan dan sebotol parfum yang lumayan mahal harganya. Menurut pengalamanku, wanita setengah baya senang sekali kalau sudah dikasih parfum. Pasti Tante Pia pun begitu, karena kulihat dia seorang pesolek juga.

Sebelum jam 19.00 aku sudah tiba di pekarangan rumah Danke. Saat itu aku hanya mengenakan pakaian “tempur”. Hanya celana pendek tanpa celana dalam dan baju kaus serba putih. Tapi pakaian resmi pun kubekal dan kuletakkan di dalam koper yang selalu kusimpan di dalam bagasi. Tapi itu hanya persiapan kalau - kalau ada acara mendadak yang mengharuskanku untuk berpakaian resmi. Sedangkan saat turun dari mobil, aku hanya memakai sandal kulit.

Kulihat sebuah sedan baru yang masih dibungkus plastik di sebelah mobilku. Syukurlah. Berarti Danke sudah membeli mobil seperti yang kuanjurkan kemaren malam.

Kucoba membuka pintu depan tanpa mengetuknya. Ternyata tidak dikunci. Maka kulepas sandal di teras depan. Dan masuk ke dalam dengan berjalan mengendap - endap. Oleh - oleh kuletakkan di meja ruang tamu. Kemudian aku melangkah ke belakang tanpa menimbulkan bunyi langkah.

Kulihat Tante Pia sedang masak di dapur. Mungkin wanita berprawakan tinggi montok tapi tidak gendut itu sedang menyiapkan makanan untuk menyuguhiku makan malam. Dan ia memasak sambil menyenandungkan lagu jadul. Hmmm ... seperti wanita lain yang sedang mengalami puber kedua.

Saat itu ia mengenakan kimono berwarna ungu dengan taburan bintik - bintik putih secara berkelompok - kelompok. Lalu kusergap dia dari belakang, dengan mendekap pinggangnya, sambil membisiki telinganya, “Selamat malam Tanteee ... “

“Waaaaaaaaaw .... ! “ Tante Pia terp[eranjat, tapi setelah menyadari siapa yang mendekapnya, ia tidak meronta sedikit pun, “Bikin kaget aja Sep. Kirain ada orang jahat ... “

“Kan aku juga akan menjadi penjahat sebentar lagi. Penjahat kelamin ... heheheee ... “

“Boleh, tante udah siap kok. Malah udah ngebayangin sejak tadi pagi. “

Sebagai jawaban, kedua tanganku yang sedang mendekap pinggang Tante Pia kurayapkan ke bawah. Ke arah belahan kimono di bawah talinya yang masih terikat. Lalu kuselinapkan tangan kananku ke balik kimono itu. Sehingga aku langsung menyentuh memek berjembut jarang dan tipisnya ... “Wow, memang sudah siap rupanya, “ bisikku sambil mengusap - usap permukaan memek berjembut jarang yang tak mengenakan celana dalam itu.

Tante Pia menyahut, “ Iya ... sengaja gak pake celana dalam, supaya Asep gak susah lagi nyarinya. Hihihihiii .... “

Tiba - tiba Tante Pia memutar badannya, jadi berhadapan denganku. “Aep ... tante ucapkan beribu - ribu bahkan berjuta - juta terima kasih. Karena Asep membelikan Dadang mobil baru segala ... semoga Tuhan melimpahkan rejeki yang jauh lebih banyak dari harga mobil itu. “

“Amiiin. Memangnya Dadang bicara kalau mobil barunya itu dibelikan olehku ?” tanyaku.

“Iya. Dia bilang kemaren malam dikasih cek sama Asep yang nilainya lebih banyak daripada harga mobil baru itu. Asep memang sahabat sejati Dadang. Semoga Asep selalu kompak sama Dadang sampai tua kelak ya. “

“Iya Tante. Saling bantu dan tolong - menolong itu harus tetap dilakukan oleh dua orang sahabat. Oh iya, aku lupa ... aku bawa oleh - oleh sekadarnya buat Tante, sebentar ... “ ucapku sambil bergegas menuju ruang tamu. Lalu mengambil kantong plastik berisi parfum dan gaun tidur itu dan ,menyerahkannya kepada Tante Pia yang masih berada di dapur.

“Apa ini ?” tanya Tante Pia.

“Ah, cuma oleh - oleh yang gak ada harganya Tante. Sekadar tanda sayang aja sama Tante. “

Tante Pia mendahulukan kotak berisi sebotol parfum dari kantong plastik itu. “Waaaah ... ini parfum yang harganya selangit. Pasti harumnya elit, “ ucapnya sambil mengeluarkan botol parfum itu dari kotaknya. Lalu menyemprotkannya ke dalam mulutnya yang dingangakan.

“ Terima kasih Asep sayaaang ...... “ ucap Tante Pia sambil melingkarkan lengannya di leherku. Dan ... mencium bibirku dengan hangatnya. Dengan sendirinya harum parfum mahal itu tersiar tajam ke penciumanku.

Aku membalasnya dengan mendorongnya ke atas sofa, lalu membuka ikatan tali komononya.

“Ntar dulu Sef. “ Tante Pia mendorong dadaku, “ tante kan lagi masak. Buat manjain Asep. Tante udah bikin gule kepala kambing, sambal goreng ati ayam, prekedel jagung, goreng emping dan sebagainya. Asep belum makan malam kan ?”

“Sudah tadi di rumahku. Mendingan kita ena - enaan dulu. Abis itu pasti kita lapar. Baru kita makan bersama, “ sahutku.

“Kalau gitu tante mau matiin kompornya dulu ya. Kalau ditinggalkan lama - lama takut pada hangus masakannya. “

“Iya, “ aku mengangguk.

Lalu Tante Pia melangkah ke dapur. Mematikan semua kompor yang menyala dan kembali lagi padaku sambil bertanya, “Selain parfum, oleh - olehnya ada gaun juga ya ?”

“Iya Tante. “

“Kalau gitu tante cobain dulu ya gaunnya. “

“Iya. “

Lalu Tante Pia melangkah masuk ke dalam kamar yang dahulu dijadikan kamarku, tapi sekarang sudah menjadi kamar Tante Pia rupanya. Hanya beberapa menit Tante Pia mengurung diri di dalam kamarnya. Lalu pintu terbuka dan terdengar suaranya, “Aseeep ... siniiii ... !”

Aku spontan bangkit dan bergegas masuk ke dalam kamar Tante Pia yang pernah jadi kamarku itu. Ternyata Tante Pia sudah mengenakan gaun tidur kirimanku. Tapi gaun tidur itu transparan sekali. Sedangkan Tante Pia tidak mengenakan beha mau pun celana dalam. Sehingga bentuk badannya tampak jelas sekujurnya, sudah bukan samar - samar lagi.

“Gaun tidur ini memang cantik sekali, “ kata Tante Pia, “ Tapi tante gak berani memakainya di luar kamar. Seluruh tubuh tante kelihatan jelas kan ?”

“Iya Tante. Kan namanya juga gaun tidur. Buat dipakai di kamar tertutup aja, “ sahutku.

“Terus bagaimana tante kelihatannya dalam gaun tidur ini ?” tanya Tante Pia sambil bertolak pinggang, bergaya peragawati yang sedang berada di atas cat walk.

Aku bergaya seperti sedang menilainya. Memutari tubuh Tante Pia, lalu berhenti di belakangnya. Di situlah aku mendekap Tante Pia dari belakang sambil berkata, “Aku ingin melihat Tante lebih seksi daripada biasanya. Makanya kubelikan gaun tidur yang erotis ini. Tapi hanya boleh dipakai waktu ada aku aja ya Tante. “

“Iyalah. Kalau tante pakai gaun ini di depan mata Dadang, pasti dia negor nanti. “

“Tapi kalau di dalamnya pakai lingerie dan pakaian dalam, takkan membayang jelas gini Tante. “

Tante Pia tidak menyahut. Ia malah mendorongku sampai terhempas ke atas bed yang bukan bed biasa kutiduri dahulu. Semuanya sudah berubah di dalam kamar ini. Dahulu bergaya macho, sekarang bergaya feminine. Segalanya serba feminine, karena ada meja rias, ada vas diisi oleh tiga tangkai bunga sedap malam dan sebagainya.

Setelah aku menelentang di atas bednya, Tante Pia menarik celana pendekku yang elastis bagian perutnya. Sehingga kontolku yang sudah ngaceng ini mengacung ke atas, ke langit - langit kamar Tante Pia.

Wanita setengah baya itu memekik tertahan, “Waaaaw ... ! Kontolmu panjang sekali Seeep ?!”

Lalu Tante Pia memegang kontolku sambil diamatinya dari dekat. Seolah tak percaya pada penglihatannya sendiri.

Gaun tidur transparan itu pun ditanggalkan. Sehingga semakin jelas betapa seksinya tubuh ibunya Danke ini. Lalu ia merangkak ke antara kedua pahaku yang terpentang lebar. Dan dipegangnya lagi kontolku yang sudah ngaceng ini. “Gila, kok ada ya kontol sepanjang ini ... “ gumamnya sambil memperhatikan bentuk kontolku.

Lalu ... happpp .... Tante Phia mengulum kontolku dengan binalnya.

“Tante ... “ aku kaget karena tak menyangka Tante Pia akan langsung memasukkan kontolku ke dalam mulutnya.

Tapi Tante Pia memberi isyarat dengan tangannya, agar aku diam. Karena itu aku diam saja, sambil ingin tahu sampai sejauh mana kebinalan mamahnya Danke ini.

Ternyata permainan oral Tante Pia sangat enak. Bahkan mungkin lebih enak daripada permainan memek. Karena mulut Tante Pia naik turun, sambil mengalirkan air liurnya ke badan kontolku. Terkadang terasa isapannya yang kuat, sementara lidahnya pun tiada hentinya bergerak dan menyapu nyapu di sekitar kepala dan leher kontolku.

Tangannya pun sangat aktif. Untuk mengocok badan kontolku yang tidak muat di mulutnya, dengan air liurnya sebagai pelicin.

Cukup lama aku disepong oleh Tante Pia.

Sampai akhirnya ia melepaskan gaun tidur transparan pemberianku. Dan berjongkok dengan kedua kaki berada di kanan kiri pangkal pahaku. Pada saat itulah aku baru bisa melihat memeknya dengan jelas. Ternyata jembutnya hanya tumbuh di atas memeknya, sementara di sekitar labia mayora dan klitorisnya bebas bulu. Mungkin dia sudah membersihkannya sebelum aku datang tadi, karena sejak kemaren malam sudah ada janji bahwa aku akan datang.

Lalu memek wanita setengah baya yang sudah agak ternganga itu mendesak kontolku, karena bokongnya mulai diturunkan. Blessssss ..... kontolku mulai melesak masuk ke dalam memek mamahnya Danke.

Namun ternyata liang memek Tante Pia agak dangkal. Sehingga batang kejantananku yang memang panjang ini tidak bisa masuk semuanya. Tante Pia malah meringis ketika moncong kontolku sudah mentok di dasar liang memeknya. Ia pun tidak memaksakan untuk “menelan” kontolku dengan liang memeknya. Ia lalu mulai beraksi. Menaik turunkan bokongnya, sehingga batang kontolku terasa dibesot - besot oleh liang memeknya yang terasa sangat legit ini. Sementara kedua bukit kembarnya tampak bergoyang - goyang erotis di atas perutku. Membuatku semakin bergairah dan meremas - remas sepasang toket berukuran sedang itu. Sepasang toket yang belum kendor, masih kenyal dan kencang.

Tapi semuanya itu hanya berlangsung belasan menit. Karena ia menggulingkan tubuhnya ke sisiku setelah mengeluarkan kontolku dari liang memeknya.

Lalu Tante Pia menelentang sambil merentangkan sepasang pahanya selebar mungkin. “Ayo lanjutin Sep ... “ gumamnya nyaris tak terdengar.

Aku mengangguk, lalu menanggalkan baju kaus putihku sebagai satu - satunya benda yang masih melekat di tubuhku.

Lalu aku merayap ke atas tubuh mulus itu, sambil memegangi kontolku. Tante Pia menyambut dengan memegang leher kontolku, kemudian meletakkan moncongnya di ambang mulut memeknya.

Tanpa kesulitan aku membenamkan kontolku ke dalam liang memek ibu sahabatku itu. Lalu aku menghempaskan dadaku ke atas sepasang toket yang masih “layak remas” itu.

Kontolku mulai beraksi. Maju mundur di dalam liang memek Tante Pia yang semakin terasa legitnya ini. Tante Pia pun merengkuh leherku ke dalam pelukannya, kemudian bertubi - tubi bibirku diciumi dengan hangatnya.

Rintihan - rintihan histerisnya pun mulai berkumandang di dalam kamar yang dahulu pernah dijadikan kamarku ini. “Aseeeep ... oooooh .... terima kasih Seeeep ... gak nyangka tante akan merasakannya lagi ... merasakan nikmatnya hidup ini ... terima kasiiiih ... oooooohhhh ... kamu memang luar biasa Seeep .... kontolmu terus - terusan menyodok dasar liang memek tante ... oooooohhhhh ... entotlah tante sepuasmu Seeeep ... ooooohhhh .... ooooooo ..... ooooooohhhhh .... “

Sebenarnya aku sendiri merasakan peristiwa ini sebagai hal yang fantastis. Karena Tante Pia adalah ibu sahabatklu. Dan aku tak menyangka kalau aku bakal menikmati memeknya yang memang masih sangat “layak pakai”.

Dan malam itu seakan - akan malam yang memanjakanku dengan nikmatnya menyetubuhi wanita setengah baya. Karena Tante Pia selalu meladeni segala keinginanku. Bermacam - macam posisi kami lakukan. Dan semuanya baru selesai setelah lewat tengah malam. Ejakulasiku meletus setelah Tante Pia berkali - kali orgasme. Maka wajarlah kalau ia memujiku, “Kamu ini gak ada duanya Sep. Tante puas ... sangat puas sekali. “



Ketika sedan hitamku sudah meninggalkan rumah Danke, tiba - tiba aku mendapat call dari Mamih. Sehingga terpaksa membelokkan sedan hitamku ke atas bahu jalan. Lalu menghentikannya tanpa mematikan mesin dan ACnya. Dan kuterima panggilan dari Mamih itu :



Mamih : “ Yosef ... ini ada kabar baik untukmu. Aku sudah naikkan lagi tarif kamu jadi dua kali lipat. Maksudku biar hanya golongan elit saja yang dilayani olehmu. Tapi sekarang malah jadi semakin banyak yang antre Sef. “

Aku : “ Berapa orang Mam ? ”

Mamih : “ Mereka terdiri dari lima grup. semuanya wanita golongan menengah ke atas Sef ... ! ”

Aku : “ Iya, jumlah semuanya berapa orang Mamiku sayaaang ... “

Mamih : “ Limapuluhdelapan orang ... !”

Aku : “ Wow ... ! Terus sama Mamih diaturnya gimana ? “

Mamih : “ Kuatur begini, semalam kamu melayani, besoknya istirahat. Besok malamnya lagi melayani lagi. Gimana tuh ? Sanggup ? ”

Aku : “ Berarti aku hanya melayani dua malam sekali gitu ? ”

Mamih : “ Iya. Jadi kalau malam ini kamu melayani klien, besok kamu libur. Besoknya lagi melayani lagi. Gimana ? ”

Aku : “ Bolehlah. Segitu sih cetek. Suami istri aja banyak yang wikwik dua malam sekali. Malah yang tiap malam wikwik juga banyak. Masa aku kalah sama mereka. “

Mamih : “ Baguslah kalau begitu. Tapi itu berarti selama empat bulan kamu harus melayani mereka secara bergiliran. “

Aku : “ Gak apa - apa. Tapi bayaranku sudah naik dua kali lipat ya ?”

Mamih : “ Iya. Kalau dipikir sih bayaran kamu sekarng sama dengan bayaran artis panggilan online lho. “

Aku : “ Itu semua kan berkat Mamih. Terima kasih Mamihku sayaaaang. “

Mamih : “ Sama - sama. Nantinya setiap mau ganti klien, aku akan mengirimkan WA. Tentang nama klien dan di mana harus menemuinya ya. “

Aku : “ Startnya kapan Mam ? “

Mamih : “ Mulai tanggal delapan aja ya. “

Aku : “ Sekarang kan tanggal tigapuluhsatu, berarti delapan hari lagi. Siap deh Mamih Sayang. “

Mamih : “ Sayang sayang tapi gak pernah nyamperin aku. Padahal aku kangen setengah mati sama kamu Sef. “

Aku : “ Kalau perlu sekarang juga aku akan meluncur ke tempat yang sudah Mamih tentukan, kalau Mamih memang ingin wikwik sama aku. “

Mamih : “ Sekarang sih jangan. Kita harus mendahulukan bisnis dulu. Nanti aja kalau kamu udah selesai dengan mereka semua. Sekarang kamu harus mempersiapkan fisik dan stamina untuk tugas yang berat itu. “

Dalam hati aku berkata, tugas berat apa ? Aku malah bersemangat sekali melaksanakannya. Karena dalam empat bulan aku akan ngentot sebanyak 58 memek. Hahahaaa ... asyik gak tuh ?!

Aku pun berharap ke58 wanita itu menarik semua. Tak usah cantik, yang penting menarik, supaya kontolku cepat ngaceng sebelum meladeni mereka secara bergiliran.

Sebelum menutup hapenya, Mamih mengingatkanku agar selama 4 bulan itu aku harus tetap diperiksa di laboratorium sebulan sekali. Agar ketahuan masih bersih atau tidaknya diriku. Karena semua wanita yang sudah memesan “jasa”ku minta keterangan kesehatanku.

Setiap kali mendapat surat hasil pemeriksaan dari laboratorium, aku harus menyerahkan surat keterangan itu kepada Mamih. Lalu Mamih akan meng-copynya untuk dibagikan kepada 58 orang wanita itu.

Setelah hubungan seluler dengan Mamih ditutup, aku termenung di dalam mobilku yang belum kujalankan. Ternyata berbuat baik kepada orang lain itu, ada saja balasannya dari arah yang lain. Aku telah membelikan mobil untuk Danke, lalu datang “pesanan” Mamih yang luar biasa banyaknya. Maka dalam tempo 4 bulan saja aku bakal merasakan 58 jenis memek. Semoga saja aku tetap tangguh melaksanakannya.

Namun sebelum tiba di rumah, aku sengaja membeli sea cucumber (ketimun laut = sejenis teripang) banyak - banyak. Karena konon sea cucumber itu bisa menyempurnakan produksi sperma. an aku akan maju ke medan perang antara sperma lawan libido perempuan dalam jumlah terbanyak dalam perjalanan kehidupanku. Tentu aku harus menyiapkan fisik dan staminaku, jangan sampai kedodoran pada waktunya nanti.



==========================================================================================



Suhu - suhu yang menggemari kisah ini,

Bisa dibayangkan 58 wanita calon pengguna jasa Yosef kalau dibagi agar 1 wanita dijadikan 1 part, berarti untuk menceritakan keseluruhannya harus dibuat sebanyak 58 part.

Semoga suhu - suhu tiada yang rese dan nyinyir. Supaya nubie tetap bersemangat untuk menyelesaikan kisah ini sampai tamat.

Nubie akan menghidangkannya tetap secara natural. Tak mau terikat dalam 1 genre. Seperti misalnya nubie menceritakan kisah seorang tentara, tentu nubie harus menceritakan latar belakang kehidupannya juga, seperti kisah istrinya, anak - anaknya dan sebagainya. Bukan sekadar menceritakan perang dan perang terus. Meski pun nubie sedang mengisahkan kehidupan seorang prajurit.

Itu hanya contoh. Bahwa seorang gigolo pun tak mungkin hanya bertualang dengan para pengguna jasanya semata. Pasti ada sudut - sudut lain yang perlu dibuka juga.

Semoga suhu - suhu maklum adanya. Terima kasih

Salam sehat,

@Otta
Mantap nih....andai jadi novel gue lngs beli edisix biar tdk penasaran nunggu updatex
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd