Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG - TAMAT G I G O L O

Status
Please reply by conversation.
terima kasih updatenya Bang Asep hahaha.. barang baru lagi, mantab tenang ...lanjut.
 
manstab suhu ditunggu update berikutnya...kalau boleh usul yg gabby dan antoinette boleh dong suhu mulustrasinya....keep posting suhu
 
Buat para suhu yang konsisten memijat like dan memberi komentar, nubie haturkan banyak terimakasih.
Mohon maaf, sekarang sering dibagi 2 partnya, karena nubie ingin agar suhu jangan terlalu lama menunggu

updatenya.
boleh lah ntu Bu Fatima ane icip, komuknya bikin nagih, suhu
 
Episode 2



Part 15A





B
u Fatima punya tujuan khusus, tak sekadar ingin melampiaskan nafsu birahinya. Dia ingin hamil. Sehingga aku harus berusaha untuk menumpahkan spermaku tepat pada saat dia sedang menikmati orgasmenya.

Dan aku berhasil melakukannya. Aku berejakulasi pas pada waktu Bu Fatima sedang menikmati orgasmenya.

Lalu dia pamitan pulang ... !

Maaak ... dia cuma ingin dicrot belaka ?

Tapi aku tidak menahannya. Kubiarkan Bu Fatima pulang, tanpa mengantarkan ke rumahnya. Karena takut ada tetangga yang usil lalu nyebar gosip katanya.

Begitu Bu Fatima berlalu, datang call dari Mama Lanny pula.

Mama Lanny memintaku pulang. Aku hanya mengiyakan, tanpa membantah sepatah kata pun.

Lalu aku meninggalkan hotel, menuju toko kebutuhan anak – anak yang sangat lengkap itu. Beberapa macam boneka kubeli. Bahkan sebuah replika mobil Ferrari putih kubeli, sambil membayangkan betapa senangnya Zelita naik mobil – mobilan yang bisa dikendalikan oleh baterai itu.

Lalu aku pulang ke rumahku yang dihuni oleh Mama Lanny dan anakku Zelita.

Ya, rumah hadiah dari Tante Sharon itu adalah awal kebangkitanku. Karena itu aku tak pernah mengikrarkan rumah itu sebagai rumah Mama Lanny. Kalau pun Mama Lanny ingin punya rumah, aku akan memberinya rumah lain. Jangan rumah pemberian dari Tante Sharon itu.

Ketika aku tiba di rumah itu, suasananya terasa sepi. Karena Mama Lanny dan Cici Fen sedang di FO. Biarlah, aku tak perlu memanggil Mama Lanny, karena yang kukangeni adalah Zelita, anak tersayangku.

Maka kuangkut oleh – oleh untuk Zelita. Replika mobil sport dan boneka – boneka itu.

Tapi kulihat Zelita sedang tidur, ditemani oleh seorang wanita muda yang aku belum kenal, tapi aku bisa memastikan bahwa dia itu Lan Ying. Calon pengganti Hua untuk mengasuh Zelita.

“Lan Ying ?” tanyaku setengah berbisik karena takut membuat Zelita terbangun.

“Iya, “ sahutnya sambil turun dari bed Zelita dan menjabat tanganku, “Bang Asep ya ?”

Darahku agak berdesir. Karena tak menyangka Lan Ying sebagus itu. Berkacamata tapi kelihatan cantik. Bertubuh bohai pula. Kurasa Lan Ying inilah yang tercantik di antara famili Mama Lanny.

Lalu kuajak Lan Ying keluar dari kamar Zelita.

“Bagaimana Zelita udah mau diasuh olehmu ?” tanyaku setelah mengajak Lan Ying duduk di ruang keluarga.

“Sudah Bang, “ sahutnya. Lagi – lagi memanggilku Bang. Padahal usianya 5 tahun lebih tua dariku (menurut keterangan Mamah Ling, usia Lan Ying itu 25 tahun dan berstatus janda).

“Kamu udah punya anak Ying ?” tanyaku.

“Belum, “ Lan Ying menggeleng.

“Kamu harus sayang sama Zelita ya. Asuh dan layani dia sambil melatih dirimu sendiri. Supaya kalau kamu sendiri punya anak nanti, kamu udah terbiasa mengurus anak kecil. Lita merepotkan nggak ?“

“Nggak Bang. Dia cuma minta ditemani, dibikinkan susu, disuapin makan dan sebagainya. Aku juga heran, dia selalu tenang. Gak pernah rewel seperti anak orang lain. “

“Hua ke mana ?” tanyaku.

“Sejak ada aku, Hua tinggal di kamar yang di atas. Supaya Lita terbiasa jauh dari Hua, “ sahut Lan Ying.

Tiba – tiba terdengar suara lucu Zelita, “Papaaaaaa .... !”

Aku menoleh ke arah Zelita yang sedang berlari ke atahku. Lalu aku berdiri, menangkap Zelita dan mengangkatnya sambil menciuminya. “Itu papa bawa oleh – oleh buat kamu Sayang ... “ kataku sambil menunjuk ke kotak – kotak dus berisi replika sedan sport dan boneka – boneka itu.

Zelita tampak senang sekali mendapat oleh – oleh dariku. Diciuminya boneka – boneka itu, sementara aku membongkar kotak besar berisi replika sedan sport itu.

Tapi kelihatannya Zelita lebih suka memainkan boneka – boneka barunya. Sementara sedan sport mainan itu hanya diliriknya sebentar, lalu asyik lagi memainkan boneka – boneka barunya. Padahal replika sedan sport itu harganya jauh lebih mahal daripada semua boneka itu. Mungkin karena naluri anak cewek berbeda dengan naluri anak cowok.

Tak lama kemudian Mama Lanny datang. Ia memeluk dan mencium bibirku. Lalu menoleh ke arah Zelita yang sedang asyik bermain dengan boneka – bonekanya.

Mama Lanny tersenyum – senyum melihat keasyikkan Zelita.

“Cici Fen udah bertugas di FO baru kita, “ kata Mama Lanny.

“Ogitu. Baguslah. Aku senang Mama bisa mengembangkan diri. Mudah – mudahan Cici Fen mampu mengembangkan diri juga di FO baru itu. “

“Harapan mama juga begitu. Tapi Cici Fen itu supel orangnya. Aku yakin dalam tempo singkat dia bisa meraih banyak langganan. “

Aku mengangguk – angguk. Lalu berdiri dan melangkah ke dalam kamarku yang sudah lama tidak kutempati. Setelah melepaskan sepatu, aku rebahan di atas bed yang sudah lama tidak kutiduri ini.

Mama Lanny pun masuk. Duduk di pinggiran bed sambil memijati kakiku yang masih berkaus kaki.

“Kelihatannya Lita langsung lengket sama Lan Ying ya, “ kataku.

“Iya. Soalnya Lan Ying itu penyabar orangnya. “

“Mama manggil aku mau ngomongin soal apa ?”

“Soal Hua itu. Kan katanya mau dipindahkan ke rumah yang sudah disediakan sama Asep. “

“Memangnya sudah pasti Lan Ying bisa mengurus Lita ?”

“Bisa, “ Mama Lanny mengangguk, “Lan Ying malah lebih cekatan daripada Hua. Makanya Lita langsung lengket sama Lan Ying. “

“Jadi hari ini Hua sudah bisa kubawa pindah ?” tanyaku tanpa menyebutkan bahwa mamahnya Hua sudah standby di rumah rahasiaku.

“Iya, silakan. Tapi Lan Ying jangan dibawa pindah seperti Hua. Karena mencari pengasuh Lita itu gak mudah. “

“Hahahaaa ... kenapa Mama bicara begitu ?”

“Soalnya Lan Ying itu cantik. Seksi pula. Kalau Asep mau menggauli dia, silakan aja. Biar dia merasa terikat di sini. Tapi jangan dibawa pindah seperti Hua. Biarkan Lan Ying tetap di sini. “

“Lantas ... Mama gak kangen sama aku ?”

“Kangen sih. Tapi aku lagi kurang enak badan. Kena flu sejak kemaren. “

“O, kalau lagi flu sih jangan. Biar anak kita tetap sehat dan kuat, “ kataku sambil mengusap – usap perut Mama Lanny.

Lalu aku turun dari bed. “Ya udah ... mana Hua ? Sekarang aja pindahnya. “

“Dia udah berkemas – kemas kok di atas. “

Tak lama kemudian, Hua pun muncul. Dengan sebuah koper besar.

Tapi seperti biasa, Zelita memegangi tanganku sambil berkata, “Itut Papa ... ituuut ... “

Itut itu maksudnya ikut.

Mama Lanny cuma tersenyum – senyum menyaksikan Zelita yang ingin ikut padaku. Lalu berkata setengah berbisik, “Berarti Lan Ying harus ikut juga. Tapi ingat ya, jangan bikin rencana untuk memindahkan dia ke rumah lain. “

“Oke, “ aku mengangguk, “Lita ketagihan ikut sama aku. Maklum aku kan gak tiap hari bisa ketemu anak. “

“Jangan kemaleman pulangnya ya, “ kata Mama Lanny.

“Kalau Lita mau tidur di tempatku gimana ?”

“Mmm ... ya udah. Tapi ingat jangan bikin rencana memindahkan Lan Ying dari sini ya Sayang, “ bisik Mama Lanny di dekat telingaku.

“Iya ... iya ... “ sahutku sambil tersenyum.



Beberapa saat kemudian, sedan deep brown-ku sudah kujalankan di atas jalan aspal.

Hua duduk di samping kiriku, sementara Lan Ying dan Zelita beserta boneka – bonekanya duduk di belakang.

Aku tidak mau Lan Ying mengetahui di mana Hua ditempatkan. Rumah itu masih tetap kurahasiakan. Hanya Hua dan mamahnya yang berhak tahu dan tinggal di sana.

Karena itu aku mau ke hotelku dulu. Untuk mendrop Lan Ying dan Zelita di sana. Kemudian akan mengantarkan Hua ke rumah rahasia itu, di mana Mamah Ling sudah kutempatkan.

Hua tidak turun dari mobilku ketika sudah tiba di depan kamar pribadiku. Hanya Lan Ying yang turun bersama Zelita dan boneka – bonekanya.

Setelah berada di dalam kamar pribadiku, aku berpesan kepada Lan ying, “Aku tinggalin dulu di sini ya Ying. Aku mau nganterin Hua dulu ke luar kota yang jaraknya cukup jauh dari sini. Jaga Lita jangan sampai main di luar. Susu dan makanan balita dibawa kan ?”

“Dibawa Bang, “ sahut Lan Ying.

“Kalau mau mandi di sana tuh pintunya. Di dalam kamar mandi banyak kimono dan handuk yang masih baru semua. Ambil yang kamu suka. Dan pakai aja. Karena kita mau nginep di sini nanti, “ kataku yang diikuti dengan bisikan, “Supaya kita puas pacaran nanti. “

Bisikan itu kubarengi dengan memegang bokong super semoknya.

“Hiiihiiii ... Bang Asep ... “

“Mau kan pacaran semalaman sama aku nanti ?” tanyaku.

Lan Ying menatapku dengan bola mata bergoyang. Lalu mengangguk dan tersipu.

“Santai aja. Mama Lanny udah ngijinin kok, “ kataku.

“Ngijinin apa ?”

“Ngijinin wikwik sama kamu. Kalau gak percaya, tanya aja nanti sama Mama Lanny. “

“Mmmm ... “ gumam Lan Ying sambil mendekap pinggangku.

“Begitu melihatmu tadi, aku langsung suka. Kebetulan Lita pengen ikut, jadi aku bisa bawa kamu untuk menjaga dia. Jadi ... nanti setelah nganterin Hua, aku balik lagi ke sini. Makanya mandi sebersih mungkin nanti, sambil mandiin Lita ya. Pakai air hangat aja, jangan pakai air dingin, “ ucapku sambil mendekatkan bibirku ke bibir sensual Lan Ying. Lalu memagut dan menciumnya dengan hangat.

Setelah ciumanku terlepas, Lan Ying semakin erat mendekap pinggangku sambil berkata, “Jangan terlalu lama ninggalin aku di sini ya Bang. “

“Iya. Udah gak sabaran pengen pacaran denganku ?” tanyaku sambil meremas bokong super semoknya.

“Iya, “ sahutnya lugu, sambil tersipu – sipu malu.

“Sabar ya. Aku juga udah gak sabar. Tapi Hua kan harus dianterin. Mamahnya udah nungguin dari tadi, “ kataku sambil mengusap – usap rambut Lan Ying.

“Iya ... iyaaa ... terimakasih ... “

“Terima kasih untuk apa ?”

“Untuk Bang Asep yang udah suka padaku. “

“Terus ... perasaanmu sendiri gimana ? Suka padaku gak ?”

Lan Ying mengeratkan lagi dekapannya di pinggangku sambil menyahut perlahan, “Suka sekali Bang. “

Kukecup lagi bibir Lan Ying, lalu kutinggalkan kamar pribadiku. Menuju mobil yang mesinnya tidak kumatikan, karena ada Hua di dalamnya.

Sesaat kemudian mobilku sudah kujalankan lagi di atas jalan aspal.

“Nanti sama Mamah harus minta diajarin ya, “ kataku di belakang setir.

“Minta diajarin apa Bang ?” tanya Hua.

“Tanyain cara yang bagus untuk meladeniku pada waktu sedang bersetubuh. “

“Hihihiii ... harus nanya ke Mamah ?”

“Iyalah. Mamahmu kan sudah sangat berpengalaman. “

“Iya deh. Nanti mau nanyain Mamah, bagaimana caranya supaya Abang puas di ranjang. “



Dibutuhkan waktu lebih dari sejam untuk mencapai rumah rahasiaku (yang sudah bukan rahasia lagi, karena Mamah Ling dan Hua ditempatkan di rumah itu).

Tapi setelah tiba di rumah itu, aku tidak lama singgah, karena “Meninggalkan anakku di hotel, takut nangis, “ itu alasan yang kukatakan kepada Mamah Ling. Padahal sebenarnya aku sudah gemas, ingin menikmati tubuh bohai Lan Ying ... !

Maka beberapa saat kemudian mobilku sudah kularikan di jalan raya lagi. Untuk kembali ke kotaku, ke hotelku.

Setelah tiba di depan pintu kamar pribadiku, kulihat jam tanganku. Ternyata 2 jam lebih aku meninggalkan hotel untuk mengantarkan Hua itu.

Kemudian aku masuk ke dalam kamar pribadiku, di mana kulihat Lan Ying sedang nonton televisi, sementara Zelita sedang tidur di bed kecil yang tak jauh dari bedku itu.

“Udah lama Lita tidur ?” tanyaku setengah berbisik, agar tidak membangunkan Zelita.

“Barusan tidurnya sehabis disuapin makan bubur balita, “ sahut Lan Ying.

“Biasanya kalau tidur siang berapa jam ?” tanyaku, ingin menguji ketelatenan Lan Ying terhadap Zelita.

“Sekitar tiga jam biasanya, “ sahut Lan Ying yang pada saat itu mengenakan celana panjang berwarna dril (coklat muda) dan baju kaus abu – abu. Tapi sepintas pun tampak bahwa kini ia tidak mengenakan beha. Kedua pentil toketnya tampak menyembulkan baju kausnya. Membuatku ingin segera menelanjanginya. Tapi aku tak mau terlalu vulgar, supaya bagus kesannya kelak.

Maka lengan kiriku mulai melingkari leher Lan Ying yang duduk di sebelah kiriku. Sementara bibir sensualnya kupagut dan kulumat dengan hangat.

Pada saat yang sama tangan kananku diselinapkan ke balik baju kaus abu – abunya. Dan mulai menyadari betapa gedenya toket janda muda ini. Membuatku semakin bergairah untuk meremasnya dengan lembut.

“Bang ... boleh aku tau ... apa yang Bang Asep suka pada diriku ?” tanya Lan Ying ketika tanganku masih meremas toket gedenya dengan lembut.

“Pertama ... kamu cantik dan anggun dengan kacamata itu. Kedua bodymu ... aduhai sekali. Seperti toketmu ini ... sudah lama aku ingin punya cewek yang toketnya gede tapi belum kendor seperti ini, “ sahutku.

“Terus apa lagi ?” tanyanya. Mungkin ia ingin menghindar agar jangan dulu horny, dengan cara ngomong.

“Bokongmu juga semok. Pokoknya kamu ini ya cantik, ya anggun sekaligus seksi. “

“Sebentar ... aku mau lepasin celana panjangnya dulu, “ kata Lan Ying sambil mengeluarkan tanganku dari balik baju kaus abu – abunya.

“Sekalian lepasin celana dalamnya juga ... biar gak ribet lagi. Mumpung dia masih nyenyak tidurnya, “ kataku sambil menunjuk ke arah Zelita yang masih tidur pulas.

“Iya, “ Lan Ying mengangguk patuh. Tak mau membantah perintahku sepatah kata pun.

Aku melangkah ke arah bed. Melepaskan segala yang melekat di tubuhku, terkecuali celana dalam yang masih kupakai. Karena kata para ahli, cowok itu supaya tampil seksi, jangan langsung telanjang bulat. Biarkan celana dalam dipakai dulu pada waktu mau foreplay.

Sedangkan Lan Ying, tidak ada yang disisakan. Tubuhnya sudah telanjang bulat dan naik ke atas bed sambil menutupi memek dengan telapak tangannya.

Tapi kutarik tangan yang menutupi memeknya itu, karena aku ingin tahu seperti apa bentuk memek janda muda bertubuh bohai ini.

Dan apa yang kulihat ? Memem Lan Ying tebal sekali labia mayoranya, sehingga sebagian ada yang tersembul ke luar. Padahal lipatan atau belahannya cukup lebar.

Wow ... ini adalah bentuk memek favoritku. Baru melihatnya saja sudah terbayang enaknya memek Lan Ying yang bertubuh XL ini (baru XL belum XXL, hahahaaa). Terlebih lagi setelah melihat kelentitnya yang lebih gede daripada kelentit – kelentit perempuan lain. Sudah tampak tegang pula.

Maka tanpa basa basi lagi kuserudukkan mulutku ke memek berlabia mayora tebal memanjang dari atas ke bawah itu.

Makasih apdetnya bro @Otta
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd