Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

HIDUP ITU PILIHAN

Bimabet
Jejaklah, menarik nih.. :banzai:
POV Robin banyakin suhu porsinya :pandaketawa:
 
Part 10

Keberangkatan Robin ke Amerika akhirnya di cekal oleh pihak yang berwajib. Alasannya adalah, pihak keluarga Andre melaporkan tindakan penganiayaan yang dilakukan Robin ke Andre.

Robin yang tengah berada di Bandara itu, di jemput oleh pihak yang berwajib.

"Baik saya akan ikut Bapak - Bapak semua ke kantor Bapak" Kata Robin saat di datangin oleh pihak yang berwajib.

#

Di kantor pihak yang berwajib Robin memberikan keterangannya selama 3 jam. Setelah introgasi itu selesai, Robin di jebloskan ke dalam penjara.

Robin di dakwa dengan pasal penganiayaan berat, dan di tuntut hukuman selama 5 tahun penjara.

Kabar tertangkapnya Robin menyentak dan membuat keluarga Robin, langsung mengirimkan bantuan.

Empat orang pengacara kiriman dari keluarga Robin, langsung bergerak untuk membantu kasus yang menimpa Robin.

#

Sementara itu disebuah rumah sakit di Bandung.

Andre yang terbaring di ruang perawatan, sudah di datangi oleh keluarganya.

"Berani - beraninya dia membuat anakku seperti ini, dia akan dihukum seberat - beratnya karena sudah berani mengusik keluargaku. Apa dia tidak tahu siapa aku" Kata Ayah Andre sombong.

Melihat ekspresi kemarahan dari Ayahnya, Andre terlihat senang karena, Ayahnya yang banyak memiliki koneksi itu, akan berusaha untuk membuat Robin di hukum seberat - beratnya.

"Yah" Panggil Andre.

"Tenang saja anakku, Om kamu yang bertugas di pihak berwajib sudah menagkap orang itu, Ayah juga sudah menyuruh Om kamu untuk mempersulit orang yang sudah memukul kamu" Kata sang Ayah.

"2 orang pengacara hebat dari Surabaya juga sudah Ayah minta dalam menangani kasus ini" Sambung Sang Ayah.

------------------------ POV ROCKY -----------------------

Saat berada di dalam pesawat, Om Robby menelponku dan memberikan sebuah kabar yang sangat mengejutkanku.

"Baik kalau begitu Om, aku akan balik lagi, akan ku tunda pertemuan di Amerika itu" Kataku via telepon ke Om Robby.

"Sudah, sudah. Kamu terus saya lanjutkan pertemuan itu, Om sudah memerintahkan para pengacara dan orang - orang Om untuk mengurus Robin" Ujar Om Robby.

"Tapi dia kan adikku Om, aku sebagai kakak harus turun tangan untuk membantunya" Kataku.

"Sudah biar Om saja yang mengurusnya, kalau kamu ikut turun tangan, bisa tambah besar ini kasus, Om tidak mau kegilaanmu memperbesar kasus ini" Tambah Om Robby.

Apalagi yang di buat si Robin. Bukankah dia sudah jauh berubah selama ini, pikirku.

"Pasti ada hal yang membuatnya sakit hati, sehingga dia bisa berbuat seperti itu.

Aku percaya dengan kata - kata Om Robby. Adik Ayahku itu memiliki koneksi yang sangat kuat dimana - mana.

Apalagi saat ini dia adalah calon wakil Presiden yang mendampingi Pak Utomo Prakoso.

"Ah, aku saja sudah cukup untuk bisa membebaskan adikku itu, tanpa bantuan orang lain pun aku bisa melakukannya, tapi Om Robby melarangku, ya sudah, aku memantau dari jauh saja" Ujarku dalam hati.

Karena masih beberapa jam lagi pesawat yang aku tumpangi mendarat di Bandara John F Kennedy, aku memutuskan untuk tidur sebentar.

-----------------------------------------------------------------

Hari berikutnya..

Rombongan Direksi dan Direktur REG sudah sampai di Hotel Ty Warner Penthouse Suite.

Hotel mewah yang sangat terkenal itu di jadikan tempat pertemuan antara owner REG dan Arthasena Group.

Pertemuan tertutup itu di jadwalkan akan terjadi pada siang ini.

Para Direksi dan Direktur kedua perusahaan, sudah saling berinteraksi dan menikmati fasilitas mewah yang di tawarkan oleh Hotel itu.

"Memang sangat memuaskan semua yang disediakan Hotel ini ya Pak" Kata Pak Bahdrun yang sedang berbincang dengan salah satu Direktur Arthasena Group.

"Tentu saja Pak. Tidak mungkin Hotel yang sewa kamarnya semalam 45 ribu dollar, tidak memanjakan tamu - tamunya" Kata Taufik.

"Pak Robert kemana ya Pak?, kok saya belum lihat beliau?" Tanya Taufik.

"Oh Pak Dirut, Beliau pergi menjemput Big Bos ke bandara Pak" Jawab Pak Bahdrun.

"Loh Bapak sendiri tidak ikut?" Ujar Taufik.

"Hehehehe.. tidak Pak, saya di minta standby di sini oleh Pak Robert. Pak Robert dan Pak Arsaff saya yang menjemput Big Boss Pak" Terang Pak Bahdrun.

"Bukannya REG itu mempunyai 3 orang Direksi ya Pak?, kok hanya nama Pak Arsaff saja yang terdengar oleh saya, 2 orang lagi memangnya tidak hadir Pak?" Tanya Taufik kembali.

Pak Bahdrun yang merasa tersudut oleh pertanyaan orang kepercayaan Jonathan Arthasena itu, mencoba berkilah.

"Ini kan pertemuan para Big Boss Pak, jadi saya pikir kehadiran mereka tidak terlalu di butuhkan" Ujar Pak Robert.

"Hahahahaha.. iya benar juga Pak, yang memutuskan semua adalah Big Bos kita, kita hanya sebagai pelaksana saja" Kata Taufik.

#

Pesawat pribadi yang membawa sang Big Bos itu pun akhirnya mendarat juga.

Pak Arsyaff dan Pak Robert yang sudah dari tadi menanti kedatangan sang Big Bos, langsung menghampiri orang nomor satu di REG itu.

"Bagaimana dengan semua persiapan?" Tanya sang Big Bos yang akan menaiki mobil Rolls Royce itu.

"Sudah siap Pak, hanya menunggu kedatangan anda" Jawab Pak Robert yang sedang membuka kan pintu mobil itu.

#

Sementara disaat yang bersamaan.

Jonathan Arthasena sedang melakukan rapat singkat dengan para Jendralnya.


"Bagaimana?, apa REG Owner itu sudah sampai?" Tanya Jonathan.

"Beliau sedang di jemput ke Bandara" Jawab Taufik.

"Ah, dia tidak pernah berubah, selalu saja begitu" Ujar Jonathan sambil berjalan ke Balkon hotel.

#

"Udah sampai ya?" Tanya Shinta dalam sebuah Chat.

"Iya baru sampai. Ini lagi dalam perjalanan ke hotel" Balas Rocky.

"Ya udah, Istirahat langsung aja, kamu kan capek karena perjalanan jauh" Chat Shinta.

"Iya, nanti aku hub lagi ya" Balas Rocky.

-------------------------------------------------------------

Setelah beberapa orang membesuk Robin di tahanan, Pak Norman pun datang dengan membawa makanan ringan.

Pak Norman dan Robin pun mulai berbincang. Mereka tampak serius dengan percakapan itu.

"Begitu ceritanya Pak, saya mohon Bapak untuk tidak memberitahukannya kepada siapa pun" Pinta Robin.

"Baik Nak Robin. Apa yang bisa saya bantu sekarang untuk Nak Robin?" Tanya Pak Norman.

Sambil berbisik, Robin berkata kepada Pak Norman.

------------------ POV IRISH SYAH ----------------

Akhirnya keputusan itu aku tentukan. Setelah menelepon Pak Robert yang sedang berada di New York, aku mulai mengurus surat - surat penting yang aku butuhkan.

Sudah 2 hari aku tidak melihat Jonathan, mungkin dia sedang dinas keluar daerah, pikirku.

Sambil mengambil nafas, aku pun menghubungi Jonathan.

"Halo" kata Jonathan.

"Lagi dimana?, sibuk ngak?" Tanyaku.

"Aku di Denpasar sekarang, ngak terlalu sibuk sih" Jawabnya.

"Kapan balik kesin?" Tanyaku kembali.

"Belum tahu, soalnya setelah selesai audit disini, aku harus ke Manado, ada apa?" Katanya.

Ini tidak seperti Jonathan yang biasanya. Ada perubahan dari sikapnya kepadaku, pikirku. Mungkin dia sudah mulai ingin menjaga jarak denganku.

"Kenapa sih hidupku begini" Ucapku dalam hati setelah menutup telepon ke Jonathan.

----------------- POV HAYATI ------------------

Aku masih tidak habis pikir kenapa Mas Robin bisa sebuas itu ke Mas Andre. Selama ini aku pikir Mas Robin memiliki sifat lembut dan baik hati tapi, setelah melihat langsung kejadian itu, aku tahu bagaimana sifat asli Mas Robin.

"Bagaimana kabarnya Mas?" Tanyaku saat membesuk Mas Andre di rumah sakit.

Setelah aku sampai di ruangan perawatan Mas Andre, Ayah dan Ibu Mas Andre minta izin keluar untuk membeli sesuatu.

"Masih sedikit nyeri Ti" Jawab Mas Andre.

"Maaf ya Mas, gara - gara aku Mas seperti ini" Ujarku.

"Tidak Ti, ini bukan salah kamu, dia saja yang tidak bisa mengontrol emosinya, aku pun binggung kenapa dia bisa sebuas itu kepadaku?" Kata Mas Andre.

"Biasanya sih memang karena sifat negetif seseorang Ti, sepertinya dia bukan orang baik, kamu harus hati - hati dengan orang seperti itu Ti" Sambung Mas Andre.

Aku benar - benar kasihan melihat apa yang dialami oleh Mas Andre. Setelah mendengar kata - kata Mas Andre itu, aku semakin ngeri dengan sosok Mas Robin.

Mas Andre yang baik hati itu saja bisa jadi korban Mas Robin, apalagi orang lain dan yang lebih lemah. Aku harus melarang Ayah untuk tidak terlalu dekat, atau pun berhubungan dengan orang sekasar Mas Robin lagi. Aku tidak mau Ayah jadi korban seperti Mas Andre.

--------------------- POV ROCKY -------------------

Setelah cukup beristirahat, aku pergi ke Restoran hotel itu. Rastoran yang berada di balkon itu, menyuguhkan pemandangan kota New York yang sangat menakjubkan.

Setelah menerima pesanan minuman favoritku, tiba - tiba mataku tertuju kepada wanita yang sedang duduk sendirian, di sudut balkon hotel itu.

"Tidak salah lagi, itu benar dia" Ucapku sambil pergi mendekati wanita itu.

"Halo Putri Cinderella" Sapaku.

Wanita cantik yang sedang termenung itu pun langsung menoleh ke arahku.

"Mas.. Mas Rocky kan?" Katanya sambil tersenyum manis.

"Ya tentu saja, kenapa?, pangling ya sama ketampananku, hahahaha"Ujarku sambil tertawa.

Akhirnya kami pun duduk bersama sambil mengobrol.

Wanita yang bernama Helena itu adalah teman baikku. Hubunganku dengannya pun terbilang dekat.

Karena kesibukan kami masing - masing, kami jadi jarang sekali bertemu.

Hari itu dia tampil dengan sangat cantik. Meski hanya memakai pakaian sederhana dan tidak begitu mahal, wanita itu tetap mampu menghipnotis para pria.

"Oh jadi ini yang kamu lakukan dibelakangku, diam - diam kamu mendekati istriku" Kata seorang pria yang baru saja datang menghampiri kami.

Aku benar - benar sangat terkejut dengan siapa orang yang datang itu. Ya dia adalah pengusaha sukses dan besar, sosok yang sangat di takuti di dalam dunia bisnis.

Pengusaha yang sangat kejam, dia akan menghancurkan siapa saja yang menghalanginya, begitulah kata orang - orang.

"Siapa sih yang tidak mau mendekati wanita secantik ini, meleng sedikit bisa disabet, hahahaha" Tawaku.

"My bro" Teriak Jonathan Arthasena sambil memelukku.

"Ngapain disini?" Tanyanya.

"Tadi sih pengen menikmati pemandangan kota New York. Tapi setelah melihat Helena ada disini juga, pemandangan kota New York dikalahkan deh olehnya" Jawabku sambil tersenyum ke Helena.

"Mas Rocky ini gombalannya ngak pernah hilang dari dulu, udah berapa gadis yang jadi korban dari rayuan itu sampai saat ini?" Kata Helena.

"Hehehehe" Tawaku sambil membuka kelima jari tanganku ke arah Helena.

"Waw.. parah banget, sebanyak itu" Ujar Jonathan.

"Wajar sih, Kakak angkatku ini memang ganteng dan mudah menaklukan hati wanita" Ucap Helena.

"Hahahahaha.. madsudku itu belum ada, hahahaha" Kataku sambil mengoyang - goyangkan kelima jariku itu.

Akhirnya kami pun duduk dan mengobrol bertiga. Karena sudah lama sekali tidak bertemu, kami bisa saling melepaskan rindu.

"Kapan sih kamu mau menikah?, ntar keponakanmu ini keburu lahir loh" Kata Jonathan sambil mengelus elus perut Helena.

"Apa?, kamu hamil Dek?" Tanyaku sambil tersenyum ke Helena.

Helena pun mengangguk sambil tersenyum dengan sangat manis.

"Terima kasih Tuhan, akhirnya aku menjadi paman, eh tidak Om saja nanti panggilannya kepadaku" Kataku sambil tertawa.

"Uncle aja, biar keren gitu" Potong Jonathan.

Tiba - tiba saat kami sedang menikmati suasana bahagia itu, seseorang datang dan berkata.

"Maaf menganggu Pak, apa pertemuan sudah bisa di mulai?" Tanyanya.

"Ah itu, nanti saja, gampang" Jawab Jonathan.

"Benar itu, tunda saja, kami sedang menikmati momen kekeluargaan" Sambungku.

"Baik Pak, maaf sudah menganggu" Katanya sambil berlalu pergi.

Kami pun kembali melanjutkan obrolan hangat kami.

Setelah hampir satu jam kami bersenda gurau, Helena meminta izin untuk kembali ke kamar, dia ingin istirahat.

"Kamu kenapa sih belum mau berubah?, hidupmu selalu santai dan cenderung mengampangkan segala sesuatunya" Kata Jonathan kepadaku.

"Hahahaha.. itulah aku Bro, aku masih nyaman hidup begini, aku bisa bebas sebebasnya" Jawabku.

"Yayayaya.. kamu orang teraneh yang pernah ku kenal"Lanjut Jonathan.

"Bagaimana usahamu?, apa kita perlu merger?" Tawar Jonathan.

Aku tersenyum dengan tawaran Jonathan itu.

"Dengan bergabung bersamaku, usahamu bisa di urus oleh orang - orangku, orang - orang terbaik dan, aku yakin usahamu akan semakin sukses" Sambungnya.

"Terima kasih atas tawaran dari Taipan hebat dan ditakuti. Tapi aku masih mampu mengurus usahaku itu, tenang saja, kau tidak perlu risau kawan, aku tidak akan mengusik usahamu" Terangku.

"Hahahaha.. yayayaya.. tapi kenapa kau tidak mengajak ku bergabung langsung dengan proyek barumu itu?, kau terlalu mempercayai ucapan dari orang - orang bodoh itu ya, aku tidak sehajat dan sekejam itu" Ujar Jonathan Arthasena.

"Aku lebih tahu kamu ketimbang mereka, kau pikir aku orang bodoh yang dengan mudah percaya dengan mereka apa?" Lanjutku.

"Yayayaya.. baiklah kalau begitu, terus apa yang bisa aku lakukan untukmu?" Tanya Jonathan.

"Aku hanya butuh sedikit bantuan dari anak perusahaanmu, hanya mereka yang terbaik di bidang itu" Jawabku.

"Baiklah, aku akan meminta mereka untuk memberikan yang terbaik dalam membantu project Masterpiece mu itu, kau tidak perlu cemas kawan" Kata Jonathan Arthasena.

Kami pun diam sejernak sambil menikmati pemandangan kota New York.

"Oh ya, aku sudah mengirim 2 orang pengacaraku untuk membantu Robin" Tiba - tiba Jonathan mengejutkanku.

Ya tentu saja dia tahu dengan mudah kabar tentang Robin. Dia kan mempunyai banyak anak buah dibidang intelejensi.

"Kau tidak perlu repot - repot, kami bisa mengatasinya" Ujarku.

"Itu bukan kemauanku, Helena yang memintaku, ah.. dia berkata itu permintaan dari Bayi yang ada di dalam perutnya" Terang Jonathan.

"Hahahaha.. istrimu bisa saja" Tawaku.

"Anaknya ingin paman Robin hadir saat kelahirannya, hahahaha" Tawa Jonathan.

-----------------------------------------------------------

"Yah, Aku ingin Ayah untuk tidak berhubungan lagi dengan Mas Robin, aku takut Ayah kenapa - napa" Pinta Hayati kepada Pak Norman, saat mereka sedang makan malam bersama.

"Kamu tenang saja, Ayah tahu siapa Robin itu, jangan terlalu di fikirkan" Ucap Pak Norman.

"Seharus kamu yang harus lebih hati - hati, orang seperti Andre itu tidak bisa di percaya" Sambung Pak Norman.

"Ayah kok gitu sih, Mas Andre itu orang yang sangat baik Yah, Hayati masih tidak habis pikir, kenapa orang sebaik Mas Andre bisa diperlakukan seperti itu oleh Mas Robin" Ujar Hayati.

Ibu Hayati yang berada di dekat mereka itu pun binggung dengan perdebatan antara Ayah dan Anak itu.

"Sudah, sudah, ini bukan saatnya untuk membahas orang lain, mari teruskan makannya" Kata sang Ibu.

Malam itu setelah selesai makan malam, Hayati yang sedang berada di dalam kamar itu, tertawa - tawa saat menerima telepon dari Andre.

"Iya Mas aku tahu, tadi aku sudah memperingati Ayah untuk menjauhi Mas Robin" Kata Hayati.

"Iya Ti, Mas tidak ingin calon mertua Mas kenapa - napa karena si Robin itu" Ucap Andre.

"Mas ini bisa saja, sudah istirahat sana, kan masih sakit" Suruh Hayati.

"Iya sayang, kamu istirahat juga ya cantik, muach" Balas Andre.

Hayati pun tersenyum setelah mendengar perkataan orang yang tadi siang sudah menembaknya itu.

Hayati yang tidak pernah mengira akan diminta oleh Andre untuk menjadi pacarnya, dan ia tidak mampu menolak ajakan tersebut.

Di mata Hayati Andre adalah sosok laki - laki baik dan pekerja keras. Keberhasilan Andre dalam usaha Restorannya tanpa bantuan dari orang tuanya, membuat Hayati semakin mengagumi orang yang sudah resmi menjadi pacarnya itu.

-----------------------------------------------------------------

2 minggu kemudian..

Andre sudah beberapa hari keluar dari rumah sakit. Ia kembali ke aktifitasnya sedia kala.

Sementara itu kasus yang menimpa Robin semakin pelik. Permohonan untuk menjadikan Robin tahanan Rumah, di tolak. Jonathan yang sudah kembali dari perjalanan dinasnya, hampir setiap hari mendatangi sahabatnya itu.

"Bagaimana Sob?, lue baik - baik aja kan?" Tanya Jonathan.

"Ya elah bro, gue mah selalu baik" Jawab Robin.

"Duh.. kasihan banget adek gue" Ujar Rocky yang tiba - tiba datang.

Shinta yang datang bersama Rocky itu pun langsung memberikan kantong yang di bawanya kepada Robin.

"Set dah lue Bang, gue bukang orang lemah yang meski dikasihani" Ujar Robin.

"Siapa itu Bang, cakep amat?" Tanya Robin ke Rocky, setelah melihat Shinta.

"Kenalan dong klo mau tahu" Jawab Rocky.

Di saat Shinta berkenalan dengan Robin, Rocky juga berkenalan dengan Jonathan.

"Gue pikir adek gue ini ngak punya sahabat" Canda Rocky.

"Hehehehe.."Cengir Robin.

Mereka berempat pun akhirnya mengobrol. Pembicaraan itu seputar kasus yang menimpa Robin.

"Gue penasaran tuh sama si bangsat, gue patahin aje apa tangan dan kakinya Brow" Ujar Jonathan.

"Wow.. sadis, lue emang sohib gue banget bro" Ujar Robin.

"Iya bro bener tuh, biar kita sama - sama di tahan.. hahahaha" Sambung Jonathan.

Robin dan Jonathan pun kembali melanjutkan tertawanya.

"Tidak usah mencari masalah baru,kita cukup santai dan bermain halus, kita mengalah untuk menang" Kata Rocky.

"Orang - orang Om Robby juga sedang bekerja. Oh ya, Helena meminta suaminya untuk membantumu" Lanjut Rocky.

"Waduh.. bisa makin besar ini Bang, kok bisa - bisanya sih si Cinderella gadungan itu minta bantuan sang monster?" Tanya Robin.

"Permintaan dari cabang bayinya" Kata Rocky pelan.

"Hahahaha.. Helena hamil Bang?, kabar bagus tuh, akhirnya gue punya ponakan juga" Kata Robin girang.

"Eh Bang, lue kapan ngasih gue ponakan?" Lanjut Robin sambil melihat ke Rocky dan Shinta.

"Eh.. kita hanya temenan" Ucap Shinta gugup dan malu.

Mereka akhirnya tertawa setelah mendengar perkataan Shinta itu.

"Kok kamu bisa - bisanya sih ngamuk gitu dek?" Tanya Rocky ke Robin.

Robin tampak berfikir untuk menjawab pertanyaan dari kakaknya itu. Dia takut setelah dia bercerita, Kakak pertamanya itu akan mengamuk juga ke Andre.

Dia tahu persis sifat kakak kandungnya itu. Sangat buas dan lebih kejam darinya. Dia teringat kejadian saat dulu, saat Barry di palak dan di pukul oleh teman kuliahnya.

Rocky yang mengetahui kabar itu, langsung mencari orang yang memukul beri itu. Akhirnya ia menemukan orang itu di tempat kosnya. Setelah membuat orang itu koma, Rocky yang masih di rasuki amarah, membakar rumah kos - kosan itu.

"Kenapa diam?, takut menceritakannya?" Tanya Rocky.

Robin pun tersenyum setelah mendengar kata - kata itu.

"Udah ngak usah khawatir, Om Robby sudah melarang Abang ikut campur, jadi, Abang hanya mengawasai dari jauh aja" Lanjut Rocky.

"Biasa Bang, masalah cewek" Celetuk Jonathan.

"Duh parah adek gue ini, gara - gara cewek dia buat orang masuk rumah sakit, pasti itu cewek spesial ya?" Kata Rocky bercanda.

"Spesial banget Bang, cantik, lugu dan orisinil" Ucap Jonathan.

"Mantap, cewek seperti itu harus di perjuangin,jangan sampai.." Kata Rocky.

"Jangan sampai dia terus berharap" Potong Shinta.

"Nah, benar banget tuh Kak, meski di pepet terus, jangan di sia - sia in, kalau perlu, langsung kawinin, benar ngak Kak Ujar Robin mengejek Abangnya.

"Sip" Ucap Shinta.

Hahahaha.. tawa mereka bersama.


#

Mobil yang dikendarai oleh Andre itu, sampai di sebuah rumah.

"Ayo Ti" Ajak Andre.

"Mas tinggal disini?" Tanya Hayati.

"Hehehehe.. baru bisa beli rumah kecil ini Ti" Jawab Andre sambil tertawa.

Setelah mereka masuk, Andre menyugukan Hayati segelas minuman. Setelah Hayati meneguk minuman itu, Hayati merasa ada yang janggal.

"Mana Orang tua Mas Andre?, katanya mau bertemu aku?" Tanya Hayati.

Andre yang terlihat kaget dengan pertanyaan Hayati itu, mencoba mencari - cari alasan. Tadi saat di Restoran, Andre menjadikan orang tuanya sebagai alasan untuk mengajak Hayati ke rumahnya.

"Itu Ti, tiba - tiba saja ada urusan mendadak, jadi mereka harus segera kembali ke Surabaya" Jawab Andre.

"Sudah ngak usah kamu fikirkan, namanya juga pengusaha sibuk Ti" sambung Andre sambil mengeser duduknya lebih dekat ke Hayati.

Hayati yang hanya melemparkan senyum itu, berfikir kalau orang sibuk memang seperti itu, banyak urusan mendadak yang meski di selesaikan.

"Kamu cantik banget Ti" Kata Andre sambil membelai pipi Hayati.
Dan andre pasti kuciwa karena ternyata udah keduluan robin dapetin prewinya hayati
Kapokmu kapan koen hahahahaha
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd