Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG High School Detective

File 71 Demon

Piero melangkah-i kerumunan polisi bersenjata yang menjaga rumah dinas gubenur Jakarta dan dengan mudah melenggang masuk ke dalam acara pesta perayaan kemenangan gubenur Adiguna.

Polisi polisi korup yang menjadi kroni kroni organisasi jahat WWW sengaja melonggarkan penjagaan sehingga memudahkan pembunuh berbahaya milik organisasi WWW itu untuk menyusup masuk.

Puncak acara baru akan dimulai jam 7 malam nanti namun para pendukung dan simpatisan Adiguna sudah banyak yang hadir memenuhi rumah dinas gubenur berlantai tiga itu.

Piero terus berjalan masuk ke dalam kediaman orang nomer satu di Jakarta itu, tak menghiraukan teriakan yel yel kemenangan yang berkumandang silih berganti.

Piero membuka kaca mata bulat tebalnya yang selalu ia kenakan sehari hari untuk menunjang penyamarannya sebagai guru fisika yang kikuk dan kalem di SMU Internasional.

Piero tersenyum sinis membayangkan bahwa sebentar lagi pesta perayaan ini seketika bakal berubah menjadi acara berkabung akan kematian Adiguna sang gubenur terpilih.
****
Tubuh polos telanjang Ai jatuh tersungkur di lantai saat Jackal menghantam ulu hati gadis mungil itu.

Ai mengerang kesakitan, namun belum sempat Ai bereaksi pada serangan di ulu hatinya itu, Jackal si tua gundul sudah lebih dulu merangsek dan menindih tubuh Ai di lantai.

"Aakkhh... sakiit.." Ai lagi lagi menjerit kesakitan saat Jackal menelikung kedua tangannya ke belakang.

"Hii... hii.., kamu bukan lawan-ku Aileen kecil..." Jackal mengulurkan seutas tali dan membelit kedua pergelangan tangan Ai.

Sreet... sreet.... Ai merasakan seutas tali yang membelit kedua pergelangan tangannya itu ditarik oleh Jackal hingga mengikat tangannya kencang.

Ai berusaha menggeser dan menggoyang goyangkan tangannya cepat, latihan di akademi kepolisian mengajarkan Ai untuk lepas dari ikatan model ini dengan cepat dan mudah.

Begitu lepas dari ikatan ini, Ai bertekad langsung melumpuhkan Jackal dengan jurus jurus judo-nya.

"Hii... hii... kamu terlalu meremehkan saya Ai, apa kamu lupa kalo saya-lah yang mengajari-mu cara melepaskan diri dari ikatan ini?" Jackal tersenyum menang, dengan cepat ayah Alex itu menjeratkan tali di tangannya hingga melingkari leher Ai.

Ai mengomeli diri-nya yang sesaat lupa kalo instruktur tali temali di akademi kepolisian adalah Jackal sendiri.

Jangan lupa juga Ai, meski kelakuannya cabul dan bejat namun sama seperti Alex, Jackal adalah lulusan terbaik akademi kepolisi-an di angkatannya.

"Uuukkhh... aakkhh.." Ai terbatuk batuk saat lingkar tali yang menjerat di lehernya itu semakin mengkecil dan kian mencekik lehernya.

Greet... greet... !!, cekikan di lehernya itu membuat Ai lemas kehabisan nafas.

Tanpa perlawanan berarti dari Ai lagi, Jackal membelitkan tali di tangannya mengikat dada, perut dan paha Ai dengan kencang.

"Aakkh... aaakhh... mau apa kamu? Dasar jahanaam..." pekik Ai saat tali tali Jackal meliliti puting susu merah jambu milik Ai.

Tubuh Ai menggelinjang saat seutas tali yang lain menyusup ke sela selangkangannya kemudian ditarik kencang oleh Jackal hingga terikat erat pada pinggul Ai.

Dengan cekatan Jackal memintal tali temali itu ke tubuh Ai hingga kini sekujur tubuh kuning langsat Ai itu terjerat tali di sana sini.

Sreet... sreet... Jackal membuat simpul mati kencang pada ikatan terakhir di tubuh Ai.

"Lepasin Ai..." Ai hilang keseimbangan dan jatuh berlutut di lantai akibat tali tali yang melinting linting di sekujur tubuhnya itu.

Plok... plok.., Jackal bertepuk tangan memuji hasil karya-nya sendiri.

Ai yang tubuhnya terikat tali berlapis lapis itu tidak mungkin meloloskan diri lagi.



Jackal yang menang pengalamanan sebagai polisi kawakan sepertinya sudah memperhitungan segala siasat yang digunakan oleh Ai.

Ai yang bertubuh ranum mem-bahenol itu kini mutlak jadi milik-nya pikir Jackal.

"Hwa... waa... waa.., akhirnya aku bisa menikmati tubuh-mu Aileen" Jackal tertawa cabul membayangkan hal hal mesum yang dapat diperbuat pada tubuh montok tak berdaya di hadapannya itu.

Jackal berjalan berlahan mengitari tubuh Ai yang berlutut di lantai, mata-nya jelatatan menyusuri sekujur lekak lekuk aurat Ai yang sentosa itu.

"Hmm... kamu cantik seperti Saras ibu-mu Ai, tapi tubuh kamu slruup...slruup ,hmmm.. jauh lebih bahenol dari-nya"Jackal membelai belai rambut Ai.

Ai menatap Jackal dengan raut galak dan jijik.

"Hee.. hee... dari mana dulu ya? Hee... hee.. dari dulu oom paling gemes sama susu montok kamu Ai" tangan Jackal mencomot payudara kiri Ai dan langsung meremas remas buah dada Ai yang kenyel dan elastis itu.

Nyoot... nyoot... dengan berangasan Jackal meng-ulen-i payudara montok Ai hingga bentuk-nya penyok tak karuan.

"Hhmmpph... dasar bajingan.. lepasin Ai" jerit Ai tak rela tubuh-nya dijamah dan dilecehkan oleh si botak.



Dengan tubuh terjerat tali, Ai tidak berdaya dan hanya bisa pasrah saja membiarkan payudara mengkal yang membusung padat di dada-nya itu di-krunyel krunyel oleh Jackal.

"Hwee... hee.. ooh Ai susu kamu sungguh empyuuk, lembut dan yuummi sekali... ooohh enak... enak..." Jackal yang sudah lama terobsesi parah pada buah dada Ai itu melampiaskan hasratnya dengan memplenyot-plenyot dada montok Ai itu dengan brutal.



Jackal menyibak tali yang melilit dada Ai, kemudian dengan gemes Jackal mencubit-i puting imut yang mancung di puncak payudara Ai kuat kuat.

"Kyyaa..., sakiit... lepasin Ai" Ai meronta kesakitan saat Jackal mempelototi dan memelintir melintir puting susu-nya itu hingga me-merah lecet.

"Hiii... hiii.. gemes-in banget pentil kamu ini Ai, imut dan warna-nya pink banget hii.. hii..."

"Aahhhkk.. kenapa oom jahaat?!, oom kan polisi...?"jerit Ai.

"Hwaa... hwaa.. Ai pikir berapa gaji seorang polisi hah?, oom juga pingin hidup enak dan mewah, seneng seneng menikmati hidup" gelak Jackal.

"Dengan gaji seorang polisi oom cuman bisa hidup sederhana, tapi dari organisasi WWW... Woow, Oom bisa dapat uang milyaran wkk... wkk.., oom bisa foya foya setiap hari, oom bisa kimpoi sama cewe cewe cantiik tiap hari wwkk... wwkk..." Jackal terbahak bahak membeberkan motif utama-nya berkomplot dengan organisasi WWW.

"Tapi.. tapi mereka itu jahaat..." protes Ai.

"Jahat? Mereka memberi saya uang milyaran setiap tahunnya, buat saya WWW itu sungguh baik hwa...waa.." Jackal tertawa sambil melepasi pakaian yang ia kenakan satu persatu.

Tubuh Jackal kini telanjang bulat, tubuh polisi senior itu nampak masih kekar hanya perut-nya saja yang sudah mem-buncit.

"Kyaa... Oom mau apa? Jangan deket deket Ai.." jerit Ai ngeri saat melihat konti Jackal yang menggandul gandul di sela selangkangan berbulu lebat milik si botak cabul itu.

"Organisasi WWW itu tidak jahat Ai.., merekalah yang mewujudkan impian Oom untuk jadi orang kaya..." ketus Jackal seraya kedua tangannya yang menggerayangi tubuh Ai mulai merambat turun ke bagian bawah tubuh Ai.

"Tapi... tapi... aaakhh.. aakkh...." Ai menggelinjangj saat tangan Jackal tiba tiba menyelusup ke sela selangkangan Ai dan dengan kurang ajar Jackal menusukkan telunjuknya masuk hingga amblas ke dalam liang tempik Ai.

Sleepp... jari telunjuk Jackal membelah bibir rapat vagina Ai yang hangat itu.

Spontan dinding vagina Ai mengkerut menjepit dan berdenyut berusaha mendorong keluar benda asing yang coba menjajah-nya itu.

"Oohh.. tempik kamu legit sekali Ai, sayang kamu sudah tidak perawan lagi.., bocah bangsat itu sudah mendahului oom" geram Jackal saat menyadari bahwa Ai sudah terlanjur diperawani oleh Alex.

"Aakkh.. sakit... sakit Ai ga mau..." Ai mengerang kesakitan saat jari telunjuk Jackal makin dalam mengkorek korek liang tempiknya yang kering hingga dinding tempik Ai terasa lecet dan panas.



"Dasar cewe murahan!!, kamu harus di hukum Ai.., Ai suka dikimpoi kan? Ayo rasakan ini..."dipenuhi amarah cemburu pada Alex, Jackal menusukkan telunjuknya makin juram ke dalam tempik Ai.

"Iiyyaaaaa..... sakit...lepasin Ai... iiiyaaa..." pekik Ai kesakitan saat Jackal mulai mengkocok telunjuknya dalam tempik Ai.

Tek...tek... tekk..tek... dengan kasar jari Jackal mengowol owol tempik Ai. Tangan Jackal bergerak cepat mencebok-i liang kemaluan Ai itu hingga tubuh Ai terpental pental kesakitan.

"Iiihh... iiihh.. iihh... lepasin Aiii..." tubuh Ai menggeletar geletar dahsyat, jari jari Jackal makin liar dan kasar merojok-i tempiknya.

"Hee... hee.. dasar jalang kamu pantas di hukum..!!" Jackal tertawa puas melihat Ai yang menggelinjang kesakitan.

"Lepasin... iihh... lepasin Ai... iiihh..." rintih Ai kesakitan.

"Berkat bantuan WWW juga hari ini Oom bisa mendapatkan tubuh molek-mu ini Ai.." bisik Jackal sambil menarik keluar telunjuknya yang tertanam di kemaluan Ai.

Buat Jackal bisa mereguk kenikmatan tubuh Ai jauh lebih berarti dibandingkan transfer uang milyaran rupiah dari WWW ke rekening pribadi-nya.

"Hik...hik.., Oom kan sahabat ayah Ai? Masa Oom tega sih menyakiti Ai?"isak tangis Ai yang putus asa mulai pecah, ikatan tali Jackal begitu rapat dan kencang tanpa sela sedikitpun.

Jackal melangkah pelan dan kini berpindah posisi berhadapan dengan Ai.

"Oom dan ayah Ai sangat akrab, kalian berdua pasangan polisi yang kompak , Bunda Saras juga sangat baik sama Oom.., Ayo Oom, masih belum terlambat untuk tinggalkan organisasi WWW..." Ai terus coba menasehati Jackal yang di-buta-kan oleh kemewahan duniawi hingga khilaf berkomplot dengan WWW.

"Ichiro?? Huh..!!, sampai kapan-pun dendam-ku padanya tidak mungkin padam, si keparat itu-lah yang telat merebut posisiku di kepolisian dan juga merebut Saras dari tanganku!!" Wajah Jackal merah padam terbakar amarah cemburu, saat Ai menyebut nama Ichiro ayah-nya.

Untuk meredam ekspansi organisasi WWW ke Indonesia, kepolisian Tokyo mengirim Ichiro, seorang kadet muda-nya untuk bekerjasama dengan kepolisian Jakarta memberantas WWW.

Jackal muda, lulusan terbaik akademi kepolisian yang paling berprestasi-lah yang saat itu ditunjuk oleh mabes polri untuk menjadi partner Ichiro meng-inisiasi terbentuknya team Alpha.

Lebih pintar, smart dan lebih teliti dibanding Jackal, membuat karier Ichiro lebih moncer dibandingkan Jackal.

Perlahan posisi Jackal sebagai 'anak mas' kepolisian tergeser oleh Ichiro.

Lebih perih lagi buat Jackal, Saras teman dari kecil-nya yang ia cintai diam diam ternyata juga jatuh cinta pada Ichiro bahkan akhirnya menikah dan menjadi istri Ichiro.

Menganggap Ichiro telah menghancurkan hidupnya dengan merebut karir dan cinta-nya membuat Jackal sungguh dendam pada Ichiro.

"Si bangsat Ichiro itu telah mengkacaukan masa depanku!!, rencana-ku untuk menikahi Saras jadi berantakan!!" Geram Jackal yang makin marah saja saat Ai menyinggung nama ayahnya itu.

Sejak kecil Jackal sudah memendam asmara dan juga nafsu pada sosok Saras yang tak kalah ayu dan seksi dibandingkan Ai itu.

"Hee... hee.. tapi sekarang sudah ada kamu Ai, kamu lebih cantik dan jauuh lebih montok dibanding Saras..."Jackal tersenyum cabul berencana melampiaskan dendam-nya pada Ichiro sekaligus melampiaskan hasrat nafsu terpendam-nya pada Saras dengan memperkosa Ai.

"Jangan...jangan Oom, Ai ga mauu... hhhmp...hmmp.." mulut Ai terbungkam saat Jackal mendadak menyodokkan batang konti-nya masuk ke dalam mulut Ai.



Jackal memaksa Ai untuk menelan batang konti-nya yang mendadak menyeruak masuk dalam mulut mungil Ai itu.

"Cerewet... ayo sekarang sepongin kountol Oom..., sedot... sedot yang kencang" tak kenal ampun Jackal mendorong kontinya makin dalam ke mulut Ai hingga pentol konti Jackal menubruk kerongkongan Ai, Jackal si gundul cabul itu memaksa Ai untuk mengoral kontinya.

"Gluuph .. gluuph... uukhh..." Ai merintih kesakitan, Ai menggelengkan kepalanya lemah berusaha memuntahkan batang konti yang menyumpal mulutnya itu.

"Huh ... dasar bandel... suck my dick...!!" Jackal menjambak rambut Ai kencang dan kemudian menggoyangkan pinggulnya mendriblle batang konti-nya men-cocol keluar masuk mulut Ai dengan cepat.

Clap...clap...clap...bagai mesin vibrator pinggul Jackal bergetar dahsyat menumbuk-i oral Ai yang malang itu.

Kepala Ai tersentak sentak kencang tiap kali pinggul Jackal menghantam wajahnya.

Ai tersedak tiap kali pentol konti Jackal menohok pangkal mulutnya.

"Yeah... ooh yeah... ooh mulut-mu anget banget Ai...ooh... ooouhhh..."Jackal merem melek keuenakan-an saat konti-nya meng-oral paksa mulut mungil Ai itu.

"Gaagg... ggaggh ... gaaaggh..." erang Ai yang kehabisan nafas saat Jackal men-deepthroat-kan kontinya hingga seluruh batang konti Jackal terbenam dalam rongga mulut Ai.

Kuluman mulut Ai membuat batang konti Jackal terasa berkedut ngilu.

Sebentar saja ejakulasi bakal menjelang di tubuh renta Jackal.

"Ooouh..., sabar ya Ai...Oom belum mau ngecroot dulu, Oom masih pingin bersenang senang dengan kamu..." kekeh Jackal.



Ploop..., tak ingin dilanda ejakulasi dini Jackal buru buru menarik batang kontinya lepas dari mulut Ai.

"Uhukk...uhukk.. hosh.... hosh..." Ai yang nyaris semaput saat dipaksa mem-blowjob paksa konti Jackal terbatuk batuk hebat.

"Huek...huek...aaah... ahhh.." mulut Ai memuntahkan air liur bercampur cairan pre-cum Jackal.

Lemas kehabisan nafas, tubuh Ai rubuh menelungkup di lantai.

Jackal mengelus elus dan mengkibas-kibas-kan tangannya meng-kipas-i batang konti-nya, susah payah meredakan badai ejakulasi yang berkecamuk di kelaminnya itu.

"Mereka... mereka itu jahat Oom... setelah tidak lagi butuh jasa Oom... organisasi pasti akan mengirim attacker-nya untuk membunuh Oom..." Ai berbisik pelan, gadis berwajah lolli itu tidak putus asa dan terus saja berusaha menasehati Jackal.

"Hee.. hee... WWW tidak mungkin mengkhianati saya Ai hee.. hee..., saya-lah kunci utama dari buku hitam, saya-lah yang tahu siapa saja nama nama pejabat dan perwira polisi yang mem-back-up WWW selama ini"

"Si hebat Jackal inilah yang tiap bulan mengkoordinasi dan mendistribusikan jatah uang bulan-an dari WWW untuk para pejabat, politikus dan polisi polisi itu!!"Jackal makin jumawa saja menceritakan keterlibatannya dalam organisasi hitam WWW.

"Organisasi WWW dan orang orang besar di belakang saya itu akan selalu membela saya Ai, saya tidak takut pada siapa-pun hee... hee..." Jackal tergelak menang. Saking banyak-nya perwira polisi, hakim, politikus busuk dan pejabat korup berpengaruh yang menjadi kroni WWW membuat Jackal merasa di atas angin.

"Tapi... tapi..Oom.." Ai yang tertelungkup di lantai kehabisan kata kata, setiap nasihat Ai selalu dipatahkan dan dimentahkan oleh Jackal.

"Tidak usah tapi... tapi-an lagi, sekarang kita bersenang senang saja Ai...!!" Jackal me-nunggingkan bokong Ai yang berbaring menelungkup di lantai.

Dengan senyum cabul Jackal menyibak belahan pantat Ai yang ncempluk itu hingga gurat anal Ai tersibak.



"Aaahh... Oom mau apa? aaahhh..." tubuh Ai mendadak meremang ngeri saat merasakan ujung telunjuk Jackal menyentuh liang anal-nya yang sensitif.

"Hii.. hii.. oouh anal kamu sungguh kiyut Ai.."Jackal mengelus elus liang kecil yang tersembunyi di sela bongkahan pantat Ai itu dengan gemes.

Ai meronta berusaha melepaskan ikatan tali yang mengekang-nya, namun usaha gadis mungil itu sia sia saja.

"Hee... hee..., jika Oom sudah tidak bisa lagi mendapatkan perawan kamu Ai, biarlah Oom ganti mem-perawan-i anal kamu Ai..." Jackal dengan jahat menusukkan telunjuknya masuk ke dalam liang anal Ai.

Sleeeph... telunjuk Jackal menyeruak paksa dalam anal Ai yang masih sempit dan kering itu. Jari kasar Jackal itu menggesek dinding anal Ai hingga menimbulkan rasa panas dan perih yang tak ter-peri pada liang pantat Ai yang malang itu.



Jangan... jangan... di sanaaaa...aahh.. sakiiiit!!" Punggung Ai melengkung kesakitan, kaki-nya menendang nendang hopeless.

Jujur saja, tanpa sepengetahuan Jackal memang anal Ai juga sudah pernah di bobol oleh Alex, namun rasa-nya tidak se-sakiiit seperti ini!

"Haa... haa... haa.. menjerit!!, menjeritlah Ai... jeritan kamu sungguh seksi... hee... hee... Oom suka... suka...!!" Jackal tanpa ampun membenamkan telunjuknya makin dalam, dalam, dan semakin dalam saja merobek liang anal Ai.

8d14fb9e.jpg


"Aaaahh... aaahhh... aahhh..." rasa sakit yang menyiksa anal-nya itu membuat Ai menangis se-senggukan.

Ai hampir pingsan menahan sakit saat tiga ruas jari telunjuk Jackal akhirnya amblas tercelup seluruhnya dalam pantat Ai.

"Aaah... sakit... sakit Oom.. aah.., lepasin... lepasin Ai Oom.." rintih Ai memelas pada si Oom gundul.

Tapi penderitaan lubang bool Ai baru saja di mulai.

"Hee.. hee..., nikmati saja rasa sakit ini Ai, anggap saja ini hukuman buat kenakalan Ai yang sudah menyerahkan keperawanan Ai pada Alex" Jackal tersenyum bengis, tangan Jackal bergerak menusuk nusuk keluar masuk anal sempit Ai, mula-nya pelan namun perlahan kocokan jari telunjuk Jackal di anal Ai itu makin lama semakin cepat dan semakin kasar saja.

"Jangan!!, ampun... ampun Oom... aaaiiyaaa....!!" Rintih kesakitan melengking dari mulut Ai.

Brett..., dinding anal Ai yang tipis robek saat Jackal dengan kasar mengorek orek ngawur liang anal-nya.



Clap... clap.... clap..!! Telunjuk Jackal makin cepat meng-obol obol anal Ai yang imut itu.

"Iyaaa.... iyaa...."Ai mendeking deking kesakitan, pantat Ai mengejan kencang tiap kali telunjuk Jackal menggerus kasar liang anal-nya. Tubuh mungil Ai menggeliat geliat tak karuan menahan rasa pedih yang mendera bagian bawah tubuhnya itu.

"Hwa... hwaa... seksi.. tubuh -mu yang menggeliat sungguh seksi Ai, dan Oouuhh.. rintihan-mu, oooh... rintihan-mu sungguh merdu..." Jackal seperti psikopat tidak waras saja yang libido-nya terpuaskan saat melihat geliat dan mendengar rintih Ai yang tersakiti itu.

Jackal tersenyum mesum saat melihat bentuk liang anal Ai yang nampak membulat seukuran bekas jari telunjuk Jackal.

"Cuih..., cuihh..!!" Jackal meludahi liang anal Ai, si botak cabul itu sepertinya sudah tidak sabar lagi untuk memperkosa anal imut Ai itu.

Jackal menarik telunjuknya keluar dan ganti menyodorkan kountol-nya ke sela bongkahan pantat putih Ai.

3a596a16.jpg


"Akhir-nya... hee... hee... akhir-nya aku mendapatkan diri-mu Ai!!"gelak Jackal.

"Jangan... jangan ... Ai ga mau..." Ai bergidik saat merasakan pentol konti Jackal berlahan berusaha menyeruak masuk dalam anal-nya, rasa-nya sungguh periiih...

"Oouuhh... anal kamu sungguh seret banget Ai... bener bener anal perawan tulen..." Kesulitan memasukkan konti-nya dalam anal Ai, Jackal menggeyol geyolkan pinggulnya mencari posisi yang paling pas untuk me-lubangi anal Ai.

"Oom jahaaat!!, awas nanti Alex bakal datang dan menghukum Oom" jerit Ai yang sudah putus asa saat merasakan separuh konti Jackal sudah menjajah anal-nya.

"Hwaa... hwaa.!!, apa kata-mu Ai?, Ai ga salah ngomong apa?"

"Alex sekarang bukan siapa siapa lagi, dia cuman buronan pembunuh Gozo dan sebentar lagi para attacker bakal membunuhnya!!"

"Tidaak... Alex bukan pembunuh, Shinobi yang membunuh tuan Gozo dan organisasi WWW yang menjebak-nya!!"dalam posisi ditindih Jackal, Ai tetap mati-mati-an membela nama baik kekasih-nya itu.

"Hee..hee.. ya, Ai kamu memang betul, Alex memang tidak membunuh Gozo hee..
hee..."

"Tapi bukan Shinobi yang membunuh Gozo..."lanjut Jackal.

"Bukan Shinobi?" Ai tercekat, jika bukan pembunuh wahid andalan organisasi WWW itu pelaku-nya, terus..?

"Saya pembunuhnya... Jackal si hebat inilah yang menembak mati Gozo..." Jackal berbisik pelan di telinga Ai.

Pengaku-an Jackal barusan membuat sekujur tubuh Ai bergidik dan merinding ngeri.

"Hah... Oom Jackal membunuh tuan Gozo, tapi.. kenapa? Kyaaa...., aaahhhh...." Ai melengking kesakitan saat Jackal menusukkan batang konti-nya makin dalam hingga seluruh batang konti Jackal kini masuk terbenam dalam sela bokong Ai.

Plak... plak...!!, Jackal menampar-i bongkah pantat Ai, ditindih-nya tubuh mungil Ai dan dengan brutal Jackal mulai memperkosa anal Ai.

"Kenapa?? Ai ngin tahu kenapa saya membunuh Gozo?"geram Jackal.



Plok... plok... !! Jackal men-duduk-i pinggul Ai, pinggulnya bergerak konstan menumbuk-i bokong bulet Ai, konti Jackal mendusal dusal men-teror anal Ai.

Tubuh mungil Ai tersentak sentak hebat tiap kali konti Jackal menghantam anal-nya, saking tak tertahankan rasa perih yang mendera diri-nya membuat Ai tak sanggup berteriak lagi, Ai mungil hanya bisa menangis dan menangis....

"Si inspektur tolol itu harus mati karena sudah membuat saya kecewa, masak si tolol itu lebih memilih Alex dibanding saya sebagai pengganti-nya!!" Jackal membeberkan kejahatannya pada Ai.

Kejahatan si botal cabul itu makin lengkap saja.

"Huuu... huu... Oom jahaat.. huu.."tangis Ai.

"Haa...haa... tapi sekarang saya sudah puaas Ai..., saya puaas karena sudah membunuh Gozo dengan tangan saya sendiri haaa... haaa..."

Pok... pok... pok... Konti Jackal meng-enthod-i anus Ai makin kasar saja, darah segar merembes perlahan dari anal Ai.

"Dan yang bikin lebih puas lagi karena Alex-lah yang akan dipenjara karena kejahatan saya ini hee... hee..., ini nama-nya sekali tepuk dua nyamuk mampus Ai!! Haa...haa..."

Ai membisu diam seribu bahasa, tidak ada kata kata yang lebih jahat untuk menggambarkan kebejatan Jackal.

"Hooo... hoo..., pada akhirnya saya-lah yang menang Ai. Gozo mati, Alex mati, saya jadi pimpinan team Alpha dan uang dari WWW bakal mengucur tiada habis untuk saya"

Plop... Jackal menarik keluar konti-nya keluar dari anal Ai yang sudah puas ia owol-owol hingga bentuknya berantakan.

"Kyaaaa... Oom mau apa? Lepasin Ai bangsaaat!!" Ai menjerit saat Jackal membolak-balik tubuh mungil-nya hingga posisi Ai kini terbaring menelentang.

be1dc743.jpg


Mengabaikan jerit dan tubuh Ai yang meronta ronta melawan, Jackal dengan enteng membuka dan merentangkan kedua paha Ai hingga kaki Ai meng-kangkang lebar.

"Tssk... tssk... tempik yang ayu..
" Jackal berdecak kagum melihat selangkangan Ai yang bersih terawat. Bibir vagina Ai tergurat halus di sela selangkangan Ai. Bulu pubis halus yang merambat rapi di dinding kemaluan Ai menambah elok menggiurkan panorama kemaluan Ai.

Ai menatap dengan penuh amarah dan benci ke arah si gundul cabul dan jahat yang hendak menodai tubuh-nya itu.

"Hee.. hee.. namun semua kepuas-an di atas tidak-lah sebanding dengan nikmat-nya mendapatkan tubuh-mu Ai"

Sleephh... Jackal menjejalkan kontinya menerobos bibir vagina Ai.

"Aiyaaaa.... aaakkhh" Ai merintih sakit, konti-nya Jackal lagi lagi menyengat dan menyakiti tubuhnya.

Clap...clap... clap... Jackal mengkocek kontinya menyetubuhi vagina Ai.

Ai diam saja tak bereaksi, tubuhnya kaku dan mulutnya membisu, kenyataan betapa jahat-nya Jackal membuat Ai shock.

Ai pasrah tubuhnya menjadi obyek pelampiasan nafsu bejad Jackal.

Jackal mempercepat penetrasi-nya, kontinya bergerak makin cepat menusuk keluar masuk vagina Ai.

Ai bagai boneka diam tak bereaksi sedikit-pun pada sodokan sodokan kasar yang menghajar tempik-nya itu.

"Ooohh... Ai, kenapa kamu diam saja? Ayo menggeliat dan merintih-lah jangan seperti bangkai!" Jackal merengut kesal, Ai yang diam saja membuat percik libido Jackal perlahan padam.

"Dasar Ai... kamu memang keras kepala persis sama seperti Saras ibu-mu?" Bisik Jackal.

Deg...!!, jantung Ai berdegup kencang saat nama bunda-nya disebut oleh Jackal.

"Maksud Oom?"

"Hee... hee... reaksi Saras saat saya perkosa dulu sebelum Saras mati sama seperti kamu Ai, diam seperti bangkai..."

"Maksud... maksud Oom?"mata Ai terasa panas, air mata berlinang menduga duga hal buruk yang terjadi pada kematian Saras dulu.

Laporan kepolisian menyatakan Iichiro dan Saras tewas dibunuh oleh Shinobi saat Ai kanak kanak, namun tidak ada laporan pemerkosaan atas Saras.

Kasus pembunuhan orang tua-nya itu diusut oleh Jackal, berarti laporan kasus itu dibuat sendiri oleh Jackal.

Kalau Jackal tega membunuh Gozo dan meng-kambinghitamkan puteranya sendiri, jangan-jangan...?

Ai menatap mata Jackal dengan rasa takut, hanya Jackal yang bisa merekayasa laporan kasus pembunuhan orang tua-nya dan menghilangkan jejak pemerkosaan Saras.

Iblis bernama Jackal telah membuka tabir topengnya, rahasia jahat nan kelam yang selama ini tersimpan perlahan terungkap.

"Hii... hii... betul Ai... pembunuhan itu bukan ulah Shinobi, saya-lah yang membunuh Iichiro, saya-lah yang telah memperkosa dan membunuh Saras!!"

"Dasar bajingaaann....!!, bangsaat!! Jahaaat!! kamu jahaaat" Ai berteriak histeris, tak menyangka pembunuh orang tua-nya ternyata adalah Jackal, orang yang telah merawat-nya dari kecil.

"Pergi... pergi!!, jangan sentuh tubuh-ku!!"

"Haa... haaa... menjeritlah Ai.. haa..haa..." melihat Ai yang menangis meraung raung dan meronta ronta kencang Jackal tertawa kencang dan malah memompa pinggulnya menyetubuhi Ai makin brutal.



Terbakar amarah Ai menjerit, meronta dan menggila berusaha melepaskan diri dari tali tali yang mengikat-nya.

"Ahhhaa... hhaa... haa... , uwnak... ueenak Ai, ayo goyang lebih liar lagi haa... haa..."tawa Jackal sambil merem melek keuenak-an.

Sia sia Ai meronta tubuhnya kian melemah, konti Jackal makin me-rajai kemaluannya.

"Alex... Alex... " Ai berbisik memanggil nama kekasih-nya.
 
:malu:
kena juga kamu ai diskat jackal....hahahhaa

lebih binal lagi ai... pake jaran goyang....

Suhu ts jadi penasaran koq perasaan tiap kali HSD ada update suhu suffer koq bisa selalu kasi comment&like secepat kilat sesudah-nya ya??:o:o
Btw thx suhu udah rajin mampir d thread hina ts
 
Om aiko, minta kode jav nya dong yg jadi gif nya itu, kayaknya bagus :p
 
File 72 Roller Coaster

Hari mulai menjelang senja saat Alex kembali menjejakkan kaki di kota Jakarta.

Alex membetulkan posisi topi yang ia kenakan di kepala-nya untuk menutupi wajah-nya supaya tak mudah dikenali para polisi yang memburu-nya.

Alex bergegas keluar dari himpitan penumpang KRL Bogor Jakarta dengan tujuan utama langsung ke rumah kediaman Jackal.

Alex menerobos lalu lalang lautan manusia pelintas Jakarta Bogor menuju gerbang keluar stasiun kereta kota Jakarta.

Begitu dekat dengan pintu keluar, Alex buru buru membalikkan tubuh-nya saat melihat beberapa petugas polisi yang berjaga di pintu keluar stasiun.

Beberapa kertas pamflet berukuran kertas folio bergambar sketsa wajah Alex tertempel di dinding dinding dekat pintu gerbang keluar.

Sengaja kepolisian memperketat penjagaan di fasilitas fasilitas transportasi publik untuk mengantisipasi buron-nya Alex.

Tidak mau cari masalah dengan petugas hukum, Alex menjauhi gerbang keluar utama dan memilih untuk mencari jalan tikus keluar dari stasiun kota Jakarta.

Alex berjalan memutar sampai bagian paling belakang stasiun itu.

Tidak ada pintu keluar, memanjat tembok-pun jadi buat Alex untuk keluar dari stasiun.

Dengan cekatan Alex memanjat tembok dan melompat keluar menuju bagian belakang stasiun yang berupa gang kecil yang berliku liku.

Alex mengenal daerah ini sebagai salah satu daerah wisata malam masyarakat menengah bawah kota Jakarta.

Pub dan cafe cafe kecil berderet memenuhi gang gang kecil itu.

Cafe cafe itu sebagian buka 24 jam memberikan kesempatan untuk orang orang yang ingin mabuk sepanjang hari.

Beberapa orang teler karena mabuk alkohol nampak tergeletak tidur di pinggir jalan.

Daerah remang remang ini jelas bukan tempat yang aman.

Seorang pengemis tua buta yang duduk di pinggir jalan tampak menengadahkan tangan untuk meminta sedekah pada Alex.

Alex melemparkan uang koin ke dalam kaleng sedekah pengemis itu sambil berlalu meninggalkan daerah gelap itu, Alex tak mau buang waktu untuk menyelamatkan Ai.

Suasana gang gang itu sungguh sepi dan temaram.

Baru beberapa blok berjalan Alex dikejutkan suara teriakan minta tolong seorang wanita.

"Kyaa... jangan... toloong!" jerit seorang wanita di antara gang gang sempit itu.

"Ayo Alex tidak usah ikut campur urusan orang!" Bisik Alex dalam hati, Alex menggelengkan kepala-nya tak peduli dengan teriak-an itu. Alex terus melangkah berpura pura tak mendengar jeritan menyayat hati itu.

"Dasar jalang!!, rasakan ini... "

Plak...plak... terdengar suara tamparan dan pukulan menghajar tubuh lemah seorang gadis.

"Kyaa... ampun... ampun bos..."

Alex sudah berjarak hampir 100 meter jauh-nya dari suara meminta tolong itu saat Alex akhirnya menghentikan langkahnya.

"Grrr... damm Alex" Alex memukul udara kosong, dan kemudian memutuskan berbalik menuju ke arah sumber suara teriakan minta tolong tadi.

Sebagai penegak hukum, pantang buat Alex untuk mengabaikan permintaan tolong seperti itu.
****
Jihan gadis bertubuh kurus itu nampak berdiri gemetar di hadapan bos Garong dan dua anak buah-nya yang berwajah serem.

"Dasar bandel!!, cepet bayar uang keamana-an pada kami sekarang juga!!"bentak Coro, anak buah Garong yang bertubuh tinggi dengan wajah bercodet bekas luka.

Jihan seorang penyanyi yang sering manggung di cafe cafe di daerah itu nampak meringkuk ketakutan di bawah ancaman Coro dan Bajul.

"Ampun bos, minggu ini Jihan ga bisa bayar, uang Jihan sudah habis Jihan kirim ke kampung karena emak lagi sakit" gadis berkulit sawo matang menjawab terpatah patah.

"Apa...!!, ga ada uang setoran? Lha memang kamu pikir kami menjaga kamu dari para pria hidung belang itu gratis-an apa?!" Bentak Garong, preman penguasa daerah gang gang sempit itu.

"Ampun.. ampun bos, Jihan janji minggu depan Jihan bayar sama bunga-nya sekalian" isak Jihan ketakutan, tiga preman di hadapannya itu terkenal sadis.

Garong menatap nakal pada Jihan yang sore itu hanya mengenakan tank top minim tanpa lengan.

"Ok... ok Jihan, kamu boleh bayar minggu depan, tapi bunga-nya saya minta kamu bayar sekarang hii... hii.." Garong jelalatan menyusuri lekak lekuk aurat ramping Jihan.

Deg...!, Jihan menyilangkan kedua lengannya ke depan dada-nya merinding melihat tatapan hewan-i tiga pria jahat di hadapannya.

"Tapi.. Jihan ga punya uang Bos..." ratap Jihan ketakutan.

"Hii.. hii.. gampang Jihan itu bisa diatur, kalo Jihan mau tidur sama saya malam ini, Jihan tidak perlu bayar uang keaman-an lagi sama bos selama-nya" Garong tersenyum cabul, di antara puluhan penyanyi malam yang bekerja di cafe cafe di daerah kekuasaan Garong, hanya Jihan satu satu-nya yang selama ini selalu menolak disetubuhi oleh Garong.

Gyut..., Garong mengulurkan tangannya menyentuh aurat Jihan dan dengan kurang ajar meremas bulatan empyuk seukuran buah apel di dada kanan Jihan.

"Cuih... tak sudi!!" Reflek gadis berwajah ayu itu meludahi wajah Garong yang telah melecehkan tubuhnya.

Plak..., Garong dengan kasar balas menampar pipi mulus Jihan.

"Dasar sundal!, ayo Coro, Bajul cepet pegangin cewe bandel itu, saya sudah kebelet ngentod-i cewe ini dari dulu!"

"Kyaa... tolong!! " Jihan menjerit kencang saat Coro dan Bajul mencekel dan menelikung tangannya ke belakang.

Breet...!! Garong yang sudah dipenuhi hawa nafsu dengan sekali sentak merengkuh dan merobek baju Jihan hingga sebagian bulatan payudara Jihan menyembul keluar.

"Woouhh... susu-nya putih bos, tocil tapi empyuk ntuh bos..." Puji Coro sambil me-melotot-i payudara indah di dada Jihan.

"Slruupp... enak kalo di kenyot tuh bos..." Bajul ikut berkata kotor mengkomentari aurat elok Jihan.

"Hee... hee... kalian tunggu giliran, kalo saya sudah bosen kalian boleh ngenthod-in betina ini sampai puaas...!!"

Garong berjalan ke arah tubuh Jihan yang malang makin dekat, dekat... dan makin dekat saja...

"Lepaskan dia...!!" Dehem Alex yang tak bisa berpangku tangan saat ada orang dalam kesulitan.

Ketiga orang preman itu serentak mengalihkan perhatian pada Alex sambil menggeram marah karena hajat-nya diganggu.

"Ehh!!, jangan sok jagoan kamu" Garong memincingkan mata, meremehkan penampilan Alex yang masih SMU itu.

"Hajar bleh...!"tanpa menunggu perintah tuan-nya, Coro yang posisinya paling dekat dengan Alex langsung melayangkan bogem-nya menghajar Alex.

Bugghh....!! Coro tersungkur di tanah dengan kondisi hidung hancur melesak ke dalam terkena pukulan kilat Alex.

"Aduh... mampus aku..." Coro menggeliat kesakitan di tanah dengan darah tak berhenti mengucur dari lubang hidungnya.

"Modar...!!" Bajul yang tubuhnya dua kali lebih gede daripada Alex menyusul melayangkan tendangan ke arah Alex, namun Alex lebih cepat...

Kraakk...!!, terdengar suara dengkul Bajul bergemetuk remuk saat tendangan Alex lebih cepat menyengat kaki Bajul.

Bajul ambruk guling guling di tanah memegangi lutut-nya yang remuk.

"Setan... mampus kamu...!!"Garong bergidik ngeri saat melihat dua anak buah-nya roboh seketika, namun Garong sudah kepalang tanggung.

Garong menyeruduk ke arah Alex bagai banteng ketaton namun hasilnya nasib Garong sama persis dengan dua orang ce-cunguk-nya tadi.

Bruuug...!! Garong ambruk ke tanah dengan posisi tiga tulang rusuk patah terkena pukulan Alex.

Tiga orang begundal itu kini menggeliat dan menjerit jerit kesakitan di tanah dengan diagnosa sama sama patah tulang.

"Cepat pulang...!" Seru Alex pada Jihan sambil membalikkan badan-nya berniat meninggalkan Jihan yang baru saja ia tolong tadi.

"Te.. ri.. ma kasih... " Jihan tulus berterima kasih pada Alex.

Priit...!!, priiit...!! Dari kejauhan nampak lima orang berseragam coklat polisi memergoki Alex menghajar tiga begundal tadi.

Polisi..., wajah Alex pucat melihat kehadiran polisi polisi itu, Alex tidak mau tertangkap sebelum menyelematkan Ai.

Gyuut... Jihan yang sekilas melirik wajah panik Alex saat melihat kehadiran polisi langsung menggamit lengan Alex yang hendak melarikan diri itu.

"Ayo, ikut-i Jihan, Jihan tahu tempat sembunyi yang aman buat kamu!!" Jihan menarik tangan Alex, menyuruh Alex tuk mengikuti-nya.

Alex berlari mengikuti Jihan mungil dan menghilang di dalam belantara gang gang kecil itu.

"Hosh... hosh... itu Alex... itu pasti Alex" Kevin salah satu anggota prestige, team elite polisi mengenali Alex, buronan nomer satu kepolisian saat ini.

"Tangkap tiga orang preman ini, dan cepat panggil bantuan ke sini, kita harus cepat menemukan Alex" instruksi Kevin pada ke-empat anak buah-nya.

Tak seberapa lama puluhan polisi datang dan langsung menyusuri gang gang sempit itu untuk menemukan Alex.
****
Krieet... terdengar suara berderit kencang saat Jihan membuka pintu kamar kost-nya yang terdapat di bagian terdalam gang gang sempit belakang stasiun.

"Ayo... masuk Kak, sementara ini Kakak bisa bersembunyi di sini sampai polisi polisi itu pergi" Jihan memberikan penawaran yang tak bisa ditolak Alex.

Polisi di luar semakin banyak, sepertinya saat ini tidak ada pilihan lain buat Alex selain berteduh sementara di kamar kost Jihan.

Alex melangkah masuk ke dalam kamar kecil berukuran 2 x 2 itu, sebuah sangkar yang terlalu biasa buat gadis secantik Jihan pikir Alex.

Hanya terdapat sebuah bed kecil dan lemari kayu lama dalam kamar itu, dinding kamar itu terlihat mengkelupas di sana sini.

Jihan selalu ringkas menjaga kebersihan dan kerapian kamar kecil itu hingga meski kondisinya mengenaskan, kamar itu terasa cozy dan nyaman untuk dihuni.

Kondisi kamar kost itu sebetulnya tidak layak huni buat gadis secantik Jihan, namun dengan kondisi keuangan minim, Jihan yang harus menjadi tulang punggung keluarganya di kampung dengan menjadi penyanyi cafe di Jakarta, hanya sanggup menyewa kamar kost kecil murah di kawasan kumuh itu.

"Saya Jihan..., terimakasih Kakak tadi udah nolong-in Jihan" Jihan memperkenalan diri pada Alex.

"Alex... "Alex menjawab singkat, sambil tetap waspada mengawasi keadaan di luar melalui sebuah jendela kecil di dinding kamar Jihan.

Kamar Jihan sangat mungil, untuk duduk saja sulit, Alex memilih berdiri dekat jendela.

Jihan gadis berambut hitam panjang lurus itu sesungguhnya memiliki paras sangat cantik dengan bola mata eksotis, lengkap dengan tubuh ramping, langsing namun seksi.

Sebenarnya dengan kecantikannya Jihan bisa saja hidup mewah dengan menjadi istri simpanan para cukong atau menjadi psk kalangan jet-set.

Tapi gadis asal Malang itu lebih memilih jadi penyanyi cafe sebagai jalan hidup-nya dengan resiko hidup miskin di awal karier-nya.

"Kalau tidak ada kakak ganteng tadi mungkin Jihan sekarang sudah jadi mangsa para bededah itu" Jihan nampak bersyukur di tolong oleh Alex, dalam hati gadis ayu itu bertekad memberikan sesuatu yang spesial buat Alex untuk membalas budi Alex.

"Kalo bisa segera-lah pindah dari sini Jihan, lingkungan di sini kurang aman untuk gadis muda seperti kamu" Alex menasehati Jihan sambil tetap waspada me-mantau keadaan di luar.

"Jihan mau pindah ke mana lagi Kak? Cari uang buat makan aja sulit" Jihan tertawa getir sambil melihat pakaiannya yang robek lebar di bagian dada.

"Sebaiknya Jihan ganti baju dulu" kata Alex pelan sambil memalingkan wajahnya menghindarkan tatapannya dari belahan dada Jihan.

Jihan mengangguk pelan mematuhi saran Alex untuk mengganti baju robek-nya.

Kejadian selanjutnya membuat jantung Alex berdetak kencang.

Tanpa risih dengan enteng Jihan memelorotkan tank top robek yang ia kenakan langsung di hadapan Alex.

Ternyata di balik tank-top minim-nya Jihan juga tidak mengenakan bra, sehingga begitu kain yang membungkus badan Jihan itu melorot, Alex langsung disuguhi tubuh bagian atas Jihan yang polos
telanjang.

Lekak lekuk aurat Jihan sungguh elok terbungkus kulit berwarna sawo coklat yang mengkilat eksotis, buah dada bulat kecil seukuran buah apel Malang menggelayut kencang di dada Jihan.

Sepasang pentil susu imut berwarna coklat muda mancung menantang di puncak payudara Jihan, sungguh yummy...!!

Wajah innoncent Jihan nampak kontras dengan kulit coklat sawo matang Jihan yang dihiasi oleh beberapa tatoo, gambar kupu kupu dipahat di punggung dan pundak Jihan.

"Tidak ada kamar buat ganti baju apa?" Alex mengalihkan tatapan mata-nya dari tubuh aduhai Jihan.

Jihan tertawa geli melihat tingkah kikuk Alex melihat tubuh telanjang-nya

"Kamar kost Jihan cuman segini aja, Jihan sudah biasa ganti baju di sini. hmmm... kak Alex kalo mau liat Jihan ganti baju gapapa koq" Jihan yang dari awal bertemu sudah langsung jatuh hati pada sosok Alex yang keren dan baik itu sengaja merentangkan kedua tangannya ke samping, memamerkan buah dada empyuk yang menyembul kiyut di dada-nya.

Kalo bukan Alex, dijamin laki laki yang disuguhi tubuh molek Jihan bakal langsung menubruk, menindih dan mencumbui tubuh elok itu.

"Pakai...pakai ini...!" Alex memalingkan wajahnya, tangan-nya dengan reflek meraih sehelai baju warna hitam yang ada dalam lemari baju Jihan.

Jihan dengan tangkas menangkap baju yang dilempar Alex ke arah-nya sambil melompat kecil, buntalan susu kecil Jihan terguncang guncang seksi saat Jihan melompat.

Alex berdiri membelakangi Jihan, pura pura konsentrasi mengawasi keadaan di luar.

"Hiiii....." jerit Jihan saat melihat baju yang dilemparkan oleh Alex ke arah-nya.

"Kenapa?... kenapa Jihan teriak?" Mendengar jeritan Jihan, Alex berbalik dan siaga, takut suatu yang buruk terjadi pada Jihan.

"Iiih Jihan maluu kak kalau disuruh pake pakaian minim seperti ini..." Jihan tersipu malu sambil menunjukan baju dari Alex berupa lingerie minim berjenis baby doll tanpa lengan dengan belahan dada rendah yang ketat menerawang.

"Eeh... sori... Jihan, sini Alex ganti..."Alex gelagapan begitu menyadari keseksian Jihan akan makin terpancarkan apabila Jihan sampai memakai pakaian yang tadi asal-asal-an saja Alex ambil dari lemari baju Jihan.

"Hii... hii.. kakak lucuu.." Jihan tertawa geli melihat tingkah kikuk Alex.

"Jihan pakai baju pilihan kak Alex ya, kebetulan ini juga baju favorit Jihan koq" sambil tertawa kecil Jihan memakai lingerie bermotif bunga 'pilihan' Alex itu.

Dan benar, begitu selesai mengenakan lingerie itu, Jihan terlihat makin cantik dan seksi saja.

"Hhii.. hii bagus kan kak?"centil Jihan memamerkan tubuh-nya yang terbalut baby doll minim itu.

Kresek... kresek.. dari luar kamar kost Jihan terdengar langkah langkah kaki para polisi yang mengejar Alex.

"Tadi ada yang sempat melihat Alex di sekitar sini, Ayoo.. cari lebih teliti" terdengar suara Kevin memimpin para polisi yang mencari Alex.

"Pssst...!!" Di dalam bilik kamar kost Alex memberi kode pada Jihan supaya hening.

Di saat Alex nampak kalut kebingungan, Jihan malah merangkak dan duduk bersimpuh di hadapan Alex yang berdiri di dekat jendela.

'Heii Jihan mau apa?" Tanya Alex dengan volume suara selirih mungkin.



"Jihan mau berterima kasih sama kak Alex karena tadi sudah menolong Jihan" jawab Jihan dengan wajah jenaka.

"What?!.. tadi kan sudah" bisik Alex menggaruk kepalanya kesal.

Beberapa polisi sedang mondar mandir di depan kost Jihan dan Jihan yang seharusnya diam supaya tak menarik perhatian polisi di luar kini malah bertingkah aneh.

"Jihan... Jihan .. mau..." Jihan berkata terbata bata..

"Jihan mau apa? Jangan rame nanti ketah... ooouuhhh..." Alex melenguh saat jari jari lentik Jihan menyentuh dan mengelus elus tonjolan konti di balik celana Alex.

"Hhmmm... Jihan mau bikin kak Alex seneng..." tak peduli akan kepanikan Alex, Jihan dengan genit malah menarik resleting celana Alex dan kemudian memelorotkan celana itu melalui sela kaki Alex.

Jihan cekatan melolosi celana panjang Alex hingga cuman tersisa celana dalam-en boxer saja yang Alex kenakan.

"Hei... hei.. Jihan jangan ngawur...." Alex menahan jeritannya saat seorang polisi yang paling dekat dengan kamar Jihan mendekatkan wajahnya mencoba mengintip ke dalam kamar Jihan melalui jendela kamar.

"Gelap sekali..."guman polisi itu, tak menyangka bahwa di balik jendela itu bersembunyi-lah Alex, buron nomer satu kepolisian saat ini.

Bukan polisi yang Alex cemaskan saat ini, namun Jihan.

Acuh pada keadaan Alex yang genting, Jihan yang berlutut di hadapan Alex malah kian giat meremas dan mengurut batang konti Alex.

Gocekan tangan gadis bertatoo itu sungguh terampil merangsang konti Alex, perlahan batang konti yang kekar itu kian padat menggumpal keras.

"Ooohh damm you Jihan.." rutuk Alex.

Se-sakti sakti-nya Alex, tak urung batang konti Alex yang dielus elus oleh jari jari lentik Jihan akhirnya perlahan ngaceng juga.

Ingin rasa-nya Alex mengusir Jihan dari selangkangannya, namun Alex takut nanti akhirnya akan ada keributan yang ujungnya membuat persembunyian Alex terbongkar.

"iihh... iiih... konti kak Alex gede dan keras banget.." Jihan dengan gemes menerka nerka bentuk konti Alex di balik boxer.

"hush... hush..." Alex mengkibaskan telapak tangannya mengusir Jihan, sementara polisi di depan kamar Jihan masih coba melongok ke dalam kamar Jihan.

"Mmmm.. Jihan boleh liat konti kak Alex kan?"tanya Jihan berbisik pelan.

Alex belum sempat menjawab tapi Jihan dengan centil sudah lebih dulu menarik turun celana boxer Alex.

"Kyaaa....!!" Jihan terperangah dan tanpa sadar memekik kaget saat melihat bentuk konti kekar Alex, Panjang konti Alex tidak beda jauh dari rata rata kebanyakan orang, namun otot otot kekar yang terukir pada sekujur batang padat itu membuat batang konti Alex terlihat sungguh perkaza!

"Pssstt...!!, pssstt....!!"Alex meletakkan telunjuk di depan bibir dengan mata melotot marah.

Polisi di depan kost Jihan yang hendak pergi, kembali membalik tubuhnya ke arah kost Jihan mencari sumber pekikan mencurigakan tadi.

"Wooow..., emejing!, gluuk... konti kak Alex mantep banget..., Jihan... Jihan jadi pengen..."Jihan bak tersihir magic konti Alex, gadis berambut hitam panjang itu menurunkan celana boxer Alex.

Dengan gemetar Jihan menggenggam erat konti Alex dan mengeluarkan batang konti Alex dari celana yang membungkusnya itu.

"Gluk.. gede... gede banget.. gluk..." lenguh Jihan.

clap.. clap... clap... reflek telapak tangan Jihan mengocok ocok batang konti Alex yang Jihan genggam erat itu dengan gemes.



"Jihan... Jihan... stop.. stop " erang Alex, kocokan tangan Jihan emang uenak dan bikin ketagihan tapi saat ini momen-nya terasa sungguh tidak pas!!

Di saat rasa cemas dan takut tertangkap polisi menyergap perasaan Alex, di saat itu pula rasa nikmat mendera kemaluan Alex.

Rasa nikmat dan rasa takut tertangkap oleh polisi campur aduk dalam hati Alex menimbulkan sensasi ngeri ngeri sedap buat Alex.

"Ooh Jihan... stop... ooohh stop!!" Alex tak tahan dan akhirnya melenguh enak juga saat bibir Jihan mengecup dan mencium-i pentol telanjang Alex.



"Cup... cup.. mmmh... mmmh" Jihan mencumbu konti Alex dengan penuh perasaan, pentol konti kekar Alex itu di cium-nya mesra, sesekali Jihan menjilat batang konti Alex hingga sekujur tubuh Alex menggeletar geli.

"Stop... hentikan Jihan... " Alex menyeka keringat di keningnya, uedan...., cium-an Jihan di konti-nya sungguh memabukkan.

"Cup... cuup.., Alex... Alex jangan berontak lagi, nikmati saja.." rintih Jihan mesra.

Jihan membuka mulutnya membuat huruf O lebar, dicucupnya konti Alex dan perlahan di lahap-nya pentol konti dalam mulut mungil Jihan.

Nyesss... konti Alex berasa anget dan ayem saat dalam kuluman mulut becek Jihan, konti Alex berasa sungguh geli geli enak.



"Srrruupp....." Jihan me-mulai proses mengoral konti Alex dengan menyedooot pentol konti Alex kuat kuat hingga pipi-nya mengkempot.

"Oouuch, jihan... Jihan!!" Raga Alex melengkung, jiwa-nya serasa ikut terhisap dalam kenyot-an mulut Jihan itu.

Sleeph...!, Jihan mendorong separuh batang konti Alex ke dalam rongga mulut-nya

Jihan memaju-mundurkan kepalanya mengkocok cendawan konti Alex dalam mulut-nya.

"Oouuh... Jihan ... hentikan !! Oouh..." Alex menjambak rambut Jihan, menahan gerakan vibra kepala Jihan yang kian cepat meng-kopyok konti-nya.

Slruup... slruup... Jihan mem-blow job konti Alex bagaikan menikmati sebatang permen lolli pop, Konti Alex di jilat-nya, di emut dan disedot sedot se-antusias seorang anak kecil sedang makan permen manis.

Damm..!, this girl definitly can suck!! batin Alex dalam hati.

Alhasil belum 10 menit Alex sudah merasakan dengkulnya gemetar dan batang konti-nya berkedut menjelang ejakulasi-nya.

"Mmmm....,mmmh... mmmhh..." melihat Alex menggeliat geliat bak cacing kepanasan , Jihan makin mempercepat ritme sepongan-nya dan...

Crot... crot... crot.., Konti Alex meletup dahsyat menyemburkan sperma kental dalam mulut Jihan.

Bagai kehausan Jihan menelan semua pejuh Alex yang tumpah dalam rongga mulut-nya.

Dan seakan tak mau menyia-nyia-kan setetes-pun peju Alex, Jihan mengkenyot konti Alex lagi dan lagi..., membersihkan seluruh sisa sisa sperma di batang konti Alex.

"Ooouuhh...ooouhh... " tanpa sadar Alex melenguh kencang saat Jihan mengakhiri aksi oral seks-nya dengan menjilat-i dan meng-emut biji pelir Alex.

Jihan tersenyum puas melihat kenikmatan yang terpancar di wajah Alex.

"Di dalam rumah ini!!, ada orang di dalam rumah ini" polisi yang ber-patroli di depan kost Jihan berteriak memanggil bantuan mendengar suara lenguhan Alex.

Personel Prestige team elite Alpha langsung bergerak mengepung kamar kost Jihan.

Kevin dan dua orang terbaik-nya bersiap mendobrak masuk.

Alex sigap memakai kembali pakaian lengkapnya, di tariknya Jihan berlindung di belakang punggung Alex.

Alex bersiap menghadapi segala kemungkinan terburuk saat team Prestige membobol masuk dalam kamar Jihan.

Kevin menendang jebol pintu kamar kost Jihan.

Kevin terlihat tersenyum lega saat mendapat-i Alex dalam kamar kecil itu.

Alex urung menyerang karena mengenali Kevin sebagai salah satu anggota team Alpha.

"Tahan!!, tahan tembakan kalian, di dalam ada inspektur Alex" Kevin memberi aba aba pada seluruh polisi yang ada untuk menahan diri.

Mendengar aba aba Kevin, Alex menjadi lega karena tidak jadi bertempur dengan team Prestige yang notabene adalah teman teman-nya sendiri di Alpha.

"Inspektur Alex... syukurlah akhirnya kami menemukan anda..."Kevin menyilangkan telapak tangannya di kepala, memberi hormat pada Alex diikuti anggota Prestige yang lain.

"Hush... ngawur kalian panggil saya pakai embel embel inspektur segala, kalo mau tangkap ya tinggal tangkap saja...!" bentak Alex pada Kevin.

"Maaf inspektur... saya tidak bercanda.., atas perintah jendral Djonatan mulai sekarang kamu adalah pimpinan team Alpha menggantikan inspektur Gozo." jawab Kevin.

Weleh weleh si Kevin ini mabok apa? masak buronan polisi malah dijadi-in pimpinan Alpha.

"Apa maksud kamu Vin..?" tanya Alex.

"Pembunuh inspektur Gozo sudah ditangkap Alex!, nama kamu sudah dihapus dari daftar most wanted!" Jelas Kevin.

Alex melongo mendengar kata kata Kevin.

"Dan untuk menggantikan inspektur Gozo, jenderal Djonathan sudah menerbitkan SK pengangkatan buat Alex, yeah... Alex, sekarang kamu-lah pimpinan team Alpha."

"Bagaimana bisa...?"Alex masih tak percaya akan penjelasan Kevin, jangan jangan ini jebakan?

"Udah lebih jelas-nya nanti sama pak Djonatan saja Alex. Sekarang Inspektur harus bergegas ke rumah dinas gubenur Adiguna" Kevin terus mencerocos.

"Rumah dinas Adiguna?" tanya Alex heran.

"iya Inspektur, Shinobi dan WWW akan membunuh Adiguna malam ini" jelas Kevin.

"Shinobi..., pembunuh itu begitu misterius.."desis Alex.

Alex melangkah keluar dari kamar Jihan mengikuti Kevin, beberapa polisi tampak memberi selamat dan menyalami tangan Alex.

Alex sudah hampir berangkat meninggalkan kawasan gang gang sempit itu saat Jihan melongok keluar dari balik pintu kamar-nya yang jebol.

"Kak Alex..., kak Alex mau ninggalin Jihan?" mata Jihan nampak berkaca sedih, esok hari kehidupan keras Jihan di kawasan gang gang sempit itu akan dimulai lagi.

Alex menghentikan langkahnya, hati-nya trenyuh. Alex yakin Jihan pantas mendapat kehidupan yang lebih baik daripada ini.

"Kevin, bisa bantu saya..?" panggil Alex pada Kevin.

"Siap Inspektur?"Kevin langsung merespon panggilan Alex, atasannya sekarang.

"Tolong aturin program perlindungan saksi untuk gadis itu, beri identitas dan kehidupan baru yang aman untuk dia!, dia sudah menyelamatkan saya dari ancaman organisasi WWW tadi" tanpa menoleh ke Jihan lagi, setelah memberi perintah pada Kevin, Alex bergegas meninggalkan tempat itu berangkat ke rumah dinas gubenur Adiguna.

"Siaaap Inspektur...!!"jawab Kevin antusias melaksanakan tugas perdana dari bos baru-nya.

Di kemudian hari Jihan mendapat identitas baru dan penghidupan layak di Malang, gadis cantik itu tak perlu lagi menjalani kehidupan malam di Jakarta untuk menafkahi keluarga-nya.

Alex sendiri tidak sabar bertemu dengan jendral Jonathan untuk mengklarifikasi perubahan nasib-nya yang naik turun dratis bak roller coaster ini.
*****

Jackal tertawa terbahak bahak, inilah momen ke-emas-an dalam hidupnya.

Saldo rekening pribadi-nya berlimpah, musuh musuhnya sudah ia singkirkan dan karier-nya di kepolisian menggapai puncak dengan tewas-nya Gozo.

Namun yang bikin Jackal paling bahagia saat ini tentu saja adalah tubuh mungil nan montok yang sedang meronta ronta dalam tindihan-nya.

"Hwaahh... hhaaa... sekarang kamu adalah milikku Aileen haa... haaa.." Jackal menggenjot kontinya melumat tempik Ai, si gundul itu telah memperkosa Aileen habis habisan.

"Dasar bedebah... kamu akan menerima balasannya sebentar lagi..aaakhh!!" kutuk Ai pada Jackal.

"Haa... haaa..., menjeritlah sepuas-mu Ai, sekarang Jackal si hebat inilah yang pegang kendali, hhaa... haaa.. organisasi WWW dan team Alpha sekarang ada dalam kuasa saya!!"Jackal yang keblinger memuja muja dirinya.

"Dasar liciik, Ai akan melapor ke polisi biar Oom ditangkap" ancam Ai.

"Haa... haa..., Ai... Ai, kamu ini belum sadar apa?, Oom lebih pintar daripada kamu!, Oom sudah lebih dulu menghubungi polisi untuk menangkapmu" kekeh Jackal yang ternyata telah menelepon polisi dengan berpura pura melaporkan percobaan pembunuhan pada diri-nya.

"Nanti kita lihat saja Ai, siapa yang akan mereka tangkap, Oom inspektur baru mereka atau Ai, gadis depresi yang datang mendobrak masuk dalam rumah Oom tanpa ijin dengan niat membunuh Oom untuk balas dendam kematian kekasih-nya"tantang Jackal yang sudah menyiapkan jebakan terakhir buat Ai.

Setelah ucapanu Jackal selesai tiba tiba di luar rumah Jackal seketika ramai oleh mobil mobil polisi, suara sirine mobil polisi terdengar meraung raung.

"Hei mereka datang terlalu cepat!!"protes Jackal, Jackal belum sempat ngecrot dalam tubuh Ai saat para polisi itu datang merespon panggilan Jackal.

Braaak...!! terdengar suara daun pintu rumah Jackal digerebek. Team Prestige dipimpin langsung oleh Djonathan datang menyelamatkan Jackal.

Ploop... Jackal mendengus kesal birahinya belum tuntas terlampiaskan tapi Jackal terpaksa menarik keluar konti kentangnya dari dalam tubuh Ai.

"Arrghh sialan... kenapa mereka meski datang di saat lagi nanggung seperti ini" Jackal buru buru melepaskan tali tali yang melilit tubuh Ai menyisakan seutas tali yang mengkunci pergelangan tangan Ai saat para polisi semakin dekat dengan kamar tempat Ai disekap.

Ai lega lepas dari tubuh Jackal yang menggumuli-nya.

"Dobrak...!!"terdengar suara tegas jenderal Djonathan memerintahkan bawahannya mendobrak masuk.

"Hee... hee... pada akhirnya saya-lah yang akan selalu menang Ai" Jackal terkekeh sambil menodongkan pistol ke kepala Ai, Jackal melepas tali di pergelangan tangan Ai.

"Good bye Ai..." Jackal membidikkan pistol di tangannya ke kening Ai.

Ai memejamkan mata-nya, apakah ini akan jadi akhir hidup-nya?

Door...!! terdengar letupan pistol.

"Aakkhh... tolong .. tolong..., gadis ini mau membunuh-ku" jerit Jackal kesakitan.

Ai membuka mata-nya, Jackal terduduk di lantai berlumuran darah, dengan nekad Jackal menembak bahu kiri-nya sendiri untuk menjebak Ai.

Braak...!! , Djonathan menerobos masuk dalam ruangan diikuti Mathew dan Naybila, polisi yang lain berjaga di luar.

"Syukurlah kalian datang, Gadis ini berkomplot dengan Alex dan berencana membunuh saya!! "jerit Jackal pada Djonathan.

Djonathan nampak gusar melihat Ai yang terbaring telanjang di lantai.

"Tangkap dia!!" Jendral Djonathan memberi instruksi pada Mathew dan Naybila.

Mathew dan Naybila bergegas mendekati Ai.

"Hee... hee... saya menang Ai"Jackal memberi tatapan mengejek pada Ai.

"Ooh... Aileen, kamu baik baik saja kan?" Naybila melepas mantel yang ia kenakan untuk menyelimuti tubuh Ai dari ketelanjangan-nya.

Gadis berhijab itu tak kuasa menahan haru melihat kondisi Ai.

Mathew mengeluarkan borgol dari balik seragam-nya dan...

Ceklek...!!, alih alih memborgol Ai, Mathew berbalik dan malah ganti memborgol pergelangan tangan Jackal.

Jackal terperanjat kaget dan langsung murka memarah-i Jackal.

"Hei dasar anak bodoh, kamu salah tangkap!!, Ai-lah yang harus kamu borgol, bukan saya!!"geram Jackal.

Mathew tak bergeming, tak peduli dengan luka tembakan di bahu Jackal, Mathew memaksa si botak untuk berdiri.

"Kurang ajar!!, kamu tahu siapa saya? saya adalah inspektur yang baru, sayalah pimpinan team Alpha" berontak Jackal.

Mathew menarik Jackal ke hadapan Jendral Djonathan.

"Eheemm..., Jackal kamu kami tangkap karena telah melakukan pembunuhan, korupsi dan ber-kolusi dengan organisasi jahat WWW" jelas Djonathan dingin.

"Hei... apa apa-an ini Jendral, saya tak bersalah, saya dijebak!!, Alex dan Ai sudah menjebak saya" raung Jackal.

"Kamu berhak untuk diam Jackal, atau kata kata kamu bisa kami pergunakan untuk melawan kamu di pengadilan" Djonathan terus membacakan hak hal Jackal tanpa menggubris amarah Jackal.

"Kenapa??... kenapa??"Jackal menggeram menantang Djonathan.

Djonathan mengeluarkan ponsel-nya dari saku-nya dan menyetel salah satu file rekaman di ponsel itu.

"Si hebat Jackal inilah yang tiap bulan mengkoordinasi dan mendistribusikan jatah uang bulan-an dari WWW untuk para pejabat, politikus dan polisi polisi itu!!" rekaman suara Jackal yang mengakui kong-kali-kong-nya dengan WWW terdengar jelas dari ponsel Djonathan

"Haa... haa... itu.. itu jebakan... jebakan" Jackal panik mendengar rekaman suara-nya itu.

Djonatan lanjut menyetel rekaman berikutnya.

"Saya pembunuhnya... Jackal si hebat inilah yang menembak mati Gozo..." suara Jackal yang mengakui pembunuhan Gozo kembali terdengar jelas.

"Oohh... eehh... itu... itu ... " muka Jackal pucat pasi, itu.. itu suara-nya.

Djonatan dengan dingin memutar rekaman berikutnya.

"Hii... hii... betul Ai... pembunuhan itu bukan ulah Shinobi, saya-lah yang membunuh Iichiro, saya-lah yang telah memperkosa dan membunuh Saras!!" Rekaman terakhir ini-lah yang paling membuat Djonathan geram, Ichiro bagaikan saudara kandung buat Djonathan.

"Dari mana... ? dari mana rekaman itu?"Jackal sudah memastikan tidak ada penyadap di rumahnya.

"Dari sini bangsaat!! " Ai yang berdiri tertatih dibantu Naybila mengacungkan alat perekam wireless berbentuk anting yang dari tadi terpasang di telinga Ai.

Alat penyadap itu terhubung langsung dengan alat perekam yang terdapat di mobil Djonatan yang sedari tadi sudah berjaga di dekat rumah Jackal.

Alat perekam itu merekam lengkap semua kata kata yang diucapkan Jackal saat memperkosa Ai.

Dengan rekaman pengakuan dari mulut Jackal langsung ini, keterlibatan Jackal dalam pembunuhan Gozo dan Iichiro
tidak terbantahkan lagi.

"Apa... apa... Ai menjebak saya?"dengkul Jackal langsung lemas, Jackal jatuh berlutut di lantai.

Sebelum berangkat ke rumah Jackal, Ai lebih dulu menemui Mathew dan Naybila untuk merencanakan muslihat menjebak Jackal.

Mengetahui si licik Jackal licin bagai lele dumbo, Ai sengaja mengorbankan diri-nya rela diperkosa Jackal demi mendapatkan rekaman pengakuan kejahatan Jackal.

"Kamu akan membayar mahal untuk semua perbuatan-mu ini Jackal, akan saya pastikan kamu mendekam selama mungkin di dalam penjara yang paling gelaap dan kejam" gemeletuk Djonathan menahan emosi.

"Cepat tahan dan bawa bajingan ini ke nusakambangan!!" Perintah Djonathan.

"Jangan... jangan..."Jackal mewek ketakutan mengetahui jeruji penjara-lah yang bakal menjadi masa depannya.

"Rasakan!!, membusuklah kau di penjaraa!!" Jerit Ai melampiaskan kebenciannya pada Jackal. Ai menangis sesenggukan karena sudah berhasil menyelamatkan Alex dan menangkap pembunuh orang tua-nya.

Mathew menarik keluar kasar Jackal mengantar Jackal ke rumah baru-nya yang dingin dan kelam.

"Maafkan saya Ai, saya pastikan Jackal akan dihukum berat atas perbuatannya" Djonathan membungkukkan badan-nya memberi penghormatan pada Ai, salut akan dedikasi dan pengorbanan Ai untuk menangkap Jackal.

"Terim kasih jendral, saya cuman minta nama baik dipulihkan"bisik Ai pelan pada Djonathan.

"Haa... haa... tentu saja Ai.." tawa Djonathan.

"Naybila tolong sebarkan memo keputusan saya ini ke seluruh kepolisian..." Djonathan menarik nafas panjang sebelum mengeluarkan titahnya.

"Mulai detik ini status tersangka Alex dihapus dan dengan ini saya angkat Alex menjadi pimpinan team Alpha dengan pangkat Inspektur" tegas Djonathan.

"Alex... huu... huu..." Ai menangis bahagia mendengar kabar baik untuk Alex itu.

"Naybila, perintahkan Kevin untuk mengkerahkan seluruh kekuatan mencari Alex."

"Siap jendral..." Naybila dengan mantap menerima perintah dari Djonathan.

"Terima kasih Jendral..." Ai tulus berterima kasih pada Djonathan.

"Sekarang masih terlalu awal buat kita untuk merayakan kemenangan Ai.." desis Djonathan.

"Gubenur Adiguna!, celaka kita harus melindungi tuan Adiguna. Shinobi malam ini akan membunuh-nya." Ai teringat komunikasi terakhir antara Jackal dan Shinobi tentang rencana membunuh Adiguna.

Saat itu juga Djonathan bersama Ai berangkat ke rumah dinas gubenur Adiguna.

Seusai menggerebek rumah Jackal, sekarang konsentrasi utama team Alpha adalah melindungi Adiguna dan menangkap Shinobi.
******
Adiguna duduk resah dalam kamar pribadi-nya, lagi lagi diri-nya menemukan surat ancaman pembunuhan dari WWW di kamar-nya.

Rumah dinas-nya sudah dilengkapi penjagaan canggih dengan puluhan penjaga, namun Shinobi masih saja bisa menyusup masuk dan mengancam-nya.

Gigi Adiguna bergemeletuk teringat raut wajah Piero, yang pernah menyusup dalam apartemennya dan mengancam-nya.

"Orang itu pasti Shinobi..." guman Adiguna dalam hati.

Acara perayaan kemenangan akan di mulai dua jam lagi dan Adiguna harus menyiapkan pidato kemenangannya.

Adiguna bangkit dari tempat duduk-nya dan berbalik.

Degg...!! Adiguna melonjak kaget saat membalikkan tubuh-nya.

Piero ternyata sudah ada dalam kamar-nya, berdiri di belakang Adiguna.

"Haloow gubenur kita bertemu lagi..." sapa Piero sambil menyeringai sadis.

"Hah..??, bagaimana kamu bisa masuk?"tanya Adiguna.

"Hee... hee.., tidak perlu basa basi gubenur, kita to the point langsung ke bisnis kita saja gubenur, saya sudah memperingati kamu untuk mundur dari jabatan gubenur tapi kamu membandel"

"Sekarang rasakan akibat-nya" Piero menghunus belati untuk membunuh Adiguna.

"Jangan... jangan..." Adiguna beringsut mundur sampai mendesak dinding di balik punggung-nya untuk menjauhi Piero.

Piero bergerak maju makin dekat dengan Adiguna.

Piero bersiap membacokkan belati-nya memyembelih Adiguna.

Di saat genting itu tiba tiba terdengar suara ketukan di pintu kamar Adiguna.

"Adiguna san..., cepat buka pintu-nya, ini Yuna mau masuk" Yuna kekasih Adiguna mengetuk pintu ingin bertemu Adiguna.

"Oohh..., itu suara guru berdada besar itu..." Piero menyeringai mesum membayangkan sosok ibu guru MILF itu.

Piero dan Yuna sama sama berprofesi sebagai guru di SMU Internasional.

"Hei.., mau apa kamu...." melihat senyum cabul Piero, Adiguna takut Piero merencanakan sesuatu yang jahanam pada Yuna.

"Cerewet..." Piero melayangkan tinjunya menghajar kening Adiguna hingga Adiguna terjerembab jatuh pingsan di lantai.

"Adiguna san... Adiguna san..." ketukan di pintu kamar Adiguna makin kencang.

"Hiii... hii.., tidak ada salah-nya bersenang senang dulu sebelum membunuh gubenur ini" Piero berjalan ke pintu untuk membuka pintu kamar.

Yuna tidak menyadari kehadiran si jahanam yang menunggu di balik pintu.
 
Terakhir diubah:
si jackal polisi jaman old kena jebakan ai polisi jaman now ....
dan si piero sepertinya senasib sama jackal ..
nikmat membawa sengsara .. hahaha
 
Ada salah nama yg harus nya ai malah jd alex yah ?
"Gadis berhijab itu tak kuasa menahan haru melihat kondisi Alex."
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd