Chapter7 : Whyād you call me when youāre high
Sesudah āritualā mandi bersama anin, kami pun segera keluar dari kamar mandi. Aku memakai baju yang semalam terbuang sembarangan dikamar anin. Setelah selesai berpakaian aku mengecup anin kemudian aku pulang.
Begitulah petualangan bermadu kasihku dengan anin berakhir. Seiring dengan kutancapkan gas mobilku dan menjauh dari aprtemen anin, semakin menghilang juga perasaan. Mungkin saat bertemu lagi kami hanya menuntaskan hasrat untuk desir-desir nafsu seksual tanpa mengarah pada cinta maupun komitmen.
Kadang aku juga ingin berhenti dari kehidupan seperti ini. Kehidupan yang hanya didasari dan dikontrol oleh nafsu. Hasrat untuk memenuhi keinginan kelamin. Tapi aku juga memiliki trauma sendiri untuk bisa berkomitmen dengan seorang Wanita. Selepas kepergian ayahku, aku menjadi kurang bisa dalam menjalin hubungan erat baik menjalin pertemanan maupun menjalin komitmen asmara. Aku takut Ketika aku menjalin cinta dengan seorang Wanita, suatu saat dia akan pergi. Aku tidak mau lagi merasakan perasaan kehilangan orang-orang yang aku cintai. Mungkin yang dekat denganku hanyalah kakakku jerry dan ibuku. Selebihnya aku berusaha untuk menjaga jarak agar tidak terlalu dekat secara emosional termasuk dengan teman-temanku. Semua hanyalah untuk hubungan transaksional. Hanya untuk bisnis, hanya untuk teman ngobrol, hanya untuk teman hobby, termasuk hanya untuk melepaskan hasrat seksual.
Sesampainya didepan rumah, pak Andi membukakan pagar rumahku kemudian menyapaku. Aku pun beranjak memasuki rumah kemudian menuju kamarku dilantai dua . Aku berganti baju untuk bersiap-siap berolahraga. Ya beginilah kehidupanku sebenarnya, begitu membosankan. Jika tidak ada pekerjaan, aku hanya dirumah. Aku sangat gemar berolahraga, membaca buku dan bermain musik. Aku sangat bersyukur karena karya-karyaku dapat dihargai orang sekaligus aku juga mendapatkan pundi-pundi rupiah yang terhitung besar. Kemudian dari uang itu aku dapat membangun rumahku sendiri lengkap dengan perpustakaan pribadi, fasilitas gym, lapangan olahraga, kolam renang, kemudian studio musik untuk menyalurkan hobiku.
Bisa dibilang rumahku termasuk luas. Rumah berlantai tiga dilengkapi dengan halaman yang luas dan fasilitas olahraga yang lengkap. Aku memiliki beberapa asisten rumah tangga yang dikepalai bi inem, istri dari sopirku untuk mengurusi rumah. Mungkin diluar sana aku dikenal sebagai seorang rockstar yang kerjaannya setiap hari hanya melakukan pertunjukan, berpesta dan seks. Namun aslinya aku hanyalah kutu buku yang tenggelam dalam hobinya.
Aku beranjak menuju kolam renang. Aku arahkan tubuhku untuk berenang. Seks dengan Anin membuat pinggangku lumayan pegal, jadi sengaja kupilih berenang agar tubuhku bisa memulihkan pinggangkul. Setelah beberapa putaran, akupun beranjak dari kolam renang kemudian bersantai. Kunyalakan rokok kemudian kuteguk whiskey yang sudah disiapkan oleh pelayan.
Hari ini sebenarnya aku harus berangkat ke Surabaya. Ada festival musik disana dan aku menjadi salah satu line up performance-nya. Acaranya hari sabtu, namun sehari sebelumnya aku harus sudah berada disana untuk keperluan sound check dan ada beberapa pekerjaan kerjasamaku bersama dengan salah satu brand gitar ternama.
Tak berapa lama aku menikmati waktu santaiku, datang beberapa crew untuk mengambil beberapa peralatan untuk manggung. Aku pun beranjak untuk menyiapkan beberapa pakaian untuk keberangkatanku. Segala peralatan pribadiku kumasukan dalam koper dan tas kecil. Selang beberapa waktu, Jerry datang untuk ikut menemaniku pergi ke Surabaya. Aku pun turun dari kamarku membawa barang bawaanku. Kemudian duduk diruang tamu bersama Jerry.
āwah udah siap ajah nih luā kata Jerry melihatku sudah selesai merapikan koper dan tasku.
āiya nih, gue gak mau buat crew nungguā balasku
āMantap nih rockstar, hahahaā kata Jerry sambil tertawa
āKata bi inem lu baru balik tadi pagiā timpal Jerry
āBiasa lah anak mudaā balasku sambil cengengesan.
āNginep dimana lu emang?ā Tanya Jerry
āDi apartemen Aninā Jawabku sambil menyalakan Rokokku
āAnin talent baru itu?ā Tanyanya Kembali
āIyalah siapa lagi emang?ā balasku selepas menghembuskan asap rokok yang kuhirup.
āGila jago bener emang adekku ini ngegaet cewek, real Casanovaā canda kakakku
āHahaha gue gak sejago ituā jawabku sembari bercanda.
ākurang-kurangin lah lo main-mainin cewek , Nyokap udah nanya-nanya ke gue kapan lo bawa calon istri ke rumahā Canda Jerry sembari menasehatiku.
āNtar lagi lah kalo itu mahā balasku menanggapi.
āYaudah berangkat sekarang anak-anak udah nungguinā Kata kakakku. Kamipun segera berangkat menuju bandara diantar supirku, pak Andi.
Tak selang beberapa lama kamipun tiba dibandara. Aku berjumpa dengan crew lainnya serta session player yang membantuku jika sedang manggung. Kami mengobrol sejenak sambil menunggu jadwal penerbangan. Disela-sela perbincanganku, ada beberapa fans yang meminta foto serta tanda tangan. Aku tentu senang mengabulkan permintaan mereka asalkan tidak aneh-aneh. Aku sedikit berbincang dengan fansku dengan ramah. Kebanyakan fansku merupakan penggemar bandku dulu. Sebenarnya mereka kecewa pada saat kami memutuskan untuk bubar, tapi pada akhirnya mereka tetap mensupport kami walau kami berjalan dijalan masing-masing.
Bandku dulu terdiri atas empat personil. Vokalisku bernama Mika, dia merupakan penyanyi yang flamboyan. Banyak Wanita yang meleleh oleh suaranya yang merdu dan dalam urusan merayu dialah jagoannya. Kemudian ada Raphael, seorang Bassist sekaligus backing vocal yang kharismatik. Dia seorang yang dewasa dan bijak. Dia sering menulis lagu untuk bandku. Namun mentalnya sedikit terganggu, mungkin karena terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan terlarang. Dia kadang menjadi pribadi yang depresif, sering menyendiri dikamar dan kadang melukai dirinya sendiri. Selanjutnya ada drummerku bernama Niko. Dia tak kalah playboy dengan Mika, vokalisku. Dia seorang yang sangat lihai dalam menggaet Wanita. Terakhir ada aku sebagai seorang gitaris sekaligus backing vocal. Aku mungkin paling banyak dalam menulis lagu untuk bandku dulu sehingga Ketika bandku bubar aku masih sering membawakan lagu yang hits dari bandku.
Untuk urusan Wanita, kami berempat sama-sama jelalatan. Setiap kali tour, setelah manggung kami selalu āberburuā Wanita untuk menyenangkan kami selama satu malam. Tak jarang kami melakukan pesta seks dengan menyewa sebuah villa yang telah disediakan berbagai jenis minuman beralkohol untuk lebih memeriahkan suasana pesta. Itulah satu dari sekian fakta-fakta industri hiburan yang sangat erat dengan alkohol, drugs, dan seks.
Setelah beberapa lama kami menunggu, akhirnya keberangkatan pesawatku hampir tiba. Aku bersama dengan crew mulai memasuki pesawat. Tak berselang lama akhirnya pesawatku berangkat menuju ke Surabaya. Perjalanan menuju kesana tak memakan waktu lama. Aku memutuskan membaca buku untuk menghapus rasa bosanku selama dipesawat. Selama satu jam setengah mengarungi perjalanan, akhirnya pesawat sampai di Surabaya. Kamipun beranjak dari dalam pesawat. Setelah memastikan tidak ada barang yang tertinggal, kami segera berangkat menuju hotel. Tak lupa saat diperjalanan aku memfoto jalanan dan aku posting dengan men-tag lokasi di story intagram pribadiku. Hal itu sering aku lakukan Ketika aku manggung diluar kota untuk memberitahukan fansku dan berharap mereka akan semakin antusias untuk menonton aksi panggungku.
Aku dan crew akhirnya sampai dihotel tempat kami menginap. Kamipun disambut oleh pegawai hotel dengan ramah. Lalu kami diantarkan ke kamar masing-masing. Khusus untukku dan Jerry, kami disediakan kamar VIP untuk masing-masing. Sedangkan untuk crew dan session player mereka berbagi kamar.
Setibanya dikamar, pelayan hotel segera merapikan koperku kemudian dia pamit. Tak lupa aku memberikan beberapa lembar uang untuk tip. Kamarnya memang luas. Ya standar VIP hotel bintang 5 yang dilengkapi dengan furniture yang mewah dan pemandangan kota dibalik jendelanya serta kulkas kecil yang berisikan beberapa minuman dingin. Aku mengambil minuman dingin lalu merebahkan diriku diatas Kasur. Aku mengecek ponselku. Ternyata ada beberapa notifikasi chat, salah satunya dari chika. Aku pun membuka chat dari chika.
āKakak lagi diluar kota yah? Huuufffftā pesan chika
āiya nih heheā¦ā balasku singkat
Tak berapa lama berselang, chika membalas pesanku
āPantesan gak bales-bales lagi chat dari akuā balas chika sambil mengirim emotikon sebal
āSorry-sorry hehehe. Aku dari kemarin agak sibuk sama kerjaan. Kamu sekarang lagi apa? Boleh aku telfon gak?ā jawabku.
āhuuufffft.. Gak dimaafin.. Aku baru pulang dari kampus nih kak.. Boleh dongā Jawab chika cepat.
Aku pun langsung menelpon chika. Dia mengangkat telpon dariku. Kami pun mulai saling mengobrol via telpon. Kami membicarakan hal-hal yang santai karena aku belum mengenalnya. Aku baru bertemu dengan chika hanya satu malam dengan dibumbui dengan nafsu dan buaian-buaian pengaruh alkohol. Aku menanyakan dimana rumahnya, sekarang sedang kuliah dimana dan lainnya yang berkaitan dan hal-hal dasar. Sepertinya aku ada sedikit tertarik kepada chika. Mungkin jika kami cocok, aku akan kenalkan kepada ibuku. Ya meskipun itu akan susah karena berhubungan dengan keenggananku untuk berkomitmen, tapi sepertinya tidak ada salahnya untuk mencoba membuka hati untuk seorang Wanita.
Ternyata Chika sendiri merupakan perempuan berdarah Batak. Ayahnya dulu merantau ke Jakarta untuk memperbaiki taraf kehidupan. Kemudian ibunya seorang perawat disalah satu rumah sakit di Jakarta. Mereka bertemu saat ayahnya dirawat di rumah sakit tempat ibunya bekerja. Dia mempunyai dua orang kakak laki-laki sekaligus chika adalah seorang bungsu. Kami ternyata mempunyai hobi yang sama, yaitu bermain basket. Ya meskipun aku juga menyukai sepakbola, namun olahraga yang aku gemari adalah basket, bahkan sampai sekarang aku selalu menyempatkan untuk bermain basket dan menonton NBA. Dan kami juga mempunyai tim favorit yang sama, yaitu LA Lakers.
Dia juga sedang berkuliah disalah satu universitas di Jakarta, chika mengambil jurusan manajemen disana. Dia sekarang sedang menempuh semester 5. Dia membicarakan tentang keluh kesahnya selama berkuliah. Terutama saat ini dia sedang banyak tugas lapangan yang membuat dia harus keluar kampus untuk mengerjakan tugas. Maklumlah, sebentar lagi dia akan mengambil skipsi jadi tugasnya semakin banyak. Dan dia merupakan salah satu mahasiswa yang memiliki nilai yang lumayan bagus.
Tidak terasa sudah satu jam lebih aku menelpon chika, sangat jarang aku menelpon Wanita sebegitu lamanya. Aku jarang memiliki Wanita yang special. Disamping keenggananku untuk memiliki hubungan komitmen, pekerjaan sebagai musisi sangat menyita waktuku. Dan lagi stigma rockstar yang dikenal sering gonta-ganti cewek membuat banyak perempuan yang enggan memiliki hubungan romantisme dengan para rockstar. Ya memang harus aku sadari menjadi seorang rockstar kurang lebih memang seperti itu, banyak dikelilingi Wanita.
Akhirnya aku menutup telpon karena Jerry mengetuk pintu untuk mengajaku makan malam. Kuselesaikan percakapan jarak jauhku bersama chika dengan rayuan akan menghubungi dirinya lagi nanti saat waktuku senggang. Setelah kututup aku pun segera membuka pintu dan beranjak bersama Jerry ke restaurant untuk makan malam.
Restaurant itu terdapat dilantai satu hotel tempatku meninap. Kami sekarang sedang dilantai empat, sehingga kamipun menggunakan lift untuk turun kelantai satu. Kami berbincang-bincang selama didalam lift.
āTadi waktu mau ngetuk pintu, gue denger lo lagi ngobrol sama orang?ā. Tanya jerry kepadaku
āoh iyah tadi gue lagi telponanā jawabku singkat
āPasti ini sama cewek yang diceritain pak Andiā balas Jerry sambil memasang muka mengesalkan
āLah kapan lo ngomong sama pak Andi?ā tanyaku menanyakan kapan sopirku menceritakan tentang chika
āTempo hari yang lo nyuruh gue buat anterin pak Andi ke rumah lo, nah dia ngomong tuh ke gue lo cucus dimobil sama cewek cakepā Terang Jerry menceritakan omongan sopirku sambil cengengesan.
āWah gila pak Andi mulutnya bocorā kataku kaget.
āTenang pak Andi Cuma cerita ke gue doang ko. Dan katanya lo cocok tuh sama ceweknya, makanya dia cerita ke gueā Timpal Jerry
āTapi jangan lo bilang ke nyokap yakā kataku khawatir.
āTenang, rahasia lo kejamin. Berat di gue kalau nyokap sampe tau. Bisa-bisa lu dikirim ke pesantren. Nanti lo nggak bisa manggung kalau lo ke pesantren, ntar bini sama anak gue mau makan apa kalau lo gak manggungā ucap jerry meyakinkanku
āIya juga sihā kataku singkat.
āOh iyah nanti kita makan malem sama pihak EO Festival, sekalian briefing buat acara sama buat soundcheck besokā Kata Jerry.
Tak berapa lama lift pun menurunkan kami dilantai satu. Kami pun keluar dan menuju ketempat restaurant yang hanya beberapa Langkah dari lift. Jerry pun merogoh telponnya untuk menelpon seseorang. Ketika dia sedang menelpon nampak ada Wanita yang mengangkat telponnya dan celingak-celinguk mencari seseorang, Ketika dia menemukan kami diapun melambaikan tangan pada kami mengajak bergabung. Aku bersama Jerry menghampiri Wanita tersebut.
Selepas kami mendekati meja, berdiri dan tersenyum kepada kami. Dia menjabat tangan kami lalu kami saling mengenalkan diri. Dia bernama Cindy, dia disini sebagai perwakilan dari pihak EO penyelenggara festival yang akan aku datangi. Setelah berkenalan, kami pun duduk, cindy duduk disamping kananku. Dengan meja yang melingkar, posisi aku dengan cindy menjadi dekat. Setelah melihat menu, kamipun memesan makan malam kami.
Kami berbincang-bincang obrolan santai sambil menunggu makanan yang kami pesan datang. Senyumnya sangat manis ditambah dengan hidungnya yang mancung dan menggunakan kacamata sangat menambah pesona cindy. Tak lama kemudian makanan yang kami pesan satu persatu datang.
Sambil menikmati hidangan, Cindy menerangkan tentang teknis acara yang akan berlangsung lusa. Dia menerangkan tentang denah festival nanti, transport yang akan menjemput kami, riders yang telah diminta dari kami dan lain sebagainya.
Jerry mendengarkan dengan baik dan menanyakan hal-hal yang kurang jelas. Namun jujur saja aku tidak terlalu mendengarkan. Aku memperhatikan tubuh cindy yang sangat seksi. Dia memakai celana jeans biru yang ketat dan menyembulkan bokongnya yang sangat semok. Dia juga memakai kaos Tanktop warna putih dengan belahan yang agak turun sehingga memperlihatkan belahan dadanya. Meskipun dia memakai kemeja yang senada dengan tanktopnya, namun dia sengaja tidak mengancingkan satupun kemejanya. Tanktopnya juga sangat ketat sehingga kedua payudaranya tercetak bulat sempurna. Meskipun ukuran tubuhnya terbilang kecil namun ukuran buah dadanya sangat besar, aku taksir ukurannya sekitar 34C atau 34D. Ah mungkin akan sangat pas digenggamanku dan pastinya akan sangat kenyal.
Aku memperhatikan wajahnya. Bibirnya sangat imut dengan pipinya yang lumayan gembul. Akan sangat hangat bila penisku berada dalam mulutnya. Aku membayangkan spermaku memenuhi mulut beserta wajahnya yang cantik. Rambutnya panjang menjuntai sampai punggung bawahnya. Terasa nikmat ketika aku memegang rambutnya sambil dia menungging dan kutusuk penisku dari belakang hingga bersarang diliang kenikmatannya. Suara peraduan kami akan sangat menghentak karena bokongnya yang semok.
Sial aku mulai berpikir yang tidak-tidak. Penisku mulai berdiri dan terasa sangat sesak dalam celanaku. Pada saat aku sedang berimajinasi liar, tiba-tiba garpu yang dipakai cindy terjatuh kearahku. Sontak cindy pun menggeser kursinya kemudian mennghadap kearahku lalu membungkukan badannya kebawah untuk mengambil garpunya. Aku pun reflek membungkukan tubuhku juga untuk membantu cindy. Saat cindy membungkukan badannya, payudaranya semakin menggantung dan belahan dadanya makin jelas terlihat. Pemandangan ini membuatku semakin tersiksa karena penisku semakin berontak didalam celanaku.
Cindy pun bangkit setelah berhasil mengambil garpunya. Dia Nampak kebingungan ketika dia melihat wajahku yang masih melongo. Untung aku segera menyadari situasi canggung ini dengan Kembali ke posisiku untuk makan. Cindy pun Kembali melanjutkan pembicaraan sambil menikmati hidangan makan malam. Aku juga berusaha untuk menyingkirkan fantasi liarku dengan berusaha berkonsentrasi dengan apa yang cindy bicarakan, sesekali aku menimpali pembicaraan dengan beberapa pertanyaan berkaitan dengan teknis acara dan candaan-candaan tipis untuk lebih mencairkan suasana.
Tak terasa kami mengobrol sudah menghabiskan beberapa jam. Sekarang telah menunjukan jam 10 malam. Setelah menuntaskan semua penjelasan acaranya dan menghabiskan makanan, Cindy pun pamit untuk pulang. Aku bersama Jerry mengantarnya hingga depan hotel kemudian berbincang sebentar sambil menunggu taksi jemputannya datang. Tak berapa lama taksinya datang dan cindy pamit. Aku dan Jerry masuk kedalam hotel untuk menuju kamar masing-masing. Kami pun menuju lift.
āLiat cewek seksi dikit mata lo langsung kemana-mana hahaā Kata jerry yang mendapatiku mupeng melihat cindy tadi.
āNamanya juga cowok, emang lo kagak?ā balasku
āGue langsung inget anak istri dirumah, jadi bisa gue control hahaā
Tak lama kemudian lift pun terbuka. Kami segera keluar menuju kamar kami masing-masing untuk beristirahat. Setelah membuka kamar, segera aku mengambil handuk kemudian menuju kamar mandi. Aku guyur seluruh badanku, terasa sangat segar sesudah badan ini berpeluh keringat setelah beraktivitas seharian. Tak lama aku menyelesaikan mandiku. Setelah keluar kamar mandi, aku langsung memakai celanaku. Aku terbiasa tidur hanya dengan memakai celana saja. Aku langsung merebahkan tubuhku diatas Kasur kemudian memakai selimut. Segera aku ingin beristirahat karena esok akan menjadi hari yang amat Panjang dengan kesibukan pekerjaanku.
Ya beginilah aku pada akhirnya. Hanya sendirian ditengah kegelapan malam. Berteman pada kesepian dan semilir hembusan suara kendaraan serta kerlap kerlip lampu bangunan. Tak berapa lama aku merenung, terlelap lah diriku.
ākriiiiiiiiiiingā¦ā¦kriiiiiiiiiiiingā¦.kriiiiiiiiiiiiiiingā
Bunyi alarmku berdering nyaring. Aku langsung terbangun mendengar kebisingan itu. Lalu aku matikan alarmku. Jam menunjukan pukul 6 pagi. Tak lama setelah itu aku langsung beranjak dari tempat tidur untuk sedikit melakukan peregangan dan melakukan olahraga ringan. Tak berapa lama aku langsung mandi karena aku harus segera berangkat untuk melakukan pekerjaanku. Dengan waktu yang singkat, aku menyelesaikan mandiku kemudian aku bergegas untuk memakai pakaian serta tak lupa memakai wewangian. Kebetulan sekali setelah aku selesai mempersiapkan diri, seseorang mengetuk pintuku. Aku buka pintu itu dan ternyata Jerry datang menjemputku untuk segera berangkat.
Kamipun segera turun menuju lobby hotel untuk menunggu mobil jemputanku. Hari ini pekerjaanku diawali dengan meeting bersama satu brand gitar asal amerika. Selang beberapa waktu menunggu, akhirnya mobil jemputanku tiba. Aku dan jerry segera menuju mobil untuk langsung ke lokasi meeting.
Selama dimobil, aku memakan sarapanku yang telah dipersiapkan oleh jerry dan aku baru sempat memakannya sekarang. Sesekali ditengah makanku, aku mengobrol dengan jerry terkait kegiatan yang hari ini akan berlangsung. Tak lupa aku juga mengobrol dengan supir yang mengantarku. Jalanan agak macet pagi ini, mobil kami pun merayap menyusuri jalanan bersama dengan mobil lainnya. Setengah jam berlalu dan akhirnya kami tiba ditempat meeting. Mobil diparkirkan dan kami segera keluar untuk bertemu bersama klien.
Kami masuk ke sebuah kafe yang ada disana dan menuju ke ruang meeting yang telah direservasi sebelumnya. Ruang yang kami pakai untuk meeting tak jauh dari pintu masuk dan disekat oleh pintu geser yang agak besar. Ruangannya lumayan besar untuk kegiatan rapat. Terdapat meja Panjang dan beberapa kursi, kemudian AC yang sangat membantu menyejukan kota Surabaya yang panas. Disana sudah banyak orang yang menungguku, ternyata klienku sudah ada rapat sebelumnya. Untunglah, jadi aku tidak harus menunggu lama klienku untuk datang. Ketika aku masuk, semua orang yang ada disana berdiri dan menyalami aku dan Jerry, mereka menyambut kami dengan hangat. Setelah bersalaman, kami dipersilahkan untuk duduk, kursinya cukup nyaman untuk sebuah cafƩ. Setelah duduk, kami memulai meeting.
Meeting kali ini membahas perpanjangan kontrakku menjadi seorang brand ambassador untuk merk gitar ternama asal Amerika. Aku telah lama menjadi duta merek gitar satu ini, sudah selama lima tahunan. Aku mempunyai benefit dengan menjadi BA gitar ini, yaitu semua gitarku telah disediakan dan semuanya gratis. Jadi aku tak harus repot-repot membeli gitar dengan harga yang mahal. Dan kebetulan aku memang sangat menyukai soundnya dan sangat sangat cocok untuk warna musik yang aku buat.
Selain membahas perpanjangan kontrak, kami juga membahas jadwal untuk promosi, photoshoot, dan beragam kegiatan yang berhubungan dengan marketing penjualan yang melibatkanku. Selain itu, kami juga akan membahas tentang gitar signature ku sendiri. Setelah beberapa tahun aku menjadi BA, akhirnya aku dibuatkan gitar signature seriesku sendiri.
Kami melakukan meeting selama beberapa jam dengan suasana yang santai. Setelah masuk waktu makan siang, meeting pun diakhiri. Tak lupa kamipun foto bersama terlebih dahulu. Aku dan Jerry pamit untuk pergi karena kami ada jadwal lain. Kami pun berpamitan dengan klien kemudian langsung keluar kafe menuju parkiran. Ternyata sopir telah bersiap di mobilnya. Tanpa menunggu waktu lama kami keluar area parkir untuk menuju sebuah sebuah restoran. Jaraknya tidak sampai 15 menit, kami kesana untuk makan siang sekaligus meeting online dengan labelku untuk meneruskan meeting tempo hari.
Sesampainya direstoran kamipun masuk dan langsung memilih meja yang nyaman untuk bisa melangsungkan meeting. Kami duduk dimeja yang telah dipilih dan langsung memesan makanan. Jerry langsung membuka laptop dan menyambungkannya dengan wifi yang telah disediakan direstoran. Setelah terkoneksi kami langsung membuka aplikasi meeting online dan tidak berapa lama kami sudah terhubung serta langsung memulai rapat karena semuanya sudah hadir. Tak lama kemudian makanan datang dan kami meeting sembari menikmati makan siang kami. Rapat kali ini membahas project rekaman albumku yang mendatang. Rencananya albumku akan rilis untuk tahun depan. Itu berarti aku harus menyiapkan konsep dan lagu yang akan kurekam.
Aku sebenarnya sudah mempunyai beberapa lagu dan lirik yang sudah kubuat. Tinggal aku pilih sesuai dengan tema albumku dan buat demonya. Untuk project solo ada tantangannya tersendiri. Aku harus mengkonsep dan membuat demonya sendiri, tapi keuntungannya segala keputusan ada pada diriku sendiri. Tidak usah lagi memikirkan pendapat rekan sebandku. Itulah salah satu yang jadi masalah dalam sebuah band apalagi yang telah terkenal dan mendapat kesuksesan. Selalu ada saja ego-ego yang harus selalu terpenuhi.
Kami melangsungkan meeting online selama kurang lebih 2 jam. Agak alot memang membicarakan sebuah album apalagi dengan major label. Ada beberapa hal yang perlu didiskusikan Panjang. Tapi pada akhirnya semua teratasi dengan baik. Setelah semua agenda meeting telah rampung dibahas, kami mengakhiri meeting online tersebut. Aku dan Jerry langsung membayar bill makanan kami dan langsung menuju perjalanan ke venue festival untuk keperluan checksound.
Perjalanan kami agak jauh, sekitar satu jam perjalanan. Venue untuk festival musik kali ini dilaksanakan disebuah stadion dipinggiran kota Surabaya. Session player dan kru telah berangkat sebelumnya dari hotel. Jadwal kami untuk checksound sekitar jam 7 malam. Sopir memacu mobil dengan santai karena tidak sedang terburu-buru. Aku memakai headset dan mendengarkan musik sembari menikmati suasana jalanan kota Surabaya di sore hari. Sejenak aku beristirahat didalam mobil untuk merenggangkan tubuhku karena sudah melakukan meeting dari pagi hari. Selang beberapa menit, aku tertidur.
Jerry tiba-tiba membangunkanku. Ternyata kami sudah tiba di venue. Selama diperjalanan aku tidur, rasa lelahku membuat rasa kantuk tak tertahankan. Untunglah, dengan begitu aku bisa melanjutkan kegiatanku dengan segar. Kami tiba di venue jam setengah enam sore. Masih ada waktu untuk beristirahat didalam. Aku segera turun dari mobil dan segera masuk menuju pintu khusus masuk stadion. Dipelataran aku dan Jerry bertemu session player dan juga kru. Kami segera menyapa mereka dan langsung bergabung.
Ternyata mereka telah ditemani seorang Wanita yang menjadi Liaison Officer atau pendamping talent selama festival berlangsung. Akupun langsung bersalaman dengan LO tersebut. Nama Wanita tersebut adalah Nadse. Kami langsung diantar menuju ruangan backstage. Selama berjalan menuju backstage, aku berada tepat dibelakang nadse. Mataku mencuri pandang pada pantatnya yang sekal. Dia memiliki tinggi kurang lebih sedada bawahku. Dia mempunyai rambut lurus yang terurai sampau punggungnya. Perawakannya memang agak kecil. Dia memakani baju crop top tanpa tali bercorak kotak-kotak perpaduan warna putih dan merah muda. Kulihat buah dadanya tercetak menyembul bulat dengan indah. Dia memakai celana bahan denim ketat berwarna putih yang hanya menutupi sedikit pahanya yang memiliki warna kulit putih. Pantatnya yang sekal membuat otakku berfantasi liar. Sial, tak lama aku terbangun sudah disuguhi dengan Wanita seseksi ini.
Tak lama kami sampai diruangan yang telah disediakan. Ruangan tersebut lumayan luas. Terdapat sofa dan beberapa kursi untuk kami beristirahat serta meja rias yang disertai kaca besar. Tak lupa disana terdapat beberapa makanan ringan, minuman dan makan malam untuk kami. Aku mengambil satu kaleng bir dingin yang telah disediakan kemudian langsung duduk disofa. Aku membuka birku kemudian mulai menyalakan sebatang rokok. Jerry langsung mengambil makan malam dan langsung mengambil kursi untuk duduk dipojok ruangan. Dia mengambil handphonenya lalu melakukan video call dengan keluarga kecilnya. Para kru dan session player juga mengambil minuman dan makanan dan langsung duduk lalu melakukan kegitan masing-masing.
Nadse menghampiriku kemudian duduk disebelahku. Aku mengobrol dengannya sambil menunggu bagianku untuk bisa checksound. Dia sangat ramah kepadaku, maklumlah dia adalah seorang LO yang harus membuat nyaman talent acaranya. Dia ternyata masih seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang Menyusun skripsi. Nadse mendapatkan penawaran bekerja sebagai LO dari cindy. Ternyata mereka satu kuliahan dan cindy adalah kakak tingkatnya. Mereka hanya berbeda jurusan saja, nadse anak komunikasi sedangkan cindy mengambil jurusan psikologi. Nadse bertemu dengan cindy disalah satu klub malam di Surabaya. Mereka saling akrab dan akhirnya cindy mengajak nadse untuk bergabung di EO tempat dia bekerja.
Dia memang suka bertemu dengan banyak orang, makanya dia merasa cocok untuk bekerja pada lingkungan seperti ini. Dia juga sangat senang jika bertemu dengan musisi-musisi. Dia sering menontonku jika aku sedang manggung di Surabaya. Aku sendiri mengajak dia mengobrol agar aku bisa mengalihkan fokusku kepada tubuhnya yang sangat seksi, apalagi dia memakai pakaian yang cukup minim yang hanya menutup bagian dadanya. Mendengar dia juga suka meminum alkohol, aku mengambilkan sekaleng bir dan menawarkan kepadanya. Dengan senang hati dia mengambil kemudian meminumnya. Kami melanjutkan obrolan.
ākak ini udah jam 7, sekarang udah boleh checksoundā kata nadse memberitahukan kepadaku.
āoh oke okeā jawabku.
Aku kemudian menyuruh para kru dan session player untuk segera menuju panggung. Mereka bersama Jerry ditemani Nadse langsung pergi menuju panggung untuk melakukan checksound. Sebenarnya Aku tak usah repot untuk melakukan checksound. Para kru sudah tau spek sound yang aku inginkan. Namun aku selalu ingin memastikan semua berjalan dengan baik. Terkadang, kondisi dan vibe venue yang berbeda sering membuatku mengubah tone suara gitar dan mic-ku. Aku biasanya menuju panggung setelah semua sudah ready. Kadang untuk melakukan persiapan membutuhkan waktu satu jam. Jadi aku santai saja sambil menikmati rokok yang baru kunyalakan.
Tak selang berapa lama Nadse datang keruangan yang hanya ada aku seorang didalamnya. Aku pun menyuruh dia Kembali duduk disampingku. Kulihat dia sepertinya menebalkan make up dan lipstiknya. Aku Kembali mengobrol dengannya. Namun tak berapa lama aku tiba-tiba merasakan ingin kencing.
āEh nad, toilet sebelah mana yah?ā tanyaku.
āAgak jauh sih kak, mari kak aku anterā jawabnya.
Aku bersama Nadse keluar ruangan untuk menuju toilet. Nampak ruangan talent yang lainnya sudah mulai kosong, ternyata aku kebagian sesi terakhir checksound untuk malam ini. Hanya ada beberapa panitia yang sedang hilir mudik menyiapkan acara. Kami melewati Lorong yang semakin lama penerangannya semakin gelap. Memang toiletnya agak jauh dari backstage.
Akhirnya kami tiba didepan toilet. Nadse mempersilahkan aku untuk masuk kedalam toilet. Aku memasuki toilet tersebut. Aku memilih untuk tidak kencing di urinoir. Aku memilih masuk ke bilik closet. Aku pun mulai membuka celanaku dan mulai kecing. Tak berapa lama aku menyelesaikan urusanku mengeluarkan urine. Setelah mengguyur kloset dengan flush, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu.
āKak reckyā Nampak suara nadse sambil mengetuk pintu bilik toiletku. Aku yang sudah memakai celana Kembali langsung membuka pintu.
āiya, ada apa nad?ā tanyanyaku sambil membuka pintu.
Nadse pun mendorong tubuhku kebelakang untuk Kembali masuk kedalam bilik. Dia pun menutup pintu kemudian menguncinya.
āGive me the pleasure, mr. rockstarā ucap nadse kemudian mengigit bibir bawahnya sambil menatap dengan sayu.