Setelah kami berpakaian aku dan Bu bidan keluar dari kamar. Lalu duduk di sofa.
"Galih bentar ya ibu panggilan dulu anak ibu buat bicarakan masalah tadi"ucapnya sambil berlalu meninggalkanku menuju kamar anaknya
"Dinda Dinda. Buka kamarnya nak mamah mau bicara'" ucap Bu bidan sambil mengetuk pintu kamar Dinda
Setelah beberapa kali mengetuk dan memanggil anaknya akhirnya Dinda membukakan pintu lalu keluar dari kamarnya. Sambil menangis..
Lalu Bu bidan membawa Dinda buat duduk bersama
"Maafin mamah ya nak" ucap Bu bidan
"Dinda gak nyangka mah Dinda gak nyangka mamah bisa serendah itu" jawab Dinda sambil menangis
"Iyaa nakk iyaa mamah memang rendah mamah memang kotor mamah memang murahan dan mamah sudah seperti pelacur.." jawab Bu bidan sambill menangisss.
"Cukupi mah jangn bicara gituu.."jawab Dinda sambil langsung memeluk mamahnya.
"Mamah jangn bicara gituu mah sakit hati Dinda mah"jawab Dinda sambil memeluk ibunya.
"Tapi kamu memang benar nak mamah ini rendahan. Mamah murahan nak. Kenapa mamah melakukan itu.. karena mamah masih normal nak kita bisa beli apapun kita bisa mendapat apapunn. Tapi mamah juga butuh dan rindu dengan kebutuhan biologis mamah nak. Semenjak papahmu meninggal mamah gak pernah mendapatkan itu.. dan mamah gak pernah mau menikah ataupun memberikan ayah tiri buatmu karena mamah memang gak mau kamu punya ayah tiri.. tapi disisi manusiawi mamah. Mamah juga membutuhkan belaian dan sentuhan seorang lelaki nak. Mamah harap kamu mengerti nak" ucap Bu bidan.
"Iya mahh maafin Dinda mah maafin karena Dinda terlalu egois gak mengerti dengan kebutuhan mamah" jawab Dinda.
"Makasih makasih sayng karna Dinda mauu maafin mamah." Jawab Bu bidan sambil memeluk dan mencium kening Dinda serta mengelap air matanya dengan jarinya.
"Oiya mah apakah dia orang bayaran buat meniduri mamah"tanyanya.
"Hmm Dinda masih aja kamu menganggap mamah wanita rendahan yg bisa membeli gigolo buat memberikan kebutuhan biologis mamah.
"Gak mah bukan itu maksud Dinda"jawabnya
"Dia itu galih anak dari pasien sekaligus sahabat mamah yang sudah mamah anggap seperti anak mamah sendiri" jawab Bu bidan.
"Oowh" jawab Dinda singkat
"Ayo nak kenalan dulu sama galih"ucap Bu bidan
"Gak mah Dinda males kenalan sama dia" jawab Dinda kecut padaku
"Kenapa nak apa kamu masih marah"tanyanya
"Gak mah Dinda gak marah dan sudah maafin mamah. Ya udah Dinda masuk ke kamar dulu ya istrht"jawanya sambill berlalu meninggalkan kami.
"Maafin anak ibu ya galih"ucap Bu bidan padaku.
"Gpp Bu santai aja saya gak tersinggung ko" jawabku
"Ya makasih. Mungkin Dinda belum menerima dengan kejadian tadii" jawab Bu bidan
"Iya gpp Bu santai aja. Lama lama juga pasti Dinda faham" jawabku.
"Iya makasih galih" jawab Bu bidan
"Ya udah kalau gitu saya pulang ya Bu" ucapku
"Hmm jangn pulang dong ibu masih kangen lagian ini udah larut malam nanti ada hantu loh hhhe"jawab Bu bidan menakutiku
"Hheh ibu ada ada aja. Kalau hantunya cantik gpp Bu akan galih ajak ke hotel hhhe" jawabku
"Yeee ngapain juga ngewe sama hantu mending sama memek ibu lah hhhe" jawabnya.
"Lalu Bu bidanpun mengajakku kembali ke kamarnya. Dan selanjutnya di kamar kami saling menelanjangi kembali tubuh kami hingga telanjang dan meneruskan ronde ronde berikutnya. Setelah tadi terhenti acaranya ngewenya karna di pergoki sama Dinda.
Kamipun kembali meneruskan acaranya ngewe kami dan kembali lubang memek dan lubang anus Bu bidan menjadi tempat genjotan kontolkuu..
Setelah pertempuran kamipun ambruk. Dan Bu bidan memeluk dan meletakan kepalanya di dadaku.
"Ooowchh galihh ibu puas banget malam ini puaaaaasss banget" ucapnya
"Iya Bu galih juga puas bu"jawabku
"Coba aja Tian malam kamu ada disini pasti ibu gak akan kesepian dan akan selalu terpuaskan"jawabnya
"Hhhe ya gak bisa dong Bu kan saya bukan siapa siapa ibu. Masa harus temani ibu tiam malam. Hhe"jawabku
"Iyaa kan seandainya kata ibu juga galih hhe"jawabnya
"Bisa sih galih disini terus tapi mungkin harus menikah dulu sama ibu hahaha"jawabku.
"Iiih gak aachh malu atuh. Dan juga kasian sama galih masa menikah sama ibu ibu. Apa kata orang-orang apalagi teman bisnismu hhhe"jawabnya
"Iyaa kan biar galih selalu ada buat ibu dan selalu memberikan kepuasan sama ibu dan memek ibu akan selalu basah hhhe"jawabku
"Iya tapi gak harus menikahi ibu juga kali hhhe"jawabnya
"Teruss gimana dong"tanyaku menggodanya
"Hmm gimana ya.."ucapnya
"Iyaa gimana dong Bu"jawabku
Sejenak Bu bidan berfikir.
"Hmm gini gimana kalau galih menikahi Dinda anak ibu kalau galih bisa dan berhasil menikahi Dinda otomatis ibu juga akan sering mendapatkan kepuasan darimu karena Dinda sudah tau tentang kita"jawabnya
"Hhhe mana mungkin Dinda mau Bu. Seandainya Dinda mau menikah denganku apa dia mau berbagi sama ibu"jawabku
"Iyaa ituu tugasmu dan tantangan buatmu. Bisa gak galih menaklukkan Dinda sekaligus menikahi Dinda dan menyakinkan Dinda supaya ia mau membagi kamu dengan ibu"jawabnya.
"Hmmm gimna ya Bu"ucapkuu sambil merenung
"Alahh ibuu yakin kamu bisa ko menghamili mamahmu aja kamu bisa masa menaklukan anak ibu kamu gak bisa"jawabnya..
"Hmm baiklah akan galih usahakan . Sekarang kita bobo ya galih udah capek"ucapku
"Iya galih ibu juga capek dan ngantuk ayo kita bobo sayang"jawab Bu bidan sambil mencium bibirku Lalau kembali memelukku dan akhirnya kamipun tertidur
Esok paginya setelah mandi dan sarapan aku bermaksud pulang..
Akupun berpamitan sama Bu bidan dan Bu bidan mngantarku sampe pintu depan.
Di parkiran kulihat Dinda marah marah dan bicara gak jelas.
"Kenapa nak"tanya Bu bidan
"Ban motor Dinda kempes mah. Mungkin bocor."jawabnya
"Hmm udah kamu ikut galih aja ya lagian kantornya galih searah dengan kampusmu"jawab Bu bidan.
"Gak ach mah"jawab Dinda.
"Ayo Din biar saya antar aja. Kalau memang kampus Dinda searah sama kantor galih" ucapku.
Dinda hanya melirikku tanpa menjawab ucapan ku.
"Dinda pesan ojol aja ach mah"ucap Dinda
"Eeeeh keburu telat masuk sayang lagian pesan ojol gak pasti datangnya cepet atau lambat"jawab Bu bidan.
"Ya udah kalau gitu"ucap Dinda
Kulihat Bu bidan tersenyum dan mengedipkan matanya..
Akupun langsung faham lalu aku langsung berjalan ke mobilku dan membukakan pintu mobilku buat Dinda
Dindapun masuk dan duduk di depan sampingku.
Mobil melaju meninggalkan rumah Bu bidan tak lupa aku melambaikan tanganku sama Bu bidan.
"Kuliah dimana Din"tanyaku.
"Di xxx" jawabnya
"Semester berapa dan ambil jurusan apa"tanyaku lagi
"Akhir ekonomi" jawabnya cuek.
"Hmm Dinda masih marah ya sama galih hingga jawabnya cuek gitu" ucapku
"Kirain semalem udah pergi dari rumah"jawab Dinda mulai ada peningkatan jawabannya
"Hmm sebenarnya semalem juga memang aku mau pulang tapi di larang sama mamah Dinda"jawabku
"Emangnya kamu gak bisa mencari yang lebih muda hingga mau sama ibuku"tanyanya.
"Hhhe ini bukan masalah muda dan tua tapi ini sekedar rasa balas terimakasih dan saling bantu"jawabku
"Emang bantu apaan"tanya Dinda
"Mamah Dinda sudah banyak membantuku membantu kelahiran anak mamahku dan juga memeriksa kehamilan istriku.
"Apaaa. Cuma masalah itu itukan sudah jadi tugas ibuku sebagai bidan" jawabnya
"Iya tapi jasa mamahmu sangat besar mendorong dan memberi semangat sama mamahku yang hamil dan putus asa dan malu karena mamahku hamil karena di perkosaa hampir saja mamahku bunuh diri mendapat kenyataan itu." Bohongku.
"Terus"tanyanya lagi
"Iya kalau bukan karna mamahmu mungkin sekarang aku sudah jadi yatim piatu. Disaat mamahku berusaha bunuh diri untungnya mamahmu menyelamatkan dan memberikan dukungan moral sama mamahku. Karena mamahku dan mamahmu adalah sahabat" ucapku berbohong.
"Jadi atas dasar itu kamu mau melakukannya sama mamahku"tanyanya
"Iyaa karena itu. Aku mau melakukan sama mamahmu. Mamahmu terlihat serba ada dan serba bahagia tapi di dalam batinnya mamahmu sangat membutuhkan sentuhan laki laki..
"Terus bagaimana kamu bisa melakukannya itu sama mamahku"tanyanya.
"Pada saat itu aku di suruh mamahku buat mendatangi dan menjemput mamahmu buat memeriksa kandungan mamahku. Di rumahmu
Dan setelah aku sampai di rumahmu kulihat rumahnya sepi aku sudah mengetuk dan bicara permisi permisi tapi tak ada jawaban dan akupun langsung masuk karena rumahmu gak di kunci..
Pada saat berjalan aku mendengar suara orang yang sedang memanggil manggil namaku. Tapi suaranya seperti suara desahan akupun langsung mendekati suara itu. Dan aku kaget karena kulihat mamahmu lagi menonton film bokep sambill telinganya di tutupi headset. Terus mamahmu memainkan memeknya dengan jarinya sendiri.. dan entah kenapaa disaat itu mamahmu memanggil manggil namakuu.."bohongku kembali
"Hmmm terus" ucap Dinda
"Ya aku cuma mematung depan pintu kamar mamahmu sambil sekali kali melihat mamahmu yang lagi masturbasi. Dan saat itu juga aku merasa kasian dan merasa perlu membalas kebaikan mamahmu dengan mewujudkan obsesi fantasy mamahmu yang mungkin berfantasi denganku. Akupun langsung mendekatinya pertama mamahmu shock karena ketahuan lagi masturbasi tapi setelah ku bujuk dan bicara untuk membalas kebaikannya akhirnya kamipun melakukan hal itu" ucapku.
"Berapa kali kamu melakukannya"tanyanya.
"Aku gak tau pastinya berapa kali aku melakukannya sama mamahmu.. tapi kalau bertemu baru dua kali yang dulu sama yang semalem. Minimal 5 kali kami melakukan itu dalam satu pertemuan. Dan dalam dua kali pertemuan mungkin sudah 10 kali kami melakukan itu"jawabku.
"Iya maksudku bukan berapa rondenya tapi berapa kali ketemunya"ucapnya
"Iya baru dua kali Din"jawabku.
Tak terasa mobilku sudah berada di hadapan kampus Dinda.
"Ini sudah sampai kampusmu Din"ucapku
Dan Dinda seolah kaget mendengar nya.
Lalu aku turun dan mbukakan pintu buat Dinda keluar..
Setelah Dinda keluar mobilku kulihat ada 2 cewek memanggilnya
"Dindaa" teriaknya
"Aduhh mati aku"celetuk Dinda tanpa ku tau sebabnya.
"Yeee Lo di antar siapa Din"tanya temannya.
"Temen" jawab Dinda
"Temen apa temen"canda kedua temen Dinda
"Beneran temen" jawab Dinda
"Kenalin dong Sama kita"ucap temannya
"Kenalan aja sendiri"jawab Dinda
"Haiii namaku Sarah siapa namamu"ucap Sarah sambill menjulurkan tangannya buat salaman
"Aku galih"jawabku
"Namaku Winda"ucap yg satu lagi sambil menyalamiku
"Namaku galih"jawabku
"Oiyaa bener nihh galih cuma temenan sama Dinda"tanya Sarah
"Hhhe" ku jawab pertanyaannya dengan senyuman
"Eeeh jawab dong galih beneran cuma temenan"ucap Winda.
"Hhhe tanya sendiri aja sama Dinda..oke Din aku berangkat ngantor dulu ya ntar jam berapa ku jemput kamu pulang" tanyaku
"Jam 4" jawabnya dan lalu menutup mulutnya mungkin keceplosan.
"Oke nanti ku jemput jam 4 ya. Oke belajar yang rajin ya semua aku berangkat dulu"ucapku sambil masuk dan menjalankan mobilku meninggalkan kampus dinda