Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Part 58



K
etika aku menelentang dan Bu Pratiwi main di atas, dalam posisi WOT, aku menyuruh Ami menduduki leherku. Kemudian kunikmati keduanya. Menikmati enaknya ayunan liang memek Bu Pratiwi yang sedang mencengkram kontolku, sambil menjilati memek Ami yang seperti kue fresh from oven ini.

Namun seperti yang telah kuduga sebelumnya, dalam posisi WOT ini Bu Pratiwi tidak bisa bertahan lama. Hanya beberapa menit liang memeknya membesot - besot kontolku, lalu ambruk dalam orgasme yang kesekian kalinya.

Sementara Ami tampak sudah semakin horny karena memeknya kujilati terus selama Bu Pratiwi main di atas tadi. Tanpa kusuruh pun Ami langsung celentang di samping tantenya yang sudah terkulai lesu itu.

Janda muda yang tampak masih gadis remaja itu tersenyum ketika aku sudah meletakkan moncong kontolku di ambang mulut memeknya. Lalu ketika kontolku sudah membenam ke dalam liang memek sempit itu, Ami menyambutku dengan pelukan hangat di leherku.

Lalu kugenjot lagi kontolku dengan gairah hebat, dalam kesunyian. Hanya dengus nafasku dan desahan Ami yang terdengar. Namun batinku bicara banyak. Karena setelah kuperhatikan, wajah Ami itu ... aduhai cantiknya ... sulit kulukiskan dengan kata - kata belaka. Seandainya dia bisa bicara secara normal, mungkin dia sudah menjadi artis yang terkenal dan takkan pernah mengenalku.

Aku sudah ngecrot ketika menyetubuhi Bu Pratiwi di hotelku tadi. Maka kini, ketika aku sangat bergairah mengentot Ami, masih termasuk ronde keduaku. Dan seperti biasanya dalam ronde kedua, durasi ngentotku bisa lama sekali. Apalagi mendapat pasangan yang fisiknya begini aduhainya, aku jadi sangat perkasa.

Berkali - kali Ami mengalami orgasme, namun aku masih bertahan. Kelihatannya Ami tidak bisa main dalam posisi WOT seperti tantenya. Mungkin karena jam terbangnya masih rendah. Bisa dibayangkan perkawinannya yang cuma semusim jagung, penuh dengan KDRT pula, tentu ia tidak bisa menikmati seperti yang sedang kulakukan padanya. Dalam posisi doggy Ami mau. Karena ia cukup dengan menungging saja, tanpa harus mengayun bokongnya seperti dalam posisi WOT. Dalam posisi ini pun Ami bisa sampai 3 kali orgasme. Sementara keringatku sudah bercucuran. Sehingga ketika kembali lagi ke posisi missionary, aku tak mau bertahan lagi. Kulepaskan pejuhku dalam nikmat sedalam lautan. Lalu aku terkulai dalam pelukan hangat Ami.

Sementara Bu Pratiwi sejak orgasme tadi sudah tepar. Tertidur dengan pulasnya. Tanpa peduli lagi dengan apa yang terjadi pada keponakannya.

“Kamu puas ?” tanyaku perlahan, sambil membelai rambut Ami yang tergerai lepas dan basah oleh keringatnya.

Ami cuma mengangguk sambil tersenyum manis. Lalu memeluk dan mencium bibirku. Seandainya dia bisa ngomong secara normal, mungkin dia akan bicara banyak.

“Nanti aku akan sering ke sini ya, “ kataku sambil menepuk - nepuk memeknya perlahan.

Ia mengangguk lagi sambil mengucapkan sesuatu yang aku tidak mengerti. Tapi dari perilakunya saja aku sudah mengetahui, bahwa ia merasa bahagia karena sudah merasakan bersetubuh denganku.

Lalu aku pun tertidur dalam pelukan Ami. Dalam keadaan sama - sama telanjang bulat. Begitu pula Bu Pratiwi tetap nyenyak tidurnya dalam keadaan telanjang pula.

Keesokan paginya aku terbangun paling lambat. Aku membuka mataku ketika Bu Pratiwi dan Ami sudah sibuk di dapur. Mungkin sedang masak untuk menyuguhiku.

Memang benar. Setelah mandi dan berpakaian kembali, kulihat di ruang makan yang kecil sudah terhidang makanan untuk sarapan pagi.

“Tuh lihat ... semua makanan ini Ami yang masak, “ kata Bu Pratiwi ketika sedang makan bersamaku.

“Jadi yang lain - lainnya normal kecuali bicara, ya Bu, “ tanggapku.

“Iya, “ Bu Pratiwi mengangguk, “Mengerjakan apa pun dia bisa. Asal jangan disuruh bicara yang benar saja. “

“Sudah diupayakan menormalkannya ke dokter ?”

“Sudah. Memang ada dokter yang sanggup mengoperasi jaringan syaraf yang menuju mulutnya. Tapi biayanya mahal sekali. “

“Coba saja datangi lagi dokternya. Kalau ada jaminan bakal normal bicaranya, biar aku yang akan menanggung biayanya Bu. “

“Iya, terima kasih Sep. “



Sebelum meninggalkan rumah Bu Pratiwi, aku masih sempat memberikan seikat uang merah untuk Ami. “Buat beli baju baru, “ kataku.

“Bha baphih, “ sahut Ami.

“Terima kasih katanya Sep, “ Bu Pratiwi menerangkan.

“Nanti kalau Ami sudah bisa bicara yang benar, akan kuajak main ke luar negeri, “ kataku sambil membelai rambut Ami.

Ami hanya tersenyum manis sambil menatapku dengan sorot ceria.

“Sering - sering ke sini ya Sep, “ ucap Bu Pratiwi sambil menepuk pantatku.

“Iya Bu. Kalau waktuku sedang senggang, aku pasti ke sini lagi. “

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di dalam mobilku kembali.

Tadinya aku berniat untuk kembali ke rumah Ibu. Tapi baru saja beberapa ratus meter meninggalkan rumah Bu Pratiwi, tiba - tiba handphoneku berdenting ... tiiiing ... !

Ternyata dari Bu Haryani. Wanita yang pernah menghadiahiku empat balok logam mulia itu ... !

Dengan benak penuh tanda tanya, kuterima call itu :

“Hallo Bu Haryani ... apa kabar ?”

“Kabar baik ... baik sekali Yos. “

“Waduh, kok pakai sekali. Ada bisnis yang meledak Bu ?”

“Bukan masalah bisnis. Tiga hari yang lalu aku memeriksakan diri ke dokter kandungan. Dan dokter itu menyatakan bahwa aku sudah hamil delapan minggu ... ! Ooooh ... aku bahagia sekali Yos. Nanti sebelum jam tujuh malam kita ketemuan lagi di rumah yang tempo hari dijadikan pertemuan kita ya. “

“Siap Bu. Aku ucapkan selamat atas kehamilan Ibu. “

“Iya, terimakasih. Yosef memang tajam sekali senjatanya. Sekali coblos bisa bikin aku hamil. Hihihiiii ... “

“Kebetulan aja Ibu sedang dalam masa subur. “

Setelah hubungan seluler dengan Bu Haryani ditutup, aku tersenyum sendiri di dalam mobil yang sedang kukemudikan.

Soalnya untuk kesekian kalinya aku berhasil menghamili wanita yang sedang ngebet ingin punya anak.

Tante Sharon sudah melahirkan bayi laki - laki yang aku belum tahu seperti apa rupanya. Karena Tante Sharon belum berani membawa bayinya ke luar.

Mbak Mona juga sudah melahirkan bayi cowok yang katanya sangat mirip aku. Mbak Mona juga belum memperlihatkan bayinya padaku.

Mama Lanny pun sudah hamil tua. Mungkin sebulan lagi juga melahirkan bayi yang berasal dari benihku itu.

Sekarang Bu Haryani pula yang melaporkan bahwa ia sedang hamil, meski baru 8 minggu usia kehamilannya.

Lalu apakah aku ini seorang gigolo merangkap pejantan ?

Hahahaa ... entahlah. Yang jelas, mungkin semuanya ini sudah tertulis di dalam suratan takdirku. Aku hanya mau menjalankan saja ke mana pun arah yang sudah ditentukan dari sononya itu.

Tiba - tiba ringtone WA berbunyi. Kulihat ternyata dari Danke yang sejak kemaren kusuruh “menemani” ibuku.

Sengaja kubelokkan dulu mobilku dan kuhentikan di pinggir jalan, tapi mesinnya tidak kumatikan. Hanya untuk membaca WA dari Danke yang pasti harus kubalas. Aku memang tidak berani menjalankan mobil sambil chatting. Masih mendingan terima telepon, aku masih bisa. Karena mata masih bebas melihat jalan.

Lalu :

Danke : -Kapan pulang ?-

Aku : -Hari ini gak bisa pulang Bro. Ada klien lain lagi yang udah booking -

Danke : -Wah gimana dong? Gue dilarang pulang sama ibu loe kalau loe belum datang-

Aku : -Ya gakpapa nginep semalam lagi. Biar porsinya bisa nambah-

Danke : -Iya sih. Disuruh nemenin ibu loe seminggu juga gakpapa. Gue belum letoy kok. Tapi perasaan gue jadi gak enak kalau terlalu lama di sini. Kecuali kalau ada loe-

Aku : -Jangan punya perasaan gitu Bro. Loe kan udah gue anggap saudara gue sendiri. Kalau besok sore sih mungkin gue bisa pulang-

Danke : -Ya udah. Paling juga nanti main tiga ronde lagi-

Aku : -Emang selama di rumah gue udah berapa ronde loe mainkan ?-

Danke : -Empat kali. Untung dia enak banget. Gue bisa ketagihan nanti -

Aku : -Mama loe juga enak. Kapan - kapan kita ajak ibu kita ke villa-

Danke : -Mau foursome ?-

Aku : -Pokoknya bikin party kecil - kecilan deh. Eh, loe berani gak nonton gue lagi ngewe mama loe ?-

Danke : -Kayaknya sih gak tega. Jengah. Emang loe berani nonton gue lagi ngewe ibu loe ?-

Aku : -Gue sih berani aja. Tapi kasihan sama ibu gue. Pasti sungkan kalau disaksikan sama gue. Tapi nanti kalau kita bawa ibu kita ke villa, bisa aja gue lihat ibu gue dientot sama loe. Dan loe bisa lihat gue lagi ngewe mama loe -

Danke : -Gak kebayang waktu gue lihat kontol loe dimasukin ke memek mama gue-

Aku : -Sama, gue juga gak bisa ngebayangin waktu lihat kontol loe dimasukin ke dalam memek ibu gue-

Danke : -Terus gimana perasaan mereka nanti ya ? -

Aku : -Tujuannya fokus untuk istirahat aja di villa gue. Soal seks sih gimana nanti-

Danke : -Emangnya loe udah punya villa ?-

Aku : -Punya-

Danke : -Wah, pasti bisa leluasa dong kalau rehat di villa loe sendiri sih. Gak usah mikir biaya sewa-

Aku : -Ya udah, sekarang sih puasin aja ibu gue sana. Gue lagi nyetir nih-

Danke : -Oke Boss. Loe kan bakal jadi boss gue nanti ya-



Setelah main WA selesai, aku memindahkan tongkat matic ke D lagi. Kularikan mobilku menuju hotelku. Kayaknya aku perlu istirahat dulu, karena nanti malam mungkin harus “bertempur” dengan Bu Haryani lagi.

Setibanya di kamar pribadiku, kuganti pakaianku dengan baju dan celana piyama putih.

Lalu menghidupkan musik Secret Love Buddha Bar Lounge Music, dengan volume kecil. Agar aku bisa tidur dengan bunyi musik sayup - sayup begitu.

Biasanya aku gampang mengatur diriku sendiri. Meski tidak ngantuk, kalau aku ingin bisa tidur, akhirnya tertidur juga.

Tapi anehnya kali ini aku malah membayangkan apa yang sedang terjadi pada Ibu dan Danke. Mungkin mereka sedang bergumul hangat di atas ranjang. Lalu kenapa diam - diam kontolku jadi ngaceng begini setelah membayangkan semuanya itu ?

Tidak ah. Aku tak mau membayangkan yang satu itu. Mendingan membayangkan Bu Haryani yang nanti malam pasti akan telanjang bulat lalu kuentot sepuasnya.

Akhirnya aku tertidur pulas.



Jam 6 sore aku sudah berada di dalam mobilku. Dengan fisik dan mental yang sudah segar bugar, karena sudah tidur cukup lama, sudah mandi pula sebersih mungkin.

Rumah super megah yang dari luar kelihatan biasa - biasa saja itu letaknya tidak terlalu jauh dari hotelku. Karena itu aku mengemudikan mobilku dengan santai saja.

Tiba - tiba hapeku berdenting ... tiiiing ... !

Ternyata dari ibuku tersayang ... ! Ada apa ya ?

Lalu :

“Hallo Bu. “

“Asep kapan ke sini ? Katanya cuma semalam. Kok belum datang juga. “

“Iya, aku udah bilang sama Dadang, ada acara mendadak Bu. Emang kenapa ?”

“Itu Sep ... Dadang itu ... beneran disuruh sama kamu buat mencumbu ibu ?”

“Hehehee ...iya Bu. Aku kan sayang sama Ibu. Dan Ibu belum tua - tua amat. Pasti masih membutuhkan sentuhan laki - laki. Makanya kusuruh Dadang, untuk membangkitkan kembali semangat hidup Ibu. “

“Iya sih kamu gak salah. “

“Terus, gimana Ibu puas gak ? “

“Ya puaslah. Dadang kan masih muda sekali, sebaya sama kamu. Tentu saja masih sangat perkasa. “

“Syukurlah kalau Ibu puas sih. Kalau belum puas, bisa dicarikan orang lain lagi yang lebih gagah daripada Dadang. “

“Gak usah nyari orang lain lagi. Ibu sudah puas dengan Dadang juga. Tapi ibu jadi malu sama kamu Sep. “

“Kenapa malu ?”

“Karena ibu seperti perempuan gak bener. “

“Bu ... apa yang Ibu alami itu suatu tanda bahwa Ibu itu wanita normal. Justru kalau Ibu dingin - dingin saja, berarti Ibu tidak normal. “

“Begitu ya. Ibu sih mau ikuti apa kata kamu aja Sep. Yang penting jangan menuduh ibu perempuan gak bener. “

“Santai aja Bu. Di dunia ini tidak ada manusia yang steril dari dosa dan kesalahan. Oya, Dadang ke mana ?”

“Lagi mandi. “

“Kok gak ditemenin sama Ibu mandinya ? “

“Ah, sama ayahmu dulu saja ibu mah gak pernah mandi bareng. “

“Kan biar romantis. “

“Nggak ah. Sama kamu aja gak pernah mandi bareng kan ? Apalagi sama orang luar. ”

“Dulu waktu masih kecil sih sering Ibu mandiin aku, tapi inget - inget lupa. “

“Pokoknya kamu belum pernah lihat ibu telanjang. Ibu juga gak pernah lihat kamu telanjang setelah besar sekarang. “

”Yaaa ... kapan p- kapan kita mandi bareng Bu. “

“Ya kalau sama anak sendiri sih ibu juga mau mandi bareng. “

“Ya udah Bu. Aku udah hampir nyampe di rumah teman bisnisku. Pokoknya Ibu jaga kesehatan ya. Aku sayang Ibu. “

“Ibu juga sayang kamu Sep. Karena kamu satu - satunya anak lelaki ibu. Kamu pula satu - satunya anak yang telah menjamin kehidupan ibu sampai tak pernah kekurangan begini. Hati - hati di jalan ya Sayang. “

“Iya Bu. “



Setelah menutup hubungan seluler dengan Ibu, kubelokkan mobilku ke pekarangan sebuah rumah super megah, tapi dari luar kelihatan biasa - biasa saja. Tapi kalau sudah masuk ke dalam, wow ... semuanya serba super mewah. Semuanya cuma bisa dimiliki oleh “para sultan”.

Dan pemilik rumah super mewah ini pernah menghadiahkan logam mulia seberat 2 kilogram padaku (terbagi atas 4 balok LM masing - masing 500 gram beratnya). Dan rumah ini hanya salah satu rumah wanita yang kupanggil Bu Haryani itu. Tapi beliau tidak menetap di rumah ini. Beliau hanya sekali - sekali menginap di sini, terutama untuk menikmati sejuknya hawa kotaku.

Bu Haryani menyambutku di ambang pintu depan, dalam gaun biru ultramarinenya yang terbuat dari beludru. Dengan tatapan dan senyum manisnya yang mempesona. Membuatku terlongong sesaat, sebelum menghambur ke dalam pelukan hangatnya.

“Aku kangen sekali padamu Yos, “ ucap Bu Haryani sambil memelukku erat - erat.

“Aku juga kangen Bu, “ sahutku sambil tetap sama - sama berdiri dan berpelukan, “Mungkin bayinya perempuan Bu. “

“Kok bisa menduga perempuan ? “

“Karena Bu Har makin cantik di mataku. Kata orang, kalau wanita hamil jadi semakin cantik, biasanya perempuan bayinya, “ sahutku sambil mencium bibirnya yang langsung dibalas dengan lumatan hangat. Lalu kami duduk berdampingan di sofa.

Pada saat itulah Bu Haryani membisiki telingaku. “Kali ini aku tidak sendirian Yos. Aku membawa rekan bisnisku yang ingin hamil juga. Kamu bersedia menghamilinya ?”

“Ha ?! “ aku celingukan, “Bu Har gak salah nih ?”

“Nggak. Dia sahabatku, bukan sekadar rekan bisnisku. Jadi kami sering curhat mengenai masalah pribadi kami. Ternyata dia pun ingin punya anak. Hanya bedanya, dia punya suami, sedangkan aku wanita bebas. Usianya lebih muda dariku. Tapi dia sudah bertahun - tahun punya suami yang usianya jauh lebih tua. Dan dia sudah memeriksakan diri ke dokter spesialis kandungan. Hasilnya, dia normal. Yang bermasalah adalah suaminya. Tapi jangan takut, dia sudah mendapatkan ijin dari suaminya, untuk melakukan inseminasi secara natural. Artinya, dia diijinkan untuk dihamili oleh orang lain. Yang penting, dia jangan sampai meninggalkan suaminya yang sangat mencintainya. Yosef mau kan menolongnya ?” tanya Bu Haryani.

“Mana dia sekarang ? “ aku balik bertanya.

“Dia sedang membeli makanan dulu. Mungkin sebentar lagi juga datang.Namun sebelum itu, aku ingin memperlihatkan sesuatu padamu. Ayo ikut, “ Bu Haryani berdiri sambil memegang pergelangan tanganku. Lalu ia mengajakku ke garasinya.

Ternyata di dalam garasi ada 2 buah sedan yang sama merk dan typenya. Sama - sama sedan made in England. Hanya warnanya yang berbeda. Yang satu berwarna merah solid, yang satu lagi berwarna cokelat tua.

Bu Haryani mengusap - usap sedan yang berwarna cokelat tua sambil berkata, “Mobil ini adalah hadiah untukmu. Sebagai cerminan rasa bahagiaku, karena aku sudah mulai hamil. Nanti kalau bayinya sudah lahir, masih ada hadiah lain dariku. Gimana ? Kamu suka warnanya ? Cowok lebih ngepas punya mobil yang warna cokelat kan ?”

“Bu .... ooooh ... rasanya Ibu terlalu baik padaku ... aku jadi speechless Bu ... “ sahutku dalam kaget dan tentunya dalam perasaan girang juga. Karena itu berarti aku akan punya mobil ketiga, yang semuanya hadiah dari orang lain. Tiada mobil yang kubeli dengan menggunakan uangku sendiri.

“Kamu sangat berjasa Yos, “ Bu Haryani membuka pintu sedan berwarna cokelat itu, “Janin yang sedang kukandung ini, adalah cita - cita lamaku. Sudah bertahun - tahun aku mendambakannya. Tapi baru sekarang aku memilikinya, berkat jasamu. Wajar kalau aku memberikan present yang tidak seberapa berharga ini. “

“Tidak seberapa berharga gimana Ibu ini ? Sedan ini luar biasa mahalnya Bu. Aku bahkan bermimpi pun tidak pernah, untuk memiliki mobil semahal ini. Aku hanya bisa mengucapkan terima kasih. Semoga anak kita sehat terus sampai waktunya lahiran nanti. “

“Amiiin, “ Bu Haryani mengangguk sambil tersenyum.

Tiba - tiba terdengar bunyi mobil mendekat. Dari raungannya aku yakin itu sebuah sedan sport. Memang benar. Sebuah sedan sport berwarna silver berhenti di samping mobilku.

“Itu dia datang. Namanya Regina, nanti panggil Mbak aja. DIa lebih suka dipanggil Mbak daripada dipanggil Ibu. Karena usianya masih lumayan muda, “ kata Bu Haryani.

Aku mengangguk.

Seorang wanita muda, yang kutaksir berusia 25 tahunan, turun dari sedan sport buatan Jerman itu. Menghampiri Bu Haryani yang sudah berdiri di depan pintu garasi, sementara aku berdiri di belakang Bu Haryani.

“Nih kenalan dulu Gin, “ kata Bu Haryani kepada wanita muda yang mengenakan celana jean dan baju kaus hitam itu.

Aku pun menghampiri wanita muda itu. Untuk berjabatan tangan dengannya.

“Regina ... “

“Yosef... “

Bu Haryani menepuk bahu wanita muda bernama Regina itu. “Bagaimana ? Cocok ?”

Mbak Gina mengangguk sambil tersenyum. “Ya cocoklah. Tampan dan masih sangat muda gini, “ ucapnya sambil mencolek pipiku.

“Tuh lihat, “ kata Bu Haryani sambil menunjuk ke sedan berwarna cokelat yang masih berada di dalam garasi itu, “Aku menghadiahinya sebuah mobil yang sama dengan mobilku. Karena Yosef telah berhasil membuatku pregnant. “

“Kalau Yosef berhasil membuatku pregnant, pasti aku juga bakal ngasih hadiah buat Yosef. Terus sekarang gimana acaranya Mbak ?” tanya Mbak Gina kepada Bu Haryani.

“Kalau aku sih udah fregnant. Aku sih santai aja. Aku ingin mendahulukan tamu dulu. Silakan kalian berdua pakai kamarku, “ sahut Bu Haryani.

“Aku mau pakai kamar lain aja Mbak. Gak enak kalau pakai kamar Mbak. Nanti repot beresinnya lagi, “ kata Mbak Gina.

“Kalau gitu, pakai kamar yang di samping kamarku aja. Silakan enjoy your time di kamar itu, “ kata Bu Haryani sambil menepuk bahu Mbak Gina.

Lalu kami bertiga masuk lagi ke dalam rumah super mewah itu.

“Jadi gimana nih ? To the point aja ? “ tanya Mbak Gina kepada Bu Haryani.

“Iya, “ Bu HAryanio mengangguk, “Tapi Yosef sebentar ... jangan masuk dulu ke kamar itu. Aku mau ngaasih pengarahan dulu. “

Kemudian Bu Haryani mendekatiku dan berkata, “Nanti jangan ditahan - tahan ya. Lepaskan aja spermamu di dalam vagina dia. Karena dia membutuhkan sperma segarmu. “

“Iya Bu. Tapi Ibu gimana ? Kan Ibu kangen padaku. “

“Aku sih gampang, setelah dengan dia selesai, baru giliranku. Yang penting semprot dulu dia dengan benihmu. Usahakan dia hamil ya Yos, “ ucap Bu Haryani yang dilanjutkan dengan bisikan, “Ingat ... kamu jangan bilang kalau kamu ini seorang gigolo. Bilang aja kamu pengusaha yang baru berkembang. “

“Iya Bu, “ sahutku. Dan setelah mendapat isyarat dari Bu Haryani, aku pun mengikuti langkah Mbak Gina yang sudah masuk ke dalam kamar nomor 2 itu.

Begitu aku masuk ke dalam kamar itu, Mbak Gina langsung menutupkan kembali pintu kamar nomor 2 itu sekaligus menguncinya. Lalu ia menghampiriku yang sudah duduk di sofa putih tak jauh dari bed.

“Yosef punya rasa tertarik padaku ? Kan kulitku tidak seputih Mbak Haryani, “ tanya Mbak Gina sambil duduk merapat di samping kiriku.

“Justru kulit Mbak yang sawomatang ini membuatku penasaran. Orang bule justru banyak yang ingin punya kulit seperti Mbak Gina ini. Terlebih kalau melihat lesung pipit di pipi Mbak ... aku suka sekali, “ sahutku.

“Syukurlah kalau kamu suka. Karena kata orang, untuk membuat seorang wanita hamil, harus punya rasa saling suka. Kalau aku sih gak usah ditanya lagi. Begitu melihatmu tadi, langsung punya perasaan suka. “

“Tapi untuk membuat seorang wanita hamil, terkadang harus berbulan - bulan digauli terus pada masa suburnya. Kalau Bu Haryani sih kebetulan aja, sekali ketemuan langsung hamil. “

“Iya, aku mengerti soal itu sih. Jadi dengan kata lain, setiap masa subur aku harus catering memek sama Yosef ya ?”

“Hehehee ... begitulah kira - kira. jangan pakai istilah catering dong Mbak. Yang lebih keren, pakai istilah rendezvous aja. “

“Iya deh. Ketemuan berikutnya di villaku aja Yos. Ini alamatnya, “ kata Mbak Gina sambil menyerahkan secarik kertas bertuliskan alamat sebuah villa, bukan kartu nama. Karena kartu nama biasanya tidak mencantumkan alamat villa segala, kecuali kalau villanya direntalkan untuk umum.

“Nanti kita tukaran nomor hape ya, “ kata Mbak Gina lagi sambil melepaskan celana jeansnya. Sehingga kelihatan celana dalamnya berwarna hitam, seperti baju kausnya. Dan baju kaus itu pun ditanggalkannya, sehingga tinggal bra dan celana dalam serba hitam yang masih melekat di tubuh Mbak Gina yang berkulit sawo matang itu.

Lalu Mbak Gina duduk lagi di sofa putih yang masih kududuki sambil berkata, “Aku punya nazar. Kalau Yosef berhasil menghamiliku, akan kuhadiahkan sebuah mobil yang sama persis dengan punyaku itu.

Aku menyahut, “Sekarang aku tidak membayangkan mobil dulu Mbak. Aku ingin fokus membayangkan bayi yang lahir dari rahmim Mbak. Lalu bayi itu menangis ... oaaaaaaa ... eeeeaaaaaa ... ooooaaaaa ... eeeeaaaaaa ... ooooaaaaaa ... “

“Hihihiiii ... iya bener. Aku juga sudah lama merindukan suara tangis bayi yang lahir dari rahimku, “ sahut Mbak Gina sambil melingkarkan lengannya di leherku. Lalu ia memagut bibirku ke dalam ciuman lengketnya. Harum penyegar mulut pun tersiar ke penciumanku. Sehingga aku merasa harus menanggapinya dengan lumatan sepenuh gairahku.

Mbak Gina yang tinggi semampai dan berkulit sawo matang itu lebih lahap lagi melumat bibirku. Bahkana ketika lidsahku sedikit terjulur, disedotnya lidahku ke dalam mulutnya. Lalu digelutkan dengan lidahnya sendiri.

Sementara tanganku mulai merayapi pahanya yang mulus licin ini, saking padatnya.

Ketika bibir kami menjauh, Mbak Gina menanggalkan beha hitamnya. Lalu mengangsurkan toket berukuran sedangnya ke dekat mulutku. Tentu saja aku mengerti bahwa ia ingin agar aku mengemut pentil toketnya. Maka aku pun melakukannya. Mengemut pentil toket yang masih mancung itu, menjepitnya dengan bibirku, lalu menjilatinya.

Sementara tanganku sudah tiba di pangkal pahanya. Lalu kuselundupkan ke balik celana dalamnya. Maaak ... lebat sekali jembut wanita berparas manis dan berlesung pipit di sepasang pipinya itu.

Kemudian terdengar suaranya, “Memek Bu Haryani lebat jembutnya ?”

“Gundul Mbak. Diwaxing terus, “ sahutku.

“Suamiku sih melarangku mencukur jembut. Dia bilang memek gak berjembut itu jelek bentuknya. Seperti tahu dibantingkan ke lantai. Gak karu - karuan bentuknya. Hihihiii. “

Sebenarnya aku lebih suka memek yang bersih dari bulu. Tapi untuk menyenangkan hati Mbak Gina, aku berkata, “Iya Mbak. Kalau memek berjembut, laksana mengandung misteri. Karena bentuk aslinya tersembunyi, tidak langsung nongol begitu saja. “

“Ooooh ... aku sudah mulai horny berat nih Yosss ... “ rengek Mbak Gina ketika jari tengahku mulai “bermain” di dalam celah memeknya yang hangat, licin dan mulai membasah.

Memang suhu badan Mbak Gina sudah menghangat. Maka aku pun berdiri sambil menanggalkan baju kaus dan celana denimku. Sehingga tinggal celana dalam yang masih melekat di badanku. Sama seperti Mbak Regina.

“Apa ini menggembung ?” tanya Mbak Gina sambil menyelundupkan tangannya ke balik celana dalamku. Sampai menjamah dan memegang batang kontolku. Lantas ia memekik tertahan : “O my God ... ! Sepanjang inikah penismu Yosss ?!”

“Cukuplah untuk menjangkau cervix Mbak. “ sahutku. (cervix = mulut rahim)

“Waduh, tau cervix segala. Berarti sudah profesional ya. “

“Ah, cuman sering baca aja Mbak. “

Mbak Gina berdiri sambil melepaskan celana dalamnya. Dilemparkannya celana dalam itu ke tumpukan busananya di atas sofa. Aku pun ikut - ikutan. Melepaskan celana dalamku, lalu menumpukkan pakaianku di atas sofa, karena tidak tampak kapstok di dalam kamar ini.

Kuikuti juga ketika Mbak Gina mengajakku “bergulat” di atas bed.

Lantas ketika Mbak Gina tampak sudah merebahkan diri di atas bed impor itu, aku pun naik ke atas bed dan menerkamnya dengan segenap gairah birahiku.

Apa yang dikatakan orang - orang tentang legitnya wanita berkulit sawo matang, mulai terasa benarnya. Ketika aku berada di bawah dan Mbak Gina di atas, sambil melumat bibirku yang kubalas dengan lumatan lagi, terasa legitnya.

Mbak Gina cuma manis dan punya lesung pipit di sepasang pipinya. Namun dia mampu membangkitkan nafsu birahiku begini bergejolaknya. Sehingga ketika aku berada di atas, setelah menciumi bibirnya aku langsung melorot sampai wajahku berhadapan dengan memeknya yang berjembut lebat itu. Lalu kurenggangkan sepasang pahanya yang licin mulus padat itu. Sehingga mulut memeknya terbuka kemerahan.

Mulutku pun menyeruduk ke arah bagian yang kemerahan dan erotis itu. Untuk menjilatinya dengan lahap. Membuat wanita muda itu menggeliat dan mengejang. Terlebih ketika aku berhasil menemukan kelentitnya yang sudah menegang itu. Lalu memainkan ujung jempolku untuk menggesek - geseknya dengan tekanan agak kuat.

Mbak Gina mulai klepek - klepek sambil meremas - remas toketnya sendiri. Terkadang ia mengejang tegang sambil mengepak - ngepakkan kedua tangannya ke kain seprai.

Pada saat itulah aku meletakkan moncong kontolku di mulut memek yang ternganga itu. Kemudian mendorongnya sekuat mungkin. Dan melesak masuk sedikit demi sedikit.

Hmm ... pantaslah kulit berwarna gelap didambakan oleh banyak orang bule. Karena kulit berwarna gelap itu memiliki “power” di sekujur tubuhnya. Sehingga ketika kontolku mulai mengentot liang memek yang masih lumayan sempit ini, terasa benar legitnya. Terasa benar liang memeknya memiliki daya cengkram natural, sehingga kontolku terasa seperti diisap ketika mau ditarik.

Aku sendiri bertekad untuk memberikan kepuasan kepada wanita muda bertubuh tinggi semampai itu. Sehingga sambil melancarkan entotanku, mulailah aku menjilati lehernya yang mulai lembab oleh keringat itu, disertai dengan gigitan - gigitan kecil yang tidak menyakitkan. Sementara tanganku mulai meremas toketnya yang maih benar - benar padat kencang ini.

Mulailah rintihan dan rengekan histerisnya terdengar, “Oooooo ... oooo ... oooooh ... Yosss ... kontolmu sampai mentok - mentok gini di dasar liang memekku ... benar - benar bersentuhan terus dengan cervix ... luar biasa Yooosssss ... di antara seribu cowok belum tentu ada satu orang yang seperti kamu Yossss ... oooooo ... oooooh ... ini luar biasa enaknya Yossss ... ooooo ... ooooooh .... Yooooosssssss ... enak sekali Yossssssss ... aku bakal ketagihan digenjot sama kontol sepanjang ini sih Yossss ... “
Makasih apdetnya bro @Otta ....
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd