Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

FANTASY GTS

Bimabet
Wkkwk... terkadang dalam suatu peristiwa kadang dalangnya g pernah kita duga...

Cakep...
 
GTS Lust Duel

****

Letih. Itulah satu kata yang tergambar jelas dari raut wajah cantik Allysa saat pulang ke apartemen-nya. Waktu sudah menunjukkan pukul 01.15 AM, Allysa lantas mengistirahatkan punggungnya di sandaran sofa. Ia menghela napas panjang, melepaskan segala penat yang merajang benak. Matanya pun terpejam sesaat, lalu terjaga menatap langit-langit.

Sebagai anggota Guardian Team-S Allysa punya stamina fisik yang cukup prima. Dia rutin berlatih untuk mempertajam kemampuan dan sekaligus juga menjaga kebugagaran serta keindahan lekuk tubuh idealnya yang sempurna, tapi kekuatan fisik dan stamina GTS-07 Allysa ‘Lust’ tetaplah hanya sebatas maksimal gadis muda normal pada umumnya. Sedikit diatas rata-rata atau mungkin setara stamina atlit profesional namun tetap tidak masuk katagori super.

Allysa memejamkan matanya dan bermeditasi mengosongkan pikirannya. Selain kekelahan fisik Allysa memang juga harus rutin “mengistirahatkan” otaknya yang sering kali dalam kondisi overdrive akibat kemapuan mutan ‘Telepathy’ miliknya.

. . . DUKKK! CKLEK!

Belum sempat Allysa bereaksi, tiba-tiba pintu depan apartemennya terbuka lebar. Kuncinya dirusak dan tiga orang bermasker pun nyelonong masuk secara cepat. Mereka segera menyergap Allysa, lalu menodong kepalanya dengan pistol.

"Kalau lo teriak, gue tembak kepala lo. Gue gak peduli lo mati atau hidup, yang penting gue bisa menyetubuhi lo!" seru pria yang mendekap leher Allysa begitu erat.

"Hihihi….kamu bisa meminta baik-baik. Aku gak akan melawan kok... " jawab Allysa dengan santai, seolah-olah gadis muda cantik itu malah menantang.

"Bang kita ditugasin buat nyulik bukan ngegarap nih cewek” seorang penyergap bermasker memperingati si lelaki gempal yang membekap dan menodong Allysa dengan pistol.

“Aghh… diem lo, sono tutup pintu!.... Dari kemaren liat foto-fotonya aja gue udah kebelet banget pengen ngewe ini perek” Bentak si lelaki gempal yang sepertinya pimpinan kelompok kecil itu.

"Sobek bajunya!" lanjutnya memberi perintah kepada anak buah bermaskernya yang lain.

"Siap, bos!"

Si pria yang berdiri di hadapan Allysa pun segera dengan semangat menjalankan perintah sang pimpinan. Dia menyobek baju Allysa dengan brutal hingga tak ada sehelai benang pun yang tersisa menutupi keindahan tubuh molek sempurna si gadis cantik jelita.

Si Bos segera membanting melemparkan tubuh telanjang Allysa kea tas sofa. Dia tampaknya sudah benar-benar tak sabar hendak segera menistakan menikmati gadis cantik dan seksi yang sudah telanjang tak berdaya di hadapannya. Dengan terburu-buru si Bos itu langsung membuka resleting dan menurunkan celananya tanpa sedikit pun keraguan.

Dengan gerakan lincah yang selikas tampaknya lembut Allysa bangkit meraih dan memelintir pergelangan tangan tangan sang pimpinan, kemudian ia hantam biji kemaluan sang pimpinan dengan lututnya.

“UGHHH….!!! Bos bermasker tersebut menggeram lalu meringkuk menahan sengatan rasa sakit yang hebat.

Allysa segera melucuti merebut pistol Glok 17 si Bos dan menyodok tenggorokan si Bos dengan gagang pistol yang berada dalam kuasanya.

Si Bos takkan bisa lagi menjerit atau mengeluarkan suara yang dapat membangunkan tetangga. Tenggorokannya hancur.

Allysa melanjutkan aksinya. Ia memisahkan slide pistol dari badannya, lalu menjadikannya sebagai pengganti pisau. Badan pistolnya sendiri ia buang. Muncul serangan dari arah kanan, namun Allysa tanggap. Ia memblokir pukulan lawan, lalu menghantam rahang lawan begitu keras. Begundal kedua pun terhuyung, sama seperti pimpinannya.

Datang lagi serangan dari arah kiri dan lagi-lagi mampu diantisipasi dengan mudah oleh Allysa. Ia menangkis pukulan yang melesat ke wajahnya, lalu menyodok tenggorokan lawan dengan slide pistolnya. Serangan balasan tersebut terjadi secepat kilat, bahkan sang begundal tak sempat melakukan antisipasi apapun. Begundal ketiga lengah, Allysa beralih kembali kepada begundal kedua; ia menampar wajah sang begundal dengan slide pistolnya, disusul dengan sebuah tendangan lutut ke arah kemaluan. Sang begundal meringkuk luruh, memegangi kemaluannya yang terasa seperti pecah berkeping-keping.

Allysa tak peduli, ia lantas mendekap kepala sang begundal, memutarnya hingga tubuh sang begundal hilang keseimbangan, lalu menyodok leher sang begundal dengan slide pistolnya berulang kali. Begundal kedua langsung tak sadarkan diri. Tenggorokannya juga remuk, tentu saja. Allysa melihat si Bos begundal kembali bangkit meskipun sambil memegangi leharnya yang berlumuran darah segar, Allysa melempar slide pistolnya ke wajah si Bos. DUK! Suara keras akibat tumbukan besi dan tengkorak pun menyeruak di ruangan nan sunyi tersebut. Si Bos kembali terjatuh tak berdaya.

Allysa segera beralih kepada begundal ketiga yang masih cukup bugar untuk melakukan perlawanan. Dua hingga tiga pukulan melayang ke wajah Allysa, namun semuanya berhasil ditangkis dan Allysa hindari dengan mudah dan lentur seperti sedang menari. Allysa merespon, ia pun menghajar sang begundal dengan pukulan bertubi-tubi, mayoritas ke arah dada dan kepala.

Pukulannya melesat sangat cepat; kadang dengan tangan terbuka, kadang dengan tangan mengepal. Respon brutal tersebut sama sekali tak bisa direspon balik oleh sang begundal, ia pasrah seperti sandsack.

Setelah dirasa cukup menyakitkan untuk lawannya, Allysa lantas melepaskan rangkaian serangan terakhir; ia menyentak dagu sang begundal dengan telapak tangannya, meninju rahang sang begundal hingga mengalami dislokasi, menendang perut sang begundal, lalu ia ambil botol kecap yang bertengger di atas meja dan ia ayunkan ke kepala sang begundal. PRAAAK! Botol besar yang terbuat dari kaca itu pun pecah begitu bertumbukan dengan tengkorak sang begundal.

Darah mengalir perlahan dari kening dan pelipis sang begundal, meninggalkan rasa sakit yang begitu dahsyat. Begundal ketiga pun tersungkur dramatis di atas ubin, ia kehilangan kesadaran. Entah tewas, entah pingsan.

Entah bagaimana si Bos ternyata masih mampu bangun, ia pun merangsek maju ke arah Allysa meski dengan langkah gontai. Ia mengayunkan tinjunya dari arah samping. Namun, pukulan amatir tersebut tentu saja dapat diblokir dengan mudah oleh Allysa.

Tangannya lantas dipelintir dan tiba-tiba, KRAK! Allysa menjegal sikutnya hingga terjadi dislokasi sendi.

Si Bos ingin menjerit sejadi-jadinya. Tetapi, apa daya? Tenggorokannya remuk oleh pukulan Allysa sebelumnya. Tak pelak, ia hanya bisa melenguh singkat. Hanya melenguh, takkan sampai membangunkan tetangga.

Allysa melanjutkan serangannya; ia menendang sisi lutut si Bos hingga keseimbangan si Bos goyah, kemudian ia lingkarkan kedua tangannya di sekitar leher si Bos.

Terjadilah triangle choke dari arah samping, Allysa benar-benar mendekap leher si Bos dengan keras. Si empunya rencana jahat hanya dapat meronta-ronta seperti cacing kepanasan, ia sama sekali tak bisa melawan. Sampai kemudian, pandangannya semakin lama semakin kabur, ia lebih banyak melihat hitam. Tubuhnya pun melemas, melemas, dan semakin lemas. Syarafnya mati, ia sudah tak mampu lagi meronta. Sampai akhirnya ia menyadari bahwa dirinya kehabisan napas. Gelap pun menyambar.

Si Bos akhirnya tumbang, tak sadarkan diri. Allysa segera melepaskan cekikannya dan menggeser tubuh si Bos menjauhi tubuhnya.

Pertarungan pun usai. Allysa benar-benar menghancurkan ketiga begundal tersebut tanpa ampun dalam waktu tak sampai 5 menit. Suasana apartemen kembali menjadi hening.

Kemampuan mutan Telepathy Allysa masih bisa membaca memori pikiran salah seorang begundal meskipun dia dalam keadaan tergeletak pingsan tak berdaya. Allysa memang tidak perlu informasi detail, dia sudah bisa menduga siapa yang menyuruh ke tiga bergundal bodoh itu dan Allysa berhasil menemukan sebuah nama….

“Hihihi… Alex Drajat, sudah aku duga dia akan muncul lagi” guman gadis cantik bugil itu sambil tersenyum.

****

“Aku butuh seorang sniper” kata Allysa.

“Pro, semi-pro, amatir, polisi, militer, hitman, freelancer…. Ada banyak kau perlu yang jenis apa?” tanya Gary sambil menyalakan rokok kretek filter dan menghisapnya.

Gadis cantik itu melamun berpikir sejenak.

“Emmmm…. Sepertinya Sniper freelancer yang bisa aku sewa” jawab Allysa dengan nada ragu.

“Hahahaha…. Baiklah aku akan merekomendasikan beberpa sniper mercenary yang bisa kau sewa dari darkweb, kau bisa pilih sendiri berikut spesialisasi, reputasi dan range harganya” ujar Gary.

“Memangnya apa bedanya?” tanya Allysa lagi polos.

“Tentu saja banyak, jenis senjata, medan operasi, background, …. Banyak banget”

“Seperti….???”

“Sniper dengan backgroud dari polisi atau SWAT umumnya beroperasi di gedung-gedung perkotaan untuk penyergapan atau pembebasan sandera. Mereka bekerja dalam tim, rutin berkomunikasi radio dan hanya akan menembak target jika sudah mendapat konfirmasi perintah. Biasanya penembak jitu dari background kepolisian lebih dikenal sebagai sharp-shooter dengan jarak tembak pendek dibawah 100 meter. Yah maksimal 300 meter tapi itu juga sangat jarang” Gary memberikan penjelasan sambil menhembuskan kepulan asap rokoknya, lalu melanjutkan

“Dalam unit group militer, prajurit specialist penembak jitu biasanya disebut Marksman. Wilayah operasi umumnya alam terbuka. Jarak target Marksman biasanya sekitar 200 meter sampai 500 meter”

’Oh begitu ya?I” Allysa mangut-mangut lucu.

“Yang benar-benar Sniper specialist biasanya beroperasi sendirian atau maksimal berdua dengan seorang Spotter yang bertugas sebagai pendamping untuk mengamati, mengukur jarak serta variabel alam sekaligus sebagai pelindung Sniper, karena itu biasanya seorang spotter biasanya seorang prajurit yang ahli dengan assult riffle. Sniper dan Spotter juga harus menyusup jauh ke dalam daerah musuh tanpa terdeteksi. Mereka ahli survival dan kamuflasi. Jarak tembak targetnya antara 600 meter sampai bisa 2 kilometer, tapi jarak efektif yang umum adalah 800-1000 meter” papar Gary.

“Apakah masih ada lagi?”

“Hahaha… tentu saja masih banyak. Ada agen hitman dari intelijen, assassin sniper specialist, dan lain-lain”

’Hihihi… aku butuh kamu saja Greed”

“Kenapa aku?”

“Karena kamu sniper terhebat yang aku kenal dan aku suka sama kamu” jawab Allysa dengan nada genit menggoda.

“Kenapa bukan Iriana saja, dia cukup mahir. … Atau GTQ-04 Safira ‘Queen Sapphire’, dia sniper dengan rekor statistik terbaik di Guardians Divisi 4” pancing Gary.

“Aku cuma menginginkan kamu saja Gary sayang”

“Kau tahu jasaku tidak murah Lust” Gary tersenyum licik

“Aku akan berikan yang kamu mau Greed …bahkan lebih” jawab Allysa dengan nada mendesah menggoda.

“Hahahaha…. kau memang sangat mempesona Lust, tapi aku sebelum-sebelumnya bisa dapat tubuhmu dengan gratis. Kenapa sekarang aku harus repot-repot membantumu” ejek Gary.

Allysa mencibirkan bibirnya seperti merajuk manja.

“Anggap saja hutang jasa, aku akan membayar membantumu kelak nanti” tawar Allysa.

“Hmmm ….menarik juga…. Apa saja?” Gary menimbang.

“Yups …apa saja, asal cukup seimbang “ Allysa mengedipkan mata kirinya.

“Hahahaha…. seimbang itu opini yang relatif dan sulit terukur sebagai perbandingan” sahut Gary.

“Dasar mata duitan serakah…. Baiklah aku akan bayar 50 juta”

“200 juta, itu recehan harga teman buatku”

“100 juta” tawar Allysa.

“100 juta plus belikan aku senjata berikut amunisi yang aku minta dan ….hutang jasa” tawar Gary lagi.

“Aghhh…. OK deh deal …tapi tidak ada asuransi kalau tewas atau kamu terluka, tanggung biaya pengobatan sendiri”

“Hahahaha…. OK, deal. ….Sekaranng mari bicarakan why, where, when, who and how” sambut Gery.

“Let’s just skip ‘The Why’ part. That is not your business”

*****

TBC

Sdikit kentang buat bumbu :D
 
Terakhir diubah:
Mulai ke pribadi masing2 personil... setelah greed, sekarang lust
 
GTS Lust Duel Part 2

***

[Gary ‘Greed’ POV]


Allysa jelas mengomel-ngomel atas senapan sniper pilihanku yang sudah kami sepakati akan dia sediakan atau lebih tepatnya belikan untukku.

Desert Tech Stealth Recon Scout (SRS) A1 Covert 4th Generation jelas bukan Bolt action sniper rifle murahan, meskipun bukan juga yang termahal. Option pilihanku yang lain CheyTac Intervention M300 Carbon Fiber yang harga resminya di bandrol sekitar USD14.000 dan Accuracy International AWM (Arctic Warfare Magnum) L115A3 atau seri varian terbarunya Accuracy International AXMC Multy Calibre System jelas lebih mahal.

DT SRS A1 Covert pilihanku hanya dibandrol dengan harga resmi pabrik sekitar US$3500 saja, harga dipasar gelapnya sekitar US$4300. Tapi itu baru cuma harga chasis nya saja, dengan Night vision scope, optional barrel, scope mount, suppressor/silencer, magazine, box peluru, apkilasi balistik Trasol, conversion kit dan berbagai accessories lainnya maka harga yang harus dibayarkan Allysa tak kurang dari 200 juta rupiah. Harga termahal bukan dari senapannya melainnkan teleskop night viision sniper yang berkisar belasan ribu dolar. Gak percaya? Check aj sendiri deserttech dot com Hehehehe……

Yang pasti SRS A1 Covert adalah sniper rifle terpendek dan teringan, dengan panjang hanya 66cm dan berat +/-4.5kg. Design layout Bullpup dimana magasin dan mekanisme bolt action ada dibagian belakang grip triger. Pilihan konversi barrel/laras dan jenis kaliber amunisi yng mudah, setting posisi, berat tekanan pelatuk dan lain-lain.

Tentu saja agak berlebihan untuk sebuah misi sederhana yang bisa saja aku laksanakan dengan M16-A2 seharga 600 dolar atau bahkan dengan varian modifikasi AK47 KW tiruan murahan buatan Cina. Senapan secanggih apapun tak akan berguna jika bukan ditangan yang ahli, sebaliknya airsoft gun mainan pun bisa mematikan ditangan seorang seperti aku.

Tapi aku tahu pasti Allysa tidaklah miskin ataupun pelit, dia gadis cantik yang selalu bisa mendapatkan segalanya dengan mudah dan tidak pernah memikirkan biaya selain foya-foya menghamburkannya.

Diantara anggota GTR yang lain Aku merasa juga paling cocok dengan Allysa yang cuek, konyol dan punya sense of humor. Mungkin itu juga alasan utama kenapa Allysa lebih memilih aku untuk membantunya.

***

[Allysa ‘Lust’ POV]


Sedari awal Aku sudah bisa menebak bahwa si serakah Gary pasti akan menipuku. Tapi tak masalah, beberapa ratus juta cuma recehan untuk gadis se-imut aku, Hihihi…. Ribuan lelaki akan selalu siap rela mengantri untuk memberikan hadiah apa saja yang mungkin aku mau tanpa kuminta. Tidak seperti Gary yang masa kecilnya miskin dan susah sejak bayi Aku tidak pernah kesulitan soal uang karena tanpa hadiah-hadiah dari orang luarpun harta keluargaku sudah cukup banyak.

Anak lelaki memang suka mengkoleksi mainan bagus dan Aku tahu Gary punya arsenal koleksi ratusan atau mungkin ribuan jenis senjata api mulai dari senjata antik, special limited edition, hingga versi tehnologi tercanggih prototype eksperimental yang belum dipasarkan atau hanya untuk kalangan khusus saja.

Anyway…… Kembali ke pokok masalah.

Alexander Dharma Salim yang kemudian mengganti namanya menjadi Alex Drajat hanyalah salah satu barisan panjang mantan patah hati yang gak bisa move on dari pesonaku. Alex adalah anak bungsu dari seorang pengusaha finance yang menjadi mantan Bupati 2 periode di sebuah kabupaten Jawa Tengah, aku lupa nama daerahnya. Selanjutnya Alex adalah kisah klasik picisan bocah broken home yang mencari jatidiri dengan membuat gank motor dan hobi tawuran.

Alex gemar ber-”guru” untuk mendapatkan ilmu kanuragan maupun mistis dan dia cukup berbakat. Alex adalah guru pertama yang mengajarkan Aku seni bela diri tradisonal yang dipadu dengan gaya brutal street fight.

Bodohnya Alex mengira bisa menjadi pacarku berkan segala ajian kesaktian fiktifnya dan dia juga percaya bahwa kau meninggalkannya karena di sudah melanggar semacam “pantangan” ilmu. Hihihihihi…. Benar-benar bocah stupid.

Meskipun tenaga fisikku tidak terlalu besar Aku memiliki kemampuan alamiah untuk cepat mempelajari dan memahami segala bentuk gerakan olah raga ataupun tarian, aku juga mudah memodifikasi efisiensi dan efektifitas gerakan dan aku juga memiliki kelenturan tubuh akrobatik yang gesit dan lincah. Aku mulai hobby dan banyak mempelajari sendiri berbagai jenis ilmu beladiri lewat tutorial online dan menonton pertandingan. Sejak ditarik bergabung dalam The Guardians hanya dalam waktu singkat kemajuan tehnikku meningkat pesat karena The Guardian banyak memiliki trainer profesional dan juga database lengkap berbagai rahasia tehnik ilmu martial arts.

Sejak penyerangan malam itu aku sudah menyempatkan menyelidiki perjalanan Alex melalui data center Guardians. Beberapa tahun Alex banyak berguru sampai kemudian dia bergabung menjadi simpatisan beberapa kelompok militan radikal. Alex menghilang lagi beberapa tahun, Aku malas melacak terlalu detail tapi sekitar 1 tahun belakangan sosok Alex Drajat muncul menjadi pengusaha pedagang tekstil warganegara Bangladesh dengan nama baru Iskandar Ali Akbari. Diduga kuat binis tekstilnya itu adalah salah satu unit money laundring dan penyelundupan dari sel jaringan teroris besar NARSIS cabang Asia.

Alex atau Akbari hanyalah tokoh minor cabang yang tidak terlalu penting, Aku bisa saja menghajarnya sendirian dengan mudah tapi dia dari dulu selalu licik dan agak pengecut karena selalu punya banyak pengawal. Semasa jadi preman jalanan dulu Alex gemar bertarung tapi jika terdesak maka dia selalu punya backup penembak gelap yang bersembunyi melindunginya, karena itulah aku perlu bantuan Gary sebagai penyeimbang backup support untukku. Greed adalah pilihan terbaik sebagai partner. Sloth terlalu pemalas dan sulit diandalkan, Envy sulit dimintai bantuan, sedangkan Pride, Wrath dan Gluttony akan membuat kekacauan dan banjir darah berlebihan. Dengan lawan seremeh ini mereka akan asik sendiri dan membuatku tak sempat berbuat apa-apa.

****

Lokasi: Rumah Makan Kare dan Kambing panggang Ajib-Ajib cabang Tanah Abang, Jakarta Pusat.

*

“Tiga orang orangku yang aku perintahkan memculik mantan kamu itu menghilang tanpa kabar Lex!” kata Warno, seorang teman lama satu SMA dan satu gank motor Alex Drajat dulu.

“Ana minta tolong ente cariin alamat Allysa bukannya suruh orang culik dia!” bentak Alex

“Aku tadinya mau kasih surprise hadiah buat menyambut pulangnya kamu ke tanah air Lex” elak Warno.

“Bahlul ente! Ana Iskandar Ali Akbari bukan Alex dan disini bukan tanah air Ana!”

“Wo… wo.. wo… santai broh, gua tuh ngehargain lo sebagai sohib lama” balas Warno kesal juga melihat tingkah sok wibawa Alex.

Warno bukan lagi anak buah gank motor kampung tapi sudah jadi Ketua Cabang Pusat Ormas Pemuda simpatisan asuhan sebuah Partai politik besar yang cukup disegani karena punya massa anggota belasan ribu. Ormas Pemuda Warno juga membawahi sejumlah kelompok gank preman di Jabodetabek. Ormas Pemuda itu bernama Himpunan Persaudaraan Tenaga Sosial Indonesia atau HPTSI atau disingkat juga … HiPerTenSI.

“Oh…. Jadi kamu ya… yang nyuruh 3 cecunguk itu?” kata suara merdu seorang gadis cantik yang tiba-tiba sudah ada di dekat meja tanpa Alex dan Warno sadari.

“Allysa??!!!” Alex alias Akbari memandang takjub sesosok bidadari yang kini sudah berada dihadapannya. Berjuta memory kenangan indah seolah berputar cepat. Endapan kerinduan mendalam dari rasa cinta sejati tersuci yang pernah dia rasakan kini seakan meledak lewat luapan erupsi emosi jiwa penuh bunga-bunga harapan semerbak mewangi. (Apaaaaaaan seeehh …gak jelas banget!!!)

“Mereka hampir memerkosa Aku, ….. Coba bayangkan Aku yang lemah tak berdaya ini!” lanjut Allysa dengan nada gemetar dan ekspresi ketakutan.

“IBLIS…. SYAITON!!!!” Maki Akbari geram.

“Untung tunanganku yang gagah datang dan menghajar mereka” kata Allysa lagi dengan nada ceria dan bangga.

Wajah Akbari makin memerah bagaikan udang galah saos padang yang dibakar api cemburu mendengar Alllysa menyebut kata tunangan. Apalagi Allysa terdengar begitu bangga pada sosok yang mampu melindungi kesuciannya itu.

Allysa yang mengenakan gaun longdress softpink sederhana itu langsung duduk disebelah Warno dan berhadapan dengan Alex Akbari. Bukan cuma dua lelaki itu saja yang terpesona kagum tapi semua tamu dan pegawai rumah makan itu.

Allysa mengambil gelas es teh manis yang tersaji entah untuk siapa dan menghirupnya lewat sedotan dengan gerakan gemulai sederhana yang begitu eksotis memukau.

“Halo Alex, kamu tambah ganteng aja” puji Allysa.

Tak sampai semenit kehadiran Allysa sudah berhasil membuat perasaan Alex bergejolak…. kaget, kangen, kagum, marah, cemburu dan terbuai pujian.

“Ass… aaa…. Eee….” Alex Akbari mencoba menyahut namun begitu sulit baginya untuk merangkai untaian kata-kata. Mungkin karena kelamaan bertahun-tahun gak ngomong pake bahasa Indonesia.

Allysa tersenyum geli. Telepathy nya dengan mudah membaca pikiran Alex.

“Biar aku yang tebak aja Lex… Kamu menyesal kareana dulu udah selingkuhin Aku…. Kamu yang sekarang udah berubah jadi orang “baik”…. Kamu sekarang udah punya usaha halal yang cukup sukses…. Kamu mau melamar meminang Aku secara sah…. Meskpun kamu sudah punya 3 orang istri di Bangladesh yang usianya semua lebih muda dari Aku…. Kamu akan membimbing Aku menjadi seorang istri yang mulia dan berderajat tinggi…. “ Allysa berhenti sejenak menahan kikik tawa gelinya. Lalu melanjutkan…

“Bla…. Bla… bla…. Anyway…. Sorry Aku agak sibuk gak bisa lama-lama…. Siapkan uang cash mahar lamaran 1 milyar rupiah aja…. Datang ke tempat ini tepat jam 12 nanti malam…. Aku akan membuka sayembara duel MMA”

“Juara kompetisi akan mempersunting kamu?” tanya Warno.

“Hmmm…. Lebih simple…. Cukup siapa yang bisa mengalahkan aku duluan aja…. Ok sampai nanti malam ya Guys!!”

Allysa pun beranjak melenggang santai meninggalkan 2 orang lelaki di meja makan yang memandangi selembar kertas A4 hasil printout peta lokasi dari google map yang dilingkari spidol.

Sebuah area terpencil di pinggiran kota Kerawang.

****

TBC
 
Terakhir diubah:
Wah..ini seperti Side Quest ya... dinanti apakah Greed beneran mengkhianati GTS atau hanya salah satu rencananya.
 
GTS Lust Duel Part 3

****

[Gary ‘Greed’ POV]


Sniper adalah pekerjaan yang membosankan, butuh ketelitian dan kesabaran yang melebihi dari pemancing ikan profesional. Sebelumnya aku melakukan riset singkat tentang denah lokasi, keadaan lingkungan sekitar, ramalan prakiraan cuaca dari BMKG, pos Polisi terdekat, adat budaya kebiasaan, kelas sosial masyarakat sekitar, pilihan rute masuk pelarian utama dan alternatif, potential sniping spots, perkiraan posisi kamera cctv dan berbagai macam hal-hal kecil.

Berikutnya aku harus datang lebih awal untuk observasi langsung keadaan real di lapangan. Aku menerbangkan AUV Aeryon SkyRanger R95 untuk mengamati areal lokasi lebih detail. Drone mata-mata militer jenis quadcopter (4 baling-baling) itu hanya berdiameter 45 cm, motor halus, manuver lincah, mampu terbang 4km diatas pandangan dan yang paling utama SkyRanger R95 memiliki High resolution, day/night cameras dengan optical and digital image stabilization dengan mechanical pan/tilt/zoom. Tentu juga semua data dan komunikasi melalui jalur digital encrypted yang sulit dibajak atau ditemukan pihak lain.

Allysa memilih area tanah kosong yang sudah dibebaskan pihak developer untuk rencana pembangunan apartemen sebagai arena permainannya. Area yang terbuka seperti ini sangat ideal memudahkannku meng-cover hampir setiap sudut bidikannku tapi kekurangan area terbuka seperti ini tentu saja tiupan angin yang cukup kencang berputar dan sulit diprediksi hingga tentu saja akan mempengaruhi presisi akurasi arah tembakan proyektil peluruku nanti.

Sebuah ruko 4 lantai menjadi spot pilihanku. Ruko itu merupakan sebuah kantor cabang MLM yang mulai bangkrut, aku juga bisa pindah posisi ke deretan ruko disebelahnya jika kurang mendapatkan bidikan yang pas. Berada di seberang jalan raya berjarak sekitar 380 meter.

Aku memilih optional laras terpendek 16 inci dan Cartridge magasin kaliber .308 Winchester 8 peluru. Aku melepas standard muzzle break laras untuk memasang suppresor membuat panjang sniper rifle DT SRS-A1 Covert ku bertampah menjadi 84cm tapi masih cukup compact, pendek dan ringan untuk bermanuver.

Aku membidik sebuah kaleng softdrink, aku mengatur prediksi jarak di teleskopku 342m. …. Zapp… tembakan kulepaskan dengan hentakan halus di bahuku ... krak krak…. Aku mengokang bolt action SRS-A1 Covertku untuk membuang selongsong dan menyiapkan peluru berikutnya di laras. Proyektil peluruku ternyata meleset sekitar 5cm di sebelah kiri kaleng softdrink targetku. But it’s Ok, itu cuma tembakan percobaan isengku.

Aku menyalakan dan menghisap rokok kretek filterku sambil menunggu. Seorang sniper sebenarnya tidak boleh merokok karena asap rokoknya akan mudah dideteksi teropong musuh. Sniper juga sebisa mungkin tidak boleh meninggalkan bukti bekas puntung rokok maupun selongsong peluru, tapi ini kan cuma misi iseng aja…. so gak usah kelewat banget serius juga.

****

Gelombang pertama rombongan kelompok Akbari Warno sudah datang menyambangi lokasi yang ditunjukkan peta Allysa sejak sore hari. 10 orang dengan 6 motor memeriksa area.

Gelombang-gelombang rombongan berikutnya menyusul berdatangan dengan sejumlah sepeda motor dan mobil. Mereka bahkan mendirikan panggung seukuran 4x4 meter lengkap dengan penerangan lampu tembak yang di tenagai listrik dari mobil truk genset. Preman-preman di sebar mengamankan disekeliling lokasi. Beberapa bahkan petugas POLRI bayaran yang biasa nyari uang rokok sampingan.

Akbari dan Warno sudah tiba di lokasi sejak pukul 21.15 WIB. Setidaknya tak kurang 100 orang sudah berkumpul di area itu. Bisa diperkirakan dari belasan mobil dan puluhan sepeda motor berbagai jenis dan merk yang sudah terparkir disana.

Beberapa orang bahkan sudah duluan taruhan dan tanding duel unjuk kebolehan tarung diatas panggung.

**

Sedan BMW M5 biru chrome yang dikendarai Allysa tiba di lokasi Jam 00.10 AM. Dia menurunkan kaca mobil dan dengan senyum ramah melewati pos gerbang pemeriksaan dadakan yang dijaga beberapa orang preman.

Allysa turun dari BMW M5 nya. Dia mengenakan kaos singlet hitam ketat dan celana pendek ala tokoh Lara Croft Tomb Rider lengkap dengan army boot dan kaca mata hitam. Bahkan rambut panjang kecoklatannya pun di kepang rapi, hanya saja Allysa sengaja tidak membawa pistol ataupun senjata tajam.

Allysa melangkah santai naik keatas panggung diiringi tatapan ratusan orang disekelilingnya. Suasana beberapa saat menjadi menjadi senyap.

“Hai hai!”sapa Allysa tersenyum diatas panggung sambil melambaikan tangannya.

Suasana heningpun berganti dengan sorak-sorai riuh.

“Selamat datang Allysa” sapa Iskandar Al Akbari yang duduk di sebuah singgasana norak yang modifikasi di pasang dibelakang bak Jeep Land Cruiser.

“Hihihi… ayo Alex naik ke panggung, gak usah basa-basi” tantang Allysa sambil memberikan kode maju dengan jari-jemari lentiknya.

“Hahahaha…. Sungguh tak pantas bagiku bertarung melawan kamu Allysa. Terlalu mudah bagiku…. Aku sudah banyak berguru dan mencapai tingkat kesempurnaan” seru Alex alias Iskandar Ali Akbari dengan sombong.

“Kalau begitu tunjukkanlah padaku Alex, semakin mudah kau membuktika maka semakin cepat kita kepelaminan” tantang Allysa tanpa gentar sedikitpun meskipun di kelilingi ratusan pendukung Akbari.

“Hadapi dulu beberapa anak buahku sebelum aku menilai kau pantas melawanku. Tunjukkan padaku berapa banyak yang kau tahu soal ilmu beladiri” balas Alex Akbari.

**

Seorang wanita berhidung mancung naik keatas panggung. Sepertinya keturunan campuran antara India dan Timur Tengah, Allysa menduga wanita itu berdarah Pakistan.

Tanpa terduga Allysa melangkah maju sangat cepat memutar tubuh 360 derajat dan melepaskan tendangan keras di kepala si wanita Pakistan. BUGG!!!... wanita Pakistan itu terpental kesamping dan roboh pingsan dengan satu serangannya.

“Itu Bandae dollyeo chagi, tehnik spinning kick Taekwondo Korea” kata Allysa.

Seorang pemuda gondrong melompat naik keatas panggung dan langsung menerjang Allysa. Allysa meloncat keatas dan kembali melepaskan tendangan sabetan keras ke kepala yang membuat si pemuda gondrong itu terpental jatuh ke bawah panggung. Kembali hanya dengan 1x serangan tendangan.

“Itu tobi mawashi geri, jumping roundhouse kick Karate aliran Shotokan Jepang” kata Allysa lagi sambil tersenyum.

Seorang pemuda kurus berambut gaya punk mohawk naik keatas panggung dan memamerkan beberapa jurus kick boxing Muay Thai. Pemuda punk mohawk maju dan menyerang Allysa dengan serangan-serangan sikut tangan dan dengkul lutut khas muay thai tapi Allysa dengan luwes dan mudah menangkis semua serangannya. BUGG!!!.... Allysa kembali melepaskan tendangan keras balasan kearah leher si pemuda punk mohawk yang langsung membuatnya terkapar.

“Itu cup jaarn, tehnik tendangan kbach kun boran khmer Kamboja”

Kali ini seorang lelaki paruh baya ber peci merah bertubuh gempal naik ke atas panggung.

“Boleh juga elmu si eneng cakep, kenalin nih nama abang Rojak, pendekar dalem negri asli condet” ujar si Rojak sambil berlalan mengelilingi Allysa, seakan mencoba mengukur dan mencari celah menyerang gadis cantik itu.

“Halo Abang Rojak ganteng, abang kepingin ngelamar aye juga ya? hihihi…” Allysa menyahut mengikuti logat betawi. Dia terlihat tetap santai tapi tetap waspada.

“Siape nyang kagak pengen ama bidadari botoh macem eneng ini, siape guru ente neng?” lanjut Rojak masih belum membuka serangan.

“Aye belajar sendiri bang”

“Berape gaya sih yang si eneng bisa?”

“Banyak bang, Taekwondo, Karate, Ninjutsu, Aikido, Juijitsu, Kempo, Judo, Capoera, Savate, Systema, Muay thai, Krav maga, Tai chi, Wing Chun, …..banyak banget” sahut Allysa.

Whus… shyutt…. Bang Rojak menyerang pukukan dan sabetan sengkatan kaki cukup cepat dan kuat hingga Allysa melompat mundur menghindar.

“Kenape mundur neng, nge-per ama jurus abang ye?” Tanya si Rojak jumawa disambut sorakan pendukungnya.

“Kagak Bang cuma setau ane Silat betawi dari condet itu aliran Silau Macan ciptaan Engkong Gendut, tapi abang pake jurus Silat Beksi dari wilayah Petukangan-Kreo- Ciledug”

“Ciaaatt” …. BUG…. BRAK… DUG …. Bang Rojak kembali menyerang tiba-tiba dari barah bawah ciri khas silat, tapi kali ini Allysa lebih cepat menangkap tangan Bang Rojak, membanting jatuh dan meninju keras hidung Bang Rojak hingga patah berlumuran darah.

“Itu tadi silat Cimande ciptaan Mbah Kahir dicampur Silat Kumango dari Batusangkar Minangkabau” kata Allysa yang kembali memenangkan duel dengan mudah dan cepat.

Plok… plok… plok… Warno teman lama Alex Akbari bertepuk tangan.

“Aku akui kamu sangat lincah dan hebat Allysa…” puji Warno.

“Tapi kamu tidaklah cerdas, sehebat apapun kamu tidak akan bisa melawan kami semua dan kamu sudah terkepung oleh jebakan kamu sendiri” lanjut Warno mengejek.

Allysa mengangkat bahu, “Yah coba saja”

“Yang pasti kamu tidak akan bisa melawan pistol” kata Warno sambil mengeluarkan dan menodongkan revolver Colt Cobra nya.

“Mungkin benar, tapi revolver kecil kamu itu juga tak akan menang melawan sniper rifle” ejek Allysa sambil tersenyum.

CRASHH…. Seketika itu juga batok kepala Warno pecah ditembus peluru yang entah datang dari mana, karena tanpa cahaya tanpa suara. Ketua cabang Ormas Hipertensi itu pun jatuh tewas.

Kepanikan pun terjadi, beberapa orang yang membawa senjata api pun tiba-tiba bergantian tumbang berguguran dalam selang waktu sekitar setiap 3 detik saja.

Sebagian besar yang ada disana hanyalah preman-preman kampung biasa bisa diduga merekapun panik berhamburan berpencar kabur menyelamatkan diri masing-masing. Sebagian masih sempat membawa motor dan mobil tapi sebagian besar hanya lari secepatnya meningglkan kendaraan yang mereka bawa.

Tiga orang pengawal elit pribadi Alex Akbari yang cukup terlatih sebagai bodyguard profesional segera dengan sigap melindungi sang Bos dan membawa Alex masuk kedalam sebuah Toyota Camry hitam. Sedan itu segera meluncur hendak melarikan diri.

**

BRAAAAK!, tiba-tiba muncul mobil BMW M5 Allysa dari arah samping dan menyeruduk mobil Camry Alex Akbari dengan kecepatan tinggi. Camry yang semula tampak elegan itu pun seketika ringsek, pintu depan remuk tak karuan menewaskan salah satu pengawal yang menjadi sedan supir Camry itu.

Dua orang pengawal pribadi Alex Akbari keluar mobil Camry hampir bersamaan dengan Allysa yang juga keluar dari mobil BMW M5 nya. Pengawal itu segera mencabut pistol dari holster dipinggangnya.

Allysa pun menyentak tangan pengawal itu dengan tendangan kakinya, membuat pistol sang pengawal terlepas dari genggaman. Allysa lantas beralih kepada pengawal kedua yang terlihat panik melihat kegesitan lawannya.

Allysa menyentak tangan sang pengawal kedua dengan beberapa pukulan ke titik syaraf hingga pistol sang pengawal terjatuh ke atas tanah, dilanjutkan dengan beberapa tinju terbuka ke arah kepala dan ulu hati sehingga sang pengawal terhuyung lemas. Setelah dirasa cukup melengahkan lawannya, Allysa segera mendorong kepala sang pengawal kedua ke atap mobil. BANG! Terdengar suara benturan yang sangat keras sehingga membuat sang pengawal rubuh tak berdaya. Belum mati, hanya lengah.

Pengawal pertama tak gentar, ia mencoba melakukan perlawanan dengan menyeruduk Allysa ke sisi mobil. Allysa berhasil disudutkan, sang pengawal lalu melepaskan tinjunya sekitar dua-tiga kali ke wajah si gadis cantik. Namun, Allysa mengangkat menangkis pukulan yang sama sekali tak bervariasi tersebut. Sesaat setelahnya, ia segera mengayunkan keningnya ke batang hidung sang pengawal yang berdiri di hadapannya. Ia kemudian meraih tengkuk sang pengawal dan menarik seluruh tubuhnya ke sisi mobil.

Keadaan pun berbalik. Kini sang pengawal malang itulah yang tersudut. Allysa segera membalikkan keadaan secepat kilat, ia menghajar kepala dan rusuk sang pengawal. Pengawal itu pun lengah, kesadarannya hampir lenyap. Allysa tak peduli, ia malah menyepak kaki sang pengawal hingga terjatuh melutut dan mendorong kepala sang pengawal ke jendela mobil. KRAAAK! Jendela itu pun retak. Tak lama kemudian, Allysa kembali meraih kepala sang pengawal dengan kedua tangannya dan KRAK! Tanpa sedikit pun keraguan, ia memelintir kepala sang pengawal hingga patah. Pengawal pertama tumbang. Tewas, lebih tepatnya.

Tak hendak mengalah, pengawal kedua segera mengeluarkan pisau kecil dari sakunya. Sang pengawal terakhir itu pun menggila, ia menebas-nebaskan pisaunya bagaikan begal amatir. Kepanikan memaksanya berbuat tak sesuai prosedur, ia melupakan latihan-latihan knife fighting pada saat ditempa di camp latihannya. Pokoknya tebas saja sampai kena, pikirnya singkat.

Di sisi lain, lawannya tampak begitu tenang. Allysa bergerak lebih santai menghindari serangan-serangan sang pengawal, sampai akhirnya ia mendapatkan celah untuk menyerang balik. Ia menangkap lengan sang pengawal dan memelintirnya di samping kepala si pengawal.

"HNNGH!" Sang pengawal melenguh kesakitan, sendinya telah dipaksa bergerak ke arah yang tak semestinya. Pisau pun terlepas dari genggamannya.

Kesempatan. Allysa segera mengayunkan sikut kirinya ke rahang sang pengawal dari arah samping, dilanjutkan dengan mengayunkan sikut kananya ke dagu sang pengawal dari arah bawah. Lawannya sudah pusing, ia lantas membumbui serangannya dengan menghentakkan lutut ke kemaluan sang pengawal.

Pengawal itu pun meringkuk luruh, Allysa segera melakukan kuncian sederhana dan mengakselerasi alur gerak tubuhnya untuk membuatnya berputar di udara dan BAM! Tentu saja membuatnya tersungkur tak berdaya di atas tanah. Sungguh sebuah teknik bantingan yang elegan.

Tak hendak berlama-lama, Allysa memungut salah satu pistol yang tergeletak di atas tanah dan melepaskan tembakan ke kepala sang pengawal terakhir sebanyak tiga kali. Sadis, namun efektif. Kepala sang pengawal meninggalkan tiga lubang bagaikan daun yang digerogoti ulat. Darah pun mencurat deras, menggenangi bumi dengan cairan berwarna merah pekat.

Kini tersisa target utama Allysa malam itu: Alex alias Akbari.

**

Tiba-tiba Alex menerjang menyeruduk Allysa hingga membuat mereka jatuh berguling ditanah. Alex berhasil menduduki tubuh Allysa dan mencekik leher gadis itu dari atas.

Allysa segera menghantam kedua telinga Alex dengan kedua sisi tangannya yang mengepal. Pukulan martil tersebut mendarat di kepala Alex Akbari dengan keras, telinganya pun berdengung tak karuan. Hilang keseimbangan. Serangan balik, Allysa segera menghantam dagu Alex Akbari dengan dua tinju terbuka; kedua pukulan mendarat secara bergantian seperti pukulan satu-dua. Allysa lantas menghimpitkan kaki kirinya pada tubuh Alex, kemudian ia lempar tubuh Alex Akbari dibantu dengan gaya dorong dari kakinya. Alex i pun tersungkur luruh di atas tanah, sementara Allysa langsung melontarkan tubuhnya untuk bangkit layaknya petarung Kung Fu.

Alex tak mau kalah, ia pun bergegas untuk bangkit walaupun terhuyung-huyung. Allysa yang menghampiri lawannya. Dengan gerakan yang sangat gesit ia melepaskan beberapa pukulan dan tendangan pendek ke arah Alex. Akan tetapi, Alex ternyata mampu memblokir dan menghindari beberapa serangan mematikan Allysa. Ia bahkan mampu bertukar serangan dengan Allysa. Pertarungan menjadi berlangsung cukup alot.

Tapi itu bisa terjadi karena Allysa sengaja tidak mau buru-buru dan masih ingin mempermainkan Alex. Allysa sengaja melakukan serangan yang meskipun cukup keras dan cepat tapi mudah terbaca.

Merasa mampu mengimbangi Alex jadi penasaran membabi buta memforsir seluruh emosi dan tenaganya. Sementara Alyysa tetap santai dan efisien mengelak dan menangkis seperlunya dengan tehnik Aikido. Tak seberapa lama Alex pun kelelahan kebabisan tenaganya.

“Hihihi…. Ternyata kamu payah Alex” ejek Allysa.

Alex diam-diam mengeluarkan pisau kecil dari saku celananya, lantas melemparkannya kepada Allysa. Pisau melesat cepat ke tubuh Allysa dari jarak sekitar tiga meter. Allysa terentak oleh pisau yang mendarat di dadanya, Alex tersenyum licik menyangka bahwa ia telah mengalahkanberhasil mengalahkan Allysa.

Namun terkaannya meleset. Allysa rupanya berhasil menangkap pisau itu dengan tangan kosong! Tidak ada luka parah dari serangan Alex itu, hanya ada sedikit luka sayatan pada telapak tangan Allysa.

Tak diduga-duga, Allysa segera melemparkan pisau tersebut kembali kepada pemiliknya. Aksi lontar pisau tersebut terjadi begitu cepat, sehingga tak sempat diantisipasi oleh Alex Akbari yang tersenyum mengira sudah menang.

Pisau Alex itu pun menancap tepat di selangkangan Alex Akbari. Senjata makan tuan.

"AAAKH!" Seraya menjerit histeris, Alex Akbari tersungkur dramatis menggelepar kesakitan di atas tanah..

Allysa menghampiri Alex perlahan-lahan, ia tampak santai. Napasnya hanya tersengal sedikit.

CRASH!!!.... Allysa berjongkok dan mencabut pisau yang menancap tepat di penis Alex hingga darahnya mengucur muncrat. Alex hanya mampu mengeram karena sudah hampir pingsan antara kelelahan dan rasa sakit yang teramat pedih.

“Hihihi… kamu kalah Alex” bisik Allysa tersenyum sambil menjilat darah di pisau.

Dari telepathy mind reader nya Allysa tahu Alex tidak membawa uang mahar yang dia minta siapkan, tapi Allysa tak perduli. Dia sudah cukup bermain-main.

Mobil BMW M5 Allysa yang agak penyok akibat menabrak itupun meninggalkan lokasi.

****

TBC


Sorry masih belum ada SS sampe nanti abis Lebaran :D
 
GTS Hunger Games

****

[Rama ‘Gluttony’ POV]



Aku sering mendengar mereka menyebut GTS sebagai tim monster.

Hahahaha…. bayangkan diantara para mutan yang juga para monster maka bisa disimpulkan kami GTS adalah monsternya monster. Khususnya di Guardians Divisi 4, aku tak begitu tahu soal Divisi-divisi Guardians yang lain.

…. Dan diantara 7 monster GTS, … aku adalah yang dianggap paling monster dan paling ditakuti.

Hihihi… lucu sekali bukan? Padahal aku adalah yang memiliki fisik paling lemah… dan jika mau dibandingkan dengan fair maka jumlah mangsa atau korbanku pada setiap misi GTS sebenarnya lebih sedikit dibandingkan yang lain. Kecuali si pemalas Sloth yang memang sangat jarang ikut terlibat.

Sebenarnya aku memang masih belum paham apa itu mutan atau monster, aku memang paling bodoh dan paling tidak berpendidikan diantara anggota GTS. Bahkan si tukang ngamuk Wrath dan si pemalas Sloth adalah sarjana ….entah bidang apa meskipun tidak sepintar Envy atau Greed yang masuk katagori jenius.

Sepanjang pemahaman cetekku mutan atau monster adalah manusia yang tidak normal. …. Hahahha … aku juga belum paham apa itu “Normal”.

Orang yang sangat gendut tidak normal maka dia adalah monster, orang cebol tidak normal dia juga monster, orang cacat tidak normal mereka juga monster. Menjadi tidak “normal” atau monster setahuku bukanlah pilihan tapi sesuatu yang disebut sebagai “Takdir”.

Tentu saja “tidak normal” alias mutan alias monster tidak hanya sebatas penampakan fisik lahiriah saja. Banci, homoseks, lesbian, pedofil, oedipus complex, maniak, tukang khayal, dan segala hal yang “tidak normal” adalah mutan atau monster. Aku rasa bahkan orang-orang yang fanatik berlebihan pada segala hal apapun adalah termasuk monster juga.

Jenis monsterku adalah suka makan secara berlebihan dan “tidak nomal”, seperti monster-monster yang lain itu bukan pilihanku melainkan takdir.

Aku tak ingat dan tak perduli siapa orang tua ku dan kapan aku dilahirkan, dari dongeng yang aku dengar, aku dibuang sejak bayi. Entah bagaimana sebagai bayi aku bisa bertahan hidup di gorong-gorong limbah gelap.

Yang aku ingat adalah aku gemar makan apa saja yang bisa aku temukan, aku tidak pernah menangis ataupun mengeluh.

Aku masih bisa ingat pernah punya semacam ibu angkat seekor tikus got yang selalu membawakan aku makanan, tapi hanya beberapa bulan sebelum ibu tikus gotku mati dan aku memakan bangkai mayatnya.

Aku tidak ingat bagaimana aku bisa belajar mengendalikan atau memanipulasi bayangan, hal itu terjadi secara natural begitu saja bagiku.

Personil Guardians menemukanku saat diperkirakan berusia 13 tahun, mulai dari situ aku mendapat pendidikan bahasa dan segala hal tentang hidup manusia “normal”. Walaupun aku sebenarnya lebih mirip diperlakukan sebagai anjing peliharaan terlatih. Tidak masalah, menjadi anjing yang bisa mendapatkan banyak makanan enak adalah suatu kesenangan dan kemewahan buatku.

Aku paling suka pada Iriana ‘Envy’. Bukan secara seksual karena aku tidak pernah memikirkan hal itu tapi karena Aku sering mendapat tugas mengawal melindungi Envy. Meskipun galak dan judes Iriana ‘Envy’ sering memberikan aku makanan-makanan enak padaku. Entahlah mungkin karena diantara anggota GTS yang yain Iriana ‘Envy’ paling tidak iri denganku. Hahahaha…. Aku memang tidak punya apapun yang pantas membuat iri siapapun.

**

Saat berusia sekitar 9 tahun aku juga pernah sempat punya seorang sahabat. Setidaknya aku mengganggapnya seperti itu.

Dia seorang gadis pendiam yang gemar membaca buku, dia berambut hitam panjang tergerai dan selalu mengenakan gaun putih bersih panjang. Wajahnya indah atau cantik meskipun kadang bisa juga berubah menjadi aneh dengan mata merah dan gigi-gigi bertaring.

Saat itu aku belum bisa berbicara jadi kami tidak pernah berkenalan ataupun bercakap-cakap. Aku hanya menemaninya duduk memandang bulan dan bintang dari atas dahan sebuah pohon beringin besar yang rimbun.

Terkadang gadis sahabatku itu tiba-tiba tertawa. Dari situlah aku mulai mengenal namanya karena kadang orang yang sempat mendengar atau sekilas melihat akan berteriak…. “KUNTI….. KUNTILANAK!!!!”

Awalnya aku hanya mengamatinya dari kejauhan. Menjelang pagi biasanya Kunti pergi meninggalkan pohon beringin itu. Aku kemudian menemukan selalu menemukan sekantong makanan enak yang sepertinya sengaja Kunti tinggalkan diatas dahan pohon beringin besar itu untukku.

Akupun mulai mencoba mendekatinya sampai akhirnya kami bisa duduk bersandingan di dahan pohon beringin besar itu. Kunti selalu membiarkan aku memakan semua bekal makanan yang dia bawa.

Selang beberapa bulan kemudian entah kenapa banyak orang datang menaruh berbagai macam makanan enak di bawah pohon beringin itu. Kunti akan mengusir orang-orang itu jika duduk terlalu lama di bawah pohon dengan tawan kikiknya, hingga orang itu lari dan aku bisa memakan makanan yang mereka bawakan. Benar-benar aneh. Aku dengar mereka menyebut tampah makanan yang mereka bawa itu sebagai sesembahan atau sesajen. Umumnya selalu ada 1 daging ayam kampung panggang utuh dan campuran berbagai hal lain seperti kembang dan arang asap bau yang tidak begitu enak tapi lumayan juga. Aku benar-benar kagum pada sahabatku Kunti ini.

Hingga suatu masai selama seminggu jumlah sesajen semakin banyak, tapi kemudian pohon beringin besar itu ditebang dan wilayah itu dijadikan pabrik plastik. Sahabat terbaikku Kunti menghilang tak pernah kembali lagi dan akupun pindah dari kawasan itu.

Meskipun tidak terlalu lama Kunti adalah satu-satunya sahabat baik yang pernah aku miliki.

Entah kenapa seringkali kebaikan ‘Envy’ memberikan makanan mengingatkanku kembali pada kenangan terindah seumur hidupku itu.

****

TBC
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd