Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Himpitan Ekonomi

Lanjut


Ditengah kegalauannya mengenai tawaran kerja di tempat mr kim, desakan kebutuhan sekolah anak- anaknya, kabar dari iparnya yang masih terus saja di teror penagih hutang membuat umi pipit merasa sangat letih mengelus dada, ia butuh kesabaran ekstra untuk menghadapi itu semua. Belum selesai itu semua masalah itu, ia kembali teringat satu urusan lagi yang tidak kalah penting, hutang mendiang suaminya pada haji Darsa yang harus segera ia lunasi. Dalam waktu dekat para penagih hutang suruhan haji darsa pasti akan kembali datang, namun sebelum itu terjadi umi pipit berencana akan menemui langsung haji darsa untuk meminta keringanan hutangnya, ia berharap haji darsa dapat mengerti situasinya saat ini.

Siang hari sesuai rencananya, umi pipit bergegas ke kampung sebelah untuk menemui haji darsa, dengan berjalan kaki ia terus menelusuri jalan kampung menuju rumah haji darsa. Di sepanjang jalan beberapa bapak bapak dan pemuda yang ia lewati tampak seperti memiliki tatapan lain terhadapnya. Semua mata lelaki itu tampak seperti menelusuri tubuhnya dari atas sampai bawah. Umi pipit pun menjadi sangat risih, ia kembali teringat semua itu pasti gara gara ucapan mang ade tempo hari. Padahal sebelum semua itu, para warga selalu bersikap sopan santun terhadapnya. Semua berubah hanya karena satu ucapan seseorang.

"kenapa jadi seperti ini!? hanya karena cerita mang ade, mereka semua mulai melihat ku berbeda, risih sekali rasanya di tatap seperti itu" gerutu umi pipit sepanjang jalan

umi pipit terus berjalan hingga tak terasa ia sudah berada di depan kediaman pak haji darsa, umi pipit pun lantas mengucapkan salam dari luar pagar, haji darsa yang kebetulan sedang duduk di teras pun langsung menjawab salam. Haji darsa tampak kaget saat melihat tamu yang datang adalah umi pipit. Sebari berjalan menuju pagar rumah, muka haji darsa tampak sumringah. Setelah sedikit berbasa basi haji darsa lantas mempersilahkan umpi pipit masuk dan mengajaknya duduk di teras. Awalnya haji darsa mengajak umi pipit untuk masuk ke dalam rumahnya dan berbicara disana, namun umi pipit meolak dan memilih agar berbicara di teras saja.

"si tetehnya kemana pak? Tumben gak keliatan"
"istriku lagi pergi kondangan teh, kemungkinan pulangnya agak sorean"
"oh lagi gak ada di rumah ya, duh padahal saya kangen banget sama si teteh sudah lama tidak ngobrol" ucap umi pipit yang memang sedari dulu sudah sangat akrab dengan istri haji darsa.

Mereka lalu mengobrol berdua di teras rumah haji darsa, haji darsa lalu menyuruh anak buah nya mang ujang untuk membawakan minum dan cemilan untuk umi pipit. Singkat cerita umi pipit pun lantas menceritakan maksud dan tujunanya datang kesana. Awalnya haji darsa tampak kecewa namun ia pada akhirnya mengabulkan permintaan umi pipit utuk keringanan hutang hutangnya. Namun hal lain di luar dugaan umi pipit, di akhir obrolanya dengan haji darsa. Haji darsa secara terang terangan menawarkan umi pipit agar mau jadi istri muda nya. Umi pipit jelas kaget dan tidak tau mesti menjawab apa. Jelas ia tidak mau menerima tawaran itu, namun ia bingung harus menjawab apa agar tidak menyinggung haji darsa.

"gimana teh, teh pipit kan udah akrab dengan istri saya... harusya itu tidak akan sulit, saya berjanji kalau teteh mau jadi istri kedua saya, teh pipit saya pastikan akan terlepas dari semua masalah yang teteh hadapi sekarang" rayu haji darsa pada umi pipit
"maaf pak, bukanya aku nolak, namun saya masih belum bisa melupakan mendiang suami saya, aa safri" kelak umi pipit

umi pipit mulai tampak gelisah, nafasnya terasa berat. Haji darsa yang menyadari hal itu tampak tersenyum lebar. Perlahan haji darsa pun menggeser duduknya mendekati umi pipit. Dari arah kanan haji darsa mulai melingkarkan tanganya dan memegang pundak kiri umi pipit. "sshhh ehhh" kaget bercampur desah dari umi pipit saat tiba tiba tangan haji darsa memegang pundaknya. Ingin sekali umi pipit menepis tangan itu, namun entah kenapa tubuhnya sulit untuk bergerak

"saya paham teh, teh pipit pasti masih sangat menyayangi mendiang safri, namun teteh harus ingat beliau telah tiada, kini hanya tinggal teh pipit sendirian yang mesti menanggung anak anak teteh... kebutuhan anak anak itu makin hari akan semakin bertambah, teh pipit pasti butuh seseorang yang mampu memberi nafkah lahir untuk mencukupi itu semua. Selain itu teh pipit pasti juga masih butuh nafkah batin kan" ucap haji darsa sebari mecengkrang erat pundak umi pipit.
"shhhhhh ehhheh... anu pak haji, maaf saya tidak bisa" ujar umi pipit
"kalo teh pipit kawin sama saya, teh pipit bisa ikut tinggal disini, gak perlu lagi tinggal di gubuk bilik itu... kalo tinggal disini teh pipit gak perlu hawatir mandinya ada yang ngintipin" ujar haji darsa yang membuat umi pipit tampak kaget, ia tidak menyangka kabar tentang dirinya yang di intip mang ade bahkan sudah sampai ke kampung sebrang. pak haji lalu melanjutkan ucapannya
"selain itu saya yakin yang katanya tembem gak berbulu itu pasti masih butuh ini kan"

haji darsa meraih tangan umi pipit dan mengarahkannya untuk memegang kontolnya dibalik sarung yang ia kenakan. Entah sejak kapan di balik sarung itu haji darsa sudah tidak mengenakan apa apa lagi. Sehingga dengan sangat jelas umi pipit bisa merasakan besar dan kerasnya pentungan haji darsa. Umi pipit tampak ingin menarik tangannya namun terus di tahan oleh haji darsa. Alih alih terlepas haji darsa mulai mengajak tangan lembut untuk mulai mengocok pusaka kebanggaannya. Umi pipit hanya bisa terpejam dan tak tau harus berbuat apa tubuhnya terasa aneh. Ia merasa tak berdaya untuk menolak perlakuan kurang ajar haji darsa padanya. Melihat mangsanya tanpa perlawanan, tangan haji darsa yang sedari tadi memegangi pundak umi pipit kini mulai menyelinap ke ketiak umi pipit. Perlahan namun pasti tangan itu mulai meraih payudara besar umi pipit. "euuunggghhhh.....nhhhh paak jang...an" desah umi pipit.

Penolakannya terdengar hanya seperti formalitas bagi haji darsa. Pagar rumah yang tinggi dan tertutup benar benar memuluskan aksi haji darsa. Kini tangan umi pipit benar benar sudah menggenggam kontol haji darsa tanpa penghalang apapun. Ikatan Sarung yang ia kenakan tampak sudah terbuka. Tangan umi pipit kini dengan sendirinya mengocok batang kontol itu, tanpa perlu lagi di tahan ataupun di tuntun haji darsa. Sementara itu haji darsa tampak mulai merarik ujung gamis umi pipit. Perlahan ujung gamis itu melewati lutut umi pipit memperlihatkan paham mulus yang selama ini hanya bisa di lihat oleh almarhum safri dan mang ade. Umi pipit tampak berusaha menurunkan kembali gamisnya. Namun seperti sesuatu yang sia sia. Haji darsa berhasi menarik ujung gamis itu sampi melewati pinggul umi pipit. Tampak lah celana dalam tipis yang di kenakan umi pipit. Tangan haji darsa langsung menyerang area selangkangan umi pipit. Di balik celana dalamnya yang sudah sangat basah tangan haji darsa terus menggesek area sekitar lubang kenikmatan umi pipit itu. Kini kedua manusia itu tampak seperi sedang saling memuaskan kelamin masing masing.

"shhhh.... Pak haji... tolllong pak... udahhh acckhh... jangan seperti ini pak"

cup..cuppp.cuuppp.

Tanpa menjawab ucapan umi pipit. Haji darsa langsung saja mencium mulut umi pipit. Haji darsa tampak sangat bernafsu melumat bibir umi pipit. Lidahnya berusaha menarik mengajak lidah umi pipit untuk saling melumat. Sebari terus melumat bibir umi pipit. Haji darsa perlahan mendorong tubuh umi pipit untuk rebahan di teras rumahnya. Beberapa saat kemudian posisi umi pipit kini terlentang di atas teras rumah haji darsa dngan kaki mengangkang jatuh kedalam dan keluar teras. Celana dalam yang sedari tadi dipakai umi pipit tampak sudah tidak ada. Gamis nya kini tampak sudah tergulung sampai keatas payudara umi pipit di ganjal bra yang juga di singkap ke atas. Tanpa perlawanan berarti Umi pipit tampak sudah tak beradaya. Kemolekan tubuhnya sudah sepenuhnya terlihat oleh haji darsa.

"jadi ini, si tembem tak berbulu yang di lihat si ade... kurang ajar kamu ade, tau aja barang bagus"



cup cup cupp.... Setelah berdecak kagum pada apem milik umi pipit. Mulut haji darsa pun mulai menjilati memek umi pipit. Lidahnya mulai menelusiri lubang kenikmatan milik almarhum sahabatnya itu. Sesekali lidahnya menyentil klitoris milik umi. Sementara di ujung sana tangan haji darsa tampak sibuk meremas dan memilin payudara besar umi pipit. Umi pipit yang kali pertama dalam hidupnya merasakan kemaluannya di jilat tersentak kaget, tubuhnya seperti tersengat, pinggul dan kakinya bergetar merasakan lidah haji darsa menyapu lubang kenikmatan miliknya, matanya terpejam sebari tangannya menutup mulut berusaha menutupi desahan desahan yang terus keluar dari bibirnya.
Tak berselang lama setelah haji darsa begitu lahap melumat memek umi pipit, menjilat dan emut klitorisnya umi pipit pun taka kuasa menahan dan neyemburkan cairan nikmat, tubuhnya seketika lemas makin pasrah tak berdaya. Melihat mangsanya sudah pasrah haji darsa mulai mengarahkan batang kontolnya ke apem milik umi pipit. Haji darsa mulai menggesek gesekan batang keras itu ke belahan memek umi pipit. Di bawah sana umi pipit tampak mulai menggerakan pinggulnya seakan sudah tidak sabar agar batang keras itu segera menembus memeknya. Haji darsa mulai mengarahkan palkonya untuk membelah bibir memek umi pipit. Namun

"pak haji.... Gawat pak gawat...." tibak tibak dari belakang anak buah pak haji datang, pak haji yang kaget langsung menghentikan aksinya.
"ada apa jang? Apa yang gawat?"
"tadi saya dapat wa dari si samin katanya dia baru saja sampe"
"sampe kemana?"
"sampe.... Euuh..... sampe kesini pak,..... mobil rombongan besan yang di bawa si samin udah pulang" tampak anak buah pak haji tadi tidak fokus karena matanya tertuju ke tubuh molek umi pipit yang terbaring di teras.

Umi pipit yang sepertinya tidak sadar ada orang lain datang... masih terus menggerakan pinggulnya. Kepala kontol haji darsa beberapa kali sedikit masuk terselip ke dalam memek umi pipit. Namun haji darsa justru malah menarik kontolnya dan berdiri. Ia bergegas merapihkan sarung yang ia kenanan.

"teh pipit sebaiknya segera pulang, istrinya saya sebentar lagi datang bisa berabe kalo lihat teteh dalam keadaan kaya gini"
"ehhhh!!???"

Umi pipit yang heran mulai membuka matanya. Ia kaget saat melihat anak buah haji darsa yang sedari tadi melongo memandangi tubuh dan memeknya... Tanpa memperdulikan celana dalam dan bra yang tersingkap Ia berusaha segera menurunkan gamisnya yang tersingkap. Umi pipit tampak tertunduk malu. Tanpa berkata kata lagi umi pipit langsung berbegas pergi dari sana meninggalkan haji darsa dan anak buahnya. Umi pipit terus berjalan keluar pagar dari rumah haji darsa. Haji darsa hanya bisa terpatung meliaht umi pipit pergi dari rumanya.

"sialah si samin malah ba jam segini, padahal tadi katanya bisa balik malam... aaarrghhh kampret"

begitulah umpat kesal haji darsa sebari melempar celana dalam umi pipit yang sedari tadi ia pegang ke wajah si ujang anak buahnya yang tadi ikut jadi saksi kemolekan umi pipit. Dan benar saja, tidak lama setelah itu mobil yang mengantar istri haji darsa kondangan sudah datang setelah lebih dulu mengantarkan beberapa warga lain yang ikut.

"miiin samin.... Dasar si samin" ujar haji darsa yang tampak masih kesal.

Ditempat lain, umi pipit terus berjalan meninggalkan rumah hadi darsa, walau tidak sampai terjadi hubungan badan, namun peristiwa tadi, benar-benar membuatnya hancur, bagaimana tidak dia yang dikenal sebagai seorang wanita sholeha, seorang guru ngaji, dengan sebegitu gampangnya di telanjangi seorang laki laki tanpa perlawanan berarti. Tidak hanya haji darsa, bahkan anak buahnya mang ujang turut ikut menyaksikan kemolekan tubuhnya. Umi pipit masih tidak habis fikir bagaimana semua itu bisa terjadi. Apa yang sudah haji darsa lakukan terhadapnya. Kenapa la jadi begitu tidak berdaya.
Sebari terus berjalan, mata umi pipit mulai berkaca kaca. Perjalan pulang menuju ruamhnya masih cukup jauh, keluar dari kampung haji darsa ia masih harus melewati jalan setapa menyusuri sawah untuk bisa kembali ke kampung cikere. Karena syok dan banyak fikiran, umi pipit mulai meras pusing, di tambah cuaca yang cukup terik. Kepalanya terasa berat, dan badanya terasa panas la merasa tidak kuat untuk berjalan lagi, umi pipit lalu memutuskan untuk singgah di salah satu saung yang ada di tengah area pesawahan. Tempat yang biasa para petani gunakan untuk berteduh. Umi pipit pun mulai berjalan ke arah salah satu saung terdekat dari posisinya sekarang.
Setibanya di salah satu saung, ternyata disana ada seseorang yang sedang berteduh, ia adalah abah kosim (70) salah seorang warga kampung ciekere yang berpropesi sebagai pengangon domba. Umi pipit cukup mengenal baik abah kosim, karena berdasarkan penuturan almarhum suaminya, abah kosim masih ada ikatan sodara dengan nya.

"eh abah, samlikum"
"mikum salam, neng pipit, ada apa ko tumben kesini"
"saya baru dari rumah haji darsa bah, ada perlu, tadi pas jalan pulang rasanya pusing sekali jadi saya mau istirahat dulu sebentar. Saya boleh numpang neduh kan bah"
"oh mangga neng, silahkan silahkan, abah juga sama lagi neduh sambil lihatin domba domba makan rumput"

umi pipit pun lalu ikut duduk di saung tersebut, sebagai gambaran saung tersebut sisi yang menghadap jalan di pasangi dinding bilik, sehingga yang sedang berada di saung tidak aka terlihat dari jalan. Umi pipit dan abah kosim duduk saling bersebrangan sisi. Karena merasa sudah kenal cukup lama, Umi pipit sama sekali tidak merasa hawatir duduk berdua dengan abah kosim, umi pipit bahkan sudah menganggap abah kosim seperti orang tuanya. Mereka pun mulai mengobrol sekedar basa basi. Namun perlahan umi pipit mulai tidak fokus.

"sssshhhhh, euuungggghhh...shhhh duuuh"
"kenapa neng?"
"nggak bah, cuma pusing aja"
"di tidurin aja neng, biar abah nanti duduk di bawah"
"shhhh, jangan bah udah gak papa"

yang sebenanya umi pipit rasakan saat ini adalah, Badan yang terasa gerah dan memeknya yang begitu terasa gatal. Tanpa sadar salah satu tanganya mulai menggesek area memeknya di luar gamisnya. Sementara tangan satunya lagi mulai meremasi payudara besarnya. Abah kosim yang duduk membelakanginya tidak melihat apa yang dilakukan umi pipit saat ini.

"ssshhhh euunggg baaaahhh... tolong baaachhh.... Iiiihhhh"
"EEEHH neng kenapa neng?"

abah kosim kaget menengok ke belakang, melihat umi pipit yang terbaring di saung, salah satu tangannya masih terus mengorek liang memeknya dari luar gamisnya. Sementara tangan yang satu lagi sibuk meremasi buah dadanya secara bergantian. Dengan posisi kaki mengangkang. Namun masih tertutup gamisnya.

"mbaaah toolllongg...ooochhh... gak kuaaattt"
"neng pipit kenapa?" ujar abah kosim panik, karena sudah cukup ujur, sedikit pun abah kosim tidak berpikiran mesum pada umi pipit. Apalagi umi pipit sangat baik terhadapnya
"gaaatttellll bbahhh,.... Pipit gak kkuattta aahhh"
"gatel apanya? Abah harus apa neng" tanya abah kosim yang bergerak mendekati umi pipit

umi pipit yang sudah diluar kendali, mulai menaikan gamisnya melewati pinggangnya, abah kosim terperanjat kaget melihat umi pipit yang ternyata tidak mengenakan celana dalam dibalik gamisnya. Tangan umi pipit lalu meraih tangan abah kosim dan mengarahkan langsung ke memeknya. Abah kosim yang masih bingung dengan situasi saat ini hanya mengikuti arahan umi pipit.

"tooolllong garukiin mbah... gatallll uuuuhhhh"
"iiii....iya neng"

jari jemari abah kosim yang kasar mulai menggesek bibir memek umi pipit, ia terus menggarukan jarinya disana. Umi pipit yang merasakana kasarnya jari abah kosim mulai merasakan sensasi nikmat.

"ooochhh bah.... Shhhhh, terus bah, keatasan dikit bah pas kacang nya"

abah kosim yang paham mulia menggesek klitoris umi pipit, pinggul umi pipit nampak terangkat karena sensasi nikmat jari jemari abah kosim. Sementara kedua tangannya kini meneruskan menaikan gamisnya sampai melewati buah dadanya. Tidak sampe di situ bra yang ia pakai juga ia naikan keatas sehingga menyembulan kedua payudara bedar miliknya. Tangan umi pipit langsung sibuk meremas dan memilik payudaranya. Beberapa menit dalam posisi tersebut, abah kosim mulia mengeluh tanganya capek dan jarinya pegal.

"pegel neng, abah gak kuat"
"bahh toloong bahhh sshhhh pipit juga gak kuat..... ini gatelnyaa..."
"maaf neng tunggu bentar ya"
umi pipit yang tidak sabar mulai bangkit duduk, ia lali menubruk tubuh abah kosim sampe terlentang di saung, secara tergesa gesa umi pipit langsung melorotkan celana abah kosim, perlawanan sempat dilakuka abah kosim, ia berusaha mempertahan kan celananya yang di tarik umi pipit. Apalah daya tenaga kakek tua renta melawan wanita matang penuh gairah. Celana abah kosim berhasil di loloskan.

"neng jangan neng... ini abah mu"
"maaf bah... pipit gak kuaaatttt abah diem aja, ini gakan lama"

setelah mengocok sebentar kontol abah kosim, umi pipit langsung menaiki tubuh
bentuk dan ukuran kontol abah kosim bisa di bilang jauh lebih besar dan panjang dibanding milik mendiang suaminya. Kontol abah kosim lebih mirip pemain film biru "Blacked". Umi pipit yang sudah berada di atas tubuh abah kosim mulai mengarahkan kepala kontol hitam itu menuju lubang gatalnya. Perlahan kepala kontol yang besar itu membelah bibir memek umi pipit, "euuunggg gede bangeettt" namun karena memek umi pipit yang sudah sangat becek dan basah. Selepas seluruh kepala kontolnya masuh, batang yang tersisa dengan mudah menerobos memek umi pipit.


BLESSS.....
"oouuuuucchhhh baaahh"
"duuhhh neng pered bangetttt"

setetlah memastikan kontol abah kosim tertancap sempurna, umi pipit lalu mulai mengangkat gamisnya keatas melewati kepalanya. Tidak lupa bra yang mengganggu juga di lepasnya. Setelah benar benar telanjang, pinggul umi pipit mulai menggenjot kontol abah kosim.

"duuuhhhh shhhhh aahhh ahhhh ahhh, gede bangeet bahhhh"
"neng pipit, memeknya pered bangt duuuh"

pertunjukan erotis diperlihatkan umi pipit, seorang lelaki tua renta sedang ia tunggangi dengan begitu liarnya. Kontol abah kosim yang terbilang cukup besar sedikit bisa memuaskan rasa gatal di memeknya. Umi pipit beberapa ali memvariasikan gerakan pinggulnya mulai dari maju mundur, hingga berputar, membuat kontol abah kosim yang menancap di memeknya mengaduk kesegala arah didalam sana.



Tidak puas sampe sana umi pipit lalu menyodorkan payudara besarnya ke mulut abah kosim.
Abah kosim tampak enggam namun umi pipit terus memaksanya, menjejalkan putingnya ke mulut abah kosim.

"duuuhh neng pipit udah neng.... Abah gak kuat"
"bentar lagi bahm bentar lagiii.... Maafin pipit bahhh, pipit gak bisa nahan"

tumbukan umi pipit makin cepat, dibawah sana abah kosim terus merengek karena tidak kuat menahan jepitan memek umi pipit. Hanya berselang 15 menit kontol abah kosim pun menyemburkan spermanya.

"neeengggg abah keluuuarrr ahahhhh"

seakan tidak peduli, umi pipit terus menggenjot kontol abah kosim tanpa jeda. Selang beberapa menit kemudia mata umi pipit mulai terbelalak naik ketas. Pupil matanya benar benar naik keatas sehingga terlihat putihnya saja. Pinggulnya lalu menghentak keras kontol abah kosim. Dan

SUUUUURRRRRRRRR

umi pipit pun mencapai klimaksanya, cairan deras menyembur dari memeknya, seluruh badan umi pipit bergetar hebat, badannya langsung terasa lemas sehingga tanganya tidak mampu lagi menahan berat tubuhnya. Tubuh umi pipit ambruk kesamping abah kosim. Tubuhnya terlihat masih bergetar. Kontol abah kosim pun tercabut dengan sendirinya. "uuuuuchhhh ngiluuu aduuuhh" rintih abah kosim abah kosim tampak bergeser menjauh dari umi pipit, sebari terus memegangi kontolnya yang masih terasa ngilu. karena kelelahan kedua insan itu pun tertidur berdua dalam keadaan tidak berbusana. Kecuali abah kosim yang masih pakai kaos.

“tega banget neng pipit merkosa abah” keluh abah kosim


Sementara di tempat haji darsa, ujang berusaha menghibur juraganya yang masih kesal

“sayang banget tuh tadi pak haji, dikit lagi padahal”
“ah kesel saya gara gara si samin nih” gerutu haji darsa yang masih kesal sama anak buahnya
“padahal tadi saya kasih vitamin yang bagus tuh minumanya”
“udah lain kali harus berhasil”
“siap juragan, saya kawal sampe jebol hehehe”


Sekian dulu lah. Asli saya kehilangan mood di tengah cerita, akhirnya blank. jadi terpaksa di belokan dulu ceritanya buat balikin mood. Nextnya akan kembali ke konflik utama.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd