Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Hamdan Penakluk Akhwat



EPISODE 6 - NADIA (PART 2)

Jam menunjukkan pukul 8 pagi ketika Alisa terbangun dari tidurnya di kamar ukhti Hafshah. Semalam sempat terbangun karena adzan subuh, kemudian Alisa sholat dan pindah tidur di kamar ukhti Hafshah.

Hafshah : Dek Alisa tidur di kamar ana saja.. sekalian ganti jilbab sama bajunya.

Alisa : Ohh iya kak.. Alisa mau mandi dulu..

Hafshah : Ehh iya.. kan tadi kita junub yak.. pantes aja Nadia uda masuk kamar mandi pagi-pagi banget gini..

Ukhti Hafshah dan Alisa yang masih telanjang segera ke kamar mandi. Di dalam kamar mandi pun ukhti Hafshah masih sempat memainkan toket Alisa sambil memandikannya.

Alisa pun bersegera pulang ke rumahnya diantar oleh ukhti Hafshah. Sesampainya di rumah, ukhti Hafshah berpesan untuk jangan lupa ajak Hamdan untuk acara makrab nanti malam.

Alisa : Oke kak Hafshah..

Alisa pun berlalu menuju rumahnya. Ketika masuk, rumah terasa sepi. Alisa berfikir mungkin umi sudah berangkat ke gerai karena sudah jam 8.30 an. Alisa yang masih lelah karena semalaman meladeni ukhti Hafshah dan ukhti Nadia segera menuju kamarnya di lantai 2. Sebelum sampai ke tangga, mata Alisa teralihkan oleh pintu kamar umi nya yang tidak dikunci. Penasaran dengan apa yang terjadi, Alisa pun memberanikan membuka pintu kamar umi nya.

Alisa : Assalamu’alaykum..

Hamdan : Wa’alaykumsalam.. ehh Sayangku udah pulang?

Alisa : Yeee.. mas Hamdan ternyata, kirain siapa.. pantesan aja pintu gak di tutup.. kirain maling tadi..

Hamdan : Ahahah.. capek sih, jadi lupa nutup pintu.. btw kok jilbab sama gamisnya beda? Punya siapa?

Alisa : punya kak Hafshah.. punya Alisa kotor nih..

Hamdan : Kok bisa kotor kenapa tuh? Katanya Cuma musyawarah aja??.. tanya Hamdan sambil menggoda Alisa.

Alisa : Mas Hamdan sendiri ngapain bobo cuman pake boxer aja coba? Semaleman ngentotin siapa aja??.. jawab Alisa dengan nada kesal.

Hamdan : Uluhh.. Uluhh.. sini-sini dulu cantikku Alisa.. sini lhoo tiduran samping mas.. rayu Hamdan yang agak bersalah melihat raut wajah Alisa yang nampak kesal, meskipun cantik wajahnya yang tertutup cadar bandana hitam masih nampak dari matanya.

Alisa pun menutup dan mengunci pintu, kemudian dengan langkah cepat mendekat ke arah ranjang dan langsung lompat menubruk Hamdan yang masih telentang di ranjang bu Zaskia.

Hamdan : Eitss.. ntar kusut lhoo bajunya.. copot dulu gih.. lagian mas kangen banget bobo bareng sayangkuhh ini.. goda Hamdan ke Alisa.

Alisa : Kangen banget? Beneran nihh mas? Tanya Alisa dengan tatapan menggoda.

Hamdan : Iyaa dongg.. ehh.. striptease dong sayang.. copotin bajunya sambil godain mas..

Alisa : Trus Alisa dapet apa dong mas? Enakan di mas dongg..

Hamdan : Ntar mas lakuin apa aja yang Alisa mau dehh..

Alisa : Beneran yaah?? Janji lhoo.. sembari Alisa meletakkan tas nya di lantai kamar.

Hamdan : Apa sih yang nggak buat kekasihku ini..

Alisa yang mendengar rayuan Hamdan pun merasa bahagia setelah Hamdan berkata seperti itu. Memang Alisa pun mulai merasa cinta dengan Hamdan setelah beberapa hari ini banyak berinteraksi dengan Hamdan. Maka ketika Hamdan berkata ‘kekasihku’, rasa cinta Alisa semakin dalam padanya. Ia pun telah menyerahkan seluruh tubuhnya pada Hamdan, meskipun ia tau semua ini dilarang dalam agama. Tapi karena rasa cintanya pada Hamdan dan setan yang sudah menguasai otaknya, Alisa pun telah berubah menjadi akhwat lonte syar’i.

Hamdan memutar musik pengiring dengan HPnya yang diikuti oleh gerakan Alisa yang mulai melenggak-lenggokkan tubuhnya. Tangan Alisa mulai bergerak mengikuti irama musik untuk menggerayangi tubuhnya sendiri. Dari mulai leher, dada, turun hingga kedua belah pahanya. Sesekali Alisa melempar tatapan menggoda ke arah Hamdan sambil terus menari striptease dihadapan Hamdan.

Kini Alisa mulai menyibakkan jilbab lebarnya dan mulai menarik resleting gamisnya. Perlahan tapi pasti sambil terus menggerakkan tubuhnya meleok-leok menantang birahi lelaki, Alisa mulai melepaskan gamisnya. Pertama ia lepas bagian kanan kemudian ia lanjutkan ke bagian kiri gamisnya. Ketika Alisa mulai menarik turun gamisnya yang diiringi dengan gerakan erotis pinggulnya, plop.. toketnya yang berukuran 36F langsung melompat keluar dari sangkarnya yang mengurungnya. Hamdan menelan ludah melihat toket indah Alisa yang besar itu ketika terbebas dari kungkungan gamis.

Sambil terus memandang Hamdan dengan tatapan menggoda, Alisa mulai menurunkan gamisnya hingga kini terlepas total dari tubuhnya. Tubuh indah Alisa yang putih mulus tanpa cela berhiaskan toket 36F itu pun menjadi santapan lezat mata Hamdan yang sudah beberapa saat tidak jumpa dengannya.

Hamdan : Gila memang.. bener-bener bidadari surga kamu tuh sayaangg.. sambil tangan Hamdan mulai mengelus-elus kontolnya dari luar boxer.

Alisa : iyakah?? Sama umi bagus mana dong??

Hamdan : Iya jelas kamu laah sayaaang.. Alisaku kan masih muda, cantik, kenceng pula..

Alisa : Aahh.. mas Hamdan.. hihihi..

Alisa mulai berjalan melenggak-lenggok ke arah Hamdan. Ketika sampai di ujung ranjang, Alisa mendekat dengan merangkak layaknya anjing berjalan. Dengan merangkak perlahan sembari tangannya meraba dari ujung kaki Hamdan hingga ke pangkal pahanya. Tatapan menggoda Alisa semakin membuat birahi Hamdan meningkat. Alisa sendiri pun sudah merasakan rangsangan hebat di tubuhnya, apalagi melihat batang kontol Hamdan yang sudah menunjukkan bentuk gagahnya meski masih tertutup boxer.

Hamdan yang melihat Alisa merangkak seperti itu semakin bernafsu. Alisa pun kini berada di atas dada Hamdan. Tanpa komando lagi Hamdan langsung melumat bibir tipis kemrahan Alisa yang disambut ganas oleh ciuman Alisa.

Mmmmchh..mmmphh.. mmchh.. ssssppp.. sspp.. mmmmhh..

Tangan Alisa meremas-remas batang kontol Hamdan yang sudah keras layaknya batu.

Hamdan : Lanjut kah sayangku?

Alisa :Mmhh.. pengen banget mass.. tapi Alisa masih capek.. pengen bobo aja sama mas Hamdaaan..

Alisa pun menyandarkan tubuhnya di dada Hamdan. Toket Alisa yang besar terasa kenyal dan empuk terhimpit kedua tubuh aktifis dakwah itu.

Hamdan : Hmmhh.. yasudah.. sini mas temenin bobo..

Alisa : Maaf mas yaahh.. ngantuk banget.. pengen dipeluk mas Hamdan aja waktu bobo..

Alisa pun tidur di samping kanan Hamdan dengan posisi miring ke kanan sehingga punggungnya menghadap Hamdan. Sementara Hamdan miring ke kanan, tangan kanannya dijadikan bantal oleh Alisa dan tangan kiri Hamdan menggenggam toket Alisa. Mereka pun tertidur hanya mengenakan boxer dan jilbab saja.

Kehidupan baru ini terasa seperti surga bagi Hamdan. Bisa mendapatkan akhwat secantik Alisa dan juga ibunya yang tergila-gila dengan kontol Hamdan. Bahkan rekan dan teman keluarga ini pun begitu mudahnya Hamdan rasakan kelezatan tubuh mereka. Ditambah lagi Hamdan tak perlu bayar uang kontrakan karena sudah dianggap anak sendiri bagi keluarga ini.

Sekitar jam 11.45 Hamdan terbangun oleh suara Adzan Dhuhur. Melihat Alisa yang masih terlelap Hamdan pun membuka selimut yang ia pakai. Dalam benaknya Hamdan masih tidak percaya kalau dirinya yang notabene memiliki fisik biasa saja bahkan berkulit gelap bisa mendapatkan akhwat syar’i secantik ini yang rela memberikan tubuhnya untuk dinikmati olehnya.

Terbesit ide nakal untuk membangunkan Alisa. Maka Hamdan merubah posisi tidur Alisa menjadi telentang. Kemudian ia buka kedua belah pahanya sehingga nampak memek kemerahan Alisa yang siap untuk jadi sarapan Hamdan.

Hamdan mendekatkan wajahnya di memek Alisa dan mulai menjilati memek Alisa. Dari pangkal ke atas hingga kelentitnya, kemudian diulangi lagi. Alisa yang merasakan sensasi geli dan nikmat mulai mendesah dengan mata terpejam.

Alisa : Nghhh.. Sshhh.. Mmhh..

Hamdan yang mendengar Alisa mulai mendesah, kemudian membuka labia mayora tipis Alisa dan langsung menyapu habis bagian dalam memek Alisa. Perlakuan Hamdan ini membuat Alisa terbangun karena sengatan nikmat di pangkal pahanya.

Alisa : Ounghh.. mas Hamdannhh.. ahhh.. eank banget maasss.. terusshhh..

Tangan alisa meremas dan menekan kepala Hamdan agar lebih terbenam di selakanganya. Jilatan-jilatan Hamdan di memek Alisa membuatnya diserang oleh terpaan nafsu syahwat. Alisa yang sudah terangsang hebat oleh lidah Hamdan makin meracau tak karian. Desahannya semakin keras menahan nafsu yang semakin memuncak.

Alisa : OUUHH.. MAASSS.. KONTOLNYAAHH.. MASUKIN DONGG.. UHH.. PLISSS.. HAMILIN ALISAA MAS HAMDAANNHHH..

Hamdan : Hemm?? Pengen banget kah sayang? Ambil sendiri doonngg..

Bak hewan kelaparan, Alisa langsung bangun dan melahap kontol Hamdan seluruhnya.

Happhh.. mmmhh.. surrptt.. sruupp.. sruupp.. nghh.. oghkk..oghkk..nghh...

Alisa yang sudah kesetanan syahwat mengocok liar batang kontol Hamdan. Tangan kanannya sibuk meremas-remas buah zakar Hamdan sehingga Hamdan menengadah merem-melek dibuatnya. Permainan lidah nakal Alisa di kontol Hamdan pun turut menghantarkan Hamdan mengarungi sungai birahi yang datang.

Puas dengan oral, Alisa mendorong Hamdan sehingga telentang diranjang. Digenggamnya kontol Hamdan, kemudian Alisa dengan posisi WOT memposisikan pantatnya tepat di atas kontol Hamdan. Perlahan tapi pasti, Alisa mulai melesakkan kontol raksasa Hamdan ke liangnya. Hamdan pun heran kenapa terasa seret sekali, ketika ia melihatnya ternyata Alisa sedang melesakkan kontol Hamdan ke anusnya.

Alisa : SSSHHH.. MMMFFHHH.. UHHH.. SSHHH..

Hamdan yang melihat Alisa kesulitan, Hamdan segera membasahi jarinya dengan air liurnya dan melumasi lubang anus Alisa.

Hamdan : Hemm.. kurang nih.. sayangg.. minta liur manismu dongg.. yang kemudian Alisa mengeluarkan liurnya ke telapak tangan kanan Hamdan.

Hamdan langsung mengoleskan sebagian di kontolnya dan sebagian lagi di liang anus Alisa. Kini dengan bantuan Hamdan membuka anus Alisa, Alisa mulai menekan pinggulnya lebih kuat.

Ssssrrtttt.. Blesshhhh..

Alisa : OUHHHHH... SSHHH... MMMMMMHHHH..

Terbenamlah seluruh kontol Hamdan sepanjang 25cm ke anus Alisa. Alisa merasakan bokongnya serasa tersumpal penuh dan sedikit sakit karena ini yang pertama baginya. Perlahan Alisa mulai menggerakkan pinggulnya naik turun. Kedua tangannya menyangga di perut Hamdan, Hamdan pun dengan kelihaian jemarinya memainkan puting toket Alisa yang menggantung indah.

Alisa : SSHHH.. AHHH.. OHHH.. NGHH..KONTOLHHH.. ENAKNYAAAHH..

SPLOK.. SPLOK.. SPLOK.. gerakan pinggul Alisa naik turun semakin cepat. Liang anusnya sudah mulai terbiasa dengan ukuran kontol raksasa Hamdan. Kontol Hamdan nampak mulai mengkilat oleh cairan surgawi anus Alisa. Makin lama gerakan pinggul Alisa makin cepat. Lenguhan Alisa pun mulai intens. Tak lama kemudian Alisa membenamkan kontol Hamdan sedalam-dalamnya kemudian ia mengangkat pinggulnya tinggi-tinggi, kedua tangannya menyangga kebelakang.

Alisa : OOOUUHHHHHHHHH...

SERRRRRRRRRRR.. SERRRRR...

Cairan surgawi menyembur deras dari memek Alisa. Ia mendapatkan orgasme dari anal pertamanya. Kepala Alisa mendongak kebelakang merasakan derasnya anal orgasme pertamanya.

Alisa : Mmffhhh.. duhh masss enaknyaaa.. ahhh.. capek mass.. gantian mas Hamdan yaaahh yang main.. Hamdan : oke sayaaangg..

Hamdan seger memposisikan Alisa dengan posisi doggy. Diarahkannya kontolnya ke arah liang anus Alisa dan Bleshhhh.. tanpa hambatan kontol Hamdan masuk seluruhnya di anus Alisa.

Alisa : NGHHHHH.. SSHHHHH.. AHHH MASSSSS..

SPLOK.. SPLOK.. SPLOK.. hantaman tubuh Hamdan ke pantat putih mulus Alisa membuatnya kemerahan. Sodokan demi sodokan Hamdan lancarkan hingga ke ujung perut Alisa. Alisa hanya bisa mendesah dan melenguh merasakan hujaman deras kontol Hamdan di anusnya. Tangannya menggenggam erat sprei ranjang menahan tubuhnya agar tetap bisa bertahan dari permainan Hamdan. Kini Hamdan berganti posisi dengan sedikit membungkuk di atas pantat Alisa. Sementara tubuh bagian depan Alisa tersungkur di ranjang sehingga kini pantat Alisa nampak menjulang indah mengkilat. Hamdan merapatkan kedua belah paha mulus Alisa, dan dengan kedua tangannya ia membuka anus Alisa selebar-lebarnya.

Dengan sedikit gerakan.. Bleshhhh.. SPLOK.. SPLOK.. SPLOKK.. Hamdan menghujamkan kontolnya naik turun. Dengan posisi ini kontolnya bisa terbenam semua ke anus Alisa. Alisa yang baru merasakan gaya baru ini pun merem melek dibuatnya. Kenikmatan yang diberikan kontol Hamdan ke anusnya membuatnya terbang dalam belaian nafsu birahi.

Alisa : OUHHH.. MMMAASS.. HAAMDAANHHH.. ENAAKKK.. AHHH.. KONTOLL.. OUHHH.. AHHH.. MAU KELUAR MASSHH.. TERUUSS...

Hamdan semakin mempercepat genjotannya di anus Alisa. Alisa pun tak mampu bertahan dan akhirnya pertahanannya jebol untuk yang kedua kali.

Alisa : OOUUHHHHHH... NGGHHHHH...SEEERRRR.. SERRRRRRRRRRR..

Kembali Alisa terkulai lemas sesaat setelah orgasme keduanya. Nafasnya tersengal-sengal merasakan kenikmatan yang ia raih. Hamdan yang sudah hampir keluar pun kembali menyodok anus Alisa dengan posisi doggy. Tak butuh waktu lama, Hamdan merasakan desakan birahi berkumpul di ujung kontolnya. Dengan satu hantaman hebat, Hamdan menyemburkan semua isi zakarnya ke dalam anus Alisa

Hamdan : NGHHHHH.. NIH PEJUHHH KUU SAYAAANGG..

CROOT.. CROOTTTTT.. tak banyak sperma Hamdan yang keluar karena semalam sudah dikuras habis oleh bu Zaskia dan bu Susan. Hamdan dan Alisa akhirnya terjerembab di ranjang dan kembali tertidur karena rasa lelah, sementara dari lubang anus Alisa yang menganga mengalir sperma Hamdan.

Jam menunjukkan pukul 15.15 ketika Hamdan terbangun karena dering HP Alisa. Ternyata ukhti Hafshah berkali-kali menelpon Alisa.

Hamdan : Sayaang.. bangun yukk.. tuh di telpon ukhti Hafshah.. sambil Hamdan meremas-remas toket Alisa.

Alisa : Mmhhhh.. iya kah mas? Jam berapa nih?

Hamdan : Jam 15.20 tuh..

Alisa : Astaghfirullah.. pantes aja ukhti Hafsah misscall.. ayok mas, buruan siap-siap.. malam ini ada makrab KMI.. tadi Alisa lupa ngabarin.. udah telat nih..

Hamdan : Owalah.. pantes.. dimana emang? Jam brapa acara mulai?

Alisa : Di Kaliurang mas.. jam 16.00 ini mulai.. yuk ahh..

Hamdan : Duh mepet banget.. yaudah cuz..

Kaliurang dan rumah Alisa di daerah pogung memang terpaut lumayan jauh, apalagi ke rumah kontrakan yang akan digunakan untuk acara makrab. Alisa dan Hamdan pun bergegas mandi dan berangkat menuju makrab.

Hamdan : Haduhh.. cantiknya ini bidadariku..

Hamdan terpana melihat Alisa yang sedang merias wajahnya. Setelan gamis dan cadar warna merah marun dengnn jilbab pink peach membuat kecantikannyameningkat drastis

Alisa : Mas Hamdan udah siap kah? Yuk buruan berangkat.

Hamdan : Motoran aja kan?

Alisa : Iya dong.. sekalian biar bisa peluk mas Hamdan di jalann.. biar kyk pacarann.. hihihih.. tawa centil Alisa mengiringi keberangkatan mereka sembari tangannya menggandeng tangan Hamdan.

Makrab memang sudah menjadi agenda tahunan bagi KMI. Merupakan acara yang dibuat dan dikemas sedemikian rupa sehingga nantinya diharapkan para kader aktifis dakwah kampus di KMI bisa semakin solid dan efisien dalam menjalankan proker-prokernya. Untuk lokasi makrab memang kebanyakan mengambil lokasi di tempat-tempat wisata supaya kader KMI lebih rileks dalam menerima materi.

Hamdan : Yang mana nih sayang..??

Alisa : Bentar lagi sampai mas.. kiri jalan kok.. yang cat temboknya abu-abu..

Sekitar 20menit perjalanan akhirnya Hamdan dan Alisa sampai di lokasi makrab. Memang agak masuk ke daerah pedalaman Kaliurang. Suasana pegunungan yang dingin menjadikan lokasi ini sangat cocok untuk muda-mudi memadu kasih. Landscape view dengan latar belakang kota Jogja menambah daya tarik lokasi ini. Kalau cuaca cerah, maka kemegahan gunung Merapi pun bisa menjadi alternatif photoshoot bagi para fotografer.

Hafshah : Kirain kamu ga jadi berangkat dek.. tadi ana telpon berkali-kali tapi ga ada jawaban.. sembari ukhti Hafshah mengajak Alisa dan Hamdan masuk ke kontrakan itu. Didalam sudah ada kurang lebih 7 akhwat dan 6 ikhwan termasu Hamdan. Hamdan sendiri tak mengira kalau ada sejumlah ini personel KMI yang hadir.

Amin : Oee Dan.. lah antum ikutan juga? Kirain antum orang introvert..

Hamdan : Lhah.. antum juga ikutan min? Alhamdulillah ada temen yang ane kenal..

Amin adalah teman Hamdan semasa masih SMA, mereka begitu akrab bahkan ketika lulus pun mereka mentargetkan PTN yang sama di Jogja hanya saja jurusan merekaberbeda. Setelah resmi diterima di PTN ini, Hamdan dan Amin memang jarang kontak lagi, mungkin karena kesibukan masing-masing.

Amin : Sibuk apaan antum? Ehh.. kok bisa berangkat sama ukhti cantik gitu?

Hamdan : Ada dehh.. kok tau cantik darimana? Pake cadar gitu..

Amin : kliatan lahh dari matanya..

Hamdan : ahahaha.. pengen? Usaha dong.. ejek Hamdan pada Amin sembari Hamdan mulai duduk di dalam majelis itu.

Ukhti Nadia sebagai sekretaris KMI duduk berdampingan dengan akhi Farid. Di acara makrab malam ini hanya 3 kakak tingkat yang hadir yaitu ukhti Hafshah, ukhti Nadia, dan akhi Farid saja. Mereka bertiga yang menjelaskan detil tentang KMI secara bergantian. Akhi Farid memang lumayan tampan, dengan postur tinggi berkulit kuning. Suaranya yang sedikit bass memberikan aura kepemimpinan yang mendalam ketika ia mulai berbicara. Ketika menjelang maghrib, maka acara dihentikan. Kemudian dilanjutkan dengan ishoma.

Nadia : Afa.. uda prepare semua kan?

Hafshah : Santai aja Nad.. beres pokoknya..

Setelah sholat berjamaah, maka semuanya yang hadir duduk kembali di ruang tengah. Antara ikhwan dan akhwat dibatasi oleh pembatas sekitar 1 meter tingginya.

Hamdan : Wah asik nih.. nasi box gratis.. dapet apa yak? Antum dapet apa min?

Amin : Nasi ayam nih.. mayan ngirit pengeluaran.. ahahahah..

Ba’da maghrib hingga isya jadi acara bebas. Dari 6 orang ikhwan yang hadir hanya Amin saja yang Hamdan kenal. Hamdan memang kurang pintar bersosialisasi, apalagi dengan laki-laki yang belum dikenalnya.

Hafshah : Alhamdulillah.. inshaaAllah sebentar lagi kita akan sholat berjamaah isya, untuk yang sudah batal, bisa memperbarui lagi wudhunya..

Setelah sholat isya selesai, maka ukhti Nadia mengarahkan agar semua yang hadir duduk bersama pasangan datang tadi. Hamdan langsung mendekat duduk bersama Alisa, sementara Amin duduk dengan akhwat yang belum Hamdan kenal. Akhwat tersebut memiliki tinggi sedang sekitar 160an cm, dengan jilbab instan jumbo warna hijau tosca pupus dan gamis panjang warna abu-abu muda. Kulitnya nampak putih bersih terlihat dari punggung tangannya, sementara wajahnya yang cantik tersirat dari matanya yang lentik nan jeli. Hampir semua akhwat yang hadir mengenakan masker kain, hanya Alisa, ukhti Nadia, dan seorang lagi yang bercadar.

Nadia : Alhamdulillah kita sudah sampai di penghujung acara, maka setelah ini akan ada acara ‘closing’ yang bertujuan untuk melatih setiap aktifis KMI menjadi calon Suami dan Istri yang baik.

Ukhti Nadia terus menjelaskan tentang pentingnya berumahtangga dengan baik. Baik dari segi ukhrawi maupun duniawi.

Nadia : Terkadang orang yang aktif dalam dakwah islam kurang memperhatikan segi duniawi mereka sehingga terjadi kesenjangan antara suami-istri dikarenakan hak-hak suami atau istri tidak terpenuhi. Maka malam ini kita akan belajar sedikit tentang hubungan antara suami dan istri.

Ukhti Nadia menjelaskan semuanya tanpa malu padahal sebagian besar materi yang disampaikan masih terasa tabu oleh beberapa akhwat ataupun ikhwan yang hadir. Bahkan dengan projector, ukhti Nadia menampilkan slide-slide tentang detil dalam berhubungan suami-istri. Meskipun tidak disertai gambar, namun cukup untuk setiap yang hadir membayangkan setiap hal yang disampaikan secara detil. Nampak kebanyakan akhwat yang hadir wajahnya memerah menahan malu, ada juga yang hanya tertunduk.

Setelah beberapa lama penjelasan materi, beberapa akhwat nampak mulai gelisah. Alisa pun nafasnya mulai berat. Tangannya yang daritadi tertata rapi di depannya, kini mulai meraba-raba paha Hamdan.

Alisa : Hhh.. Hhh.. mass.. kok badan Alisa jadi terangsang banget gini yaa??.. sembari Alisa menatap Hamdan dengan sayu.

Hamdan : He’emhh.. mas juga ngrasa gitu nih..

Hamdan sempat melihat beberapa akhwat secara diam-diam mulai meremas-remas toket mereka dari balik jilbab lebar mereka. Para ikhwan yang hadir pun mulai gelisah, bahkan ada juga yang mulai meraba-raba selakangannya.

Tiba-tiba di akhir presentasi, ukhti Nadia menampilkan video adegan hubungan intim pria dan wanita. Sontak saja hal itu membuat kaget seluruh kader yang hadir saat itu. Tapi anehnya tak ada 1 pun yang beranjak meninggalkan tempat ataupun mengajukan protes sebagai bentuk penolakan. Hampir semua yang hadir nampak tak bisa mengalihkan pandangan mereka dari setiap adegan panas yang ada di layar projector. Nampak beberapa akhwat sudah tak mampu lagi membendung hasrat birahinya dan mulai bersandar di pundak ikhwan di sampingnya. Mereka secara terang-terangan mulai meremas-remas toket mereka masing-masing. Sementara para ikhwan pun seperti tak dapat menghindar dari keadaan dan mulai meraba-raba tubuh akhwat pasangan mereka. Alisa sendiri sudah berpindah tempat dan duduk di pangkuan Hamdan. Sementar ukhti Hafshah tengah bercumbu dengan akhi Farid di sofa yang berada di depan di samping layar projector. Ukhti Nadia terlihat masih tegar melihat rekan-rekannya mulai saling bercumbu satu sama lain. Ia masih terduduk santai sambil merekam setiap aksi rekan-rekannya. Namun Hamdan bisa melihat dari matanya bahwa ukhti Nadia pun telah terangsang dan membutuhkan belaian ikhwan.

Hamdan dengan sengaja mengarahkan posisi duduknya mengarah ke ukhti Nadia, sementar Alisa yang duduk di pangkuan Hamdan mulai menggeliat-menggeliat ketika Hamdan mulai meraba-raba setiap bagian tubuhnya. Tangan kanan Alisa meremas-remas rambut Hamdan sementara tangan kirinya menahan tubuhnya agar tak terlalu membebani Hamdan.

Alisa : Ngghhh.. Sshhh.. Mmmfhhh..

Desahan Alisa menambah suasana erotis di ruangan yang penuh dengan desahan para akhwat. Amin pun sudah mulai membenamkan kepalanya di dada akhwat pasangannya itu. Nampak sang akhwat begitu menikmati permainan Amin, tangan kiri si akhwat menahan tubuhnya sementara tangan kanannya membelai kepala Amin. Memang Amin sudah sering menonton video porno selama ini bersama Hamdan sehingga malam ini adalah malam yang ia nantikan selama ini. Kini Amin telah menarik ke bawah masker kain yang menutupi wajah si Akhwat. Cantik dan manis benar akhwat itu, wajahnya putih dengan hidung kenyal dan bibir merah membuat Amin pun tak kuasa untuk langsung melumat bibir indah sang akhwat.

Hamdan : Busett cantik bener Min.. siapa namanya?

Amin : Cantik dongg.. Sulwa.. sambil Amin kembali melumat bibir Sulwa yang sudah mulai basah. Sulwa pun membalas pagutan Amin dengan lembut.

Kini Hamdan bisa melihat dengan jelas wajah setiap akhwat yang hadir makrab. Begitu cantik paras mereka. Alisa yang melihat Hamdan tidak berfokus ke dirinya merasa cemburu.

Alisa : Uhh mas Hamdanhh.. kok Alisa ga diperhatiin sih.. sambil tangan Alisa menarik tangan Hamdan untuk meremas toketnya.

Hamdan : ohh iyahh.. maaf sayangg..

Alisa : Pake Alisa semau mas Hamdanhh.. mmhhh..

Dengan sigap Hamdan membuka cadar tali Alisa sedikit dan langsung melumat bibirnya. Alisa yang sudah nafsu berat langsung membalas liar ciuman Hamdan. Tangan Hamdan meremas toket 36F milik Alisa dari balik gamisnya.

Alisa : Unghh.. Shhh.. Mmmchh.. Mmchh.. surrpt.. Mmhh..

Hamdan : Mmhh.. sayang.. liat tuh ukhti Nadia.. kasian ga ada temen maen.. gimana kalo diajak kesini aja?

Alisa : Mmhh.. terserah mas Hamdanh aja.. yang penting mas Hamdan punya Alisa.. Ahhh..

Hamdan : Iyaahh sayangg.. sembari Hamdan memagut mesra bibir Alisa.

Alisa yang masih belum puas dengan permainan Hamdan kemudian berdiri mendekati ukhti Nadia. Alisa : Kak Nad.. sini yuk main bareng Alisa.. sembari Alisa duduk dan langsung meremas-remas toket ukhti Nadia..

Nadia : Ummhh.. kamu kok peka banget sih Alisa.. maen sama siapa dong? .. tangan ukhti Nadia pun meremas toket Alisa.

Alisa : Sama ikhwannya ana kak.. tuhh mas Hamdan.. asik lohh..

Nadia : Gapapa nih..?? Ntar Alisa cemburu lagi..

Alisa : Ahh.. udahh... Yuukk kaakk..

Alisa pun menggeret ukhti Nadia menuju Hamdan. Hamdan pun berdiri dengan senyuman bersiap menerima kedatangan ukhti Nadia.

Alisa : nih udah aku bawain mas.. pindah yuk di ruang depan aja, sini banyak orang.

Hamdan : Emm tergantung kak Nadia nih.. gmna kak Nadia? Mau maen dimana?

Nadia : Terserah aja.. ana ngikut.. ukhti Nadia menjawab sambil tertunduk malu. Namun ia tak menolak ketika tangannya digenggam Hamdan dan di gandeng menuju ruang depan. Ruang tengah sudah penuh dengan lenguhan dan desahan akhwat-akhwat yang mengejar birahinya. Bahkan ukhti Hafshah kini tengah mengoral kontol akhi Farid. Sementara Amin dan Sulwa sudah pindah ke kamar di sebelah ruang depan. Di ruang tengah tersisa 2 akhwat dan 2 ikhwan yang masih sibuk menikmati setiap inchi tubuh pasangannya. Sementara 1 pasang lainnya sepertinya ada di ruang makan. Antara ruang tengah dan ruang depan tidak ada pembatas, hanya 1 ruangan besar. Yang membedakan hanyalah di ruang depan terdapat banyak sofa-sofa untuk menerima tamu. Sementara kamar yang digunakan Amin untuk menikmati tubuh Sulwa tepat berada di samping ruang depan dan pintunya terbuka sehingga Hamdan bisa melihat jelas setiap permainan Amin pada Sulwa.

Hamdan kemudian menarik ukhti Nadia ke pelukannya. Sementara Alisa terduduk di sofa dengan posisi mengangkang. Ia memperhatikan permainan Hamdan sambil memainkan memeknya dengan tangan kanan, sementara tangan kirinya sibuk meremas-remas toketnya sendiri yang kini sudah terbebas dari sangkarnya.

Hamdan dengan perlahan mulai melepas cadar bandana hitam yang dikenakan ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang mengenakan jilbab non-pet jumbo pink peach dan gamis warna mocca hanya terpejam ketika dengan perlahan Hamdan membuka tabir wajahnya.

Hamdan : kak Nadia cantik banget.. puji Hamdan sambil menengadahkan ukhti Nadia.

Hamdan langsung saja melancarkan ciumannya pada bibir merah tipis ukhti Nadia, sementara tangan nya meremas kedua bongkahan pantat ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang sedari tadi telah terbakar birahi dengan sigap membalas pagutan Hamdan. Pengalaman pertama berciuman dengan lelaki yang bukan mahramnya begitu berkesan bagi ukhti Nadia karena selama ini hanya menjadi fsntasinya ketika bermasturbasi.

Nadia : Mmfhhh.. Sluurrp.. Mchh.. Mchh.. Shhh.. Mmhhhh..

Tanpa mengendurkan permainan lidahnya di mulut ukhti Nadia, Hamdan perlahan-lahan membuka resleting gamis ukhti Nadia. Kemudian Hamdan dengan penuh kelembutan membelai punggung ukhti Nadia yang telah terbuka. Tangan Hamdan yang terlatih dengan cepatnya melepas kancing bra ukhti Nadia.

Hamdan : Kak Nadia sayang.. ana lepas bajunya yahh?? Bisik Hamdan di telinga ukhti Nadia yang masih tertutup jilbab.

Kata-kata Hamdan dan deru nafas Hamdan di telinga ukhti Nadia membuat ukhti Nadia semakin terangsang. Ukhti Nadia hanya menganggukkan kepalanya menanti aksi Hamdan menelanjangi dirinya. Mendapat lampu hijau, Hamdan langsung melucuti gamis ukhti Nadia. Dengan 1 tarikan maka meluncurlah gamis ukhti Nadia ke lantai.

Hamdan menghentikan ciumannya dan mengambil jarak beberapa langkah untuk mengamati keindahan tubuh ukhti Nadia yang putih mulus tanpa cela. Jilbab jumbonya telah ukhti Nadia singsingkan di pundaknya. Toket ukhti Nadia yang berukuran 36D mengacung indah dengan putingnya yang kecoklatan tegak mengeras. Kini hanya tersisa handsock hitam, CD pink muda, dan kaos kaki hitam selutut yang menutupi keindahan dirinya.

Hamdan : duhh indahnyaa..

Alisa : Uhh.. mas Hamdanhh.. buruan dong.. Alisa kapan nih?? Alisa kan juga pengen.. rengek Alisa yang kini sudah telanjang. Hanya menyisakan jilbab, handsock, dan kaos kaki saja.

Hamdan : Oke sayangku.. ukhti Nadia, bisa ana mulai sekarang??.. Sembari Hamdan mendekat dan menggenggam kedua tangan ukhti Nadia dengan tangannya.

Nadia : E’emhh.. terserah aja.. panggil ana Nadia aja..

Hamdan : Kalo gitu panggil ana Hamdan aja Nadia sayang..

Tak mau membuat Alisa menunggu lama, Hamdan segera menidurkan ukhti Nadia di meja ruang depan. Hamdan memulai dengan mencupangi leher jenjang ukhti Nadia. Cupangan dan jilatan yang Hamdan lancarkan membuat ukhti Nadia mendesah tak karuan.

Nadia : Sshhh.. Ahhh.. Mmhhh.. Iyaahh..

Tangan Hamdan pun tak berhenti memainkan toket ukhti Nadia. Kadang ia remas, kadang ia pilin-pilin putingnya yang membuat ukhti Nadia belingsatan menahan kenikmatan yang baru dia rasakan. Selama ini ukhti Nadia hanya bisa ‘bermain’ sendiri, paling parah hanya dengsn ukhti Hafshah, tapi kali ini ada ikhwan yang bukan mahramnya, yang jelas dilarang oleh Agamanya, yang selama ini menjadi pantangannya dikarenakan tausiyah-tausiyah yang sering ia dengarkan tengah menjamahi dan menikmati sekujur tubuhnya. Rasa geli dan nikmat telah menguasai tubuh dan pikirannya, semua hal yang ia pelajari tentang larangan zina hanya telah ia lupakan. Yang ada hanyalah bagaimana ia bisa mendapatkan kepuasan tertinggi. Permainan Hamdan kini turun ke arah gunung kembar ukhti Nadia. Dengan lihai Hamdan menyapu bagian tepi puting ukhti Nadia tanpa menyentuh putingnya, sementara kedua tangan Hamdan terus meremas-remas toket ukhti Nadia.

Nadia : AIHH.. SHHH.. ADUUHH HAMDANN.. PUTINGNYA DONGG.. SSHHH.. TOLONG..

Hamdan : Hem? Kenapa putingnya Nadia sayang? Gatel ya?

Nadia : UHHH IYAAH.. GATELL BANGETT.. ISEEPP DONGGGGHH.. Pinta ukhti Nadia sembari tangannya menarik kepala Hamdan ke arah putingnya.

Aksi mereka berdua yang tepat berada di depan Alisa membuat Alisa semakin terangsang hebat. Alisa yang sudah tak tahan lagi, kini mulai memasukkan jarinya ke memeknya. Perlahan-lahan ia mulai menyodok-nyodok liang surgawinya.

Mendengar permintaan ukhti Nadia, Hamdan langsung melahap habis puting ukhti Nadia yang sudah mengacung tegak. Permainan lidah Hamdan di puting ukhti Nadia membuatnya blingsatan merasakan sensasi kenikmatan yang tiada tara.

Nadia : OUUHHHH.. SSHHHH.. IYAAAHHH.. ENAKKHHH.. TERUSSHH.. OUHH HAMDANHH.. AHHH..

Tangan ukhti Nadia menjambak-jambak rambut Hamdan. Sementara kepalanya menggeleng-geleng menahan terpaan nikmat yang Hamdan berikan. Bibir bawah ukhti Nadia ia gigit karena merasakan nafsunya yang semakin tak terkendali. Permainan Hamdan di toket ukhti Nadia ditutup dengan Hamdan menyatukan kedua bongkahan gunung itu dan melahap sekaligus kedua puting ukhti Nadia.

Rangsangan bertubi-tubi yang Hamdan lancarkan dan ditambah dengan serangan akhir di kedua putingnya secara bersamaan membuat ukhti Nadia menyerah.

Nadia : OUUHHHHHHH...

Ukhti Nadia melenguh panjang sambil melengkungkan tubuhnya ke atas sementara tangannya menjambak kuat kepala Hamdan ketika ia melepaskan orgasmenya yang pertama.

CD yang ukhti Nadia pakai pun basah kuyup seperti orang mengompol. Ukhti Nadia pun tergeletak lemas dengan nafas tersengal-sengal merasakan sisa-sisa orgasmenya. Hamdan berdiri puas melihat ukhti Nadia mendapatkan orgasmenya.

Alisa : Aahhh.. masss.. mau dong.. Alisa juga mau digituin.. Ayo dong maass.. gantian pakai Alisa.. Alisa merengek bak anak kecik yang menginginkan sesuatu dari ortu nya.

Hamdan : lohh.. kan Alisaku uda sering.. ntar yaa..

Hamdan memberikan kesempatan ukhti Nadia untuk mengatur nafasnya. Ia pun mengamati apa yang terjadi. Kini ukhti Hafshah dan akhi Farid tengah dalam posisi 69. Mereka saling memanjakan kemaluan pasangannya. Sementara kedua pasangan yang lain salah satunya tengah mengoral kontol lelakinya dengan posisi si ikhwan berdiri dan si akhwat berlutut. Sementara yang lain si ikhwan tengah membenamkan wajahnya di memek si akhwat. Sungguh suasana saat itu begitu erotis. Para aktifis dakwah kampus yang seharusnya menjadi garda depan dalam islam di kampus, kini tengah menikmati nikmatnya zina. Akhwat-akhwat yang seharusnya menjaga tubuhnya hanya untuk suaminya, kini mereka menawarkan tubuhnya secara cuma cuma kepada Ikhwan yang belum lama mereka kenal. Amin sendiri kini tengah menikmati memek perawan Sulwa. Terlihat Amin begitu menikmati tubuh putih mulus akhwat itu, Sulwa sendiri mendesah dengan keras mendapatkan serangan Amin yang lihai di pangkal pahanya yang putih mulus terawat.

Hamdan : Aku mulai lagi yah Nadiaku sayang..

Ukhti Nadia masih terlihat lemas dengan mata sayu hanya bisa pasrah ketika Hamdan mulai melucuti CDnya. Hamdan melemparkan CD ukhti Nadia entah kemana, dan kini terpampang sudah bagian yanf paling dijaga oleh seorang akhwat. Selakangan putih mulus ukhti Nadia nampak indah dihiasi memek perawan ukhti Nadia yang hanya berupa garis bahkan tidak tembem sama sekali. Begitu berbeda dengan memek bu Zaskia dan bu Susan yang nampak tembem.

Hamdan : Indahnyaa.. memek yang selalu dirawat pasti ini..

Nadia : Uhh jangan dilihat.. malu.. sembari ukhti Nadia menutup mukanya dengan kedua tangannya.

Hamdan pun tak menyia-nyiakan kesempatan langka ini. Ia kemudian menyalakan HPnya dan meletakkannya di rak ruang depan sehingga ia bisa merekam persetubuhannya dengan ukhti Nadia. Hamdan yang sudah menggebu-gebu didera birahi, segera menelanjangi dirinya sendiri. Kontol raksasa Hamdan mengacung tegak bak menara membuat Alisa semakin tak kuasa menahan dirinya.

Hamdan pun memulai aksinya dengan menjilati kaki jenjang ukhti Nadia dari lutut menuju selakangannya secara bergantian kiri dan kanan. Hamdan sengaja menghentikan jilatannya ketika mendekati memek ukhti Nadia dan hanya menjilati disekitar memek ukhti Nadia. Permainan Hamdan ini jelas membuat ukhti Nadia blingsatan.

Nadia : AHHH.. AHHH.. HAMDAN IHHH.. KEJAMM.. TOLONGGHH.. GA TAHAAN LAGII.. MEMEK AKU DONGGHH.. ISEP MEMEEK AKUUHH..

Hamdan menyeringai puas karena ia berhasil membuat kakak tingkat yang selama ini selalu menutup auratnya dengan sempurna menjadi akhwat binal yang hanya memperdulikan sex semata.

Ukhti Nadia melenguh panjang ketika Hamdan mendaratkan lidahnya di memek ukhti Nadia dan menari lincah disana. Jilatan demi jilatan Hamdan lancarkan membuat ukhti Nadia terbang menuju puncak kenikmatan.

Nadia : OOOUUUUHHHHHH..AHHHH.. SHHHH.. MMHHHHHH.. HAMDAANHHH.. ENAAAKKHH..

Saat Hamdan tengah menikmati memek perawan ukhti Nadia, ia merasakan sensasi hangat dan nikmat di kontolnya. Ternyata Alisa yang sudah terbakar syahwat, tengah mengkulum kontol Hamdan dengan posisi terlentang sementara kedua tangannya ditekuk menahan tubuh bawahnya, sementara kepalanya ia gerakkan maju-mundur memanjakan kontol raksasa Hamdan. Pemandangan threesome yang indah antara 2 akhwat dan 1 ikhwan.

Hamdan semakin liar menjilati dan menghisap memek ukhti Nadia. Aroma khas kewanitaan yang dipancarkan memek perawan ukhti Nadia bak candu bagi Hamdan. Semakin lama semakin cepat dan liar tarian lidah Hamdan memanjakan memek ukhti Nadia. Ukhti Nadia yang terus-menerus didera kenikmatan oleh lidah Hamdan akhirnya kembali menyerah. Kedua tangan ukhti Nadia menggenggam erat pinggir meja sementara kepalanya mendongak melepaskan birahi yang tertahan.

Nadia : NNGGGGHHHHHHHH..

SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..

Semburan cairan surgawi ukhti Nadia begitu deras dan langsung membasahi seluruh wajah Hamdan. Hamdan pun hanya tersenyum mendapatkan siraman orgasme ukhti Nadia yang membasahi sekijur tubuh Hamdan. Sementara Alisa masih asyik dengan kontol Hamdan di bawah.

Hamdan : Kok asyik sendiri sayang? Gak ngajakin ukhti Nadia juga?

Alisa : Mmfhfhh.. mmmhhm. E’emm..

Hamdan : Nadia sayang.. gak pengen cobain kontol ikhwan kah? Nih Alisa aja doyan.. goda Hamdan sambil Hamdan berdiri di antar kedua kaki ukhti Nadia sementara Alisa berlutut di depan Hamdan dengan kontol yang masih menancap di mulutnya.

Alisa : Mmpuahh.. enaakk lohh kakk.. cobain deh.. sambil Alisa menarik tangan ukhti Nadia sehingga berlutut didepan kontol perkasa Hamdan.

Ini kali pertama ukhti Nadia melihat kontol laki-laki secara langsung. Kontol raksasa Hamdan yang berukuran 25cm dan diameter 5cm membuat ukhti Nadia merinding. Darah dalam dirinya berdesir cepat dan nafasnya mulai berat ketika aroma khas lelaki membelai hidungnya. Perlahan ukhti Nadia mulai menggenggam kontol Hamdan sembari matanya menatap tak percaya akan ukuran kontol Hamdan. Ia tak menyangka akan bertemu kontol sebesar ini di pengalaman pertamanya. Selama ini memang sudah menjadi mimpi ukhti Nadia untuk bisa menikmati kontol lelaki dengan mulutnya dan malam ini pun mimpi itu jadi kenyataan. Ukhti Nadia pun memberanikan diri menjilat ujung kontol Hamdan. Rasa gurih yang ia rasakan dari pre-cum Hamdan membuatnya semakin bernafsu melumat kontol Hamdan. Kemudian ia membuka lebar-lebar mulutnya dan mulai memasukkan kontol Hamdan ke mulutnya. Hanya sepertiga bagian kontol Hamdan yang bisa masuk. Ia mulai menggerakkan kepalanya maju mundur. Ukhti Nadia merem melek merasakan kelezatan kontol Hamdan di mulutnya. Lidahnya sibuk memanjakan kontol Hamdan dimulutnya.

Nadia : Unghh.. Mmfhh.. Mmfhhh..

Alisa yang melihat zakar Hamdan menggantung pun tak mau kalah. Ia pun segera melahap kedua bola sensitif Hamdan dengan beringas. Baru kali ini Hamdan merasakan sensasi di oral oleh kedua wanita sekaligus, apalagi akhwat syar’i berjilbab lebar yang seharusnya menjaga mulutnya hanya untuk hal-hal yang diperbolehkan agama. Ukhti Nadia pun semakin gencar memaju-mundurkan kepalanya sementara Alisa memasukkan kedua telur Hamdan ke mulutnya sekaligus.

Unghh.. Sssurrpptr.. Slupt.. Sluptt... Mchh..Mchh.. SRupptt.. Mmfhhh..

Hamdan yang tak lagi bisa menahan syahwatnya kemudian menarik lepas kontolnya dari mulut ukhti Nadia dan memposisikan ukhti Nadia kembali terlentang di meja. Hamdan kemudian berlutut dan membuka kaki ukhti Nadia sehingga mengangkang. Alisa yang paham dengan aksi Hamdan, segera membantu dengan membasahi kontol Hamdan dengan air liurnya, begitu juga memek ukhti Nadia ia jilat dan ia basahi dengan liurnya. Perlahan Hamdan mulai mengarahkan kontolnya ke memek sempit perawan ukhti Nadia.

Hamdan mulai dengan menggesek-gesekkannya di bibir memek ukhti Nadia, tak lama kemudian ia mulai menekan kontolnya memasuki liang surgawi ukhti Nadia. Memek ukhti Nadia terlihat mulai menggembung ketika kepala kontol Hamdan memasuki memeknya untuk pertama kali.

Nadia : Ughhh.. Sshhh.. Pelan-pelan yaahh..

Hamdan : Iyaah sayang..

Maju sedikit mundur lagi, maju lagi, mundur lagi. Penetrasi Hamdan secara perlahan supaya memek ukhti Nadia terbiasa dulu dengan kontol Hamdan. Alisa pun membantu dengan mengulum puting ukhti Nadia secara bergantian. Kini Hamdan mulai melesakkan kontolnya lebih jauh sampai ia merasakan sesuatu yang menahannya. Perasaan yang sama yang ia rasakan ketika menjebol keperawanan Alisa. Dengan 1 hentakan kuat.. Ssrrrttt.. Prttttt.. Blesshhh.. Hamdan melesakkan kontolnya menembus keperawanan ukhti Nadia.

Nadia : AKHHH!! SAKITTTT!!! Pelan-pelanhh.. nampak bulir air mata di wajah cantik ukhti Nadia.

Hamdan pun mendiamkan kontolnya sementara supaya liang surgawi ukhti Nadia rileks dan terbiasa dengan benda asing yang nantinya akan menjadi santapan ukhti Nadia hari-hari. Tangan Hamdan aktif memainkan klitoris ukhti Nadia, sementara Alisa kini tengah berciuman mesra dengan ukhti Nadia. Toket 36D ukhti Nadia pun tak lepas dari remasan nakal tangan Alisa.

Nadia : Mmhh.. Sshhh.. Ayokk Hamdankuh sayaangghh.. Sampai kapan diem ajaahh.. nampak ukhti Nadia mulai terangsang kembali.

Dengan perlahan namun pasti Hamdan mulai menggerakkan pinggulnya. Masih terasa sempit sekali namun justru sensasi ini yang Hamdan cari.

Nadia : AHHHHH.. SHHH.. OHHH.. MMMFHHHH.. SAYAANGHHH..

Hamdan terus meningkatkan tempo genjotannya. Splok.. Splokk.. Splok.. suara hantaman pinggul Hamdan ke paha mulus ukhti Nadia yang mulai menikmati disetubuhi Hamdan. Ukhti Nadia merasa liang surgawinya penuh sesak oleh kontol Hamdan. Tiap kali Hamdan bergerak maju dan menghantam rahimnya, ukhti Nadia merasa bak disetrum rangsangan kenikmatan yang melaju cepat hingga ke ubun-ubunnya. Tangan ukhti Nadia menggenggam erat meja sementara mulutnya menganga mengeluarkan desahan-desahan liar. Mata ukhti Nadia merem melek tiap kali Hamdan menyodok mengobok-obok memeknya, ia pun tak lagi memperdulikan keperawanannya yang baru saja direnggut oleh Hamdan. Kajian-kajian yang selama ini ia ikuti pun tak mampu mempertahankan imannya. Saat ini hanya ada kenikmatan sex dalam pikiran ukhti Nadia.

Nadia : AHHH.. IYAHH.. TERUSSHH.. AWWHH.. AWHH.. OHHH.. YA ALLAAHH.. NIKMATNYAA DI ENTOTTT.. AHHHH..

Ukhti Nadia semakin meracau tak karuan yang membuat Hamdan semakin bersemangat untuk menggempur memeknya lebih dalam.

PLAKK.. PKAKK.. PLAKK.. Hamdan makin cepat menyodok-nyodok memek ukhti Nadia. Toket 36D ukhti Nadia pun berayun-ayun mengikuti irama genjotan Hamdan. Alisa yang sedari tadi melihat permainan Hamdan pun semakin terangsang. Apalagi melihat memek mungil ukhti Nadia yang nampak tembem ketika kontol Hamdan melesak masuk dan menyembul keluar ketika kontol Hamdan mundur.

Nadia : AGHH.. TERUSHH.. AHHH.. OUNNGHHHHHHH...

Hamdan segera mencabut kontolnya dan menyemburlah cairan surgawi ukhti Nadia. Warnanya sedikit kemerahan karena bercampur dengan darah perawan ukhti Nadia. Hamdan segera mengelap kontolnya dengan tissue sementara Alisa mengelap memek ukhti Nadia yang masih berdenyut-denyut menuntaskan orgasmenya.

Hamdan beristirahat sejenak memberikan kesempatan ukhti Nadia untuk merasakan orgasmenya. Hamdan kembali melihat suasana yang ada. Akhi Farid kini tengah mensetubuhi ukhti Hafshah dengan posisi doggy. Desahan ukhti Hafshah begitu keras tiap kali akhi Farid menyodok mentok kontolnya ke memek ukhti Hafshah. Toketnya 34D nya berayun indah mengikuti irama persetubuhan mereka. Sementara di karpet, pasangan pertama tengah dalam posisi WOT. Si Akhwat benar-benar lihai dakam menggerakkan pinggulnya. Sementara kedua tangan si ikhwan meremas-remas toket sang akhwat. Pasangan yang lain tengah menyodok memek sang akhwat dengan posisi missionary. Nampak sang akhwat begitu menikmati kontol si ikhwan di memeknya, bahkan kaki sang akhwat disilangkan dipunggung si ikhwan sementara mulut mereka saling berpagutan satu sama lain. Toket si akhwat pun tak lepas dari cengkraman tangan si ikhwan. Seluruh rumah hanya terdengar suara rintihan, erangan, lenguhan, dan becek hantaman kontol mengobok-obok memek setiap akhwat yang ada.

Amin sendiri kini tengah menikmati bokong bulat putih mulus milik Sulwa. Sulwa yang merasakan kenikmatan luar biasa hanya bisa pasrah dengan kepala tertidur di bantal, sementara pantatnya yang menjulang dengan posisi doggy dihantam habis habisan oleh Amin yang tengah dilanda nafsu syahwat. Ranjang mereka berdecit keras mengikuti irama persenggamaan Amin dengan Sulwa. Rintihan dan desahan Sulwa menambah semangat Amin untuk semakin cepat menggenjotnya.

Hamdan pun tak mau kalah, ia mengarahkan Alisa untuk mengambil posisi 69 diatas ukhti Nadia, sehingga kini diatas wajah ukhti Nadia terpampang memek Alisa yang sudah basah kuyup oleh birahi. Hamdan mengarahkan kontolnya ke mulut Alisa yang langsung dilahap habis Alisa hingga mentok ke pangkal kontolnya. Ia pun menggerakkan kepalanya maju mundur. Ukhti Nadia yang dihidangkan memek Alisa didepannya dengan lahap langsung melalap habis setiap bagian memek Alisa. Lidahnya menari-nari liar memberikan rangsangan pada memek Alisa. Alisa yang mendapatkan pelayanan di memeknya semakin liar mengoral kontol Hamdan.

Splop.. tiba-tiba Hamdan mencopot kontolnya dan langsung melesakkannya ke memek ukhti Nadia yang sudah mulai merekah. Mendapat serangan mendadak ukhti Nadia merintih menahan nikmat bercampur sedikit nyeri. Alisa pun terpana melihat memek mungil ukhti Nadia bisa dengan mudahnya melahap kontol raksasa Hamdan.

Alisa : Ouuhh.. pasti enakk tuhh.. mmfhhh..

Nadia : OUUHHH.. MMFHHH.. SHHH.. SRUUPTT.. SRUUPPTT..

PLAKK.. PLAKK.. PLAK.. Hamdan kembali menggenjot memek ukhti Nadia. Sementara mulut ukhti Nadia masih tersumpal oleh memek Alisa. Alisa menatap Hamdan dengan tatapan menggoda. Ia pun terus-terusan memuji Hamdan dengan permainannya.

Alisa : IYAAHH TERUSSHH MAS HAMDAN SAYANGHH.. AHH MAS HAMDAN MEMANG PALING PERKASA.. SODOK TERUS MEMEK KITAA.. AHH.. PAKAI TUBUH KITA SEMAU MAS HAMDANNHH..

Hamdan : Tentu aja sayaangg.. tubuh kalian emang cuma milik mas.. nih bersihin kontol mas dulu..

Hamdan pun mencabut kontolnya dan langsung dilumat habis oleh Alisa dengan liarnya. Air liur Alisa membasahi seluruh kontol Hamdan. Lendir surgawi ukhti Nadia menambahkan rasa gurih yang membuat Alisa makin lahap mengoral kontol Hamdan.

Hamdan : Nahh.. sekarang balik badan sayangkuu..

Alisa pun segera memutar badannya 180 derajat. Kini di depan Hamdan tersaji dua buah bokong semok putih mulus tanpa cela milik Alisa dan ukhti Nadia. Memek mereka pun merekah menanti kejantanan Hamdan menerobosnya. Hamdan pun tak langsung menikmati kedua liang surgawi akhwat itu, ia terjongkok memandangi pemandangan indah di depannya. Dua memek akhwat yang harusnya selalu terjaga dan tertutup kini tersaji hanya untuknya. Lendir keduanya membuat memek mereka nampak basah dan harum khas memek akhwat.

Hamdan segera mengambil posisi sementar ukhti Nadia dan Alisa hanya saling tatap menanti dengan penuh harap siapakah yang akan disodok lebih dulu. Tanpa basa-basi Hamdan langsung melesakkan kontolnya ke memek Alisa. Blesshh.. memek Alisa yang sudah terbiasa dengan kontol Hamdan dengan mudahnya melahapnya.

Alisa : OOUUHH.. AKHIRNYAAA.. KONTOLLHH.. AHHH.. Alisa melenguh keras merasakan kontol Hamdan mentok memenuhi memeknya.

Nampak ukhti Nadia sedikit kecewa karena ternyata Alisa yang lebih dulu dihajar Hamdan. Alisa pun menghiburnya dengan memagut mulutnya dengan liar yang dibalas dengan liar pula oleh ukhti Nadia. SPLOK.. SPLOKK.. SPLOKK.. Hamdan menghantamkan kontolnya sekuat tenaga ke memek Alisa. Pantst sekal putih mulus Alisa kini mulai kemerahan. Tak butuh waktu lama untuk Alisa mencapai orgasme pertamanya karena Alisa sudah sangat terangsang daritadi.

Alisa : OUUHHHHH.. MASSSSSSSHHHH..

SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR..

Cairan surgawi Alisa menyembur deras membasahi perut ukhti Nadia. Hamdan bersegera mencabut kontolnya dan langsung melesakkannya ke memek ukhti Nadia. SPLOKK.. SPLOKK.. SPLOKK.. Ukhti Nadia yang terkejut, matanya terbelalak dan merintih merasakan hantaman kontol Hamdan yang ia nantikan.

Nadia : AKHHH.. AHHH... YESSHHH.. OUUHH.. YA ALLLAHHH.. ENAKNYAAA... AHHH.. TERUS SAYANGHH.. ENAAAKK BANGETHH.. OOHHH..

Ukhti Nadia yang sudah terbakar birahi semakin meracau tak karuan. Hamdan yang mendengarnya semakin beringas menggenjot memek ukhti Nadia. Dan benar saja, tak berselang lama ukhti Nadia pun luluh pertahanannya.

Nadia : MMMMHHHHHHHHH... HAMDANNHH..

SERRRRRRRRRRR.. SERRRRRRRRRRR.. ukhti Nadia menyemburkan seluruh cairan surgawi yang ia simpan. Hingga kini karpet ruang depan basah kuyup oleh cairan surgawi mereka berdua. Tak selesai disitu, Hamdan kembali melesakkan kontolnya. Kali ini ke anus Alisa yang membuat Alisa merintih nikmat merasakan lubang bokongnya disumpal kontol raksasa Hamdan.

Hamdan terus menggilir kedua akhwat itu secara bergantian baik di lubang memek ataupun anus Alisa. Hamdan sendiri yang biasanya sudah terkulai lemas, malam itu ia heran kenapa tenaganya seperti tak ada batas bahkan ia bisa menahan orgasmenya begitu lama. Kurang lebih sekitar 45 menit Hamdan mensetubuhi kedua akhwat itu. Sementara akhi Farid telah menumpahkan spermanya di rahim ukhti Hafshah dan kini mereka berdua tertidur di sofa disamping layar projector dengan kontol akhi Farid masih berada di dalam memek ukhti Hafshah. Kedua pasangan yang lain pun terkulai lemas merasakan sisa-sisa orgasme mereka. Nampak dari memek kedua akhwat itu mengalir sperma pasangannya. Masing-masing mereka tertidur dengan memeluk pasangannya. Amin sendiri masih semangat mensetubuhi Sulwa yang nampak kelelahan menghadapi gempuran Amin. Posisi Men on Top dengan kaki Sulwa disangga pundak Amin menjadi serangan terakhir Amin. Dengan sisa tenaganya Amin menggenjot kuat-kuat memek Sulwa hingga nampak paha dan bokong Sulwa memerah terkena hantaman tubuh Amin. Dengan satu hujaman hebat, Amin melesakkan kontolnya jauh kedalam liang surgawi Sulwa dan menyemburkan semua isi zakarnya hingga tak bersisa.Amin : AAARRGHHHHHH!!!!

Sulwa : NNNGGHHHHHHH...

CROTT.. CROOTTTT.. Amin terkulai lemas di dalam pelukan Sulwa dengan kontolnya yang masih menancap di liang surgawi Sulwa. Sulwa tersenyum puas wajah Amin yang nampak kelelahan diantara kedua toketnya sementara tangan kanannya membelai lembut rambut Amin.

Alisa dan Nadia : MMMMHHHHHHHHH..

Keduanya orgasme bersamaan ketika Hamdan menyodok memek ukhti Nadia dan memek Alisa dengan jemarinya. Hamdan mulai kelelahan tetapi kontolnya masih tegak menjulang. Ia pun terduduk di sofa sambil menghela nafasnya yang tersengal-sengal.

Hamdan : Huufftt.. capeknyaa.. gantian dong ukhtiku sayang, kalian yang manjain mas..

Alisa dan ukhti Nadia dengan senang hati langsung mengambil posisi di selakangan Hamdan. Alisa yang lebih dulu mengoral kontol Hamdan. Ia langsung melakukan deepthroat pada kontol Hamdan yang membuatnya terpejam merasakan nikmat. Sementara ukhti Nadia menjilati anus Hamdan dan melesakkan lidahnya mengobok-obok liang anus Hamdan. Tangan Alisa pun aktif meremas-remas telur Hamdan menambahkan sensasi kenikmatan yang Hamdan rasakan. Kini berganti ukhti Nadia yang mengoral Hamdan dengan liar, sementara Alisa yang berganti melahap telur dan anus Hamdan bak orang kelaparan. Ukhti Nadia menggunakan kombinasi tangan dan mulut untuk mengocok kontol Hamdan hingga akhirnya Hamdan tak sanggup lagi menahan orgasmenya. Hamdan kemudian mencengkram erat kepala ukhti Nadia dan menekannya kuat-kuat.

Hamdan : AAARRGHHHHHH..!!!!!

CROOOTTT.. CROOTTTT.. CROOTTTT.. Dengan sisa tenaganya Hamdan menumpahkan seluruh spermanya ke dalam mulut ukhti Nadia.

Mata ukhti Nadia terbelalak merasakan banjir sperma Hamdan yang memenuhi seluruh rongga mulutnya.

Hamdan : Ouuhh.. dasar kalian akhwat lonte!!! Jangan ditelan dulu. Jangan sampai tumpahh!! Perintah Hamdan pada ukhti Nadia.

Banyaknya sperma Hamdan tak mampu ditampung oleh mulut mungil ukhti Nadia dan meluap keluar. Dengan sigap tangan ukhti Nadia menampung luapan sperma Hamdan. Alisa yang melihat sperma Hamdan yang begitu kental dan beraroma khas itu meluap dari mulut ukhti Nadia hanya bisa menelan ludah menahan rasa dahaganya.

Splop.. Hamdan pun menarik kontolnya dari mulut ukhti Nadia, sementara mulut ukhti Nadia nampak menggembung menahan sperma Hamdan di dalamnya. Alisa yang sudah kehausan langsung melahap kembali kontol Hamdan dan membersihkan sisa sperma Hamdan yang menempel di kontolnya. Tak puas hanya disitu, Alisa pun menjilat dan menghisap sperma Hamdan yang ada di kedua telapak tangan ukhti Nadia, kemudian keduanya berlanjut saling memagut dan melakukan cum-swap.

Hamdan : Hufft.. gak biasanya nih mas bisa tahan lama gini? Kenapa ya??

Nadia : Hihihih.. tadi ana sama ukhti Hafshah udah nyampur minuman kita semua sama obat kuat dan perangsang..

Hamdan : Hahah.. pantes aja pada jadi binal semua.. sambil Hamdan membelai kedua akhwat cantik itu.

Akhirnya menutup malam itu dengan tertidur bersama dua bidadari dunianya. Ukhti Nadia dan Alisa tertidur di samping kanan dan kiri Hamdan dengan posisi miring sembari saling memeluk Hamdan setelah dahaga mereka terpuaskan oleh sperma Hamdan.​
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd