Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Gak pake judul

Setelah sekian lama akhirnya eyang datang mengunjungiku

"hai jak. gimana latihanmu?" tanya eyang
"lancar eyang. walopun berat hehehe" kataku
"bagus. lanjutin yg rajin ya. eyang jati itu kalo salah dihukum yg berat aja hehehe" kata eyang dan eyang jati cuma ngangguk dan senyum

skip

setelah beberapa lama latihan

"sudah istirahat dulu. sini duduk." eyang manggil kami
"jaka. sana bersih bersih dulu trus istirahat." kata eyang dan aku pun pergi
"om jati. gimana kabarnya? keluargamu semuanya sehat?" tanya eyang
"semuanya sehat paduka" kata eyang jati
"gimana perkembangan jaka?" kata eyang edy
"sudah ada perkembangan yg signifikan. dia sangat cepat belajar dan mengerti apa yg hamba ajarkan."
"dan yg hamba perhatikan sepertinya dia juga menyerap energi di alam ini dengan tidak sadar"
"dia anak yg istimewa. bisa jadi dia seperti prabu joyonegoro waktu dulu." kata eyang jati

sejenak eyang edy terdiam. merenung

"om. aku kaya gini aja belum dibuka cakra nya seperti om omongin waktu itu. apalagi dia nanti di buka segel cakra nya"
"sebelum aku pergi dipanggil yg maha kuasa mungkin baiknya aku buka dulu segel nya"
"aku gak dibuka segelnya karna leluhurku udah meninggal semua" kata eyang edy

"betul paduka. tapi zaman paduka waktu itu belum ada musuh bebuyutan paduka yg kekuatannya hanya bisa paduka sendiri yg memusnahkan"
"sekarang dia sudah muncul di generasi setelah paduka raja"
"bisa di bilang umurnya sama dengan anak tuan atau ayah dari jaka"
"belum terlambat jika jaka dipersiapkan untuk menghadapinya"kata eyang jati
"tapi untuk membuka segel itu harus dibayar dengal mahal sekali tuan"kata eyang jati

"ya om. aku mengerti. tapi seenggaknya nantinya keturunanku tidak musnah"
"dan kalo kita menang kita bisa memutus titisannya"kata eyang edy
"oh iya om. gimana dengan anak ku yg satu itu?"kata eyang edy

"dia sudah berhasil bergabung dengan mereka. tapi belum bisa masuk ke lingkaran inti"
"belum ada informasi penting yg bisa di berikan tapi perlahan dia mulai masuk"
"dia sudah tau mengenai jaka. dan dia bersumpah tidak akan memberikan tahta kerajaan jika jaka tidak pantas"
"cucu tuan sudah hamba jelaskan dan mereka semua suatu saat akan bertemu karena mereka saling terhubung" kata eyang jati
"hehehehe anakku yg satu itu memang begitu. tapi aku tau dia memang bisa diandalkan"kata eyang jati

skip skip

aku bangun dari tidur dan ya seperti biasa. udah ada sarapan di mejaku. didalam kamar yg gedenya kaya lapangan futsal.
disini suasana setiap saat selalu seperti ini. ga pernah ada malam ga tau kenapa.

"selamat pagi tuan muda. anda ditunggu paduka raja di pendopo" kata seorang emban yg cantik jelita. dada membusung kaya mau loncat ketahan kemben batik yg bikin jantung berdegup kencang.
seketika jagoanku si imin bangun berdiri tegak keras melihat pemandangan indah di depanku
"iya. aku kesana" aku bangun sambil nahan konak karna inget omongan eyang agar jangan tergoda sama perempuan disini.

aku mandi dan akhirnya ngocok karna gak tahan liat pemandangan tadi.
selesai mandi aku langsung pake pakaian latihan trus ke pendopo.
sampai di pendopo disana udah ada eyang sama eyang jati duduk

"dasar anak muda. pake ngocok segala mandinya. jadi lama. sini duduk disini" aku pun duduk di depan eyang.
"udah saatnya kamu gantiin eyang. udah waktunya eyang serahin tanggung jawab eyang ke kamu."
"eyang udah terlalu tua dan udah waktunya kamu gantiin eyang"
"kamu bakal jalanin ritual untuk buka segel cakra kamu. proses ini cuma sebentar sih tapi mungkin badan kamu butuh penyesuaian"
"apa kamu siap?" tanya eyang

aku cuma bisa diem duduk merenung. mikirin apa yg bakal terjadi kalo aku terima dan tidak.
kalo aku tolak rasanya malah bikin kecewa eyang. soalnya aku cucu laki laki satu satunya dan kebanggan eyang.
tapi kalo aku terima kok rasanya berat banget gitu gantiin posisi eyang. tapi mau gimana lagi.

"aku siap eyang" jawabku mantap.

"ya udah kalo kamu udah siap. sekarang kamu mandi tuh di pancuran yg ada di belakang istana ini. nanti di temenin sama pengawal"
"bukan dayang ya. ntar malah gak fokus. dah sana mandi"
"eyang jati. minta tolong siapin semuanya ya" kata eyang
"baik paduka" kemudian eyang jati pergi memberi tau pengawal apa yg harus disiapkan.

aku pun pergi ke ke pemandian di belakang istana yg ternanya itu adalah pemandian suci.
saat aku mulai mandi kaya ada rasa sesuai mengalir deras ke seluruh tubuh dan ga tau kenapa kaya otot ini bereaksi dan tambah gede.
perasaanku doang kali ya. tapi memang beda rasanya kaya kesemutan gitu sekujur badan. sampe jagoanku si imin ikut kesemutan malah sampe ngaceng parah. aku lanjutin mandi sampe nanti kata pengawal atau eyang jati nyuruh aku selesai

"paduka raja. apa anda yakin? resikonya tinggi jika paduka melakukan ini" kata eyang jati
"aku yakin om. aku udah tua dan aku harap jaka sudah siap."
"musuhku ini bukan orang sembarangan. gak kaya si penghianat dulu yg dihabisin dg gampang."
"dengan umurku yg udah segini adn badanku yg udah lemah pasti aku kalah."
"sedangkan dia sekrang pasti kemampuan diatasku. dulu pengawalnya saja sakti dan mumpuni. mungkin setara denganku saat ini"
"kalo aku buka cakra jaka sekarng mungkin ada harapan karna jaka pasti terus berkembang. dia penerusku om dan ditambah aku buka segel cakra nya"
"yg aku pikirin adalah orang lain yg aku lindungi yg jadi tanggung jawabku"
"aku udah siapin rencana." kata eyang

gak berapa lama eyang jati menyuruhku untuk selesaikan mandinya trus menuju pendopo. air masih menetes sampe aku di pendopo.
"sini duduk sila di depan eyang." kata eyang
aku pun duduk bersila di depan eyang
"sekali lagi eyang tanya. kamu udah siap menerima ini? semua tanggung jawab eyang dan tugas eyang"tanya eyang
"saya siap eyang" kataku mantap
"oke kalo gitu. merem. fokus.."kata eyang.

tangan eyang kemudian memegang ubun ubun kepalaku. kerasa banget ada sesuatu yg mengalir dari ujung kepala sampai ujung kaki.
setiap desiran darah itu ada sekitar 7 kali kaya ada ledakan di dalam.
tangan eyang sudah gak lagi di kepalaku tapi aliran itu masih mengalir di dalam badan. sekarang bukan dari kepala ke kaki tapi kaya muter di badan ini.
muter deras banget dan badan ini jadi panas. sekujur badan dan rasanya kaya otot ini di tarik tarik.

"AAARRRRRRHHHHHHHHHHHH"

seketika para prajurit dayang dan pengawal berlarian keluar istana. tanah di istana bergetar dan semua orang berhamburan.
eyang dan eyang jati masih pada posisinya. badanku bergetar dan berubah warna menjadi merah menyala.
mataku udah jadi putih semua.

badanku dengan kondisi seperti ini untuk beberapa waktu setelah itu aku pingsan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd