Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

Part 30 : Colmek Lagi Diluar​


Gracia
“Semangat ya hari ini tesnya, semoga kamu bisa ngerjain semua soalnya” Ucap mamaku.

“Iyaa aminn mah,, dah aku pergi dulu ya mah pah, bye” Pamitku pada kedua orang tuaku sambil masuk kedalam mobil yang sudah kupinjam dari papaku.

“Iya hati-hati ya dijalan,, langsung pulang kalo udah selesai” Ucap papaku.

“Iyaa paahh” Jawabku lagi.

Kemudian akupun langsung menjalankan mobilku menuju ketempat tes. Aku hari ini tes disebuah universitas ternama yang ada dikotaku. Cukup banyak juga kulihat orang-orang yang datang karena mengingat kampus ini juga terkenal dengan banyaknya mahasiswa yang berprestasi serta sering ikut lomba-lomba baik didalam maupun luar negeri. Begitu aku sudah memarkirkan mobilku, akupun langsung masuk dan segera mencari keberadaan tiga orang temanku yang memang kami sudah janjian untuk bertemu disini. Ketiga temanku itu yakni : Mellisa, Kiara dan Christine. Kami cukup akrab sekali dan sudah berteman lama sejak aku masih kelas satu sma, bahkan kami juga membentuk sebuah geng yang beranggotakan lima orang cewek, tapi satu orangnya lagi yang bernama Elisa saat ini sedang berada di kota lain karena dia mendapatkan beasiswa dari salah satu universitas negeri yang paling ternama sekaligus bergengsi. Hal itu karena dia sendiri yang paling pintar dan paling berprestasi diantara kami semua, sehingga wajar saja jika sampai mendapat beasiswa itu.

Akupun mengechat digrup WA menanyakan keberadaan mereka semua, dan tidak lama kemudian mereka pun membalasnya jika saat ini mereka sedang berada dikantin belakang kampus. Segera aku menuju kesana karena memang waktu tesnya yang masih agak lama sekitar satu jam lagi. Lagipula aku tidak perlu mengecek lagi dimana kelas serta kursiku karena beberapa hari sebelumnya aku sudah memastikannya bersama ketiga temanku ini sehingga kamipun bisa sedikit bersantai sambil menunggu waktunya tes.

“Hai guys, udah lama ya kalian datengnya” Sapaku pada ketiga temanku yang sedang asik menikmati minuman diatas meja.

“Gak juga kok, nih baru aja dateng pesenan kami, duduk sini” Ucap mellisa sambil mengambil tas yang dia taruh dibangku sampingnya untuk menjaganya agar bangku itu tidak diambil orang.

“Ehh lu mau pesen apa ci” Ucap christine selanjutnya sambil menyodorkan sebuah menu kantin itu.

Akupun kemudian langsung duduk disamping mellisa dan segera melihat daftar menu yang ada dikantin itu. Selanjutnya akupun memesan sebuah es susu coklat beserta seporsi model ikan karena aku masih agak lapar, padahal saat aku dirumah aku sudah makan nasi.

Suasana dikantin ini juga lumayan ramai dengan banyak calon-calon mahasiswa serta ada beberapa juga yang tampaknya mahasiswa disini karena mereka mengenakan seragam almamaternya. Sepertinya mereka adalah panitia tes ujian ini. Setelah pesananku juga tiba, kami pun mengobrol banyak hal sampai tidak terasa sudah hampir waktunya untuk jam masuk tes pertama. Setelah kami membayar makanan kami semua, kami pun mulai berjalan beriringan memasuki kampus yang menjadi tujuan pertamaku ini.

Cukup melegakan sekaligus melelahkan setelah beberapa jam aku mengikuti tes ujian masuk itu, karena tes tersebut dibagi menjadi dua sesi yang mana sesi pertama itu adalah tes tertulis dan sesi berikutnya adalah tes kesehatan. Setelah panitia mengumumkan kapan pelaksanaan pengumuman kelulusannya, kami semua pun mulai membubarkan diri. Aku beserta ketiga temanku pun karena gabut kemudian memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar sembari cuci mata disalah satu mall. Kami berempat pun mulai berjalan mengelilingi mall ini sampai pada akhirnya kami pun kembali duduk di foodcurt di bagian lantai atas. Banyak hal yang kami obrolkan disaat kami bersantai itu. Mulai dari mengobrol tentang hal yang sudah kami lalui semasa sekolah kemarin, sampai ke rencana apa yang akan kami ambil untuk kedepannya. Setelah waktu yang sudah menunjukkan pukul dua siang. Kami pun memutuskan untuk pulang karena Mellisa dan juga Christine ada janji lain sedangkan Kiara harus menjemput adiknya sekolah. Setelah berpamitan di parkiran, kamipun lantas memisahkan diri masing-masing.

Dalam hati aku merasakan sedikit kesedihan karena ini adalah saat-saat terakhir kami bisa kumpul bersama. Selanjutnya kami sudah memilih rencana masing-masing yang entah akan bagaimana terjadi nantinya. Itu karena mereka juga mengambil pilihan kedua di universitas diluar kota. Tidak ada yang tau apakah kami masih bisa tetap bersama saat kuliah, ataukah salah satu dari kami atau mungkin semuanya akan menempuh jalurnya masing-masing sesuai pilihan mereka.

Saat dalam perjalanan, aku tiba-tiba dikabari papaku jika mereka saat ini sedang keluar untuk kembali mengurus dokumen perjalan mereka keluar negeri dan baru akan pulang sekitar jam 8 malam karena mereka sekalian ingin beberapa perlengkapan yang masih kurang untuk bepergian nantinya. Tentu saja keadaan dirumah saat ini menjadi tidak ada orang sama sekali sampai malam nanti. Mendengar keadaan rumah saat ini sedang kosong, otak mesumku tiba-tiba bangkit dan berpikir bagaimana jika aku berkeliaran telanjang lagi dirumah. Seketika dadaku menjadi berdebar dan tubuhku memanas karena gairahku yang perlahan-lahan bangkit. Tapi tidak lama kemudian, papaku kembali mengabari jika dirumah saat ini tidak ada makanan sama sekali karena sudah habis mereka makan dan menyuruhku untuk beli saja diluar. Akupun kemudian memutar balik mobilku menuju kesebuah restoran cepat saji yang bisa melayani drive-thru agar aku lebih cepat memesan makanan tanpa perlu antri lagi dikasir dan segera pulang kerumah untuk kembali menikmati ketelanjanganku ditempat yang tidak biasa.

Begitu aku sampai ternyata diluar ekspetasiku. Ada sekitar 4 mobil yang sedang menunggu pesanannya didepanku. Ingin rasanya aku parkir dan memesan ke kasir tapi ternyata sama juga karena ada lumayan banyak antrian di ketiga kasir itu. Mengetahui hal itu akupun kemudian terpaksa menunggu antrian drive-thru saja karena hanya disini restoran favoritku yang menyediakan drive-thru. Baru sekitar setengah jam kemudian, mobil terdepan pun akhirnya pergi setelah dia menerima pesanannya dan saat ini tinggal tiga mobil lagi termasuk mobilku.

“Duhh bisa cepet gak sih ini” Gerutuku dalam hati karena memang antriannya lumayan sedikit memakan waktu.

Sebenarnya aku terbiasa mengantri lama karena memang aku selalu diajarkan oleh kedua orang tuaku untuk selalu bersabar ditempat umum karena yang punya kepentingan bukan hanya kita saja. Tapi untuk saat ini itu beda ceritanya, karena sebenarnya aku sudah tidak sabar lagi untuk segera membuka seluruh pakaianku hingga bugil lagi dan menikmati ketelanjanganku seperti kemarin. Bagiku saat ini adalah semakin banyak waktu yang kumiliki, maka semakin banyak pula waktuku untuk menikmati kebebasan bagi tubuhku ini.

Sudah hampir setengah jam berikutnya tapi mobil didepanku ini masih belum maju-maju juga. Tubuhku pun juga saat ini sedang kepanasan. Bukan karena ac mobil ini yang rusak, tetapi karena memang aku yang sedang terbakar gairah. Jika aku saat ini sedang dirumah, aku pasti sudah membuka semua bajuku dan kulemparkan begitu saja, kemudian langsung kubuka lebar kedua kakiku sambil memainkan vaginaku serta meremas dadaku. Tapi sayangnya aku masih berada diluar dan ini bukan tempat yang tepat untuk melaksanakan kegilaanku. Tepat beberapa menit setelahnya, mobil didepanku ini akhirnya maju juga. Itu artinya sisa tinggal mobil didepanku saja yang menunggu pesanannya datang, baru kemudian giliranku untuk memesan.

“Ayoo cepetan mas” Gerutuku lagi saat melihat mas-mas yang menjaga dan melayani drive-thru didepanku.

Karena tubuhku yang semakin panas dan juga vaginaku yang semakin gatal, akupun mencoba untuk mengelusnya dari luar sepan jeans yang kupakai saat ini. Paling tidak agar bisa sedikit mengurangi birahiku yang begitu memuncak ini.

“Mmmppphhh, sshhhhh, mmmmppphhhh”

Akupun sedikit mendesah sambil tetap memandang kedepanku jaga-jaga jika mobil didepanku sudah selesai menerima pesanannya. Ku elus sambil sedikit kutekan-tekan kuat vaginaku karena memang permukaan jeans yang kupakai ini agak sedikit tebal, dan juga karena celana dalam yang saat ini kupakai juga semakin menambah halangan disaat aku melakukannya dari luar celanaku. Semakin lama, semakin cepat juga gesekkan jariku, tapi bukannya gairahku semakin menghilang justru malah semakin meningkat saja rasanya. Wajahku pun juga serasa semakin memanas dan agak memerah menahan birahiku sendiri.

“Duuhh mana makin sange lagi nih aku” Ucapku sambil mengibaskan kerah bajuku karena panas dari birahi yang sudah sangat memuncak ini.

Akupun kemudian memperhatikan keadaan sebentar sambil membayangkan kira-kira apakah mas-mas penjaga itu akan dapat melihat kedalam mobilku atau tidak. Aku mulai menggambarkan situasinya sambil melihat mobil didepanku karena tipenya sama-sama SUV. Aku saat ini menggunakan mobil pajero sport milik papaku.

“Kayaknya gak bakal keliatan deh” Ucapku lagi.

Aku saat ini sedang bermaksud untuk sedikit melonggarkan kaitan sepan jeansku agar tanganku bisa masuk kedalamnya dan secara langsung mengelus vaginaku yang rasanya sudah sangat basah ini. Aku agak sedikit berani karena aku membawa mobil yang sedikit lebih tinggi dari mobil biasa serta kaca filmnya yang lumayan agak gelap sekitar 65% dibagian depannya serta 80% dibagian kaca samping dan belakang. Setelah memastikan keadaannya cukup aman karena memang posisi jendela mobilku dan jendela tempat mas-mas itu masih sedikit lebih tinggi mobilku, maka akupun mulai membuka kancing serta resleting celanaku dan langsung memasukkan tanganku mengelus liang peranakanku yang memang benar-benar sudah becek.

*Clleegghh,, cclleegghhh,, cclleegghhh*

Akupun dapat mendengar suara becekan dari vaginaku memenuhi kabin mobil ini. Kuelus dan kugesekkan baik lubang vaginanya ataupun clitorisku yang sudah mengeras ini sambil sedikit mengerang keenakan. Aku juga ikut meremas payudaraku menggunakan tangan satunya karena pada bagian itu juga semakin lama terasa semakin gatal meminta untuk dipegang-pegang. Bahkan aku juga dapat merasakan jika saat ini putting payudaraku juga sudah sangat mengeras dan semakin sensitif.

“Aaacchhhh, ssshhhh,, oohhh enakknyaaa aaaaahhhhh,, mmmpphhhh iiyyaahhh” Desahku.

Lama kelamaan, aku merasa semakin tidak nyaman menikmati rangsanganku ini karena celana ini yang sangat menghalangiku. Dengan sekali gerakan akupun langsung menurunkannya kebawah sekaligus bersama celana dalamku. Begitu celana yang kupakai itu sudah berada dimata kakiku, akupun kembali menggesekkan jariku pada liang vaginaku dan memasukkan tanganku yang satunya lagi kebalik baju yang masih melekat ditubuhku.

“Mmmphhh,, ooouuhhh iyyaahhh,, ssshhh ennaakkkhh bangeetthhh,, ooohhhh tterruussss” Racauku lagi menikmati setiap rangsangan yang kulakukan.

Saking aku menikmati setiap rangsanganku ini, akupun mulai memejamkan mataku dan perlahan-lahan menaikkan kaos serta braku sehingga kedua bukit kembarku langsung menyembul keluar. Tanpa sadar juga akupun mulai melepaskan celanaku yang masih tersangkut dimata kakiku dan mulai mengangkat kaki kiriku sampai ke kursi penumpang disebelahku.

*Clleegghh,, cclleegghhh,, cclleegghhh*

Suara kocokan vaginaku benar-benar memenuhi bagian dalam kabin mobilku. Seandainya saja ada seseorang yang mengintip kedalam mobil ini, dia pasti akan dapat melihat sebuah pemandangan yang indah karena ada seorang gadis chinese yang masih perawan sedang dalam posisi mengangkang sambil menggaruk-garukkan vaginanya yang terlihat sangat basah tanpa mengenakan bawahan apapun lagi serta pakaian atasnya yang sudah terangkat sebatas leher dan payudaranya yang mengkal sedang diremas-remasnya sendiri dengan wajah yang tampak sedang keenakan. Semakin lama semakin kupercepat gesekkan jariku pada vaginaku karena aku merasa jika sebentar lagi aku akan segera mendapatkan orgasmeku. Dan benar saja tidak lama setelah itu, akupun akhirnya mencapai klimaksku.

“Aaaaccchhhh,, aaaaccchhhh akkhhuuu kellluuarrrrgghhh,, aaaarrrhhhhh”

*Cccrrrtttttt,, ccccrrrrttttttt,, ccccrrrttttttttt*

Lendir kenikmatanku pun muncrat kemana-mana sampai membasahi dashboard, setir serta headunit mobilku ini. Tubuhku pun langsung kejang-kejang saat menerima gelombang orgasme yang begitu liar ini karena baru pertama kali ini aku mendapatkan puncak kenikmatan ditempat umum yang sangat beresiko ketahuan ini. Untungnya tidak ada seorang pun yang melihat atau setidaknya menyadari jika ternyata didalam mobil ini ada seorang gadis yang baru saja mendapatkan puncak kenikmatannya dan masih dalam keadaan setengah telanjang. Namun disaat aku baru saja hendak beristirahat sejenak selepas aku mendapatkan orgasmeku, tiba-tiba mobil didepanku pun akhirnya maju setelah dia menerima pesanannya.

Akupun secara spontan langsung menurunkan bajuku yang tadinya terangkat keatas dan menginjak pedal gasku untuk maju karena saat ini sudah giliranku untuk memesan. Tapi karena aku yang masih gugup dan agak sedikit panik, tiba-tiba mesin mobilku ini pun mati. Akupun kemudian menenangkan diriku sebentar dan akhirnya kembali menyalakan mobilku. Begitu kami sudah sejajar, akupun langsung mengucapkan pesananku yang kemudian ditulis oleh mas-mas penjaga ini. Saat aku mengucapkan pesananku tadi, tampaknya mas-mas ini agak sedikit curiga padaku setelah dia melihat wajahku yang tampak agak sedikit sayu dengan wajah yang masih memerah. Tapi kemudian dia berusaha tetap profesional dan mulai menuliskan pesananku sambil menyuruhku untuk menunggu sebentar sampai makananku siap. Disaat mas-mas itu pergi untuk memproses pesananku, aku melihat jika sepan serta celana dalamku yang tergeletak dibawah juga basah terkena cairan cintaku sendiri, terutama caelana dalamku yang begitu basah kuyup karena memang vaginaku sudah banjir bahkan sebelum aku membukanya. Aku orgasme juga benar-benar begitu nikmat karena memang aku tadi mengeluarkan cairan cintaku begitu banyaknya. Aku benar-benar sangat menikmati sensasi masturbasi di tempat umum seperti ini dan juga sekaligus pengalaman baruku. Untung saja tidak ada orang yang menyadarinya.

Kemudian kuambil dan kuletakkan celanaku itu di kursi sampingku. Aku tidak bisa memakainya saat ini karena akan sangat merepotkan bagiku dan juga keadaannya yang sedang basah terkena cairanku sendiri. Aku takut jika nanti aku masuk angin sehingga kuletakkan saja disamping sambil diangin-anginkan dengan ac mobilku berharap agar cepat kering. Sehingga saat ini bagian bawahku sudah tidak mengenakan apapun lagi. Sekitar 20 menit kemudian, makananku akhirnya selesai juga dan setelah kuterima makananku, akupun segera menjalankan kembali mobilku ini menuju kerumah. Begitu sampai dilampu merah tidak jauh dari restoran tadi, aku kemudian berpikir jika bagaimana aku pulang sambil telanjang saja. Lagi pula kepalang tanggung karena saat ini aku sudah tidak mengenakan bawahan apapun lagi. Kaca mobil ini juga lumayan gelap dan orang diluar pun tidak bisa melihat kedalam karena kaca filmya yang memang gelap serta berkualitas tinggi sehingga walaupun dia mencoba mengintip, masih tetap akan kesulitan baginya untuk melihat kedalam selain juga karena ukuran mobilku ini yang agak sedikit lebih tinggi dari mobil biasanya.

“Aahh buka aja lah, kepalang tanggung” Ucapku sambil kemudian mengangkat kaos beserta jaketnya sekaligus melewati kepalaku.

Akhirnya setelah sedikit menimbang keputusanku tadi, akupun selanjutnya sudah melepaskan satu-satunya pakaian terakhir yang masih menempel ditubuhku.

Disebuah pertigaan lampu merah yang saat ini sedang ramai baik motor ataupun mobil yang sedang berhenti menunggu gilirannya untuk jalan, ada sebuah mobil SUV berwarna hitam yang dikendarai oleh seorang gadis chinese yang berusia 19 dan akan segera memasuki 20 tahun, dan gadis itu saat ini sedang dalam kondisi bugil total dengan semua pakaiannya tergeletak dibangku kiri kemudinya. Ya gadis itu adalah aku. Takkan ada yang menyangka jika ditengah-tengah panasnya hari ini dan dikondisi lalulintas yang sangat ramai terdapat satu mobil yang sedang dikendarai olehku sambil telanjang bulat. Aku saat ini sudah benar-benar telanjang total tanpa penutup sehelai benang pun baik dari ujung rambut hingga ujung kakiku. Hanya sepasang anting emas dan sebuah kalung yang diberikan oleh ibuku saat aku masih smp saja yang tampak masih melekat di badanku. Sementara untuk yang lainnya sudah terlepas bahkan sepasang sepatu yang menutup telapak kakinya yang putih mulus itu juga sudah ku lepas sewaktu aku keluar dari parkiran mall tadi.

“Aaaahhhhh,, gini kah rasanya bugil ditempat umum,, hhmmmmpphhh, enak juga yaa ternyata rasanya,, hhaahhh haaahhh” Ucapku yang sedang dalam keadaan bernafsu tinggi.

Dadaku kembali berdebar tak kala aku sudah tidak mengenakan seluruh pakaianku lagi. Wajahku pun kembali memerah merona saat menahan birahiku yang bahkan kali ini serasa lebih terangsang dibandingkan sebelumnya. Kedua putingku serasa lebih mengeras dibanding sebelumnya serta vaginaku yang semakin banjir saja mengeluarkan lendirnya tanda jika aku juga yang semakin meninggi nafsunya. Ingin rasanya aku saat ini kembali masturbasi lagi meski beberapa menit sebelumnya aku sudah mendapatkan orgasmeku yang sangat luar biasa tadi. Tapi saat ini aku masih ditengah jalan yang terlihat jika sebentar lagi sudah giliranku untuk jalan. Begitu lampu sudah menunjukkan warna hijau, akupun langsung menginjak pedal gasku maju.

Semua orang yang kulewati ini takkan ada yang bisa menyadari jika mobil yang baru saja melewati mereka ini ternyata disopiri oleh seorang gadis telanjang didalamnya. Aku benar-benar tidak menyangka sama sekali jika aku akan sampai berani bugil meski saat ini aku masih jauh dari rumahku. Semua orang yang kukenal pasti takkan pernah menyangka jika aku yang merupakan seorang gadis dari kalangan atas ini berani berbuat hal yang bahkan hanya orang gila saja yang berani melakukannya. Jujur saja saat aku masih masih berpacaran dengan beberapa mantanku dahulu, mereka belum pernah ada yang melihat full kelesuruhan tubuhku, bahkan hanya sedikit dari mereka yang melihatku dalam kondisi setengah telanjang dan itu juga biasanya masih didalam ruangan. Namun kali ini aku benar-benar membuka seluruhnya meskipun takkan ada siapa-siapa yang akan melihatku. Tapi aku seperti merasa jika semua orang yang lewat ini tampak melihatku dan mulai memandangiku dengan tatapan nafsunya. Akupun akhirnya bisa mengerti kenapa cewek-cewek yang hobi eksib itu benar-benar sangat senang sekali saat melakukannya. Aku juga kembali membayangkan sebuah cerita yang berjudul “I’m Crazy Girl” itu, yang mana sang gadis yang merupakan pemeran utamanya itu tampak begitu sangat menikmati ketelanjangannya ditempat umum, meski pada akhirnya dia harus kehilangan keperawanannya.

Tapi meskipun aku bisa mengerti sensasi dari eksibisionis itu, aku tetap akan menjaga keperawananku sampai aku menikah, setidaknya jika aku menikah itu artinya aku sangat mencintai pria itu dan juga sebaliknya dia juga mencintai dan takut kehilanganku. Aku juga berharap semoga hal itu cepat terjadi karena aku takut nanti pada akhirnya aku akan kehilangan diriku sendiri termasuk perawanku jika nafsuku ini sudah menguasaiku karena aku ini termasuk seorang gadis dengan nafsu yang sangat tinggi sekali. Seandainya ada seorang pria tampan seperti pangeran yang datang padaku dan langsung melamarku, aku pasti akan segera menerimanya. Aku benar-benar memimpikan jika ada seorang pria tampan yang hadir kedalam hidupku seperti hayalanku sewaktu aku sering menonton drama kisah cinderella sewaktu aku masih kecil. Meskipun jujur saja sewaktu aku masih sekolah, aku memang termasuk orang yang cantik bersama keempat teman gengku dan banyak sekali pengagum rahasianya. Bahkan aku juga sampai beberapa kali ditembak oleh cowok, dan setelah aku berpacaran dengan cowok itu, mereka ternyata selingkuh dibelakangku karena aku yang tidak mau memberikan tubuhku padanya.

“Aaahhhh,, mmmpphhh sshhhh,, haaaahhhh, oouuhhh nikmattnyaa ssshhhhh”.

Akupun mengemudikan mobilku sambil tanganku sesekali menggesek vaginaku. Aku merasa begitu amat terangsang dan keenakan, tapi aku masih tetap harus fokus mengemudikan mobilku agar tidak terjadi apa-apa nantinya. Aku hanya tidak ingin terjadi kecelakaan yang nantinya akan membuatku sangat merasa malu, terlebih saat ini aku sedang tidak mengenakan apa-apa sama sekali. Aku hanya tidak ingin ini menjadi suatu kehebohan nantinya dan tentunya pasti akan berdampak sangat buruk terhadapku maupun keluargaku. Tapi semakin lama, tampak semakin nikmat saja yang kurasakan saat menggesekan liang vaginaku sambil menyetir ini.

Aku berusaha keras mengemudikan kendaraanku ditengah ramainya orang yang lalu lalang ini sambil aku juga berusaha menahan sangeku yang sudah semakin meninggi ini. Beberapa kali aku hampir menyerempet atau pun menyundul mobil didepanku saat kondisinya agak sedikit macet, tapi untung tidak terjadi apa-apa dan orang yang hampir kusenggol itu juga tampak tidak marah padaku karena memang sedang ramai-ramainya saat ini. Setelah sekitar 20 menit kemudian, akhirnya akupun memasuki komplek perumahanku. Saat memasuki komplek rumahku suasananya sangat berbeda jauh dengan didepan sana yang begitu ramai lalulintas, disini hanya dapat kulihat beberapa kendaraan saja yang lewat. Begitu aku sampai didepan gerbang rumahku, akupun agak sedikit kebingungan bagaimana caranya aku untuk membuka pagar rumahku. Apa aku harus kembali mengenakan pakaianku, tapi itu nantinya akan merepotkan dan juga pastinya akan segera kulepaskan lagi karena aku ingin kembali menikmati ketelanjanganku didalam rumah dan kembali bermasturbasi, karena aku sudah sangat terangsang berat sejak daritadi. Aku tidak terlalu memikirkan hal ini ketika aku mulai menelanjangi diriku dijalan, itu karena aku memang sudah biasa turun dan membuka pagar sendiri, tapi kali ini masalahnya aku sedang telanjang bulat didalam mobilku.

Kemudian akupun memandang sekelilingku dan ternyata sepi tidak ada orang yang lewat. Aku menajamkan fokus mataku memperhatikan sekitar, aku juga berulang kali memandangi ketiga spion yang ada dimobilku untuk benar-benar memastikan tidak ada orang sama sekali. Setelah kurasa keadaan cukup aman, aku yang masih bugil ini pun dengan nekat mulai membuka pintu mobilku dan berjalan keluar untuk membuka pagar rumahku. Saat aku hendak membuka engsel pagarnya, entah kenapa aku merasa sedikit kesulitan karena seperti tersangkut atau macet. Berungkali aku terus berusaha membuka engsel itu sambil memandang ke kanan kiriku berharap tidak ada orang yang lewat.

“Ayoo cepetann doooongg” Gerutuku karena engsel pagar ini tampak susah sekali untuk dibuka.

Jantungku semakin berdegup kencang karena engel ini yang sangat sulit sekali untuk terbuka, padahal biasanya tidak sampai satu menit aku sudah bisa membukanya dan memasukkan mobilku kedalam. Tapi kali ini rasanya seperti waktu berjalan sangat lama. Akupun kembali memandang sekeliling takut-takut ada yang lewat karena aku masih bugil saat ini. Tubuhku juga sudah mulai dibanjiri oleh keringat karena rasa gugup yang amat sangat serta panasnya terik matahari yang begitu teriknya ini.

*Cekkleegghhh*

Tidak lama kemudian, akupun berhasil membuka handle pagarku dan mulai mendorongnya. Setelah pagarku terbuka lebar, akupun cepat-cepat segera masuk kedalam mobilku. Dadaku benar-benar sangat berdebar sekali merasakan sensasi telanjang diluar ruangan seperti tadi. Vaginaku pun bahkan sudah sangat basah sekali sampai membasahi jok mobilku dan menciptakan rasa dingin berkat terkena hembusan ac mobil.

“Hahhh,, hahhh,, untung masih gak ada orang” Ucapku sambil kembali memperhatikan suasana disekitarku yang tampak masih sepi siang itu.

Akupun kemudian mulai memasukkan mobilku kedalam rumah. Setelah kutarik tuas rem tangan dan mematikan mesinnya, aku kembali keluar masih dalam keadaan telanjang bulat dan aku sedikit berlari untuk segera menutup pagar rumahku. Setelah pagar tertutup dan kukunci, tubuhku seketika langsung merosot kebawah karena kakiku sudah sangat gemetaran akibat rasa gugup sebelumnya, selain itu birahiku juga sudah semakin memuncak saat ini dan rasanya aku ingin segera masturbasi sekarang juga. Sambil aku bersandar dipagar rumahku, akupun mulai mengangkangkan kedua kakiku lebar-lebar. Kembali kusentuh liang vaginaku yang sudah benar-benar becek sejak daritadi.

“Aaacchhhhh,, ssssshhhhh,, oohhh enaakkknyaa aaahhhhh”.

Tubuhku seketika mengejang untuk sesaat begitu aku menyentuh clitorisku. Setelah itu akupun langsung menggesekkan jariku pada liang yang sudah basah itu sampai suara becekannya pun terdengar jelas olehku.

*Clleeekkk,, cclleeekk,, cclleeeekkkk*

Aku juga ikut meremas payudaraku dan sangat terasa ditelapak tanganku jika putingnya juga sudah sangat mengeras sekali. Kuremas-remas dengan kuat sambil mendesah nikmat. Aku bahkan tidak mempedulikan jika saat ini aku bisa saja terlihat oleh seseorang karena suara desahanku yang agak kuat. Aku benar-benar tidak memperdulikan itu karena yang kuinginkan saat ini hanyalah mendapatkan puncak kenikmatanku lagi.

Semakin lama semakin kupercepat gesekkan jari pada bibir vaginaku, dan selang beberapa menit kemudian akupun akhirnya mendapatkan orgasmeku.

“Aaaccchhhh,, ssshhhhh,, aakkkuuu kellluuarrrrgghh,, aaarrrhhhhh”

*Cccrrrttttttttt,, ccccrrrrttttttt,, cccccrrrrrttttttt*

Kurasakan beberapa kali semburan air kenikmatanku keluar seperti air mancur dari dalam liang vaginaku. Lendir kenikmatan itupun lalu jatuh membasahi permukaan carport halaman depan rumahku sampai-sampai membuat jejak becekan disana. Tubuhku pun seketika langsung lemas tak berdaya sambil bersandar pada dinding pagar rumah sendiri. Tubuhku benar-benar lemas sampai-sampai untuk bergerak menyingkir saja aku masih belum sanggup. Kupasrahkan diriku yang saat ini mulai terbakar sinar matahari sejak daritadi sambil memejamkan mataku sebentar dan mengatur nafasku yang tersengal-sengal setelah mendapatkan orgasmeku barusan.

Untung saja kondisi sekitar rumahku sepi saat siang hari serta pagar rumahku yang lumayan tinggi dan agak sedikit tertutup sehingga orang dari luar tidak akan bisa memperhatikan yang ada didalam. Untungnya juga usaha laundry milik mamaku yang ada dibagian ujung bangunan ini juga masih tutup, karena jika usahanya sedang buka maka semua orang akan dapat melihat kondisi dibagian depan rumah ini secara leluasa.

Setelah beberapa menit kemudian, aku yang sudah sangat kepanasan serta agak sedikit terbakar sinar matahari inipun mulai bangkit dan berjalan menuju kembali kemobilku untuk mengambil kunci serta membawa masuk semua pakaianku yang tadi sudah kulepaskan disana. Aku berjalan sambil tertatih karena tenagaku yang masih seadanya. Setelah mencabut kunci mobil dan menenteng pakaian serta tidak lupa membawa tas kecilku, akupun mulai membuka pintu depan rumah dan segera masuk kedalamnya. Kulemparkan begitu saja semua barang bawaanku keatas ranjang tidurku dan aku segera beranjak kekamar mandi untuk segera membersihkan diriku serta meluluri tubuhku dengan lotion perawatan kulit agar kulitku tidak gosong serta kembali terawat setelah terbakar matahari barusan. Begitu selesai mengoleskan lotion di tubuhku, akupun kemudian iseng menfoto selfie diriku yang masih dalam keadaan bugil ini beberapa kali dan menyimpannya digaleriku. Mulai dari selfieku yang biasanya seperti menampilkan wajahku serta sedikit area payudaraku, foto selfieku didepan cermin, bahkan aku juga memfoto area vaginaku yang tampak mulus tanpa bulu sedikitpun. Tentu saja foto-foto itu hanya untuk koleksi pribadiku saja. Setelah puas mengambil beberapa foto selfieku, akupun beranjak keruang tv dan bersantai disana. Tentu saja aku sambil menikmati ketelanjanganku lagi saat ini, sampai pada akhirnya akupun kembali memainkan vaginaku lagi setelah kembali terangsang akibat membaca salah satu manga hentai tentang eksibisionis.

………………………………………..

*Hooeegghhhh,, hhhoooeeegggghhhh*

“Haaahhhh,, hhaaaahhh”

Aku kembali mual serta muntah-muntah didalam kamar mandi pribadiku. Setelah membersihkan bekas muntahanku, akupun membasuh wajah serta kumur-kumur membersihkan dari sisa-sisa muntahanku agar lebih berasa enakan. Aku saat ini masih saja kepikiran tentang makanan menjijikkan itu yang kemarin sudah kumakan akibat paksaan serta ancaman dari orang-orang itu yang pada akhirnya sekarang membuat nafsu makanku menjadi turun derastis. Apa saja yang kumakan pun rasanya menjadi tidak enak, serta tidak lama kemudian aku pasti akan langsung memuntahkannya lagi karena masih saja teringat tentang kejadian itu. Aku benar-benar masih tidak dapat melupakan rasa serta aromanya yang selalu terngiang-ngiang dikepalaku.

Meskipun aku sudah mengatasinya dengan cara membeli makanan favoritku agar setidaknya nafsu makanku bisa sedikit bertambah, namun tetap saja pada akhirnya aku akan kembali muntah dan membuatku menjadi tidak nafsu lagi untuk memakannya. Hingga akhirnya makanan itupun hanya kuletakkan begitu saja diatas meja kecil disamping ranjangku beserta sebotol air mineral dan juga obat pencegah kehamilanku yang sudah kuminum beberapa jam sebelumnya. Setelah aku kembali naik keatas ranjangku, akupun langsung tidur lagi untuk mengistirahatkan tubuhku yang rasanya semakin lemas ini.



BERSAMBUNG . . . . .
 

Part 31 : Naked Jogging​


Seperti part 27, kali ini bakal ada cerita didalem spoiler yang udah ane sertakan. Silahkan dibaca jika kalian punya mental yg kuat. Tapi jika mental kalian gak cukup kuat, boleh diskip spoilernya.

POV Angeline

*Ctaaarrrrrr,, cttaaarrrrrr*

“Akkkkhhhhh,, ampuunn pakkhh aaakkkhhhh, akkhuu gakk akann kabur lagi dari siniiii, aaahhhhhh”

“Dasar lonte kurang ajar lu ya,, berani-beraninya lu kabur dari sini yaa, rasain nih hukuman dari gua anjinggg”

*Ctaaarrrrrr,, cttaaarrrrrr*

Tubuhku kembali dicambuki oleh sebuah rotan dengan sangat keras oleh bang fajar yang merupakan ketua dari masyarakat dibawah kolong jembatan ini. Kulihat juga didepan sana, Elicia juga menjerit-jerit kesakitan karena mendapat siksaan yang sangat sadis dari beberapa pria disini karena dia juga ikut membantuku untuk melarikan diri dari tempat ini. Kulihat kedua kakinya beberapa kali dipukuli oleh sebatang kayu berukuran sedang serta dilempari oleh batu besar dan juga kloset sampai pecah berkeping-keping sehingga kedua kakinya tampak berdarah serta membiru karena memar. Kulihat juga kedua kakinya itupun tampak patah akibat siksaan dari pria-pria yang diperintahkan oleh bang fajar ini. Benar-benar sangat pilu sekali aku mendengar teriakannya, yang sampai pada akhirnya Elicia pun kemudian pingsan tak sadarkan diri akibat siksaan yang mereka lalukan itu. Disekujur tubuhnya juga terlihat banyak sekali lebam yang akupun sampai tidak sanggup melihatnya. Melihat dia sudah tidak sadarkan diri, seorang pria yang termasuk ikut menyiksanya pun melapor pada bang fajar, dan kemudian bang fajar pun memerintahkannya untuk membawa tubuhnya itu keluar dan diikat disebuah pohon. Begitu mendengar perintah bang fajar, beberapa pria itu pun mulai menyeret Elicia yang sudah tidak sadarkan diri itu bak seperti sebuah karung sampah.

Keadaanku juga saat ini tidak berbeda jauh dengan Elicia yang sudah pingsan itu. Wajahku juga terasa lebam serta bengkak dibagian pipi sebelah kananku, dibeberapa bagian tubuhku juga tampak membiru serta terlihat banyak sekali bekas-bekas cambukan yang terlihat memerah dan beberapa juga mulai mengeluarkan darah. Aku masih menangis sesenggukan akibat rasa sakit sekaligus takut terhadap siksaan yang dilakukan bang fajar ini. Aku juga sudah memohon-mohon ampun padanya agar dia tidak menyiksaku lagi namun dia tetap saja tampak tidak mempedulikan itu dan terus saja menyiksaku sebagai hukuman karena aku yang sudah berusaha kabur dari tempat ini.

“Udah amppuunnn paaakkhhh,, huhuhuhu akuu janjii gak bakal kabur lagi dari sini,, akuu janji pakkk” Ucapku memohon pengampunan darinya.

“Denger lu lonte,, jangan pernah panggil gua pak,, gua bukan bapak lu,, gua ini tuan lu, ngerti lu jalang” Teriak bang fajar.

“Lu itu cuman lonte murahan dikampung ini,, dan lu juga gak boleh ninggalin kampung ini karena mulai sekarang lu itu udah gua jadiin toilet umum buat semua warga disini, ngerti gaku lu hahh” Hardiknya lagi.

“Iii-ii-iiyyaaa nge-ngerttiii p-pakk, ehh t-ttuaann,, aa-akkuu cuma seorang lonte rendahan disini tuann,, aa-akuu gak akan pernah kabburr lagi dari sini tuaannn,, hikkss-hikkssss” Jawabku lagi yang masih sesenggukan.

“Bagus kalo lu ngerti sekarang posisi lu” Jawab bang fajar kemudian.

Lalu bang fajar tampak pergi kesalah satu bilik dan mengambil sebuah wadah makanan plastik yang sudah usang serta kotor itu. Terlihat juga wajahnya yang tersenyum namun tampak menyeramkan dan penuh arti itu, kemudian dia meletakkan wadah makanan yang berukuran sedang itu didepanku.

“Sekarang gua mau kasih hukuman tambahan buat lu biar lu semakin ngerti posisi lu disini moy” Ucap bang fajar yang tampak membuatku kebingungan.

“Plisss ammpuunn tuann,, tolong jangan kasih aku hukuman lagi tuuaannn,, aku bakal lakuin apapun tuann, aku juga janjii gak bakal pernah ninggalin tempat ini lagi” Mohonku agar dia tidak kembali menyiksaku lagi.

Namun kemudian bang fajar pun mulai menjambak rambutku dan kembali memarahiku.

“Ehhh moy,, lu itu disini cuman lonte murahan yang gak ada harga diri lagi disini,, lu gak berhak ngatur-ngatur gua, lagian ini juga hukuman buat lu biar lu makin jera dan bikin lu makin sadar dengen posisi lu disini itu apa” Ucapnya lagi dengan wajah yang tampak menyeramkan itu.

Akupun hanya bisa menangis pasrah dan mengangguk tanda aku menerima hukuman tambahan yang ingin dia berikan padaku.

“Karna lu tadi bilangnya mau ngelakuin apa aja,, pas banget nih,, lu gua kasih dua pilihan,, lu berakin nih kotak makanan sama tai lu trus lu makan sendiri tai lu sampe abis,, atau kedua kaki lu mau gua patahin kayak si lonte tadi itu biar lu gak bisa kemana-mana lagi” Ucap bang fajar memberikan pilihan padaku.

Sontak saja akupun kembali memohon padanya agar dia tidak memberikan kedua pilihan itu. Atau paling tidak agar dia mau merubah pilihannya karena kedua pilihan itu tentu saja sangat tidak menguntungkan sekali buatku. Tentu saja aku tidak bisa dan tidak mau memilih kedua pilihan yang sudah bang fajar itu berikan karena aku tidak mau kembali harus memakan kotoranku sendiri, serta aku juga tidak mau kedua kakiku dibuatnya patah dan cacat sehingga akupun tidak akan pernah bisa kemana-mana lagi. Aku tidak bisa memilih kedua pilihan itu. Aku kembali memohon bahkan sampai bersujud dibawah kakinya memohon ampunan serta meminta pilihan lain, setidaknya apapun selain dua pilihan itu. Tapi bang fajar menolaknya dan malah balik mengancam akan segera membunuhku saat ini juga jika aku tidak memberikan jawabannya segera.

“Lu harus pilih salah satu pilihan gua tadi moy,, gua hitung sampe lima kalo lu masih diem aja, siap-siap aja nih pisau besarang diperutlu trus gua keluarin semua isi perutlu” Ancamnya.

Akupun kembali bersujud memohon pilihan yang lain sambil menangis sesenggukan.

Tidak lama kemudian beberapa pria yang tadi membawa Elicia keluar pun kembali masuk kedalam toilet ini dan hanya menyaksikanku yang sedang telanjang bulat ini bersujud dikakinya bang fajar sambil tertawa riang melihatku yang sedang dalam keadaan sangat terancam ini. Berulang kali aku memohon agar dia mau merubah pilihannya tapi dia tetap saja tidak mau merubah pilihan itu dan malah kemudian dia langsung mulai menghitung karena aku yang tidak kunjung memberikan jawaban terhadap pilihannya yang dia berikan padaku.

“Lima, empat, tiga, dua-----”

I-i-iyaa iyaa aku milih eek disini aja,, tolong jangan bunuh akuuu” Jawabku pasrah menerima pilihannya itu.

Aku benar-benar takut karena dia benar-benar mengancam akan membunuhku jika aku semakin memohon dan tidak segera memberikan jawabanku. Hingga pada akhirnya akupun memilih untuk mengeluarkan kotoranku sendiri didalam kotak makan ini daripada aku harus kehilangan kedua kakiku.

Mendengar jawabanku itu, sontak saja membuat bang fajar serta beberapa orang lain yang mendengarnya pun mulai tertawa. Kemudian bang fajar pun memerintahkanku untuk segera mengisi kotak makanan ini dengan kotoranku sendiri sambil dia menggoyang-goyangkan pisaunya sebagai tanda agar aku menuruti perintahnya itu. Akupun kemudian jongkok diatas kotak makan itu, namun bang fajar kemudian memarahiku dan menyuruhku untuk mengangkangi kotak itu agar mereka semua dapat melihat kotoranku keluar dari dalam lubang pantatku secara jelas. Dengan pasrah akupun menuruti kemauannya dan mulai mengangkangkan kotak makanan itu.

Akupun berusaha mengejan kuat-kuat agar kotoranku bisa keluar, namun tampaknya agak sedikit kesulitan karena memang saat ini aku sedang tidak ingin buang air, terlebih aku juga yang masih ketakutan serta ada rasa malu yang timbul karena saat ini aku sedang ditonton oleh banyak orang. Namun tiba-tiba bang fajar kembali menghardikku sambil dia goyang-goyangkan pisau milikknya itu. Aku yang semakin ketakutan pun mulai berusaha keras mengejan agar aku bisa mengeluarkan kotoranku kedalam kotak itu.

*Prruuutttt,, prreeetttttt,, prreeeetttttt*

Pada akhirnya aku bisa mengeluarkan kotoranku kedalam kotak makanan ini, meski aku juga harus menahan rasa malu yang amat sangat karena kegiatanku yang amat sangat memalukan ini sedang ditonton oleh banyak orang. Dapat kulihat tatapan mereka semua yang begitu mesum terpancar jelas disorot matanya.


“Hahahaha,, liat tuh si amoy lonte kita lagi eek”

“Ayo moy keluarin semua tai lu,, penuhin tuh wadahnya, hahahaha”

“Gak sabar, gw mau liat nih lonte makan tai nya sendiri nih hahaha”

“Tapi tai nya bau banget anjingg,, sering makan babi lu ya hahahaha”

Akupun hanya bisa menangis sambil menahan rasa malu ku disaat mereka semua mulai menghinaku. Aku yang dulunya sudah terbiasa mendengar orang yang menghina serta merendahkan diriku ini, entah untuk saat ini benar-benar terasa begitu menyakitkan untuk kudengar. Aku juga benar-benar sangat malu karena untuk pertama kalinya aku buang air besar seperti ini harus dilihati oleh banyak pasang mata sekaligus, terlebih mereka semua menatapku dengan tatapan yang penuh nafsu dan juga merendahkanku.

Ingin rasanya aku menghentikan aktivitasku yang amat memalukan ini, tapi entah kenapa rasanya aku seperti tidak bisa berhenti saat ini. Rasanya seperti aku benar-benar sudah menahan rasa mulas lama sekali sehingga ketika aku sudah mulai duduk di atas kloset, aku pasti tidak akan membuang waktu lagi dan mulai membuang semua isi yang ada didalam perutku agar perutku kembali terasa lega.

“Uuuuhhhh,, ayo cepetan selesaii huhuhuhu” Batinku karena perutku yang tidak kunjung selesai mengeluarkan kotoranku ini.

“Mmmppphhhh,, hhhhhh,, mmmmmpphhhh”

Akupun terus mengejan mengeluarkan kotoranku sendiri sampai pada akhirnya aku merasa jika perutku sudah terasa lebih lega.

“Aaahhhh, haahhh, haaahhhh”

Akupun langsung duduk lemas dan menutup wajahku karena sudah benar-benar sangat malu sekali ketika aktifitasku yang begitu memalukan ini sudah dilihat oleh mereka. Wajahku pun rasanya sudah seperti kepiting rebus saja karena rasa malu itu. Aku benar-benar tidak sanggup melihat wajah mereka yang sudah pasti sangat menghinaku. Mereka semua pun tampak tertawa puas setelah melihatku yang habis menyelesaikan buang hajatku memenuhi kotak makanan ini.

“Sekarang,, cepet lu makan tai lu sendiri moy, abisin tuh makanan lu” Perintah bang fajar.

Bagai tersambar petir rasanya aku mendengar perintahnya barusan. Aku langsung melihat wajahnya yang tampak serius itu sambil bergidik ngeri membayangkan jika aku harus memakan kotoranku sendiri. Pria-pria lainnya pun juga tampak semakin antusias melihatku sambil tertawa terbahak-bahak karena senang melihat penderitaanku yang benar-benar sangat hina sekali. Aku memang tau jika tadi itu bukanlah puncak dari hinaan yang dia lakukan terhadapku, tapi tetap saja aku masih sangat tidak percaya jika aku saat ini harus kembali menelan sesuatu yang amat sangat menjijikkan ini kedalam mulutku. Seketika akupun kembali memohon padanya agar aku tidak perlu memakan kotoranku sendiri, tapi saat aku baru saja ingin memohon ampunan padanya, dia langsung mengacungkan pisau yang dia pegang itu dan langsung membuat nyaliku ciut. Sepertinya aku memang tidak punya pilihan lagi selain harus memakan tai ku sendiri agar dia tidak membunuhku dan mengampuniku karena aku tadi yang sempat hendak kabur dari perkampungan ini tapi ternyata ketahuan olehnya ditengah perjalanan.

*Hhoooeeeggghhhhh,, hhhhhhhh*

Perutku pun langsung mual saat aroma busuk kotoranku langsung menyerang indra penciumanku. Air mataku kembali keluar membasahi kedua pipiku karena tidak sanggup harus memakan kotoranku kembali. Rasanya aku lebih memilih untuk mati saja daripada aku harus terhina dengan memakan kotoran milikku sendiri. Tapi aku kembali merasa ketakutan saat melihat kembali pisau yang sedang dipegang oleh bang fajar yang bisa saja sewaktu-waktu itu akan membuatku terbunuh jika aku tidak menuruti keinginannya. Aku masih tidak mau mati saat ini, seketika akupun kembali terbayang keluargaku yang ada disebrang pulau. Aku masih mau bertemu dengan mereka lagi.

“Ayo cepet abisin makanan lu lonte, dan jangan lu muntahin hahahaha” Ucap salah seorang pria yang melihatku belum menyentuh makanan yang tersaji itu.

Akupun kembali mengumpulkan tekadku dan berusaha menahan nafasku agar tidak kembali mual. Kuulurkan tangan kananku mengambil sebongkah tai ku yang menggumpal di kotak makan itu, tapi kemudian salah seorang pria lain yang ada disana menghentikan langkahku. Dia menyuruhku untuk langsung memakannya menggunakan mulutku. Begitu kulihat bang fajar, dia hanya dia saja sambil memperhatikanku karena dia juga sependapat dengan rekannya itu. Mendengar perintah orang itu, akupun hanya bisa pasrah sambil perlahan-lahan mulai menundukkan kepalaku menjangkau kotoranku yang pelan-pelan aromanya kembali menusuk hidungku. Aku berusaha keras menahan rasa mualku agar penghinaan ini cepat selesai.


Kupejamkan mataku sambil kujulurkan lidahku menggapai kotoranku sendiri yang ada didalam kotak makanan itu. Begitu lidahku sudah menempel dikotoranku, aku dapat merasakan rasa pahit dan hangat serta busuk yang begitu menyengat sekaligus, tapi aku semakin berusaha keras menahannya agar aku tidak muntah karena aku takut jika nanti aku akan semakin disiksa oleh bang fajar, atau lebih parahnya akan langsung dibunuh olehnya. Aku benar-benar sangat ketakutan sekali dan aku tidak ingin hal yang kutakutkan itu sampai terjadi. Begitu kotoranku sudah berhasil kugapai menggunakan lidahku, akupun sekuat tenaga berusaha langsung menelannya dengan cepat.

“Hoooeeegggghhhhhhh*

Seketika akupun kembali mual namun aku tetap berusaha keras agar tidak memuntahkannya supaya penghinaan ini cepat selesai. Setelah aku tidaklagi merasakan mualku, akupun dengan cepat langsung menunduk kembali dengan cepat dan kembali memakan kotoranku itu. Begitu aku menelannya, rasa mual itu kembali lagi dan malah seketika akupun ingin muntah. Berusaha kutahan sekuat tenagaku supaya tidak memuntahkannya dan akhirnya aku bisa menahannya. Semua orang yang menyaksikanku tampak semakin riuh dan beberapa diantara mereka juga ada yang mengoleskan kotoranku ke wajahku agar aku tampak terlihat semakin terhina lagi. Sebenarnya aku sudah hampir tidak tahan saat mencium aroma kotoranku saat masih didalam kotak makanan ini, tapi ditambah kali ini ada sebagian yang mereka oleskan ke bagian wajahku, entah apa aku masih sanggup menahannya.

Akupun kemudian kembali memakan kotoranku dan kemudian menelannya. Aku semakin dapat merasakan rasa yang amat sangat tidak bisa kubayangkan jika sesuatu itu kembali masuk kedalam perutku. Aku juga kembali merasa mual yang semakin bertambah jadi saja rasanya, tapi aku semakin berusaha kuat menahannya supaya tidak kumuntahkan. Namun tampaknya, kali ini aku sudah tidak kuat lagi. Aku akhirnya memuntahkan semuanya yang sudah kutelan tadi keatas lantai toilet kotor ini. Dapat kulihat cairan berwarna coklat pekat serta sebuah kotoranku yang masih menggumpal itu kembali keluar dari dalam perutku. Aku sudah tidak sanggup lagi menahan rasa menjijikkan itu. Berulang kali aku muntah-muntah mengeluarkan semua isi perutku yang sebenarnya belum makan apapun selain makanan busuk bercampur kotoranku sendiri pada penyiksaan sebelumnya.

Melihat aku yang kembali memuntahkan kotoranku itu, membuat bang fajar menjadi naik pitam dan langsung berjalan menghampiriku dengan raut wajahnya yang begitu seram.

“Dasar lonte gak tau diri,, lu udah buang-buang makanan lu sendiri dan ngotorin tempat ini” Marahnya padaku.

Aku benar-benar ketakutan setengah mati saat dia berjalan kearahku sambil mengacungkan pisaunya itu. Akupun langsung merangkak mundur sambil memohon ampun agar dia tidak membunuhku. Aku benar-benar ketakutan sekali saat melihat pisau mengkilap itu serta wajahnya yang begitu menyeramkan. Pria-pria lainnya yang ada disini hanya bisa memandangiku yang sedang ketakutanku sambil ketawa-ketawa saja seperti hal itu sudah biasa mereka lihat.

Saat aku semakin mundur menghindari amarahnya, tiba-tiba punggungku menabrak sebuah dinding toilet ini. Itu artinya sudah tidak ada jalan lagi untukku menghindar dari ancaman pembunuhannya yang sudah didepan mataku saat ini. Akupun semakin panik saat melihat jarak kami berdua yang semakin dekat. Aku semakin memohon padanya agar dia tidak membunuhku, tapi bahkan tangisku pun tampak tidak membuatnya mengurungkan niatnya yang semakin terpancar itu. Tampaknya sudah tidak ada jalan kembali untukku dan sudah menjadi takdirku untuk mati ditempat ini. Seketika akupun langsung teringat keluargaku, aku juga teringat momen-momen disaat aku masih kecil dan masih tinggal bersama dengan mereka semua, teringat juga olehku disaat aku sedang menikmati masa mudaku bersama teman-temanku sewaktu aku masih sekolah dulu. Semua momen indah itu kembali terlintas didalam pikiranku disaat aku berada didalam situasi dimana ini akan menjadi detik-detik terakhirku berada didunia ini.

Begitu tangannya sudah menggapai dan meraih rambut panjangku dan menjambaknya keatas, dapat kulihat dengan jelas wajahnya yang begitu menakutkan itu begitu dekat dengan wajahku. Akupun sudah tidak dapat berkata apa-apa lagi selain hanya memasrahkan diriku saat ini. Air mataku semakin mengalir disaat aku sudah tidak dapat menggerakkan mulutku ataupun mengeluarkan suaraku. Akupun hanya bisa memejamkan mataku saja daripada semakin menatap matanya lama-lama karena memang kupikir aku sudah tidak ada jalan lagi untuk keluar dari situasi ini.

“Rasain nih hukuman buat lu lonte,, gua bikin mayat lu jadi makanan anjing liar disini” Ucap bang fajar begitu terdengar jelas ditelingaku.

Aku sudah dapat memastikannya jika ini akan menjadi titik akhir hidupku. Sudah tidak ada lagi rasa takut akan kematian, tidak ada lagi tangis yang kurasa karena penyiksaan yang mereka lakukan padaku. Aku sudah menerima semua nasibku saat ini yang beberapa detik lagi akan segera usai. Didalam pikiranku kembali muncul foto keluarga yang selalu terpajang baik dirumahku yang kutinggali saat ini atau dirumah yang ada dipalembang sana. Aku bisa melihat wajah kedua orang tuaku yang tampak bahagia sekali, wajah adikku juga tampak tersenyum memancarkan kecantikkannya. Aku juga melihat wajahku yang pada saat itu masih begitu polos karena pada saat itu aku masih berumur 10 tahun. Sontak saja akupun tersenyum bahagia saat memandangi foto itu.

Dan tidak lama setelah itu……

*Crraaaassssssssssssshhhhhhh*

Akupun langsung membuka mataku dan merasakan sensasi dingin yang kurasakan dibagian perut bawahku. Begitu kupegangi bagian perutku, ternyata disana terasa basah dan sedikit lembab. Akupun langsung terduduk dengan jantung yang semakin berdebar sambil meraba-raba perutku, namun tidak kurasakan adanya rasa sakit atau pun darah yang mengalir disana. Saat kusingkirkan guling yang sedang kupeluk, ternyata aku baru saja mengompol. Air kencingku yang terlihat sangat banyak itu ternyata sudah membasahi sprei serta guling yang tadinya kupeluk sehingga menimbulkan rasa dingin dibagian alat kelamin serta perut bawahku karena dikamarku juga terdapat sebuah AC yang menyemburkan hawa dinginnya. Seketika aku merasa lega, karena apa yang kubayangkan sebelumnya itu hanyalah sebuah mimpi saja. Aku sempat mengira jika aku baru saja terbunuh ditangan bang fajar yang merupakan preman di perkampungan yang ada dibawah kolong jembatan tol itu.

“Hahhh,, haahhh,, untung cuman mimpi” Batinku sambil memegangi kepalaku yang perlahan mulai agak sedikit pusing karena mimpi buruk barusan.

Sebelumnya aku sempat bermimpi jika aku ditangkap dan disiksa habis-habisan oleh bang fajar karena ketahuan melarikan diri dari perkampungan itu. Bahkan Elicia yang ikut membantu pelarianku tampak ikut-ikutan disiksa juga tanpa ampun sampai tubuhnya penuh dengan lebam hingga pada akhirnya dia pun tak sadarkan diri. Bang fajar juga menyiksaku dengan sangat sadis bahkan sampai menyuruhku untuk memakan sesuatu yang amat sangat tidak kusukai dan menjijikkan itu. Namun pada akhirnya, akupun berakhir dibunuh olehnya karena aku yang tidak sanggup menuruti permintaannya. Selanjutnya akupun langsung menangis saat teringat akan penyiksaan itu. Akupun berpikir apakah ini adalah hukuman untukku karena sudah menjadi seorang gadis murahan yang mengobral tubuhnya begitu saja kesembarang pria diluar sana. Seketika air mataku kembali menetes dan mulai menangis sesenggukan. Aku merasa jika aku tidak ingin berakhir seperti dimimpi itu, aku tidak ingin mati dan meninggalkan keluargaku yang begitu sangat kusayangi.

Beberapa menit sudah aku menangis sampai akhirnya aku dapat merasa lega. Begitu aku sudah dapat mengendalikan diriku lagi, akupun segera beranjak kekamar mandi dan membasuh wajahku. Akupun kembali terdiam saat memandangi wajahku sendiri dipantulan cermin sambil pikiranku terbang jauh keperistiwa dimana aku diperkosa dirumahku sendiri akibat aku yang sembarangan masturbasi diluar sana. Kemudian aku yang dipaksa untuk memenuhi panggilan dari orang yang sudah memperkosaku supaya dia tidak menyebarkan semua foto serta video mesumku ke orang-orang dan membuatku malu. Peristiwa dimana untuk pertama kalinya aku memiliki sebuah tattoo permanen, tapi begitu menghinaku untuk seumur hidup. Serta disaat aku yang mulai merendahkan harga diriku sendiri dengan menjual tubuhku dengan harga murah sampai menjadi seorang pelacur rendahan disebuah lokalisasi terkenal.

Akupun berpikir apakah selama ini aku hanya merasa beruntung saja ketika aku bertualang menjadi seorang gadis murahan diluar sana. Apakah selama ini aku hanya beruntung meski aku dihina, direndahkan dan sering dipermalukan, bahkan mempermalukan diriku sendiri secara sadar, tidak sedikitpun aku diperlakukan tidak manusiawi seperti saat bang fajar serta pria-pria warga bawah kolong itu menyiksaku.

Sesuatu yang baru kusadari saat ini jika memang aku hanya bernasib beruntung pada saat itu dan semakin terlena akan nafsu liarku yang begitu nikmat ini. Namun karena aku yang semakin terlena karena kenikmatan itu, aku sampai melupakan jika suatu saat nanti aku pasti akan bertemu dengan orang-orang yang bisa saja bersifat kejam padaku meskipun aku sudah berpenampilan, bahkan berkelakuan layaknya seorang wanita murahan. Mereka bisa saja kejam padaku dan hanya mementingkan nafsunya saja dan cenderung tidak mempedulikan keadaanku. Atau bahkan mungkin saja mereka suatu saat akan menculik bahkan menjualku ketempat lain demi keuntungan pribadi mereka dengan mengorbankanku. Atau yang lebih buruknya adalah, aku akan dibunuh dan mungkin saja organ dalamku dijual dipasar gelap seperti berita-berita yang dulu pernah kudengar. Aku benar-benar tidak berpikir sampai kesana akibat terlalu terlena akan kenikmatan itu dan malah semakin menjerumuskan diriku lebih dalam lagi dengan bersetubuh dengan seorang pria tua disalah satu bangunan kumuh ditengah pelarianku dari kejaran pol-pp waktu itu.

Mungkin kejadian kemarin serta mimpi burukku barusan adalah peringatan bagiku agar aku berubah menjadi gadis yang baik lagi. Tapi meskipun aku menjadi seorang gadis baik-baik, apakah masih akan ada orang yang mau menerima penampilanku yang sudah berubah ini akibat sebuah tattoo permanen yang begitu merendahkanku yang akan selamanya terukir ditubuhku. Namun aku baru saja kepikiran, apakah tattoo ini sebenarnya dapat dihapus meski permanen sekalipun. Lantas akupun kembali kekamarku dan mulai browsing diinternet mencari jawaban itu. Ternyata diluar dugaanku sebelumnya, meski tattoo ini bersifat permanen, tapi ternyata masih bisa dihapuskan. Seketika akupun lemas saat membaca artikel itu. Apakah waktu itu aku sudah salah mengambil langkah untuk hidupku selanjutnya.

Saat aku membaca artikel lainnya, ternyata tidak 100% tattoo permanen itu akan hilang sepenuhnya dan masih akan menyisakan sedikit bekas luka meski samar-samar jika tidak melakukan perawatan yang rutin. Aku juga membaca jika untuk harga menghapus tattoo itu lumayan tinggi daripada membuat tattoo permanen. Untuk harga sebuah tattoo permanen biasanya sekitar 400 sampai 500 ribu tergantung ukurannya, sementara untuk menghilangkan tattoo sekitar 10 sampai 30 juta tergantung ukuran. Waktu yang diperlukan untuk menghapus satu tattoo permanen pun juga agak lama dibanding membuat tattoo, yakni sekitar 2 bulanan tergantung jenis serta ukuran dari tattoo tersebut, karena menghapus tattoo itu merupakan teknologi baru yang baru dikembangkan setahun terakhir ini sehingga untuk harga serta peralatannya pun masih cukup mahal dan pengerjaannya juga memerlukan sedikit waktu lebih karena masih sedikit orang yang mampu memiliki alatnya.

Timbul sebuah dilema dalam pikiranku, apakah aku perlu menghapus tato-tato yang begitu menghinaku ini. Tapi saat ku searching lagi, untuk menghilangkan tato yang hampir setengah badan saja memerlukan biaya sekitar 100 sampai 200 jutaan dan juga waktu sekitar setahun penuh, namun itu tidak 100% akan hilang karena bekas luka dari tato sebelumnya masih akan terlihat dan memerlukan perawatan rutin yang juga cukup lama karena merupakan teknologi baru tersebut. Sebenarnya bisa saja aku memakai seluruh uang di tabunganku karena memang saldo didalam atm ku lumayan cukup banyak dan pastinya mampu untuk membayar keseluruhannya itu, tapi apakah itu akan sebanding dengan bekas dari jejak tato yang sebelumnya berada dikulit mulusku dapat dihilangkan karena pastinya masih akan terlihat walaupun sedikit samar. Jika dengan seluruh uang didalam tabunganku dapat menghilangkan 100% tato permanen yang terukir ini, maka aku tidak akan berpikir dua kali dan langsung menghilangkannya meski perlu waktu yang cukup lama. Tapi jika masih tidak terlalu jelas seperti ini, justru malah akan terlihat akan semakin menyeramkan dibanding saat aku memiliki tato yang hina ini. Benar-benar hal yang saat ini sangat membuatku pusing sekaligus membuatku lemas, hal itu karena perutku selama dua hari ini hanya terisi sedikit makanan akibat nafsu makanku masih belum kembali.

…………………………………………………

POV Gracia


Gracia
Lima hari kemarin aku benar-benar sangat menikmati ketelanjanganku dimana pun aku berada didalam rumah ini. Bahkan aku juga sampai nekat bugil dijalan sewaktu aku pulang sehabis menyelesaikan tes ujian masuk kampusku meski aku hanya berada didalam mobilku, dan keluar tanpa sehelai benang pun saat membuka pagar rumahku, serta berakhir masturbasi sampai aku squirt dengan sangat deras sekali dibalik pagar rumahku saat terik matahari menyinari seluruh permukaan kulitku yang putih mulus ini. Aku benar-benar sangat menggila sekali dua hari kemarin dan semakin ingin menikmati ketelanjanganku ditempat yang tidak akan pernah kuduga sebelumnya.

Sejak aku yang semakin menikmati sensasi eksibisonis itu, aku jadi semakin ketagihan ingin melakukannya lagi diberbagai tempat. Aku juga mulai ketagihan masturbasi selain didalam kamarku serta mulai suka mengabadikan diriku sendiri ketika aku sedang bertelanjang bulat dimana pun aku berada. Tentu saja itu hanya sebagai koleksi pribadiku sekaligus untuk kenang-kenangan jika aku pernah berbugil ria ditempat itu. Tapi saat ini aku tidak bisa lagi menikmati ketelanjanganku selain dikamarku sendiri karena kedua orang tuaku sedang ada didalam rumah. Sudah dua hari ini juga mereka tampak bersantai-santai saja sembari menunggu tanggal keberangkatan karena mereka sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan serta urusan yang harus diurus untuk keberangkatan. Memang sudah menjadi kebiasaan orang tuaku untuk langsung menyelesaikan pekerjaan sebelum mereka pergi agar disaat mereka pergi, mereka tidak akan disibukkan lagi oleh pekerjaan sebelumnya dan bisa fokus dengan liburan atau pekerjaan selanjutnya. Semenjak kedua orang tuaku yang selalu berada dirumah itu juga, aku hanya bisa bermasturbasi didalam kamarku yang jujur saja, rasanya sudah tidak terlalu memuaskan lagi. Hal itu karena aku yang lebih suka bekeliaran bugil diluar kamar dan masturbasi ditempat yang selalu dilewati orang lain. Bukan hanya sebatas didalam kamar yang sifatnya private untukku pribadi saja.

Sore ini aku sedang bersantai-santai saja diatas ranjangku sambil telanjang. Rasanya sangat membosankan sekali karena aku tidak bisa berkeliaran dengan bebas dirumah ini sambil bertelanjang bulat. Aku juga sedang tidak ada kerjaan saat ini dan hanya tinggal menunggu jadwal pengumuman kelulusan dari universitas tempat aku tes kemarin sekitar akhir bulan serta menunggu jadwal tes berikutnya di universitas tempat ciciku kuliah sekitar semingguan lagi. Ingin rasanya aku mengajak teman-teman gengku untuk keluar nongkrong, tapi mereka semua juga sedang sibuk masing-masing. Karena aku yang benar-benar bosan hanya dirumah saja dan juga tak ada kerjaan lain, akupun kepikiran untuk keluar rumah sendirian saja untuk berjogging sambil mencari udara segar. Lagipula aku sudah lama sejak terakhir kali aku pergi jogging karena aku yang disibukkan dengan belajar serta tes untuk mengikuti ujian masuk universitas yang ku tuju. Aku memang terbiasa jogging minimal seminggu dua kali, selain itu aku juga rajin ngegym untuk menjaga kondisi tubuhku agar tetap fit, langsing dan terlihat menarik selain perawatan rutin di klinik kecantikan yang rutin kudatangi setiap sebulan sekali.

Akupun mulai mencari pakaian dalam serta pakaian olahragaku yang biasa kukenakan ketika aku ingin berolahraga. Setelah kukenakan pakaian itu, akupun keluar dari kamarku dan kembali meminjam mobil milik papaku untuk kubawa ketempat biasa aku jogging sore hari ini.


Setelah menenteng sepatuku serta berpamitan dengan papa mamaku, akupun lantas mennjalankan mobil yang tadi sudah kupinjam ke sebuah pusat olahraga yang cukup terkenal dikotaku yang memang sering didatangi oleh banyak orang baik untuk sekedar berolahraga ataupun hanya untuk memadu kasih bersama pacarnya. Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit karena lalulintas yang cukup lengang sore hari ini, akupun akhirnya sampai ditujuanku. Setelah membayar tiket masuknya, aku segera menuju kebagian stadion sepak bola yang memang terlihat disana sudah banyak orang yang sedang berolahraga mengitari sekitar bagian luar stadion. Tapi ada banyak juga dari mereka yang cuma sekedar menikmati jajanan yang memang ada cukup banyak penjual makanan ringan dibagian pinggir stadion itu. Begitu aku selesai memarkirkan mobilku dibagian pinggir stadion serta mengenakan sepatu olahragaku, akupun segera keluar dari mobil dan memulai sedikit pemanasan sebentar sebelum berjogging. Setelah sedikit melakukan pemanasan, lantas segera kumulai joggingku mengikuti trek memutari bagian pinggir luar bangunan stadion bola ini.

Saat aku sedang berlari santai itu, aku dapat melihat ada banyak sekali pasang mata dari pria-pria baik yang sedang jogging juga sepertiku ataupun yang hanya sekedar nongkrong menikmati suasana sore ini. Hal itu karena penampilanku saat berbalut pakaian olahraga ini begitu seksi sekali. Kaosku yang berukuran pendek serta legging sport yang kukenakan ini begitu ketat mencetak betis, paha serta bongkahan pantatku yang sedikit montok ini. Bahkan beberapa kali aku juga sering di siul-siuli oleh sekumpulan pria yang memperhatikanku saat aku sedang lari santai. Akupun hanya bisa tersenyum dalam hatiku sambil menikmati godaan mereka yang terkadang hanya berani sebatas itu saja dan tidak berani mengejarku untuk sekedar memintaku berkenalan. Namun terkadang pernah juga aku beberapa kali sampai disamperin oleh beberapa pria yang mencoba mengajakku berkenalan dan meminta nomor hpku, tapi begitu aku sudah memberikan nomorku, disaat dia mulai menghubungiku aku pasti akan mengabaikannya dan kemudian kublokir nomor itu. Hal itu kulakukan karena mereka pastinya hanyalah seorang playboy yang cenderung lebih suka memanfaatkan wanitanya. Alasan lain yang juga membuatku lebih utama ingin memblokirnya karena, tampangnya yang terlihat biasa-biasa saja dan bahkan cenderung tidak ganteng atau malah kadang menjadi sok kegantengan. Lebih tepatnya terlihat seperti seorang remaja tanggung yang suka nongkrong-nongkrong gak jelas dipinggir jalan. Jujur saja kebanyakan orang yang mengajakku berkenalan ketika aku sedang menikmati olahragaku itu, sangat jauh dari tipeku sehingga aku lebih memilih untuk langsung memblokirnya begitu dia mulai menghubungiku.

Benar saja, ketika aku memasuki putaran keempat jogging santaiku, aku tiba-tiba dicegat oleh salah satu pemuda yang tadinya ikut-ikutan menyiuliku ketika aku sedang berjalan santai sambil mengatur nafasku. Ketika aku sedang berjalan melewati mereka itulah salah satu dari kumpulan remaja itu mencoba memanggilku dan menghampiriku. Aku spontan saja langsung berhenti dan menoleh kearahnya begitu dia memanggilku. Begitu dia mendekatiku, ternyata dia hanya ingin meminta nomor WA ku sekaligus mengajakku berkenalan. Awalnya aku agak sungkan langsung memberikan nomor wa ku padanya dan sedikit menolaknya secara halus, tapi dia tetap saja ngotot memintanya. Karena aku yang tidak ingin berlama-lama bersamanya, apalagi ketika beberapa temannya juga ikutan menghampiriku untuk sekedar bersalaman denganku itu benar-benar sedikit membuatku risih. Pada akhirnya kuberikanlah saja nomorku padanya. Setelah dia mencatat nomorku, akupun segera berpamitan pada mereka untuk kembali melanjutkan joggingku. Awalnya mereka sempat mengajakku untuk ikut duduk bersama mereka, tapi kutolak permintaan mereka secara halus dengan memberikan alasan klasik jika aku sebentar lagi akan pulang. Jujur saja aku menjadi semakin risih saat mereka menahanku. Aku memang tidak mau berkumpul dengan orang-orang seperti itu karena bagiku mereka jauh berada dibawahku.

Setelah aku berhasil pergi dari rombongan itu, akupun kembali berjalan santai memutari stadion ini sampai akhirnya tiba dititik startku yang merupakan tempat dimana aku memarkirkan mobilku. Akupun langsung duduk selonjoran diatas rerumputan disamping mobilku sambil meneguk air mineral yang barusan kubeli tidak jauh dari tempatku saat ini. Sebenarnya aku masih ingin melanjutkan joggingku karena empat putaran itu masih tergolong waktu yang sebentar buatku. Biasanya aku bisa sampai 10 putaran atau lebih, namun karena keberadaan sekelompok pemuda yang mengajakku berkenalan tadi membuatku risih jika melewati mereka lagi, akupun terpaksa menyudahi olahragaku disini. Begitu kubuka hpku, ternyata pemuda tadi langsung mengechatku dengan “P”, jujur saja apa tidak ada cara lain untuk membuka obrolan selain kata P yang sebenarnya agak sedikit membuatku jijik karena seolah-olah harus aku yang mulai bertanya. Akupun langsung memblokir kontak itu tanpa membalasnya karena memang itu niatku dari awal. Sebenarnya bisa saja aku memberikan nomor lain, tapi masalahnya aku memang agak sedikit kesulitan untuk menghapal nomor hp yang angkanya lumayan banyak itu, nomor kontak yang bisa kuhapal saja hanya nomor papaku, mama serta ciciku saja. Beberapa teman gengku juga ada sebagian yang kuhapal tapi sebagian lainnya aku masih suka lupa-lupa ingat.

Setelah 15 menit beristirahat, akupun kemudian masuk kedalam mobilku untuk mencari tempat lain menikmati joggingku yang sempat terganggu dengan keberadaan para pemuda tanggung yang sekitar anak smp dan sma itu. Aku berjalan mengelilingi area sport city ini, sampai pada akhirnya aku memutuskan untuk berolahraga disekitar danau yang lumayan panjang yang ada disekitar stadion lapangan tembak. Disekitar lapangan tembak ini, memang tidak banyak orang yang berolahraga karena dibagian sini kebanyakan adalah orang-orang yang menikmati rekreasi bersama keluarganya atau sekedar menikmati pacaran. Didepan stadion itu juga terdapat banyak sekali penjual makanan serta penyewaan sepeda dan arena permainan anak-anak, tapi saat sore ini cenderung agak sedikit sepi karena memang yang masih pukul 3 sore dan juga masih jamnya orang kerja. Disekitar danaunya juga tampak sepi dan hanya terlihat beberapa muda-mudi yang sedang pacaran saja di beberapa titik tidak jauh dari lapangan tembak. Begitu kujalankan mobilku sampai kebagian paling ujung danau ini justru tidak terlihat orang sama sekali dan cuma terdengar suara tembakan meski agak sedikit jauh karena jalan ini mengitari bagian belakang dari lapangan tembak ini. Sebenarnya agak sedikit jauh dari bagian belakang lapangan tembak itu, terdapat sebuah arena balapan yang sedikit kecil, tapi karena mungkin sedang tidak ada event akhirnya tempat itu ditutup sementara dan tidak ada orangnya sama sekali.

Mengetahui kondisi yang cenderung sepi dan tidak ada orang lewat, justru malah membangkitkan gairahku saat ini. Tiba-tiba aku menjadi terangsang saat melihat kondisi disekitar danau yang sedikit gersang ini. Dapat kurasakan jika putting payudaraku mulai mengeras serta clitorisku yang juga semakin menegang meminta untuk dimainkan, vaginaku pun perlahan mulai mengeluarkan lendirnya tanda aku yang memang mulai terangsang. Disaat itu timbul pikiran nakalku untuk mencoba merasakan sensasi telanjang disini. Akupun kembali memutar balik mobilku sampai kebagian depan stadion lapangan tembak tadi dan kembali lagi kesini untuk memastikan keadaannya benar-benar aman. Ketika aku kembali lagi kesini, ternyata memang tidak terlihat orang sama sekali dan hanya terdapat sekelompok kecil orang saja didekat lapangan tembak itu. Setelah kuparkirkan mobilku, akupun langsung keluar dari mobil sambil memegang hpku.

Aku kembali berjogging santai sambil memastikan lebih dekat lagi jika memang ditempat ini hanya ada aku sendirian. Sebenarnya aku yakin jika disini benar-benar tidak ada orang selain aku, tapi aku hanya ingin lebih mastikan lagi karena tempat ini yang cenderung gersang dan hanya ada sedikit pepohonan saja disini. Sehingga apabila ada orang, dari jauh mereka pasti akan dapat langsung melihatku. Jika terjadi hal seperti itu, bisa saja aku bersembunyi karena dibagian pinggirnya ada banyak semak-semak, namun itu memerlukan waktu. Yang ada sebelum aku bersembunyi, aku mungkin sudah terlihat duluan.

Setelah melewati satu putaran bolak-balik, dapat kupastikan jika memang dibagian sini hanya ada aku sendirian, tidak terlihat seseorang ataupun penjaga yang berada atau melewati daerah ini. Akupun kemudian mulai berdiri disamping kiri mobilku dan mulai melepaskan kaos hitamku. Kembali kulihat kiri kanan masih tidak ada orang akupun mulai berjalan sedikit menjauhi mobilku sambil menenteng kaos yang kulepas tadi. Rasanya benar-benar sangat mendebarkan sekali, jantungku seketika bergerak cepat merasa was-was takut ketahuan, namun ini terasa sangat menyenangkan. Meski saat ini aku baru melepas kaosku saja dan masih terdapat sport bra berwarna putih serta legging sport yang juga masih kukenakan, rasanya begitu mendebarkan sekali. Jika aku sudah telanjang pasti rasanya jauh lebih mendebarkan daripada ini. Kuambil foto selfieku beberapa kali untuk mengabadikan momen kegilaan ini. Aku juga dapat merasakan jika lendir vaginaku sudah semakin basah dan kemunginan mulai merembes membasahi leggingku sedikit.

Setelah mengambil beberapa foto selfieku, aku kembali berdiri kesamping kiri mobilku dan meletakkan kaos yang sudah kulepas itu keatas kursi penumpangnya. Selanjutnya dengan dada yang masih berdebar, kupelorotkan legging sportku sampai melewati kedua mata kakiku dan kuletakkan juga ditempat aku menaruh kaosku tadi, dan sekarang ini aku hanya mengenakan sebuah sportbra berwarna putih dan sebuah celana dalam berwarna putih serta sepasang kaos kaki dan sepatu olahraga saja.

“Aaaahhhh,, nikmatnya bisa begini disini” Ucapku pelan sambil kurentangkan kedua tanganku menikmati hembusan angin yang menerpa kulitku yang terlihat putih mulus ini.

Saat kulihat kiri kananku masih tetap tidak ada orang yang lewat, kututup kembali pintu mobilku dan mulai berjalan menjauhinya. Iseng-iseng aku juga sedikit berlari santai seperti sedang berjogging namun bedanya kali ini aku jogging hanya mengenakan pakaian dalamku saja. Aku jogging tidak begitu jauh dari mobilku bahkan tidak sampai setengah dari jarak aku berjogging sebelumnya ketika aku masih mengenakan pakaian lengkap. Jujur saja aku masih agak sedikit gugup karena tempat ini yang begitu terbuka sekali dan juga hari yang masih sangat terang. Seandainya jika ada orang yang akan lewat sini, pastinya dari jauh dia akan segera melihatku yang hanya mengenakan pakaian dalam ini. Aku berjogging sekitar 4 kali putaran saja bolak-balik, namun itu sudah membuatku berkeringat cukup banyak sampai-sampai membuat tubuhku terlihat mengkilat dan begitu erotis. Bukan karena akibat olahragaku tadi yang membuatku berkeringat, tetapi karena rasa sange dan takut akan ketahuan orang lain lah yang semakin membuatku kepanasan. Birahiku sudah benar-benar berada dipuncaknya sekarang.

Akupun mulai menanggalkan satu-satunya pakaian yang masih melekat dibadanku. Mulai dari sportbra, celana dalam serta sepasang kaos kaki dan sepatunya juga saat ini sudah terlepas sepenuhnya dariku. Tidak ada sehelai benangpun yang menempel ditubuhku yang mulus ini. I’m Totally Naked. Kulemparkan saja pakaian tadi kedalam mobilku dan resmi sudah, aku benar-benar telanjang bulat ditempat ini. Saat kupegang putting payudaraku, rasanya menjadi sangat sensitif sehingga membuat tubuhku rasanya seperti tersengat listrik. Vaginaku juga sudah sangat basah sekali bahkan ada yang sampai menetes kebawah tanda jika aku sudah benar-benar sange sekali.

Sebenarnya aku tidak ada niat untuk eksib sama sekali, tujuanku keluar rumah pun memang murni hanya untuk sekedar jogging saja sambil menikmati udara sore karena aku juga yang sudah lama tidak berjogging akibat kesibukanku. Namun karena melihat suasana tempat ini yang begitu sepi tidak ada orang, tiba-tiba saja timbul niatku untuk bereksib lagi. Setelah aku meletakkan pakaian terakhirku didalam mobil, akupun kembali mulai berjogging lagi namun kali ini aku berlari agak sedikit lebih cepat dibanding sebelumnya. Tentu saja selama aku berlari, kedua tanganku sambil menutupi kedua bukit kembarku dan juga vaginaku. Aku masih merasa belum terlalu berani untuk mengekspose tubuhku ditempat umum yang begitu terbuka seperti ini. Setelah sekitar 5 kali aku bolak balik, aku merasa begitu ngos-ngosan. Bukan karena kecapekan melainkan takut ketahuan orang lain karena aku sedang bugil. Namun dilain sisi aku masih belum merasa puas karena daritadi aku joggingnya masih sambil menutupi tubuhku menggunakan kedua tangan.

Kuamati sekitarku lagi ternyata masih tidak ada orang sama sekali, akhirnya akupun memberanikan diri membuka kedua tanganku lebar-lebar dan menunjukkan seluruh tubuhku yang polos tanpa sehelai benangpun ini ke alam terbuka. Saat aku melakukannya, jantung semakin berdebar dan wajahku seperti memanas karena malu sekaligus sange. Baru kali ini kurasakan bugil ditempat umum yang benar-benar terbuka, yang bisa saja suatu saat akan ketahuan orang lain. Tapi sensasi takut ketahuan seperti itu benar-benar membuatku nikmat. Dengan nekatnya akupun kembali berjogging dalam keadaan full telanjang bulat. Aku dapat merasakan jika paha bagian dalamku sudah sangat basah sekali terkena lendir nikmat dari vaginaku dan putingku yang juga sudah semakin mengeras.


Aku sudah berjogging sekitar 6 kali putaran jarak pendek, namun saat akan memasuki putaran ketujuh, tiba-tiba dari kejauhan aku mendengar suara motor yang datang mendekat. Untungnya aku saat ini berada sangat dekat sekali dengan mobilku sehingga cepat-cepat aku langsung masuk kedalamnya dan bersembunyi. Begitu motor itu melewati mobilku, aku dapat melihat jika yang lewat barusan ternyata sepasang muda-mudi dan mereka tampaknya tidak menyadariku yang sedang telanjang bulat didalam mobil ini. Setelah mereka tidak terlihat lagi, akupun mencoba kembali kelaur dari mobilku dan memastikan keadaan lagi. Setelah kurasa sudah tidak ada orang yang lewat lagi, aku kembali melakukan joggingku yang sempat tertunda sebentar.

“Aaahhh,, enaknya bisa jogging bugil kayak gini, huh, huh, huh” Ucapku sambil mengatur nafas.

Setelah memasuki putaran kesepuluh, akupun berhenti tepat disamping kiri mobilku karena diriku yang sudah semakin terangsang berat. Dengan masih keadaan berdiri, aku mulai memilin putting payudaraku serta mencolek-colek vaginaku yang memang sudah sangat becek dari tadi.

“Eeemmmppphhh,, sssshhh, oohhhh enakknyaaa aaahhhhh, ssshhhh iyaaahhhhh”

*Cllaaaackkkk,, cllaaacckkk*

Akupun mulai mengerang keenakan saat kupilin putingku dan kucolek-colek vaginaku yang sangat basah ini. Suara becekan dari vaginaku pun dapat terdengar jelas olehku saking basahnya.

“Ssssshhhh,, aaaaaahhhhh,, eennaaakkkhh,, oouuwwwhhh terussiinnn”

Aku terus menggesekkan jariku pada clitorisku yang semakin mengeras ini, kuremas-remas juga dadaku sedikit keras karena sudah amat terangsang sekali.

Akupun semakin mempercepat gesekkan jari pada vaginaku sehingga rasa ditimbulkan jadi semakin nikmat saja. Aku juga sampai bersandar kemobilku menghimpitkan kedua bukit kembarku sambil mengangkat kaki sebelah kananku.

*Clleeecckkkk,, cllleeeccckkkk*

Semakin lama rasa nikmat dari masturbasi luar ruangan ini semakin menjadi-jadi saja, dan belum sampai lima menit, akupun akhirnya mendapatkan orgasmeku.

“Aaacccchhh,, aaaahhhh,, akkuuu kellluuaarrrrgghhh,, aaahhhhhh”

Cccrrrrrttttttt,, cccrrrrtttttttt,, cccrrrrrtttttttt

Tubuhku menggelinjang nikmat sampai bergetar tanda aku sudah mencapai puncak orgasme yang begitu nikmat. Kusemburkan cairan cintaku ini seperti air mancur itu membasahi sebagian body samping mobilku dan juga jalanan ini. Dapat kudengar jelas juga suara dari jatuhnya cairan orgasme itu begitu menghantam jalanan seperti sebuah air keran yang mengalir.

“Oooohhh,, ooohhhh, niikkhhmaattthh, aaaaahhhh,, aaaaahhh iyyaahhh enaakkhh bangettthh, aaahhhh”

Akupun semakin meracau ditengah tengah orgasmeku yang begitu gila itu. Rasanya benar-benar sangat nikmat sekali dan tidak pernah bisa kubayangkan sebelumnya. Setelah satu menitan lamanya aku mendapatkan puncak kenikmatan itu, tubuhku langsung merosot kebawah dan terduduk dipinggiran trotoar samping mobilku. Untungnya saat tubuhku mulai merosot itu, tanganku sempat berpegangan pada pintu mobil yang kacanya sengaja kubuka dari tadi untuk menjaga keseimbangan tubuhku sehingga aku hanya terduduk lemas biasa ditrotoar ini. Tubuhku pun meringkuk sambil mengatur nafasku yang begitu ngos-ngosan setelah mendapatkan orgasme barusan.

Jika saja saat ini ada orang yang lewat lagi, mungkin dia pasti akan dapat langsung melihatku yang sedang telanjang bulat sedang terduduk lemas setelah mendapatkan klimaksnya. Hal itu juga ditandai dengan ada banyaknya air yang berasal dari dalam vaginaku menggenangi jalanan dibagian bawah tubuhku. Namun untungnya sampai aku bisa mendapatkan kembali kendali atas tubuhku, tetap tidak ada seorang puna yang lewat sini lagi. Sepertinya nasibku saat ini masih beruntung.

Beberapa menit setelahnya akupun kembali bangkit dan mencoba mengambil hp yang tadi kuletakkan didalam mobil saat aku menaruh pakaian dalamku. Kubuka kamera depanku dan mulai berselfie kembali dalam keadaan telanjang bulat. Ada banyak foto yang kuambil mulai dari selfie yang memperlihatkan seluruh tubuhku yang polos, foto yang menunjukkan kedua kakiku mengangkang memperlihatkan vaginaku yang bersih namun becek akibat sisa dari orgasme tadi, bahkan foto yang kuambil dari jarak jauh yang sengaja kuletakkan hpku berdiri dimobil dan aku berjalan mundur menjauhi mobilku. Semua sudah tersimpan rapih didalam galeriku. Benar-benar suatu pengalaman luar biasa akhirnya bisa benar-benar full telanjang bulat ditempat umum seperti ini, karena sebelumnya aku hanya telanjang baik diarea rumahku atau didalam mobilku saja.

Tapi bukannya aku menyudahi aksi gilaku yang cenderung sangat beresiko ini, aku malah merasa seperti ingin melakukan yang lebih gila lagi. Aku seperti ingin menantang diriku sendiri untuk mengeksplore ketelanjanganku dengan lebih nekat lagi. Pandanganku pun tiba-tiba mengarah kesuatu pohon tinggi yang ada didekat danau disebrang posisiku saat ini. Tempatnya terlihat agak sedikit menjauhi mobilku dibagian belakang, namun terlihat nyaman karena bersebelahan langsung dengan danau. Dengan masih dalam keadaan telanjang bulat, akupun nekat menuju ketempat itu.

Kulangkahkan kakiku menaiki pembatas jalan ini dan menuruni area semak yang tingginya ternyata hanya sekitar dibawah lututku. Semakin aku maju kedepan, semak itupun semakin mulai jarang sampai hanya terlihat sebuah petak kosong tepat dibagian bawah pohon ini. Saat kulihat bagian belakang pohon itu, ternyata terdapat spot untuk duduk dan terlihat cukup nyaman dan sedikit tertutupi dari jalan. Akupun mulai duduk dibawah pohon itu sambil memandangi danau yang cukup tenang ini. Jika saja disebrang danau ini ada orang, dia pasti akan dapat melihat tubuhku yang putih mulus tanpa noda ini sedang duduk dibawah pohon dalam keadaan bugil. Itu pasti akan menjadi sebuah pemandangan yang indah baginya. Tapi sayangnya disebrang sana hanyalah sebuah hutan yang jaraknya juga sedikit lumayan agak jauh.

Akupun berandai-andai jika saja ketelanjangan ini menjadi hal yang lumrah didunia ini, aku pasti akan memilih untuk selalu telanjang setiap harinya karena merasa lebih bebas. Melihat kondisi danau yang cukup tenang serta semburan angin yang sepoi-sepoi, malah membuatku semakin nyaman duduk disini. Untungnya pohon ini berukuran sedikit besar dan juga rindang sehingga jika ada orang yang lewat dibelakangku, mereka tidak akan dapat melihatku yang sedang full bugil saat ini. Lagipula jika aku sampai ketahuan oleh orang lain, maka habis lah aku karena aku tidak memiliki apa-apa lagi untuk menutupi tubuhku. Semua pakaianku sudah kutinggalkan didalam mobil dan satu-satunya yang kubawa kesini hanyalah hpku. Aku juga kembali mengabadikan momen ketelanjangan ini kedalam hpku. Bahkan aku juga membuat sebuah video pendek yang memperlihatkan tubuhku sedang telanjang sambil memandangi danau yang menjadi salah satu venue juga didalam komplek pusat olahraga ini. Setelah selesai, akupun kemudian bersandar ke pohon ini sambil mataku jauh memandang kesebrang sana.

“Mmmpphhhh,, sssshhhh,, mmpphhh,, aaahhhh enakknyaa,, ssshhhh” Desahku pelan saat aku mulai mencolek kembali vaginaku.

Kembali kukangkangkan kedua kakiku lebar-lebar dan tanganku mulai memainkan vaginaku kembali.

Aku lumayan berani untuk semakin mengekspose kegiatanku yang sedang memuaskan diri ini karena tubuhku benar-benar terlindungi dibalik pohon ini. Satu-satunya cara untuk melihatku secara tidak sengaja hanya lah jika ada seseorang yang ada disebrang danau ini, tapi itu sepertinya tidak mungkin karena yang kutahu disebrang danau ini hanyalah sebuah hutan kecil yang bukan termasuk bagian dari wilayah sport city ini, dan juga tidak terlihat satupun rumah atau jalan yang berkemungkinan jika ada seseorang disana. Itu artinya dibagian sebrang danau ini tidak ada orangnya sama sekali. Cara lain untuk melihatku adalah dengan cara datang kebalik pohon ini dan menangkap basah diriku dibaliknya, tapi sepertinya itu tidak mungkin karena orang-orang pasti mengiranya tidak akan ada seseorang dibalik pohon yang jaraknya lumayan dekat dengan danau. Karena jika kuluruskan kedua kakiku, maka batas dari betis sampai telapak kakiku akan tenggelam kedalam danau, sehingga posisiku saat ini benar-benar aman.

“Ooouuhhhh,, sssshhhh,, enaakkkhhh aaaahhhh,, teruussshh aaaahhhhh”

Akupun semakin meracau ketika kupilin-pilin putingku yang berwarna pink ini. Rasanya begitu sensitif dan berkolaborasi dengan titik clitorisku yang semakin membuatku melayang tinggi ke surga kenikmatan. Entah apakah akan ada yang menyadari jika dibalik pohon ini sedang ada seorang gadis telanjang sedang merenguh kenikmatannya sendiri karena aku mulai tidak bisa membendung desahan nikmatku yang semakin keras.

“Ooouuuhhh,, ssshhh,, teruussss,, aaahhhh iyyaahhh,, aaaahhhh”

Semakin lama desahanku juga semakin keras terdengar. Aku saat ini sudah tidak memikirkan konsekuensi apabila aku bisa saja ketahuan orang lain akibat suara desahanku yang begitu kuat. Bahkan aku juga memejamkan mataku agar lebih berfokus pada kenikmatan ini sehingga aku benar-benar tidak bisa melihat sekeliling apabila ada orang lain yang mungkin saja memperhatikanku. Akupun semakin mempercepat gesekan jariku pada clitorisku dan semakin kuat kuremas payudaraku yang masih mengkal ini.

“Aaaccchhhh,, aaaachhhh, ayooo laggiiihhh, ssshhhhh,, akkuuu mauu kelluuarrrrhhhh,, aaaahhhh”

Cccrrrttttttt,, cccrrrrttttttt,, cccrrrrtttttttt

Cairan cintaku kembali mancur keluar dengan sangat derasnya dan langsung jatuh ke air danau yang ada didepanku. Tubuhku juga ikut bergetar kenikmatan begitu gelombang orgasmeku kembali menyerangku dan membuat nafasku kembali ngos-ngosan seperti habis berlari kencang. Aku benar-benar merasa nikmat serta puas sekali kali ini setelah merengkuh kenikmatan yang begitu membuatku sangat nagih.

“Haaahhh, haahhh, haahhh”

Akupun masih berusaha mengatur nafasku yang masih terengah-engah akibat mendapatkan gelombang kenikmatan barusan sambil kembali bersandar kepohon ini dalam keadaan lemas. Begitu beberapa menit kemudian, akhirnya aku bisa kembali mendapatkan tenagaku. Saat kubuka mataku, aku sempat syok untuk beberapa lamanya karena kulihat disebrang sana terdapat seorang bapak-bapak yang terlihat sedang memancing, tapi pandangannya itu sedang melihatku dengan tatapan melongo seolah tidak percaya dengan apa yang dia lihat. Awalnya aku juga merasa kaget saat melihat kehadirannya disebrang sana karena kupikir disana tidak ada orang sama sekali. Tapi ternyata pikiranku itu salah. Aku tidak menyangka jika akan ada orang yang entah sejak kapan dia sudah berada disana sambil memperhatikanku dari kejauhan. Kupikir tidak akan ada akses untuk kesana karena memang hanya terlihat sebuah hutan saja.

Aku sempat terdiam untuk beberapa saat sambil ikut memandangi pria itu tidak percaya. Tapi beberapa menit setelahnya, aku punya ide nakal lainnya. Aku berniat untuk menggoda pria itu. Aku berani menggodanya bukan karena asal-asalan saja, melainkan aku cukup tau jika dia pastinya tidak akan bisa mengejarku karena jarak kami berdua yang lumayan jauh serta bersebrangan yang dibatasi oleh sebuah danau yang kutahu cukup dalam. Kecuali dia cukup nekat untuk berenang kemari hanya demi mendapatkanku. Tapi jika memang seperti itu, aku tinggal lari saja kearah mobilku dan segera tancap gas pergi meninggalkannya sehingga akupun masih aman. Karena alasan itu lah aku berani untuk menggodanya dengan tubuhku. Aku ingin sekedar berbagi keindahan saja untuknya. Baginya mungkin bisa melihat seorang gadis muda chinese yang cantik sepertiku tampil telanjang bulat ditempat umum seperti ini adalah sebuah pemandangan langka yang mungkin saja sekali seumur hidupnya.

Kugunakan jariku seolah untuk mengajaknya kemari, mulai kuremas kedua bukit kembarku yang masih sangat mulus ini. Aku juga menjilat serta menghisap jari telunjukku seolah sedang mengulum sebuah penis agar membuatnya semakin terangsang. Aku cukup kaget saat melihat reaksinya yang tampak semakin melongo itu dan mulai menjatuhkan alat pancingnya kebawah. Kemudian dia pun mulai berdiri dan membuka sendiri celana yang dipakainya, lalu dia mulai mengocok penisnya sendiri yang sudah mulai tegang itu. Akupun juga seolah membuat sebuah tanda sedang memegang dan ngulum kontolnya meski tidak ada kontol sama sekali yang kumasukkan.

Berikutnya, kubuka lebar liang vaginaku menggunakan kedua tanganku untuk memperlihatkan bagian dalamnya yang masih terdapat selaput daraku dan berwarna pink ini. Kuangkat tinggi-tinggi selangkanganku keudara mengarah kearahnya seperti sedang mempersembahkan lubang perawanku ini untuk dijebol dengan penisnya yang terlihat hitam namun berukuran besar itu.

“Aaaahhhh,, ayoo masukin kesini pakkhh,, memek aku udah siapp” Ucapku yang pastinya tidak akan terdengar olehnya.

Tapi dia pasti mengerti dengan apa yang kuucapkan jika melihat dari kelakuanku barusan. Kulihat dia semakin cepat saja mengocoki kontolnya sendiri sambil tetap memperhatikanku yang semakin nakal menggodanya. Tapi ketika aku sedang asik menggodanya, aku merasa ada sebuah dorongan yang muncul dari dalam liang vaginaku. Aku merasa jika aku ingin pipis. Karena kepalang aku yang sedang asik menggodanya, sekalian saja aku pipis disini sambil dilihatin olehnya. Kapan lagi dia bisa melihat pemandangan indah dari seorang gadis cantik yang sedang kencing sembarangan.

Akupun semakin membuka lebar lubang vaginaku sambil kuangkat keatas dan kemudian *Cuuurrrrrrrrrr*, kukeluarkan air kencingku yang terlihat seperti air mancur kecil yang langsung bercampur dengan air danau. Terasa cukup lama bagiku saat mengeluarkan air kencingku karena ini merupakan pengalaman pertamaku kencing sembarangan diumurku yang sudah memasuki usia dewasa ini. Apalagi tempat ini merupakan tempat umum yang sering dilalui oleh banyak orang.

Setelah aku selesai mengeluarkan air kencingku, kuturunkan kembali selangkanganku sambil kulihat lagi pria itu. Terlihat diraut wajahnya yang tampak merem-melek keenakan karena semakin sange saat melihat tingkahku yang begitu nakal menggodanya. Tidak lama kemudian kulihat tubuhnya tampak menegang dan ada sesuatu yang keluar dari penisnya. Sepertinya pria itu sudah mendapatkan ejakulasinya sambil memandangiku yang masih telanjang ini. Akupun dengan iseng menjilati telapak tanganku seolah sedang menjilati sperma yang dia keluarkan untuk lebih menggodanya. Kulihat juga nafasnya yang masih ngos-ngosan setelah dia mengeluarkan spermanya sambil dia urut-urut batangnya sendiri dengan pelan.

Karena kupikir aku sudah terlalu lama telanjang ditempat ini dan takut jika keadaan disini yang semakin ramai karena hari juga yang semakin sore, aku hanya takut tidak bisa mencapai mobilku karena aku tidak punya apapun untuk menutupi ketelanjanganku ini, serta kurasa juga sudah cukup bagiku untuk menggodanya karena dia juga sudah mendapatkan orgasmenya. Meski dia tidak bisa secara langsung menyentuhku, tapi setidaknya apa yang baru saja dia lihat itu pastinya tidak akan pernah dia lupakan. Dia pastinya berpikir telah menjadi orang yang beruntung karena bisa melihat seorang gadis cantik yang tidak dikenal berani telanjang ditempat umum dan bertingkah layaknya seorang cewek murahan.

Akupun mulai berdiri dan memberikan salam kiss-bye ku padanya. Setelahnya akupun berbalik membelakanginya dan mulai kutunggingkan pantatku dan kutepuk-tepukkan bongkahan kenyal bokongku beberapa kali sebagai salam terakhirku. Kemudian kulambaikan tanganku padanya dan segera pergi meninggalkannya. Sebelum aku pergi, aku sempat melihat jika dia seolah tidak ingin aku cepet-cepat meninggalkannya, namun tidak kupedulikan itu dan langsung saja aku berlari menuju kearah mobilku yang terparkir disebrang sana. Aku berlari cukup cepat takut jika akan ada orang lain yang datang sehingga posisiku yang sedang bugil ini akan langsung terlihat olehnya.

Namun sialnya, saat masih setengah perjalananku mencapai mobilku, tiba-tiba kembali terdengar suara motor yang sedang mengarah kearahku. Aku benar-benar panik saat ini karena ditempatku saat ini tidak ada tempat persembunyian untuk menyembunyikan tubuh telanjangku, satu-satunya tempat untuk bersembunyi hanyalah semak-semak tempat aku keluar tadi tapi itu memerlukan waktu yang cukup lama untuk kembali kesana. Akupun semakin mempercepat langkahku hingga pada akhirnya begitu aku membuka pintu mobilku dan masuk kedalam, tepat setelahnya terlihat dibagian belakang sana muncul 3 buah motor yang masing-masing sedang berboncengan. Untungnya dia mereka semua tampak asik mengobrol sambil bercanda satu sama lain. Begitu mereka semua sudah melewati mobilku, tampak ada dua orang yang dibonceng mulai melihat mobilku yang sedang terparkir ini, tapi kemudian kedua orang itu kembali mengobrol lagi bersama temannya sambil berkendara.

Aku dapat sedikit bernafas lega karena sepertinya mereka tidak mengetahui keberadaanku didalam mobil ini yang sedang telanjang. Jantungku serasa berdebar cepat sekali karena diriku yang sedang terancam ketahuan sedang berkeliaran bugil diluar. Tapi memang harus kuakui rasa dari sensasi telanjang dan hampir ketahuan orang lain itu benar-benar sangat nikmat sekali. Aku benar-benar merasa ketagihan untuk melakukannya lagi di lain tempat. Aku yang tadi bersembunyi dikursi tengah ini pun mulai meloncati bagian tengah kursi didepanku dan langsung duduk dikursi kemudiku. Aku tidak ingin mengambil resiko untuk keluar lagi dari mobil hanya untuk pindah kebagian kemudi karena tidak lama kemudian kembali kudengar suara dari kendaraan yang mulai mendekat lagi kearah sini. Sepertinya keadaan sudah mulai ramai saat memasuki senja ini.

Untungnya aku tidak tidak berlama-lama menggoda pria itu setelah aku menghabiskan waktu masturbasiku dibawah pohon sana, jika aku masih berlama-lama, ada kemungkinan aku akan kesulitan untuk mencapai mobilku dan lagi kutinggalkan mobilku dalam keadaan kaca pintu depan sebelah kirinya kubiarkan terbuka dan terdapat semua pakaianku tergeletak diatas kursi itu. Setelah kukenakan kaos hitamku, akupun mulai menginjak pedal gas mobilku mengarah keluar komplek olahraga ini. Sebenarnya aku ingin lagi pulang kerumah dalam keadaan telanjang, tapi itu agak sedikit sulit untuk keluar dari sini karena biasanya bagian pintu keluarnya selalu ada petugas yang standby untuk membantu mengetap tiket masuk tadi yang berguna untuk membuka palang pintu keluar.

Begitu aku sudah mengetap tiketku akupun langsung kembali meluncur menuju kerumahku, tidak lupa kembali kutanggalkan kaosku ini dan mulai menyetir sambil berbugil ria. Disaat aku terjebak ditengah-tengah kemacetan sore hari ini, aku benar-benar sangat bahagia sekali bisa bertelanjang bulat berada ditengah-tengah orang-orang yang berpakaian lengkap ini meskipun tidak akan ada yang menyadari ketelanjanganku. Sekitar satu jam lebih aku menembus kemacetan ini, sampailah pada akhirnya beberapa meter lagi aku sampai didepan rumahku, namun saat ini aku sengaja menepikan mobilku karena aku harus kembali mengenakan semua pakaianku dulu sebelum masuk kerumah. Hal itu karena masih ada kedua orang tuaku disana. Butuh waktu sekitar 15 menit lamanya untukku mengenakan kembali seluruh pakaianku karena memang tempatnya yang lumayan sempit. Begitu aku sudah membuka pagarku, langsung kumasukkan mobilku dan kembali kututup pagar itu. Akupun segera masuk kedalam rumah dan bertemu dengan papa mamaku yang sedang bersantai diruang tv.

“Langsung mandi nak, bau badan kamu tuh” Ujar mamaku begitu aku melewati mereka.

“Iya mah, ini mau langsung mandi dikamar” Jawabku dan segera menuju kekamarku.

Begitu aku masuk kedalam kamar, langsung kutanggalkan kembali semua pakaianku sampai aku telanjang bulat. Aku kembali membayangkan petualangan gilaku yang baru saja kulakukan. Aku benar-benar nekat sekali untuk berolahraga dalam keadaan bugil, aku juga tidak percaya jika aku sampai berani menggoda seorang pria yang sedang memperhatikanku sedang telanjang sambil masturbasi dibawah pohon itu meski jarak kami sedikit jauh. Aku berpikir seolah diriku ini sudah menjadi seorang cewek yang murahan karena sempat-sempatnya menggoda seorang pria yang bahkan tidak kukenal itu dan dalam keadaanku yang sedang bugil seutuhnya. Sungguh sebuah petualangan seru dan cukup gila menurutku sekaligus merupakan pengalamanku telanjang yang benar-benar ditempat umum yang sangat terbuka itu. Suatu saat aku ingin mencoba lagi sensasi telanjang ditempat lain karena aku yang sudah mulai ketagihan.



BERSAMBUNG . . . . .
 
makasih buat suhu" semua atas doanya hehehe
semoga kalian jg terus dilancarin rejekinya
amiinn

sebagai bentuk terima kasih,,,ane update langsung dua part sekaligus :D

sebenernya ane udah bikin sampe 3 part,,,tapi part 32 ane masih agak stuck ditengah cerita hehehe


untuk selanjutnya ane bakal usahain buat update mungkin sekitar sebulan sekali ya hu,,,tergantung kesibukan ane di RL
tapi ane jg gak bisa janji buat update sebulan sekali hehe
soalnya waktu ane makin deket hari acara,,,makin banyak kegiatan
belum lagi banyak kerjaan yg makin sibuk jg tiap hari :((

tapi ane bakal tetep usahain biar cerita ini terus update sampe tamat hu...
 
Bimabet
Terima kasih update nya suhu sehat2 terus buat suhu nya
sama" suhu,,,amiinn
sehat" terus jg hu biar bisa pantengin kegilaan si angeline dan adeknya :D

damnnn adaa updettt lagii darii sangg pujangga kitaaaa :beer: :beer: :beer: :beer:
selalu menegaanggkaann dan buat cenut2 atas abwahh suhuuuuu
hahaha makasih hu udah selalu mampir :beer:
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd