Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Hukuman untuk Wiwid

Jilbablonthe

Adik Semprot
Daftar
8 Feb 2018
Post
137
Like diterima
194
Bimabet


Bunyi lonceng berdentang kencang memekakan telinga. Wiwid seakan terbangun dari tidur yang amat panjang. Kepalanya terasa berat, darah terkumpul di ubun-ubunya. Dengan terhuyung-huyung, Wiwid mengangkat tubuh gemuknya. Terlihat di depanya sebuah lorong bertembok biru dengan pintu-pintu raksasa. Makhluk-makhluk tinggi menjaga di setiap pintu dengan membawa kapak berlumur darah. Pemandangan yang mengerikan itu membuat Wiwid terhenyak. Sebuah hawa aneh membuatnya melangkahkan kaki mengikuti barisan orang di dekatnya. Mereka semua tampak sama bingungnya, namun hanya diam dan mengikuti barisan menuju ke arah pintu-pintu itu.

Satu per satu barisan orang tersebut memasuki pintu-pintu itu. Sesaat sebelum dibuka, pintu itu menunjukan simbol-simbol aneh. Ada kalanya simbol yang ditunjukan berupa gambar sapi, maka ketika pintu dibuka ruanganya merah menyala dengan sebuah patung sapi tembaga di dalamnya. Ketika simbol yang ditunjukan adalah paku, maka isi ruanganya adalah tiang kayu berbentuk salib. Lain pula jika simbol segitiga yang muncul, maka di dalam ruangan terlihat sisa-sisa organ tubuh manusia yang keluar dari kerongkongan. Wiwid hanya bisa melangkah pasrah melihat kengerian yang menanti di depanya. Ketika giliranya tiba, pintu menunjukan simbol takhingga yang mirip dengan angka delapan. Ketika pintu dibuka, Wiwid hanya melihat sebuah ruangan hitam. Tiba-tiba ia tersedot ke dalamnya dan kembali hilang kesadaran.

Suara lonceng kembali terdengar. Kali ini suaranya tak telalu kencang. Tentu saja, itu suara alarm telepon seluler. Wiwid kembali terbangun dengan kepala pusing. Ia menggapai telepon selularnya dan bergegas mematikan alarm. Rasanya seperti ia sedang terlambat bangun pagi. Namun nyatanya saat ini Wiwid sedang duduk di kelas kuliah. Dosen sempat menegur Wiwid untuk tidak tidur di kelas. Teman sekelas Wiwid tampak acuh, seolah tak menghiraukan teguran dosen. Wiwid bersikap sok tenang sambil mencoba mencerna situasi. Apakah gambaran mengerikan yang dilaluinya tadi hanyalah mimpi?

Tiba-tiba telepon selulernya bergetar. Sebuah pesan daring telah masuk ke aplikasinya. Wiwid tidak mengenali nomor pengirimnya, namun pada kontak tertulis “master”. Isi pesan tersebut juga tak kalah mengagetkan.

“Ke Toilet sekarang njing!”.

Belum sempat Wiwid mencerna untuk memberikan balasan, orang itu mengirim pesan lagi. Kali ini disertai foto dirinya tengah merangkak telanjang berkalung rantai. Sontak Wiwid bergidik ngeri dan langsung meminta ijin pada dosenya untuk buang air kecil di toilet. Cewe gemuk itu tergesa menuju toilet dengan hati yg deg-degan. Orang seperti apa "master" yg memperbudaknya ini? Ketika sampai di toilet, ia tidak mendapati sosok yang aneh atau seram. Didapatinya seorang mahasiswa dengan tampang biasa aja. Cenderung cupu dan alim. Ga ada nakal-nakalnya sama sekali. Dengan tergagap ia mencoba menyapanya.

"Ma,, Masterr? "

Cowo itu tersenyum sedikit dan langsung menjambak rambut Wiwid sekencangnya masuk ke dalam bilik toilet. Cowo itu mencipok mulut Wiwid degan beringas seakan menerkam wajah chubbynya. Wiwid gelagapan menerima perlakuan kasar itu.

"Lonte lu, mau nolak? Hah? "

Merasa tidak puas dgn pelayanan budaknya, cowo itu menjambak rambut Wiwid dan menenggelamkan wajahnya di ember. Ketika wajahnya diangkat, cowok itu kembali mencaplok wajah Wiwid. Wiwid kali ini pun agak meladeninya seiring dengan libidonya yang mulai naik karna diperlakukan kasar dalam sex.

"Mphh, lonte banget lu gendut, kuraaang"

Cowo itu kembali menjambak Wiwid dan menenggelamkanya di ember. Wiwid ditenggelamkan berkali-kali sampai seluruh tubuhnya basah kuyup. Ia pun mulai mengimbangi cipokan cowok itu dengan begitu binalnya. Tak pernah ia merasakan cipokan seganas ini.

"Naah begini dong, pasti lu colmek kan tadi di kelas? Sange kan lu? Pengen ngemutin kontol dosen lu kan? "
"Hmmph, ahh, enggak mas, kamu yang bikin aku sange"
"Lonte ******, panggil gue master?"
"I,, iya master"
"Lu tuh cuman lonte ya, bisa dientot gratisan boneka sex milik gue. Harus nurut. Mau lu lagi kuliah kek, lagi hangout kek, lagi di rumah kek, lagi rapat BEM kek. Harus nurut njing!"
"Ba,, baik master. Lonte ini nurut mau dientot di mana pun dan kapan pun"
"Bagus, sekarang nunduk, mau gue kontolin wajah sangean lu"

Cowo itu menjambak Wiwid dan memaksanya tersimpuh di lantai toilet kampus yg licin. Kontol cowo itu pun terpampang ngaceng di depan wajahnya. Tanpa babibu kontol itu disesel-seselkan di wajah Wiwid. Begitu bau dan kotor entah habis kencing belom dibersihin atau gimana. Terasa daki-daki kontol berguguran dan menempel di wajah Wiwid.

"Hmmph, masterr, kontolnya kotorr nih jorook"
"Lonte gendut kek lu emang harus dilecehin begini"
"Tapiih, aku ga mau masterr, aku bukan toilet bisa dikontolin seenaknya"
"Memang toiletnya bukan di wajah lu njing, tapi di sini, buka dulu! Aaaa...."
Cowok itu memaksa mulut Wiwid agar terbuka dan menyumpalnya dengan kontolnya. Sluuurp. Langsung difacefuck kenceng wajah lonte si Wiwid. Slerp slerrp. Hmph hmph. Kontol kotor itu menghajar mulut Wiwid seenaknya.
"Uaah ini toilet penampungan kontol. Hina banget gue kontolin begini mulut lonte lu njing!"

Rambut Wiwid dijambak kasar, kepalanya maju mundur terantuk2 toilet duduk. Kontol merangsek mentok ke tenggorokan. Cowok itu tidak memberikan kesempatan Wiwid untuk menghela napas. Mulutnya dijejali kontol lama sekali sampai kontol itu berkedut-kedut.

"Uhh, ******! Mulut lonte! Mulut wc! Kontol gue, anjing enak gue entot mulut lu njing! Ahh toilet gue buangin di sini yaa njing! Ahhh!"

Crooot crooot croot. Wiwid merasakan semburan pejuh yg demikian banyaknya membanjiri mulutnya sampai meluber ke dagu dan toketnya. Ia pun terbatuk-batuk hebat habis difacefuck separah itu. Kontol yang masih ngaceng ditampar-tamparkan ke wajahnya. Ketika berangsur mengecil tiba-tiba cowo itu menjambak Wiwid.

"Ahh, mau apa master? "
"Tuntasin tugas lu sebagai toilet njing!"
"Ohh master, Wiwid ga mau, enggak, jangan master!"
"Udah cerewet lu, anjing melet aja lah biar ga terbuang sia-sia!"

Kepala Wiwid dipaskan di atas lubang toilet duduk. Lidahnya ditarik dan kontol itu pun kencing. Wajah Wiwid banjir air kencing seketika mengucur dari mata, hidung, sampe lidahnya. Pesing sekali rasanya. Ia merasa terlecehkan kepenuhnya dijadikan toilet hidup penampung pejuh dan air kencing. Bahkan sebagian air kencing itu sampai terminum. Rasanya tidak karuan. Wiwid tidak berdaya setelahnya. Ia hanya pasrah ketika kemudian cowok itu melorotkan celana jeans dan cd nya. Langsung saja memek tembem Wiwid jadi korban karna dicolok kasar seenak jidat.

"Ouuuh, masterr, memek Wiwid mau diapain? "
"Ini gue bikin enak njing! Diem lu jangan berisik!"
"Ooo ooh, masterr, stoop master"

Colokan jari-jari cowok itu bergerak cepat menggenjot libido Wiwid ke titik maksimal. Rasanya melayang-layang, Wiwid jadi mendelik-delik merasakan kenikmatan maksimal. Sambil mendelik matanya ke tengah, ia memeletkan lidahnya. Sudah seperti lonte jepang ahegao face. Dirasanya sange sampe keubun-ubun. Cairan orgasmae nya sudah menanti di ujung tanduk.

"Ahh ahh, masterr, teruuss, ahh, Wiwid ga kuaat, ahh master, masteeeer!"

Ketika Wiwid hendak melepas orgasme, tiba-tiba dunia di hadapanya berubah. Ia kembali duduk di dalam kelas seperti tadi. Terasa kentang sekali, super nanggung. Wiwid menderita karena gagal orgasme padahal tinggal crot. Ia bahkan tidak peduli ketika adegan berulang di mana teman-temannya masuk kelas dan dosen memulai kuliah. Dengan tergesa ia mengecek hape nya. Tidak ia temui kontak dan chat dri Master. Apa lagi ini? Apakah Master dan perentotan di toilet hanya hayalan saja? Ia merasa kesal dunia seakan mempermainkanya. Kepalanya serasa pusing karena berpikir. Ia sama sekali tidak memperdulikan sekitarnya.

Tiba-tiba saja sang Dosen menepuk pantatnya dan tersenyum menyeringai. Wiwid kaget dan melihat sekelilingnya. Tidak ada mahasiswa yang memperhatikan ulah mesum dosenya. Padahal dosen ini dikenalnya sebagai dosen tegas yang alim dan tidak neko-neko.

"Wiwid kenapa? Ngantuk ya?"
"Ehh, enggak pak. Cuman kurang konsen aja" Jawab Wiwid sekenanya.
"Kurang konsen, atau kurang kon... "
"Kontol pak!. Hahahhaha"

Seorang mahasiswi menyahut dan disambut dengan gelak tawa seisi kelas. Wiwid semakin bingung apalagi mulai melihat Dosen dan para mahasiswa cowok berdiri sambil mengeluarkan kontolnya. Sepertinya ia tau apa yang akan terjadi. Wiwid panik dan segera memikirkan cara untuk menghindari mereka. Namun dosenya keburu membekapknya, dan para mahasiswa mulai mendekat. Wiwid belum sempat membela diri ketika para lelaki mengerubunginya. Ingin minta tolong, tapi mahasiswi cewek malah cekikan sambil merekam Wiwid dengan telepon seluler mereka. Kenapa para cowo hanya terangsang padanya? Padahal ada belasan cewe yang nganggur kalo emang mau ngewe bersama.

"Paak, ahh, pak jangan gini dong. Saya mahasiswa bapak loh"
"Justru itu tugas saya sebagai dosen harus melayani mahasiswi saya. Termasuk libido kamu Wiwid."
"Iyaa Wid, kita-kita ga doyan cewe cakep kecentilan so jual mahal. Cuman elu yang pantes jd bahan entotan bersama, iya ga bro? "
"Iya nih. Gendut-gendut begini pasti enyoy nih goyangnya. Manteb kalo digenjot rame-rame. Empuk cuyy"
"Empuk laah, kan ada daya pantulnya njoot njoot uhh enak pasti"
"Udah cepetan pelorotin jeansnya biar diexe Pak Dosen, monggo pak dosen waktu dan tempat dipersilakan"

Wiwid pun ramai-ramai dipegang. Seluruh bajunya dibredel paksa. Ia ditunggingkan dgn pantat tembemnya mengacung goyang-goyang manja. Tanpa peringatan Pak Dosen pun langsung menerobos memek mahasiswi gendutnya seketika dengan genjotan mantap.

"Ahh Wiwid mantep banget kamu, saya kasih A++ deh"

Wiwid pun digenjot asal-asalan. Memek tembemnya berasa dibelah dengan benda keras menyeruak sampe ujung rahimnya. Belom pernah ia dientot sedalam itu. Wiwid pun auto ketrigger buat goyang. Para mahasiswa menyoraki Wiwid agar lebih semangat mengimbangi genjotan dosenya. Laknat sekali memang suasana di kelas ini. Karena goyangan betina kudanil tubuh gembul Wiwid, Pak Dosen pun ga bertahan lama dan menanamkan benih pejuhnya ke dalam rahim Mahasiswinya. Ia seperti sudah lama menginginkan anak dari mahasisiwinya yg paling jelek di kelas itu. Crot croot.

"Ahh, semoga anakmu jelek kayak mamanya"

Wiwid sekarang ditelentangkan. Seorang mahasiswa maju dan langsung mengewe memeknya dengan brutal.

"Ohh mantaap Wid, cewe kaya lu emg pantes dientotin kasar"
"Pantes banget cuy. Lihat, mulutnya sampe melet-melet. Gue jejelin aja yaa, makan nih Wid!"

Wiwid pun digenjot atas bawah seenaknya. Kontol di mulutnya diputar-putar sampe pipinya mengembung seperti sedang makan bakso. Sementara memeknya tetap disogok sampe mentok dengan tempo super cepat. Croot duluan di mulut Wiwid. Malah dioles-oleskan ke kacamatanya. Begitupun kontol di memeknya ngecrot banyak keenakan diempot memk tembem. Sesaat Wiwid melihat banyaknya kontol yang antri untuk buang pejuh padanya. Ia juga melihat mahasiswi cewe yang lainya sudah mulai saling cipokan. Tapi pada sesamanya alias lesbian. Aneh sekali ga ada cowo yg mau ngewein mereka sama sekali. Wiwid pun kembali fokus untuk diewe kontol lainya.

Wiwid melayani berbagai gaya dgn 2-3 kontol bareng nancep di tubuhnya. Ia sampai lemas harus dipaksa WOT dengan tubuh gempalnya. Tapi kontol di anusnya membantu memaksakan ritme jahanam buat perentotan tubuh Bonnie. Ia merasa sakit disekujur tubuhnya tapi juga super nikmat. Benar-benar perentotan yang luar biasa maksiat. Kasar dan terasa melecehkan. Wiwid merasa akan mencapai puncak lagi. Ketika tubuhnya ditunggingkan di atas meja dosen, ia berbalik dan mengambil alih dengan mencaplok mulut lawan mainya utk segera mencapai orgasme. Posisinya sekarang Wiwid ngentot sambil berdiri. Posisi yg agak ekstrim bikin darahnya cepat naik. Berkedut-kedutlah memeknya serasa tinggal croot.

"Hmpph, ayoo Joe, entotin aku! Iyaah kontolin joo! Ahh iyaah teruss aku nyampee joo, entotin memek akuuu, hamilin aku ayoo joo!!! Ahh ahhhh"

Ketika cairan orgasme hendak meledak, dunia Wiwid kembali berputar dan kembali seperti sedia kala. Ia kembali duduk di tempat ia berpikir untuk melakukan bunuh diri dengan kondisi kelas yang sedang kosong. Wiwid merasakan dirinya hampir gila. Apa apaan ini? Kenapa selalu begini? Pliis, tinggal crot. Ketika alur kembali berjalan ia mewaspadai setiap mahasiswa yang masuk ke kelas itu. Dilihatnya wajah-wajah pemerkosaan sebelumnya. Ga ada wajah mupeng sama sekali. Ditunggu-tunggu dosenya ga dateng ternyata cuman nitip tugas, abis itu kelas bubar. Wiwid yg masih pusing pun ikutan keluar kelas.


Ia heran. Walaupun dunia seakan berputar kembali, tapi alurnya akan berbeda. Lebih tepatnya alur perentotanya yang berbeda. Maka kini Wiwid benar-benar was-was apa yang akan terjadi selanjutnya. Ia memutuskan pulang saja menuju stasiun KRL terdekat dari kampusnya. Wiwid termangu melihat rel kereta. Ia selalu berpikiran untuk mengakiri hidup di tempat itu, jika keadaan hidupnya tak segera membaik. Terbayang olehnya tuntutan keluarganya untuk kuliah dengan ekonomi yang melilit. Belum lagi masalah percintaan yang selalu kandas. Wiwid hanya ingin kebahagiaan yang sederhana, tak muluk-muluk. Namun pikirnya, lebih baik menyerah dan tak merepotkan orang-orang disekitarnya. Ketika mendekati rel kereta, dua satpam stasiun menegurnya. Mereka mengajak Wiwid untuk menenangkan diri dan mengurungkan niat untuk bunuh diri.

Dua satpam yang bertugas menawarinya untuk duduk di dalam ruang laktasi biar adem. Mereka berusaha akrab pada Wiwid, meski Wiwid terlihat agak sedikit ga connect. Satpam yang lebih muda menawarkan utk mencarikan minum untuknya. Mas Satpam itu juga mampir ke ruang kendali untuk mengabarkan rekanya bahwa ia meninggalkan pos. Ketika mendapatkan air minum dan kembali ke ruang laktasi, ia mendapati pintu tertutup dan tak mendengar suara percakapan apapun. Tapi ia mendengar suara pelan seperti teriakan tertahan. Setelah pintu terbuka ia melihat rekanya sedang mendongak sambil merem melek. Ia tidak mendapati Wiwid.

"Kemana mbaknya, Pak? Udah dapet minum? "
"Minumnya ga ada, malah minum kontol uhh" Ujarnya sambil menunjuk ke bawah.

Terlihat wajah Wiwid tenggelam di selangkangan Pak Satpam. Kepalanya diapit dua kaki berseragam sambil ditahan dan ditekan-tekan. Kontol besar berurat satpam tua itu tersumpal mentok di tenggorokan Wiwid sampe suara tersedaknya seolah tercekik hampir mati.

"Mayan nih sob, gendut-gendut gini mau aja dikontolin uhh"
"Wah wah kok bisa sih pak? Mbaknya kan anak kuliahan? Kok leceh banget mau nyepongin kontol satpam? "
"Uuh iya anak kuliahan, tapi kuliah mempelajari manfaat pejuh bagi mahasiswi sangean uhh" Ujarnya sambil semakin menekan kepala Wiwid.
"Wah kalo gitu saya juga mau ikut pelajarin dah. Syaratnya apa nih mbak Wiwid? " ujar mas satpam sambil memelorotkan celananya.
"Ga perlu syarat sob, liatin aja kontol lu, pasti dia sange sendiri melet-melet minta dikontolin uuh"
"Ooh Mbak Wiwid sebinal itu ya, baiklah saya puasin”

Memek Wiwid pun dapat kobelan mantap disertai jilmek yang membuatnya menegang dan banjirr. Ia sudah lupa kembali soal alur berulang atau niat bunuh diri, yang ia inginkan hanya kepuasan yang tuntas. Ketika kontol lepas dari mulutnya, dengan terengah-engah ia memohon utk diewe seperti lonte jalanan.

"Uahh, haah, tolong pak, mas, saya udah gagal orgasme dua kali. Pliss crotin memek saya sampe keluaaar"
"Wahh baiklah Mbak Wiwid, sepertinya emang kesini cuma buat minta entot ya. Saya dulu atau jenengan pak? "
"Dah lah monggo dientot memek mbaknya, saya cuman doyan silit hahaha"

Posisi Wiwid pun berada di tengah. Ia menggenjot mas satpam di bawah menggunakan memek tembemnya. Sementara pak satpam tua menggenjot anusya demgam brutal dan tak berperi kemanusiaan. Genjotan dua satpam ini jauh lebih mantap baginya dibanding para mahasiswa dan dosen di kelasnya. Pemandangan yang sangat seru melihat mahasiswi gemuk yang biasanya aktif pulang pergi naik KRL, malah trisome dientot duo satpam stasiun. Wiwid sudah tak menghiraukan nama baiknya, atau nama baik kampus dan keluarganya. Ia hanya membutuhkan kepuasan. Maka ia sungguh-sungguh mendalami perkenthuan ini semaksimalnya.

"Uuh uuuh, iyaah terus pak. Silitku enak pak mbok kenthu. Iyaah, ini memekku ngempot kontolmu mas. Ahh iyaa, tinggal croot mas, tinggal croot. Iniih, iniiih, buahin aku mass, mas maaaas!!!!!"

Kembali ketika hendak orgasme, dunia Wiwid berputar seperti sedia kala. Wiwid benar-benar dibuat gila karena selalu terjadi setiap hampir orgasme. Tubuhnya terasa panas dan gatal luar biasa. Ia benar-benar hanya menginginkan orgasme. Tak peduli berapa kali ia harus dientot kasar. Maka dikesempatan berikutnya ia malah mencari-cari di mana alur sex nya. Kali ini setelah kelas bubar, ia langsung menghampiri kantin dan masuk ke dapur. Ia memeluk Tukang Masak kantin sambil meremas kontolnya dri luar celana. Perentotan pun terjadi di kantin kampus. Setiap pelanggan kantin beli makan gratis crot di muka Wiwid.

Wiwid yang sudah berlumuran pejuh tetap dipajang di depan stand makanan sambil bersimpuh telanjang dan bermuka ahegao. Puluhan pejuh menyemprot wajah dan toketnya. Sesekali mereka nakal meremas-remas tubuh Wiwid. Mereka juga menulisi tubuh gemuknya dengan spidol permanen.

"Lonte Kampus"
"Beli Nasi, Bonus Mahasiswi"
"Aktifis Ewe Gratis"

Begitulah tulisan-tulisan leceh di tubuh Wiwid. Situasi semakin kacau karena mereka seenaknya mengewe Wiwid dan di lempar sana sini seperti boneka tak berguna. Wiwid yang dientot kontol ke 39 akhirnya akan croot juga. Ia kembali ketrigger untuk mengejar orgasmenya. Ia peluk kencang dan menenggelamkan wajah pemerkosanya ke dalam toket gemoynya. Sambil mendesah yg semakim meningkat ia menhayati orgasmenya yg di ujung tanduk. Tapi kembali ketika sedetik sebelum crot, dunia berputar lagi.

Wiwid sampe berteriak gila gilaan karena kenyataan yg dialaminya ini benar-benar memuakkan. Tak pernah ia bayangkan, maksiat akan jadi semenyiksa ini. Kali ini Wiwid benar-benar muak dan hendak mengakhiri semuanya, Ia pun kembali ke rel kereta tempat terakhir ia melakukan bunuh diri. Datanglah kereta jarak jauh dari Surabaya. Kencang sekali jalanya. Bunyi kerta kencang sekali memberi tanda Wiwid untuk minggir. Tapi Wiwid tak bergeming. Jebreet. Darah muncrat, tubuh gemuk Wiwid terkoyak kesana kemari. Wiwid pun merasakan sakit yang luar biasa akibat kematian.

Tapi siksaan tak berakhir. Ia kembali ke posisi semula, zero poin ketika otaknya terpikir ide untuk bunuh diri di rel kereta. Selalu berulang seperti itu. Sepertinya ini adalah bentuk siksaan yg ia pilih sebelumnya. Lingkaran infinity. Di mana realitas akan berulang di tempat dan waktu yg sama dan tak akan pernah berakhir. Wiwid menjalani berbagai alur realitas sex yg sama-sama brutal dan beringas. Ngewe sama gebetan dan tim basketnya, diewe pas sidang BEM, diperkosa sama keluarga besarnya, sampe jadi lonte murah langganan pedagang di pasar ikan. Semua dijalaninya sampai hendak mencapai orgasme.

Ia mulai ingat akan Tuhan. Sebelum mulai ngewe ia akan berdoa lebih dulu kepada Tuhan agar diampuni dan dibiarkan mendapatkan orgasme. Tapi sekeras apapun ruh yg telah ada di alam baka memohon ampun dan berjanji untuk beriman, tak akan pernah dikabulkan oleh Nya. Wiwid pun terjebak menjadi lonte ga bisa orgasme selamanya sampe dia benar-benar gila kontol. Yang ada di kepalanya hanya ngentot, ngentot, dan ngentot. Hukuman yg setimpal bagi pendosa sepertinya yg tak mensyukuri nyawa yg diberikan Tuhan, dengan mengakhiri hidupnya sendiri.
 
Terakhir diubah:
Bikin aja hu, ide cerita ginian yg bikin seger pembaca
 
bagus bro ceritanya lanjutkan....genre yang perempuan alim di buat bahan entotan massal
 
Bingung gua.
Kok bisa punya ide bikin alur cerita model beginian.
Gak kepikiran sama sekali sebelumnya
 
Bimabet
wih menarik nih asli
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd