Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Hidup Ku Yang Berliku

Siap nongkrong di sini lagi.
Pasang patok biar gak hanyut, makasih update nya
 
Ke Lima Dan Ke Enam

Malam ini tidak seperti biasanya, kecemasan tampak menyelimuti rumah ini. Reni, Dina, Shanti dan Winda belom tiba di kediaman masing-masing. Padahal mereka pamit semenjak sore tadi.

Orang tua dari ke empat gadis tersebut mengabarkan kepada Dwi jika anak mereka belum juga pulang selarut ini. Dwi yang tadi nya sempat bertemu dengan mereka merasa bingung, sebab mereka telah pamit pulang sore tadi.
Eka yang merasa bertanggung jawab pun mencoba mencari kesekitaran rumah menyusuri arah rumah ke empat gadis tersebut.

Eka yang sudah kehilangan akal pun menyerah dan meminta tolong kepada seseorang.

Tut.. tut.. tut.. tiga kali nada sambung terdengar dari speaker phone Eka, lalu terdengar suara seorang yang berat di ujung sana.

Halo, ada apa Ka? Kata seseorang yang mengankat panggilan dari Eka.

Pak aku boleh minta tolong? Kata Eka langsung ke pokok permasalahan.

Seca Kusuma: "Masalah apa Ka?" Teman-teman adik ku menghilang tanpa kabar, apa bapak bisa mencari tau dimana mereka sekarang? Tanya Eka tanpa basa-basi.

"Sebutakan ciri-ciri mereka" kata seseorang di seberang sana.

"Mereka wanita usia 18 sampai dengan 20, dan yang pasti mereka cantik." Kata Eka singkat.

"Itu pasti kerjaan Evolution, mereka memang selalu menculik wanita muda untuk dijual." Kata pria di seberang sana.

"Bapak tau dimana markas mereka?" Tanya Eka antusias.

"Mereka biasa ada di galangan kapal, mereka mempunyai beberapa gudang yang biasa digunakan untuk menyimpan dagangan mereka" kata si bapak menjelaskan.

"Baiklah terima kasih atas informasinya pak" Eka lalu memutuskan sambungan telfon tersebut.

Eka lalu pulang kerumah dan mempersiapkan sesuatu, tidak ada yang tau apa yang Eka fikirkan sekarang.

Eka mengganti bajunya dengan menggunakan kostum serba hitam. Memakai pakaian seperti ninja yang hanya terlihat kedua bola matanya saja.

Eka berlari dengan senyap dan tak ada satu orangpun yang menyadari kehadiran nya.
Ilmu yang selama ini dia pelajari dari orang-orang desa, tampaknya hari ini harus dia pergunakan.


Sesampai di dermaga, Eka melihat beberapa orang mundar-mandir di salah satu gudang. Dua orang berjaga sekitaran pintu dan dua orang lagi tidak jauh dari mereka berdua.

Dengan senyap Eka terus menyusuri jalan kearah gudang. Eka menyelinap kearah belakang gudang. Tampak empat orang berjaga layaknya di depan tadi.

Tak ada jalan lain, Eka harus melumpuhkan empat orang ini. Dengan sigap dan cepat Eka melesat ke arah penjaga yang dekat dengan dirinya. Bagaikan seorang hantu eka lalu memtahkan leher orang yang sempat meronta karena kaget.

Eka lalu menghilang dan merayap cepat kearah penjaga samping yang bersebrangan dengan nya. Sama seperti tadi dengan senyap Eka melumpuhkan penjaga samaping.

Hanya tinggal dua orang yang berada yang ada di depan pintu. Eka mendekat dengan merayap, kegelapan malam ini sukses membuatnya terkamuflase dengan baik.

Eka mengeluarkan pisau kecilnya. setelah jarak dirasa aman Eka lalu melemparkan pisau nya ke arah leher penjaga tersebut, penjaga yang terkejut karna kawan nya bersimbah darah tidak sadar jika Eka sudah berada di belakang nya. Dengan cepat Eka memutar kepala si penjaga yang tersisa.

Dengan perlahan Eka membuka gerbang tersebut. Tampak beberapa sel layaknya penjara ada disana. Dan isi nya sungguh membuat Eka menahan birahi yang amat sangat.

Didalam sana terdapat puluhan gadis belia yang hampir setengah nya bertelanjang bulat.
Eka mendekati sel-sel tersebut.
Didalam sana terdapat juga beberapa mobil dan motor yang tampaknya merupakan hasil dari rampokan dan curian kelompok ini.

Eka membuka sel-sel ini dan memerintahkan gadis-gadis yang tampak ketakutan untuk tidak bersuara dan menaiki sebuah truk yang terparkir di dalam gudang ini. Semua sudah naik ke atas truk begitu juga dengan ke empat teman adiknya yang sempat memeluknya tadi.

Eka menyalakan truk etrsebut untuk segera pergi dari tempat ini. Jangan tanyakan bagaimana Eka bisa menyalakan truk yang tidak ada kuncinya. Truk ini termasuk barang curian dan kuncinya sidah dol. Jadi hanya dengan besi panjang pipih Eka sudah dapat membuatnya menyala.

Suara mesin mobil yang dinyalakan membuat ke empat penjaga yang ada di depan berhamburan ke dalam. Namun mereka kalah cepat kerna Eka sudah menkan gas dan meninggalkan gudang melalui pintu belakang.
Tarikan gas dan guncangan mobil membuat suana histeris di belakang bak truk Eka.

Eka mengarahkan truk menuju kerumah nya. Tampak beberapa polisi sudah berjaga disana, melihat ada truk masuk para polisi bersiaga mengeluarkan senjatanya. mereka bersiap melakukan tindakan jika ada sesuatu yang membahayakan si pemilik rumah.

Melihat wajah Eka, sang komandan memerintahkan anak buahnya untuk menurunkan senjata. Mereka lalu membantu menurunkan muatan yabg isi nya gadis-gadis remaja yang setengah nya bugil.

Setelah mereka di evakuasi di pelataran rumah Eka yang limayan luas, komandan lalu memerintahkan anak buahnya untuk mengantarkan para korban yang bisa mereka antarkan.

Ternyata korban tidak hanya berada dari kota ini saja, banyak juga yang dari beberapa kota di sekitar bahkan ada yang dari pulau seberang.

Mereka yang tidak dapat pulang hari ini terpaksa menginap di rumah Eka, dengan di lindungi Polri dan TNI yang berjaga sepanjang malam.

Mendengar para gadis akan menginap dirumahnya malam ini, Dwi merasa resah dia tak mau kejadian Dina yang menyerobot ke kamar kakak nya terulang lagi. Maka dia memaksa agar dia dan kedua adiknya tidur di kamar Eka malam ini.


Di tempat lain
Pov 3rd

"Bagaiman kau sudah menemukan siapa nama anak itu dan dimana dia tinggal" tanya seorang pria dangan tajam kepada seseorang yang ada di depan nya yang merupakan mata-mata terbaik nya.

"Anak itu di adopsi oleh seorang pengusaha terkaya di negiri ini, dan kau pasti kenal siapa orang ini" kata si mata-mata memainkan teka-teki.

" Suryodinoto" kata si pria bergumam pelan.

"Dan kau tau siapa nama anak itu?" Kata si mata-mata

"Siapa?" Tanya si laki-laki dengan tidak sabar.

"Eka Laksana Suryodinoto, tentu kamu kenal kan dengan anak ini." Kata si mata-mata sambil tersenyum.

"Ternyata kau selama ini dekat dengan ku nak." Kata si pria sambil menangkupkan tangan nya menahan tangis.


Di tempat lain.

" bagaimana? Sudah ada kabar?" Tanya si pria dengan suara bergetar menahan amarah

"Sudah. Dia sedang mencari tau tentang anaknya hasil dari perkosaan nya." Jawab nya

" lalu kau sudah tau siapa anak itu?"

"Sudah, namanya Eka Laksana Suryodinoto."

"Ehm, menarik. Tampaknya aku bisa menghancurkan nya melalui anak nya" kata si laki-laki sambil tersenyum.


Pagi ini di rumah Eka tampak ramai, karna gadis-gadis yang di selamatkan oleh Eka berebutan melayani nya pagi ini.
Mmereka layaknya Istri Eka, ada yang menyiapkan makan, minum, pakaian bahkan ada yang terang-terangan mengajak Eka melakukan hubungan suami Istri.
Dwi yang hari ini ada kelaspun terpaksa membolos demi menyelamatkan Eka dari gadis-gadis bar-bar ini.

Sebenarnya dia bukan menyelamatkan Eka, tapi dia menyelamatkan dirinya sendiri yang sejak malam sudah terbakar api cemburu karna ternyata banyak yang menginginkan Eka.

Jadilah Dwi hari ini menjadi macan betina yang selalu marah-marah dan mengikuti kemanapun Eka melangkah.


Siang hari Dina, Shanti, Reni dan Winda kembali kerumah Eka. Mereka tampaknya sudah janjian karena mereka datang bersamaan.
Begitu melihat Eka yang selalu didampingi macan betina membuat mereka tersenyum jahat.

"Tampaknya kita harus memakai plan B kalau ini mau berhasil. Tidak mudah menyikirkan nya dari sini." Kata seseorang di antara mereka dengan senyum jahat.

Pori dan TNI berusaha dengan sangat keras untuk dapat memulangkan ke seliruhan korban.
Akhirnya keseluruh korban sudah dapat di pulangkan dan tersisa Eka dan kelima gadis cantik ini.

Eka yang merasa lelah lalu memasuki kamarnya untuk beristirahat, namun kembali Dwi mengikuti nya. Melihat Dwi beranjak membuat ke empat teman nya mengikutinya.

"Eh mau apa kalian ikut ke kamar ka Eka?" Kata Dwi sinis.

"Kamu sendiri mau apa didalam?" Kata Shanti yang menatap mata Dwi dengan tajam

"Aku mau menjaga kakak ku dari cewek-cewek kegatelan macam kalian" jawab Dwi tak kalah ketus.

"Baiklah guys ini saatnya" kata Shanti memberikan kode kepada ke tiga teman nya.

Sontak Reni dan Winda memegang tangan Dwi masibg-masing kiri dan kanan.
Sedang shanti dibantu Dina memegang kaki kiri dan kana dari Dwi. Dengan sigap mereka mengangkat tubih Dwi keatas sofa yang ada di kamar Eka.
Mereka lalu menikat tangan dan kaki Dwi agar tidak berontak, membungkam mulut si macan menggunakan sapu tangan yang sudah mereka siapkan.

Eka yang melihat kejadian tersebut hanya tersenyum karna dia berfikir bahwa adik dari teman-teman nya hanya bercanda.
Eka yang lelah pun mulai memejamkan matanya, dia hanya ingin tertidur siang ini.

Saat sedang akan terlelap dia merasa sangat kesulitan bernafas. Terlihat Shanti dengan senyum jahat sudah duduk diatas dadanya sementara Reni dan Dina memegang tangan kiri dan kanan nya. Sementara Winda sudah menduduki kedua kaki nya.

Eka yang kelelahan tidak bisa berbuat banyak saat hidung nya di tekan oleh Shanti. Merasa kekurangan oksigen Eka lalu membuka mulutnya untuk menghirup oksigen sebanyak-banyak nya.
Begitu mulut Eka terbuka Shanti dengan cepat memasukan benda berupa tablet kedalam mulut Eka dan menyodorkan air dalam botol kedalam mulutnya.
Eka yang sudah lemas karna hampir kehabisan nafas mau tidak mau menelan pil tersebut.

Setelah obat itu masuk kedalam mulut Eka, mereka lalu melepaskan Eka.

"Kita hanya tinggal tunggu reaksinya." Kita biarkan dia tersiksa sampai mau mati." Mereka lalu keluar dari kamar Eka, tapi sebelumnya mereka juga menyiksa Dwi dengan membuka seluruh pakaian nya.

Eka yang saat ini terkunci dengan Dwi dikamar ini sangat tersiksa. Kepalanya serasa mau pecah, emosinya naik hingga tak tertahankan.
Mata Eka memerah, badan memanas. Dwi yang melihat Eka seperti itu hanya bisa menangis. Dia tahu saat ini Eka sangat-sangat tersiksa.
Tapi Eka sungguh laki-laki yang menyayanginya. Bahkan Eka menanggung sendiri rasa sakit itu, dia sama sekali tidak membaginya kepada adik kesayangan nya itu.

Setelah satu jam Eka merasakan penderitaan ini pintu kamar tiba-tiba terbuka. Terlihat empat gadis cantik masuk dengan tidak menggunakan apa-apa lagi.

Mereka sempat takjub melihat Eka. Eka meraung-raung ditempat tidur dengan mata dan wajah memerah. Melihat ke empat gadis cantik dan bugil masuk kedalam kamrnya membuat penderitaan Eka semakin menjadi.

Eka merasakan sakit di kepala dan juga dadanya. Nafasnya sesak hingga sulit untuk bernafas.

Shanti yang sudah tidak tega melihat penderitaan Eka memerintahkan ke tiga teman nya untuk memegangi Eka.
Mereka melepaskan seluruh pakaian Eka agar rasa panas pada tubuhnya bisa cepat ter urai.

Shanti lalu naik ke atas tubuh Eka yang sudah tidak mengenakan apa-apa lagi. Shanti lalu memegang kemaluan Eka yang sudah berdiri sejak tadi.
Dengan perlahan Shanti mengrahkan kemaluan nya kearah penis Eka yang berdiri tegak.
Dwi hanya menangis dan menggeleng kepalanya ke kiri dan kekanan. Dia tidak rela jika Eka harus di perkosa seperti ini.

Eka masih terus berontak, namun sakit di kepalanya membuat nya tidak bisa berbuat banyak.

Shanti terus memasukan penis eka kedalam ke maluan nya. Sampai satu waktu dia lalu menurunkan pantat montoknya dengan kencang.

"Awwww..." teriaknya ketika batang itu benar-benar masuk se utuhnya. Terlihat darah mengalir disela-sela paha dan kemaluan Eka.

Eka hanya terdiam dan mengaalirlah cairan bening dari sela mata nya. Eka menyadari bahwa ini bukan lah mau nya. Tapi tetap eka menyesal karna sudah merusak anak gadis orang.

Dengan perlahan shanti mulai menggoyang Eka. Eka yang mulai terangsang pun mulai mengikuti gerakan dari shanti.
Sahnti bergoyang meliuk-liuk mencari puncak orgasme nya. Sepuluh menit kemudian shanti menegang dan jatuh menimpa Eka. Ternyata dia sudah mencapai orgasme nya.

Begitu Shanti turun Reni langsung naik menggantikan nya, reni yang dari tadi sudah terangsang lalu mengarahkan kemaluanya ke arah menara milik Eka.
Walaupun sudah basah tetap saja sulit dan sakit diirasakan oleh reni.
Dengan sedikit menekan akhirnya masuk sudah seluruh batang kemaluan Eka disertai jeritan dari mulut reni yang mahkotanya terkoyak oleh penis Eka.

Reni semakin menggila dan terus bergoyang, payudaranya yang mengkal bergandulan mengundang Eka untuk meremas nya.

Reni yang sudah terangsang dari tadi akhirnya menegang dan mendapatkan orgasmenya. Sedangkan Eka masih belum apa-apa, karna memang dia tidak menginginkan ini terjadi.

Setelah Reni turun Winda langsung menggantikan nya. Tanpa basa-basi Winda langsung menurunkan pantatnya ke arah kemaluan Eka dengan kasar. Terdengar jeritan keras dari Winda di sertai tetesan darah di paha nya.
Winda hanya mengaduh sbentar karna rasa nikmat perlahan memasuki rongga kenikmata nya. Winda bergoyang dengan liar meng ekspresikan kenikmatan nya saat ini. Hingga tiba-tiba Winda mengerang dan melemah menimpa tubuh Eka.
Dina yang sedari tadi tidak sabar lalu mendorong Winda.
"Akhirnya, setelah satu tahun menunggu aku bisa mendapatkan momen seperti ini." Kat Dina sambil menurunkan pantat nya.

"Akhh..." teriakan Dina mengakhiri masa perwan nya. Kegagahan penis Eka telah merobek apa yang telah dijaganya selama ini.
Dina menggoyang dengan sangat liar, Eka yang dari tadi bertahan ikut terhanyut oleh permainan Dina.
Dina menegang dan mulai melemas, Eka yang dari tadi terhanyut tetap menggoyangkan penis nya didalam rongga Dina yang sudah melemas. Tak lama Eka pun mengeluarkan seluruh isi tornadonya di dalam kemaluan Dina.
Dina tak masalah dengan itu, kalaupun dirinya hamil tentu Eka akan menikahinya karna dia tau Eka lelaki bertanggung jawab.

Setelah kejadian itu Dwi tampak murung dan selalu mengurung dirinya didalam kamar. Dia tampak marah dan kecewa kepada ke empat sahabatnya itu. Dia tidak bisa marah kepada Eka, karna pada hari itu Eka diberikan obat perangsang disis tinggi sehingga Eka menderita menahan birahinya.
Sebenarnya tujuan teman-teman nya adalah agar Eka bisa meniduri Dwi, tapi tampaknya Eka benar-benar sayang sama Dwi, sehingga dia lebih rela tersiksa dari pada harus memperkosa Dwi. Itu yang membuat Eka merasa tersiksa di awal.

Pagi itu Eka menghubungi kedua orang tua angkatnya, dia memaksa orabg tua nya agar bisa pulang malam ini. Mendengar permintaan anak tersayang nya kedua orang tua itu mengabulkan ke inginan anak nya.

Setelah sampai kedua orang tua itu diminta Eka untuk memakai pakaian terbaik. Mereka sebenarnya bimgung dengan ke inginan anak nya. Namun karna rasa sayang yang begitu besar membuat orang tua nya mengikuti ke inginan Eka.

Mereka ada di dalam mobil, tak banyak kata yang keluar dari mulut mereka. Eka hanya melamun.
Mereka tiba di satu rumah besar dan tergolong mewah. Seorang gadis berlari dan langsung memeluk Eka.

"Bapak ibu ada?" Tanya Eka kepada gadis itu saat pelukan mereka ter urai.

"Ada lagi didalam, emang ada apa?" Tanya sang gadis penasaran.

Eka tak menjawab hanya masuk kedalam dan di ikuti oleh kedua orang tuanya.

Mereka lalu duduk di sofa ruang tamu ini.

"Maaf bapak ibu kalau kedatangan Eka ini agak mengganggu dan terkesan mendadak" kata Eka memulai berbicara.

"Tidak apa nak Eka, apa yang bisa kami bantu." Tanya sang ayah yang sangat berwibawa.
Eka lalu menceritakan semua yang terjadi antara Eka dan Shanti. Wajah laki-laki di depan nya tampak merah dan menatap tajam ke arah putri nya. Dia lalu menatap tajam ke arah Eka. Dia tak bisa marah kepada Eka, karna biar bagaimana pun itu bukan sepenuhnya kesalahan Eka.

"Jadi maksud kedatangan saya dan kedua orang tua saya kesini adalah untuk melamar anak bapak, tapi dengan ketentuan saya juga akan melamar ke tiga gadis lain nya." Kata Eka

"Jadi maksud kamu, kamu mau melamar anak saya sekaligus melamar para madu nya malam ini?" Teriak orang tua si gadis dengan tidak senang.

"Sebenarnya saya juga tidak ingin seperti ini pak, tapi saya hanya ingin bertanggung jawab." Jawab Eka

"Sebenarnya saya tidak setuju, tapi mau bagaimana lagi waktu tidak dapat di putar. Dan saya salut atas keberanian dan jiwa satria mu anak muda." Kata si bapa sambil menatap tajam Eka.

"Jadi apakah bapak merestui kami?" Tanya Eka yang belum mendapat jawaban dari orang tua si gadis.

" nasi sudah jadi bubur, tentu saja bapak menerima lamaran kamu. Tapi semua bapak kembalikan kepada anak bapak karna dia yang akan menjalaninya nanti." Jawab si bapak sambil memandang anak gadisnya yang sudah tidak gadis lagi.

Sambil berteriak si gadis berlari dan langsung memeluk Eka, dengan teriak dia menjawab
" aku mau..."

Setelah berbincang sejenak akhirnya Eka dan keluarga meninggalkan rumah ini untuk melamar gadis yang lain nya.

Eka melanjutkan perjalan dari satu rumah kerumah lain nya, total ada empat rumah yang di datangi Eka untuk melamar anak gadis mereka.
Tidak gampang memang, tidak jarang para orang tua ini menentang. Namun akhirnya mereka luluh juga.
Selain karna ini semua adalah kesalahan anak gadis mereka, Eka juga bertanggung jawab walaupun ini bukan murni kesalahan nya.

Tentu saja Suryodinoto merasa bangga terhadap anak lelaki nya, walaupun bukan anak kandung nya tapi perilaku dan perangai Eka sangat mirip seperti dirinya dan istrinya.

Persiapan pernikahan sudah di siapkan dan bulan depan mereka akan melakukan akad nikah.
Undangan serta persipan pun sudah rampung dilakukan.

Seminggu sebelum acara pernikahan, Eka dan ke empat calon istrinya sedang melakukan preweding di salah satu taman di Ibu kota.
Saat sedang asyik berfoto datang dua orang gadis menatap mereka dengan kesedihan.

Salah satu dari calon istri Eka ternyata memperhatikan gerak-gerik mereka sedari tadi. Dia lalu menunjukan kedua gadis itu kepada Eka.

Eka sangat terkejut melihat kedua gadis itu berdiri tidak jauh dari mereka.
Tak lama kedua gadis itu mendekat ke arah Eka dan para calon istri nya. Dengan tatapan datar mereka berkata.

"Aku rela kok jadi yang kelima dan ke enam". Kata Clara dan Widya bersamaa.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd