Agen Terpercaya  
 
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Status
Please reply by conversation.

Part 32 : Datang ke Jakarta​


(Angeline)

Hari ini adalah tanggal 10 Juli, itu artinya besok keluargaku yang ada dipalembang akan terbang dan menginap sehari disini. Untungnya kemarin-kemarin aku sudah menyempatkan diri untuk membereskan rumah meski saat itu keadaanku yang masih belum terlalu stabil akibat efek penyiksaan sewaktu aku disekap diperkampungan itu. Nafsu makanku benar-benar hilang serta kondisi tubuhku yang semakin melemah akibat kekurangan makanan karena setiap aku makan, aku pasti akan kembali muntah jika kembali mengingat kejadian itu. Tapi aku tetap melawan rasa itu karena tidak bisa kubiarkan keadaanku yang terus seperti ini, Aku tidak ingin membuat keluargaku cemas karena selama mereka menanyakan kabarku, aku selalu bilang pada mereka jika aku sehat-sehat saja. Saat ini bisa dibilang nafsu makanku sudah bisa kembali normal, meskipun aku terkadang masih agak mual karena rasa traumatis saat dipaksa memakan makanan sampah itu, tapi sekarang sudah tidak separah beberapa hari yang lalu. Aku juga sampai membeli vitamin untuk menambah nafsu makanku supaya keadaanku bisa kembali fit seperti sedia kala.

Semenjak aku berhasil kabur dari tempat itu juga, aku masih belum melakukan kegilaanku lagi. Bahkan untuk sekedar keluyuran bugil ataupun masturbasi meski hanya dirumah pun aku sudah tidak melakukannya lagi. Aku merasa seperti masih terdapat rasa takut didalam diriku. Birahiku yang biasanya hampir tidak pernah terkontrol inipun bahkan hampir tidak pernah kurasakan semenjak saat itu. Padahal biasanya hampir setiap hari aku bisa merenguh kenikmatanku sendiri dengan masturbasi sampai kejang-kejang dan membanjiri setiap sudut rumah ini dengan cairan cintaku, tapi sepertinya rasa itu saat ini sedang dikalahkan oleh rasa traumaku. Aku selalu terngiang-ngiang akan siksaan yang mereka lakukan terhadapku cuma demi kepuasan pribadi. Mereka juga sampai tidak segan-segan membunuh seseorang jika orang itu tidak mau menuruti keinginan mereka meski aku juga tidak tau apakah mereka benar-benar pernah membunuh seseorang sebelumnya. Tapi meskipun tidak membunuh pun, saat kulihat Elicia yang merupakan seorang gadis chinese sama sepertiku berada disana, keadaannya benar-benar sangat memprihatinkan. Semua organ vitalnya sudah benar-benar rusak parah. Akupun kembali kepikiran dengan kondisi Elicia setelah aku berhasil kabur dari sana, semoga saja dia masih tetap baik-baik saja ditempat itu yang merupakan neraka bagiku.

Sejak saat itu juga aku selalu berpikir jika lebih baik kusudahi saja kegilaanku ini. Meskipun aku tau jika selama ini yang kulakukan itu salah dengan menjual tubuhku pada pria mesum yang tidak kukenal, bahkan memberikannya secara cuma-cuma hanya demi kepuasanku saja. Meskipun aku juga tau jika selama ini yang kulakukan itu hanyalah sebagai balas dendam atas pemerkosaanku dan juga sebagai pelarian karena hidupku yang sudah benar-benar hancur akibat tattoo permanen yang sangat memalukan ini, tapi sepertinya aku masih diberikan kesempatan untuk bisa memperbaiki diriku yang sudah rusak ini. Jujur saja aku telah sadar jika selama kegilaanku dulu itu aku hanya diberikan keberuntungan saja. Semua orang yang kutemui dan kusetubuhi itu masih memperlakukanku seperti manusia, meskipun mereka tampak suka merendahkan dan menghinaku yang memang tampak seperti seorang pelacur rendahan itu, tapi mereka tidak sampai membuatku merasakan traumatis seperti ini. Meskipun aku juga dulunya pernah punya fantasi jika aku ingin diperbudak oleh seseorang, tapi entah kenapa aku begitu takut sekali sewaktu aku diperlakukan selayaknya seorang budak seks diperkampungan itu. Kalau aku boleh jujur, aku merasa lebih baik jika aku diperbudak oleh pak parto yang sudah merenggut keperawananku daripada dengan bang fajar ataupun semua orang diperkampungan itu yang dengan gampangnya membunuh orang jika tidak menuruti kemauannya.

Seketika akupun kembali teringat oleh bayangan pak parto yang sudah tewas akibat kecelakaan beberapa bulan lalu. Meskipun aku sudah tidak sesedih waktu dulu, tapi aku tetap merasa seperti kehilangan. Aku membayangkan jika saja waktu itu dia tidak terlibat kecelakaan yang begitu mengenaskan itu, aku mungkin saat ini sudah menjadi budak seksnya. Ditengah lamunanku yang kembali terbayang sosok pak parto barusan, tiba-tiba hpku berbunyi dan sontak membuatku kembali tersadarkan. Saat kulihat ternyata itu mamaku yang sedang menelepon.

“Iya mah” Jawabku usai mengangkat telepon dari mamaku.

“Sayang besok kami kayaknya sampe sana sekitar jam 5 sore ya,, soalnya kami dapet terbangnya jam 4” Ucap mamaku disebrang sana.

“Oke mah,, kamar juga udah aku diberesin kok, jadi tinggal tidur aja hehehe” Ucapku lagi.

“Ya udah baguslah kalo gitu nak,, sekalian besok bisa gak jemput kami dibandara sayang, soalnya bawaannya lumayan banyak banget, mau pesen taksi takutnya mahal” Balas mamaku lagi.

“Bisa kok mah, nanti besok kabarin aja kalo mamah udah mau terbang, biar aku bisa siap-siap disini,, oh iya jadi berapa orang besok yang ikut mah” Jawabku.

“Ya udah nanti besok mamah kabarin lagi yaa,, kami berangkat ada 5 orang nak, tapi adik kamu nitip dulu disana soalnya mau tes ditempat kamu” Jawabnya lagi.

“Ohh iya-iya aku lupa dia mau tes disini, hehehe” Ucapku.

“Gimana kamu ini, padahal udah dibilangin jauh-jauh hari kemarin,, yaudah mamah tutup dulu ya nak, mamah mau lanjut packing-packing lagi, bye sayang”

“Iya mah, bye mah” Balasku lagi.

Kemudian akupun menyudahi telponku. Aku sampai lupa jika adikku akan ikut tes masuk ditempatku kuliah. Aku benar-benar lupa akibat kondisiku kemarin-kemarin yang kurang baik serta akibat pikiranku yang masih terbayang akan penyiksaan itu.

Setelah aku menyudahi telpon dari mamaku, sebenarnya aku ingin menelepon adikku untuk menanyakan kabarnya tentang tes kemarin yang dia ikuti disana, tapi kemungkinan dia juga saat ini sedang sibuk mempersiapkan barang-barangnya untuk dibawa kesini, sehingga aku mengurungkan niatku. Lagipula saat bertemu dengannya besok, aku bisa bertanya langsung padanya. Mungkin saja kami akan saling bercanda lagi satu sama lain karena kami sudah lama sekali tidak saling bertemu karena jarak yang memisahkan.

Aku yang saat ini sedang rebahan dikamarku akhirnya turun dari ranjangku dan kemudian berjalan kembali kearah dapur untuk membereskan peralatan makanku setelah tadi kugunakan untuk makan siangku serta membuang sampah yang sudah penuh dari tempat sampah yang ada didapurku. Setelah selesai membersihkan semuanya, akupun kemudian mengikat kantong sampah ini dan berjalan keluar untuk meletakkan sampah ini di bak sampah yang memang sudah tersedia didepan pagarku. Rata-rata setiap rumah ditempatku ini pasti memiliki tempat sampahnya masing-masing diluar dan juga setiap minggunya selama dua kali seminggu, pasti akan ada tukang sampah yang memang akan selalu mengangkut sampah-sampah disini sehingga kami tidak perlu jauh-jauh lagi untuk membuangnya. Saat aku keluar hendak membuang sampahku, ternyata ada seorang petugas yang memang biasanya suka mengambil sampah dikomplek ini didepan pagarku sedang mengambil sampahku.

“Ehh pak, nih ada tambahan sampah, baru sempet saya buang” Ucapku sambil menyodorkan sampah yang tadi sedang kupegang.

“Ohh iya neng,, saya ambil kalo gitu, makasih ya neng hehe” Ucap tukang sampah tersebut sambil mengambil sampah yang kusudorkan padanya.

“Iya pak” Balasku pendek sambil tersenyum ramah padanya.

Kemudian akupun kembali masuk kedalam dan menutup pagarku. Karena semua pekerjaan dirumahku sudah selesai, akupun berniat pergi ke supermarket untuk membeli beberapa makanan guna persiapan besok ketika keluargaku sudah sampai dirumah ini. Setelah aku mandi untuk membersihkan diriku, akupun mengenakan pakaianku berupa tanktop hitam pendek model kemeja karena banyak kancing didepannya dengan bahan yang agak sedikit tebal, serta sebuah legging hitam yang tidak terlalu ketat namun memiliki bahan cukup nyaman untukku. Tapi dibalik pakaian ini, aku tidak mengenakan pakaian dalam apapun. Awalnya aku ingin mengenakan pakaian dalam untuk melindungi tubuh bagian dalamku serta agar putting serta vaginaku tidak tercetak dibalik pakaian ini, namun aku merasa agak sedikit risih karena keberadaan pierching ini yang amat mengganggu kenyamanku ketika aku mengenakan pakaian dalam, sehingga akhirnya kuputuskan untuk tidak mengenakannya.


Beberapa hari kemarin juga aku pernah memaksakan diriku untuk kembali mengenakan pakaian dalam lagi setelah aku berhasil kabur dan berniat untuk menyudahi kegilaanku, namun setelah beberapa jam dipakai, aku benar-benar tidak tahan karena rasa yang tidak nyaman baik dibagian putting serta vaginaku. Rasa tidak nyaman itu akan sangat terasa ketika aku mulai banyak bergerak, sehingga lama-lama membuatku tidak tahan mengenakan pakaian dalam ini. Tapi aku masih tetap mengenakan pakaianku meski hanya didalam rumah, hanya saja aku harus lebih pintar memilih mana bahan yang bisa membuatku nyaman ketika aku harus keluar rumah agar tidak membuat bagian dalam tubuhku tercetak keluar. Setelah selesai mengenakan pakaian dan membawa tasku yang berisi dompet serta hp, akupun segera masuk kedalam mobilku dan berjalan keluar menuju sebuah supermarket yang letaknya tidak terlalu jauh dari rumahku.

Setelah sekitar satu setengah jam aku berbelanja dan membayar semua belanjaanku, akupun akhirnya kembali keparkiran mobilku dan memasukkan semuanya kedalam bagasi. Kemudian akupun kembali berjalan menuju kerumahku.

……………………………………………………….

(Keesokan Harinya)

Saat kulihat sosok kedua orang tuaku serta adikku sedang berjalan, akupun langsung memanggil mereka. Kupeluk erat kedua orang tuaku seperti sudah bertahun-tahun lamanya kami tidak berjumpa lagi. Kupeluk juga adikku yang begitu sangat kusayangi ini yang terlihat semakin cantik saja saat ini. Kedua orang tuaku sempat keheranan denganku karena tidak biasanya aku sampai memeluk erat mereka, tapi kubilang saja jika aku sedang benar-benar kangen sama mereka.

Sebenarnya yang terjadi dalam diriku adalah, aku memeluk erat itu karena aku sangat merasa bersalah pada kedua orang tuaku yang begitu susah payah membesarkanku sampai seperti ini, tapi yang terjadi aku malah menjadi seorang lonte rendahan dibelakang mereka. Suatu hal yang bagiku amat sangat hina sekali karena menjadi seorang gadis murahan ditengah keluarga yang masih sangat berkecukupan serta kasih sayang mereka yang berlebih. Dalam pelukanku itu juga aku bermaksud meminta maaf pada mereka berdua dalam hatiku karena saat ini aku sudah bukan lagi seorang gadis perawan, bahkan bukan lagi menjadi seorang gadis yang tidak akan mereka bayangkan sebelumnya. Ketika kupeluk adikku juga, dalam hati aku berkata semoga dia tidak menjadi sepertiku, semoga dia bisa selalu aman dan selalu tersenyum bahagia seperti yang kulihat saat ini ketika kami sudah bertemu kembali setelah sekian lama. Tidak lupa aku juga memberi salam pada kedua pegawai mamaku yang juga ikut bepergian untuk menemani sekaligus mengawal mamaku yang memang berniat liburan di eropa.

Setelah kami sudah bisa bertemu bersama lagi, akupun langsung mengajak mereka semua untuk masuk kedalam mobil yang sengaja kubawa untuk menjemput mereka. Selanjutnya kami pun segera meluncur kerumah agar mereka bisa langsung segera beristirahat.

Begitu kami semua sudah sampai dirumah, akupun membantu adikku membawakan kopernya karena cuma dia yang akan tinggal disini nantinya, sementara koper milik papa mama serta kedua pegawainya sebagian besar masih ada didalam bagasi agar saat mereka hendak berangkat besok, kami tidak perlu repot-repot lagi untuk menyusunnya. Selanjutnya, mereka semua mulai masuk kekamarnya masing-masing yang memang sudah kupersiapkan sebelumnya. Untungnya rumah ini memang ada banyak kamar sehingga cukup untuk menempatkan mereka semua didalam rumah ini. Kedua orang tuaku menempati kamar yang sama disamping kamarku, begitu juga dengan kedua pegawainya yang menempati kamar dilantai dua, sementara adikku menempati kamar seorang diri yang bersebelahan dengan kamar kedua pegawai itu dilantai dua.

Awalnya aku sempat mengajaknya untuk tidur bersama denganku, tapi dia langsung menolaknya karena dia sudah terbiasa tidur sendirian. Itu wajar saja karena memang semenjak aku memasuki bangku sma, aku memang sudah mulai tidur sendiri dikamar pribadiku dan dia juga tidur seorang diri disana. Aku sengaja ingin punya kamar pribadi karena aku ingin memiliki privasiku sendiri saat itu, untungnya juga kamar dirumah kami memang ada banyak yang kosong sehingga kami tidak perlu repot-repot untuk renovasi rumah lagi demi menambah ruangan. Adikku biasanya akan ikut tidur bersamaku jika dia merasa ketakutan setelah menonton film horor ataupun jika kondisi rumah sedang mati lampu saja.

(Gracia)


Aku saat ini menempati sebuah kamar yang ada dilantai dua. Aku sengaja memilih kamar ini karena didalamnya ada sebuah jendela yang sangat besar sekali setinggi dinding kamar yang langsung memperlihatkan suasana didepan rumah. Awalnya kedua pegawai mamaku lah yang sudah lebih dulu memasuki kamar ini sebelum aku, tapi aku memintanya untuk bertukar kamar dengan yang ada disebelahnya karena aku yang ingin menempati kamar ini, sehingga mereka pun langsung pindah kekamar sebelah, padahal mereka sudah menempatkan kopernya dan bermaksud ingin segera berganti pakaian. Maaf ya ngerepotin >,<.

Sebelumnya juga ciciku sempat mengajakku untuk tidur bareng dengannya, tapi aku tidak mau karena memang aku yang ingin tidur sendirian. Jika aku tidur bareng ciciku, aku pasti tidak akan bisa melakukan aktifitas yang sangat kurahasiakan itu. Setelah memasukkan koper serta tas bawaanku kekamar, akupun langsung menyingkap tirai ini dan seketika terlihatlah suasana sore dikomplek ini. Aku dapat melihat jalanan depan rumah ini yang cukup sepi serta beberapa rumah tetangga dan juga sebuah tanah kosong yang ada didepan rumah. Aku dapat melihat hampir keseluruhan suasana sekitar rumahku dari dalam kamar ini.

Akupun berpikir bagaimana jika saat ini aku sedang telanjang dan berdiri dijendela ini sambil menghadap keluar, tentu saja pasti tubuhku yang polos ini akan langsung terlihat jelas dari ujung kepala sampai ujung kakiku dari arah depan sana. Jika ada tetangga didepan rumah baik itu sedang berada diteras atau pun tidak sengaja melihat kerumah ini dari dalam rumahnya, dia pun juga pasti akan dapat melihatku sedang bugil. Tapi untungnya kaca jendela ini tipenya yang tidak bisa dilihat dari luar meski saat malam sekalipun, hanya saja jika suasana didalam kamar ini lampu utamanya kuhidupkan, maka sudah pasti orang dari luar akan bisa melihat kedalamnya karena rumah ini hanya dua lantai.

Aku ingin seperti ini karena terinspirasi dari sebuah foto yang dulu pernah kulihat. Dalam foto itu terdapat seorang wanita yang merupakan model dan dia sedang berdiri sambil telanjang bulat menghadap kearah jendela ruangannya dan jendela itu langsung berhadapan dengan sebuah jalan raya yang terlihat cukup sibuk. Meski kuketahui jika pastinya orang-orang dibawah sana tidak akan bisa melihat sang wanita itu yang sedang bugil jika tidak menggunakan alat bantu, tapi rasanya cukup menyenangkan bisa melihat suasana kota yang sedang sibuk-sibuknya sambil dalam keadaan telanjang. Belum lagi si wanita itu juga berani mempertontonkan aksi masturbasinya sambil merapatkan tubuhnya kearah jendela itu berharap orang-orang dibawah sana melihatnya.

Meski aku tahu jika suasana ini berbeda dengan di foto yang pernah kulihat karena pastinya gambar itu diambil dari sebuah apartemen dilantai teratas, tapi setidaknya aku masih bisa merasakan suasananya yang hampir sama. Mungkin jika suatu saat aku sudah memiliki pekerjaan, aku mungkin akan menyewa atau bahkan membeli sebuah apartemen jika sudah mampu yang tentunya memiliki jendela yang cukup besar dan menghadap kejalan raya dilantai teratas. Entah kenapa bagiku itu merupakan suatu keindahan tersendiri saat melihat suasana perkotaan dari atas. Apalagi aku melihatnya dalam keadaan bugil sambil masturbasi berharap orang-orang dibawah sana melihatku yang sedang merengkuh kenikmatannya ini. Memikirkan itu saja sudah membuat tubuhku berdesir dan tidak terasa vaginaku sudah mulai lembab. Aku benar-benar cepat sekali merasa sange. Sepertinya aku sudah menjadi seorang gadis yang mesum karena hanya memikirkan sebuah hal yang erotis, aku cepat sekali terangsang. Akupun mulai memegangi area selangkanganku dari luar hotpants yang masih kukenakan ini sambil tangan satunya lagi memegangi jendela sambil memandangi sebuah jalanan kosong yang ada didepan rumahku. Namun tiba-tiba aku langsung dikejutkan oleh sebuah panggilan dari ciciku yang mengetuk pintu kamar ini. Dia mengajakku untuk makan malam bersama karena makanannya sudah dia siapkan diatas meja makan. Seketika perutku pun langsung berbunyi karena memang terakhir aku makan itu saat siang tadi sewaktu aku masih dipalembang. Akupun langsung menyingkirkan pikiran mesumku tadi dan segera beranjak meja makan untuk makan malam bersama keluargaku.

Setelah menghabiskan makan malam dan berkumpul bersama diruang keluarga sambil menonton tv, akupun memutuskan untuk langsung kembali kekamarku karena ingin beristirahat. Papa dan mamaku juga ikut kembali kekamar mereka karena waktu yang semakin malam dan mereka juga saat pagi nanti akan kembali terbang lagi ke eropa sana untuk mengurusi bisnis dengan clientnya sekaligus sambil menikmati liburan. Saat aku sudah berada dikamarku lagi, segera saja kukunci pintu kamarku dan mulai mematikan lampu utamanya. Aku hanya membiarkan lampu baca yang memang ada disamping ranjangku menyala agar suasana kamar ini tidak terlalu gelap saja. Selanjutnya akupun langsung menanggalkan seluruh pakaianku sampai aku bugil dan kembali memandangi area depan rumahku melalui jendela yang besar ini.

“Aacchhh,, ssshhh, oohhh, nikmatnyaa, aahhhhh sssshhh” Desahku saat tangan kiriku mulai menggesek clitorisku.

Akupun mulai merapatkan tubuhku kejendela ini sambil tangan kiriku tetap memainkan liang vaginaku yang perlahan semakin basah. Saat kedua dadaku sudah menempel dan terhimpit dikaca jendela ini, akupun kemudian menaik-turunkan tubuhku. Aku terlihat seperti sedang mengelap kaca jendela ini dengan menggunakan kedua bukit kembarku. Kulepas tanganku sebentar yang tadinya sedang memainkan vaginaku dan kurentangkan kedua tanganku sambil memegangi kaca ini untuk menopang tubuhku yang sedang menggesekkan payudaraku kekaca ini.

“Mmmpphhhh,, hihihihi, nakal juga ya aku kayak gini” Ucapku pelan sambil menaik-turunkan tubuhku dan menghimpit kedua payudaraku ke kaca jendela ini.

Sekitar lima menitan aku melakukan itu, rasanya tubuhku menjadi semakin terangsang dan semakin tidak tahan ingin segera dipuaskan. Selanjutnya akupun menarik kursi yang ada didekat meja rias dan membawanya ke depan jendela ini. Akupun kemudian duduk sambil melebarkan kedua kakiku memperlihatkan liang vaginaku yang tampak sudah sangat becek ini kearah luar meski masih terlindungi oleh jendela kamarku. Kembali kugesekkan jariku pada vaginaku dan mulai meremasi payudaraku yang putingnya semakin mengeras ini.

*Clak, clak, clak*

Suara becekan dari vaginaku mengisi kesunyian kamar ini. Aku juga mengeluarkan suara desahanku sambil kutahan agar suaraku tidak sampai tembus keluar kamarku, aku tidak ingin ada orang yang dapat mendengar desahan nikmatku karena suasana dalam rumah ini yang masih ramai orang menginap dan tepat disamping kamarku adalah kamar yang berisi dua orang pegawai mamaku. Aku tidak ingin mereka dapat mendengarnya karena akan sangat berbahaya jika mereka mengadukan itu pada kedua orang tuaku.

“Mmmppphhh,, mmmpphhh,, ssshhhh,, oouuhh iyyaahhhh” Desahku saat menikmati setiap rangsangan yang kulakukan ini.

Kututup rapat kedua mulutku karena semakin lama aku mencolek vaginaku, rasanya pun semakin nikmat dan desahanku hampir tidak dapat terkontrol lagi.

Disaat aku sedang menikmati masturbasiku, terlihat dibawah sana ada seorang bapak-bapak yang sedang membawa gerobak yang didalamnya berisi banyak tumpukan sampah. Bapak itu tampak berjalan seorang diri sambil mendorong gerobak itu kearah danau yang ada didepan jalan masuk menuju kerumahku. Kulihat dia berjalan dengan santai sambil melihat kanan-kirinya. Begitu dia sampai didepan rumahku, tampak dia menepikan gerobaknya dan mulai memindahkan sampah yang baru saja dibuang tadi saat kami selesai makan malam. Saat dia sedang mengambil sampah itu, aku kembali merapatkan tubuhku kearah kaca jendela ini sambil melihat kearahnya. Aku juga semakin mempercepat gesekkan jari pada vaginaku yang sudah semakin becek ini.

“Aaacchhh,, oouuuhh paakkkhh,, liat akuu pakk,, tolong liat kesini pakkhh, aakkhhh, aaacchhhh” Desahku sambil meracau keenakan saat melihat bapak itu yang mulai mengangkuti satu-persatu sampah yang ada didepan rumah kami.

Saking nafsunya aku, tanpa sadar akupun sampai menjilati kaca jendela ini sambil memandang nakal kearah bapak itu yang saat ini ada dibawah sana. Akupun semakin mempercepat colmekku saat melihat si bapak itu mulai menarik lagi gerobak sampahnya. Karena desahanku yang semakin jelas terdengar, akupun sampai mengatupkan mulutku menggunakan tangan agar jangan sampai suaraku menembus kamarku ini. Tidak sampai beberapa menit kemudian, akupun akhirnya mendapatkan orgasmeku.

“Mmmppphhhh,, mmmppppphhhhhhhhh”

*Cccrrrttttttttttt,, cccrrrttttttttttt,, cccrrrrrttttttttt*

Tubuhku seketika langsung mengejang dan punggungku melengkung kebelakang tanda aku mendapatkan klimaksku. Langsung saja semua cairan cintaku itu kusemburkan membasahi jendela ini sampai menggenangi lantai dibawahnya.

Beberapa kali tubuhku bergetar keenakan dan vaginaku menyemburkan semua cairan kenikmatannya. Setelah beberapa lama aku mendapatkan orgasmeku, tubuhku pun mulai melemas sambil bersandar diatas kursi ini. Aku duduk dalam posisi mengangkang lebar memperlihatkan vaginaku yang tampak berkedut dan terlihat basah ini kearah luar yang mana masih terdapat seorang bapak-bapak yang sedang mengangkuti sampah didepan rumah tetanggaku. Seandainya saja jendela kamarku ini benar-benar transparan, mungkin saja dia langsung dapat melihatku yang duduk lemas sambil mengangkang ini memperlihatkan alat kelaminya yang begitu menggairahkan kaum lelaki, meski suasana kamarku sedang gelap sekalipun.

Saat aku sudah mendapatkan kembali tenagaku, akupun kembali melihat jendela dan tidak terlihat lagi bapak itu, sepertinya dia sudah pergi lagi. Akupun kemudian langsung saja naik keatas ranjangku dan mulai tiduran. Aku tiduran dalam posisi yang begitu menggairahkan dengan kedua kakiku yang kulebarkan selebar-lebarnya serta kedua tanganku yang kurentangkan kesamping memperlihatkan kedua bukit kembar serta liang peranakanku tanpa tertutupi apapun. Jika saja saat ini ada seorang pria dihadapanku, dia pasti akan langsung menyetubuhiku karena posisiku yang seolah pasrah untuk disetubuhi ini. Sebenarnya aku memang sudah biasa tidur dalam posisi seperti ini. Aku jarang menutupi tubuhku menggunakan selimut jika tidak sedang kedinginan karena aku tidak bisa memperlihatkan ketelanjanganku meski aku tau tidak akan ada seorang pun yang melihatnya. Tapi kadang jika aku terbangun karena menggigil, aku baru akan menarik selimut itu agar tubuhku tidak kedinginan lagi.

Selama aku bugil didalam kamarku pun, baik ketika duduk ataupun rebahan, posisiku pasti akan sangat sembarangan sekali. Saat duduk, aku biasanya pasti akan duduk sambil ngangkang memperlihatkan vaginaku atau kunaikkan satu kakiku atau bahkan dua-duanya dan tentu saja sambil kulebarkan tanpa menutupi lubang yang masih bersegel itu. Saat tiduran pun pasti aku juga akan melebarkan kedua kakiku, tidak jarang juga aku sambil posisi menunggingkan pantatku tinggi-tinggi saat sedang bersantai itu diatas ranjangku. Bahkan ketika suasana rumah sedang sepi tak ada orang pun, dimana saja aku berada aku pasti akan sembarang duduk atau tiduran seolah aku ini sedang mengundang untuk segera disetubuhi. Aku benar-benar tampak seperti seorang lonte pinggir jalan yang mencoba menawarkan tubuhku pada pria-pria yang lewat.

Pagi hari berikutnya, setelah aku berpamitan dengan kedua orang tuaku serta kedua pegawai mamaku, mereka pun mulai kembali berangkat menuju bandara dengan diantar ciciku untuk melanjutkan penerbangan mereka menuju eropa. Aku sengaja tidak mau ikut karena aku memang sedang malas saja. Setelah mobil ciciku sudah tidak terlihat lagi, akupun segera menutup pagarku dan mulai masuk kedalam rumah. Hal yang pertama kulakukan begitu aku berada didalam rumah ini adalah, aku segera menelanjangi diriku kembali karena saat ini tidak ada siapapun selain aku didalam rumah. Aku mulai berjalan menuju kekamarku dan membongkar satu persatu semua pakaianku yang masih ada didalam koper serta tasku. Kuletakkan semua pakaian itu kedalam lemari yang ada dikamar ini. Setelah semuanya beres akupun kembali duduk diruang tv sambil menonton acara tv favoritku di pagi hari. Aku nonton tv sambil duduk dengan posisi mengangkang karena saat aku sedang telanjang seperti ini, aku memang terbiasa duduk sembarangan mengumbar semua alat vitalku. Aku juga duduk sambil menggesek liang vaginaku perlahan-lahan sampai pada akhirnya birahiku kembali naik dan mendapatkan puncak orgasmeku.

Setelah aku sudah mendapatkan orgasme, lama-kelamaan akupun mulai suntuk nonton tv karena acaranya yang selalu diulang-ulang. Akupun kemudian berpikir untuk berjalan-jalan saja menikmati udara pagi didanau yang ada didepan jalan sana. Lagipula danau itu sekarang sudah terlihat lebih bersih serta terlihat ada beberapa titik seperti area bermain anak-anak ataupun beberapa wahana untuk sekedar berolahraga ringan seperti pull-up ataupun sepeda yang terpasang secara permanen ditaman itu. Sepertinya taman itu sudah dilakukan renovasi karena terakhir yang kutau saat datang kesini, taman itu hanya terlihat sebagai kolam retensi saja dan dibangun seadanya sehingga lebih terlihat seperti danau biasa yang tidak terurus. Langsung saja kukenakan kembali pakaian santaiku yang tadinya sudah kulepaskan karena tidak mungkin aku berjalan kesana dalam keadaan bugil, bisa-bisa aku akan diarak keliling komplek karena dianggap mencoba menjajakan diriku atau diseret ke dinas sosial karena dianggap sebagai orang gila.


Kukenakan kembali kaos berlengan panjang serta short pants yang berbahan kain, tidak lupa aku juga mengenakan bra serta celana dalamku karena jika aku tidak mengenakan bra, maka putingku akan tercetak jelas dari balik kaos ini, dan juga aku yang masih belum terlalu berani untuk bereksib ditempat ini. Kemudian akupun keluar dari rumah ini setelah menutup pagar dan mulai berjalan kaki menuju kedanau yang ada didepan sana.

Terlihat suasana danau yang sedikit ramai oleh beberapa orang yang terlihat sedang berolahraga mulai dari jogging, atau hanya berjalan-jalan ringan saja bersama hewan peliharaannya, bermain sepeda, bahkan ada juga yang tampak duduk-duduk saja menikmati suasana pagi. Akupun mulai berjalan mengitari danau ini yang memang terlihat sudah semakin rapi dan tertata bagus. Begitu aku memutari danau ini, ternyata cukup luas juga ukurannya dan banyak terlihat beberapa spot untuk sekedar bersantai atau alat bantu untuk olahraga dibeberapa titik sekitar danau ini. Dibeberapa tempat juga kulihat ada yang beberapa orang yang menggelar dagangannya sehingga membuat suasana disekitar danau ini menjadi semakin ramai.

Akupun terus berjalan mengitari danau ini sampai pada akhirnya sampai dibagian belakang danau ini yang dibatasi oleh tembok tinggi yang membatasi komplek perumahanku dengan yang ada dibaliknya. Seingatku, dibelakang tembok ini dulunya adalah sebuah lahan kosong yang sebagian dijadikan untuk tempat penampungan sampah sementara dari warga komplek perumahanku dan sebagian lagi hanya ditumbuhi oleh tanaman liar. Saat aku maju beberapa langkah kemudian, aku melihat ada sebuah gerbang berukuran kecil yang lebarnya hanya seukuran motor bak roda tiga.

Karena merasa penasaran akan apa yang ada dibaliknya, akupun mencoba mendekati gerbang tersebut. Saat kulihat ternyata dibagian yang dulunya banyak ditumbuhi tanaman liar, sekarang sudah berdiri beberapa bangunan semi permanen. Sebagian ada yang berbentuk seperti gubuk atau pondok yang terbuka dan ada banyak juga yang berbentuk seperti rumah. Cukup banyak juga kulihat orang yang beraktifitas disana yang sepertinya memang warga yang tinggal disitu. Dibagian kananku atau tepatnya disebrang rumah-rumah itu tampak masih sama seperti dulu yakni sebuah gundukan sampah yang merupakan kumpulan dari sampah-sampah milik warga diperumahan ini serta masih terlihat juga tanaman-tanaman liar yang masih tumbuh begitu lebat mengelilingi bagian tembok pembatas serta dibagian belakang dari rumah tersebut. Akupun sedikit heran kenapa ada orang yang mau membangun rumah seperti ini didekat tempat sampah.

Selanjutnya akupun kembali berjalan mengitari danau ini sampai pada akhirnya akupun merasa sedikit lelah dan mulai duduk dibawah bangku taman yang ada dibawah salah satu pohon yang ada dipinggir danau ini. Saat aku duduk, aku melihat suasana danau ini yang cukup sejuk serta lumayan luas dan juga agak sepi saat pagi hari, hanya terlihat beberapa orang saja yang lalu lalang. Sepertinya jika aku datang kesini lebih pagi lagi atau saat malam hari, kemungkinan tempat ini akan sangat sepi sekali. Seketika timbul niatku untuk eksib ditempat ini. Namun karena situasi yang masih belum terlalu bisa kupastikan, akupun hanya berandai-andai saja untuk bisa telanjang ditempat seperti ini. Karena memikirkan hal yang mesum itu, akupun kembali terangsang dan membuat vaginaku perlahan menjadi becek kembali. Entah kenapa hanya memikirkan hal yang mesum seperti tadi, bisa langsung membuat birahiku naik. Akupun mulai bergegas kembali kerumah untuk memuaskan diriku lagi.

“Aaacchhh,, ssshhhh oooohh enaakknyaaa, aaahhh teruuss, sssshhhh” Desahku saat aku kembali masturbasi diruang tamuku.

Saat aku masuk rumah tadi, aku benar-benar sudah tidak tahan lagi untuk segera memuaskan diriku, dan begitu aku sampai diruang tamuku, segera saja langsung kupelorotkan semua bawahanku dan kusingkapkan kaosku keatas beserta branya sekalian. Akupun langsung duduk disofa panjang sambil kukangkangkan kedua kaki diatas sofa ini dan mulai memainkan vaginaku.

*Clak, clak, clak*

Terdengar suara becekan dari vaginaku yang memang sudah semakin terangsang. Kuremas juga payudaraku serta sesekali kupilin putingnya yang masih berwarna merah muda ini.

“Aaahhhh,, ayo teruss, aahhhh, bentar lagi, oouuhhh, bentar lagi aku keluarr aaahhhhhh”

Akupun semakin meracau karena hampir mendekati puncak orgasmeku lagi. Kupercepat gesekkan pada vaginaku dan semakin kuremas kuat payudaraku sampai memerah, dan tidak lama kemudian akupun ahkirnya sampai pada klimaksku.

Cccrrrrtttttt,, ccrrrrtttttt,, cccrrrttttttttt

Cairan cintaku menyembur sangat tinggi sekali sampai membasahi meja yang ada diruang tamu ini, bahkan sampai menetes kelantai dan menggenangi bagian bawah meja yang ada dihadapanku. Tubuhku pun langsung lemas setelah beberapa kali kutembakkan cairan orgasme itu keluar. Setelah sekitar 5 menit lamanya aku beristirahat setelah mendapatkan orgasme tadi, akupun segera mengambil tisu yang tidak jauh dari tempatku dan mulai membersihkan cairan kenikmatanku tadi yang menggenangi ruangan tamu ini. Aku tidak mau ciciku tau kalo ruang tamunya ini sudah kubanjiri dengan cairan kenikmatanku akibat bermasturbasi tadi.

Tepat setelah aku selesai membersihkan sisa-sisa squirtku diruang tamu ini, tiba-tiba dari luar kudengar suara pagar yang dibuka lebar. Saat kuintip ternyata ciciku sudah kembali dari mengantarkan kedua orang tuaku kebandara. Akupun langsung kelabakan karena aku baru menyadari jika saat aku cepat-cepat masuk kerumah tadi, pintu pagar serta pintu rumah ini masih belum kututup, bahkan pintu rumah ini pun masih terbuka sangat lebar, sementara posisiku saat ini yang hampir bugil dengan celanaku sudah terlepas seutuhnya dan juga bajuku yang terangkat keatas memperlihatkan kedua bukit kembarku. Saat kulihat ciciku sudah akan memasukkan mobilnya kedalam rumah, akupun cepat-cepat naik kekamarku sebelum ciciku memergokiku yang sedang setengah telanjang ini. Aku akan sangat malu jika aku dipergoki oleh ciciku karena aku yang selalu menjaga image baik-baik didalam keluarga. Meskipun ciciku juga tau jika aku terkadang bisa dibilang cewek yang sering gonta-ganti pacar, tapi entah kenapa untuk hal yang berbau mesum seperti ini, aku masih cenderung malu untuk terbuka dengannya. Setelah aku kembali mengenakan celanaku dan merapikan bajuku, akupun segera turun kebawah lagi menemui ciciku.

“Abis darimana kamu de, kok pintu sama pagernya masih kebuka” Tanya ciciku begitu dia melihatku menghampirinya.

“Emm anuu, aku abis dari jalan-jalan didanau depan ci,, terus pas mau pulang aku kebelet pipis, jadi lupa aku nutupnya hehe” Ucapku beralasan.

“Ohh ya udah, lain kali jangan sampe lupa nutup pintunya ya, entar ada orang masuk gak ketauan” Ucap ciciku lagi.

“Beres ci” Balasku lagi.

Kemudian ciciku pun berlalu dan segera memasuki kamarnya. Untungnya ciciku percaya saja dengan alasanku tadi. Padahal sebenarnya aku yang sudah keburu sange dan ingin segera colmek sehingga aku sampai lupa menutup pintu dan pagarnya. Untungnya juga tidak ada orang lain yang masuk saat itu ketika aku sedang asiknya memainkan vaginaku tadi.



BERSAMBUNG . . . . .
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd