Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

MISTERI Goodbye

Bimabet
Chapter 1

Bola Mata Nessa

“Bagaimana keadaannya Dok ?”, tanyaku pada seorang dokter yang memeriksa istriku.

“Tenang saja, kondisi sudah mendingan. Istri anda hanya butuh waktu untuk istirahat saja”, jawab dokter tersebut.

Mendengar jawaban dari dokter tersebut hati pun terasa lega dan sangat puas, senyum bahagia pun keluar dari hamparan hati yang bahagia akan segala peristiwa ini. Puja dan puji kepada tuhan pun terlantun indah karena limpahan karunianya yang tiada pernah berhenti.

“Terima kasih dokter”, ucapku penuh bahagia.

“Krrriiiiinnggg… “, suara ponselku terdengar lirih karena sengaja aku kecilkan suaranya, dan spontan saja aku pun langsung mengangkat panggilan masuk tersebut.

“Hallo !”, sapaku.

“Gue sedang dalam masalah, segera datang ke tempat gue sekarang juga !”, ucap dari penelepon tersebut.

“Tut.. tut.. tut.. “, telepon pun langsung dimatikan.

Dia adalah partnerku, orang yang setia menemaniku dalam keadaan bagaimanapun dia selalu ada untuk membantuku. Dan kali ini sepertinya dia sangat membutuhkanku tapi bagaimana dengan istriku, hatiku pun terasa bimbang dan binggung.

“Seperti kata dokter, istriku butuh istirahat dan dia telah keluar dari masa kritisnya jadi tidak ada salahnya kalau aku tinggalkan dia sendiri sementara waktu”, gumamku sendiri.

Tanpa banyak pikir aku segera bergegas meninggalkan rumah sakit dan menuju ke tempat dimana temanku berada, sebuah rumah yang sengaja kita sewa untuk kerjaan sampingan kita berdua, sebuah rumah yang berada di tengah kota dan kompleks perumahan. Tempat yang dekat dengan keramaian namun sangat strategis karena kompleks ini adalah tempat dimana para penjabat negara dan pengusaha terkenal tinggal, soal keamanan jelas sangatlah aman bahkan sekaliber jendral saja mikir-mikir untuk memerintahkan anak buahnya melakukan operasi di kompleks perumahan ini.

Kuhentikan sebuah taxi dan aku pun meminta kepada driver taxi tersebut untuk mengantarku ke tempat tujuan dimana partnertku sedang menungguku disana. Diiringi dengan rintik hujan yang terlantun manja turun dari langit, mengingatkanku akan masa-masa nostalgia dahulu. Sesekali aku pun tersipu malu akan kenangan indah dahulu, inilah jalan yang selalu aku lewati saat aku dan istriku sedang dimabuk cinta.

Tak kusangka ternyata supir taxi ini memperhatikanku dari kaca spion yang berada didalam mobil, sang sopir pun hanya bisa mengeleng-gelengkan kepalanya setelah melihatku tersenyum-senyum sendiri dengan bahagianya, tak lama kemudian sang sopir pun berkata.

“Seneng amat mas.. ”, celetuk dari si sopir taxi.

“Hehehe… iya nih pak, maklum bentar lagi mau punya momongan”, ucapku dengan tersenyum kecil.

“Oohh.. selamat yaa mas”, sautnya langsung dengan nada ikut gembira.

“Iya pak, makasih banyak”, ucapku pada si sopir.

“Udah berapa bulan, atau bentar lagi mau lahiran ?”, tanya dari si sopir dengan keponya.

“8 bulan pak, pertengahan bulan depan mungkin akan keluar si jabang bayinya”, jawabku.

Begitulah sekelumit obrolan dengan si supir taxi, tak ada salahnya jika berbagi kebahagian dengan orang lain tak terkecuali dengan si sopir taxi ini. Saking senangnya aku pun melupakan tentang tujuanku sebenarnya yaitu membantu teman baikku yang seperti sedang dalam masalah.

“Pak, di depan nanti kita belok kiri saja yaa, tiga rumah dari gang tersebut itu tempatnya”, ucapku pada sopir taxi dengan mengarahkan jalannya.

“Baik mas”, saut dari sopir taxi.

Perjalananku pun akhirnya tiba pada tujuan, di depan sebuah rumah yang lumayan besar aku berhenti. Nampak sangat sunyi sekali dari rumah tersebut, karena hanya aku dan temanku saja yang tau akan tempat ini atau yang meninggali rumah ini. Sebuah rumah rahasia yang sengaja kita gunakan untuk pekerjaan kita.

Setelah membayar ongkos taxi, aku pun segera masuk kedalam rumah tersebut. Terhampar sebuah pagar hitam dari besi yang kokoh setinggi 2 meter menutupi pandanganku dari bentuk asli rumah ini. Setelah ku buka gerbang depan aku pun bisa leluasa memijakan kakiku untuk terus berjalan menemui temanku yang sedang menunggu di dalam rumah ini.

Tumbuhan-tumbuhan kecil menghiasi halaman depan, sebuah lampu gantung berada tepat di tengah-tengah teras. Ukiran-ukiran abstrak meliuk-liuk indah dan kokoh dalam balutan pintu depan rumah ini, aku pun masuk dengan langkah pasti. Segera aku berjalan menuju ruangan belakang dimana aroma menyengat tercium sangat menusuk hidung.

Dengan menutup hidung aku pun segera menuju kearah sumber bau tersebut, sebuah asap putih keluar dari dalam kamar belakang. Dengan cekatan aku pun langsung mendrobrak pintu kamar tersebut, terlempar tak tentu arah pintu itu dan aku pun mencoba untuk masuk mencari tau apa yang terjadi di dalam kamar ini.

“Uhuk.. uhukk.. uhuk.. “, suara batuk dari temanku.

Nampak sosok teman baikku sedang lemas tak berada, dengan langkah gontai dia pun mencoba keluar dari kamar tersebut. Dan dengan cepat aku sambar tubuh untuk membantunya keluar dari kepulan asap, ku Tarik tangannya dan kuarahkan kearah pintu keluar untuk mendapatkan udara bersih.

“Pras.. lu gak apa-apa “, ucapku dengan menepuk-nepuk pipinya.

“Uhuukk.. “, suara batuknya lagi.

Terlihat dia tersengal-sengal dan kesulitan dalam bernafas, aku mencoba mengambilkan air putih untuk dia minum. Dan sebuah tabung oksigen kecil yang selalu ada di dalam rumah ini sebagai persiapan jika terjadi hal-hal seperti ini. Aku pun berlari tak karuan hanya berpikir bagaimana sesegera mungkin menyelamatkan teman baikku ini.

Setelah semua selesai dan keadaan sudah agak mendingan, aku pun membawanya ke ruang tamu dan kita berdua duduk di sofa ruang tamu ini. Dan aku mulai menanyakan tentang semua kejadian ini kepada temanku.

“Sebenere ada apa seh ini ?”, tanyaku pada temanku sedikit mengintrogasi.

“Habis telepon lu, gue ketiduran dan gue lupa mati’in rokok, terus kebakaran dah, hehehe… ”, ucapnya dengan bertingkah konyol.

“Hah…. !”, sautku serasa tidak percaya dengan apa yang aku dengar.

Inilah teman baikku, namanya Prasta Gunawan. Aku sudah 3 tahun ini berteman dengannya, dia sangat royal dan juga loyalitasnya tinggi terhadap teman jadi aku sangat beruntung sekali punya teman seperti dia. Tapi di dunia ini tidak ada manusia yang sempurna, begitu juga dengan prasta temanku ini, dia memiliki kekurangan yaitu ceroboh dan sangat pemalu jika harus berurusan dengan cewek.

Dan tentu saja 2 kekurangannya tersebut selalu dimanfaatkan oleh teman wanitaku lainnya, dia memang kerap sekali dibully hanya untuk lucu-lucuan. Tapi kalian jangan salah menilai, dibalik itu semua IQ-nya di atas rata-rata atau setara denganku, ehmm…. Mungkin sedikit di atasku. Kacamata besar melingkar dikedua bola matanya, wajah polos nan culun terlihat dalam kesehariannya, rambut penuh dengan minyak sehingga Nampak selalu basah dan rapi. Pakaian yang sangat formal menjadi andalannya dalam melewati hari-hari indahnya.

“Lalu ada masalah apa ?”, tanyaku pada prasta.

“Ada kasus baru”, jawab dari prasta.

“Kasus apa ?”, tanyaku pada prasta lagi dengan penasaran.

“Bola Mata Nessa”, jawabnya semakin membuatku penasaran.

“Gue masih belum bisa nangkap maksud lu, jelasin lagi lebih detail ?”, ucapku pada prasta sangat penasaran.

“2 hari yang lalu ada kejadian pembunuhan di jalan tol, malam hari sekitar jam 8, pembunuhnya memutilasi korban dengan sangat kejamnya”, jawab dari prasta dengan ekspresi sedikit ketakutan.

“Siapa korbannya ?”, tanyaku pada prasta dengan serius.

“Masih dalam penyelidikan”, jawab prasta singkat.

“Sudah dua hari masih dalam proses penyelidikan, dan korban di mutilasi, jangan bilang kalau hanya…. “, ucapku terpotong oleh sautan dari prasta.

“Lu benar.. yang ditemukan di TKP hanya dua bola mata saja”, Saut dari prasta.

“Lalu siapa itu Nessa ?”, tanyaku lebih detail kepada prasta.

“Seorang pelacur, hilang tepat dua hari yang lalu, diwaktu yang sama.. gue akan ajak lu ke sebuah tempat, ayoo ikut gue… “, ucap dari prasta dengan mengajakku keluar dari rumah.

Aku pun segera mengikuti prasta yang telah bergegas keluar dari rumah menuju ke garasi, kita berdua pun mengendarai mobil. Prasta menyetir dan aku duduk disebelahnya, mendengar apa yang di ucapkan oleh prasta terhadap kasus ini, aku memiliki perasaan yang cukup buruk mengenai hal ini. Aku benar-benar tidak tau apa yang terjadi nanti tapi aku akan mencoba bermain aman, jika tidak memungkinkan lebih baik aku menjauhi kasus ini.

“Ehh.. ngomong-ngomong lu sudah siapin nama buat anak lu ?”, tanya prasta padaku.

“Ehmm.. terserah sama mamanya saja”, jawabku.

“Ohh.. iya, bagaimana keadaan istri lu, udah baikan atau belum ?”, tanya dari prasta lagi.

“Sudah.. dia sudah keluar dari masa kristisnya, sekarang hanya perlu istirahat saja”, jawabku lagi.

“Calon anak lu cewek apa cowok ?”, tanya prasta lagi.

“Cewek”, jawabku singkat.

“Ehmm.. gimana kalau namanya, Nathalia… Nathael dan Nathalia, baguskan !”, ucap dari prasta dengan memberikan nama pada calon anakku.

“Boleh juga”, ucapku menanggapi ide prasta akan nama calon anakku.
 
Terakhir diubah:
Mutilasi..????
:takut:
Ngeri ngeri sedap ini
 
wah ini ceritannya mundur ya suhu?
kaya nyritain bokap ma nyokapnya natael....:huh:
maaf sok tau....
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Nathalia… Nathael dan Nathalia,


Nathalia? Maksutnya sama gitu nama anak ama emaknya?

:ampun:

Kayaknya itu nama sepasang suami istri, Nathael dan Nathalia... anaknya jadi Nathalia


Nathan gk sm buk pol dong :sedih:
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Jierrr.... ketinggalan euy..:capek:

Ni idola ane jg nih:hore: ...

Kangen bu polwan :alamak:

Ditunggu apdet2 lanjutnya ya hu:adek:
 
Pasang tenda dulu.

Master cerita misteri buka lapak baru.:adek:
 
Bimabet
Chapter 2

Kematian Kedua

“Siapa dia ?”, tanyanya begitu ketakutan.

Dengan penuh gemetaran wanita ini mencoba bersembunyi di balik tubuh besar para apparat polisi. Tetes-tetes air matanya jatuh membasahi pipi, tak terhingga berapa kali dia berteriak histeris hanya untuk mengusir kita berdua. Ketakutannya benar-benar sangat parah sampai-sampai tidak bisa membedakan kalau kita berniat baik untuk membantunya keluar dari penderitaan yang dia alami selama ini.

“Kenapa bisa seperti ini ?”, tanyaku pada salah satu dokter yang menanganinya.

“Trauma yang teramat parah, tidak ada yang mampu mendekatinya atau mengkorek informasi darinya, semua orang dianggapnya sebagai penjahat yang mengancam nyawanya”, jawab dari salah satu dokter tersebut.

“Aku pernah dengar tentang cerita, dimana 1 diantara 3 korban yang kita sediliki adalah seorang mucikari, dia memiliki anak asuh(pelacur) yang berinisial N. tapi dari apa yang aku dengar dari cerita itu, bahwa N sudah meninggal 6 bulan yang lalu karena penyakit HIV/AIDS”, ucap dari teman baikku si prasta menceritakan kepada kita semua.

“Kejahatan yang sangat sempurna”, sambung dari prasta.

“Tidak juga… jauh dari kata sempurna”, bantahku atas pernyataan prasta.

“Gue tau apa yang lu pikir’in, tapi apa lu gak berpikir kalau itu sengaja dibuat oleh pelakunya”, ucap prasta padaku dengan sangat serius.

“Cuma ada 1 orang yang berani bertindak sekonyol ini”, ucapku dengan berpikir serius.

“Bukankah dia sudah mati ?”, tanya dari prasta padaku.

“Itulah yang menjadi pertanyaan sebenarnya”, jawabku dengan sangat cemas.

“Berapa persen kemungkinan tentang adanya pelaku lainnya ?”, tanya prasta padaku lagi begitu penasaran.

“Tidak lebih dari 1%”, jawabku atas pertanyaan prasta.

Dan tiba-tiba saja…

“Huuaaaaaaaaahhhhhh…. “ teriakan sangat keras yang memekakan telinga berasal dari wanita yang sedang kita korek keterangannya.

Suasana yang hening dalam sebuah kamar rumah sakit jiwa ini tiba-tiba menjadi sangat mencekam karena teriakan histeris dari wanita gila itu, selepas dari teriakan itu dia pun langsung jatuh pingsang, semua dokter pun bergegas menolong wanita itu dan membawa ke tempat tidur, di atas tempat tidur, wanita itu langsung diikat kedua tangan dan kakinya.

Sangat sesak sekali di ruangan ini, karena ada 2 orang dokter dan 3 orang apparat polisi ditambah dengan aku dan juga prasta serta wanita itu, total ada 8 orang dalam ruangan yang lumayan sempit ini. Aku pun keluar dari itu untuk menjernihkan pikiran serta mencari udara yang lebih bersih lagi.

Langkah kakiku pun diikuti oleh prasta, aku berjalan menyusuri lorong dari rumah sakit ini, Nampak tenang dan sunyi bahkan terkesan sangat menyeramkan karena hari sudah gelap, saat aku lihat jam tangan sudah menunjukan pukul 19:30 malam. Aku pun berhenti dan duduk pada bangku yang berada di tengah-tengah lorong jalanan rumah sakit ini, tidak ada satu pun manusia yang terlihat, hanya aku dan prasta saja yang ada disini.

“Lu percaya dengan reinkarnasi gak ?”, tanya dari prasta padaku dengan masih berdiri dan bersandar pada tiang kayu penyangga bangunan lorong ini.

“Gak,, “, jawabku singkat dengan masih berpikir keras tentang kasus ini.

“Kematian kedua dari manusia, ehm… sedikt tidak masuk akal dan diluar dari nalarku”, gumam dari prasta, Nampak sekali kalau dia berpikir sangat keras akan kasus ini.

Tidak tau apa yang terjadi denganku tapi merasa memiliki perasaan yang sangat kacau dan tidak enak, firasatku juga berkata kalau kasus ini bukanlah kasus-kasus seperti biasanya, kasus ini jauh lebih rumit dan berbahaya untukku. Itulah yang aku rasakan, pikiranku menjadi sangat kacau semenjak aku mengetahui kasus ini, jujur aku katakana, aku tidak perduli dengan nyawaku tapi sekarang aku sudah memiliki keluarga dan merekalah yang membuatku khwatir.

“Kita hentikan saja kasus ini, jangan diteruskan”, ucapku pada prasta setelah berpikir sangat keras.

“Hah… serius lu ?”, tanya prasta seraya tak percaya dengan ucapanku.

“Firasat gue gak enak mengenai kasus ini, baru kali ini gue ngerasain hal seperti ini”, jelasku pada prasta.

“Lu beda dengan yang dulu, dulu lu selalu terjang apa pun itu kasusnya.. tapi sekarang lu lebih banyak pilah-pilih kasus untuk lu hadapi”, sindir dari temanku atas perubahan yang ada pada diriku.

“Iya, gue sangat khwatir dengan keluarga kecil gue, apa lagi istri gue sedang hamil tua”, sangkalku atas sindiran dari prasta.

“Sorry pras, gue gak bisa lanjutin kasus ini”, sambungku dengan menunduk penuh penyesalan.

“Yaa.. yaa.. gue tau, thanks udah jadi partner gue selama ini, gue akan selesai’in sendiri kasus ini tanpa lu”, ucap dari prasta dengan wajah sedikit kecewa atas ucapanku.

“Kalau perlu bantuan lu bisa kontak gue”, ucapku menawarkan jasa agar sedikit mengurangi rasa kecewanya.

“Tenanglah, gue gak bakal nyusahin lu lagi kok.. gue sadar semenjak lu nikah, cepat atau lambat lu bakal pergi dan memilih keluarga lu, itu sudah jadi takdir manusia pada umumnya”, ucap dari prasta dengan tersenyum kecil padaku.

“Gue pergi dulu”, pamit prasta meninggalkanku.

Aku perhatikan langkahnya yang kian menjauh dari pandanganku, dia berjalan dengan beraninya seolah dia adalah pahlawan di antara para pahlawan lainnya. Dia pergi menuju ke ruang tempat dimana pasien wanita gila itu di rawat, sepertinya dia ingin mencari tau lebih lagi tentang apa yang menimpa wanita gila itu.

Kebimbangan pun menyelimuti hati dan pikiran ini, tapi aku telah memiliki untuk mengakhiri kasus ini dan lebih memilih keluargaku. Aku yakin prasta akan baik-baik saja karena dia bukanlah pria culun seperti kelihatannya, dia sangatlah jenius bahkan terkadang kejeniusannya melampauiku tapi ada satu hal yang membuatku selalu mengkhwatirkan dirinya yaitu sifat ceroboh dan wanita, dua hal ini adalah kelemahannya.

Aku harus pergi dan segera kembali ke rumah sakit untuk melihat istriku, tak kusangka sudah seharian ini aku meninggalkannya. Aku pun bangkit dari tempat dudukku dan segera berlari menyusuri lorong untuk mencari taxi dan mengantarku ke rumah sakit tempat istriku dirawat.

2 jam kemudian..

“Istri anda sudah siuman sekitar 2 jam yang lalu dan dia mencari-cari anda”, ucap dari dokter menjawab pertanyaanku.

“Terima kasih banyak dokter”, ucapku dengan senyum penuh kelegaan.

Aku pun segera masuk kedalam kamar dimana istriku dirawat, Nampak seorang wanita cantik sedang terbaring lemah tak berdaya menunggu uluran kasih dari pria yang dia cintai. Aku pun mendekatinya dan ku kecup keningnya sebagai tanda betapa aku mengharapkannya untuk selalu setia bersamaku, mata yang terpenjam pun akhirnya terbuka karena sentuhan hangat dari bibirku.

“Sayank.. “, ucapnya pelan menyapaku.

“Iya, maaf aku tadi ada urusan sebentar dengan prasta”, ucapku padanya agar tak khwatir lagi.

Senyum kecil tersirat dari wajah ayu istriku, walaupun sedang sakit tapi dia selalu mencoba untuk kuat di hadapanku. Dan kini aku harus bertanggung jawab untuk menemani dan merawatnya. Rasa cemas dan khwatir pun masih saja menyelimuti benak ini, tapi untuk sementara ini aku tidak boleh memikirkan hal itu karena istriku bisa membaca kegundahanku.

“Kamu istirahat saja dulu sampai baikan”, bisikku lirih padanya.

Aku pun menarik selimut dan menyelimuti tubuh istriku agar mendapat kehangatan dan bisa kembali tidur untuk melupakan rasa sakit yang dialami. Kubelai rambutnya dan selalu mencoba tersenyum membagi kebahagian dengannya. Wajah putih nan cantic selalu menggoda hasrat ini untuk selalu menyentuhnya, sangat beruntung sekali aku bisa menikahinya.

“Kreekk.. “, suara pintu kamar terbuka. Dan spontan aku pun langsung menenggok ke belakang kearah pintu kamar ini, aku pun di buat terkaget setelah melihat seorang wanita cantik masuk kedalam kamar ini dan mencoba mendekati kita, dengan membawa sebuah bingkisan buah-buahan dia pun langsung menyapaku. Dia adalah teman lamaku dan selalu menjadi bagian dari ceritaku, dan satu hal lagi tentang dirinya adalah aku sudah cukup lama tidak berhubungan lagi dengannya dan sekarang tiba-tiba saja dia muncul didepanku.

“Hei.. nath, apa kabar ?”, sapa dari wanita tersebut kepada diriku.

“Baik.. “, jawabku gugup dengan terkaget setelah melihatnya.

“Bagaimana keadaan istri lu ?”, tanyanya lagi sambil mendekatiku dan melihat kondisi istriku.

“Lumayan.. “, jawabku lagi masih tak percaya dengan apa yang aku lihat.

Istriku pun yang mendengar suara wanita lain langsung membuka matanya dan melihat kearah teman lamaku ini. Rupanya tak hanya aku saja yang kaget dengan kedatangannya, istriku pun juga kaget dari mana temanku ini bisa tau tentang tempat dimana istriku ini di rawat. Dengan senyum kecil istriku mencoba menyapa kedatangan temanku ini.

“Sudah.. kamu istirahat saja lagi”, ucapku pada istriku menyuruhnya untuk terus istirahat.

“Maaf kalau kedatanganku disini mengganggu istirahatmu”, ucap dari temanku pada istriku.

“Tidak apa-apa”, saut istriku pada temanku ini.

“Kamu tidur lagi yaa.. aku keluar sebentar”, ucapku pada istriku dengan mengkecup keningnya.

Aku pun segera menarik tangan teman wanitaku yang baru saja datang dan mengajaknya keluar dari kamar agar tidak mengganggu istirahat dari istriku. Di depan pintu kamar dimana istriku dirawat disitulah aku memulai obrolan dengan wanita yang lama kukenal ini, rasa senang akan kedatangannya bercampur dengan segala rasa, spontan saja aku pun langsung memeluknya dengan erat sekali.

“Eeee… nath, gue gak bisa nafas”, ucap dari teman wanitaku dengan mencoba melepaskan pelukanku.

“Maaf, Apa kabarmu ?”, tanyaku pada teman wanitaku dengan melepaskan pelukanku.

“Udah gila kali lu yaa… kalau ketauan istri lu udah di tampol lu”, ucapnya dengan bercanda.

“Hahaha.. maaf, maaf.. !”, ujarku dengan senangnya.

“Bagaimana kabarmu kok ?”, tanyaku sekali lagi.

“Berisik lu, emang lu gak lihat kalau gue baik-baik aja”, jawabnya ketus.

“Lu kesini sendirian ?”, tanyaku lagi dengan tersenyum-senyum kegirangan.

“Hah.. lu buta yaa, menurut lu gue sendirian atau ama yang lain !”, jawabnya sangat galak.

“Makin lama makin gak waras lu… “, sambungnya lagi.

Itulah dia sepenggal obrolanku dengan teman lamaku yang sudah lama tidak bertemu, dan kali ini dia sudah tumbuh dewasa dan sangat cantik walau kesan tomboy-nya masih terasa dari cara dia bicara. Dia benar-benar berubah sekarang, jauh berubah dan sangat berubah, aku benar-benar terkesima akan dirinya.
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd