Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gairah Mbak Helga Suntari Pemilik Toko Mainan

pisang9

Suka Semprot
Daftar
27 Jul 2014
Post
15
Like diterima
53
Bimabet
Senin pagi itu, tak biasanya Helga Suntari datang pagi-pagi sekali ke tokonya di Daerah Tambun, daerah selatan stasiun Tambun Bekasi. Saat itu ia mengenakan blouse hijau tanpa lengan yang sangat ketat di tubuhnya yang putih montok. Rambut ikalnya yang panjang bercat kemerahan diikatkannya ke atas, memperlihatkan tengkuknya yang putih seksi***panya pagi itu, ia memang orang pertama yang datang ke tokonya. Pegawai-pegawainya biasanya baru datang pukul 8 pagi. Setelah membuka pintu toko mainannya, ia langsung menuju meja kasir dan menghitung laba perolehan hari sebelumnya, sambil menunggu para pegawainya datang 1 jam lagi. Helga Suntari adalah seorang wanita keturunan Jawa, yang sudah cukup berumur. Akan tetapi, walaupun usianya sudah kepala 4, tetapi perawakannya masih mengundang air liur lelaki yang memandangnya. Tubuhnya yang montok selalu mengundang lirikan lelaki dan memancing fantasi liar untuk dapat menindihnya. Belum lagi bila memandang buah dadanya yang putih montok itu, setiap lelaki pasti ingin meremas gemas dam memelintir lembut putingnya. Di usianya itupun, wajahnya masih menunjukkan garis-garis kecantikan, serta sorot matanya yang sayu tetapi tajam, menandakan kebinalannya di atas tempat tidur.

Sebagaimana umumnya orang Bisnis, naluri bisnisnya memang cukup tajam. Baru beberapa bulan saja toko mainannya ini ia kelola, ia sudah mendapatkan cukup banyak pelanggan. Mungkin karena harga mainan anak-anak di tokonya ini relatif murah dibandingkan harga ditoko lainnya.Sambil menunggu pegawainya, Helga Suntari duduk di belakang meja kasir, menghitung laba hari sebelumnya. Belum ada pelanggan yang datang, mungkin karena hari masih cukup pagi, dan di luar pun cuaca terlihat agak mendung.“Wah, pagi-pagi begini sudah mendung, bisa susah rejeki nih!” pikirnya sambil melihat ke arah luar.”Mudah-mudahan aja, nggak hujan..”Helga Suntari kembali melanjut pekerjaannya, sampai tiba-tiba di luar gerimis pun turun.

“Lho, baru aja dibilangin, malah hujan beneran deh..” gerutunya.”Anak-anak bisa terlambat dateng nih!” ujarnya lagi sambil melirik arloji emas berbentuk kotak di lengan kanannya.Gerimis itu lama-kelamaan menjadi hujan yang cukup deras, sehingga hawa pagi itu menjadi semakin dingin. Di luar pun, beberapa orang menghentikan sepeda motornya untuk mengenakan jas hujan, lalu kembali meneruskan perjalanannya. Kecuali beberapa pejalan kaki yang terus berjalan sambil berusaha menghindari hujan, ada juga dua orang pengendara motor yang memilih untuk berteduh sebentar di depan tokonya.Salah seorang pengendara motor itu, kelihatannya seorang mahasiswa yang hendak pergi kuliah dan tidak membawa jas hujan. Pemuda itu memilih untuk berteduh di depan tokonya, sambil melihat-lihat dari luar ke dalam toko mainan Helga Suntari. Tak lama kemudian, ia masuk ke toko itu, sambil terus melihat-lihat mainan yang ada. Melihat ada tamu yang masuk ke tokonya, Helga Suntari langsung mempersilahkan pemuda itu dan menghentikan pekerjaannya menghitung laba.

“Ada yang bisa saya bantu?” tanya Helga Suntari.“Oh, maaf kebetulan saya kehujanan dan berteduh di depan, saya baru ingat kalau saya memerlukan spare parts untuk mobil remote control saya dirumah” jawab pemuda itu.“Wah, kalau spare parts remote control, kebetulan disini cukup lengkap, kalaupun di etalase kosong, mungkin bisa saya carikan di gudang”. Ujar Helga Suntari.”Memangnya bagian apa yang diperlukan?”

“Saya butuh dinamo dan ban untuk mobil remote control saya dirumah,” jawab pemuda itu.Sambil menerangkan jenis yang dicarinya ia terus mengamati Helga Suntari yang sedang mengecek buku inventarisnya. Ia baru saja menyadari, bahwa lawan bicaranya itu ternyata sangat menggoda dan membangkitkan gairahnya. Terutama di pagi hari yang sangat dingin itu. Melihat keadaan toko yang sepi itu, ia ingin mencoba mencari kesempatan di dalam kesempitan. Ia pun berusaha berkenalan dengan Helga Suntari.

“Oya, kenalkan nama saya Hermanto,” pancing pemuda itu dan panggil saja anto“Oh, saya Helga Suntari,” balas Helga Suntari.“Saya mesti panggil Mbak atau Tante nih?” tanya Anto lagi.“Terserah deh! Enaknya Dik Anto aja gimana,” jawab Helga Suntari.
”Wah, sepertinya dinamo yang untuk model itu disini sudah habis, saya memang nggak menyimpan stok banyak, karena kurang banyak peminatnya”.“Yah, sayang sekali.. Apa di gudang juga sudah habis?” pancing Anto.

“Oh iya, saya hampir lupa, sebentar saya coba carikan,” lanjut Helga Suntari sambil mengunci mesin kas-nya dan beranjak keluar meja kasir ke arah gudang di lantai dua toko itu.
”Dik Anto tunggu sini sebentar ya?”.Saat melihat Helga Suntari berdiri dan berjalan, gairah Anto semakin meluap. Terlebih lagi ketika ia mengamati Helga Suntari menaiki tangga kayu itu, matanya semakin nakal melirik ke arah bongkahan pantat Helga Suntari yang terbungkus rok jeans mini. Entah ke berapa kalinya ia menelan ludah, sejak ia pertama kali melihat Mbak Helga Suntari itu. Dan entah desakan dari mana yang membimbing Anto mengikuti Helga Suntari, naik ke lantai dua.

Ia kemudian memegang pegangan tangga, untuk mengikuti Mbak Helga Suntari itu, sambil mendongak ke atas melihat Helga Suntari yang masih menaiki tangga itu. Terlihat jelas oleh matanya, Helga Suntari saat itu mengenakan celana dalam hitam berenda dan samar-samar memperlihatkan gundukan putih menggiurkan yang ditumbuhi bulu-bulu halus. Pemandangan itu membuat nafasnya semakin naik turun.Perlahan-lahan agar tak terdengar oleh Mbak Helga Suntari itu ia mulai meniti anak tangga, hingga akhirnya ia sampai ke lantai dua yang merupakan gudang di toko itu. Ia menghampiri Helga Suntari yang sedang berjongkok mengaduk-aduk sebuah kardus. Anto mengendap-endap ke belakang Helga Suntari, kemudian berdiri tepat di belakang Helga Suntari, menunggu Mbak Helga Suntari itu berdiri.

Tak lama kemudian, kelihatannya Helga Suntari sudah menemukan apa yang di carinya, setelah menaruh kembali kardus itu ke tempat semula, ia pun berdiri, dan langsung dikejutkan oleh kehadiran Anto di hadapannya.“Lho..”Belum sempat Helga Suntari menyelesaikan kalimatnya, Anto langsung memeluk Helga Suntari, sambil membungkam mulut Mbak Helga Suntari itu dengan tangannya. Otomatis Helga Suntari meronta dan berusaha berteriak, sambil memukuli punggung Anto. Akan tetapi, hal itu sia-sia belaka, tangan Anto yang lebih kuat semakin mendekap tubuhnya dan membungkam mulut Helga Suntari. Hingga akhirnya Helga Suntari sadar bahwa usaha apapun yang dilakukannya akan sia-sia. Tubuh montoknya pun menjadi lemas.

Melihat Helga Suntari sudah menjadi lemas, Anto mengendurkan dekapan dan bungkaman pada bibir Helga Suntari. Ia langsung menciumi bibir Mbak Helga Suntari itu, dilumatnya habis wajah Helga Suntari. Diciumi dan dijilatinya wajah cantik itu sambil nafasnya tersengal-sengal penuh nafsu.“Aa.. Apa yang kau lakukan?? Kurang ajar kamu!” bisik Helga Suntari terpatah-patah karena ketakutan.“Tenang Mbak Helga Suntari.. Jangan takut, Mbak Helga Suntari nurut aja.. Lagi pula teriakan Mbak Helga Suntari nggak akan terdengar karena derasnya hujan,” jawab Anto sambil terus menciumi bibir Helga Suntari dan tangannya sudah mulai menjamah bagian buah dada Mbak Helga Suntari itu.“Jjja.. Ngann.. Please.. Kenapa kamu nggak nyari perempuan yang lebih muda aja?” Pinta Helga Suntari sambil berusaha menepis tangan Anto yang sudah mulai meremas lembut puting kirinya yang masih terbungkus bra dan blouse dari luar.“Kalau kamu mau uang, ambil aja di kassa.. Tapi jangan seperti ini.. Please..”

“Aku mau Mbak Helga Suntari aja.. Sudah deh, Mbak Helga Suntari nurut aja.. Ntar pasti Mbak Helga Suntari nikmatin juga. Percaya deh!” bisik Anto di telinga Helga Suntari, sambil kemudian dijilatinya telinga yang putih kemerahan itu.“Mmmhh.. Mbak Helga Suntari begitu harum.. Kulit Mbak Helga Suntari mulus dan wangi..” sambung Anto sambil terus menggerayangi buah dada dan lengan Helga Suntari.

Helga Suntari enggan mengakui kalau ia merasa tersanjung oleh kata-kata pemuda yang sedang mencoba memperkosanya itu, tetapi hati kecilnya tergoda juga oleh kata-kata pemuda itu.
Sambil mendorong tubuh Helga Suntari agar rebah ke lantai, tangan Anto kini mulai berpindah ke daerah perut Helga Suntari, yang kelihatannya sudah semakin tak berkutik. Direnggutnya blouse Mbak Helga Suntari itu ke atas, dan terpampanglah perut yang putih mulus, walaupun agak sedikit gemuk, tetapi tak mengurangi keseksian Mbak Helga Suntari itu. Ciuman-ciuman Anto kini mulai turun ke leher, buah dada yang masih terbungkus pakaian, dan akhirnya mulai menggerayangi perut dan pusar Helga Suntari.

Rupanya ciuman Anto di bagian perut dan permainan lidah di pusarnya itu lama kelamaan menimbulkan kegelian yang amat sangat. Tak munafik, Helga Suntari menikmati hal itu. Teriakannya berangsur-angsur berubah menjadi desahan. Tangannya yang berusaha mendorong tubuh Anto, sekarang sesekali meremas rambut Anto dan menekan kepala Anto semakin dalam dan merapat dengan tubuhnya. Saat ini yang ada hanyalah erangan-erangan kecil dari mulut Helga Suntari yang sedang di permainkan oleh lidah nakal Anto.“Ssshhtt.. Jjjangann.. Llleppasskanhh.. Aaauuhhff..” bisik Helga Suntari kegelian.

Helga Suntari pun akhirnya dilanda kebimbangan karena di satu sisi ia merasa harus mempertahankan dirinya agar tidak diperkosa oleh pemuda itu, di lain sisi ia mulai menikmati permainan yang sedikit kasar itu. Sementara itu, tanpa disadarinya tangan Anto sudah berhasil menyingsingkan rok mininya ke atas, dan tangan pemuda itu sudah mulai menggerayangi daerah kemaluan Helga Suntari.“Nngghh..” tak sadar Helga Suntari melenguh nikmat.Tangan kekar itu tak henti-hentinya mengelus-elus bukit kenikmatannya dari luar celana dalamnya yang sudah mulai basah. Ciuman pemuda itu pun tak henti-hentinya menggerayangi bibir, leher dan buah dadanya yang montok dan masih terbungkus bra hitam berendanya itu.“Ahh.. Sshh..” lenguh Helga Suntari.
Helga Suntari semakin menikmati kenakalan pemuda itu. Saat ini ia justru mengharapkan agar pemuda itu semakin berbuat kurang ajar padanya. Matanya mulai terpejam seiring dengan semakin membanjirnya lendir kenikmatan di vaginanya. Pikirnya, pemuda itu memang tahu caranya memanjakan wanita. Helga Suntari pun sudah tak merasa bahwa dirinya akan diperkosa. Ia justru mendambakan sentuhan pemuda itu.Jemari Anto bermain di pinggiran celana dalam Helga Suntari. Diusap-usapnya jahitan pinggir celana dalam hitam berenda yang semakin basah itu. Sesekali jemari nakalnya menyelip masuk ke dalam celana dalam itu sambil mengusap lembut gundukan yang ada di dalamnya. Usapan jemari Anto pada jahitan renda pinggiran celana dalam Helga Suntari menimbulkan suatu sensasi dan rangsangan yang sangat dinikmatinya. Jahitan dari motif renda yang tak rata itu menyebabkan jemari Anto yang bermain diatasnya seakan-akan menggaruk-garuk daerah sekitar vaginanya. Terlebih saat Anto memang sengaja menggaruk bagian itu dengan kukunya. Hal ini membuat Helga Suntari semakin tak kuasa untuk menahan lendir kenikmatannya yang semakin membanjiri daerah itu.“Aughh.. Nakal kamu ya!” jerit Helga Suntari saat merasakan jari telunjuk pemuda itu menyelip masuk dan mengusap lembut labium mayoranya.Sesaat telunjuk pemuda itu keluar dari dalam celana dalam Helga Suntari, ia langsung menyodorkan jemari yang dibasahi oleh lumuran lendir kenikmatan Helga Suntari itu ke bibir seksi Mbak Helga Suntari itu. Dan langsung saja Helga Suntari menyambut dan mengulum telunjuk yang penuh dilumuri oleh lendir kenikmatannya sendiri itu dengan penuh nafsu. Anto sendiri tak henti-hentinya menggerak-gerakkan telunjuknya yang sedang dikulum Helga Suntari seakan-akan ingin mengorek-ngorek bagian dalam mulut wanita itru dengan lembut. Melihat Mbak Helga Suntari itu menjilati telunjuknya dengan penuh nafsu, Anto langsung mendekati bibir wanita itu, berharap agar masih ada sisa lendir kenikmatan wanita itu dalam mulut seksinya.

Helga Suntari agaknya mengerti oleh apa yang diinginkan pemuda itu. Ia langsung mengumpulkan ludah dalam mulutnya yang memang masih bercampur dengan lendir kenikmatannya, kemudian disodorkannya ludahnya itu dengan bibir sedikit terbuka penuh gairah. Anto langsung melumat gemas bibir Helga Suntari. Dikecap-kecapnya sebentar ludah Mbak Helga Suntari itu dalam mulutnya, kemudian ditelannya penuh nafsu.Melihat kelakuan pemuda itu, Helga Suntari menjadi semakin terbakar oleh nafsu. Ia semakin lupa pada keadaan dirinya yang hendak diperkosa. Dan agaknya keadaan itu sekarang telah berubah menjadi keinginan untuk sama-sama saling memuaskan karena Helga Suntari sudah mengabil posisi telentang dengan pahanya agak terbuka.

Helga Suntari langsung menarik kepala pemuda itu, diciuminya bibir pemuda itu dengan penuh gairah. Kemudian dijambaknya rambut Anto sambil didorongnya kepala pemuda itu agar mulutnya mengarah ke vaginanya. Anto yang memang sudah terbakar oleh nafsu sejak pertemuan di meja kasir tadi, langsung saja menuruti keinginan Mbak Helga Suntari itu. Tanpa membuka celana dalam Helga Suntari, ia langsung menjilati vagina Helga Suntari dengan hanya cukup menarik pinggiran berenda celana dalam Mbak Helga Suntari itu di sekitar vaginanya. Dijilati dan digigitnya dengan penuh nafsu vagina itu sambil kepalanya terus dipegang dan dijambaki oleh Helga Suntari.

http://ceritadewasa74.********.com/2014/08/gairah-mbak-helga-suntari.html

Bersambung
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
:repost1: dforum lain/blog lain yg prnh ane baca jdulny "Tante Deby",low ni latar dan nama tkohny dgnti

*karya yg baik adlh buah pkrn kita sndri
 
copas plus edit, hargain dnk yg Buat, masa ente cuma paste walau di ganti namanya ttp ketauan.
 
pantesan nyebut nama aja dr awal cerita sampe akhir terus terusan pake nama lengkap, Helga Suntari :D
ngeganti namanya pake fitur find n replace yaa?? :D
 
kebanyakan reader reader kita ini adalah reader penjelajah forum sejenis dari web lain jadi mereka hapal mana yg copas mAna yg repost bahkan yg terjemahan juga mereka dah tau. jadi klo cuma ganti tokoh dan lokasi pasti mereka tau ...
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd