File 72 Roller Coaster
Hari mulai menjelang senja saat Alex kembali menjejakkan kaki di kota Jakarta.
Alex membetulkan posisi topi yang ia kenakan di kepala-nya untuk menutupi wajah-nya supaya tak mudah dikenali para polisi yang memburu-nya.
Alex bergegas keluar dari himpitan penumpang KRL Bogor Jakarta dengan tujuan utama langsung ke rumah kediaman Jackal.
Alex menerobos lalu lalang lautan manusia pelintas Jakarta Bogor menuju gerbang keluar stasiun kereta kota Jakarta.
Begitu dekat dengan pintu keluar, Alex buru buru membalikkan tubuh-nya saat melihat beberapa petugas polisi yang berjaga di pintu keluar stasiun.
Beberapa kertas pamflet berukuran kertas folio bergambar sketsa wajah Alex tertempel di dinding dinding dekat pintu gerbang keluar.
Sengaja kepolisian memperketat penjagaan di fasilitas fasilitas transportasi publik untuk mengantisipasi buron-nya Alex.
Tidak mau cari masalah dengan petugas hukum, Alex menjauhi gerbang keluar utama dan memilih untuk mencari jalan tikus keluar dari stasiun kota Jakarta.
Alex berjalan memutar sampai bagian paling belakang stasiun itu.
Tidak ada pintu keluar, memanjat tembok-pun jadi buat Alex untuk keluar dari stasiun.
Dengan cekatan Alex memanjat tembok dan melompat keluar menuju bagian belakang stasiun yang berupa gang kecil yang berliku liku.
Alex mengenal daerah ini sebagai salah satu daerah wisata malam masyarakat menengah bawah kota Jakarta.
Pub dan cafe cafe kecil berderet memenuhi gang gang kecil itu.
Cafe cafe itu sebagian buka 24 jam memberikan kesempatan untuk orang orang yang ingin mabuk sepanjang hari.
Beberapa orang teler karena mabuk alkohol nampak tergeletak tidur di pinggir jalan.
Daerah remang remang ini jelas bukan tempat yang aman.
Seorang pengemis tua buta yang duduk di pinggir jalan tampak menengadahkan tangan untuk meminta sedekah pada Alex.
Alex melemparkan uang koin ke dalam kaleng sedekah pengemis itu sambil berlalu meninggalkan daerah gelap itu, Alex tak mau buang waktu untuk menyelamatkan Ai.
Suasana gang gang itu sungguh sepi dan temaram.
Baru beberapa blok berjalan Alex dikejutkan suara teriakan minta tolong seorang wanita.
"Kyaa... jangan... toloong!" jerit seorang wanita di antara gang gang sempit itu.
"Ayo Alex tidak usah ikut campur urusan orang!" Bisik Alex dalam hati, Alex menggelengkan kepala-nya tak peduli dengan teriak-an itu. Alex terus melangkah berpura pura tak mendengar jeritan menyayat hati itu.
"Dasar jalang!!, rasakan ini... "
Plak...plak... terdengar suara tamparan dan pukulan menghajar tubuh lemah seorang gadis.
"Kyaa... ampun... ampun bos..."
Alex sudah berjarak hampir 100 meter jauh-nya dari suara meminta tolong itu saat Alex akhirnya menghentikan langkahnya.
"Grrr... damm Alex" Alex memukul udara kosong, dan kemudian memutuskan berbalik menuju ke arah sumber suara teriakan minta tolong tadi.
Sebagai penegak hukum, pantang buat Alex untuk mengabaikan permintaan tolong seperti itu.
****
Jihan gadis bertubuh kurus itu nampak berdiri gemetar di hadapan bos Garong dan dua anak buah-nya yang berwajah serem.
"Dasar bandel!!, cepet bayar uang keamana-an pada kami sekarang juga!!"bentak Coro, anak buah Garong yang bertubuh tinggi dengan wajah bercodet bekas luka.
Jihan seorang penyanyi yang sering manggung di cafe cafe di daerah itu nampak meringkuk ketakutan di bawah ancaman Coro dan Bajul.
"Ampun bos, minggu ini Jihan ga bisa bayar, uang Jihan sudah habis Jihan kirim ke kampung karena emak lagi sakit" gadis berkulit sawo matang menjawab terpatah patah.
"Apa...!!, ga ada uang setoran? Lha memang kamu pikir kami menjaga kamu dari para pria hidung belang itu gratis-an apa?!" Bentak Garong, preman penguasa daerah gang gang sempit itu.
"Ampun.. ampun bos, Jihan janji minggu depan Jihan bayar sama bunga-nya sekalian" isak Jihan ketakutan, tiga preman di hadapannya itu terkenal sadis.
Garong menatap nakal pada Jihan yang sore itu hanya mengenakan tank top minim tanpa lengan.
"Ok... ok Jihan, kamu boleh bayar minggu depan, tapi bunga-nya saya minta kamu bayar sekarang hii... hii.." Garong jelalatan menyusuri lekak lekuk aurat ramping Jihan.
Deg...!, Jihan menyilangkan kedua lengannya ke depan dada-nya merinding melihat tatapan hewan-i tiga pria jahat di hadapannya.
"Tapi.. Jihan ga punya uang Bos..." ratap Jihan ketakutan.
"Hii.. hii.. gampang Jihan itu bisa diatur, kalo Jihan mau tidur sama saya malam ini, Jihan tidak perlu bayar uang keaman-an lagi sama bos selama-nya" Garong tersenyum cabul, di antara puluhan penyanyi malam yang bekerja di cafe cafe di daerah kekuasaan Garong, hanya Jihan satu satu-nya yang selama ini selalu menolak disetubuhi oleh Garong.
Gyut..., Garong mengulurkan tangannya menyentuh aurat Jihan dan dengan kurang ajar meremas bulatan empyuk seukuran buah apel di dada kanan Jihan.
"Cuih... tak sudi!!" Reflek gadis berwajah ayu itu meludahi wajah Garong yang telah melecehkan tubuhnya.
Plak..., Garong dengan kasar balas menampar pipi mulus Jihan.
"Dasar sundal!, ayo Coro, Bajul cepet pegangin cewe bandel itu, saya sudah kebelet ngentod-i cewe ini dari dulu!"
"Kyaa... tolong!! " Jihan menjerit kencang saat Coro dan Bajul mencekel dan menelikung tangannya ke belakang.
Breet...!! Garong yang sudah dipenuhi hawa nafsu dengan sekali sentak merengkuh dan merobek baju Jihan hingga sebagian bulatan payudara Jihan menyembul keluar.
"Woouhh... susu-nya putih bos, tocil tapi empyuk ntuh bos..." Puji Coro sambil me-melotot-i payudara indah di dada Jihan.
"Slruupp... enak kalo di kenyot tuh bos..." Bajul ikut berkata kotor mengkomentari aurat elok Jihan.
"Hee... hee... kalian tunggu giliran, kalo saya sudah bosen kalian boleh ngenthod-in betina ini sampai puaas...!!"
Garong berjalan ke arah tubuh Jihan yang malang makin dekat, dekat... dan makin dekat saja...
"Lepaskan dia...!!" Dehem Alex yang tak bisa berpangku tangan saat ada orang dalam kesulitan.
Ketiga orang preman itu serentak mengalihkan perhatian pada Alex sambil menggeram marah karena hajat-nya diganggu.
"Ehh!!, jangan sok jagoan kamu" Garong memincingkan mata, meremehkan penampilan Alex yang masih SMU itu.
"Hajar bleh...!"tanpa menunggu perintah tuan-nya, Coro yang posisinya paling dekat dengan Alex langsung melayangkan bogem-nya menghajar Alex.
Bugghh....!! Coro tersungkur di tanah dengan kondisi hidung hancur melesak ke dalam terkena pukulan kilat Alex.
"Aduh... mampus aku..." Coro menggeliat kesakitan di tanah dengan darah tak berhenti mengucur dari lubang hidungnya.
"Modar...!!" Bajul yang tubuhnya dua kali lebih gede daripada Alex menyusul melayangkan tendangan ke arah Alex, namun Alex lebih cepat...
Kraakk...!!, terdengar suara dengkul Bajul bergemetuk remuk saat tendangan Alex lebih cepat menyengat kaki Bajul.
Bajul ambruk guling guling di tanah memegangi lutut-nya yang remuk.
"Setan... mampus kamu...!!"Garong bergidik ngeri saat melihat dua anak buah-nya roboh seketika, namun Garong sudah kepalang tanggung.
Garong menyeruduk ke arah Alex bagai banteng ketaton namun hasilnya nasib Garong sama persis dengan dua orang ce-cunguk-nya tadi.
Bruuug...!! Garong ambruk ke tanah dengan posisi tiga tulang rusuk patah terkena pukulan Alex.
Tiga orang begundal itu kini menggeliat dan menjerit jerit kesakitan di tanah dengan diagnosa sama sama patah tulang.
"Cepat pulang...!" Seru Alex pada Jihan sambil membalikkan badan-nya berniat meninggalkan Jihan yang baru saja ia tolong tadi.
"Te.. ri.. ma kasih... " Jihan tulus berterima kasih pada Alex.
Priit...!!, priiit...!! Dari kejauhan nampak lima orang berseragam coklat polisi memergoki Alex menghajar tiga begundal tadi.
Polisi..., wajah Alex pucat melihat kehadiran polisi polisi itu, Alex tidak mau tertangkap sebelum menyelematkan Ai.
Gyuut... Jihan yang sekilas melirik wajah panik Alex saat melihat kehadiran polisi langsung menggamit lengan Alex yang hendak melarikan diri itu.
"Ayo, ikut-i Jihan, Jihan tahu tempat sembunyi yang aman buat kamu!!" Jihan menarik tangan Alex, menyuruh Alex tuk mengikuti-nya.
Alex berlari mengikuti Jihan mungil dan menghilang di dalam belantara gang gang kecil itu.
"Hosh... hosh... itu Alex... itu pasti Alex" Kevin salah satu anggota prestige, team elite polisi mengenali Alex, buronan nomer satu kepolisian saat ini.
"Tangkap tiga orang preman ini, dan cepat panggil bantuan ke sini, kita harus cepat menemukan Alex" instruksi Kevin pada ke-empat anak buah-nya.
Tak seberapa lama puluhan polisi datang dan langsung menyusuri gang gang sempit itu untuk menemukan Alex.
****
Krieet... terdengar suara berderit kencang saat Jihan membuka pintu kamar kost-nya yang terdapat di bagian terdalam gang gang sempit belakang stasiun.
"Ayo... masuk Kak, sementara ini Kakak bisa bersembunyi di sini sampai polisi polisi itu pergi" Jihan memberikan penawaran yang tak bisa ditolak Alex.
Polisi di luar semakin banyak, sepertinya saat ini tidak ada pilihan lain buat Alex selain berteduh sementara di kamar kost Jihan.
Alex melangkah masuk ke dalam kamar kecil berukuran 2 x 2 itu, sebuah sangkar yang terlalu biasa buat gadis secantik Jihan pikir Alex.
Hanya terdapat sebuah bed kecil dan lemari kayu lama dalam kamar itu, dinding kamar itu terlihat mengkelupas di sana sini.
Jihan selalu ringkas menjaga kebersihan dan kerapian kamar kecil itu hingga meski kondisinya mengenaskan, kamar itu terasa cozy dan nyaman untuk dihuni.
Kondisi kamar kost itu sebetulnya tidak layak huni buat gadis secantik Jihan, namun dengan kondisi keuangan minim, Jihan yang harus menjadi tulang punggung keluarganya di kampung dengan menjadi penyanyi cafe di Jakarta, hanya sanggup menyewa kamar kost kecil murah di kawasan kumuh itu.
"Saya Jihan..., terimakasih Kakak tadi udah nolong-in Jihan" Jihan memperkenalan diri pada Alex.
"Alex... "Alex menjawab singkat, sambil tetap waspada mengawasi keadaan di luar melalui sebuah jendela kecil di dinding kamar Jihan.
Kamar Jihan sangat mungil, untuk duduk saja sulit, Alex memilih berdiri dekat jendela.
Jihan gadis berambut hitam panjang lurus itu sesungguhnya memiliki paras sangat cantik dengan bola mata eksotis, lengkap dengan tubuh ramping, langsing namun seksi.
Sebenarnya dengan kecantikannya Jihan bisa saja hidup mewah dengan menjadi istri simpanan para cukong atau menjadi psk kalangan jet-set.
Tapi gadis asal Malang itu lebih memilih jadi penyanyi cafe sebagai jalan hidup-nya dengan resiko hidup miskin di awal karier-nya.
"Kalau tidak ada kakak ganteng tadi mungkin Jihan sekarang sudah jadi mangsa para bededah itu" Jihan nampak bersyukur di tolong oleh Alex, dalam hati gadis ayu itu bertekad memberikan sesuatu yang spesial buat Alex untuk membalas budi Alex.
"Kalo bisa segera-lah pindah dari sini Jihan, lingkungan di sini kurang aman untuk gadis muda seperti kamu" Alex menasehati Jihan sambil tetap waspada me-mantau keadaan di luar.
"Jihan mau pindah ke mana lagi Kak? Cari uang buat makan aja sulit" Jihan tertawa getir sambil melihat pakaiannya yang robek lebar di bagian dada.
"Sebaiknya Jihan ganti baju dulu" kata Alex pelan sambil memalingkan wajahnya menghindarkan tatapannya dari belahan dada Jihan.
Jihan mengangguk pelan mematuhi saran Alex untuk mengganti baju robek-nya.
Kejadian selanjutnya membuat jantung Alex berdetak kencang.
Tanpa risih dengan enteng Jihan memelorotkan tank top robek yang ia kenakan langsung di hadapan Alex.
Ternyata di balik tank-top minim-nya Jihan juga tidak mengenakan bra, sehingga begitu kain yang membungkus badan Jihan itu melorot, Alex langsung disuguhi tubuh bagian atas Jihan yang polos
telanjang.
Lekak lekuk aurat Jihan sungguh elok terbungkus kulit berwarna sawo coklat yang mengkilat eksotis, buah dada bulat kecil seukuran buah apel Malang menggelayut kencang di dada Jihan.
Sepasang pentil susu imut berwarna coklat muda mancung menantang di puncak payudara Jihan, sungguh yummy...!!
Wajah innoncent Jihan nampak kontras dengan kulit coklat sawo matang Jihan yang dihiasi oleh beberapa tatoo, gambar kupu kupu dipahat di punggung dan pundak Jihan.
"Tidak ada kamar buat ganti baju apa?" Alex mengalihkan tatapan mata-nya dari tubuh aduhai Jihan.
Jihan tertawa geli melihat tingkah kikuk Alex melihat tubuh telanjang-nya
"Kamar kost Jihan cuman segini aja, Jihan sudah biasa ganti baju di sini. hmmm... kak Alex kalo mau liat Jihan ganti baju gapapa koq" Jihan yang dari awal bertemu sudah langsung jatuh hati pada sosok Alex yang keren dan baik itu sengaja merentangkan kedua tangannya ke samping, memamerkan buah dada empyuk yang menyembul kiyut di dada-nya.
Kalo bukan Alex, dijamin laki laki yang disuguhi tubuh molek Jihan bakal langsung menubruk, menindih dan mencumbui tubuh elok itu.
"Pakai...pakai ini...!" Alex memalingkan wajahnya, tangan-nya dengan reflek meraih sehelai baju warna hitam yang ada dalam lemari baju Jihan.
Jihan dengan tangkas menangkap baju yang dilempar Alex ke arah-nya sambil melompat kecil, buntalan susu kecil Jihan terguncang guncang seksi saat Jihan melompat.
Alex berdiri membelakangi Jihan, pura pura konsentrasi mengawasi keadaan di luar.
"Hiiii....." jerit Jihan saat melihat baju yang dilemparkan oleh Alex ke arah-nya.
"Kenapa?... kenapa Jihan teriak?" Mendengar jeritan Jihan, Alex berbalik dan siaga, takut suatu yang buruk terjadi pada Jihan.
"Iiih Jihan maluu kak kalau disuruh pake pakaian minim seperti ini..." Jihan tersipu malu sambil menunjukan baju dari Alex berupa lingerie minim berjenis baby doll tanpa lengan dengan belahan dada rendah yang ketat menerawang.
"Eeh... sori... Jihan, sini Alex ganti..."Alex gelagapan begitu menyadari keseksian Jihan akan makin terpancarkan apabila Jihan sampai memakai pakaian yang tadi asal-asal-an saja Alex ambil dari lemari baju Jihan.
"Hii... hii.. kakak lucuu.." Jihan tertawa geli melihat tingkah kikuk Alex.
"Jihan pakai baju pilihan kak Alex ya, kebetulan ini juga baju favorit Jihan koq" sambil tertawa kecil Jihan memakai lingerie bermotif bunga 'pilihan' Alex itu.
Dan benar, begitu selesai mengenakan lingerie itu, Jihan terlihat makin cantik dan seksi saja.
"Hhii.. hii bagus kan kak?"centil Jihan memamerkan tubuh-nya yang terbalut baby doll minim itu.
Kresek... kresek.. dari luar kamar kost Jihan terdengar langkah langkah kaki para polisi yang mengejar Alex.
"Tadi ada yang sempat melihat Alex di sekitar sini, Ayoo.. cari lebih teliti" terdengar suara Kevin memimpin para polisi yang mencari Alex.
"Pssst...!!" Di dalam bilik kamar kost Alex memberi kode pada Jihan supaya hening.
Di saat Alex nampak kalut kebingungan, Jihan malah merangkak dan duduk bersimpuh di hadapan Alex yang berdiri di dekat jendela.
'Heii Jihan mau apa?" Tanya Alex dengan volume suara selirih mungkin.
"Jihan mau berterima kasih sama kak Alex karena tadi sudah menolong Jihan" jawab Jihan dengan wajah jenaka.
"What?!.. tadi kan sudah" bisik Alex menggaruk kepalanya kesal.
Beberapa polisi sedang mondar mandir di depan kost Jihan dan Jihan yang seharusnya diam supaya tak menarik perhatian polisi di luar kini malah bertingkah aneh.
"Jihan... Jihan .. mau..." Jihan berkata terbata bata..
"Jihan mau apa? Jangan rame nanti ketah... ooouuhhh..." Alex melenguh saat jari jari lentik Jihan menyentuh dan mengelus elus tonjolan konti di balik celana Alex.
"Hhmmm... Jihan mau bikin kak Alex seneng..." tak peduli akan kepanikan Alex, Jihan dengan genit malah menarik resleting celana Alex dan kemudian memelorotkan celana itu melalui sela kaki Alex.
Jihan cekatan melolosi celana panjang Alex hingga cuman tersisa celana dalam-en boxer saja yang Alex kenakan.
"Hei... hei.. Jihan jangan ngawur...." Alex menahan jeritannya saat seorang polisi yang paling dekat dengan kamar Jihan mendekatkan wajahnya mencoba mengintip ke dalam kamar Jihan melalui jendela kamar.
"Gelap sekali..."guman polisi itu, tak menyangka bahwa di balik jendela itu bersembunyi-lah Alex, buron nomer satu kepolisian saat ini.
Bukan polisi yang Alex cemaskan saat ini, namun Jihan.
Acuh pada keadaan Alex yang genting, Jihan yang berlutut di hadapan Alex malah kian giat meremas dan mengurut batang konti Alex.
Gocekan tangan gadis bertatoo itu sungguh terampil merangsang konti Alex, perlahan batang konti yang kekar itu kian padat menggumpal keras.
"Ooohh damm you Jihan.." rutuk Alex.
Se-sakti sakti-nya Alex, tak urung batang konti Alex yang dielus elus oleh jari jari lentik Jihan akhirnya perlahan ngaceng juga.
Ingin rasa-nya Alex mengusir Jihan dari selangkangannya, namun Alex takut nanti akhirnya akan ada keributan yang ujungnya membuat persembunyian Alex terbongkar.
"iihh... iiih... konti kak Alex gede dan keras banget.." Jihan dengan gemes menerka nerka bentuk konti Alex di balik boxer.
"hush... hush..." Alex mengkibaskan telapak tangannya mengusir Jihan, sementara polisi di depan kamar Jihan masih coba melongok ke dalam kamar Jihan.
"Mmmm.. Jihan boleh liat konti kak Alex kan?"tanya Jihan berbisik pelan.
Alex belum sempat menjawab tapi Jihan dengan centil sudah lebih dulu menarik turun celana boxer Alex.
"Kyaaa....!!" Jihan terperangah dan tanpa sadar memekik kaget saat melihat bentuk konti kekar Alex, Panjang konti Alex tidak beda jauh dari rata rata kebanyakan orang, namun otot otot kekar yang terukir pada sekujur batang padat itu membuat batang konti Alex terlihat sungguh perkaza!
"Pssstt...!!, pssstt....!!"Alex meletakkan telunjuk di depan bibir dengan mata melotot marah.
Polisi di depan kost Jihan yang hendak pergi, kembali membalik tubuhnya ke arah kost Jihan mencari sumber pekikan mencurigakan tadi.
"Wooow..., emejing!, gluuk... konti kak Alex mantep banget..., Jihan... Jihan jadi pengen..."Jihan bak tersihir magic konti Alex, gadis berambut hitam panjang itu menurunkan celana boxer Alex.
Dengan gemetar Jihan menggenggam erat konti Alex dan mengeluarkan batang konti Alex dari celana yang membungkusnya itu.
"Gluk.. gede... gede banget.. gluk..." lenguh Jihan.
clap.. clap... clap... reflek telapak tangan Jihan mengocok ocok batang konti Alex yang Jihan genggam erat itu dengan gemes.
"Jihan... Jihan... stop.. stop " erang Alex, kocokan tangan Jihan emang uenak dan bikin ketagihan tapi saat ini momen-nya terasa sungguh tidak pas!!
Di saat rasa cemas dan takut tertangkap polisi menyergap perasaan Alex, di saat itu pula rasa nikmat mendera kemaluan Alex.
Rasa nikmat dan rasa takut tertangkap oleh polisi campur aduk dalam hati Alex menimbulkan sensasi ngeri ngeri sedap buat Alex.
"Ooh Jihan... stop... ooohh stop!!" Alex tak tahan dan akhirnya melenguh enak juga saat bibir Jihan mengecup dan mencium-i pentol telanjang Alex.
"Cup... cup.. mmmh... mmmh" Jihan mencumbu konti Alex dengan penuh perasaan, pentol konti kekar Alex itu di cium-nya mesra, sesekali Jihan menjilat batang konti Alex hingga sekujur tubuh Alex menggeletar geli.
"Stop... hentikan Jihan... " Alex menyeka keringat di keningnya, uedan...., cium-an Jihan di konti-nya sungguh memabukkan.
"Cup... cuup.., Alex... Alex jangan berontak lagi, nikmati saja.." rintih Jihan mesra.
Jihan membuka mulutnya membuat huruf O lebar, dicucupnya konti Alex dan perlahan di lahap-nya pentol konti dalam mulut mungil Jihan.
Nyesss... konti Alex berasa anget dan ayem saat dalam kuluman mulut becek Jihan, konti Alex berasa sungguh geli geli enak.
"Srrruupp....." Jihan me-mulai proses mengoral konti Alex dengan menyedooot pentol konti Alex kuat kuat hingga pipi-nya mengkempot.
"Oouuch, jihan... Jihan!!" Raga Alex melengkung, jiwa-nya serasa ikut terhisap dalam kenyot-an mulut Jihan itu.
Sleeph...!, Jihan mendorong separuh batang konti Alex ke dalam rongga mulut-nya
Jihan memaju-mundurkan kepalanya mengkocok cendawan konti Alex dalam mulut-nya.
"Oouuh... Jihan ... hentikan !! Oouh..." Alex menjambak rambut Jihan, menahan gerakan vibra kepala Jihan yang kian cepat meng-kopyok konti-nya.
Slruup... slruup... Jihan mem-blow job konti Alex bagaikan menikmati sebatang permen lolli pop, Konti Alex di jilat-nya, di emut dan disedot sedot se-antusias seorang anak kecil sedang makan permen manis.
Damm..!, this girl definitly can suck!! batin Alex dalam hati.
Alhasil belum 10 menit Alex sudah merasakan dengkulnya gemetar dan batang konti-nya berkedut menjelang ejakulasi-nya.
"Mmmm....,mmmh... mmmhh..." melihat Alex menggeliat geliat bak cacing kepanasan , Jihan makin mempercepat ritme sepongan-nya dan...
Crot... crot... crot.., Konti Alex meletup dahsyat menyemburkan sperma kental dalam mulut Jihan.
Bagai kehausan Jihan menelan semua pejuh Alex yang tumpah dalam rongga mulut-nya.
Dan seakan tak mau menyia-nyia-kan setetes-pun peju Alex, Jihan mengkenyot konti Alex lagi dan lagi..., membersihkan seluruh sisa sisa sperma di batang konti Alex.
"Ooouuhh...ooouhh... " tanpa sadar Alex melenguh kencang saat Jihan mengakhiri aksi oral seks-nya dengan menjilat-i dan meng-emut biji pelir Alex.
Jihan tersenyum puas melihat kenikmatan yang terpancar di wajah Alex.
"Di dalam rumah ini!!, ada orang di dalam rumah ini" polisi yang ber-patroli di depan kost Jihan berteriak memanggil bantuan mendengar suara lenguhan Alex.
Personel Prestige team elite Alpha langsung bergerak mengepung kamar kost Jihan.
Kevin dan dua orang terbaik-nya bersiap mendobrak masuk.
Alex sigap memakai kembali pakaian lengkapnya, di tariknya Jihan berlindung di belakang punggung Alex.
Alex bersiap menghadapi segala kemungkinan terburuk saat team Prestige membobol masuk dalam kamar Jihan.
Kevin menendang jebol pintu kamar kost Jihan.
Kevin terlihat tersenyum lega saat mendapat-i Alex dalam kamar kecil itu.
Alex urung menyerang karena mengenali Kevin sebagai salah satu anggota team Alpha.
"Tahan!!, tahan tembakan kalian, di dalam ada inspektur Alex" Kevin memberi aba aba pada seluruh polisi yang ada untuk menahan diri.
Mendengar aba aba Kevin, Alex menjadi lega karena tidak jadi bertempur dengan team Prestige yang notabene adalah teman teman-nya sendiri di Alpha.
"Inspektur Alex... syukurlah akhirnya kami menemukan anda..."Kevin menyilangkan telapak tangannya di kepala, memberi hormat pada Alex diikuti anggota Prestige yang lain.
"Hush... ngawur kalian panggil saya pakai embel embel inspektur segala, kalo mau tangkap ya tinggal tangkap saja...!" bentak Alex pada Kevin.
"Maaf inspektur... saya tidak bercanda.., atas perintah jendral Djonatan mulai sekarang kamu adalah pimpinan team Alpha menggantikan inspektur Gozo." jawab Kevin.
Weleh weleh si Kevin ini mabok apa? masak buronan polisi malah dijadi-in pimpinan Alpha.
"Apa maksud kamu Vin..?" tanya Alex.
"Pembunuh inspektur Gozo sudah ditangkap Alex!, nama kamu sudah dihapus dari daftar most wanted!" Jelas Kevin.
Alex melongo mendengar kata kata Kevin.
"Dan untuk menggantikan inspektur Gozo, jenderal Djonathan sudah menerbitkan SK pengangkatan buat Alex, yeah... Alex, sekarang kamu-lah pimpinan team Alpha."
"Bagaimana bisa...?"Alex masih tak percaya akan penjelasan Kevin, jangan jangan ini jebakan?
"Udah lebih jelas-nya nanti sama pak Djonatan saja Alex. Sekarang Inspektur harus bergegas ke rumah dinas gubenur Adiguna" Kevin terus mencerocos.
"Rumah dinas Adiguna?" tanya Alex heran.
"iya Inspektur, Shinobi dan WWW akan membunuh Adiguna malam ini" jelas Kevin.
"Shinobi..., pembunuh itu begitu misterius.."desis Alex.
Alex melangkah keluar dari kamar Jihan mengikuti Kevin, beberapa polisi tampak memberi selamat dan menyalami tangan Alex.
Alex sudah hampir berangkat meninggalkan kawasan gang gang sempit itu saat Jihan melongok keluar dari balik pintu kamar-nya yang jebol.
"Kak Alex..., kak Alex mau ninggalin Jihan?" mata Jihan nampak berkaca sedih, esok hari kehidupan keras Jihan di kawasan gang gang sempit itu akan dimulai lagi.
Alex menghentikan langkahnya, hati-nya trenyuh. Alex yakin Jihan pantas mendapat kehidupan yang lebih baik daripada ini.
"Kevin, bisa bantu saya..?" panggil Alex pada Kevin.
"Siap Inspektur?"Kevin langsung merespon panggilan Alex, atasannya sekarang.
"Tolong aturin program perlindungan saksi untuk gadis itu, beri identitas dan kehidupan baru yang aman untuk dia!, dia sudah menyelamatkan saya dari ancaman organisasi WWW tadi" tanpa menoleh ke Jihan lagi, setelah memberi perintah pada Kevin, Alex bergegas meninggalkan tempat itu berangkat ke rumah dinas gubenur Adiguna.
"Siaaap Inspektur...!!"jawab Kevin antusias melaksanakan tugas perdana dari bos baru-nya.
Di kemudian hari Jihan mendapat identitas baru dan penghidupan layak di Malang, gadis cantik itu tak perlu lagi menjalani kehidupan malam di Jakarta untuk menafkahi keluarga-nya.
Alex sendiri tidak sabar bertemu dengan jendral Jonathan untuk mengklarifikasi perubahan nasib-nya yang naik turun dratis bak roller coaster ini.
*****
Jackal tertawa terbahak bahak, inilah momen ke-emas-an dalam hidupnya.
Saldo rekening pribadi-nya berlimpah, musuh musuhnya sudah ia singkirkan dan karier-nya di kepolisian menggapai puncak dengan tewas-nya Gozo.
Namun yang bikin Jackal paling bahagia saat ini tentu saja adalah tubuh mungil nan montok yang sedang meronta ronta dalam tindihan-nya.
"Hwaahh... hhaaa... sekarang kamu adalah milikku Aileen haa... haaa.." Jackal menggenjot kontinya melumat tempik Ai, si gundul itu telah memperkosa Aileen habis habisan.
"Dasar bedebah... kamu akan menerima balasannya sebentar lagi..aaakhh!!" kutuk Ai pada Jackal.
"Haa... haaa..., menjeritlah sepuas-mu Ai, sekarang Jackal si hebat inilah yang pegang kendali, hhaa... haaa.. organisasi WWW dan team Alpha sekarang ada dalam kuasa saya!!"Jackal yang keblinger memuja muja dirinya.
"Dasar liciik, Ai akan melapor ke polisi biar Oom ditangkap" ancam Ai.
"Haa... haa..., Ai... Ai, kamu ini belum sadar apa?, Oom lebih pintar daripada kamu!, Oom sudah lebih dulu menghubungi polisi untuk menangkapmu" kekeh Jackal yang ternyata telah menelepon polisi dengan berpura pura melaporkan percobaan pembunuhan pada diri-nya.
"Nanti kita lihat saja Ai, siapa yang akan mereka tangkap, Oom inspektur baru mereka atau Ai, gadis depresi yang datang mendobrak masuk dalam rumah Oom tanpa ijin dengan niat membunuh Oom untuk balas dendam kematian kekasih-nya"tantang Jackal yang sudah menyiapkan jebakan terakhir buat Ai.
Setelah ucapanu Jackal selesai tiba tiba di luar rumah Jackal seketika ramai oleh mobil mobil polisi, suara sirine mobil polisi terdengar meraung raung.
"Hei mereka datang terlalu cepat!!"protes Jackal, Jackal belum sempat ngecrot dalam tubuh Ai saat para polisi itu datang merespon panggilan Jackal.
Braaak...!! terdengar suara daun pintu rumah Jackal digerebek. Team Prestige dipimpin langsung oleh Djonathan datang menyelamatkan Jackal.
Ploop... Jackal mendengus kesal birahinya belum tuntas terlampiaskan tapi Jackal terpaksa menarik keluar konti kentangnya dari dalam tubuh Ai.
"Arrghh sialan... kenapa mereka meski datang di saat lagi nanggung seperti ini" Jackal buru buru melepaskan tali tali yang melilit tubuh Ai menyisakan seutas tali yang mengkunci pergelangan tangan Ai saat para polisi semakin dekat dengan kamar tempat Ai disekap.
Ai lega lepas dari tubuh Jackal yang menggumuli-nya.
"Dobrak...!!"terdengar suara tegas jenderal Djonathan memerintahkan bawahannya mendobrak masuk.
"Hee... hee... pada akhirnya saya-lah yang akan selalu menang Ai" Jackal terkekeh sambil menodongkan pistol ke kepala Ai, Jackal melepas tali di pergelangan tangan Ai.
"Good bye Ai..." Jackal membidikkan pistol di tangannya ke kening Ai.
Ai memejamkan mata-nya, apakah ini akan jadi akhir hidup-nya?
Door...!! terdengar letupan pistol.
"Aakkhh... tolong .. tolong..., gadis ini mau membunuh-ku" jerit Jackal kesakitan.
Ai membuka mata-nya, Jackal terduduk di lantai berlumuran darah, dengan nekad Jackal menembak bahu kiri-nya sendiri untuk menjebak Ai.
Braak...!! , Djonathan menerobos masuk dalam ruangan diikuti Mathew dan Naybila, polisi yang lain berjaga di luar.
"Syukurlah kalian datang, Gadis ini berkomplot dengan Alex dan berencana membunuh saya!! "jerit Jackal pada Djonathan.
Djonathan nampak gusar melihat Ai yang terbaring telanjang di lantai.
"Tangkap dia!!" Jendral Djonathan memberi instruksi pada Mathew dan Naybila.
Mathew dan Naybila bergegas mendekati Ai.
"Hee... hee... saya menang Ai"Jackal memberi tatapan mengejek pada Ai.
"Ooh... Aileen, kamu baik baik saja kan?" Naybila melepas mantel yang ia kenakan untuk menyelimuti tubuh Ai dari ketelanjangan-nya.
Gadis berhijab itu tak kuasa menahan haru melihat kondisi Ai.
Mathew mengeluarkan borgol dari balik seragam-nya dan...
Ceklek...!!, alih alih memborgol Ai, Mathew berbalik dan malah ganti memborgol pergelangan tangan Jackal.
Jackal terperanjat kaget dan langsung murka memarah-i Jackal.
"Hei dasar anak bodoh, kamu salah tangkap!!, Ai-lah yang harus kamu borgol, bukan saya!!"geram Jackal.
Mathew tak bergeming, tak peduli dengan luka tembakan di bahu Jackal, Mathew memaksa si botak untuk berdiri.
"Kurang ajar!!, kamu tahu siapa saya? saya adalah inspektur yang baru, sayalah pimpinan team Alpha" berontak Jackal.
Mathew menarik Jackal ke hadapan Jendral Djonathan.
"Eheemm..., Jackal kamu kami tangkap karena telah melakukan pembunuhan, korupsi dan ber-kolusi dengan organisasi jahat WWW" jelas Djonathan dingin.
"Hei... apa apa-an ini Jendral, saya tak bersalah, saya dijebak!!, Alex dan Ai sudah menjebak saya" raung Jackal.
"Kamu berhak untuk diam Jackal, atau kata kata kamu bisa kami pergunakan untuk melawan kamu di pengadilan" Djonathan terus membacakan hak hal Jackal tanpa menggubris amarah Jackal.
"Kenapa??... kenapa??"Jackal menggeram menantang Djonathan.
Djonathan mengeluarkan ponsel-nya dari saku-nya dan menyetel salah satu file rekaman di ponsel itu.
"Si hebat Jackal inilah yang tiap bulan mengkoordinasi dan mendistribusikan jatah uang bulan-an dari WWW untuk para pejabat, politikus dan polisi polisi itu!!" rekaman suara Jackal yang mengakui kong-kali-kong-nya dengan WWW terdengar jelas dari ponsel Djonathan
"Haa... haa... itu.. itu jebakan... jebakan" Jackal panik mendengar rekaman suara-nya itu.
Djonatan lanjut menyetel rekaman berikutnya.
"Saya pembunuhnya... Jackal si hebat inilah yang menembak mati Gozo..." suara Jackal yang mengakui pembunuhan Gozo kembali terdengar jelas.
"Oohh... eehh... itu... itu ... " muka Jackal pucat pasi, itu.. itu suara-nya.
Djonatan dengan dingin memutar rekaman berikutnya.
"Hii... hii... betul Ai... pembunuhan itu bukan ulah Shinobi, saya-lah yang membunuh Iichiro, saya-lah yang telah memperkosa dan membunuh Saras!!" Rekaman terakhir ini-lah yang paling membuat Djonathan geram, Ichiro bagaikan saudara kandung buat Djonathan.
"Dari mana... ? dari mana rekaman itu?"Jackal sudah memastikan tidak ada penyadap di rumahnya.
"Dari sini bangsaat!! " Ai yang berdiri tertatih dibantu Naybila mengacungkan alat perekam wireless berbentuk anting yang dari tadi terpasang di telinga Ai.
Alat penyadap itu terhubung langsung dengan alat perekam yang terdapat di mobil Djonatan yang sedari tadi sudah berjaga di dekat rumah Jackal.
Alat perekam itu merekam lengkap semua kata kata yang diucapkan Jackal saat memperkosa Ai.
Dengan rekaman pengakuan dari mulut Jackal langsung ini, keterlibatan Jackal dalam pembunuhan Gozo dan Iichiro
tidak terbantahkan lagi.
"Apa... apa... Ai menjebak saya?"dengkul Jackal langsung lemas, Jackal jatuh berlutut di lantai.
Sebelum berangkat ke rumah Jackal, Ai lebih dulu menemui Mathew dan Naybila untuk merencanakan muslihat menjebak Jackal.
Mengetahui si licik Jackal licin bagai lele dumbo, Ai sengaja mengorbankan diri-nya rela diperkosa Jackal demi mendapatkan rekaman pengakuan kejahatan Jackal.
"Kamu akan membayar mahal untuk semua perbuatan-mu ini Jackal, akan saya pastikan kamu mendekam selama mungkin di dalam penjara yang paling gelaap dan kejam" gemeletuk Djonathan menahan emosi.
"Cepat tahan dan bawa bajingan ini ke nusakambangan!!" Perintah Djonathan.
"Jangan... jangan..."Jackal mewek ketakutan mengetahui jeruji penjara-lah yang bakal menjadi masa depannya.
"Rasakan!!, membusuklah kau di penjaraa!!" Jerit Ai melampiaskan kebenciannya pada Jackal. Ai menangis sesenggukan karena sudah berhasil menyelamatkan Alex dan menangkap pembunuh orang tua-nya.
Mathew menarik keluar kasar Jackal mengantar Jackal ke rumah baru-nya yang dingin dan kelam.
"Maafkan saya Ai, saya pastikan Jackal akan dihukum berat atas perbuatannya" Djonathan membungkukkan badan-nya memberi penghormatan pada Ai, salut akan dedikasi dan pengorbanan Ai untuk menangkap Jackal.
"Terim kasih jendral, saya cuman minta nama baik dipulihkan"bisik Ai pelan pada Djonathan.
"Haa... haa... tentu saja Ai.." tawa Djonathan.
"Naybila tolong sebarkan memo keputusan saya ini ke seluruh kepolisian..." Djonathan menarik nafas panjang sebelum mengeluarkan titahnya.
"Mulai detik ini status tersangka Alex dihapus dan dengan ini saya angkat Alex menjadi pimpinan team Alpha dengan pangkat Inspektur" tegas Djonathan.
"Alex... huu... huu..." Ai menangis bahagia mendengar kabar baik untuk Alex itu.
"Naybila, perintahkan Kevin untuk mengkerahkan seluruh kekuatan mencari Alex."
"Siap jendral..." Naybila dengan mantap menerima perintah dari Djonathan.
"Terima kasih Jendral..." Ai tulus berterima kasih pada Djonathan.
"Sekarang masih terlalu awal buat kita untuk merayakan kemenangan Ai.." desis Djonathan.
"Gubenur Adiguna!, celaka kita harus melindungi tuan Adiguna. Shinobi malam ini akan membunuh-nya." Ai teringat komunikasi terakhir antara Jackal dan Shinobi tentang rencana membunuh Adiguna.
Saat itu juga Djonathan bersama Ai berangkat ke rumah dinas gubenur Adiguna.
Seusai menggerebek rumah Jackal, sekarang konsentrasi utama team Alpha adalah melindungi Adiguna dan menangkap Shinobi.
******
Adiguna duduk resah dalam kamar pribadi-nya, lagi lagi diri-nya menemukan surat ancaman pembunuhan dari WWW di kamar-nya.
Rumah dinas-nya sudah dilengkapi penjagaan canggih dengan puluhan penjaga, namun Shinobi masih saja bisa menyusup masuk dan mengancam-nya.
Gigi Adiguna bergemeletuk teringat raut wajah Piero, yang pernah menyusup dalam apartemennya dan mengancam-nya.
"Orang itu pasti Shinobi..." guman Adiguna dalam hati.
Acara perayaan kemenangan akan di mulai dua jam lagi dan Adiguna harus menyiapkan pidato kemenangannya.
Adiguna bangkit dari tempat duduk-nya dan berbalik.
Degg...!! Adiguna melonjak kaget saat membalikkan tubuh-nya.
Piero ternyata sudah ada dalam kamar-nya, berdiri di belakang Adiguna.
"Haloow gubenur kita bertemu lagi..." sapa Piero sambil menyeringai sadis.
"Hah..??, bagaimana kamu bisa masuk?"tanya Adiguna.
"Hee... hee.., tidak perlu basa basi gubenur, kita to the point langsung ke bisnis kita saja gubenur, saya sudah memperingati kamu untuk mundur dari jabatan gubenur tapi kamu membandel"
"Sekarang rasakan akibat-nya" Piero menghunus belati untuk membunuh Adiguna.
"Jangan... jangan..." Adiguna beringsut mundur sampai mendesak dinding di balik punggung-nya untuk menjauhi Piero.
Piero bergerak maju makin dekat dengan Adiguna.
Piero bersiap membacokkan belati-nya memyembelih Adiguna.
Di saat genting itu tiba tiba terdengar suara ketukan di pintu kamar Adiguna.
"Adiguna san..., cepat buka pintu-nya, ini Yuna mau masuk" Yuna kekasih Adiguna mengetuk pintu ingin bertemu Adiguna.
"Oohh..., itu suara guru berdada besar itu..." Piero menyeringai mesum membayangkan sosok ibu guru MILF itu.
Piero dan Yuna sama sama berprofesi sebagai guru di SMU Internasional.
"Hei.., mau apa kamu...." melihat senyum cabul Piero, Adiguna takut Piero merencanakan sesuatu yang jahanam pada Yuna.
"Cerewet..." Piero melayangkan tinjunya menghajar kening Adiguna hingga Adiguna terjerembab jatuh pingsan di lantai.
"Adiguna san... Adiguna san..." ketukan di pintu kamar Adiguna makin kencang.
"Hiii... hii.., tidak ada salah-nya bersenang senang dulu sebelum membunuh gubenur ini" Piero berjalan ke pintu untuk membuka pintu kamar.
Yuna tidak menyadari kehadiran si jahanam yang menunggu di balik pintu.