Part 4
POV IRMA
Aku setengah berlari menuju mobil sambil menutupi memek dan tetekku dengan kedua tanganku. Sesampai dimobil aku tidak bisa segera membuka pintu mobil karena masih terkunci. Sepertinya suamiku sengaja tidak memencet remotenya agar aku bisa telanjang di tempat terbuka lebih lama. Kulihat dia hanya senyum-senyum melihatku panic.
“Pah, cepet….”pintaku
Lalu setelah suamiku dekat dengan mobil, baru dia memencet remotenya. Aku segera masuk kedalam dengan cepat. Setelah didalam mobil, terasa lega banget namun sepertinya tadi sudah ada beberapa orang lewat yang sempat melihatku. Tapi biarlah, toh mereka tidak mengenalku.
Kamipun segera meninggalkan rumah teman suamiku.
“iiiihhh papah… tega banget ama mamah… malah kerjasama ama teman-teman papah buat ngerjain mamah…”aku pura-pura merajuk ke suamiku di dalam mobil sambil mencubit-cubit perutnya.
“Auh… aduh, sakit ma..kok malah dicubitin. Hahahah….”kata suamiku sambil tertawa.
“Biariiinnn… papah tuh suami aneh kok. Istri telanjang di depan orang lain kok malah senang. Aneh…”kataku sambil memonyongkan bibir sambil pasang wajah BETE.
“Hahaha…. Panjang banget bibirnya.. bisa diikat paket karet tuh bibir..”kata suamiku gemas.
“Biarin…”kataku pura-pura jutek padahal sebenarnya sedang horny parah.
“Tp mamah juga suka kan…???”Goda suamiku.
“Apaan sih papah…? Selalu balik Tanya gitu..”kataku masih pura-pura jutek
“Hayo ngaku aja….”goda suamiku sambil mencubit lembut putingku
“Aauuhhh…”teriakku kaget. Bulu-bulu ditubuhku terasa meremang merasakan sentuhan suamiku itu
“Hayo ngaku…”suamiku kembali mencubit lembut putingku. Tidak hanya sampai disitu, suamiku terus menggelitiki tubuhku hingga aku teriak-teriak tertawa karena kegelian. Aku tidak bisa lagi pura-pura marah. Yang ada hanya teriak, tertawa, menggeliat-geliat karena suamiku tidak berhenti menggelitik sampai mendapat jawabanku yang sejujurnya.
“Iya..iya..ampun..udah pah..jangan gelitiki lagi..ampun”kataku memohon sambil tertawa lemas.
“Hayo ngaku dulu baru papah berhenti”kata suamiku
“Iya..iya..”kataku
“Jadi gimana? Mamah suka ditelanjangi di depan orang lain?”Tanya suamiku lagi
Dengan perasaan yang amat sangat malu akupun menganggukkan kepalaku sambil tersipu-sipu.
“Jawab dengan kata-kata dong…”desak suamiku yang membuatku semakin merasa malu untuk mengakuinya.
“Iya pah…mama suka ditelanjangi dan dikerjain di depan orang lain”akhirnya aku mengakuinya dengan tersipu malu. Suamiku tampak senang sekali dengan pengakuanku tsb.
Setelah beberapa saat dalam perjalanan disertai candaan-candaan suamiku yang berkaitan dengan kejadian dirumah temannya tadi, berhentilah kami di traffic light. Didepan kami ada sebuah truk box yang terbuka di bagian belakang dan penuh berisi karyawan pabrik yang tampaknya baru pulang lembur.
“Mah, orang-orang di depan kita itu keliatannya melihat mamah deh”kata suamiku
Aku segera melihat kearah orang-orang diatas truk. Mereka terlihat berebut untuk melihat kearahku.
“Emang mereka bisa liat mamah pah?”tanyaku pada suami
“Sepertinya bisa liat dengan jelas mah, apalagi traffic light warna merahnya terang banget, dan kaca depan tidak gelap, posisi mereka juga diatas jadi pasti mereka bisa melihat mamah full dari lutut sampai kepala”jawab suamiku.
“Yang bener pah?”aku mulai panic dan berusaha mencari apa saja buat menutupi tubuhku. Tetapi aku tidak menemukan apapun.
“Cari apa mah?”Tanya suamiku
“cari apa aja pah yang penting bisa nutupi tubuh mamah”jawabku
“gak usah mah, biarin aja mereka liat. Hehehe…. Nikmatin aja tubuh telanjang mamah diliat orang-orang itu. Toh mereka Cuma bisa liat dan mupeng. Hehehe…”kata suamiku.
“Iiihhh papah….”akupun tidak bisa menemukan penutup apapun. Akhirnya kedua tanganku aku gunakan untuk menutupi memek dan tetekku. Aku tidak berani melihat mereka secara langsung. Hanya sesekali melirik dengan jantung yang berdegub kencang. Aku pasrah tubuh telanjangku ditonton oleh banyak orang dalam 1 truk. Lampu merah yang menyala ini terasa lama sekali.
Saat lampu sudah berganti hijau, mobil kami masih berjalan dibelakang truk tersebut. Suamiku tidak bisa segera melewati truk tersebut karena jalan masih cukup ramai. Jadilah tubuh bugilku ini santapan mata-mata mupeng karyawan pabrik dalam waktu yang cukup lama hingga membuat jok mobilku basah oleh cairan cintaku. Ternyata pandangan-pandangan mesum para lelaki terhadapku memang membuatku begitu terangsang. Dan ternyata memang aku menyukainya seperti apa yang dikatakan suamiku meskipun rasa malu yang luar biasa yang masih mendominasi.
Beberapa menit kemudian, sampailah kami kerumah. Begitu turun dari mobil, aku langsung berlari ke dalam rumah takut ada tetangga yang mengetahuinya. Sesampai di depan pintu, ternyata aku lupa meminta kunci rumah pada suamiku sehingga aku tidak bisa membuka pintu. Kembali aku berlari ke mobil untuk meminta kunci. Suamiku tertawa melihat tingkahku tersebut. Panik, lucu, dan menggemaskan katanya.
Setelah mendapat kuncinya, aku kembali berlari kearah pintu. Sebelum berhasil membuka pintu, kudengar ada suara motor yang berjalan pelan kearah kami. Sepertinya itu suara motor security yang sedang patrol. Dan ketika suara motor tersebut sudah sangat dekat (mungkin sudah didepan rumah), aku berhasil membuka pintu dan secepatnya masuk kedalam rumah. Bersamaan dengan saat aku masuk, suamiku disapa oleh pak security tersebut. Itu artinya, tubuh bugilku kembali terlihat oleh orang lain meskipun hanya sebentar.
“Ya ampun…. Hari ini sungguh membuat adrenalinku naik. Sangat mendebarkan.. tubuhku terlihat oleh banyak orang dalam keadaan tanpa sehelai kainpun yang menutupi. Mimpi apa aku kemarin…??”kataku dalam hati disertai hembusan nafasku yang dalam dan mata terpejam.
Tiba-tiba suamiku masuk kedalam rumah dan langsung mencium bibirku. Tangan kanannya meremas-remas tetekku sedangkan tangan kirinya mengelus dan meremas pantatku. Tampaknya nafsunya sudah tidak dapat ditahan lagi. Nafasnya begitu memburu. Keadaannya sebanding dengan keadaanku. Cairan memekku sudah keluar sangat banyak. Aku merasa seolah melayang-layang didera kenikmatan atas perlakuan suamiku tersebut.
“Aaahhhh……………………………..”aku mendesah dan mendongakkan kepalaku keatas saat leherku dicium dan dijilat oleh suamiku.
“mmmpphh….mmpphhhh…. mama seksi banget malam ini”kata suamiku sambil terus menjilati leherku.
“ii..iiiyaa ppahh…. Aahhh…….”aku kembali mendesah
“Mamah…ssuukka ya, ddiiliiat ttteelanjanggg olleh bbaanyaak oorrang?? Tanya suamiku sambil terus menciumi leherku. Tangannya terus meremas tetekku dan kadang memelintir putingku..
“Aaahhh……… iiyyya pppah… mammaahh ssuka… ooohhhhh…..”desahku
Mendengan jawabanku itu, suamiku semakin buas menjilati leher dan pundakku. Kini jilatannya semakin menurun. Tetekku menjadi sasaran berikutnya. Putingku dipermainkan oleh lidahnya dan kemudian menggigitnya dengan tiba-tiba membuatku menggeliat-geliat kegelian dan tersentak oleh gigitannya itu.
Diangkatnya tanganku sebelah kanan lalu ketiakku digelitik menggunakan lidahnya, menjilatinya hingga basah kuyup, lalu digelitik lagi. Aku hanya bisa menggeliat, mendesah, dan sedikit berteriak merasakan geli-geli nikmat dibagian ketiak membuat memekku terus mengeluarkan cairan cinta hingga merembes di kedua pahaku.kedua tangan suamiku tidak berhenti mengelusi seluruh bagian tubuhku. Itu semua kami lakukan masih dalam keadaan berdiri.
Lalu suamiku menggendong tubuhku sambil terus mencium bibirku. Dibawanya aku ke kamar lalu melemparkan tubuh telanjangku ini atas ranjang.
“aauuhhhh……….”teriakku karena kaget.
Kemudian suamiku menelanjangi dirinya sendiri dengan cepat lalu menyerangku kembali dengan tiba-tiba. Aku sangat menikmati keganasan suamiku diatas ranjang. Tidak dibiarkannya aku untuk sekedar beristirahat sebentar.
Sekarang memekku yang menjadi sasaran serangan suamiku berikutnya. Seluruh cairan yang keluar di memekku dijilat dan ditelannya tanpa rasa jijik membuatku merasa begitu tersanjung bagaikan wanita yang paling dipuja.
“Ooohhhh…… nikmat pah…. Terus……”desahku saat lidah suamiku mengenai klitorisku.
Jilatan suamiku kini disertai dengan tusukan jarinya kedalam memekku. Pertama hanya 1 jari yang masuk, kemudian ditingkatkan menjadi 2 jari sampai akhirnya 3 jari telah masuk kedalam memekku. Kenikmatan yang aku rasakan seperti mengalami peningkatan secara bertahap.
Saat 3 jari yang masuk, aku sudah tidak bisa menahan kenikmatan lagi. tubuhku menggeliat, lalu menjerit, melonglong dan kemudian tubuhku mengejang kuat. Dada, perut dan selangkanganku terangkat dari tempat tidur. Tubuhku melengkung keatas seperti busur panah. “Aaaacccchhhhhhhh…………………” Memekku menyemprotkan cairan kenikmatan. Ya..aku mengalami orgasme yang luar biasa oleh permainan lidah dan jari suamiku. Lalu tubuhku mengejat-ngejat akibat klimaks yang maksimal tadi seperti orang sakau.
Belum reda gelombang orgasmeku, suamiku sudah menusukkan kontolnya ke memekku membuat memekku terasa ngilu-ngilu nikmat. Akibatnya tubuhku kembali mengejang karena orgasme susulan. “AAaaaacccchhhhhhh……………..”
Setelah seluruh kontol suamiku masuk ke dalam memekku, dia mendiamkannya dulu sampai orgasme keduaku mereda. Kemudian setelah mereda, suamiku mulai menggoyangkan pinggulnya pelan-pelan. Kontol suamiku begitu terasa menggesek dinding memekku. Nikmat sekali.
“Oohhh… enak banget mah….”desah suamiku
“Iiiyyya paaahhh….”desahku
“pak ssatpamm ttadi llliat mmaammahh bbuuggill lloo…”kata suamiku sambil mendesah.
“Gggaakk ppaapaa ppahh.. bbiiariin ddiaa lliiaat..bbiar mmuppengg…”kataku sambil menikmati gesekan kontol suami d memek.
“Mmaamaa nnnakall bbangeet…aawwaasss yyaa…”kata suamiku lalu mempercepat goyangan pantatnya..
“AAaaccchhhh….. ttterruss…pahh….”teriakku.
Suamiku mempercepat genjotannya sambil mengulum putingku. Kedua tanganku dipegangi diatas kepala sehingga aku tidak bisa bergerak. Hanya desahan dan teriakan serta geliat tubuh yang bisa aku lakukan. Selang beberapa menit, “aaaaccchhhhhhh………….aaakkuu kkeelluaarrrrrr………”aku mengalami orgasme ketiga dengan hebatnya. Tubuhku kembali mengejang kuat disertai semprotan cairan cinta dimemekku yang mengenai perut suamiku.
Mengetahui aku sedang mengalami orgasme yang kuat, suamiku tidak menurunkan tempo genjotannya. Dia bahkan sedikit mempercepat kocokan kontolnya dalam memekku sehingga membuat orgasmeku sambung menyambung hingga beberapa kali. “AAacccchhhhhh…………..AAccchhhhhhh kkkeeellluuuaaarrr llaagggiii……Aacchhhhh…………..” Aku mengalami multiorgasme secara berulang-ulang hingga akhirnya suamikupun mengeluarkan pejunya di memekku karena tak mampu menahan jepitan memekku pada kontolnya.
Nafas kami berdua terengah-engah seperti habis lari marathon. Suamiku merebahkan tubuhnya disampingku. Keringat kami bercucuran membasahi ranjang tempat kami tidur. Namun kami tidak mempedulikannya karena sudah sangat kelelahan. Akhirnya kamipun tertidur tanpa sempat membersihkan diri.
Pada keesokan harinya kamipun beraktivitas seperti biasanya. Kami tidak membahas kejadian semalam secara detail, hanya gurauan-gurauan kecil yang berhubungan dengan kejadian itu. Sampai beberapa hari selanjutnyapun tidak ada peristiwa-peristiwa yang membuatku harus telanjang di depan umum, yang membuatku malu sekaligus terangsang.
Skip
Skip
Sebulan kemudian, tibalah saat hari H kami akan berpetualang mendaki gunung S
*. Semua perlengkapan dan perbekalan telah kami persiapkan secara matang. Rencananya kami akan bertemu dengan teman-teman suami di terminal untuk berangkat bersama dari sana. Aku mengenakan celana jeans pendek, tangtop putih dilapisi dengan kemeja Flanel dan sepatu kets.
Kira-kira seperti itulah penampilanku jika kemeja flannel aku lepas.
Pagi-pagi buta, aku dan suami berangkat dari rumah menuju terminal. 30 menit kemudian tibalah kami di terminal dan langsung menuju tempat berkumpul sesuai kesepakatan kami. Disana sudah menunggu beberapa teman suami yang ternyata berjumlah 6 orang. 3 orang yaitu Edy, Robby, dan Agus dan 3 orang lainnya belum aku kenal. Setelah berkenalan, aku baru tau kalau ternyata 3 orang asing tersebut juga teman pecinta alam suamiku yang sudah lama tak bertemu.
POV Suami Irma
Aku cukup terkejut ketika melihat 3 temanku yang sudah sangat lama tak bertemu dan sekarang akan ikut dalam acara Pendakian Gunung S
* bersama Edy, Robby, dan Agus.
“Hallo kawan… apa kabar?... senang sekali ketemu kalian lagi”kataku sambil mengulurkan tangan untuk salaman
“Hahahaha….. baik kawan..Sory banget tanpa kabar tanpa berita kami ikut pada acara kalian”jawab temanku Diko sambil kita bersalaman dan berpelukan dilanjutkan dengan salaman dan pelukan dengan 2 temanku yang lain yaitu Ari dan Dimas.
“Oh iya, kenalkan ini istriku. Dia juga punya hobby yang sama dengan kita” kataku memperkenalkan Irma kepada Diko, Ari, dan Dimas.
Merekapun berkenalan. kulihat ketiga temanku itu sedikit terpana melihat kecantikan istriku. Mereka berusaha menyamarkan keterpanaan mereka agar aku dan istriku tidak tidak mengetahuinya.
Setelah kami sedikit berbasa basi dan berbincang-bincang melepas kangen, kamipun segera berangkat menggunakan bus. Dalam perjalanan, istriku sudah tampak akrab dengan semua temanku. Kami bersenda gurau sehingga perjalanan yang hanya 2 jam terasa sangat singkat sekali. Istriku memang supel dan mudah bergaul sehingga tidak heran kalau teman-temannya sangat banyak.
Setelah itu kami transit menggunakan jeep menuju Ranu P… sebagai titik awal pendakian kami. Di sekitar Ranu P… ada beberapa warung yang biasa digunakan oleh para pendaki untuk beristirahat sebentar sebelum kemudian melanjutkan perjalanan mereka, entah itu akan mulai pendakian atau pulang setelah pendakian. Kamipun singgah ke salah satu warung untuk sarapan dan melakukan perijinan baru kemudian kami mulai pendakian.
Dalam perjalanan pendakian, istriku semakin akrab dengan teman-temanku. Kami semua selalu bergurau. Senang sekali rasanya. Agus berjalan paling depan diikuti istriku dibelakangnya kemudian Robby, Diko, Edy, Ari, Dimas, dan terakhir aku. Dalam setiap pendakian, biasanya memang aku selalu berjalan paling belakang untuk mengawasi semua anggota, apakah ada yang kelelahan atau cedera atau bahkan ada anggota yang tercecer ketinggalan dari team. Saat itulah tugasku untuk menolong mereka.
Setelah beberapa jam kami berjalan, kulihat istriku tampak kelelahan. Keringatnya bercucuran dan nafasnya ngos-ngosan. Lalu aku meminta semuanya untuk beristirahat.
“Mamah baik-baik aja?” tanyaku pada istriku.
“Iya pah, mamah gpp kok” jawab istriku
“Flanelnya dilepas aja mah biar gak kepanasan dan sirkulasi udara di tubuh mama bisa lancer”perintahku pada istriku.
“Aku tau pah, tadinya mau aku lepas, tapi malu ama teman-teman papah apalagi tuh, si Agus, edy sama robby dari tadi berusaha godain mamah terus”kata istriku .
“Halah, ngapain malu sih mamah….. lagian mereka uda tau tubuh mamah tanpa pakaian sama sekali hehehe…toh mamah juga masih pake tang top dan celana jeans..”kataku membujuk istriku. Gak tau kenapa, saat ini pikiran isengku muncul. Aku pengen menelanjangi istriku di alam terbuka seperti ini dan ketelanjangan istriku dilihat oleh teman-temanku.
“Iya sih, tapi kan….”kata istriku terpotong karena aku sela
“Udah… dilepas aja. Gpp.. daripada mamah cepat payah”kataku memotong kata-kata istriku.
Lalu istriku melepas kemeja flanelnya dan diberikan kepadaku untuk aku simpan. Istriku tampak seksi sekali, Bra Hitamnya terbayang dibalik tang top putihnya. Warnanya kontras sekali apalagi saat itu keringat istriku sangat banyak sehingga tang topnya menempel ketat pada tubuhnya.
“Itu branya gak dilepas sekalian biar nafasnya bisa lega?”Tanyaku setengah berbisik pada istriku.
“Gak, suami gila” jawab istriku sambil mencubit perutku.
“Hahaha…..” aku tertawa lepas. Teman-temanku menoleh keheranan ke arah aku dan istriku karena tiba-tiba aku tertawa keras. Lalu secara spontan pandangan mereka terfokus pada istriku yang kali ini makin seksi dengan tanpa kemeja flannel.
Mengetahui semuanya melihat kearahnya, istriku menjadi salah tingkah dan berkata “Apa kalian lihat-lihat?” dengan gaya yang di galak-galakkan. Lalu dia memutar tubuhnya dan membelakangi kita para cowok.
Aku suka melihat tingkah istriku itu, jadi gemes rasanya. Aku dan teman-temanku lalu tertawa melihat kecentilannya.
“Yuk kita lanjutkan perjalanan..”ajak Diko
Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju puncak M
***. Aku tetap berjalan paling belakang kali ini bersama robby. Kami berbincang membicarakan kejadian 1 bulan yang lalu di rumah Edy.
“Gila bro, istrimu cantik banget. Tubuhnya luar biasa, sempurna banget. Sayangnya, Kapan hari di rumah Edy jadi gagal ngerjain istrimu”kata Robby setengah berbisik.
“hahahaha….. rasain… jadi mupeng kan???”kataku senang mendengar pujian robby pada istriku. Robby tersenyum kecut.
“Eh Bro, tp emang saat itu kamu gak masalah kalau istri kami beneran kita garap ramai-ramai? Kamu gak marah??”Tanya Robby serius.
“Emang saat itu aku keliatan marah?”tanyaku balik
“Enggak” jawab Robby
“Ya udah, cuman kemarin itu bukan rejeki kalian. Hahahaha….” Kataku
“Sory aku mau tanya, tp jangan marah ya.. Kita sekarang tambah 3 teman nih jadi ada 6 orang cowok tambah kamu 1 jadi ada 7 cowok, kalau seandainya istri kamu kita telanjangi lagi lalu kita garap bareng-bareng, kamu marah gak?”Tanya robby yang tampaknya sangat penasaran dengan istriku.
“HHhhhmmmmm……” aku pura-pura berpikir.
“Coba aja kalau bisa” lanjut ku
“BENERAN BRO???”teriak Robby Girang membuat yang lainnya melihat kearah kami.
“Ada apa..???”teriak Agus
“Gak ada apa apa bro!!”jawabku dengan teriak
“Serius kamu??”Tanya robby setengah berbisik untuk memastikan kembali. Dia seakan tidak percaya.
“Iya Serius, malah sebenarnya aku tambah horny kalau liat istriku ditelanjangi dan digarap ramai-ramai. Hehehe…”jawabku untuk memastikannya.
“Tapi ingat, jangan ada pemaksaan ya..”kataku mengingatkan.
“Beres…. Tapi gimana caranya?”Tanya Robby
“Gampang.. istriku itu akan terangsang dengan sendirinya kalau dia dalam keadaan telanjang dan dilihat orang lain. Jadi PR kamu bagaimana cara menelanjangi dia. Saat menelanjangi, sedikit paksaan gpp deh. Aku ijinin. Xixixix….” Kataku menjelaskan kelemahan istriku.
“Sip Bro, makasih byk ya. Jadi semangat nih.” Kata Robby
Lalu Robby berjalan lebih cepat kearah Edy dan Agus dan membisiki sesuatu kepada mereka. Terlihat Wajah Edy dan Agus berubah menjadi senang hingga membuat Dimas keheranan sedangkan Diko dan Ari tidak mengetahuinya karena mereka berdua berjalan didepan istriku.
“Ada apa Bro? keliatannya kok senang banget” Tanya Dimas kepada Edy
Lalu Edy berbisik kepada Dimas membuat wajah Dimas menjadi berbinar karena senang