Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG Hanya Cerita

PART 6.


Ijinkan aku untuk kembali menyulut rokok kretek ku sebelum kulanjutkan ceritaku kepadamu kawan..

Rapihkan cara dudukmu dan aturlah nafasmu, kalau perlu, seduhlah lagi untukmu secangkir kopi agar kau bisa tenang mengikuti kisahku....

Nah.. Ingatkah kalian tentang pilihan yang diberikan Melly kepadaku?
__________________________


"Gw telanjang tapi cuma ini yang lu dapet, atau gw setengah telanjang, gw buka tank top gw.. tapi ini yang lu dapet.."

"Ssshhh... Mell.. uughh.." aku melenguh keenakkan ketika Melly mulai membuka bibir sensualnya, dimasukkan kepala penisku ke dalam mulutnya dan di cecap cecapnya kepala penisku macam seperti lolipop manis.

"Yah.. kok udahan?" Protesku ketika dia tiba-tiba berhenti mengulum penisku.

"Heheh.. pilih manaah dulu?.."

Greget aku...

"Lu telanjang..." jawabku sambil cepat meraih ujung tank topnya, menarik tank top itu keluar lewat kepala Melly kemudian dengan gerakan cepat juga kutarik celana pendek longgar yang dikenakan Melly. Ketika kulihat ada celana dalam dibalik celana luarnya, celana dalam itupun ikut kutarik berbarengan dengan celana luarnya. Kegiatan penelanjangan tubuh itu tidak di protes oleh Melly.

"Eh eh.. Iihhh..Kemal ih.. " hanya itu respon yang kudengar darinya.

Melly pasrah kutelanjangi.

"Terus lu isep kontol gw.." dengan gerakan cepat juga kuarahkan kepalanya agar kembali mampir untuk menikmati penisku. Dan Melly tetap tak melawan.

Aku tak bersedia memilih pilihan dari dirimu Mel..

Melly pun sepertinya oke oke saja dengan keputusanku untuk tak mengambil pilihan darinya, sebab Melly langsung melahap rakus penisku dengan posisi nungging, sementara aku tak henti hentinya mendesah, meremas payudaranya yang ehm ehm itu sambil sesekali meremas pantat bulat dengan warna yang cerah itu. Kemaluannya yang sudah basahpun tak luput dari nakalnya jari jariku.

Selang sepuluh menit kemudian Melly memutar tubuhnya. Dia bergerak mengangkangi wajahku tepat diatas kemaluannya. Akupun langsung meraih paha Melly dengan kedua tanganku, menarik pinggulnya agar kemaluannya semakin mendekat ke wajahku. Ku jilati kemaluan Melly yang bersih itu sama rakusnya dengan dia yang menghisap penisku. Meskipun mulutnya penuh dengan penis, Melly masih bisa mengeluarkan desah desah erotis akibat jilatan lidah ku di klitorisnya.

Dengan posisi seperti ini, kegiatan Melly mengoral penisku hanya berlangsung selama kurang lebih lima sampai tujuh menit saja karena dia melepas penisku keluar dari mulutnya hanya untuk mendesah liar, tugas mulutnya yang mengocok penisku digantikan oleh kocokan dari telapak tangannya. Pinggulnya mulai bergerak liar diatas wajahku. Aku semakin bersemangat ketika kemaluannya maju mundur menggesek gesek mulutku. Semakin cepat jilatanku di klitorisnya semakin keras juga desahan yang keluar dari bibir Melly.

"Hmmmhh.. sshhh.. aakhh.. HhMaaallhh... HmMaaall... akh.. akh.. aaaaaaakkshhhh"

Pada titik ini wajahku ditekan habis oleh seluruh permukaan kemaluannya disusul oleh tubuhnya yang mengejang dan bergetar hebat.

Becek sudah wajahku kini.

"Uuugggh..ughh...sssshhh.. haa~aah" Desah Melly yang sepertinya belum mau beranjak dari dunia nikmat bernama orgasme.

Iseng, ku jilati lagi klitorisnya.

"Aauuww.. akh Kemal akh.. Mal isshh.. ahhahahah uh.. aaauuggh.." katanya sambil berusaha mengangkat pinggulnya diiringi tawa renyah seperti menahan ngilu.

Diapun bangkit dan berbaring dengan posisi kepala diatas ulu hatiku sebagai bantalnya seraya merapatkan kedua pahanya dengan setengah tertekuk. Tangan kiri Melly tetap mengelus elus penisku lembut sementara tangan kanannya membelai lenganku yang sedang meremas lembut payudaranya yang ehm ehm itu. Kutatap wajah Melly yang kini sedang terpejam dengan bibir yang tersenyum manis. Nafasnya yang menderu belumlah lagi reda.

"Udah..?" Tanyaku kepada Melly.

"Hu'um.." jawabnya mengangguk penuh senyum namun dengan mata yang tetap terpejam.

"Yaudah gw balik ya.." Sengaja kukatakan itu untuk melihat responnya.

Tiba tiba matanya terbuka menandakan dia kaget akan perkataanku dan langsung membalikkan tubuhnya untuk menindih separuh tubuhku dengan separuh tubuhnya. Lengan kirinya dimasukkan kedalam tengkuk leher belakangku, payudaranya yang ehm ehm itu menempel erat di dadaku sementara wajahnya tepat di samping wajahku dan berbisik,

"Gak boleh.." katanya sambil mencium pipiku.

"Kan lu udah keluar.." pancingku lagi.

"Tapikan elu belom keluar, lagian masih gerimis di luar" kata Melly seraya menggenggam penisku yang masih tetap dalam kondisi semula, tegak dan keras.

Efek menenggak lexo membuat penisku tetap keras seperti kayu. Edan...

"Terus gimana dong?" Tanyaku pura pura bloon.

"Lu mau dikeluarin pake cara apa?" Tantang Melly sambil mengecup bibirku dan mulai mengocok penisku.

Meskipun aku tahu akan menjawab apa, tapi akan kutanya Melly ada berapa cara yang dia punya.

"Lu punya berapa cara?"

"Dasar cowo.. gw punya tiga cara. Cara yang pertama,, ini." Jawab Melly sambil tersenyum dan bangkit duduk di sebelah perutku sambil mengocok penisku dengan tempo yang semakin cepat.

Uughh... itu kan udah tadi Mel, tapi belom bisa bikin gw keluar.." jawabku menahan nikmat.

"Hehehe... bisa aja ih Kemal.. yaudah yang kedua.. ini.. hhmmmphh.." balas Melly sambil kembali melumat penisku masuk ke dalam mulutnya.

Aku sengaja tak langsung menjawab perkataan Melly. Kubiarkan dan kunikmati Melly yang kini memainkan penisku dengan lidahnya, menghisap dan menaik turunkan kepalanya di penisku.

Selang dua menit barulah kurespon cara kedua yang sedang dipraktekkannya itu.

"Akh... ssshh.. lu juga kan tadi udah nyepong kontol gw Mel.. uuh.. tapi gak keluar juga.."

Melly seolah tak perduli dan terus menghisap penisku. Benar benar nikmat permainan lidah Melly di kepala penisku, aku bahkan sampai heran sendiri kenapa penisku belum juga muncrat menerima perlakuan nikmat seperti itu.

Ah.. gara gara lexo ini peler kaga mau muncrat fikirku.

"Mel.. sshh.. hufftt.." kataku sambil menarik kepalanya.

"Apaa? Masih jauh ya?" Jawab Melly sambil menjepit penisku diantara telapak tangan dan pipi sebelah kirinya sambil menatap mataku.

"Iya, cara yang ketiga apaan?" Tanyaku dengan nafas memburu melihat penisku menempel di pipinya.

Alih alih menjawab Melly malah bangkit dan duduk tepat diatas penisku. Dapat kulihat dengan jelas penisku yang melintang terselip diantara belahan bibir kemaluannya yang becek.

Melly bergerak maju mundur dan mencubit cubit kedua puting payudaranya sendiri. Aku tak ingin kalah, gumpalan payudara Melly ku remas dan ku mainkan sesuka hatiku.

"Aah.." Kata Melly sambil memajukan tubuhnya dan menahan beban tubuhnya dengan kedua tangan di samping dadaku. Dia menghampiri bibirku. Kamipun kembali berciuman diiringi goyangan pinggul Melly menggesek gesek penisku dibawah sana.

Desahan demi desahan saling berlomba keluar dari mulut kami berdua, ciuman, remasan tanganku ke payudaranya, gigitan kecil Melly di leherku bahkan goyangan liar pinggul Melly diatas penisku yang sangat membuat penisku merasa keenakan tetap tak sanggup untuk membuatku muncrat.

"Hhh.. hh.. hhhmm... masih belum Mal?" Tanyanya sambil memutar mutar pinggulnya.

"Belom.. huftt.. tapi enak bet Mel sumpah.."

"Gila lu.. lama bener.. hh.. hmmm" katanya sambil tersenyum dan kembali mencium bibirku.

"Pake cara gw mau gak?" Tanyaku menahan nafsu.

"Gimana?" Tanya Melly dan mengendurkan goyangan pinggulnya.

"Ngewe..." jawabku.

Tanpa merasa perlu menunggu jawaban darinya aku bangkit memeluknya kemudian memutar tubuh kami berdua. Melly kini ada di bawahku. Kuposisikan tubuhku, Melly sepertinya juga sudah kepalang tanggung untuk menolak caraku karena dia malah membuka kakinya lebar dan menahan kakinya itu dengan kedua tangan di belakang lutut. Kupukul pukul batang penisku di belahan bibir kemaluan dan di klitorisnya.

"Aa~aah Kemal ishh.. ayo buruannn.." kata Melly manja.

Suaranya yang manja membuat nafsuku makin naik. Kuletakkan kepala penisku tepat di depan liang senggama nya, sengaja kugoda Melly dengan hanya mencoel coel liang kemaluannya dengan kepala penisku.

Ah.. ngilu ngilu enak.

"Kemaaall.. buruan masukin.." Melly meraih penisku dan sedikit menariknya agar masuk ke dalam kemaluannya. Perlahan tapi pasti batangku mulai masuk dari kepala, setengah batang dan tenggelam masuk ke dalam kemaluannya.

Masih sempit ternyata.

"Sssshh... ah" Melly mendesah menengadahkan kepalanya. Kudiamkan penisku sebentar didalam kemaluan Melly demi menikmati kedutan kedutan kecil yang kurasakan dari dalam lobang kemaluannya.

"Ayo Mal.. goyang iihh.." Kata Melly yang sepertinya tidak sabar.

"Memek lu sempit amat Mel.." kataku kepadanya.

Melly tak menjawab dan hanya tersenyum. Akupun mulai menggerakkan pinggulku maju dan mundur. Dari tempo pelan naik menjadi sedang naik lagi menjadi cepat. Gerakan tumbukkan diantara dua kelamin ini membuat payudara Melly ikut bergoyang ria. Dengan penuh nafsu kuhisap dan kujilat jilat ujung putingnya yang malah membuat Melly semakin menggila.

"Akhh.. aaahh.. Maall.. uugh... ssshh.."

Mendengar desahannya malah membuatku semakin menaikkan tempo goyangan dan semakin membuatku menggila dalam menikmati payudaranya yang ehm ehm itu. Kami tak merubah posisi ini sekitar lima belas menit lamanya.

Sampai akhirnya Melly melingkarkan lengannya di leherku dan..

"Mal.. HmMal Mal..AKHHHH.. UUUUGGGHH.."

Melly mengejang, kedua kakinya menjepit pinggangku dan menahannya, bahkan kedua lengannya menjambak rambutku dengan kencang dan kepalanya mendongak ke atas.

Gila.. seksi sekali wanita ini kalo sudah orgasme.

Setelah orgasmenya mereda aku mencabut penisku dan memutar tubuhnya. Melly pasrah menuruti mauku dan nungging dengan pantat di atas tapi kepalanya menempel di kasur busa.

Sungguh pemandangan yang indah.

Kumasukkan lagi penisku dari belakang dengan cara yang sama seperti di awal. Pelan dan santai, bertahap tapi pasti dalam menaikkan tempo sampai akhirnya terdengar suara plak plak plak bak suara harmoni dan suara desahan Melly yang mendominasi ruang kost ini.

Rasa nikmat di penisku mulai membawa sesuatu di dalamnya, semakin kukocok penisku dalam kemaluan Melly semakin terasa sesuatu itu mendekat ke kepala penisku dan seolah ingin keluar.

Kupercepat goyanganku.

Ketika sesuatu itu ingin menyembur keluar, kucabut penisku dan kutahan dengan menggenggam penisku sebisa mungkin sambil berkata,

"Hhh..hhh Mel, keluarin di toket buru !!"

Dengan sigap Melly membalikkan tubuhnya sambil merapatkan kedua payudaranya dengan kedua tangan, nafasnya terengah engah. Aku yang sudah tak bisa lagi menahan laju spermaku pun akhirnya mengendurkan genggamanku dan mengocok penisku tepat diatas payudara Melly. Muntahan pertama begitu kencangnya sampai sampai mengenai pipi dan dahi Melly. Barulah muntahan muntahan berikutnya mendarat mulus diatas payudaranya yang ehm ehm itu. Entah berapa kali kumuntahkan spermaku diatas payudaranya.

Melly meraih penisku dan mengocok penisku guna memastikan bahwa semua sperma sudah keluar dari situ. Aku mendesah ketika Melly malah kembali memasukkan penisku ke dalam mulutnya.

"Ah Mell... uuhh..sshh"

Setelah yakin bahwa semua sperma dari penisku sudah keluar, barulah Melly mengeluarkan penisku dari mulutnya. Aku ambruk di samping Melly dengan nafas yang masih terengah engah.

"Udah..?" Tanya Melly mengikuti pertanyaanku tadi.

"Udah.." jawabku singkat.

"Gw boleh pake baju gak?" Tanyanya lagi seolah memancing.

"Gak usah.." jawabku sambil memeluknya dan diapun balas memelukku penuh senyum.

"Kok kita bisa bisanya ngewe ya Mal.. hahaha.." tanya Melly kepadaku.

"Gegara elu gak pake BH tadi. Kan gw ngaceng jadinya"

Melly tertawa dan bilang kepadaku kalau di kost kost an memang tak pernah memakai BH. Tapi dia juga mengakui bahwa dia juga jadi ikut terangsang ketika melihatku keluar dari kamar mandi hanya mengenakan kolor yang menonjol di bagian tengahnya. Bahkan dia mengakui sempat masturbasi selama dia mandi tadi. Tapi dia tak menyangka akan sampai sejauh ini bahkan tak menyangka akan sangat menikmati persetubuhan yang kami lakukan tadi.

"Loh kan gw gak ngaceng pas selesai mandi tadi." Kataku kepadanya.

"Nah makanya itu, lu gak ngaceng aja udah nonjol, apalagi ngaceng.. hhhhuuuuuggghh.. gemeshh.." Jawab Melly sambil meremas penisku yang sudah layu itu.

"Padahal niat gw tadi cuma sampe nyepong terus elu jilmek gw doang loh Mal.. eh bablas sampe ngewe.. enak sih.. haha.."

Dia juga menyalahkanku karena gara gara suaraku di pos ronda tadi sore mengganggu aktivitas mesumnya bersama Nya'ung dan itu berakibat kentang untuknya.
Mendengar nama Nya'ung membuatku sedikit merasa tak enak hati.

"Mell.. ini jadi rahasia yaa.." Nadaku serius kali ini.

"Iyaa.. paham kok.. tapi kapan kapan boleh lagi kan?" Jawab Melly sambil tetap meremas remas penisku yang mulai merasa terusik.

"Boleh, selama lu bisa jaga rahasia, jangankan kapan kapan, lanjut sekarang juga boleh kok.. toh gw juga belom bisa balik sekarang, kan masih gerimis.." kataku sambil lanjut menghisap payudaranya yang ehm ehm itu.

"Aaakkkhh... Kemaallhh iihhh....."

Kami bercinta sebanyak tiga babak malam itu..
_______________________________


Kawan...

Setelah mengingat kejadian itu, aku seolah kembali tersedot ke dalam lorong waktu dengan arah yang berjalan maju. Kubuka mataku dan menyadari bahwa aku sudah kembali ke masa kini... entah berapa lama aku duduk di pos ronda ini. Aku tersenyum kecut ketika mengingat perselingkuhanku dengan Melly pacar kawanku dulu.

KLOTAK...

Suara apa itu dari atas genteng? Aku berdiri dan berjalan ke depan pos ronda untuk mengecek ada apa diatas genteng itu.

Kawan.. kalau saja aku tak pernah belajar banyak hal di rumah Abah, mungkin aku akan berlari sekencang kencangnya saat ini. Karena ternyata ada sosok kuntilanak yang sedang duduk diatas situ seraya melambai lambaikan tangan kepadaku. Wajahnya pucat dengan pakaian serba putih dan panjang dengan kaki yang bergoyang mengayun.

Sial... gangguin kenikmatan aku saja ini makhluk fikirku kesal sambil mencari batu kecil kemudian kulempar batu itu ke arah si kunti. Si kunti itupun langsung terbang menjauh ke arah perkampungan sambil mengucapkan sesuatu diiringi tawa yang menyeramkan.

"Kiiiikikikikikkkkk..... Nandiiiii... kiiiikikikikikkk.."

Nandi? Ngomong apa makhluk itu fikirku.

Kurasa cukup sudah napak tilasku di pos ronda ini. Akupun melangkah pergi meninggalkan tempat dimana aku pernah mengkhianati kawanku dengan meniduri kekasihnya dulu.
Langkahku kini menuju ke sebuah Masjid, tempat dimana Kemal kecil belajar segala sesuatu yang berkaitan dengan agama.

Ah.. masjid ini masih sama seperti dulu. Sepertinya aku akan bermalam disini.
Kulangkahkan kakiku menuju tempat bersuci. Kusucikan diriku dulu sebelum masuk kedalam masjid.

Didalam masjid yang lampunya memang sengaja dipadamkan setiap malam ini membuat memori memori kecil tentang bagaimana aku dulu belajar mengaji bersama teman teman melintasi otakku. Aku tersenyum simpul dan mulai duduk bersila, kebiasaanku semenjak tinggal di rumah Abah adalah duduk seperti ini setiap malam sambil merapalkan sederet ayat suci sebanyak banyaknya sampai terlelap. Hal ini ampuh sekali untuk menenangkah hati. Akupun fokus menutup mata dan mulai menggerakkan bibir.
Tepat tengah malam kurasakan ada orang yang berjalan memasuki masjid dan berhenti tepat didepanku. Sepertinya dia hendak melaksanakan ibadah sholat malam karena terdengar suara doanya dalam setiap gerakan sholat.

Aku diam saja dan tetap fokus pada rapalanku.

Kawan.. kuberitahu sesuatu..
Orang itu seperti tak henti hentinya sholat. Dari suara dentang jam yang menempel di dinding masjid, kira kira sudah dua jam orang ini terus menerus sholat malam. Setiap selesai sholat yang diakhiri dengan salam, terdengar orang itu kembali berdiri dan mengulangi sholatnya dari awal. Jujur saja itu membuatku penasaran, akhirnya kuputuskan untuk melihat sosoknya nanti ketika dia selesai mengucap salam di akhir sholat. Dan ketika orang itu mengucap salam sebagai tanda akhir sholat aku segera membuka mataku guna melihat siapa gerangan orang yang luar biasa ini.

Kawan... kau tahu? Tak ada satupun orang di hadapanku !!!
Yang ada hanyalah gema suara yang menyebut kebesaran Tuhan menyelimuti ruangan masjid.
Kutahan hatiku yang bergetar dan kembali menutup mata.

Aku selalu merinding setiap bercerita tentang hal itu.



Kawan, masih betah kah engkau disini?
Masihkah kau ingin tahu bagaimana kisahku?

Karena ceritaku belumlah usai...

_________●●________
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd