Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Salam crot buat Yosef :fgenit:
 
Part 65



A
ku jadi teringat masa laluku. Masa ketika masih sengsara dan hanya jadi kuli di pasar kecil di kota kecamatan, di kampungku tercinta. Pada suatu saat aku diajak menemani seorang teman yang lebih dewasa dariku (saat itu usiaku baru 16 tahun), Obos namanya.

Obos memang dekat padaku, sehingga aku pun merasa dia seolah abangku sendiri.

“Aku ingin diisi sama sesuatu, supaya jadi orang yang disegani oleh orang - orang di sekitarku, “ kata Obos pada waktu aku dibonceng di motornya, menuju ke luar kota kecilku. Bahkan hampir mencapai Jakarta, saking jauhnya.

“Maksud Akang mau diisi jimat ?” tanyaku.

“Entah jimat, entah p;usaka atau sekadar mantra ... entahlah. Yang jelas aku punya saudara sepupu yang sehari - harinya jadi calo di bandara. Dia itu tidak pernah berkelahi. Tapi kalau ada yang reseh, sekali ditegur olehnya secxara baik - baik, yang reseh itu langsung menurut. Seperti ketakutan. “

“Dia dikenal oleh semua calo di bandara, “ kata Kang Obos lagi, “Anehnya dia memang disegani oleh orang - orang yang biasa nyari duit di bandara. Makanya aku pernah nanya apakah dia punya pegangan atau gak ? Ya begitulah, dia mengaku pernah mendapat sesuatu dari seorang kiyai. Kiyai itu anak seorang ahli ilmu kebatinan yang sangat dipercaya oleh tokoh besar di negara kita dahulu. “

“Jadi yang mau ditemuin sekarang anak guru besar itu ?” tanyaku

“Iya. SIapa tau aku dikasih sesuatu yang bisa membuatku seperti saudara sepupuku itu. Tanpa harus berkelahi, semua orang di sekitar dia menurut saja. “

Berjam - jam kami menempuh perjalanan untuk mengunjungi putra sang guru besar yang konon mewarisi ilmu dari almarhum ayahnya.

Ternyata rumah “orang pintar” itu jauh dari jalan raya. Harus menempuh jalanan yang banyak batu dan lubang berlumpur. Namun akhirnya kami tiba juga di rumah itu.

Memang banyak tamu yang sedang menunggu antriannya di rumah besar itu. Setelah sore, barulah Kang Obos dipanggil. Aku pun diajak masuk ke “ruang praktek orang pintar” itu.

Aku duduk bersila di belakang Kang Obos yang sedang curhat kepada orang pintar yang usianya sekitar 60 tahunan itu. Sampai akhirnya Kang Obos dikasih isim yang dibungkus oleh kulit binatang (gak tau binatang apa). Sambil diberi wejangan.

Setelah Kang Obos selesai, dia menoleh padaku, “Ayo maju ... kamu juga minta sesuatu kepada Abah,” kata Kang Obos padaku.

Lalu Kang Obos berkata kepada orang pintar yang dipanggil Abah itu, “Ini Asep yang sudah saya anggap adik, ingin diisi juga katanya Bah. “

Setelah aku maju, Abah itu menatapku dengan sorot tajam. Dan tiba - tiba saja dia berkata, “Mau diisi apa lagi ? Anak ini sudah ada isinya Obos. “

Aku terheran - heran dibuatnya. Karena aku merasa belum pernah “diisi” apa pun. Bahkan bertemu dengan “orang pintar” pun baru sekali itu.

Tapi Abah melanjutkan kata - katanya, “Namamu Asep kan ? Sekarang masih sengsara kan ? Tapi Asep sudah punya isi. Nanti banyak wanita kaya yang akan menyayangimu Sep. Pokoknya Asep nanti akan dikelilingi wanita yang akan mencintai dan menyayangi Asep. Dalam dua atau tiga tahun ke depan, perempuan mana pun akan terpesona dan terpikat pada Asep. Jangankan perempuan biasa, puteri raja pun bisa terpikat oleh Asep kelak. Wanita di sekeliling Asep bakal menurut semua pada apa pun yang Asep inginkan. Pokoknya di dalam segala bidang, Asep akan selalu berhasil kelak. Hanya itu yang bisa abah katakan buat Asep. “

Aku menganggap semua itu cuma lelucon, just a joke. Karena kedengarannya seperti dongeng anak - anak. Tapi aku diam saja sambil menunduk. Tidak berani membantah. Bertanya pun tidak berani. Maklum saat itu aku tidak punya uang untuk “mahar”nya.

Dalam perjalanan pulang Kang Obos berkata, “Kamu sudah punya isi katanya Sep. Pernah diisi oleh siapa ?”

“Gak pernah diisi apa - apa. Aku juga bingung. Maksudnya diisi apa ? Ikut mengunjungi rumah orang pintar pun baru sekali ini Kang. “

“Tapi kata saudara sepupuku, Abah itu tak pernah ngomong sembarangan Sep. Mungkin ada ilmu yang menurun dari nenek moyangmu ... siapa tau ... “

“Gak tau Kang. Aku mah bingung, Abah tadi ngomong apa ? Untuk makan sehari - hari pun aku haruisbercucuran keringat di pasar. Boro - boro ada cewek mau sama aku yang cuma kuli pasar. “

“Tadi Abah bilang dalam dua atau tiga tahun ke depan bakal banyak wanita kaya yang sayang padamu. Semoga aja ucapan Abah tadi jadi kenyataan, “ kata Kang Obos.

“Iya Kang, “ sahutku. Hanya untuk menyamankan perasaan Kang Obos saja. Padahal di dalam benakku, ucapan Abah itu laksana dongeng belaka.

Lalu aku tidak pernah memikirkan ucapan Abah lagi. Sudah melupakannya.



Tapi ketika aku sedang menjamah kulit putih mulus Bu Hajjah Sarlita itu, aku jadi teringat peristiwa 3 tahun yang lalu itu. Teringat ucapan Abah yang putra seorang guru besar dalam ilmu apalah itu, entah supranatural, entah paranormal, entah kebatinan, entahlah. Kok semua ucapan Abah itu terbukti semua.

Bahwa Bu Hajjah Sarlita pun jadi salah satu wanita yang langsung terpikat olehku. Dan kini aku sedang mulai menjamah toket gedenya, terasa masih kencang toketnya itu. Puting toketnya pun masih mancung lurus ke depan. Sehingga untuk menyenangkan hati Bu Hajjah, aku berkata, “Toketnya seperti belum pernah menyusui Bu. “

“Memang aku belum pernah hamil, belum pernah menyusui bayi. “

Wow, pengakuan itu membuatku semakin bergairah. Karena sudah terbayang betapa sempitnya liang memek Bu Hajjah kalau memang belum pernah melahirkan sih.

“Pantesan toketnya masih mulus gini, “ gumamku.

“Remas aja yang kuat, gak apa - apa kok, “ katanya.

“Nanti pasti kuremas kuat - kuat, “ ucapku sambil melorot turun.

“Pukiku udah basah Dek. Gak usah dioral ya. “

“Ohya ?! Mau langsung dimasukkan aja butuhnya ?”

“Iya. Aku udah penasaran ... ingin tau seperti apa enaknya digenjot sama butuh sepanjang itu. “

“Sekarang masukin aja ?” tanyaku sambil memegang kontol ngacengku.

“Iya, “ sahut Bu Hajjah sambil memegang kontol ngacengku dan mencolek - colekkan puncaknya ke memeknya sendiri. Mungkin untuk meletakkannya pada posisi yang tepat.

Terasa kepala kontolku diselinapkan ke dalam mulut memeknya, lalu Bu Hajjah memberi isyarat agar aku mendorong kontolku. Aku pun mendorong kontolku sekuat mungkin. Dan ... melesak sedikit ke dalam liang surgawi Bu Hajjah Sarlita.

Setelah kontolku masuk lebih dari separohnya, aku pun mulai mengayun batang kejantananku, dalam kecepatan lambat dulu ... makin lama makin kupercepat, sampai batas kecepatan normal.

Bu Hajjah merangkul leherku ke dalam pelukannya, sambil merapatkan pipinya ke pipiku. Lalu, ketika kontolku mulai gencar mewngentot liang memeknya, Bu Hajjah pun membalas dengan menggeol - geolkan pantat semoknya, memutar - mutar, meliuk - liuk dan menghempas - hempas. Membuat kontolku dibesot - besot dan dipilin - pilin oleh liang memek yang sempit tapi licin dan hangat itu.

Namun ketika pantat gedenya sedang bergeol - geol lincah itu, Bu Hajjah mulai merintih - rintih histeris (kedengaran erotis di telingaku), “Oooooo .... ooooooohhhhh .... Deeeek .... butuhnya panjang sekali Deeeek ... ini sampai menonjok - nonjok dasar liang pukiku Deeeek ... oooooohhhhh ... Dek Yoseeeeef ... ooooo ... ooooohhhhhh ... Deeeeeek .... ooooooooo .... ooooo .... ooooooohhhhhhhhh .... Deeeeeeek ..... luar biasa panjangnya butuh Dek Yosef iniiiiiii .... panjang sekaliiiiiiiii .... oooooohhhhh .... aaaaaaaaa .... aaaaaaaaahhhh ... aaaaaaa .... aaaaaaaaaaaahhhhh ... “

Ketika aku meremas toketnya dengan hati - hati, takut menyakitkan, Bu Hajjah malah berkata terengah, “Remas aja yang kuat Deeek ... gak apa - apa ... “

Tentu saja aku senang dengan permintaan itu. Karena aku memang ingin meremas toket gedenya sekuat mungkin, sampai gigiku gemeletuk saking gemesnya.

Bukan cuma meremas toketnya. Aku pun mulai menjilati leher jenjangnya yang haruim parfum mahal, disertai dengan gigitan - gigitan kecil.

“Adududuuuuuh ... enak sekali Dek ... gigitnya yang keras juga gak apa - apa ... atau cupangin aja leherku sebanyak mungkin Dek ... “ itu yang terlontar dari mulut Bu Hajjah, pada saat geolan pantatnya semakin menjadi - jadi.

Kuturuti keinginan Bu Hajjah. Kusedot - sedot lehernya sekuat mungkin, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya kuat - kuat.

Geolan pantat gede Bu Hajjah malah semakin menggila. Liang memeknya membesot - besot kontolku dengan kuatnya, terkadang juga liang memeknya terasa seperti meremas - remas batang kejantananku, sehingga aku pun semakin berdengus - dengus dalam nikmat yang sulit dilukiskan dengan kata - kata belaka.

Setelah banyak bekas merah kehitaman di leher Bu Hajjah, akhirnya mulutku pindah sasaran. Ketika tangan kiri Bu Hajjah sedang meremas - remas kain seprai, kuserudukkan mulutku ke ketiak kirinya. Di situ aku menjilatinya sambil menyedot - nyedot sekuatnya.

Tampaknya kelemahan Bu Hajjah terletak di ketiaknya. Goyangan pantat gedenya semakin menggila. Lalu ia berkelojotan sambil merintih, “Dek Yoseeeef ... oooooh Deeeeek ... Deeeeek ... aku ... ma ... mau lepas Deeek .... “

“Lepasinlah Bu ... aku suka ikut menikmati wanita yang sedang orgasme ... indah sekali rasanya ... “ sahutku yang justru semakin gencar mengentotnya.

Aku masih jauh dari ejakulasi. Karena itu ketika tubuh Bu Hajjah mengejang tegang dengan perut agak terangkat ke atas, dengan nafas tertahan ... kubenamkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa menyeruduk dasar liang memek Bu Hajjah ... !

Lalu ... liang memek Bu Hajjah terasa “ramai” berkedat - kedut di sana - sini. Aku sangat menikmati detik - detik indah yang baru sekali ini kurasakan.

Kemudian nafas Bu Hajjah terurai kembali. Pada saat itulah dia mencium bibirku dengan hangat dan mesranya, diikuti dengan ucapan lirihnya, “Terima kasih Dek Yosef. Sejak suamiku meninggal, inilah pertama kalinya aku merasakan lagi indahnya dunia ini. “

Aku cuma tersenyuum sambil mengecup sepasang pipinya yang keringatan.

“Dek Yosef belum ejakulasi ya. “

“Belum. Santai aja, “ sahutku.

“Jangan dicabut dulu butuhnya ya. Siapa tau aku bisa hamil. Soalnya sekarang pas masa suburku. Umur duapuluhsembilan tahun kan sedang ideal - idealnya untuk melahirkan kan ?”

“Jadi Bu Hajjah sekarang duapuluhsembilan tahun umurnya ?”

“Sekarang baru duapuluhdelapan. Tapi kalau sekarang hamil, berarti melahirkannya di usia duapuluhsembilan. “

“ Kirain usia Bu Hajjah baru duapuluhlima tahun, “ sahutku untuk menyenangkan hatinya, karena perempuan itu paling suka kalau ditebak lebih muda dari usia yang sebenarnya. Padahal tadinya aku menduga usianya dekat - dekat 35 tahun. Mungkin karena terbawa tua oleh suaminya yang sudah tua renta. “ Tapi kalau benar - benar Bu Hajjah hamil, nanti gimana kata orang - orang ?”

“Kalau sudah mulai buncit aku mau ngumpet aja di Pulau Jawa. Di kota Dek Yosef. Carikan aku rumah yang tenang buat ngumpet ya, “ sahut Bu Hajjah.

“Gampang nyari rumah sih. Aku juga punya puluhan rumah yang akan dijual. “

“Ohya ?! Dek Yosef benar - benar pemain properti ?”

Aku mengangguk sambil mengelus - elus puting toket kiri Bu Hajjah.

“Besok sepulangnya dari notaris, kita jalan - jalan ke pantai Balikpapan ya, “ kata Bu Hajjah.

“Ada yang bagus pantainya ?”

“Banyak. Ada pantai Melawai, ada pantai Lamaru, ada pantai Serumpun dan lain - lain. Di pantai Serumpun itu banyak orang yang suka berkemah. Kalau mau wisata ke hutan, bisa ke Bukit Bangkirai, danau Cermin Lamaru, Kampung Atas Air Margasari dan banyak lagi. “

“Kalau besok lama di notarisnya, kita bisa jalan - jalan keesokan harinya lagi. “

“Memang yang paling enak sih jalan - jalannya ketika fajar belum menyingsing. Supaya di pantainya gak kepanasan. Eeeh ... jadi aja lupa. Mau dilanjutkan ke posisi lain gak ?”

“Mau. Posisi doggy aja. Biar aku puas mainin bokong gede Bu Hajjah, “ kataku sambil mencabut kontolku dari liang memek Bu Hajjah.

Tanpa disuruh Bu Hajjah pun merangkak lalu menunggingkan bokong gedenya yang putih dan mulus sekali ... !

Aku pun berlutut menghadap pantat gede yang ditunggingkan itu. Sehingga belahan memeknya tampak full. Mudah membukanya dengan tanganku. Mudah pula memasukkan kontolku ke dalam liang memeknya yang masih becek, karena baru orgasme tadi.

Setelah kontolku terbenam, kutepuk kedua sisi pantat gede yang putih mulus itu, plaakkk .... plooookkk ... !

“Oooooh enak Deeek ... sambil pupuh burit ulun Dek ... “ kata Bu Hajjah.

“Burit ?” tanyaku.

“Hihihii ... burit itu pantat ... pupuh atau lempang itu tempeleng atau tampar. Ulun artinya saya, “ sahutnya.

Aku tersenyum sendiri. Lalu mulai mengayun kontolku dengan gerakan yang langsung cepat, karena liang memek Bu Hajjah masih becek. Awalnya cuma berpoegangan pada bokong semok Bu Hajjah. Namun kemudian aku mulai ngemplangin pantat putih mulus itu, Plaaaaak ... plooooook .... plaaaaaakkkk ... ploooookkkk ... plaaaaaakkk ... ploooookkk ... dan seterusnya.

Bunyi unik pun datang dari memek Bu Hajjah. Bunyi kecipak kecipuk kontolku tayang tengah “memompa” liang beceknya. Entah kenapa, aku suka sekali liang becek setelah orgasme. Karena berarti aku sudah berhasil membuat pasangan seksualku mencapai puncak kenikmatannya. Berarti tinggal mencari kenikmatan untuk diriku sendiri. Sukur - sukur kalau pasangan seksualku bisa orgasme lagi.

Yang menyenangkan, moncong kontolku masih bisa menyundul - nyundul dasar liang memek Bu Hajjah. Padahal dalam posisi doggy begini, hanya sebagian besar kontol bisa masuk ke dalam liang memek pasangan seksual. Apalagi terhalang oleh bokong yang segini gedenya.

Sementara itu pantat Bu Hajjah sudah kemerahan, telapak tanganku pun sudah panas. Sehingga aku mencari sasaran lain. Dengan berusaha mencari kelentit Bu Hajjah. Setelah ketemu, kugesek - gesek kelentit Bu Hajjah dengan jemari tangan kananku, sementara tangan kiriku menjulur ke toket gedenya. Begitulah, jari tangan kananku menggesek - gesek kelentit Bu Hajjah, tangan kiriku meremas - remas toket gedenya.

Bu Hajjah pun bereaksi, “Iyaaaa ... kelantitnya elusin ... elusin terus kelantitnya Deeek ... ooooohhhh ... dunia ini semakin indah aja rasanya Deeek ... kelantitnya elus teruuuusssss ... oooooh ... butuh Dek Yosef memang panjang sekali ... ini terus - terusan mentok di dasar liang pukiku .... ooooohhhhh ... oooooo .... ooooooh ... aku kayak mau lepas lagi Deeeeek ... bakal mancurat lagiiiiiiiii ... “

Aku tidak bertanya istilah yang tidak kumengerti. Karena aku sendiri sedang asyik menikmati gesekan antara kontolku dengan liang memek becek Bu Hajjah.

Yang jelas, setalah lama aku mengentot Bu Hajjah dalam posisi doggy ini, tiba - tiba ia mengejang dan langsung ambruk ... langsung tengkurap ... sehingga kontolku terlepas dari liang memeknya.

Padahal barusan aku sedang kritis - kritisnya, nyaris ejakulasi, tapi terputus di tengah jalan. Karena kontolku keburu terlepas dari liang memek becek erotis itu.

Karena ingin mengejar ejakulasi, ketika Bu Hajjah telungkup begitu, kurenggangkan sepasang paha putih mulusnya. Lalu kuraba - raba memeknya. Namun tiba - tiba Bu Hajjah membalikkan badanya jadi celentang.

“Kenapa celentang ?” tanyaku sambil mengusap - usap memek gundulnya.

“Takut dimasukin ke anus. “

“Oh, jangan takut. Aku sih bukan pecinta anal sex. Karena sudah baca dari google tentang bahaya - bahaya anal sex. “

“Syukurlah, berarti kita sealiran ya. Ayo masukin lagi. Apa mau dikeringkan dulu pukinya ?”

“Gak usah Bu Hajjah. Aku justru suka puki becek ... hehehee ... “ sahutku sambil meletakkan moncong kontolku di mulut memek Bu Hajjah.

Dengan sekali dorong kontolku langsung melesak amblas ke dalam liang memek Bu Hajjah. Bahkan sampai mentok di dasar liang memek wanita 28 tahunan itu.

Aku mulai mengayun kontolku kembali. Bu Hajjah pun merangkulku ke dalam pelukan hangatnya. “Puki becek gini masih enak Dek ?” bisiknya.

“Masih. Becek juga sempit lubangnya. Enak Bu ... enak sekali, “ sahutku yang masih pelan - pelan mengentotnya.

“Syukurlah kalau enak sih. Takutnya Dek Yosef gak suka. “

“Suka sekali Bu Hajjah Sayaaang, “ sahutku yang kuikuti dengan ciuman lengket, dilanjutkan dengan lumatan hangat. Yang disambut dengan lumatan Bu Hajjah pula.

Lalu Bu Hajjah m,enggoyangkan pinggulnya habis - habisan. Seperti tengah berusaha agar aku cepat ngecrot.

Namun aku memang merasa sudah berada di detik - detik krusial. Sudah dekat - dekat ngecrot.

Maka tanpa peduli apa - apa lagi, kugenjot kontolku segencar dan sekeras mungkin. Sehingga benturan antara selangkanganku dengan selangkangan Bu Hajjah sampai menimbulkan bunyi plak plek plak plek dan seterusnya.

Lalu kutancapkan kontolku sedalam mungkin, sampai terasa moncong kontolku mendorong dasar liang memek Bu Hajjah Sarlita.

Nafasku tertahan, kontolku mengejut - ngejut sambil menembak - nembakkan lendir maniku ... cretttttttt ... crooooooooooooooootttttt ... croooooooooooooooooooottttttttttttttt ... cretttttcrett ... croooooooooooooooooooooooooooootttttttt .... !

Bu Hajjah pun tampak berusaha untuk orgasme lagi. Ketika kontolku sedang mengejut - ngejut sambil memuntahkan air mani, Bu Hajjah pun menggeolkan bokong gedenya secara gila - gilaan. Lalu ia mengejang tegang sambil mencengkram dan meremas bahuku. Disusul dengan berkedut - kedutnya sekujur liang memek wanita cantik bertubuh bohai itu ... !

Bu Hajjah nyaris terlambat mencapai orgasmenya. Untung dia cukup trampil, berusaha untuk menggesek - gesekkan itilnya pada kontolku yang sedang mengejut - ngejut sambil memuntahkan pejuhku tadi.

Lalu ia mendekapku erat - erat. Seperti takut ditinggalkan olehku.

Maka kubiarkan kontolku tetap berada di dalam liang memek Bu Hajjah.

Namun diam - diam bokong Bu Hajjah bergegrak - gerak perlahan. Seperti berusaha agar kontolku ngaceng lagi. Dan memang kontolku yang sudah lemas ini sedikit demi sedikit membesar dan memanjang lagi.

Sampai akhirnya kontolku ngaceng full lagi. Siap bertarung lagi dengan memek Bu Hajjah.

Bu Hajjah Sarlita tampak senang setelah menyadari kontolku suidah lkeras lagi. Dan sudah mulai mengentot liang memeknya lagi.

Mungkin inilah kelebihan cowok yang masih di bawah 20 tahun. Bisa ngaceng lagi untuk melanjutkan pertarungan di ronde berikutnya. Lelaki yang usianya sudah di atas 30 tahun, mungkin sulit untuk memiliki kemampuan seperti ini. Mungkin aku pun begitu nanti, kalau usiaku sudah kepala 3.

Bu Hajjah memang sangat enerjik. Ketika aku mulai gencar mengentotnya, bokong gede Bu Hajjah pun bergeol - geol lagi dengan lincahnya ....

Dan aku yakin di ronde berikutnya ini durasi ngentotku akan lama sekali ...



Keesokan harinya, cukup lama aku dan Bu Hajjah nongkrong di kantor notaris. Memang dasar kepemilikan kebun sawit seluas 7800 hektar itu bukan HGB atau pun HGU. Dasarnya adalah SHM dari sekian banyak pemilik, sehingga perusahaan Bu Hajjah pun memiliki setumpuk SHM di atas meja notaris. Kalau HGB atau HGU mungkin harus diurus ke pemda setempat. Tapi karena perusahaan Bu Hajjah sudah sah menjadi pemiliknya, bukan sekadar menyewa kepada pemerintah, maka sang notarislah yang berkuasa untuk mengurus penjualannya.

Ketika hari mulai sore, barulah kami meninggalkan kantor notaris itu. Sementara dana dari perusahaanku sudah membayar lewat cara khusus. Karena nominalnya sangat besar. Tapi yang membuatku lega, adalah bahwa transaksi ini dilakukan oleh perusahaanku. Bukan perusahaan Manti. Tentu saja aku merasa lega, karena perusahaanku sudah mampu membeli kebun sawit yang sedemikian luasnya.

Walau pun begitu, aku tahu bahwa kalau dibandingkan dengan perusahaan asal Australia atau Malaysia, perusahaanku belum ada apa - apanya. Karena mereka bisa membeli ratusan ribu hektar kebun sawit di Kalimantan dan Sumatra. Hanya bedanya, mereka tidak memiliki SHM seperti perusahaanku. Mereka hanya menyewa selama sekian puluh tahun, bukan seperti perusahaanku yang sudah memiliki 7800 hektar itu.

Sepulangnya dari kantor notaris, aku dan Bu Hajjah langsung pulang ke hotel. Untuk beristirahat dan bercumbu lagi.

Keesokan paginya, ketika hari masih gelap, Bu Hajjah mengajakku berjalan - jalan ke pantai, sambil menikmati indahnya matahari terbit. Lalu kami menikmati indahnya pantai Melawai, pantai Lamaru dan pantai Serumpun.

Namun, ketika kami sedang duduk - duduk di pantai, tiba - tiba aku teringat keta - kata Abah yang sangat dipercaya oleh Kang Obos itu.

Kata - kata Abah itu terngiang - ngiang lagi di telingaku :

“Namamu Asep kan ? Sekarang masih sengsara kan ? Tapi Asep sudah punya isi. Nanti banyak wanita kaya yang akan menyayangimu Sep. Pokoknya Asep nanti akan dikelilingi wanita yang akan mencintai dan menyayangi Asep. Dalam dua atau tiga tahun ke depan, perempuan mana pun akan terpesona dan terpikat pada Asep. Jangankan perempuan biasa, puteri raja pun bisa terpikat oleh Asep kelak. Wanita di sekeliling Asep bakal menurut semua pada apa pun yang Asep inginkan. Pokoknya di dalam segala bidang, Asep akan selalu berhasil kelak. Hanya itu yang bisa abah katakan buat Asep. “

Bu Hajjah sepertinya kerasan duduk berduaan denganku. Kepalanya senantiasa tersandar di bahuku. Tanganku pun senantiasa digenggam olehnya.

Pada suatu saat Bu Hajjah bertanya, “Kalau aku ikut ke kota Dek Yosef, boleh nggak ?”

“Kenapa harus ikut ? Lalu pertambangan batu baranya diurus sama siapa ?” aku balik bertanya.

“Soal pertambangan biasanya juga diurus sama adikku di Sangata. Biar saja dia yang ngurus, karena adikku itu jujur dan ulet orangnya. Lalu mengenai kenapa aku harus ikut ke kota Dek Yosef ... aku mau curhat ya ... mau dengerin gak ?”

“Curhatlah Bu, “ sahutku sambil mengusap - usap punggung tangan kanannya yang sedang memegang tangan kiriku.

“Sebenarnya sejak pertama kali melihat Dek Yosef di Bandara, aku sudah jatuh hati. Terlebih lagi setelah kita melangkah demikian jauhnya ... aku sudah mencintai Dek Yosef. Cinta yang sangat mendalam Dek. Karena itu aku bisa membayangkan, seandainya Dek Yosef sudah terbang ke pulau Jawa lagi ... aku akan kehilangan ... akan sedih sekali Dek ... “

Aku terdiam. Entah kenapa, aku kasihan juga pada Bu Hajjah jika memang seperti itu perasaannya padaku. Dan aku tak boleh menyakiti hatinya. Karena itu aku berkata sambil mengusap - usap punggung tangan kanannya, “Kalau mau pindah ke kotaku, ya gak apa - apa. Tapi aku tak mungkin bisa menemani Bu Hajjah tiap hari. Karena aku banyak kesibukan di kotaku. Ngurus hotel lah, ngurus pabrik garment lah, ngurus FO lah ... belum lagi mengurus usaha propertiku. “

“Gak apa. Aku sih bisa jumpa seminggu sekali juga gak apa - apa. Lagian aku takkan merepotkan Dek Yosef. Aku bisa memenuhi kebutuhanku sendiri. Karena uang hasil penjualan kebun sawit itu akan kubawa. Lalu nanti di kota Dek Yosef aku akan nyari usaha yang lebih meyakinkan. “

“Tapi aku sudah punya istri, “ kataku, “ Tentu aku tidak bisa sembarangan melakukan apa pun. “

“ Carikan aku rumah yang harganya lima milyaran deh. Nanti di situ aku akan tinggal. Dek Yosef tak perlu menikahiku. Yang penting seminggu sekali tengokin aku. Itu pun kalau gak ada kesibukan. Aku sudah jenuh tinggal di sini, terutama setelah suamiku meninggal. “

“Kalau begitu kita pakai pesawat yang pagi aja besok. “

“Jadi ... Dek Yosef mengijinkanku ikut ?”

Meski masih bingung, aku mengangguk sambil mengiyakan.

O, senangnya Bu Hajjah saat itu. Sampai menciumi pipi dan bibirku, tanpa peduli dengan orang yang lalu lalang di belakang kami.

Aku memang sudah dilatih oleh Mamih, untuk selalu menyenangkan wanita yang sedang bersamaku.



Keesokan paginya aku dan Bu Hajjah Sarlita benar - benar terbang meninggalkan Balikpapan.

Sebenarnya tidak ada yang menyulitkanku membawa wanita yang masih muda dan cantik seperti Bu Hajjah itu. Terlebih lagi kalau mengingat dia itu tajir melilit.

Memang aku sudah banyak mendengar tentang tajirnya para petambang batu bara di Kalimantan. Sehingga ada beberapa petambang yang memiliki pesawat jet prtibadi segala. Mobil yang mereka pun bukan mobil ecek - ecek.

Menurut pengakuan Bu Hajjah Sarlita, almarhum suaminya pun sangat tajir. Meski Bu Hajjah Sarlita dijadikan istri keempat, suaminya sangat memanjakannya dengan harta yang senantiasa berlimpah ruah.

Pada masa suaminya masih hidup, banyak kebun sawit yang dibeli atas nama Bu Hajjah Sarlita. Ada juga beberapa lokasi tambang batubara yang dibeli atas nama Bu Hajjah.

Memang banyak lelaki yang seperti itu. Memanjakan istri paling muda dengan harta.

Sehingga ketika suami Bju Hajjah meninggal, banyak sekali harta yang diwariskan padanya. Antara lain kebun sawit yang sudah kubeli atas nama perusahaanku itu.

Dengan kata lain, Bu hajjah Sarlita memang takkan merepotkan setelah tinggal di kotaku nanti.

Bu Hajjah Sarlita juga mengaku bahwa dirinya berdarah campuran. Ayahnya orang Banjar, ibunya orang Dayak Bakumpai. Menurut keterangan Bu Hajjah, orang Dayak Bakumpai itu hampir semuanya muslim. Berbeda dengan suku dayak lainnya.

Mungkin kulitnya yang putih cemerlang itu menurun dari ibunya. Karena setahuku perempuan Dayak banyak yang kulitnya putih kekuningan, mirip kulit wanita Tionghoa.

Setibanya di kotaku, Bu Hajjah kubawa ke hotelku. Bukan untuk diinapkan di kamar pribadiku. Tapi hanya untuk memakai mobil baruku yang berwarna deep brown itu.

Lalu kubawa dia ke perumahan elit yang letaknya agak di luar kota itu.

Seperti yang pernah kujelaskan terdahulu, aku punya 3 rumah megah di kompleks perumahan elit ini. Yang 1 sudah kuberikan kepada Ira, yang 1 sudah kuberikan kepada ibu kandungku.

Maka tinggal 1 rumah yang belum kuberikan kepada siapa - siapa.

Rumah yang belum kuberikan kepada siapa siapa itu sebenarnya rumah yang paling besar dan paling megah jika dibandingkan dengan rumah yang sudah kuberikan kepada Ibu dan Ira. Ketiga rtumah itu letaknya berbeda - beda cluster. Jadi rumah kesatu di cluster A, rumah kedua di cluster B, rumah ketiga di cluster C.

Tadinya rumah yang termegah itu untuk kutempati sendiri. Sehingga peralatannya pun sudah lengkap dan serba mahal semuanya.

Tentu saja Bu Hajjah Sarlita langsung senang melihat rumah itu, terutama setelah melihat peralatannya sudah lengkap. Dan semuanya model masa kini, gak ada yang ketinggalan zaman satu pun.

“Kalau sudah lengkap begini sih harganya pasti jauh di atas lima milyar ya ?” tanya Bu Hajjah.

“Harganya ... terserah Bu Hajjah. Aku tak bisa mematok harga kepada wanita yang sudah mendalam cintanya padaku. “

Tapi dalam kenyataannya Bu Hajjah jauh lebih tinggi dari harga yang sebenarnya.

Tentu saja aku mendapatkan keuntungan gede lagi.

Tapi masalahnya, akan kuapakan Bu Hajjah selanjutnya ?
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd