Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Mungkin hari ini belum ada lanjutannya.
Karena TS juga harus urus RL
 
Episode 2



Part 14B














Ketika Bu Fatima sedang mengamati keadaan di luar jendela kaca kamar 501 ini, aku mendekapnya dari belakang sambil membisiki telinganya, “Mau dibawa tour ke mana ?”

“Hihihiiii ... itu sih alesan aja kemaren. Pake ingin nyobain naik mobil mahal lah, ingin diajak tour lah. Padahal yang penting sih aku ingin dekat sama Yoseph aja. “

“Ogitu, “ sahutku sambil merayapkan tanganku ke p[ahanya yang terbuka. Karena gaun hitamnya pendek sekali. Bagian atasnya pun hanya digantungkan dengan tali, sehingga dari atas sepasang toket ke atas terbuka hampir 100%.

“Kemaren aku norak banget ya. Masa pake bilang pengen nyobain mobil mewah segala. Padahal tujuanku hanya ingin dekat sama Yosef, karena hatiku langsung runtuh begitu pertama kali melihat pesona Yosef. “

Lalu kuangkat dan kubopong tubuh tinggi langsing tapi tidak kurus itu. Lalu kubawa ke atas sofa. Aku duduk duluan di sofa, lalu Bu Fatima kududukkan di atas sepasang pahaku.

“Jadi Ibu ingin menghabiskan waktu untuk wikwik aja denganku ?” tanyaku sambil mengusap – usap paha putih mulus Bu Fatima.

“Iya. Aku hanya ingin berdekatan sama Yosef dengan tenang dan nyaman, “ sahutnya ketika tanganku sudah menyentuh celana dalamnya. Lalu menyelinap ke balik celana dalam itu. Dan langsung bersentuhan dengan jembutnya yang agak lebat tapi rasanya tergunting rapi. Tidak berantakan.

Ketika aku mulai fingering, memainkan jemariku ke dalam celah licin dan hangat yang tidak ditumbuhi jembut itu, Bu Fatima memelukku erat – erat. Bahkan pada suatu saat ia berbisik ke telingaku, “Mendingan aku telanjang dulu ya. Biar semuanya jelas bagi Yosef. “

“Iya, Sahutku sambil mengeluarkan jari tengahku dari celah memek Bu Fatima.

Lalu kubiarkan Bu Fatima melepaskan gaun hitam seksinya, disusul dengan pelepasan bra dan celana dalamnya. Sehingga Bu Fatima jadi telanjang bulat di mataku.

Wow, tubuhnya yang tinggi langsing itu membuatku terpana. Karena tubuh Bu Fatima tiada cela di mataku. Mulus sekali.

Apalagi setelah ia naik ke atas bed dengan sikap yang seolah menggodaku. Terkadang ia miring ke kiri, terkadang duduk, terkadang berdiri dan terkadang celentang sambil menusap – usap jembutnya.

Aku memang tergoda berat menyaksikan tubuh mulus nyaris sempurna itu. Sehingga aku pun melepaskan segala yang melekat ditubuhku. Lalu naik ke atas bed dalam keadaan sama – sama telanjang seperti Bu Fatima.

Wanita muda itu melotot ketika menyaksikan kontolku yang sudah ngaceng berat ini. Lalu memegangnya dengan tangan gemetaran. “Edaaan ... kontolmu panjang sekali Yos, “ cetusnya sambil menggenggam kontolku dengan tangan kiri, sementara telapak tangan kanannya digunakan untuk mengusap – usap kepala kontolku.

Sebagai jawaban, kudorong dada Bu Fatima agar celentang. Lalu aku menerkamnya dengan nafas memburu diamuk nafsu birahi.

Dengan massive aku melumat bibir Bu Fatima sambil meremas toketnya yang laksana toket remaja saking kencang padatnya.

Sampai pada suatu saat, ketika posisi kami sungsang, wajah Bui Fatima menghadap ke arah kontolku, sementara wajahku menghadap ke arah memek berjembut lebatnya ... Bu Fatima memegang kontolku ... mengulum dan menyelomotinya dengan lahap sekali. Tapi aku hanya menyelundupkan jari tengah dan telunjukku ke dalam celah memeknya, karena jembut Bu Fatima membuatku malas untuk menjilatinya. Walau pun begitu, aku tak sekadar mengentotkan telunjuk dan jari tengah kananku. Jari tangan kiripun mencari – cari kelentit Bu Fatima. Dan begitu kelentitnya ditemukan, jari tangan kiriku mulai mengelus – elus kelentit itu. Dengan tekanan agak kuat. Sehingga Bu Fatima menggeliat – geliat sambil tetap menyelomoti kontolku.

Aku pun semakin intensif menyodok – nyodokkan telunjuk dan jari tengah kananku, sambil menggesek – gesek kelentitnya dengan jemari tangan kiriku.

Bu Fatima semakin gedebak – gedebuk. Sampai akhirnya ia menelentang sambil mengusap – usap memeknya. “Ayo masukin aja Yos. Memekku udah basah nih ... “

Aku tersenyum sambil meletakkan moncong kontolku di mulut memek Bu Fatima yang agak bersih dari jembut. Bu Fatima pun ikut membetulkan arah kontolku, agar jangan meleset, mungkin.

Dan dengan penuh semangat aku mendorong kontolku sekuatnya. Oi maaak ... ternyata liang memek Bu Fatima ini sempit sekali. Sehingga aku harus mendorongnya lagi berulang – ulang, sampai akhirnya bisa masuk lebih dari separohnya.

“Liang memeknya masih kayak memek perawan, “ kataku sambil merapatkan dadaku ke dadanya.

“Masih kecil ya lubangnya, “ sahut Bu Fatima.

“Iya. “

“Tapi justru karena liang memekku masih sangat sempit ini, ayah Hasnah sering gagal menyetubuhiku Yos. “

“Gagal gimana ?” tanyaku.

“Yang tadinya udah ngaceng, lalu ketika menemui kesulitan, jadi lemas deh kontolnya, “ sahut Bu Fatima.

Aku tidak menanggapinya. Aku bahkan berharap, semoga setelah tua kelak, aku jangan seperti ayahnya Bu Hasnah itu.

Tapi kulupakan semua itu. Lalu konsen untuk mengayun kontolku yang sudah masuk lebih dari separohnya itu.

“Duuuh .... Yoooossss ... aku langsung merasakan enaknya ... karena aku menyertakan perasaanku Yos ... “ rintih Bu Fatima.

“Uggghhhh ... perasaan apa ? Uuuuughhhh ... “

“Perasaan cinta. Oooh ... jujur, aku jatuh cinta pada pandangan pertama padamu Yos. “

Aku tidak menanggapinya. Karena kontolku mulai gencar mengentot liang memek Bu Fatima. Gila ... heunceut Bu Fatima ini memang sempit sekali. Sehingga aku merasa luar biasa nikmatnya. Karena gesekan demi gesekan kontolku dengan liang memek Bu Fatima ini, terasa sekali.

Mungkin kalau diibaratkan minuman keras, liag memek Bu Fatima ini tinggi sekali kadar alkoholnya. Sehingga baru minum 1 sloki pun langsung membuat kleyengan pada peminumnya.

Namun aku berusaha untuk tabah menikmati liang memek yang luar biasas enaknya ini.

Memek Bu Fatima ini bukan cuma sempit, tapi juga dalam sekali lubangnya. Memang moncong kontolku berhasil menyundul dasar liang memeknya. Tapi hal itu baru bisa terjadi kalau aku membenamkan seluruh badan kontolku.

Dan ini membuatku sangat terkesan. Karena selama ini aku terlalu sering mendapatkan memek yang dangkal menurut panjang kontolku.

Dan ketika Bu Fatima melingkarkan kedua kakinya di bokongku, maka kontolku bisa terus menerus menyundul dasar liang memeknya. Karena Bu Fatima dengan melingkarkan kedua kakinya di bokongku ini, membuat aku bisa membenamkan kontolku sedalam mungkin pada saat sedang kudorong.
Thaanks sudah up date suhu ...
 
Episode 2



Part 15A





B
u Fatima punya tujuan khusus, tak sekadar ingin melampiaskan nafsu birahinya. Dia ingin hamil. Sehingga aku harus berusaha untuk menumpahkan spermaku tepat pada saat dia sedang menikmati orgasmenya.

Dan aku berhasil melakukannya. Aku berejakulasi pas pada waktu Bu Fatima sedang menikmati orgasmenya.

Lalu dia pamitan pulang ... !

Maaak ... dia cuma ingin dicrot belaka ?

Tapi aku tidak menahannya. Kubiarkan Bu Fatima pulang, tanpa mengantarkan ke rumahnya. Karena takut ada tetangga yang usil lalu nyebar gosip katanya.

Begitu Bu Fatima berlalu, datang call dari Mama Lanny pula.

Mama Lanny memintaku pulang. Aku hanya mengiyakan, tanpa membantah sepatah kata pun.

Lalu aku meninggalkan hotel, menuju toko kebutuhan anak – anak yang sangat lengkap itu. Beberapa macam boneka kubeli. Bahkan sebuah replika mobil Ferrari putih kubeli, sambil membayangkan betapa senangnya Zelita naik mobil – mobilan yang bisa dikendalikan oleh baterai itu.

Lalu aku pulang ke rumahku yang dihuni oleh Mama Lanny dan anakku Zelita.

Ya, rumah hadiah dari Tante Sharon itu adalah awal kebangkitanku. Karena itu aku tak pernah mengikrarkan rumah itu sebagai rumah Mama Lanny. Kalau pun Mama Lanny ingin punya rumah, aku akan memberinya rumah lain. Jangan rumah pemberian dari Tante Sharon itu.

Ketika aku tiba di rumah itu, suasananya terasa sepi. Karena Mama Lanny dan Cici Fen sedang di FO. Biarlah, aku tak perlu memanggil Mama Lanny, karena yang kukangeni adalah Zelita, anak tersayangku.

Maka kuangkut oleh – oleh untuk Zelita. Replika mobil sport dan boneka – boneka itu.

Tapi kulihat Zelita sedang tidur, ditemani oleh seorang wanita muda yang aku belum kenal, tapi aku bisa memastikan bahwa dia itu Lan Ying. Calon pengganti Hua untuk mengasuh Zelita.

“Lan Ying ?” tanyaku setengah berbisik karena takut membuat Zelita terbangun.

“Iya, “ sahutnya sambil turun dari bed Zelita dan menjabat tanganku, “Bang Asep ya ?”

Darahku agak berdesir. Karena tak menyangka Lan Ying sebagus itu. Berkacamata tapi kelihatan cantik. Bertubuh bohai pula. Kurasa Lan Ying inilah yang tercantik di antara famili Mama Lanny.

Lalu kuajak Lan Ying keluar dari kamar Zelita.

“Bagaimana Zelita udah mau diasuh olehmu ?” tanyaku setelah mengajak Lan Ying duduk di ruang keluarga.

“Sudah Bang, “ sahutnya. Lagi – lagi memanggilku Bang. Padahal usianya 5 tahun lebih tua dariku (menurut keterangan Mamah Ling, usia Lan Ying itu 25 tahun dan berstatus janda).

“Kamu udah punya anak Ying ?” tanyaku.

“Belum, “ Lan Ying menggeleng.

“Kamu harus sayang sama Zelita ya. Asuh dan layani dia sambil melatih dirimu sendiri. Supaya kalau kamu sendiri punya anak nanti, kamu udah terbiasa mengurus anak kecil. Lita merepotkan nggak ?“

“Nggak Bang. Dia cuma minta ditemani, dibikinkan susu, disuapin makan dan sebagainya. Aku juga heran, dia selalu tenang. Gak pernah rewel seperti anak orang lain. “

“Hua ke mana ?” tanyaku.

“Sejak ada aku, Hua tinggal di kamar yang di atas. Supaya Lita terbiasa jauh dari Hua, “ sahut Lan Ying.

Tiba – tiba terdengar suara lucu Zelita, “Papaaaaaa .... !”

Aku menoleh ke arah Zelita yang sedang berlari ke atahku. Lalu aku berdiri, menangkap Zelita dan mengangkatnya sambil menciuminya. “Itu papa bawa oleh – oleh buat kamu Sayang ... “ kataku sambil menunjuk ke kotak – kotak dus berisi replika sedan sport dan boneka – boneka itu.

Zelita tampak senang sekali mendapat oleh – oleh dariku. Diciuminya boneka – boneka itu, sementara aku membongkar kotak besar berisi replika sedan sport itu.

Tapi kelihatannya Zelita lebih suka memainkan boneka – boneka barunya. Sementara sedan sport mainan itu hanya diliriknya sebentar, lalu asyik lagi memainkan boneka – boneka barunya. Padahal replika sedan sport itu harganya jauh lebih mahal daripada semua boneka itu. Mungkin karena naluri anak cewek berbeda dengan naluri anak cowok.

Tak lama kemudian Mama Lanny datang. Ia memeluk dan mencium bibirku. Lalu menoleh ke arah Zelita yang sedang asyik bermain dengan boneka – bonekanya.

Mama Lanny tersenyum – senyum melihat keasyikkan Zelita.

“Cici Fen udah bertugas di FO baru kita, “ kata Mama Lanny.

“Ogitu. Baguslah. Aku senang Mama bisa mengembangkan diri. Mudah – mudahan Cici Fen mampu mengembangkan diri juga di FO baru itu. “

“Harapan mama juga begitu. Tapi Cici Fen itu supel orangnya. Aku yakin dalam tempo singkat dia bisa meraih banyak langganan. “

Aku mengangguk – angguk. Lalu berdiri dan melangkah ke dalam kamarku yang sudah lama tidak kutempati. Setelah melepaskan sepatu, aku rebahan di atas bed yang sudah lama tidak kutiduri ini.

Mama Lanny pun masuk. Duduk di pinggiran bed sambil memijati kakiku yang masih berkaus kaki.

“Kelihatannya Lita langsung lengket sama Lan Ying ya, “ kataku.

“Iya. Soalnya Lan Ying itu penyabar orangnya. “

“Mama manggil aku mau ngomongin soal apa ?”

“Soal Hua itu. Kan katanya mau dipindahkan ke rumah yang sudah disediakan sama Asep. “

“Memangnya sudah pasti Lan Ying bisa mengurus Lita ?”

“Bisa, “ Mama Lanny mengangguk, “Lan Ying malah lebih cekatan daripada Hua. Makanya Lita langsung lengket sama Lan Ying. “

“Jadi hari ini Hua sudah bisa kubawa pindah ?” tanyaku tanpa menyebutkan bahwa mamahnya Hua sudah standby di rumah rahasiaku.

“Iya, silakan. Tapi Lan Ying jangan dibawa pindah seperti Hua. Karena mencari pengasuh Lita itu gak mudah. “

“Hahahaaa ... kenapa Mama bicara begitu ?”

“Soalnya Lan Ying itu cantik. Seksi pula. Kalau Asep mau menggauli dia, silakan aja. Biar dia merasa terikat di sini. Tapi jangan dibawa pindah seperti Hua. Biarkan Lan Ying tetap di sini. “

“Lantas ... Mama gak kangen sama aku ?”

“Kangen sih. Tapi aku lagi kurang enak badan. Kena flu sejak kemaren. “

“O, kalau lagi flu sih jangan. Biar anak kita tetap sehat dan kuat, “ kataku sambil mengusap – usap perut Mama Lanny.

Lalu aku turun dari bed. “Ya udah ... mana Hua ? Sekarang aja pindahnya. “

“Dia udah berkemas – kemas kok di atas. “

Tak lama kemudian, Hua pun muncul. Dengan sebuah koper besar.

Tapi seperti biasa, Zelita memegangi tanganku sambil berkata, “Itut Papa ... ituuut ... “

Itut itu maksudnya ikut.

Mama Lanny cuma tersenyum – senyum menyaksikan Zelita yang ingin ikut padaku. Lalu berkata setengah berbisik, “Berarti Lan Ying harus ikut juga. Tapi ingat ya, jangan bikin rencana untuk memindahkan dia ke rumah lain. “

“Oke, “ aku mengangguk, “Lita ketagihan ikut sama aku. Maklum aku kan gak tiap hari bisa ketemu anak. “

“Jangan kemaleman pulangnya ya, “ kata Mama Lanny.

“Kalau Lita mau tidur di tempatku gimana ?”

“Mmm ... ya udah. Tapi ingat jangan bikin rencana memindahkan Lan Ying dari sini ya Sayang, “ bisik Mama Lanny di dekat telingaku.

“Iya ... iya ... “ sahutku sambil tersenyum.



Beberapa saat kemudian, sedan deep brown-ku sudah kujalankan di atas jalan aspal.

Hua duduk di samping kiriku, sementara Lan Ying dan Zelita beserta boneka – bonekanya duduk di belakang.

Aku tidak mau Lan Ying mengetahui di mana Hua ditempatkan. Rumah itu masih tetap kurahasiakan. Hanya Hua dan mamahnya yang berhak tahu dan tinggal di sana.

Karena itu aku mau ke hotelku dulu. Untuk mendrop Lan Ying dan Zelita di sana. Kemudian akan mengantarkan Hua ke rumah rahasia itu, di mana Mamah Ling sudah kutempatkan.

Hua tidak turun dari mobilku ketika sudah tiba di depan kamar pribadiku. Hanya Lan Ying yang turun bersama Zelita dan boneka – bonekanya.

Setelah berada di dalam kamar pribadiku, aku berpesan kepada Lan ying, “Aku tinggalin dulu di sini ya Ying. Aku mau nganterin Hua dulu ke luar kota yang jaraknya cukup jauh dari sini. Jaga Lita jangan sampai main di luar. Susu dan makanan balita dibawa kan ?”

“Dibawa Bang, “ sahut Lan Ying.

“Kalau mau mandi di sana tuh pintunya. Di dalam kamar mandi banyak kimono dan handuk yang masih baru semua. Ambil yang kamu suka. Dan pakai aja. Karena kita mau nginep di sini nanti, “ kataku yang diikuti dengan bisikan, “Supaya kita puas pacaran nanti. “

Bisikan itu kubarengi dengan memegang bokong super semoknya.

“Hiiihiiii ... Bang Asep ... “

“Mau kan pacaran semalaman sama aku nanti ?” tanyaku.

Lan Ying menatapku dengan bola mata bergoyang. Lalu mengangguk dan tersipu.

“Santai aja. Mama Lanny udah ngijinin kok, “ kataku.

“Ngijinin apa ?”

“Ngijinin wikwik sama kamu. Kalau gak percaya, tanya aja nanti sama Mama Lanny. “

“Mmmm ... “ gumam Lan Ying sambil mendekap pinggangku.

“Begitu melihatmu tadi, aku langsung suka. Kebetulan Lita pengen ikut, jadi aku bisa bawa kamu untuk menjaga dia. Jadi ... nanti setelah nganterin Hua, aku balik lagi ke sini. Makanya mandi sebersih mungkin nanti, sambil mandiin Lita ya. Pakai air hangat aja, jangan pakai air dingin, “ ucapku sambil mendekatkan bibirku ke bibir sensual Lan Ying. Lalu memagut dan menciumnya dengan hangat.

Setelah ciumanku terlepas, Lan Ying semakin erat mendekap pinggangku sambil berkata, “Jangan terlalu lama ninggalin aku di sini ya Bang. “

“Iya. Udah gak sabaran pengen pacaran denganku ?” tanyaku sambil meremas bokong super semoknya.

“Iya, “ sahutnya lugu, sambil tersipu – sipu malu.

“Sabar ya. Aku juga udah gak sabar. Tapi Hua kan harus dianterin. Mamahnya udah nungguin dari tadi, “ kataku sambil mengusap – usap rambut Lan Ying.

“Iya ... iyaaa ... terimakasih ... “

“Terima kasih untuk apa ?”

“Untuk Bang Asep yang udah suka padaku. “

“Terus ... perasaanmu sendiri gimana ? Suka padaku gak ?”

Lan Ying mengeratkan lagi dekapannya di pinggangku sambil menyahut perlahan, “Suka sekali Bang. “

Kukecup lagi bibir Lan Ying, lalu kutinggalkan kamar pribadiku. Menuju mobil yang mesinnya tidak kumatikan, karena ada Hua di dalamnya.

Sesaat kemudian mobilku sudah kujalankan lagi di atas jalan aspal.

“Nanti sama Mamah harus minta diajarin ya, “ kataku di belakang setir.

“Minta diajarin apa Bang ?” tanya Hua.

“Tanyain cara yang bagus untuk meladeniku pada waktu sedang bersetubuh. “

“Hihihiii ... harus nanya ke Mamah ?”

“Iyalah. Mamahmu kan sudah sangat berpengalaman. “

“Iya deh. Nanti mau nanyain Mamah, bagaimana caranya supaya Abang puas di ranjang. “



Dibutuhkan waktu lebih dari sejam untuk mencapai rumah rahasiaku (yang sudah bukan rahasia lagi, karena Mamah Ling dan Hua ditempatkan di rumah itu).

Tapi setelah tiba di rumah itu, aku tidak lama singgah, karena “Meninggalkan anakku di hotel, takut nangis, “ itu alasan yang kukatakan kepada Mamah Ling. Padahal sebenarnya aku sudah gemas, ingin menikmati tubuh bohai Lan Ying ... !

Maka beberapa saat kemudian mobilku sudah kularikan di jalan raya lagi. Untuk kembali ke kotaku, ke hotelku.

Setelah tiba di depan pintu kamar pribadiku, kulihat jam tanganku. Ternyata 2 jam lebih aku meninggalkan hotel untuk mengantarkan Hua itu.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar pribadiku, di mana kulihat Lan Ying sedang nonton televisi, sementara Zelita sedang tidur di bed kecil yang tak jauh dari bedku itu.

“Udah lama Lita tidur ?” tanyaku setengah berbisik, agar tidak membangunkan Zelita.

“Barusan tidurnya sehabis disuapin makan bubur balita, “ sahut Lan Ying.

“Biasanya kalau tidur siang berapa jam ?” tanyaku, ingin menguji ketelatenan Lan Ying terhadap Zelita.

“Sekitar tiga jam biasanya, “ sahut Lan Ying yang pada saat itu mengenakan celana panjang berwarna dril (coklat muda) dan baju kaus abu – abu. Tapi sepintas pun tampak bahwa kini ia tidak mengenakan beha. Kedua pentil toketnya tampak menyembulkan baju kausnya. Membuatku ingin segera menelanjanginya. Tapi aku tak mau terlalu vulgar, supaya bagus kesannya kelak.

Maka lengan kiriku mulai melingkari leher Lan Ying yang duduk di sebelah kiriku. Sementara bibir sensualnya kupagut dan kulumat dengan hangat.

Pada saat yang sama tangan kananku diselinapkan ke balik baju kaus abu – abunya. Dan mulai menyadari betapa gedenya toket janda muda ini. Membuatku semakin bergairah untuk meremasnya dengan lembut.

“Bang ... boleh aku tau ... apa yang Bang Asep suka pada diriku ?” tanya Lan Ying ketika tanganku masih meremas toket gedenya dengan lembut.

“Pertama ... kamu cantik dan anggun dengan kacamata itu. Kedua bodymu ... aduhai sekali. Seperti toketmu ini ... sudah lama aku ingin punya cewek yang toketnya gede tapi belum kendor seperti ini, “ sahutku.

“Terus apa lagi ?” tanyanya. Mungkin ia ingin menghindar agar jangan dulu horny, dengan cara ngomong.

“Bokongmu juga semok. Pokoknya kamu ini ya cantik, ya anggun sekaligus seksi. “

“Sebentar ... aku mau lepasin celana panjangnya dulu, “ kata Lan Ying sambil mengeluarkan tanganku dari balik baju kaus abu – abunya.

“Sekalian lepasin celana dalamnya juga ... biar gak ribet lagi. Mumpung dia masih nyenyak tidurnya, “ kataku sambil menunjuk ke arah Zelita yang masih tidur pulas.

“Iya, “ Lan Ying mengangguk patuh. Tak mau membantah perintahku sepatah kata pun.

Aku melangkah ke arah bed. Melepaskan segala yang melekat di tubuhku, terkecuali celana dalam yang masih kupakai. Karena kata para ahli, cowok itu supaya tampil seksi, jangan langsung telanjang bulat. Biarkan celana dalam dipakai dulu pada waktu mau foreplay.

Sedangkan Lan Ying, tidak ada yang disisakan. Tubuhnya sudah telanjang bulat dan naik ke atas bed sambil menutupi memek dengan telapak tangannya.

Tapi kutarik tangan yang menutupi memeknya itu, karena aku ingin tahu seperti apa bentuk memek janda muda bertubuh bohai ini.

Dan apa yang kulihat ? Memem Lan Ying tebal sekali labia mayoranya, sehingga sebagian ada yang tersembul ke luar. Padahal lipatan atau belahannya cukup lebar.

Wow ... ini adalah bentuk memek favoritku. Baru melihatnya saja sudah terbayang enaknya memek Lan Ying yang bertubuh XL ini (baru XL belum XXL, hahahaaa). Terlebih lagi setelah melihat kelentitnya yang lebih gede daripada kelentit – kelentit perempuan lain. Sudah tampak tegang pula.

Maka tanpa basa basi lagi kuserudukkan mulutku ke memek berlabia mayora tebal memanjang dari atas ke bawah itu.

Selalu mantab ..... up date nya
 
Episode 2





Part 15B






Menjilati memek, terutama memek tanpa jembut, adalah hobbyku. Terlebih lagi memek tanpa jembut berlabia mayora tebal sampai tersembul ke luar begini. Maka menjilati memek Lan Ying adalah sesuatu yang istimewa bagiku.

Rasanya lidahku menemukan daging yang “rame”, karena labia mayoranya tebal sekali. Untungnya memek Lan Ying tercukur bersih. Sehingga lidahku leluasa menjilati bagian dalamnya yang berwarna pink dan labia mayoranya yang berwarna gelap.

Aku pun leluasa mengelus – elus kelentit Lan Ying yang sedikit lebih gede dari biji kacang kedelai itu. Bahkan terkadang kujilati kelentit itu disertai dengan isapan kuat, sehingga makin “mancung” saja bentuknya.

Kalau aku sedang menjilati kelentitnya, telunjuk dan jari tengah kananku sengaja kubenamkan ke dalam celah memeknya. Terkadang kutekan ke bawah, terkadang kugerak – gerakkan seperti kontol sedang mengentot.

Lan Ying menggeliat – geliat dan merintih – rintih. Terkadang kedua tangannya meremas – remas kain seprai, di saat lain meremas – remas bahuku.

Akhirnya kulepaskan celana dalamku, lalu kuletakkan kepala kontolku di ambang mulut memek Lan Ying.

Lan Ying cuma terdiam pasrah, sambil merenggangkan kedua belah paha putih mulusnya. Dan kontolku pun mulai melesak masuk ke dalam liang memek famili Mama Lanny dan pengasuh Zelita itu.

“Uuuuuuuu ... uuuuuuuuhhhhh ... punya Bang Asep panjang banget ... sampai nabrak dasar liang pukiku Bang ... “ rintih Lan Ying tetap perlahan suaranya. Takut mengganggu Zelita yang sedang tidur pulas.

“Puki apa cipet ?” bisikku sambil merapatkan pipiku ke pipi Lan Ying.

“Hihiiiihiii ... Bang Asep sudah tau cipet segala. “

“Cipet hoy juga tau. “

“Itu artinya cipet gatel Bang ... oooooohhhh ... Baaaaang ... ooooohhhh ... Baaang ... Baaaaaang ... oooooohhhh ... ini pertama kalinya aku merasakan lagi sejak suamiku meninggal Baaang ... oooooohhhhh .... Bang Aseeeep ... nanti sayangi aku ya Bang. “

“Tentu aja, “ sahutku yang sudah mengayun kontolku di dalam liang memek Lan Ying yang ... wow ... lagi – lagi aku menemukan memek yang legit dan pulen. Kalau diibaratkan beras, mungkin memek Lan Ying ini laksana beras ketan. Yang legit dan pulen.

Karena itu, di dalam hati aku bertekad, untuk memelihara Lan Ying sebaik mungkin. Meski dia tak boleh dipindahkan seperti Hua, aku akan berusaha memanjakan Lan Ying dengan apa yang bisa kulakukan. Karena memek Lan Ying ini salah satu di antara memek – memek paling enak bagiku.

Terlebih ketika aku mulai gencar mengentotnya. Wow ... liang memek Lan Ying ini luar biasa nikmatnya ... !

Desahan dan rintihan Lan Ying pun mulai terdengar. Meski perlahan, namun jelas sekali id telingaku, “Aaaaaaaa ... aaaaahhhhh ... Baaaang ... rasanya aku sudah mulai cinta sama Abang ... cinta sekali Baaang ... aaaaaahhhh ... semuanya masih seperti dalam mimpi ... tapi aku sungguh – sungguh cinta Bang Aseeeeepppp ... ooooo ... ooooohhhh ... Baaaaang ... ini luar biasa indahnya Baaaang ... ooooooooohhhhhh ... kontol Bang Asep ini ... ooooohhhhh ... enak sekali Baaaang ... enaaaaaaaaakkkkkkk ... enak sekaliiiiii .... oooooohhhh ... Baaaaang ... ooooo ... oooooohhhh ... Baaaaaang .... aku seperti sedang berada di surga Bang ... oooohhhh .... oooo ... oooooohhhhh .... oooooo ... ooooooooooooooooohhhhh ... Baaaaang ... ini luar biasa enaknya Baaaang ... ooooooooohhhhh ... Baaaaang ... oooooooohhhhhh ... aaaaaaahhhhhh ... ooooohhh ... aku gak nyangka bakal bisa memiliki Abaaang ... ooooohhhhh ... “

“Ughhhh .... cipetmu juga luar biasa enaknya Ying ... uuuughhhh ... kamu seneng kita bisa saling memiliki begini ?” tanyaku sambil melambatkan entotanku.

“Sangat bahagiaaaa ... bukan senang lagi Baaang ... ooooohhhh ... aku anggap Bang Asep seolah malaikat tak bersayap, untuk membahagiakan diriku Baaang ... milikilah aku selamanya Baaang ... jangan pernah buang diriku nanti ya Bang ... “

Kuhentikan entotanku. Kupagut bibir Lan Ying ke dalam ciuman dan lumatanku. Lalu berkata, “Siapa yang akan membuangmu ? Wajahmu, bodymu dan kesabaranmu adalah typeku benar Ying. Makanya sebelum ke sini aku sudah minta izin dulu sama Mama Lanny. Bahwa aku akan menyetubuhimu untuk pertama kalinya di hotelku ini. Mama Lanny mengijinkan, asalkan kamu harus tetap tinggal bersama Mama Lanny. Jadi nanti, kita boleh beginian di depan Mama Lanny sekali pun, asalkan sabar menunggu Zelita tidur nyenyak dulu. “

“Ja ... jadi Cici Lanny sudah tahu kalau Bang Asep mau menggauliku ?”

“Tau, “ aku mengangguk sambil mengayun kontolku lagi.

“Cici Lanny kok gak cemburu ya ?”

“Mama Lanny itu ibu tiriku. Bukan istriku. Karena itu dia tak boleh punya perasaan cemburu. “

“Tapi Lita anak Bang Asep kan ?”

“Iya. Karena ayahku tak bisa menghamili Mama Lanny. Makanya aku yang ditugaskan untuk menghamili Mama Lanny. Tapi sampai saat ini, secara resminya Mama Lanny itu masih istri ayahku. “

“Oooohhh ... kalau Bang Asep mau aku hamil, silakan aja hamili aku. Karena aku juga ingin punya anak yang kukandung dan kulahirkan sendiri ... “

“Jangan dulu hamil. Aku masih ingin sepuas – puasnya menikmati cipetmu dulu. Soalnya cipetmu ini, enak sekali rasanya Ying ... “ sahutku tanpa mengurangi kecepatan entotanku yang sudah dalam batas kecepatan normal ini.

“Bang ... emut dong pentil toketku ... biar lebih enak rasanya, “ ucap Lan Ying perlahan sambil menunjuk ke pentil toket gedenya yang sebelah kiri.

Untuk melaksanakan keinginan Lan Ying, aku harus memegang toket kirinya, agar tidak “lari” ke mana – mana. Lalu bagian berwarna gelap yang berada di sekitar puting toket kirinya itu kujepit dengan tangan kananku, agar pentilnya gampang kuemut. Lalu aku mulai melakukannya. Mengulum dan menyedot – nyedot pentil toket kiri Lan Ying, sementara tangan kiriku meremas – remas toket kanannya. Tentu saja kontolku tetap bermaju mundur di dalam liang memek yang empuk tapi kenyal, yang legit dan pulen ini.

Lan Ying pun mulai mendesah dan merintih perlahan lagi, “Ooooohhhh ... Baaaang ... oooooooh ... ini semakin nikmat Baaaang ... oooooh ... sedot terus pentilnya ... seperti

bayi menyusu pada ibunya Bang ... ooooohhhh ... iyaaaaa ... iyaaaaa ... Baaaang ... ooooohhh ... iyaaaaa ... iyaaaaa... “

Lan Ying menggeliat, mendesah dan merintih perlahan terus. Sampai akhirnya dia berkelojotan dan mengejang tegang. Sementara aku belum apa – apa.

Maka kutancapkan kontolku sedalam mungkin. Dan kubiarkan ia menikmati puncak orgasmenya.

Lan Ying terkulai lemas sambil memejamkan matanya.

Tiba – tiba terdengar rengekan Zelita dari bed kecil itu. “Eheek ... heeeeekkkkkk ... heeeeeeekkkk .... “

Lan Ying terkejut. Cepat menyambar kimono dan mengenakannya. Lalu menghampiri bed kecil itu. Berbaring sambil mengusap – usap kepala Zelita. “Suuutttt ... suutttttt ... suuuutttt ... “

Aku tersenyum saja menyaksikan semuanya itu. Zelita tidak kuanggap sebagai gangguan olehku. Bahkan aku yang bersalah, karena aku menyetubuhi Lan Ying seolah tidak ada orang ketiga di dalam kamar pribadiku ini.

Kelihatannya Lan Ying sedang berusaha menidurkan kembali Zelita.

Aku pun duduk di sofa dalam keadaan masih telanjang. Dengan kontol yang masih ngaceng pula.

Tak lama kemudian, Zelita tampak sudah tidur lagi. Lan Ying pun turun dari bed kecil itu sambil tersenyum – senyum melihatku yang masih telanjang dengan kontol yang masih ngaceng.

Lan Ying mengerti apa yang harus dilakukannya. Di depanku ia menanggalkan kimononya, sehingga menjadi telanjang lagi. Lalu ia menduduki kontol ngacengku, sambil memeluk dan menciumi bibirku. Sementara kontolku terhimpit oleh memeknya.

Wow, apakah aku sudah mencintai Lan Ying ? Entahlah. Yang jelas, ketika kami belum bersetubuh pun rasanya kok nikmat sekali. Memeknya yang menghimpit kontolku itulah yang membuatku merasa di dunia ini hanya ada aku dan Lan Ying berdua.

Terlebih setelah Lan Ying memegang kontolku sambil mengangkat bokongnya, lalu mengarahkan kontolku ke mulut memeknya ... lalu menurunkan bokong semoknya dan ... blessssss ... kontolku mulai melesak masuk lagi ke dalam ling memek super gurih, super legit dan pulen itu.

Bokong semok itu mulai beraksi. Naik turun secara berirama. Sehingga memek Lan Ying mulai membesot – besot kontolku.

Ya, aku masih duduk di sofa, sementara Lan Ying berada di atas sepasang pahaku.

Posisi duduk ini kami lakukan cukup lama. Sehingga keringat pun mulai membasahi tubuh kami. Dalam posisi ini pula Lan Ying mengejang dan ... orgasme lagi.

Sementara aku belum ejakulasi juga.

Kutawarkan posisi doggy, Lan Ying setuju. Ia merangkak di atas karpet, sambil menunggingkan bokong super semoknya. Aku pun berlutut di atas karpet sambil mengangakan memek Lan Ying. Lalu kubenamkan lagi kontolku ke dalam liang memek super lezat itu.

Sambil memegang bokongnya, aku mulai mengentotnya. Aku ingin juga mengemplangi pantat gedenya. Tapi takut menimbulkan suara yang bisa membuat Zelita terbangun. Karena itu aku “cuma” menjulurkan tanganku untuk mencari – cari kelentitnya. Dan setelah ketemu, aku mengentot Lan Ying sambil mengelus – elus kelentitnya dengan jari tangan kiri, sementara tangan kananku digunakan untuk meremas – remas toket gedenya yang bergelantungan ke bawah.

Sebenarnya aku masih kuat bertahan. Tapi aku takut Zelita keburu bangun. Maka aku pun berusaha untuk ejakulasi ketika Lan Ying sudah memperlihatkan gejala akan orgasme.

Aku sedikit terlambat. Setelah Lan Ying mengejang di puncak orgasme yang kietiga kalinya, aku masih belum ejakulasi juga. Kontolku masih tetap mengentot liang memek Lan Ying dengan gencarnya.

Sampai pada suatu saat aku melenguh, “Aku udah mau ngecrot Ying ... “

Tiba – tiba Lan Ying menjauhkan bokongnya, sehingga kontolku terlepas dari liang memeknya. Lalu dengan sigap ia memutar badannya, jadi mendekam di depanku. Dan secepat kilat ia mengulum kontolku. Menyelomoti dan menyedot – nyedot dengan kuatnya.

Gila ... ternyata selomotannya pun enak sekali. Sampai akhirnya kontolku mengejut – ngejut di dalam mulut Lan Ying, sambil memuntahkan air maniku.

Croooooottttttt ... croooooooooooooooooooooootttttt ... crettttttt ... croooooooooooootttttt ... crettt ... crooooooooooooooootttttt .... !

Thanks up date mantul nya ssuhu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd