PART 4 Tampak terlihat jelas olehku memek mbak Vana, benar-benar mulus dan putih, tak kusangka bisa melihat memek sebagus itu dengan mata kepalaku sendiri. la benar-benar merawatnya dengan baik "Gimana Ren memek mbak?" "Bagus mbak Van, putih banget, sering dicolmekin ya, eh sering dirawat hehe." Jawabku sambil menggodanya "lya dong mbak rawat, haha bener juga sih akhir-akhir ini cuma sering dibuat colmek doang." Katanya sambil tetap mengelus memeknya yang mulus itu "Kok cuma mbak?"
"Ya emang cuma, kalo dulu sih sering dipake ini benda." Sambil menepuk memeknya berulang-kali PLOK PLOK PLOK.. "Ahhhhh emmmmmmmmmmm" "Emang yang pake dulu siapa mbak." Tanyaku sedikit kepo "Haha ada deh kepo amat Ren, yang jelas cuma satu orang yang pake memek mbak, mbak gak suka ganti-ganti kok." "Eh kamu duduk dong, masa iya liatin mbak sambil berdiri gitu, mbak gak lagi diliatin sama patung kan." Perintahnya sambil tertawa "Haha mbak, yaudah lanjutin iya-iya colmeknya mbak." Pintaku
Kujatuhkan pantatku di sofa tepat didepan sofa mbak Vana, ia mulai memainkan belahan memeknya, ia mengelus lembut bibir-bibir memeknya yang bersih tanpa bulu itu. "Ahhhhhh emmmmmmmmm" desah mbak Vana. "Kamu keluarin dong Ren, masa iya liat beginian gak sesak itu barang hihi." "Apa sih mbak? Rendi gak paham hehe." Jawabku berlagak polos didepannya "Kontol kamu Ren, ceper keluarin kontolmu ahhhhhhh emmmmmm.. CLOK.. CLOK.. CLOK" la mulai panas, tubuhnya mulai menggelinjang kenikmatan
Tak butuh perintah lagi, segera kukeluarkan kontolku dari sarangnya. TWINGGG menyembulah kontolku dari balik CD ku, terasa lega karna kontolku yang bisa disebut oversize untuk ukuran orang Indonesia ini bisa keluar dan bergelantungan dengan bebas ditambah didepanku ada mbak Vana yang membuat kontolku menjadi lebih keras lagi "Ahhhhh Ren, gede banget sayang" puji mbak Vana sambil terus mengocok memeknya, tampak cairan lendir mulai keluar dari lubang memeknya yang merah muda itu. "Suka ngga mbak?" "Suka dong Ren, suka banget. Sini Ren, mbak pinjem kontol kamu dong sayang." Pinta mbak Vana manja sekali.
"Eitss ada syaratnya dong hehe." "Apa sayang? Cepet ah apaan mbak horny banget nihh." Kena nih mbak Vana haha, "emm mbak bugil dulu dong." "Hmm iya deh iya." Jawab mbak Vana sambil jari jemarinya melepas seluruh pakaiannya, mulai dari blouse yang ia kenakan hingga legging hitam yang ia sobek pun tak luput ia lepas juga. "Udah Ren, i'm coming my big dick ahh." Ucapnya disertai dengan erangan manjanya. "Eits tunggu dulu dong, mbak kalau mau ini harus kesini tapi merangkak ya." Perintahku
Tanpa ada jawaban dari mulut mbak Vana, iapun segera merubah posisinya seperti seorang bayi yang merangkak mengambil mainannya, tapi kali ini bukan mainan bayi lagi melainkan mainan kontol-kontolan haha. la genggam kontolku, ia kocok pelan-pelan dengan tangannya yang lembut itu. "Gede banget Ren, udah panjang, gemuk juga hihi." Puji mbak Vana. "Ehehe biasa aja kok mbak ah, emang belum pernah ngerasain yang segini?" Tanyaku sambil kuelus-elus rambut mbak Vana dengan lembut. "Kalau kontol sungguhan belum pernah Ren, dildo mbak aja gak sampai segini gedenya." Slurppp.. slurpppp.. slurrpppp emm arggggg
CLOK CLOK CLOK "Ahhhhhhh enak..... mbakkkkk emmmm" "Mbak jago banget blowjobnya argggggggg ahhhhhhh." Jeritku dengan disertai wwwwwWƏ dengan erangan kenikmatan ku Tak ingin 'kalah' duluan dari mbak Vana, akupun meminta berganti posisi dengan mbak Vana. Segera kurubah posisiku yang sekarang berdiri seperti akan menggagahi mbak Vana. Kumaksukkan kontolku kedalam mulut mbak Vana yang duduk di sofa. Sambil kupegangi kusodok-sodokkan kontolku ke mulutnya kepalanya, yang manis itu KLOK.. KLOKK.. KLOKKK ergggggg emmmm
CLOK CLOK CLOK "Ahhhhhhh enak ..... mbakkkkk emmmm" "Mbak jago banget blowjobnya argggggggg ahhhhhhh." Jeritku disertai EeeWwwhhhh dengan erangan kenikmatan ku Tak ingin 'kalah' duluan dari mbak Vana, akupun meminta berganti posisi dengan mbak Vana. Segera kurubah posisiku yang sekarang berdiri seperti akan menggagahi mbak Vana. Kumaksukkan kontolku kedalam mulut mbak Vana yang duduk di sofa. Sambil kupegangi kusodok-sodokkan kontolku ke mulutnya kepalanya, yang manis itu KLOK.. KLOKK.. KLOKKK ergggggg emmmm
Kutekan kontolku dimulut mbak Vana, sembari kutahan wajah mbak Vana dengan kedua tanganku Grrrrrr KLOOKKKKK... erggggggggggg ah Emmmmmmm ah ah ahhhhhh emmmmmmmm rennnnnnnn "Ren kontolmu gede banget gak muat dimulut mbak sayang." "Hehe maaf ya mbak, tapi mbak suka kan?" "Suka kok suka banget sayang, bikin mbak ketagihan sama kontol kamu yaaa." Ujar mbak Vana dengan sedikit binal "Mbak sekarang gantian mbak yang aku servise ya, mbak aku jilmekin mau?" Tawarku padanya
"Hihi iya Ren, mau banget donggg. Pengen rasain jilmekannya cowok perjaka." Jawab mbak Vana sambil ia regangkan kedua kakinya seperti ingin mempersilahkanku untuk menikmati memeknya. "Eh jangan gaya gitu ah mbak udah mainstream, cobain gaya lain dong hehe." "Gaya apaan lagi sih Ren, ah dasar perjaka bawel ya, yaudah kamu mau mbak harus gimana nih?" "Mbak tetep aja duduk di kursi, tapi dibalik ya badannya jadi ntar kakinya yang diatas senderin ke senderan sofa sambil ngangkang, ntar posisiku dibelakang sandaran sofa jilmekin memek mbak Vana dari atas. Gimana mbak mantap gak ideku hehe" Tanyaku