Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
Episode 2



Part 11A



K
eesokan paginya, aku sudah siap – siap mau meninggalkan rumah megah pemberian Tante Sharon itu, yang belakangan sudah kujuluki “Wisma Cinta”. Karena di situlah aku bercinta dengan Mama Lanny sampai “menghasilkan” Zelita.

Tapi entah kenapa, Zelita mendadak rewel dan ingin ikut padaku. Mama Lanny dan Hua berusaha untuk menenangkannya. Tapi Zelita tetap ingin ikut padaku. Sehingga akhirnya aku berkata, “Biarlah dia ikut, tapi Hua juga harus ikut. Biar ada yang ngasuh, menyiapkan susu, ngasih makan dan sebagainya. “

“Iya, “ sahut Mama Lanny, “mungkin dia ingin juga bersama ayahnya sekali – sekali. “

“Iya, kasian. “

Mama Lanny lalu mengemasi pakaian, botol dan kaleng susu formula, makanan bayi dan sebagainya. Semua itu dimasukkan ke dalam tas berwarna pink, tas khusus untuk barang – barang Zelita.

Sedan deep brownku sudah diantarkan oleh sopir hotel. Sementara mobil kecil berwarna biru itu sudah diantarkan ke rumah rahasiaku yang terletak di luar kota itu. Jadi aku tak perlu pakai taksi lagi, untuk membawa Zelita tersayang.

Beberapa saat kemudian aku sudah berada di belakang setir mobil termahalku. Sementara Zelita duduk di pangkuan Hua, di sebelah kiriku. Tadinya aku akan membawa Zelita ke rumah rahasiaku. Tapi setelah dipikir – pikir, di rumah rahasiaku itu sepi. Maklum letaknya pun di luar kota. Karena itu aku berubah pikiran. Aku akan membawa Zelita ke hotelku. Karena di hotelku banyak orang yang bisa ngajak main Zelita. Ada ruang kerja, ruang tamu dan kamar pribadiku pula.

“Umurmu berapa tahun Hua ?” tanyaku di belakang setir. Sementara Zelita tampak ceria sekali di atas pangkuan Hua.

“Sembilanbelas tahun Bang, “ sahut Hua yang tadinya memanggilku Koko, tapi kusuruh agar mengubah Koko jadi Abang. Karena aku bukan orang chinese. Rasanya kurang enak kalau Hua menggilku Koko.

“Berarti umurmu setahun lebih muda dariku. Seharusnya kamu yang kujadikan kekasih ya Hua, “ kataku.

“Iya. Kalau Abang mau, aku juga mau dijadikan kekasih Abang. “

“Kalau kamu masih perawan, aku akan menjadikanmu kekasihku. “

“Memang masih perawan kok. Mau dibawa ke dokter mana pun akiu mau. Untuk buktiin keperawananku, “ kata Hua sambil memeluk Zelita yang gak bisa diam.

“Gak usah pake dokter. Aku aja bisa membuktikannya kok. “

“Ya udah, nanti Abang buktikan sendiri. Aku kan jarang gaul di Kalimantan juga. “

Aku cuma tersenyum mendengar ucapan Hua barusan.

Hua itu manis sekaligus cantik di mataku. Tubuhnya tinggi semampai. Pokoknya kalau dia mau jadi gadis model atau peragawati, pasti bisa. Karena bentuk tubuhnya sangat mnemenuhi syarat untuk menjadi gadis model. Kulitnya putih sebagaimana lazimnya kulit para amoy.

Itulah sebabnya aku mengincar Hua untuk dijadikan target berikutnya. Kebetulan Zelita secara tidak langsung “mendukung” targetku. Gara – gara Zelita maksa ingin ikut, jadinya Hua kubawa serta.

Sebelum menuju hotel, aku mampir dulu di sebuah toko yang menyediakan segala macam kebutuhan anak. Di situlah Zelita kubelikan 2 boneka mahal, boneka panda yang besar sekali dan boneka anak kecil yang bisa bernyanyi, bisa ketawa cekikikan pula. Aku pun membelikan babystroler dan baby carseat dari toko itu.

Zelita sangat senang mendapat hadiah dua boneka itu. Setahuku Mama Lanny belum pernah membelikan mainan buat Zelita. Mama Lanny hanya membelikan peralatan yang dibutuhkan oleh balita saja, tanpa mempedulikan mainan. Bahkan babystoler dan baby carseat pun belum dibelikan.

Aku pun merasa bahagia melihat Zelita begitu senang mendapatkan mainan baru. Namun sebelum tiba di hotel, Zelita ketiduran dalam pelukan. Tampaknya Zelita lebih nyaman tidur dalam pelukan Hua.

Setibanya di hotel, aku membawa Hua dan Zelita ke kamar pribadiku. Kebetulan di kamar pribadiku ada bed yang agak kecil, untuk tidur Zelita. Di zaman sekarang tak perlu takut anak ngompol, karena sudah dipasangi pampers.

“Ini sudah jam sepuluh. Memang biasanya lita tidur jam segini, “ kata Hua setelah meletakkan Zelita di bed yang agak kecil itu. Di kanan kirinya pun dihalangi bantal guling.

“Suka lama tidur siangnya ?” tanyaku setengah berbisik, karena takut Zelita terbangun.

“Kadang dua jam, kadang sampai tiga jam, “ sahut Hua setengah berbisik pula.

“Kalau gitu kita bisa pacaran sambil membuktikan keperawananmu, “ ucapku sambil meraih tangan Hua ke atas sofa.

“Tapi pengen pipis dulu. Kamar mandinya di mana ya ?” tanya Hua.

“Itu yang di sudut, “ kataku sambil menunjuk ke pintu kamar mandi, “Sekalian cuci bersih cipetnya ya. Soalnya nanti bakal kujilatin. “

Hua mengerling sambil berkata perlahan, “Masa cipet dijilatin segala ?”

“Kan biar lancar pembuktian keperawanannya, “ sahutku.

Akhirnya Hua melangkah ke pintu kamar mandi. Agak lama dia di situ. Mungkin karena membersihkan dulu memeknya seperti yang kusuruh.

Akhirnya Hua muncul lagi. Dengan hanya mengenakan lingerie berwarna biru muda. Sehingga sepasang toketnya membayang di balik lingerie biru muda yang agak transparan itu. Bahkan memeknya pun membayang. Berarti dia sudah tidak memakai beha mau pun celana dalam, sebagai pertanbda sudah siap untuk kueksekusi ... !

Aku pun berdiri menyambutnya, sambil menggombalinya, “Kamu laksana bidadari baru turun dari langit. Cantik sekali kamu dalam gaun yang sangat seksi ini Hua. “

Hua tersipu. Lalu memelukku sambil berkata perlahan, “Sebenarnya aku sudah lama ingin menjadi milik Bang Asep. Sekarang hatiku sudah bulat, sudah siap diapakan pun oleh Abang. Karena aku tahu Bang Asep orang yang sangat baik, seperti yang Cici Lanny sering katakan. “

Seharusnya Hua memanggil Yímā (bibi) ke Mama Lanny, karena Hua itu keponakan Mama Lanny. Tapi dia selalu memanggil Cici kepada Mama Lanny, karena Mama Lanny sendiri tak mau dipanggil Yímā.

Menurut keterangan dari Mama Lanny, Hua itu sudah tidak punya ayah. Tinggal ibunya yang masih ada di Kalimantan. Mungkin Hua dijadikan tulang punggung oleh ibunya, karena dia anak satu – satunya.

Sambil balas memeluk, aku berkata perlahan, “Setelah terbukti kamu masih perawan, aku akan mengubah hidupmu. Agar tidak kekurangan lagi. “

“Cici Lanny takkan marah kalau tau aku punya hubungan sama Abang ?” tanyanya setelah kuajak duduk berdampingan di sofa yang agak jauh dari tempat tidur yang sedang ditiduri oleh Zelita itu.

“Kenapa marah ? Dia kan ibu tiriku. Bukan istriku, “ sahutku sambil mendekap pinggang Hua dengan lengan kiriku, menyelinapkan tangan kananku ke lingerie bagian dadanya.

Dengan menyentuh toket saja terkadang aku bisa menilai “kualitas” seorang cewek. Masih ori atau gak.

Ternyata toket Hua yang berukuran sedang itu masih mangkel seperti buah – buahan yang belum matang. Suhu badannya pun spontan menghangat. Pertanda baru sekali ini payudaranya disentuh tangan cowok.

Nafas Hua pun mulai terengah – engah. Sehingga aku percaya bahwa dia masih original, meski aku belum “memeriksa” memeknya.

“Di sana aja yuk, “ ajakku sambil menunjuk ke arah bedku.

Hua mengangguk tanpa ekspresi. Lalu kutuntun tangannya menuju bedku. DI situlah aku melolosi pakaianku sendiri sehelai demi sehelai. Tinggal celana dalam yang masih kubiarkan melekat di badanku.

Kemudian kusuruh Hua menelentang dan kusingkapkan lingerie biru mudanya, sehingga memeknya mulai tampak jelas di mataku. Aku pun tahu bahwa sejak muncul dari kamar mandi tadi Hua tidak mengenakan beha mau pun celana dalam lagi. Seperti yang sudah dikatakan oleh Mama Lanny, Hua itu gadis yang polos dan lugu. Dan aku tidak bicara apa pun, supaya dia tidak merasa malu.

Aku seperti berkejaran dengan waktu. Karena takut Zelita tiba – tiba terbangun. Aku ingin semuanya selesai sebelum anakku bangun nanti.

Ketika aku mendekatkan wajahku ke memeknya yang sedang kungangakan, Hua memejamkan mata sipitnya. Entah apa yang sedang dipikirkannya. Yang jelas, ketika ujung lidahku mulai menyapu – nyapu memeknya yang harum sabun (mungkin tadi dicuci sebersih mungkin di kamar mandi), Hua agak tersentak. Tapi dia tidak meronta sedikit pun. Pasrah saja pada apa yang sedang kulakukan.

Waktu aku menjilati kelentitnya yang tampak mengkilat dan mengeras, Hua mulai menggeliat sambil meremas – remas kain seprai. Kemudian aku memperhatikan “daleman” memek amoy manis itu. Memang masih terkatup, pertanda hymennya masih utuh. Lalu kujilati lagi memeknya selahap mungkin, sambil mengalirkan air liurku sebanyak mungkin ke dalam celah memeknya yang masih “tutup mulut” itu.

Setelah air liurku sudah cukup banyak membasahi bagian dalam memek Hua, aku pun melepaskan celana dalamku. Lalu meletakkan moncong kontol ngacengku di ambang mulut Hua setelah merenggangkan sepasang paha putih mulusnya. Lalu dengan hati – hati aku mendesakkan kontolku sekuat tenaga.

Jam terbangku dalam bidang “belah duren” sudah cukup tinggi. Sehingga sedikit demi sedikit kontolku mulai membenam ke arah yang benar, ke arah liang memeknya yang masih luar biasa sempitnya ini.

“Sakit ?” tanyaku ketika kontolku sudah membenam lebih dari separohnya.

“Sedikit, “sahutnya setengah berbisik, “gak apa – apa ... lanjutin aja Bang ... ini udah masuk ya ... ?”

“Udah ... baru separohnya. Kalau agak sakit tahan aja ya. Biasa kalau baru pertama kalinya agak sakit. Tapi nanti akan merasa enak sekali ... “ kataku.

“Iya ... “ sahut Hua hampir tak terdengar.

Seperti biasa, kalau sedang mengambil virginity begini, aku tidak langsung membenamkan kontolku sepenuhnya. Dengan hati – hati kutarik kontolku, lalu mendorongnya lagi semakin jauh, menariknya lagi dan mendorongnya lagi, tetap dengan hati – hati dan jangan sampai terlepas dari liang memek Hua.

Desahan Hua mulai terdengar. Tapi aku tahu dia tetap mengontrol diri, tidak berani bersuara keras, takut membuat anakku terbangun.

Makin lama ayunan kontolku makin lancar. Dan aku masih sempat menyaksikan kontolku yang sudah diselaputi darah tipis. Darah perawan Hua, sebagai saksi terakhir.

Hal ini membuatku sangat bergairah. Karena aku mendapatkan cewek yang masih suci, yang belum pernah dijamah kontol lelaki lain.

Sambil mengayun kontolku bermaju mundur di dalam liang memek yang super sempit tapi mulai licin ini, kuciumi bibir Hua yang lebih lengkapnya lagi Chu Hua (she-nya takkan kusebut). Aku pun berbisik di dekat telinganya, “Enak nggak ?”

Hua menatapku dengan senyum manis di bibirnya. Lalu menjawab setengah berbisik, “Enak sekali Bang ... aku cinta Abang ... “

Sambil mengusap – usap rambutnya aku menyahut, “Cintamu akan kurawat sampai tua renta kelak. Aku sudah punya rencana khusus untukmu Sayang. “

“Terima kasih Bang. “

Lingerie biru muda itu bagian dadanya kuseret ke bawah, sehingga sepasang toket yang masih benar – benar fresh itu terbuka sepenuhnya.

Aku pun mengemut pentil toket kirinya, sementara tangan kiriku meremas toket kanannya.

Hua hanya mendesah – desah perlahan. Tetap mengontrol diri, tak mau melontarkan suara keras – keras. “Hhhhhhh ..... hhhhhhahhhhhhh ... hhhhhhhhhohhhhhhh ... hahhh ... hhhhahhhhhhh ... Bang .... aku cinta Abang ... aaaaaaaahhhh ... hhhhhhhhhhhhhhhh .... aku cinta Bang Asep .... jangan sia – siakan aku nanti ya Bang ... hhhhhhhahhhhhhh ... hhhhahhhhhhhhhh ... “
Meski tengah asyik mengentot liang memek super sempit ini, mataku tetap sering melirik ke arah bed yang sedang dipakai tidur oleh Zelita. Tapi anakku yang semakin kelihatan cantiknya itu, tampak tidur nyenyak sambil memeluk boneka panda barunya.

Sehingga aku tetap asyik mengentot Hua yang cuma melontarkan desahan – desahan nafas perlahan. Terkadang ia melontarkan kata – kata cinta padaku, yang sering kujawab dengan ciuman mesra di bibir tipis sensualnya. Hmmm ... kayaknya Hua ini bakal setia sekali padaku kelak. Karena itu aku harus memikirkan masa depannya. Kalau perlu, nikah siri dengannya juga aku mau.

Akhirnya Hua menggelepar – gelepar sambil memelukku erat – erat. Dan akhirnya ia mengejang sambil menikmati puncak orgasmenya. Aku pun tak mau bertahan lama di atas perut Hua, karena takut Zelita keburu bangun.

Maka dengan gencar kontolku menggenjot liang memek super sempit itu. Sampai akhirnya kutancapkan kontolku di dalam liang memek super sempit dan liangnya cukup dalam itu. Lalu kontolku mengejut – ngejut sambil memuntahkan lendir kenikmatanku.

Cooooooooooooooottttt ... creetttttcrett ... coooooooooooooooootttt ... crooooooooottttttttt ... cretttt ... croooooottt ... croooooooooooooooootttttt ... !

Makasih apdetnya bro @Otta
 
gapake mulustrasi aja udah crat cret crot.. ditambah mulustrasi jadi brocrott.. lagi, suhu
 
Updatenya "sesuatu" banget hu
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd