Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Gubuk Kayu

Numpang lapak um mana tau laku wkwkwkwkwkwk
 
Maaf lama menunggu, maaf juga jika ada typo atau kesalah saya dalam menulis cerita.
selamat membaca

lanjutan....
Jum’at sore aku datang ke rumah mbak ningsih tapi sampai disana tidak ada orang.

“eh mas nya nyariin ningsih ya? Tadi pagi pergi kemana gitu gak ngabarin sih tapi sama bapak-bapak gitu pake mobil. Kayaknya itu sugar dedy nya ningsih sih mas wong kelihatan kaya gitu mas. Udah masnya pulang aja kasihan masih muda udah di PHP in” cerocos mbak yuli saat aku tengah kebingungan.

Saat itu mbak yuli tengah memakai gamis warna pink seperti ma uke pengajian, enatah kenapa saat aku melihat mbak yuli aku jadi terangsang. Wajah yang cukup cantik bahkan dengan mbak ningsih harus kuakui ia lebih cantik dan lebih putih serta tonjolan tetek yang lumayan terlihat besar itu jadi daya tarikku ke mbak yuli.

“eh mas nya lihat apa sih, saya sudah punya suami loh” sepertinya mbak yuli melihatku yang melototinya.

“hehe mbak yuli cantik banget. Mau kemana mbak?” tanyaku biar tidak terlihat gugup.

“ini mau ke acara di desa sebelah mas, lagi nunggu temen kok gak dateng-dateng” katanya terlihat gelisah karena dari tadi bolak balik melihat hp ditangannya.

“mau saya antar gak mbak, mumpung jok belakang kosong nih” sambil ku elus jok belakangku.

“ih enak aja, ngajak-ngaja minimal pake mobil lah. Nggak biasa kena angin malam saya, nanti masuk agin lagi” kata mbak yuli yang membuatku sakit hati tapi aku tak bisa marah biar terlihat wibawa. Tapi aku tak pergi, malah duduk di teras rumah mbak ningsh dan memainkan hp ku siapa tau ada kabar dari mbak ningsih atau mbak siti mengenai pekerjaan besok.

Mbak yuli dari tadi keluar masuk rumahnya, seperti menunggu seseorang yang tak kunjung datang. Akhirnya setelah beberapa kali keluar masuk rumah ada sebuah panggilan masuk di hp nya.

“APA!! GAK BISA JEMPUT??!!!, IH NYEBELIN BANGET UDAH DANDAN RAPI JUGA. GAK MAU TAU BESOK AKU MAU MINTA SESUATU KAMU HARUS BELIIN blab la bla” cerocos mbak yuli dengan orang yang sedang diujung telfon. Sepertinya orang-orang sini sudah bisa maklum dengan kelakuan dan tingkah mbak yuli yang kadang mengganggu warga disekitarnya walaupun memang tidak banya rumah disini.

Mbak yuli mematikan hp nya, ia tertunduk sepertinya sedang menangis. Aku yang tidak tega pun menghampirinya. “mbak kenpa?” tanyaku, “GAK PERLU TAU KAMU, URUS AJA ITU SI NINGSIH” lalu ia masuk rumahnya dan membanting pintu rumahnya JDAARR.

Karena tak ada yang bisa aku lakukan akhirnya aku pergi ke suatu rumah makan terdekat karena aku sudah merasakan lapar ya memang aku belum makan dari tadi siang. Letak rumah makan di desa ini memang terbilang langka, mungkin masyarakatnya sudah biasa masak sendiri. Tapi memang ada warung kecil yang menjajakan aneka lauk tapi tidak untuk nasinya.

Setelah pesananku siap, tiba-tiba ada telfon masuk dan itu adalah mbak siti. “salam, gimana mbak?”

“salam, aduuh mbak lupa ngasih tau kamu kalo ningsih pulang kampung. Kamu besok bisa kerja? Bisa kah? Bantuin mbak lah ya, nanti gajinya dua kali lipat ya, mau ya?”

“iya mbak bisa bisa, aman pokoknya” dalam hatiku (sebenarnya pengen nggak kerja walau digaji lebih cuman juga ga enak apalagi mereka cuman berdua aja).

“makasih di, kalo bisa kamu nginep di gubuk kayu ya gak apa dingin dikit gak ada si ningsih hihihi. Makasih di. Daaaa. Salam” lalu menutup telfonnya. Setelah telfon ditutp aku pun jalan ke gubuk kayu untuk makan, entah kenapa aku tidak ingin buru-buru ke gubuk kayu ingin menikmati angin malam di desa ini.

Sedang menikmati angin malam, diujung cahaya lampu motorku ada seseorang yang sedang berjalan sepertinya seorang wanita. Dari yang kulihat Wanita itu cukup gemuk atau bisa dibilang semok dengan rambut panjang sepunggung, kaos lengan Panjang dan celana longgar.

Aku yang penasaran pun menghampiri Wanita itu. “maaf mbak, mbaknya sendirian?” tanyaku saat didekatnya. Wanita itu tidak menjawa dan hanya berlalu saja. Lalu aku dekati lagi, “mbaknya mau kemana? Saya bisa antar kalo dekat” tanyaku untuk lebih menyakinkannya karena sepertinya dia tidak percaya orang asing.

Karena aku tak ingin membuntuti agar tidak dikira saudara atau siapa dan sedang marahan atau bahkan menggoda Wanita itu aku pun melajukan motorku beberapa meter di depan Wanita itu. Aku menghentikan motor sambil menunggu Wanita itu lewat.

“bener mbak saya mau nolong, rumah atau tempat berteduh masih jauh dari sini. Kalo berkenan saya bisa antarkan” ajakku lagi saat Wanita itu lewat didepan ku. Ia sepertinya Lelah, lalu menghampiriku dan duduk didekatku. Tanpa mengucap satu katapun ia malah menangis sesunggukan dan cukup keras. Aku yang tidak tau apa-apa hanya bisa berdoa supaya tidak ada orang yang lewat.

Aku turun dari motor, kunci ku lepas dan kukantongi lalu menghampiri sang Wanita. “mbak nya kenapa?” tanyaku sambil mengelus punggungnya. Bukannya berhenti, tangisan sang Wanita malah makin kencang merengek rengek.

“duh mbak jangan nangis dong, ini lagi diluar takunya ada yang nyangka kita aneh-aneh. Saya takut digebukin warga mbak” mendengar kata-kataku, sang Wanita menghentikan tangisnya. “mbak kalo butuh tumpangan atau butuh makan saya bisa kasih, mungkin mbaknya capek atau laper”

Tapi ia tak menjawab hanya menangis lirih, sebenarnya aku sudah agak takut karena apa jangan jangan ia bukan manusia tapi setan tapi kok bisa dielus mana sedikit hangat tapi dari tadi nangis terus. Pertanyaan-pertanya semacam itu memutar dikepalaku, aku yang lapar sebenarnya ingin pergi tapi karena kasihan aku tetap didekatnya.

Sekitar sepuluh menitan kemudian tangis sang Wanita mulai berhenti, sepertinya ia Lelah karena ada laki-laki yang tidak peka dengan Wanita. “mbak mau saya antar? Atau mau makan?” tanyaku lagi memecah keheningan, tapi sang Wanita tidak menjawab.

Entah karena kesal atau tiba-tiba dapat keberanian, aku menghampiri sang Wanita lagi namun kali ini bukan untuk membujuknya. Saat didekatnya aku Tarik tangan kirinya lalu menariknya, aku Tarik ke motorku lalu aku suruh ia naik dan ia hanya menurutiku tanpa berkata apapun.

Setelah sang Wanita menaiki motor metic ku, ku nyalakan motor dan ku bawa ia ke gubuk kayu. Aku sebenarnya bingun kenapa harus kesana, aku sama sekali tak berfikir bahwa Wanita ini hantu lah atau lonte yang aku sew ajika nanti ketemu dengan mbak siti yang penting sekarang bagiku adalah membawanya ke gubuk kayu agar tidak berkeliaran di jalan dan mungkin saja ada orang yang lebih jahat dariku.

Saat di gubuk kayu, aku langsung menyuruh Wanita itu turun. Didalam aku berikan ia makanan dan minuman yang baru saja aku beli. “mbak ini ada makanan sama minuman semoga mbaknya suka” kataku sambil menyerahkan piring yang berisi nasi dan ayam dan kuberi gelas yang berisi es teh. Setelah itu aku kamar mencari termos air untuk aku isi dengan air panas, tentu saja aku beli karena biasanya mbak ningsih mengisi di rumahnya. Setelah itu aku Kembali ke rumah makan tadi untuk memebeli makanan dan juga mengisi termos dengan air panas.

Saat sampai di rumah makan ternyata ramai oleh para pembeli, sepertinya akan lama menunggu dan aku juga tidak was-was dengan keadaan Wanita tadi toh aku sudah memberinya makan dan minum. Sekitar setengah jam akhirnya pesananku jadi, aku pun mengambil pesananku dan Kembali ke gubuk kayu.

Sampai di gubuk kayu aku melihat Wanita itu sudah tertidur di dipan atau kursi panjang, entah kenapa tidak menggunakan kamar yang memang tidak tertutup mungkin malu. Aku menaruh manakan dan termos di meja lalu menghampiri sang Wanita yang tengah tidur itu.

Saat aku mendekatinya, aku melihat muka sang wanita yang bisa dibilang cantik seperti artis vega darwanti walau kulitnya coklat sawo matang ditambah rambut Panjang lurus tebal. Setelah melihat wajahnya aku turun ke dadanya yang besar mungkin lebih besar dari mbak ningsih walau masih menggunakan baju dan BH.

Setelah melihat tubuh sang Wanita dan yakin bahwa yang akua jak bukan setan atau jin yang menyerupai manusia aku pun menggotongnya, cukup berat namun aku masih bisa membawanya ke kamar. Aku baringkan ia di Kasur, lalu aku selimuti dengan sarung yang sudah aku persiapkan satu minggu yang lalu. Setelah itu aku makan dialnjutkan tidur di dipan yang sebelumnya ditempati oleh Wanita itu.

***

KRIIIING, suara alarm yang membangunkanku dari tidur nyenyak. Alarm itu sudah kusetel setelah aku punya jadwal pasti untuk membantu mbak ningsih. Alarm yang aku pasang sangat berguna bagiku dan mbak ningsih untuk bangun tepat waktu karena biasanya kami selalu ngentot setiap aku menginap di gubuk kayu.

Setelah bangun, ku lihat Wanita itu masih tertidur dengan pulasnya, ya tak apa mungkin ia kelelahan dan butuh waktu lebih untuk istirahat. Aku pun mempersiapkan semua dari tata meja dan kursi lalu menyapu semua area gubuk kayu dan pas sekali setelah semua beres mbak siti dan mas indra datang.

“eh di, itu siapa yang tidur di kamar? Saudara kamu?” tanya mbak siti setelah sebelumnya ke kamar mandi dan sempat melihat seseorang yang sedang tidur dikamar.

“bukan, gak tau siapa” jawabku sekenanya, habis bingung juga menjawabnya.

“lha terus kok itu tidur dikamar?” tanya mbak siti lagi sepertinya ia curiga padauk.

“nanti aja mbak saya jelasin, udah mulai ramai ini. Oh ya mbak aku izin cari makan minum dulu” tanpa menunggu jawaban mbak siti aku sudah pergi.

Sebenarnya kalo pagi tidak sulit untuk mencari makanan atau jajanan, beberapa empat biasanya sudah menjual dagangan mereka dipinggir jalan. Aku membeli gorengan dan nasi kuning, dan saat aku tengah mengantri aku juga sedikit mendengar ada yang membicaran seorang Wanita yang berjalan sendirian sekitar sini. Aku yang tau dimana Wanita itu berada cukup kaget saat ada yang menjelaskan bahwa Wanita yang biasa dijalan ini adalah jin atau setan yang sedang mencari tumbal.

Aku tak begitu mendengarkan omongan mereka karena sudah ketakutan dengan cerita mereka dan langsung pulang saat pesananku siap tentunya aku memesan dua porsi. Lalu Kembali pulang ke gubuk kayu melaksanan tugasku sebagai tukang parkir.

Setelah semua dagangan habis barulah aku dan mbak siti berbicara di gubuk kayu, “udah kamu juju raja, itu siapa? Mbak gak marah kok atau bilang ningsih.” Mengawali pembicaraan.

“jadi gini mbak, tadi malem kan saya gak tau kalo ningsih pulang kampung bla blab bla” kujelaskan pertemuanku dengan Wanita itu.

“owh gitu, ya udah kamu rawat aja disini siapa tau nanti ada yang nyari”

“sama lihat FB apa ig siapa tau ada yang nyebar berita kehilangan” kata mas indra sambil masuk ke gubuk lalu duduk disamping mbak siti dengan kopi hitamnya.

“bener tu, soalnya pernah sepupunya mbak itu nemuin anak di kayak karnaval gitu trus diumumin lah di sosmed gak berapa lama orang tua nya dateng.”

Setelah itu kami ngobrol sambil makan gorengan yang aku beli, tidak semua pastinya karena Sebagian untuk aku dan Wanita misterius yang masih tertidur lelap. Tak terasa sudah setengah jam, mbak siti dan mas indra pulang dan mereka memberiku upah lebih katanya untuk merawat Wanita misterius itu.

Setelah mbak siti dan mas indra pulang, aku pun beberes sedikit lalu memainkan hp ku. Saat sedang fokus menonton video di YT aku dikagetkan dengan kehadiran sang Wanita misterius, “eh mbak, ngagetin aja. Kirain siapa” dan Wanita itu hanya tertawa dan tersenyum kepada ku.

Lalu Wanita itu memeragakan orang makan, “ha ha ha” dengan tangan seperti menyuap nasi. Aku paham ia sedang kelaparan dan ingin makan, maka aku membawakannya nasi kuning yang sempat aku beli tadi. “ini dimakan, tadi mau bangunin cuman kamu capek banget jadi gak saya bangunin” kataku sambil memberikannya nasi dan gorengan yang masih sisa.

Saat Wanita itu ingin makan ternyata ia makan dengan tangan padahal aku sudah memberikannya sendok. Namun aku cegah, “heh pake sendok kalo mau pake tangan, cuci tangan dulu” namun Wanita itu tak bergerak hanya menganggukan kepalanya. Aku pun mengambilkannya sebuah mangkok yang sudah berisikan air untuk mencuci tangannya.

Setelah cuci tangan, sang wanita makan dengan lahapnya. Dari caranya makan ia terlihat seperti sudah lama ia tak makan atau mungkin itu cara yang biasa diagunakan saat makan. Tak butuh waktu lama untuk sang wanita untuk menghabiskan satu porsi nasi kuning dan lima gorengan hanya dengan waktu kurang dari lima menit.

Setelah itu sang wanita misterius itu mencuci tangannya dan melamun, tanpa mengucap kata atau senyuman ia hanya menatap kedepan dengan tatapan kosong seolah ia juga sudah biasa melakukannya. “mbak Namanya siapa?” tanyaku memecah kesunyian. Tak menjawab ia hanya menatapku sebentar lalu ia melihat kedepan lagi dan tatapannya kosong Kembali.

“mbak, dari mana?” tanyaku lagi, jawabanya tetap sama hanya menatapku sebentar lalu melihat kedepan lagi. Aku yang jengkel pun duduk didepannya, dan kutanya lagi “mbak, ada yangbisa saya bantu?” tanyaku lagi dan kali ini jawabannya berbeda. Wanita itu tersenyum lalu menundukkan wajahnya. Entah kenapa ia selalu tersenyum dan menghindar dari wajah orang yang bertanya. Aku pun pantang menyerah untuk bertanya, namun jawabannya selalu sama menatap wajahku lalu tersenyum lalu melihat kearah lain dengan tatapa kosong.

Entah sudah berapa lama aku mewawancarai Wanita misterius itu, namun aku tak dapat mendapatkan jawaban yang aku mau. Karena aku Lelah, aku iseng mengajaknya mandi bareng “mbak saya mau mandi, kalo mbak mau mandi saya bisa mandii”. Tanpa menunggu jawaban dari wanita misterius aku langsung menuju kamar mandi.

Saat ingin menutup pintu kamar mandi, aku dikejutkan dengan kehadiran wanita misterius itu yang berada di depan kamar mandi, mungkin sedari tadi mengikutiku dan menganggap ajakanku itu benar. “eh mbak kok disini? Mau ikut mandi?” tanyaku yang masih keheranan.

Wanita itu hanya masuk lalu membuka bajunya lalu disusul dengan celananya, tubuh yang indah walau sepertinya kurang perawatan. Aku hanya bisa memandanginya yang kini melepas BH dan celana dalamnya, lagi-lagi aku terkagum dengan tubuh wanita misterius itu. Aku suka pentilnya yang coklat gelap dan panjang menyembul serta areola yang sedikit besar dengan warna sama dengan pentilnya. Ditambah dengan bulu jembut yang lumayan lebat menghiasi memeknya.

Setelah melepas semua pakaiannya ia hanya melihatku, bertanda apakah ini? Apakah aku benar-benar akan memandikan wanita misterius yang baru tadi malam aku temui? Aku bingung. Wanta itu membai kearahku, namun aku masih bingung dengan keadaan yang tak pernah aku bayangkan.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd