File 64 The Sin City
Sama seperti Ai dan Aya setelah peristiwa operasi tangkap tangan Tanuwijaya Alex pun mendapat cuti panjang dari inspektur Gozo.
Alex memanfaatkan liburan yang jarang jarang ia dapat itu dengan pulang ke kota Bogor, kota kampung halamannya.
Selain berlibur, Alex sekaligus mengantar dan mengembalikan Ai, yang sudah resmi mengajukan surat permohonan mundur dari kepolisian, pulang ke rumahnya di Bogor.
Alex menitipkan Ai pada kak Lily, saudari kandung Ai yang membuka toko bunga di Bogor.
Namun selama di Bogor Alex tidak sepenuhnya bisa total berlibur karena inspektur Gozo ternyata masih saja menyelipkan sebuah misi pada Alex selama liburannya di Bogor ini.
Sudah seminggu ini Alex bertugas menjemput, mengantar dan melayani dua orang agen Interpol Tyson dan Rocky yang berkunjung ke Indonesia.
Dua orang 'bule' berkulit hitam yang juga merupakan teman akrab Aya di Interpol itu mendapat tugas khusus untuk mengantar sampel DNA Shinobi untuk kepentingan penyeledikian Alpha.
Meski identitas Shinobi sampai saat ini masih belum diketahui pasti, namun Interpol setidaknya sudah memiliki sampel DNA Shinobi yang di dapat dari darah Shinobi yang tercecer saat Shinobi mengobrak abrik Malaysia.
Alex mengajak dua orang negro itu berwisata ke tempat tempat wisata di sekitaran Bogor, namum Tyson dan Rocky sepertinya lebih tertarik pada 'wisata malam' kota Bogor yang terkenal dengan eneng eneng geulis-nya itu.
Hampir tiap malam Alex menemani Tyson dan Rocky berkelana di klub klub malam kota hujan itu untuk berburu kimcil atau spesies lain sejenisnya untuk berpesta pora.
Heran juga bagaimana bisa dua orang maniak seks ini bisa diterima menjadi anggota Interpol, aaah... atau mungkin karena ukuran 'senjata' abnormal gede yang dimiliki kedua orang itu ya?
Puncak wisata birahi Tyson dan Rocky bermuara saat kedua negro itu minta di antar oleh Alex untuk mengunjungi sebuah sauna di pinggiran kota Bogor.
Alex tersenyum kecut saat ikut masuk ke dalam ruang sauna dan melihat Aya dengan tubuh semi telanjangnya sudah menyambut mereka bertiga.
Tanpa malu malu Aya menjatuhkan tubuh sintalnya ke dalam pelukan Tyson dan membiarkan dua pria negro berbadan kekar itu menggarap tubuhnya depan belakang.
Meski sungkan melihat pergumulan three some antara si putih Aya yang sedang dikeroyok oleh si hitam Rocky dan Tyson, namun tak ayal batang kejantanan Alex di balik celananya tanpa disadari olehnya ikut tegang dan mengacung tegak.
Alex semakin terkejut saat seorang gadis bertubuh mungil berbikini minim yang jelas menampilkan lekak lekuk aurat molek-nya tiba tiba keluar dari kamar ganti ruang sauna itu.
"Ai..." Alex berbisik dalam hati saat mengenali gadis yang begitu keluar dari kamar ganti langsung menjerit histeris saat melihat batang konti raksasa yang menjuntai di selangkangan Rocky.
Dengan posisi membelakangi Alex, Ai tidak menyadari kehadiran Alex dalam ruang sauna itu.
Hingga Ai yang berjingkat mundur ketakutan menghindari belalai item Rocky tidak sengaja menubruk dan menyentuh tongkol konti Alex yang berdiri di belakangnya.
Deg...tubuh Ai menciut gentar gemeteran saat menyadari ada pria ketiga dalam ruang sauna itu.
Ajakan Rocky pada pria di belakang punggungnya untuk berbagi menikmati madu tubuh-nya membuat Ai makin bergidik ngeri membayangkan kejadian jahanam yang bakal menimpanya.
"Kyaaa....lepasin Ai, Ai ga mau..." Ai menjerit kencang saat Alex memegang pergelangan tangannya.
"Pstt... Ai, jangan takut ini Alex..." Alex berbisik lembut menentramkan hati Ai.
"Hah... Alex...."
Ai tak menyangka dalam kondisi seperti ini bakal bertemu dengan Alex.
Waduh...!! Ai sudah takut saja karena menyangka si Alex bakal marah saat memergokin Ai dengan busana seksi-nya itu.
"He... he... Bro, Its cleary sure that you like the body of this little girl too, let share this girl with me.." Rocky menunjuk ke arah gundukan konti Alex pertanda Alex sebenarnya juga horny melihat lekuk bodi Ai yang montok itu.
"Sorry Rocky, this beautiful lady its my girlfriend, i love him so much and dont you ever think to molested him" Alex menarik tangan Ai langsung masuk ke kamar mandi uap ruang sauna VIP itu, sama sekali tidak tertarik untuk berbagi vagina dengan Rocky.
Yes...!! Wajah Ai bersemu merah saat mendengar kata kata Alex barusan yang mengakui bahwa Ai adalah pacarnya di depan Rocky.
Sambil senyam senyum bangga Ai pasrah saja saat Alex melarikan dirinya masuk ke kamar sauna.
Alex dan Ai meninggalkan Rocky yang masih terkesima dengan jawaban Alex tadi.
"Ohh... sorry bro..." Rocky mendesis pelan sambil menggaruk garuk konti gatalnya, khayalan tingkat tinggi-nya untuk menyetubuhi Ai seketika pupus.
Jika tidak ada pizza, pasta-pun jadi batin Rocky sambil melirik ke arah Aya yang sedang ditunggangi Tyson.
Tanpa banyak cakap lagi Rocky kembali ikut bergabung dengan Tyson meng-gangbang tubuh sintal Aya.
*****
Sudah 15 menit lebih Ai dan Alex duduk berjauh jauh-an dan terdiam tanpa sepatah kata di dalam ruang sauna.
Uap hangat yang mengebul dalam ruang sauna itu sungguh terasa menyegarkan.
Namun baik Alex maupun Ai sama sama sungkan untuk memulai pembicaraan, keduanya pun juga merasa risih dengan suara suara aneh yang sesekali terdengar dari luar.
Suasana ruang VIP itu terasa senyap, sesekali dari ruang depan terdengar erangan nikmat Aya yang sedang digelojok oleh dua bule hitam berbadan kekar.
"Aiiiyyaaaa....." terdengar desahan panjang Aya pertanda si gadis hipersex itu menggapai orgasme kelima berturut turutnya hari ini, disusul lenguhan panjang Tyson dan Rocky.
Kedua raksasa legam itu tumbang hampir bersamaan setelah hampir setengah jam lebih konti gede mereka di-ulek ulek tempik Aya.
Suasana di depan ruang sauna itu menyusul membisu seiring ejakulasi Rocky dan Tyson.
"Hmm.. sepertinya mereka sudah selesai" Alex berdehem mencoba mencairkan suasana.
"eeh... iya..." Ai tersadar dari lamunannya, desahan erotis Aya dari ruang sebelah tadi tak ayal membuat fantasi Ai ngelanyut tak karuan.
Obrolan yang baru mulai terjalin antara Ai dan Alex berhenti saat tiba tiba pintu ruang sauna itu terbuka dan Aya dengan enteng melangkah masuk ke dalam ruang itu.
"Lho... Ai ama Alex dari tadi diem-diem-an aja ya? kira-in kalian berdua udah ehem...ehem..!!" tanpa sedikitpun rasa risih pada Alex, tubuh telanjang Aya melenggak lenggok ke tengah ruangan.
Bulatan payudara yang menggelondong di dada Ai bergoyang aduhai seiring langkah kaki Aya.
"Lha emangnya Aya kira kita lagi ngapain?" Alex mendengus kesal pada kehadiran Aya yang mengganggu.
Amarah Alex hampir saja meledak karena gangguan Aya, namun payudara gembul Aya yang tersaji mulus di hadapannya tanpa terbungkus sehelai benang itu perlahan memupus emosi Alex.
"Eeh... Alex tutup mata dong, jangan lihat susu Aya terus" Ai merengut protes saat Alex tak sengaja menatap bongkah susu Aya yang diumbar bebas oleh empu-nya
Alex meneguk ludah dan menggelengkan kepalanya berusaha menolak pesona susu Aya yang menyihir itu.
"Aya kira-in kalian berdua udah mandi berdua, main sabun sabun-an hii.. hii.."
"Mandi bareng Alex?, hush... Aya ngawur..." wajah Ai bersemu merah, waktu kecil Ai memang sering mandi berdua sama Alex, tapi kalo sudah segede ini mandi berdua sama Alex... hii...!!, Ai merinding ngeri ngeri sedap.
"Ya udah kalo Ai ga mau mandi berdua sama Alex, Alex mandi sama Aya saja ya..." Aya melirik genit ke arah Alex yang sepertinya masih belum sadar 100% dari sihir payudara montok Aya.
"hei... Aya mau apa!!" Ai diam diam cemburu pada Aya yang menggodai Alex.
"Aya mau mandi sama Alex, Aya mau nyabunin badan Alex" Aya berjalan ngeloyor melewati Ai menuju ke arah Alex.
Aya berjalan mendekati Alex sambil melumuri kedua bulatan payudaranya dengan sabun cair.
Di-usap usapnya kedua bongkahan payudaranya itu hingga sekujur permukaan dada Aya tertutup penuh busa.
"Ahh... Aya mau apa?" suara Alex gemetar saat Aya semakin dekat dan kemudian duduk jongkok di hadapan Alex sambil me-main mainkan busa sabun di buah dada Aya.
******
Kawasan Jodo City terletak di tengah Jakarta Pusat. Kawasan kumuh yang berupa deretan rumah dan gubuk kecil itu menyelip di tengah tengah hamparan gedung gedung pencakar langit mewah di pusat kota Jakarta itu.
Pemandangan bangunan bangunan kumuh yang berderet berdesakan di antara gang gang kecil itu sungguh kontras dengan puncak puncak menjulang gedung gedung tinggi yang mengepungnya.
Inilah 'neraka' mini kota Jakarta, kasino kasino kecil dan wisma prostitusi berserakan di antara gang gang sempit Jodo City.
Di tempat inilah jantung tempat berkumpulnya para bandar narkoba, garong, dan penjahat penjahat jalanan lainnya yang beroperasi di Jakarta.
Kota penuh dosa yang kumuh itu seakan menjadi noda buat kota Jakarta yang metropolis.
Namun menggusur 'kota kecil' yang hanya seluas beberapa hektar itu ternyata bukan perkara mudah.
Sulung, sang preman penguasa yang sudah memimpin Jodo City selama bertahun tahun adalah bagian dari organisasi hitam WWW.
Cengkeraman dan pengaruh kuat dari WWW dalam tubuh kepolisian dan aparatur negara lainnya membuat kawasan merah itu tetap kontinu berdenyut.
Sulung preman senior yang nama-nya disegani di kalangan para bandit-pun sebenarnya hanya-lah boneka WWW saja, karena pimpinan Jodo City yang sesungguhnya adalah seorang Attacker kepercayaan WWW.
Tepat di tengah Jodo City berdiri sebuah bangunan yang bentuknya lebih besar dan lebih bagus di bandingkan gubuk gubuk lain di sekitarnya.
Di rumah 'mewah' itulah tempat tinggal Vicy, salah satu anggota Attacker WWW yang dipercaya memimpin dan mengelola Jodo City.
Sebagai jaminan kelangsungan hidup Jodo City ini, tiap bulannya uang milyaran rupiah hasil dari kegiatan gelap Jodo City di setor ke Vicy sebagai upeti untuk WWW.
"Uuunngh.... uuunngh... oooohh" Vicy mengguman keuenakan, tubuh Vicy berdiri menggeliat geliat nikmat di dalam gubuk mewah yang menjadi kantor-nya di Jodo City itu.
Celana panjang yang dikenakan pentolan Jodo City itu melorot sampai lutut.
Di hadapan Vicy nampak duduk berlutut seorang gadis berdada montok yang sedang khimad memberi nikmat oral seks pada kontlo Vicy.
Gadis berambut pendek sebahu itu lahap mengenyot enyot kontlo Vicy, sesekali di hisapnya kuat kuat batang kekar itu hingga pipi sang gadis kempot saking kuatnya isapan oral sang gadis.
"Uuunngh.... Fara... aauuhh.. enak banget, sedot.... sedot terus Fara" Vicy meracau sambil memandangi wajah Fara, kekasihnya yang sedang memblow job kontlo-nya.
"Gluupp... slruupp..slruup.." mendengar kicau keuenakan Vicy, Fara makin menjadi jadi saja mengoral kontlo Vicy.
Kepala Fara bergerak cepat maju mundur menelan kejantanan Vicy, sesekali lidah mungilnya mencicip cicip ujung lubang pipis Vicy yang sensitif.
"Ooouuh..." tubuh Vicy mengejang tiap kali lidah Fara menyapa mesra pentol kontlo-nya.
Fara makin cepat saja mengocok kontlo Vicy dalam kuluman mulutnya. Kepala Fara mengayun maju mundur cepat bagai vibrator, mulutnya menghisap kuat kontlo Vicy sekuat vacuum.
Bongkahan payudara gede Fara yang menyembul dari sela kutang-nya yang melorot berayun ayun indah, sungguh menggiurkan.
Demi keselamatannya sebagai agen ganda, setelah peristiwa tangkap tangan Tanuwijaya, Vicy seharusnya pergi menyembunyikan diri karena ada resiko identitasnya sebagai polisi yang menyamar bakal terkuak.
Namun karena tidak ingin meninggalkan Fara yang asli penduduk Jodo City membuat Vicy urung melarikan diri.
Cinta Fara yang begitu besar pada Vicy, membuat Fara tega mengkhianati Sulung, ayah-nya sendiri.
Fara memilih mengikuti Vicy untuk mengkhianati organisasi WWW tanpa memperdulikan resiko maut yang mengancamnya.
Dengan sudah begitu banyak pengorbanan Fara untuknya, tentu saja tidak pantas Vicy meninggalkan Fara begitu saja.
Vicy menatap wajah ayu Fara, sesal melanda Vicy karena sudah melibatkan si gadis yang terampil me-make-up penampilan orang itu.
Tapi tanpa bantuan Fara yang menyulap Alex menjadi Zlatan, tak mungkin operasi tangkap tangan Kenzo bakal terwujud.
"Gaagh... gaagh.. Vicy kenapa... seddih? isepan Fara kurang enak ya...?" Fara dengan wajah sayu balas menatap Vicy, gadis 19 tahun yang baru saja mengenal sex itu sadar teknik blow-job-nya tidak sebanding dengan teknik yang di miliki para PSK yang banyak menghuni Jodo City.
Vicy diam tak menjawab, kepolosan Fara membuat Vicy trenyuh.
"Gaagh... ggaahh..." takut Vicy tidak puas dengan oral seks-nya, Fara memaksakan dirinya untuk men-deep throat kontlo Vicy meski dirinya sampai tersedak sedak.
"Stop... stop..Fara... jangan paksa dirimu lagi..." Vicy dengan lembut menarik kontlo-nya keluar dari mulut Fara.
"hikk...hikk... bener kan..? isepan Fara ga enak kan??" sebulir air mata menetes dari pelupuk mata Fara karena mengira Vicy kecewa dengan performa blow job amatir-nya.
"Oohh... tidak Fara, bukan begitu..., Sepongan Fara nikmat banget... kalo di lanjut lebih lama lagi, Vicy bakal langsung ngecroot.., padahal Vicy masih pengen bercinta sama Fara lebih lama lagi..." Vicy segera meng-gombali kekasihnya itu. Ditariknya wajah Fara hingga dekat dengan wajahnya.
Vicy memagut lembut bibir kenyel Fara.
Fara membalas kecupan Vicy hingga keduanya lantas bercumbu hebat sambil berpelukan erat.
Lima menit lamanya kedua insan yang mencinta itu bertukar air liur sambil sesekali melakukan french kiss yang romantis.
Fara melepaskan diri dari dekapan Vicy, sambil bersandar pada meja di depannya gadis berdada montok itu kemudian menunggingkan tubuhnya hingga pantat Fara mendongkak ke atas.
Bulatan pantat Fara yang menerawang dari balik rok tipis itu sungguh ranum menggiurkan.
"heii... hei.. Fara mau apa?"
"Hah.. hah.. kalo Vicy bener bener saya sayang sama Fara, ayo sekarang juga cepet masukin kontlo Vicy ke tempik Fara..." Fara berbisik mesra sambil mendesah manja sambil menggoyang goyang pantatnya erotis.
"Gluk... " Melihat Fara yang pasrah seperti itu Vicy meneguk ludahnya berulangkali, dengan terburu buru Vicy menyingkap rok Fara ke atas hingga tubuh bagian bawah Fara yang molek terpampang polos di hadapannya.
Sreet... dengan sekali menjentikkan jarinya, Vicy dengan mudah melucuti celana dalam yang menyelimuti selangkangan Fara, hingga kemaluan Fara sekarang telanjang dan polos.
"Grrmm... bokong yang indah..." dengan gemes Vicy meremes remes pantat punel Fara, diangkatnya pinggul Fara hingga pantat Fara makin menungging ke atas.
Dengan posisi tubuh Fara yang membungkuk seperti itu, Vicy dengan jelas dapat mengintip belahan tempik unyu unyu Fara yang tembem dan montok.
"Aww... gelyi....awww..." Fara mendesah hebat saat telunjuk Vicy menyentuh dan mengecek-ecek bibir vaginanya yang sudah basah kuyup oleh cairan cintanya itu.
Tubuh sintal Fara menggelinjang saat jari jari Vicy membelah bibir vaginanya dan kemudian dengan kasar mengitil-itil klitorisnya yang sangat sensitif.
"Uuuh... aaaahh... aaww... aah Fara udah ga tahan... aww... Vicy please... cepet masukin kontlo Vicy.... aaaww..." Fara menungging-nunggingkan pantat-nya makin tinggi, membuat belahan vagina-nya merekah lebar.
Tubuh Fara menggeliat geliat horny memohon pada Vicy untuk segera menyetubuhi tempiknya.
Vicy perlahan mengarahkan pentol kontlo-nya menghadap ke liang tempik Fara.
Cendawan pentol kontlo Vicy berputar putar menyundul nyundul bibir vagina Fara.
Seakan mempermainkan Fara yang sudah semakin horny saja, Vicy sengaja menunda nunda untuk memasukkan kontlonya.
"Aww... Vicy.... cepat...cepet... kontol-in Fara...awww..." Fara mengerang liar, tubuhnya merindu pada kejantanan Vicy.
Puas menpermainkan birahi Fara, Vicy mendorong pelan kontlo-nya menembus liang wanita Fara sedikit demi sedikit.
"Aaawwww.....!!" Fara mendeking manja kala kejantanan Vicy menyeruak masuk memenuhi relung vagina-nya. Benda pejal itu menggesek permukaan liang rahim Fara menimbulkan sensasi menggelitik nikmat.
Otot otot vagina Fara balas mengkerut kencang, memilin dan memijit batang kontlo yang menyusup masuk dalam vagina-nya membuat Vicy meringis keuenakan.
"Uunngh... uungh..., tempik Fara uenak banget!" Vicy mengerang sambil menggoyangkan pinggulnya untuk mengkopyok kontlo-nya yang tenggelam dalam tempik sempit Fara.
Pok... pok... pinggul Vicy yang mengalun cepat menghantam bokong Fara menimbulkan suara kecipak nyaring dan merdu.
"aaww... aaww... awwww" Fara mendesah desah hebat saat penetrasi kontlo Vicy ke liang tempiknya makin dalam dan makin cepat saja.
Rasa nikmat yang ditimbulkan oleh tumbukan kelamin mereka cepat menjalar ke sekujur tubuhnya, membuat Fara mabuk kepayang.
Tubuh kedua insan berbeda kelamin itu terjalin makin erat bersama sama mendayung mengarungi nikmat-nya lautan sanggama.
Saking asyiknya bersetubuh keduanya tak menyadari derap langkah kaki puluhan orang yang menuju tempat itu.
"Aah..aaah... Vicy... tahan sebentar... suara ramai apa itu?" Fara menahan gerakan mendusal pinggul Vicy ke arah pantatnya sambil mencoba menajamkan indera pendengarannya.
Suara samar samar di luar terdengar makin keras dan ramai.
"Hah... hah... apa... apa..?" Vicy kelagapan meng-erem laju birahinya menyadari sesuatu yang tak beres sedang terjadi di luar sana.
Brak...brak.. terdengar suara ketukan keras pada pintu rumah kecil yang menjadi persembunyian Vicy itu.
"Keluar... hei Vicy, cepat keluar kau!!" suara khas Sulung yang khas, menggema di dalam rumah Vicy.
Suara suara penuh kemarahan terdengar di sekeliling rumah itu.
"Ooh... ayah?"Fara bertukar pandang pada Vicy, meski tak setuju pada hubungannya dengan Vicy, namun sebelumnya Sulung tak pernah terdengar semarah ini.
Vicy dan Fara cepat cepat mengenakan pakaiannya kembali saat terdengar pintu rumah terdobrak.
Beberapa orang bertubuh kekar dengan senjata tajam di tangannya bergegas masuk menggeledah rumah itu mencari keberadaan Vicy.
"Mau apa kalian?" tanya Vicy pada Sulung dan kawanannya saat mereka bertemu dalam kamar tempat Vicy dan Fara bercinta tadi.
Sulung yang menggerebek putrinya yang sedang memadu kasih dengan 'musuh'-nya itu nampak mendengus kesal.
Sejak kehadiran Vicy, nama besar Sulung sebagai preman nomer satu se- Jodo City memang tergeser dan tergantikan oleh Vicy. Tak heran ayah Fara itu begitu membenci kekasih putrinya itu.
Tubuh Fara yang kegep oleh ayahnya saat sedang bersetubuh itu meringkuk ketakutan berlindung di belakang punggung Vicy.
"Saya dan Fara saling cinta..., jadi..." Vicy mencoba menjelaskan hubungannya dengan Fara pada Sulung, namun....
"Dasar pengkhianat!!, berani sekali kamu mengkhianati Kenzo" Sulung, preman penguasa Jodo City yang tubuhnya setinggi dua meter lebih itu berteriak lantang di hadapan Vicy.
Ternyata amarah Sulung bukan tersulut oleh asmara backstreet Fara dan Vicy, namun perintah dari Shinobi langsung untuk membunuh Vicy karena telah mengkhianati organisasi WWW-lah yang membuat Sulung dan puluhan anak buahnya hari ini menggerebek kediaman Vicy.
Membunuh Vicy pasti bakal membuat nama dan reputasi Sulung naik daun lagi.
"Bunuh dia..." Perintah Sulung pada kerumunan anak buahnya.
Dua orang anak buah Sulung yang paling berani serentak maju menyabetkan parang di tangannya menyerbu Vicy.
Akhhhh...!!, terdengar lengking kesakitan disusul rubuhnya dua sosok yang menyerang Vicy.
Melihat nyawa Vicy terancam, katana tajam, senjata andalan Fara berkelebat cepat lebih dahulu mematikan dua orang yang hendak mencelakai Vicy.
"Dasar anak kurang ajar!!" Sulung langsung gusar melihat anak gadisnya yang berani menantangnya. Bayangan tubuh Fara yang sedang meng-kangkang disetubuhi oleh Vicy membuat Sulung makin kalap saja.
Anak buah Sulung yang mengepung nampak ragu ragu untuk bergerak maju menyerang karena Fara, putri pimpinan mereka-lah yang malah menjadi tameng buat musuh Sulung itu.
"Dasar gadis jalang, mampus kamu..!" Sulung yang sudah gelap mata ingin merebut kembali tahta pimpinan Jodo City dari tangan Vicy tak peduli lagi dan langsung membabatkan samurainya ke arah Fara.
"Kyaa...." Fara menjerit kesakitan saat samurai Sulung menyabet lengan kanannya dan menimbulkan luka panjang di lengan sang gadis.
Tangan Fara nyaris putus, andai Vicy tak cepat menarik Fara menjauh dari serangan Sulung.
"Serbu...!!" melihat Sulung tak sungkan mencelakai putrinya sendiri, sepuluh orang yang menyertai Sulung berbarengan menghunus senjata tajamnya dan serentak menyerang Vicy.
Vicy tak kalah lihai, sambil melindungi Fara di belakangnya Vicy meladeni serbuan anak buah Sulung dengan sebuah kapak sepanjang setengah meter.
Aakkh... akkh... jerit mengaduh dan semburat darah mengisi ruang sempit itu saat kapak di tangan Vicy berkelebat mengumbar maut untuk lawan lawannya.
Lima orang rubuh bersimbah darah, namun lima orang lainnya segera menyusul masuk ke dalam rumah sempit ganti mengepung dan menyerang Vicy dari segala penjuru.
Begitu seterusnya gelombang serangan itu terus menyerbu membuat Vicy kewalahan.
Untuk menangkap Vicy kali ini sepertinya Sulung mengerahkan seluruh anak buahnya, para preman Jodo City yang anggota-nya ada seratus-an lebih.
"Kyaaa... aaakh..." Fara menjerit kesakitan saat golok salah seorang preman melukai punggungnya. Darah segar merembes membasahi pakaian Fara.
"Fara... hati hati..." Vicy membabatkan kapak-nya membantai si penyerang Fara, dilihatnya tubuh Fara sudah penuh luka.
Dalam ruangan se-sempit ini sulit buat Vicy untuk membela diri sekaligus melindungi Fara.
"Lari Fara..." begitu ada kesempatan Vicy mendobrak jendela rumah itu untuk melarikan Fara keluar.
Fara dengan menahan sakit melompat keluar dari jendela kamar.
Begitu keluar dari rumah itu Fara jatuh berguling di tanah, namun beberapa preman yang sudah berjaga di depan jendela rumah langsung menyerang Fara yang tak waspada itu.
Benda benda tajam melayang hampir merajam tubuh sintal Fara.
Aakh... aakh... jeritan mengaduh terdengar, kapak Vicy terbang berputar merobek leher para preman yang hampir menjagal Fara.
Sang gadis menarik nafas lega karena masih selamat.
Tapi anak buah Sulung bak tiada habisnya, puluhan preman kembali muncul dan menyerang Fara lagi.
Tak siap menghadapi serangan kali ini tubuh Fara menjadi bulan bulanan serangan preman anak buah Sulung.
Vicy menyusul keluar melompati jendela, namun karena sibuk menolong Fara yang terjatuh tadi akibatnya Vicy menjadi lengah.
Breeet.... sebuah tombak yang dilemparkan para pemburunya merobek sisi kanan perut Vicy.
Tak memperdulikan luka di perutnya Vicy mengambil kembali kapaknya dan langsung menerjang para preman yang mengkeroyok Fara.
Kondisi luka di perutnya membuat kondisi Vicy tak setangguh tadi. Gerakan agen polisi yang menyamar itu melambat, beberapa serangan para preman Jodo City berhasil masuk dan melukai tubuh Vicy.
Sekuat tenaga Vicy mengkibaskan tangannya menangkis sabetan samurai dan senjata tajam lainnya yang mengarah ke tubuhnya.
Sibuk menghadapi serangan para preman di luar, Vicy tak menyadari gerakan tanpa suara Sulung yang ikut keluar dari lubang jendela dan bersiap membokong Vicy dari belakang.
"Awas...Vicy..." Fara dengan sisa tenaganya melompat dan me-numbal-kan tubuhnya untuk melindungi Vicy dari tusukan senjata Sulung.
"Fara jangannn....!!" teriak Sulung, Sulung berusaha menarik tangannya tapi terlambat...
Crassh... pedang Sulung menerjang dada Fara, masuk tepat menusuk dan memecahkan jantung Fara.
"Uhuk... uhuk..." Fara mendelik dan muntah darah, dalam hitungan detik Fara limbung dan kehilangan kesadaran.
Tak ada yang menyangka bahwa nyawa Fara bakal dicabut tangan ayah kandungnya sendiri.
"Fara.... Fara...." Vicy terisak dipeluk dan dihentak hentaknya keras tubuh Fara, berharap kekasihnya itu sadar dan membuka mata-nya lagi.
Fara menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan Vicy.
Vicy melolong dan meraung keras melepaskan kesedihannya.
Para preman yang mengepungnya sesaat membeku dan membisu melihat tragedi kematian Fara.
Beberapa orang di antara preman itu adalah teman kanak kanak Fara yang tumbuh besar bersama di lingkungan kumuh Jodo City, hingga wajar kesedihan akan kematian Fara itu menghinggapi hampir seluruh preman Jodo City itu.
Dengan wajah dingin Vicy bangkit dan menyeret kapaknya menuju ke kerumunan preman yang tadi memburunya tadi.
Para preman itu bergidik melangkah mundur, gentar melihat aura Vicy yang menakutkan.
"Mampus kalian semuaaa...." Vicy menerjang kumpulan preman itu. Kapak di tangan Vicy berputar dan menyambar ke segala penjuru arah mengumbar maut.
Beberapa preman yang tak siap, bergelimpangan tercabut nyawa-nya di tangan kampak Vicy.
"Serbuuu, balas kematian Fara!!" Sulung yang juga dilanda duka dan sesal akan kematian Fara berteriak lantang memberi komando pada para begundalnya.
Sisa sisa preman Jodo City yang jumlahnya lebih kurang lima puluh orang merangsek maju menyerang Vicy berbarengan.
Namun kematian Fara seakan membuat energi Vicy bertambah berlipat lipat, tak memperdulikan sakit luka luka di tubuhnya Vicy seakan kesetanan menjagal para preman itu.
Satu persatu preman Jodo City tumbang dan menggelimpang di tanah terkena sabetan kapak Vicy.
Genangan darah membanjir memerahkan permukaan tanah kampung penuh dosa itu.
Suasana Jodo City berangsur angsur senyap dengan keadaan penuh mayat para preman Jodo City yang bergelimpangan, anyir bau darah tercium semerbak ke seluruh penjuru Jodo City.
"Lari....lari...." Sisa sisa preman yang paling pengecut memilih
lari menyelamatkan diri daripada menjadi korban Vicy selanjutnya, meninggalkan Sulung seorang diri.
Vicy menyeka wajahnya yang bersimbah darah, di hadapannya kini berdiri Sulung, musuh sekaligus ayah dari Fara kekasihnya.
Dua orang yang hatinya sama sama terluka karena baru saja mendadak ditinggal oleh buah hati-nya itu kini saling berdiri berhadap hadapan dengan posisi saling menantang.
Duel antara dua orang preman yang paling jago dan disegani seantero Jodo City tidak terelakan bakal terjadi.
Sulung menggenggam erat samurai di tangannya, pada duel pertama mereka dalam perebutan posisi sebagai attacker WWW Sulung kalah telak di tangan Vicy.
Namun melihat kondisi Vicy sekarang yang penuh luka, Sulung boleh sedikit merasa optimis ada kemungkinan buat dirinya untuk mengalahkan Vicy.
Di Sisi lain Vicy juga menggenggam erat gagang kapak-nya menyambut pertarungan hidup mati dengan Sulung.
"Hiaatt....."Sulung berteriak lantang sambil berlari kencang menerjang ke arah Vicy, samurai di tangannya siap menjagal Vicy.
"Aaarghh....."Vicy menggeram dan berteriak tak kalah lantang, niat-an untuk membalaskan dendam kematian Fara membuat adrenalin Vicy bergejolak.
Kedua Jago Jodo City itu berlari cepat menyosong lawannya di tengah.
Begitu jarak di antara mereka hampir satu meter, Sulung sekuat tenaga mengayunkan samurainya dengan maksud memenggal kepala Vicy dalam satu kali gebrakan.
Wuutt... samurai tajam itu membelah udara menimbulkan suara gemerisik yang menggetarkan.
Vicy tak kalah lihai, Vicy tahu percuma saja jika berjibaku langsung dengan Sulung yang memiliki tinggi 2 meter dan berbadan kuat itu.
Vicy merundukkan tubuhnya menghindari sabetan samurai Sulung, sengaja di jatuhkan tubuhnya ke tanah seperti gerakan pemain bola yang sedang melakukan sliding tackle.
Sruuuut.... , memanfaatkan ceceran darah yang melumasi permukaan tanah, tubuh Vicy meluncur deras di tanah melewati sela di antara kedua kaki tegak Sulung.
Begitu posisinya tepat di bawah Sulung, Vicy cepat menghujamkan kapak-nya ke batok kepala Sulung.
"Aaarggh....!!" Sulung yang tak siap menghadapi taktik penuh muslihat Vicy hanya bisa mengaduh saat batok kepalanya pecah di hajar kapak Vicy.
Tubuh tinggi besar Sulung ambruk menimpa Vicy, sekali gebrak Sulung langsung menemui ajalnya.
Vicy menarik nafas panjang mengumpulkan sisa sisa tenaganya dan merangkak keluar membebaskan diri dari tubuh Sulung di atasnya.
Plok..plok.. terdengar suara tepuk tangan kencang.
Vicy memalingkan wajah ke arah dua orang yang menjadi sumber suara tepukan itu.
"Luar biassa, tak salah saya memilih kamu menjadi salah satu attacker" decak kagum Shinobi yang ditemani Juve.
Kedua orang itu sedari tadi sudah hadir dan menyaksikan langsung pertempuran di Jodo City.
Vicy mengenali Juve sebagai kapten para Attacker, tapi tidak mengenali sosok asing yang perawakannya terlihat lemah di sebelah Juve itu.
"Shinobi, saya bereskan pengkhianat ini sekarang?" Juve melangkah maju bersiap menyerang Vicy.
"Hah... kamu Shinobi, bukankah kamu salah seorang guru di Internasional?" Vicy terperangah tak percaya melihat penampilan 'biasa' dari sosok pembunuh yang nama-nya ditakuti seantero asia itu.
Wajar saja sosok Shinobi ini sulit dikenali saat berbaur dengan khalayak umum, karena dengan penampilannya yang kalem ini tentu tak seorangpun yang akan mencurigainya sebagai Shinobi.
Vicy bertekad lolos kali ini untuk memberitahukan identitas Shinobi sebenarnya pada Alex.
"Biar saya saja, saya penasaran dengan kekuatan pria ini" Shinobi mengibaskan tangannya memberi isyarat pada Juve untuk mundur.
Dengan perlahan Shinobi berjalan mendekati Vicy.
Gerakan Shinobi begitu tenang dan tak terlihat mengancam sedikitpun, membuat Vicy ragu ragu untuk menyerang sosok kalem di hadapannya itu.
Namun ketika jarak keduanya sudah begitu dekat...
Deg...!!, jantung Vicy tiba tiba berdetak kencang saat sekujur tubuhnya mendadak terasa dingin terimbas aura membunuh yang memancar dari Shinobi.
Vicy tersadar akan kesalahan dirinya karena terlalu meremehkan sosok Shinobi yang 'biasa' itu.
Tanpa ragu ragu lagi Vicy cepat mengayukan kampaknya hendak membelah tubuh Shinobi.
Rasa sakit di hatinya atas kematian Fara membuat tenaga Vicy berlipat lipat.
Tap...!!, begitu bilah kampak Vicy sudah nyaris melibas kepalanya dengan gerakan enteng tangan kanan Shinobi menangkap gagang kapak Vicy dan menghentikan ayunan kampak yang nyaris membacok kepalanya itu.
Vicy tercekat kaget, sungguh tak mengira serangan sekuat tenaganya itu dengan begitu mudahnya diredam oleh Shinobi.
"Ueedaannn... kuat sekali!!"Vicy mencoba menarik kampak-nya tapi kampak yang tertangkap dalam genggaman tangan Shinobi itu diam tak bergeming sedikitpun.
Penampilan kalem Shinobi sungguh menipu, dibalik perawakan kecilnya itu ternyata tersembunyi kekuatan besar yang mengerikan.
Setahu Vicy hanya Alex saja yang sekuat ini.
"Sampaikan salam-ku untuk kekasihmu di neraka."Shinobi berbisik pelan kemudian dengan gerakan yang nyaris tak bisa diikuti indra pengelihatan, Shinobi berkelit ke samping kiri Vicy sekaligus menusukkan sebuah belati tepat ke leher Vicy.
Tanpa dapat ditepis, belati Shinobi menghujam dan merobek masuk ke dalan leher Vicy, akibatnya sungguh fatal buat Vicy.
"Uhuk...uhuk...Fara..." belati yang menancap di lehernya membuat Vicy batuk darah.
Kapak di tangan Vicy jatuh ke lantai disusul tubuh Vicy yang ambruk kehabisan nafas.
Agen Alpha itu seketika gugur terbunuh di tangan Shinobi.
"Satu sudah dibereskan tinggal Alex yang selanjutnya..." tanpa menoleh ke belakang Shinobi berjalan meninggalkan tubuh tak bernyawa Vicy.
Juve tampak geleng geleng kepala melihat kesaktian tuannya itu.
"Juve bereskan kekacauan ini" perintah Shinobi pada Juve, attacker kepercayaannya.
"Siap tuan..." Juve berjalan di belakang, mengikuti kepergian Shinobi dari kota penuh dosa, Jodo City.