Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

DRAMA Ibu Kost dan ke 3 anak perempuannya S2

Aku tak habis pikir, apa yang akan terjadi kalau Dini mengetahui ini semua..? Aku yang bingung dengan nasib Dini hanya termenung sampai tidur malam itu.










Jogging




Besoknya Hari jumat, aku berangkat pagi sekali untuk menghindari ibu kost.. Sekitar pukul 2 siang sebenarnya aku sudah pulang namun aku masih memikirkan alasan untuk tidak bertemu Dini seminggu. Dan hari ini terakhir Dini bekerja..

Saat sore tiba.. aku mempersiapkan beberapa kaos dan pakaian lain untuk tinggal di tempat icha.. sampai aku mau berangkat tiba-tiba..


WA Icha : "Den.. batal den.. suami gw pulang"

WA Aku : "Yah.. terus gimana?"

WA Icha : "Nanti gw kabarin lagi deh.."

WA Aku : "Oke cha.."


Antara senang dan kecewa.. "Entahlah.." Batinkku.


Saat malampun tiba.

WA Dini : "Sayang.. lagi apa?"

WA Aku : "Gak ada.. lagi rebahan aja"

WA Dini : "Besok jogging gak ?"

WA Aku : "Iya kayaknya.. kamu mau ikut?"


Sekarang memang jadi kebiasanku lari pagi di hari sabtu dan minggu. Karena aku harus jaga stamina.


WA Dini : "Iyah.."

WA Aku : "Ya udah.. besok jam 6 yah.."

WA Dini : "Okayy"

WA Aku : "Oke.. ya udah kamu tidur ya.. biar gak kesiangan.."

WA Dini : "Siap boss.."


Keesokan harinya.. aku terbangun sekitar jam 6.. tak mau membuat Dini menunggu akupun langsung bersiap dengan celana bola, kaos putih dan sepatu olahragaku.
Baru sampai teras Dini sudah duduk-duduk dengan jilbab melingkar di lehernya, kaos putih pendek dengan manset tangan warna hitam, legging panjang ketat warna hitam dan sepatu olahraga warna putih. terlihat lekukan pantatnya kecil namun berisi di bagian belakang.


Aku : "Kamu dah siap?"

Dini : "Udah.. eh bentar.. sini foto dulu"


Dini Mengajakku We-fie.


Aku : "Udah?"

Dini : "Udah, yukk..

Aku : "Yuk."

Dini : "Maaahhh.. aku jogging dulu yah" Sambil berteriak dari gerbang depan.


Kami pun berjogging menuju taman.. tak seperti biasanya aku mengambil rute melewati rumah Icha. Aku mencoba mengintip dari depan gerbang. Memang terlihat ada mobil putih besar di dalam. "Mungkin itu mobil suaminya" Batinku.


Dini : "Kakak emang kalo jogging lewat sini?"

Aku : "Iya sih kadang.."

DIni : "Itu kan rumah kak Icha.."

Aku : "Ohh itu rumah mbak Icha.. kakak baru tau.. gede juga rumahnya ya." Aku pura-pura tak tau.

Dini : "Mampir yuk bentar.."

Aku : "Ngapain.. enggak ah.."

Dini : "Hayuk bentar.. aku haus kak.." Sambil menarik tanganku.



Dini : "Assalamualaikum.. Kaakkk." Dini sambil memencet bel di gerbang.


Tak lama terlihat Icha membuka gerbang.. Terlihat Icha menggunakan Hijab besar dan baju rok terusan sampai kaki.


Icha : "Ehh Din... ngapain pagi-pagi? kok sama mas Deny?"

Dini : "Ini kak.. kita lagi jogging.. kak Deny haus katanya.. mau mampir rumah kak Indah."

Icha : "Ohhh gitu.. masuk deh." Sambil melirik ku tajam.


"Kenapa jadi aku yang haus?" Batinku.


Kami pun masuk kedalam.. Dini yang langsung berlari ke dapur untuk mengambil air, dan meninggalkan aku dengan Icha.


Icha : "Ngapain kamu jogging sama Dini?" Suara Icha pelan sambil menyubit perut ku.

Aku : "Dia yang pengen ikut"

Icha : "Awas aja ya kalo kamu ada apa-apa sama Dini."

Aku : "Emang apaan.."


Dini kembali dari dapur membawa air putih untuk ku.


Dini : "Ini yang.. eh maksudnya kak.." Memberikan gelas padaku.


Icha langsung memelototi ku.


Aku : "Makasih.."

Dini : "Udah yuk kak, lari lagi"

Aku : "Yuk.." Gelas ku taruh di meja tamu.

Dini : "Kak Icha ayuk jogging.. Ikut gak?"

Icha : "Gak ah.. males.."

Dini : "Kak Icha mah males mulu'.. pantes pantatnya gendut gitu.. haha"

Icha : "Biarin.. pantat gendut gini juga ada yang suka.." Sambil melirik ku.

Dini : "Hahaa.. iya dehhh.. ya udah kita jalan dulu ya kak.. Assalamualaikum"

Icha : "Waalaikumsalam.."


Sesaat keluar dari gerbang kami lanjut berlari.. menuju taman dekat kompleks. Sampai Taman terlihat cukup banyak orang berlari.


Dini : "Kak.. aku duduk sini dulu yah.. capek." Di kursi panjang ujung taman kompleks.

Aku : "Ya udah kakak muter taman dulu yah"


Selang 5 putaran mengelilingi taman aku duduk di kursi panjang di bawah pohon rindang sebelah Dini.


Dini : "Kamu kuat banget staminanya kak.."

Aku : "Iya dong.. haahh..hahhh.." Terengah-engah.

Dini : "Kayaknya kalo main batminton kemarin kakak cepet capek"

Aku : "Ya beda lahh.. kalo batminton kan sambil lompat-lompat.. apa lagi sambil liat kamu lompat-lompat.. hahaha"

Dini : "Ihh apaan sih kak.. gaje banget"

Aku : "Kamu mau jajan? tu ada kang cilok."

Dini : "Emang bawa duit?"

Aku : "Bawa nih 10 ribu" Sambil merogoh uang di saku ku.

Dini : "Ya udah mau'"

Aku : "Nih uangnya."


Tak lama Dini kembali dengan 1 bungkus plastik cilok.


Aku : "Kok belinya cuma 1? Punyaku mana?"

Dini : "Ini aja berengan sayang.."

Aku : "Ohh.."



Aku : "Btw kamu senin dah masuk sekolah kan?" Sambil ngunyah cilok.

Dini : "Iyahh.."

Aku : "Online apa Offline?"

Dini : "Offline kak.. setelahnya belom tau sih kak.. tapi kayaknya nanti di bagi lagi jadwalnya"

Aku : "Ohh gitu.."

Dini : "Emang kenapa yang?"

Aku : "Gapapa, cuma pengen tau aja.."

Dini : "Ohhh.."


Kami berdua hanya duduk-duduk di taman sekitar 20 menitan. Sambil menyantap cilok.


Dini : "Kak.." Sambil merangkul tanganku.

AKu : "Apa..?"

Dini : "Kenapa sih.. kita harus backstreet gini..?"

Aku : "Hmm.. kenapa ya.. kita kan tinggal satu rumah.. kakak takut kakakmu sama ibu gak setuju.."

Dini : "Iya sih.. aku juga takut sebenernya kalo mamah marah"

AKu : "Nah itu kamu tau'"

Dini : "Hmmm.. kita emang baru jadian satu minggu sih.. tapi sebenernya aku udah suka kakak dari lama loh"

AKu : "Dari kapan emang..?"

Dini : "Dari kapan ya.. kayaknya dari kamu nolongin mamah pas jatoh deh"

Aku : "Ohhhh.. lama banget itu udah" Jawabku santai.

Dini : "Waktu itu kan kakak cuma pake sarung.. parah si itu.. sampe aku gak bisa tidur ngebayangin badan kakak"

Aku : "Emang kamu ngebayangin apa?"

Dini : "Ehh.. gak ada kak.. cuma kaget aja" Terdengar panik.

Aku : "Ohhhh.. emang kamu gak pernah liat cowok telanjang dada?"

Dini : "Pernah sih kak, cowok bugil juga pernah.."

Aku : "Ehhh.. kamu pernah liat orang bugil dimana? Wah kacau nih.."

Dini : "Hahaa.. enggak langsung lah kak.. cuma di video aja.."

Aku : "Video apa?"

Dini : "Ya video itu.."

Aku : "Hehh.. sejak kapan kamu nonton begituan..?"

Dini : "Dari kelas 1 SMA kayaknya.. itupun di kasih temen"

Aku : "Bahaya juga kamu ni.. udah ah.. jangan nonton begituan lagi.. gak baik buat kamu tauk" Sambil ku cubit hidungnya.

Dini : "Aduhh duh.. sakit"

Aku : "Haha.."



Dini : "Kak.." Dini makin mendekap lenganku.

Aku : "Apa?" Terasa payudara Dini yang tertutup kaos dan BH menempel di lenganku.

Dini : "Sebenernya kakak suka gak sih sama aku.. apa cuma terpaksa aja?"

Aku : "Kok kamu nanya gitu?"

Dini : "Ya aku pengen tau aja.. kayaknya kakak sering cuek aja gitu sama aku"

Aku : "Hmmm... kok gitu ngomongnnya.. kapan emang kakak nyuekin kamu? gak pernah ah.."

Dini : "Aku punya perasaan aneh aja semenjak kakak jalan sama mamah kemarin.."


Aku pun diam menatap matanya.


AKu : "Kenapa kamu bahas itu lagi? kamu masih gak percaya sama kakak?"

Dini : "Bukan gak percaya.. cuman.. aku takut kakak jadi pengaruh buat mamah.. soalnya kadang mamah aneh tingkahnya."

Aku : "Aneh gimana?"

Dini : "Mamah udah gak kayak dulu.. Mamah tu sekarang sering keluar rumah, sering pake baju seksi gitu di rumah, terus sekarang tu mamah jadi sering di kamar sendiri siang-siang.. terus kedengeran suara aneh gitu dari kamarnya.. pas keluar udah pake handuk keringetan langsung ke kamar mandi.. emang mamah ngapain sih kak? Aku takut"

Aku : "Ya kakak juga gak tau.. emang kamu dah nanya ke mamah langsung?"

Dini : "Aku gak berani kak.."

Aku : "Susah juga yah.."

Dini : "Tapi ini bukan karena kakak kan?"

Aku : "Ya bukan dong.. kakak kan udah bilang gak tau.. kamu masih aja gak percaya sama kakak."

Dini : "Hmmm.. aku masih takut kakak ada apa-apa sama mamah"

Aku : "Kamu perlu bukti?"

Dini : "Bukti apa?"


Di ujung taman, terlihat orang lalu lalang berjogging tanpa basa-basi ku kecup pipinya.


Dini : "Ehhh.."

Aku : "Sekarang kamu percaya kan? kalo kakak cuma buat kamu?"


Dini yang masih kaget hanya duduk diam bersandar menatapku.. Seakan tak percaya apa yang telah ku lakukan.


Dini : "Kok.. kakak gitu sih?"

Aku : "Kenapa? gak boleh?"


Dini hanya tersenyum sambil tertunduk malu.


Dini : "Ya, gak gitu dongg."

Aku : "Emang gimana harusnya?"

Dini : "Ya ijin dulu kek, apa kek, main serobot aja.."

Aku : "Haha.. emang mau ngapain pake ijin segala.."

Dini : "Kalo keliatan orang lain gimana?"

Aku : "Biarin aja.. haha.. udah mau jam 8 nih.. pulang yuk.. udah panas banget"

Dini : "Tar dulu ahh.. aku masih mau disini" Sambil memeluk lenganku lagi sambil senyam-senyum.

Aku : "Kakak udah gerah ni.."

Dini : "Hmmm.. Ya udah deh.."


Kamipun hanya berjalan kaki pulang menuju rumah. Sampai depan rumah kami berpisah..


Dini : "Kakak mau ngapain abis ini?"

Aku : "Gak tau.. kakak cape banget.. mau tidur dulu kayaknya.."

Dini : "Ohh ya udah.. byee.."

Aku : "Dahh" Sambil menaiki tangga.


Sampai malam tiba aku chat Dini lagi. Aku mengajaknya untuk jogging lagi besok minggu.. namun karena Seninnya Dini sudah masuk sekolah lagi, Dinipun tak mau ikut karena takut kelelahan.




Senin pagi seperti biasa aku terbangun jam 8an, saat ku buka handphone belum ada hasil dari checkup ku. "Mungkin bukan hari ini" Batinku. Aku tau hari ini Dini berangkat sekolah.. aku yakin ibu sudah mempersiapkan sesuatu.. Dan benar saja saat aku keluar kamar lagi-lagi jantungku hampir copot melihat Ibu kost sedang menyapu mengenakan lingerie open jaring full body dengan lubang di payudaranya dan lubang di selangkangannya yang dulu pernah di pakainya di hotel. Terlihat puting coklat menggantung dan vagina tanpa bulu. Ibu yang memakai kacamata dan rambut di ikat ekor kuda terlihat wajahnya cantik putih.


Aku yang masih tadinya terdiam di depan pintu langsung melepas sarungku dan dengan penisku yang mengeras.. langsung ku hampiri ibu kost. Dan kupeluk dari belakang dan penisku bergesek dengan vagina di belahan pahanya.



Aku : "Hmmm.. Ibu wangi banget"

Ibu Kost : "Ihh.. belom apa-apa udah di tempel aja.."

Aku : "Lagian ibu nyapu pake baju begini"

Dini : "Mandi dulu sana gih.."

Aku : : "Enggak ah.."


Tanpa basa-basi lagi aku gesekkan perlahan penisku di bibir vaginanya dan aku masuk perlahan ke vaginanya yang masih rapat.

"Aaaakhhhh.." Desahnya pelan saat penisku meraih rahimnya.

"Bu, ini anusnya kok basah ada lotionnya?" Tanya ku sambil ku elus perlahan lubang anusnya.

"Aaakhhh.. tadi pagi gatel jadi aku mainin dulu. "

Dan perlahan ku gerakkan pinggulku maju mundur, dengan posisi ibu kost yang menungging berpegangan gagang sapu.

"Aaaaakkhhhhh.. ssshhhh.. aaahhhhh... shhhh.. aaakhhhhh... akkkkhhhh.. eenak aaakkhhh.. aakkkhhh... aaakkhhh.. hmmmpppp.. aakhhhh.. terus yang... aakhhhh.." Desah ibu.

4 menit kemudian ibu melepas vaginanya dari penis ku. "Sini sayang, kita pindah.." Ibu menarikku ke teras depan. "Sini duduk.." Menyuruhku duduk di kursi panjang teras mengangkang.

Perlahan Ibu kost berjongkok memegang paha ku sambil membelakangiku dan memasukkan penisku lubang anusnya. "Aaaarrrrkkkkkhhhhh.." Desahnya lagi. "Kayaknya anus ibu sudah longgar banget.. berasa gampang masuknya" Batinku. Sambil mengangkang dia menggerakkan badannya naik turun. "Aaaaaarrrrrrkkkk.... aaarrrkkkkkk.... aakhhhhh.. ini baru enak... aaakhhhhh.. aakhhh... aaahhhh... eeekkkk... aakhhhhh.... aaaakhhhhhh.... aahhhhh.. aaakhhhhhhh... aaakhhhhhhh....aakhhhhh.." Desahnya makin kuat.

Aku yang tak mau kalah, ku remas-remas payudaranya yang bergerak naik turun.

"Ibu, ini kita di sini gak takut ketahuan tetangga apa?" Tanyaku.

"Bodo amat.. aakhhh.. enakkk. aaakhhhh.. aarrrkkkkk.." Ucapnya.

"Ohhh.." Aku yang merasa tertantang langsung menariknya turun tangga ke bawah dekat gerbang.. aku menyurunya berpegangan pagar rumah depan di bawah terik matahari.

Lalu ku masukkan lagi penisku ke lubang anusnya yang longgar. "Aaarrrkhhh.." Desahnya.

Langsung ke genjot pantat ibu yang mungil dengan kencang.. "AAAAaaaaaaaaaaaaarrrrrkkkkkk.... aaarrrrrrrkkkkkk.... aarrrrkkk.. aarrkkkkk.. aaakkkhhhhh.. arrrkhhhh.. akkkhhhh.. aaarrkkkk" Suara desahanya makin kencang dan suara keras dari gerbang yang dipegang nya. Karena dia sadar suaranya agak keras.. Ibu langsung menutupi mulutnya. "AAaarrkkkmmmpp.. aarrkkkmmpp.. aahhkkkmmpppp... aaarrrhmmmm.. aakkhhhmmpp.. aaakkkkk.. aaaakhhhhhmmmppppp.. aaakrrrrmmpppp.. aakhhhhmmpppp" SUara ibu tertahan.

"Tadi katanya bodo amat?" Tanyaku.

"AArrrrkkkkkhhmmpppp...aaakhhhhhhhhhhhhhmmppppp.. aaakhhhhmmpppp.. aaakhhhhhmmmpp.. aaakhhhhhmppp.. aakhhhmmmppppp..." Ibu tak bisa menjawab.

Terus saja ku kenjot sampai 5 menit kemudian.. ku kocok klitorisnya kencang..

"AAaaakkkhhrrrrmmppp.. aaarrrkkkkk... eeekekhh.. aaarrrrrkkhhhmmmmmmm... aaakhhhhhhh...mmmppppp... aaakhhhh... eeekkk ...eeekekeke... aaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkkahhh" Ibu Orgasme sambil melepas tangan yang menutupi mulutnya sambil ibu mengerang kencang. Aku yakin kalo ada orang lewat pasti mendengar suaranya.

Aku hanya terdiam melihatnya bersender di gerbang kelelahan..

Sesaat ibu terduduk di lantai, ku tarik rambutnya yang di ikat dan ku arahkan mulutnya ke penisku yang kotor dari anusnya tadi dan ku gerakkan kepalanya maju mundur, terlihat penisku keluar masuk mulutnya yang mungil. "Ini akibatnya kalo keluyuran pake baju seksi gitu" Ucapku. Tak lama ku lepaskan semua mani ku di mulutnya.

Aku yang sudah klimaks puas langsung meninggalkannya di gerbang terduduk dengan maniku di menetes dari mulut Ibu kost.



Setelah mandi dan membersihkan diri aku hanya rebahan di kasur. Aku yang tak peduli dengan ibu kost pun tertidur.. Sampai sore tiba aku mendapat Notif WA dari Dini, bahwa jadwal kelas Offlinenya hari Selasa dan Rabu. "Baguslah, Ibu tak akan berani mengganguku besok dan lusa" Batinku.








Keesokan harinya, masih seperti biasa ku check handphoneku belum juga ada hasil dari checkupku. "Lama juga ya.." Batinku.
Aku terbangun dan langsung mandi, dengan kaos putih dan celana bolaku aku hanya duduk-duduk di kursi teras depan.

WA Dini : "Kak.. hari ini gak kemana-mana kan?"

WA AKu : "Enggak kayaknya.."

WA Dini : "Ya udah nanti aku ke atas yah.."

WA Aku : "Ok"


Sekitar pukul 11 terlihat Dini naik keatas dengan seragam sekolah lengkap.


Dini : "Hayy.. ini kak aku bawa gorengan.."

Aku : "Ehh makasih.. ini kamu goreng sendiri?" Sambil makan.

Dini : "Iya dongg.. enak gak?"

Aku : "Enak.. kenapa bukan ibu?"

Dini : "Ya aku kan bisa.. aku udah biasa juga kok.. lagian mamah juga masih di kamar dari tadi"

Aku : "Ngapain?"

Dini : "Gak tau kak.. mamah jadi sering gitu sekarang.."


"Kecanduan parah ini kayaknya ibu kost.. apa gara-gara obat waktu itu ya?" Batinku.


Aku : "Ya udah biarin aja lah.." Sambil makan gorengan.

Dini : "Hmmm.. Btw kakak gak ngapa-ngapain?"

Aku : "Enggak ada, seminggu ini kayaknya gak ada jadwal.. emang kenapa?"

Dini : "Berarti kakak bakal sama mamah doang dong di rumah.."

Aku : "Hmmmm.. pasti curiga lagi nih"

Dini : "Ya iyalahhh.. kakak bakal bedua doang sama mamah kalo aku masuk sekolah.. gimana gak curiga coba."

Aku : "Kan.. pasti gini lagi deh.. emang bukti yang kemaren kurang"

Dini : "He'em.." Dini sambil tersenyum menatapku.


Langung ku pegang kedua pipinya.. Sambil tersenyum aku tempelkan bibirku ke bibir mungilnya, ku pertahankan sejenak. terlihat Dini sambil menutup mata.. betapa lembutnya bibir Dini..

Tak lama Dini melepaskan bibirku.. Sambil tersenyum.. "Makasih sayang.." Ucapnya. Aku yang masih penasaran, ku cium bibirnya lagi, lagi dan lagi.

Dini : "Hmmmpp.. kak udah dong.. nanti ketahuan mamah kan gawat" Sambil melepas tanganku.

Aku : "Hehe.. lagian kamu yang minta sih." Bisik ku.

Dini : "Tapi gak gitu juga.."

Aku : "Hahha.. iya deh.. maap"



Dini : "Kak.."

Aku : "Apa sayang..?"

Dini : "Kakak suka benerankan sama aku..?"

Aku : "Iya dong.. emang kenapa?"

Dini : "Pegang aku sini kak.." Dini meraih tanganku dan mengarahkannya ke Payudaranya yang tertutup BH, Baju sekolah dan Jilbab putihnya.

Aku : "Ehh.." Aku Terkejut dan terdiam.

Dini : "Hmmpppp.."



Aku : "Kenapa?"

Dini : "Kenapa apanya?"

Aku : "Kenapa sama kakak? kenapa sekarang?"

Dini : "Gak tau... aku sayang banget sama kakak."

Aku : "Kakak gak bisa."Sambil ku lepas genggamanku di payudara mungilnya.

Dini : "Tapi kenapa..?"

Aku : "Kakak gak mau kamu jadi kayak kak Indah.. kakak mau kamu jadi adik kakak yang baik, yang kakak sayang"

Dini : "Tapi aku mau.."

Aku : "Gak bisa.. lagian kan kamu udah kakak kasih kado kemarin.."

Dini : "Gak mau.. aku maunya kakak.."

Aku : "Kakak tetep gak bisa sayang.. Maafin kakak yah.." Aku sambil berdiri mencoba meninggalkannya.


Lalu tanganku di tahannya.


Dini : "Bentar.. kakak marah ya?"

Aku : "Bukan marah, tapi kakak sayang.."

Dini : "Ya udah aku tetep minta maaf.. Aku gak ngulangin lagi kak"

Aku : "Janji yah.."

Dini : "Iyah.. aku janji.."

Aku : "Nah gitu dong.."

Dini : "Tapi kakak bantuin aku yah..

Aku : "Bantuin apa?"

Dini : "Bantuin aku nyoba kado yang kakak kasih"

Aku : "Loh kok jadi kakak sih..?"

Dini : "Ya mau gimana kak.. aku gak tau cara makenya.. masa' mau tanya mamah.. kan gak mungkin"

Aku : "Hhhmmmmmmmm... iya deh.." Aku agak ragu mengiyakan.

Dini : "Oke kakak.. makasih"

Aku : "Eh tapi jangan sekarang.."

Dini : "Terus kapan..?"

Aku : "Terserah kamu deh.. kamu atur aja.. yang penting jangan sampe ketahuan ibu sama kakak kamu"

Dini : "Hmmmm... Oke deehhh.."



Dini : "Ya udah.. aku turun dulu yah.. Makasih sayang" Dini berjalan menuruni tangga.

Aku : "Okayy.. byee.."



Entah apa yang ku pikirkan.. semua terjadi begitu cepat.

"Kenapa aku menolaknya tadi? Kenapa aku mengiyakan permintaan Dini juga?.. ah entahlahh" Beberapa pertanyaan muncul di benakku.

Aku yang sudah pusing.. akhirnya kutinggal pergi ke kamar dan tidur.









Bersambung..
Aku akan menunggu update darimu suhu
 
Rabu Keesokan harinya..

Hari ini Dini masih mengikuti kelas Online, sekitar pukul 8 aku keluar kamar seperti biasa untuk ke kamar mandi. Terlihat Ibu Kost sedang menyapu dekat kamar ku dengan jilbab besar dan daster besar menutupi tubuhnya. Aku yang tak begitu peduli langsung ke kamar mandi tanpa menyapanya.


Siang nya aku hanya duduk depan teras sambil menunggu Dini naik ke atas. Dini yang tak kunjung datang akupun menanyakannya lewat WA. Namun Dini beralasan tidak bisa menemaniku di atas karena kelasnya sedang padat. "Ohh mungkin karena sudah kelas 3 makanya pelajarannya makin banyak" Batinnku.


Sampai sore hari aku belum mendapat kabar dari hasil checkup ku. akupun mulai kawatir tentang hasil lamaranku, akhirnya karena perasaan putus asa.. akupun mulai mencari kerja lagi.







Waist Bag


Keesokan paginya, hari kamis.. aku pun sudah pasrah kalo aku tak akan lolos di perusahaan yang kemarin.. makanya aku berniat berdiam diri saja di kamar sambil mencari kerja.

Hari ini juga dimana Dini kelas Offline lagi.. dan begitupula aku yakin ibu kost akan melakukan sesuatu yang aneh lagi. Akupun mengintip dari jendela sebelum keluar kamar. Karena tak melihat sesuatu yang mencurigakan akupun mengendap-endap pergi ke kamar mandi..


Sampai sore tiba aku mendapat pesan dari Icha.

WA Icha : "Den.. kayaknya bakal mundur lagi ni.."

WA Aku : "Apanya yang mundur cha?"

WA Icha : "Ihhh.. pura-pura bego lagi."

WA Aku : "Hehe.. Emang kenapa cha.. kok mundur lagi?"

WA Icha : "Gw di ajak suami pergi.. kayaknya bakal semingguan nih"

WA Aku : "Emang kemana? Bukannya lu ribut sama suami lu?"

WA Icha : "Katanya sih ngajak liburan.."

WA AKu : "Ohh.. ya udah deh cha.."

WA Icha : "Sorry ya den.."

WA AKu : "Oke cha.."


Aku yang tak tau harus bersikap seperti apa.. hanya diam di kamar sambil mencari kerja lagi.


Saat hari jumat, hari ini Dini masih kelas Offline dan hari ini jadwal Ibu Kost bersih-bersih lagi..
Tapi aku merasa aneh.. saat aku keluar kamar di jam 8. aku tak melihat seorang pun.. dan saat aku coba check turun kebawah juga tidak ada tanda-tanda orang disana. "Ibu kemana?" Batinku.


Di malam sabtu hari itu, sesaat sebelum aku tertidur handphoneku berbunyi..


WA Dini : "Kak.. besok jogging kan?"

WA AKu : "Iya.. kamu mau ikut lagi?"

WA Dini : "Mau.."

WA Aku : "Di jam biasa yahh.."

WA Dini : "Oke.."




Sabtu pagipun tiba, aku terbangun di jam 6 dan bersiap berangkat jogging.. Dini yang sudah siap pun menungguku di teras depan, terlihat Dini dengan hijab hitam melingkar di lehernya, kaos putih lengan panjang dan legging panjang menutupi bokongnya yang menonjol d belakang dan kali ini Dini membawa waist bag melingkar di dadanya. "Entah apa yang d bawanya" Pikirku.




"Mahhh.. aku jogging dulu yah" Teriak Dini dari gerbang.



Kami berlari melalui rute yang sama seperti kemarin.. melewati depan rumah Icha.

Sampai depan rumah Icha..


Dini : "Kak bentar aku haus.." menarik tanganku ke rumah Icha.


"Bukannya Icha sedang tidak ada di rumah?" Batinku.


Lalu Dini mengeluarkan kunci dan membuka gerbang depan rumah Icha.


Aku : "Loh kok kamu buka gerbang sendiri.. emang mbak Icha kemana?" Aku bertanya pura-pura tak mengetahui Icha sedang pergi.

Dini : "Kak Icha lagi per sayang.. " Sambil mengunci lagi gerbang depan rumah Icha.

Aku : "Kemana?"

Dini : "Gak tau.. kata mamah sih pergi sama suaminya"

Aku : "Ohh.."

Dini : "Sini kak.." Dini menyuruh ku duduk di sofa depan TV.

Aku : "Katanya haus.. kok malah ngajak nonton TV?"

Dini : "Kak.. aku mau nagih janji kakak.."

Aku : "Janji apa?"

Dini : "Janji kakak yang kemarin"


Lalu Dini mengeluarkan sesuatu dari waist bag nya..


Dini : "Kakak kan janji mau bantuin aku"

Aku : "I..iya sih" Aku agak gugup.

Dini : "Ini cara nyalainnya gimana?" Dini memegang sebuah Vibrator mini berwarna pink dengan remote hadiah pemberianku.

Aku : "Ehh ini... ini.. gimana yah.." Lalu ku pencet tombol ON di remotenya. dan vibrator yang sedang di pegang Dini mulai bergetar pelan.

Dini : "Ih kok geter kak?"


Entah kenapa aku merasa setiap tingkah Dini sepertinya dia hanya pura-pura tak tau.


Dini : "Coba di pencet lagi kak.. itu tombol di bawahnya" Akupun menurutinya.

Saat ku pencet tombolnya vibrator makin kencang bergetar, dan setiap ku pencet lagi vibratornya memiliki jenis getaran yang berbeda-beda.

Dini : "Ihh lucu yah.. kok bisa geternya beda-beda sih.."


Aku masih curiga Dini hanya pura-pura tak tau.



Setelah mencoba beberapa getaran.



"Kak.. ini caranya gimana?" tanya Dini padaku.

"Hmmmm.. bentar ya.. kakak haus ni.." Akupun pergi ke dapur mengambil segelas air. "Apa yang harus ku lakukan ini.. apa sebaiknya ku bantu saja ya.." Pikiranku makin kacau.

Setelah kembali dari dapur. Aku kembali duduk di Sofa sebelah Dini.


Aku : "Kamu yakin mau nyoba ini?"

Dini : "Mau.."

Aku : "Ya udah.. tapi kamu tahan ya..."

Dini : "He'em"


Perlahan ku ambil vibrator yang bergetar. Dan Dini yang ku minta bersandar di kasur.. perlahan ku tempelkan vibratornya di payudaranya yang tertutup kaos dan BH. "Hhmmmppp.." Suara Dini. ku putar-putar perlahan di payudaranya yang masih tertutup. terlihat Dini melipat bibirnya.

"Gimana?" Tanyaku.

"Geli kak.." Jawabnya.

Perlahan ku angkat kaos putihnya.. terlihat perutnya yang putih mulus dan satu sisi BHnya mulus menutupi Payudaranya. Ku tempelkan lagi di Payudaranya memutar. "Hmmmmpppp..." Desah tertahan.

"Ku buka aja ya sayang.. susah kayaknya kalo begini" Pintaku.

Lalu aku membantunya membuka kaos putih lengan panjangnya. dan Terlihat tubuh Dini ramping dengan BH warna biru terang polos menutupi payudaranya. Ku tempelkan lagi vibrator yang masih bergetar di BH yang menutupi Payudaranya. Dini hanya terdiam melihat BHnya tersentuh vibrator.

Tak berlama-lama Dini lalu menahan tangan ku dan Dini mulai melepas BH yang menutupi payudaranya.


Sesaat aku tertegun melihat Payudara milik Dini yang mungil putih bersih dengan puting yang masih belum terlihat. Aku masih terdiam tak berkedip melihat payudara Dini.


"Kok bengong gitu sayang..?" Tanya Dini.

"Payudaramu cantik banget sayang.." Ucapku.

"Hihi.." Dini hanya tertawa kecil.


Tak mau membiarkannya menunggu langsung ku tempel lagi vibrator yang ada di tanganku. "Aakkhhh... geli" Desah Dini agak mundur. ku putar-putar perlahan vibrator di Payudara kiri milik Dini. Aku yang tak sadar mulai meraih Payudara sebelah kanan dengan tanganku. "Aaakhhhh.." Desahnya lagi. Ku pijit perlahan dengan tangan kiriku payudara milik Dini. "HHmmmmmpp... sshhhh.. hhmmmm... ssshhhh.. ssshhhhh.. ssshhhh... mmmppp" Dini mulai mendesah berkelanjutan.


"Ehh maap sayang.. tangan kiriku nakal yah?" Ucapku.

"Gapapa sayang.. terusin aja.." Sambil meraih tanganku lagi dan menempelkan nya ke payudara kanannya.

Sesaat Dini mulai mendesah lagi aku pun menghentikan kegiatanku dan ku peluk Dini di Sofa. Sambil ku tatap matanya aku mulai mencium bibirnya.. Dinipun membalas ciuamnku kali ini.

Saat aku terhenti terlihat payudara Dini mengantung kecil bergerak. Aku yang ingin melihatnya mendesah lagi.. lalu kuturunkan kepalaku ke bagian Payudaranya. Sambil tersenyum melihatku lalu Dini mulai mendesah saat ujung lidahku bertemu dengan ujung payudaranya. "Akkhhhh.. Geli sayang.." Kumainkan terus lidahku di kedua payudaranya.. sambil ku cium dan ku sedot putingnya yang pink dan masih belum keluar.

Sesaat aku terhenti, aku ambil lagi vibrator dan ku nyalakan lagi.. perlahan kutempelkan lagi di payudaranya dan turun kebawah sampai lubang pusarnya. "Iihhh.. geli sayang.." Ucapnya tanpa ku hiraukan.


"Mau tambah geli lagi gak?" tanyaku manja.

"Geli dimana?" tanya Dini.

"Ini di buka dong.."Pintaku pada Dini untuk membuka selangkangannya yang dari tadi di tutup rapat olehnya.


"Gak ahh.. malu sayang" Ucap Dini.

"Malu sama siapa.. katanya minta di bantuin?"

"I..iya sih.. tapi kalo yang itu aku takut sayang" Ucapnya.

"Gapapa.. kan cuma di tempel doang.."

"Hmmm.. I..iya deh.. tapi pelan-pelan yah.."


Tak lama Dini langusng membuka selangkangannya perlahan yang masih tertutup legging hitam panjang.
Aku memintanya tetap bersandar di sofa dan aku berlutut di depan selangkangannya sambil memegang vibrator.


"Wangi banget sayang.." Saat ku hirup aroma dari selangkangannya.

"Ihh.. Apa sih.."

"Hihi.. Ku tempet ya sayang.." Pintaku.


Dini hanya mengangguk.. Sesaat kemudian ku tempelkan terlebih dulu vibrator di pahanya agar dia tidak tersentak kaget. Ku putar-putar vibrator di kedua pahanya dan perlahan mendekati belahan di tengah kedua pahanya. Saat mulai tersentuh vibrator di vaginanya yang masih tertutup legging dan celana dalam. "AAAahhhhh... kak.. geli.." Aku hanya tersenyum melihatnya menutup mata.


Lalu kutempelkan lagi dan mulai kugesekkan naik-turun di belahan selangkangannya. "Akhhhh.. shhhh.. hmmmppp.. sshhh... mmpppp" Sesaat Dini menutup mulutnya dengan tangan.

"Sssshhh... hmmmppp.. hmmpppp.. sshhhh.. hmmmpppp.." Desahnya.

"Enak?" Tanyaku.

Dini hanya mengangguk sambil menutup mulutnya.


Sesaat aku melepas vibrator dari selangkangannya. "Haaahhh.. " Terdengan suaranya terlepas.


"Gimana?" tanyaku.

"Biasa aja.. geli doang" Jawabnya.

"Haha.." Aku hanya tertawa.


Dini : "Kak.. tempelin lagi.."

Aku : "Haha.. enak yah?"


Dini hanya mengangguk..

"Tapi Inget loh kak, kakak cuma bantuin aku" Ucapnya.

"Iyah taukk.." Jawabku sambil menahan sakit Penisku memberontak di balik Celana ku.


Dan mulai perlahan ku tempelkan vibrator di belahan yang tertutup Legging miliknya. "Aaakhhh.. kak.." Ku gesek-gesekkan lagi perlahan. "Ahhhh.. sshh.. hmmpp. hmppp.. hmppp.. enak kak.. hmmppp.." Dini masih terus mendesah pelan sambil menutup mulutnya.. aku yang berlutut di depannya hanya menempelkan vibrator padanya dan tak menyentuh apapun selain menyaksikannya bergelinjang.



5 menit sudah berlalu..



"Kak.. udah kaa.. udah.. aahh.. udah kak" Pintanya.

Lalu ku lepaskan vibratornya.. "Kenapa? Enaknya udah..?"

"Udah kak.. cukup.. hah.. hah.." Suaranya sambil terengah-engah.

Aku hanya tersenyum melihatnya kelelahan..


"Ya udah.. udah bisa sendiri sekarang kan?" Tanyaku.

Dini tak menjawab.

Aku : "Gimana rasanya?"

Dini : "Gak gimana-gimana.."

Aku : "Apaan.. orang dari tadi kamu merem melek gitu.. hahaha"

Dini : "Emang iya?"

AKu : "Emang gak kerasa apa?"

Dini : "Enggak ahh.. biasa aja"

Aku : "Haha.. terserah kamu deh.. ini udahan nih?"

Dini : "Udah ah kak.."



Dini : "Kak.. kakak nafus gak ngeliat aku begitu?" Sambil dini memakai BH nya.

Aku : "Enggak.. biasa aja.."



Sebenarnya kau menahan diri untuk tidak menyentuhnya.. Karena aku tau keperawanan Dini sangat penting untuk keluarganya dan suaminya kelak.



Dini : "Haha.. kakak juga boong.. tuh celananya bengkak.."

Aku : "Ya normal dong liat pacar kakak setengah telanjang gini"

Dini : "Gimana kalo aku telanjang bulat kak? haha"

Aku : "Haha.."

Dini : "Kakak mau liat aku telanjang kan?"

Aku : "Mau.." Jawabku singkat dan cepat.

DIni : "Huuu.. enak aja.. tar aku di perkosa lagi.. haha"

Aku : "Enggak lah.."

Dini : "Enggak sekarang ya sayang.. nanti aja kalo kita udah nikah."


"Ha? Nikah?" Aku terkaget dengar ucapannya.


Aku yang agak kecewa berdiri dan mengambilkan air putih untuk Dini dari dapur. Saat ku kembali Dini sudah memakai pakaian lengkapnya.


Tak terasa sudah pukul 8 pagi.. takut ibu kost mencari kamipun langsung pulang.


Malamnya saat malam minggu.. Aku dan Dini hanya VC dari kamar kami masing-masing sampai tertidur.









Minggu, keesokan haripun tiba.. Aku yang kemarin tidak jadi jogging ku niatkan jogging hari ini.

Setelah bangun dan akan bersiap, terlihat Dini sudah menunggu ku di depan kamar dengan pakaian olahraganya seperti kemarin. Aku yang masih bertelanjang dada pun terkaget.


Dini : "Yuk kak..Jogging lagi"

Aku : "Ehh kamu mau jogging lagi?"

Dini : "Iyahh.. kemarin kan gak jadi."

Aku : "Ohh.. ya udah tungguin bentar yah"

Dini : "Ok.."



Akupun bersiap diri dan Dini menungguku duduk di teras depan.. Setelah aku siap.. kami pun langsung berlari menuju taman lagi..

Sampai depan rumah mbak Icha, Dini menarik tangan ku..


Dini : "Kak.. aku haus lagi.."

Aku : "Ngapain lagi.. kan kemarin udah.."

Dini : "Aku cuma haus kak.. gak ngapa-ngapain kok" Sambil membuka gerbang rumah Icha.

Aku : "Hmmpp.. ya udah... cepet"


Tanpa basa basi Dini menarikku ke sofa depan TV. Dan aku yang terkejut.. Dini masih dengan hijab hitam di leher, kaos warna putih lengan panjang.. Melepas celana Leggingnya..
Terlihat Dini mengenakan CD Sport warna abu-abu menutupi pinggangnya.

"Kak.. sini.." Pintanya.

Aku yang masih tak percaya hanya menurutinya dan mendekat. Lalu Dini mengeluarkan vibratornya lagi dari weist bagnya dan memintaku menyalakannya lagi.

"Kak.. tempelin lagi sini.." Terlihat Dini sudah mengangkang di sofa dengan CD sport abu-abunya dan terlihat putih paha mungilnya.


Jantungku hampir berhenti melihat pemandangan Dini mengangkang di depan ku. Sesaat aku berlutut di depan nya dan ku tempel langsung vibrator yang bergetar di belahan vaginanya yang masih tertutup CD. "Aakhhhh.. sshhhh.. hmmpppp... hmmmm... sshhhh.. hhmmmm.. ssshhhh.. hmmmpppp... sshhhh.. sshhhhh.. sshhhhhh.. hmmppppp.." Desahnya terus berulang.

3 menit sudah berlalu.

"Bentar kak.. hah.. hah.." Suaranya agak terengah-engah sambil membuka kaos putihnya.. Terlihat Dini menggunakan Bra Sport juga serasi dengan CD nya.

Aku yang masih diam sambil memegang vibrator di tanganku.. tiba-tiba Dini Mengangkat kakinya keatas dan melepas CD Sportnya. Sambil menutup kemaluannya dengan tangan satunya Sembari Dini tertawa melihatku terdiam dengan mulut menganga.


"Kakak mau liat kan?" tanya Dini.


Aku hanya mengangguk dengan mata yang tak lepas dari tangannya yang masih menutupi vaginanya.


"Tapi jangan ketawa yah.. punya ku kecil"


Aku masih terpaku tak menjawab.


Perlahan di tarik tangannya keatas.. terlihat Lubang anusnya terlebih dahulu.. yang putih bersih tanpa bulu. jantungku mulai tak karuan.. dan perlahan mulai di di buka tangannya.


Dan akhirnya terpampang vagina milik Dini di depan mukaku.. Terlihat vaginanya agak tembem putih dan berbulu agak lebat di atasnya.


Dini : "Kak.. kaak.. kaaaaakkkkk.. kok bengong terus sih"

Aku: "Eh iya.. " Aku tersadar dari lamunanku.

Dini : "Kakak kaget ya lihat memek aku?"

Aku : "Ehh maap.. kakak cuma terkagum aja liat memek kamu.. cakep banget.. Btw gak pernah kamu cukur yah?"

Dini : "Enggak kak.. aku masih takut." Dini tersipu malu

Aku : "Kenapa takut?"

Dini : "Aku takut lecet.."

Aku : "Mau kakak cukurin?"

Dini : "Enggak ah.. dah gila kali kakak"

AKu : "Hahaha..."


"Kak.. buruan.." Dini memintaku menempelkan vibratornya lagi.. yang kali ini sudah tidak ada lagi penghalang.. hanya bibir vaginanya agak berbulu dan plastik keras yang bergetar "Akkhhh.. " Suaranya Dini mendesah.. Aku yang tak berani menyentuhnya hanya berdiam menempelkan vibrator di bibir vaginanya.


"AAkhhh.. aahhh.. sshhhh.. aahhhh... ssshhh... hmmm.... sshhhh.. hhmmppp.. ssshhh.. hmmmmm.. hmmpppp.. sshhh" Suara Dini terus mendesah.


Sesaat kemudian ku lipaskan vibrator dari bibir vaginanya.


"Hufftttt.. " Suara Dini menghela nafas.

"Geli banget kak.. Coba di pencet lagi kak remotenya" Pinta Dini.


Lalu ku pencet tombol untuk merubah getaran.. kali ini getarannya tidak beraturan.. kadang kencang.. lalu berhenti.. kemudian kencang lagi.. lalu berhenti lagi..
Tak lama ku tempelkan lagi di bibir vaginanya.. "EEekkk.. aahhh.. hufffttt.. geli banget kak.. aakhhhh.. aahhhh.. eekkk.. aakhhh.. hufffhtt.. aahhh.. shhh... hmmpp"

Sebentar saja..


Dini : "Udah kak udah.. udah kakk... aakhhh"


AKupun melepas vibrator dari vaginanya..


Dini : "Huffttt gila sih itu kak.. getarannya bisa gitu.. hah.. hah.."

Aku : "Enak yah?"

Dini : "Geli kak.."

Aku : "Hmmmm... Kalo gini enak gak?" Aku yang tanpa basa-basi menjilat bibir vaginanya yang agak basah dari bawah ke atas.


Dini : "Aaakhhhhhh... kakk.. kakak ngapain?"

Aku : "Enak gak?" Tanyaku lagi.

Dini : "Kakak jorok banget sih.. masak lubang kencing di jilat gitu.."

Aku : "Tapi enak gak?"

Dini : "Enggak.."

Aku : "Boong.." Sambil ku jilat lagi.


"Aaakhhh.. kak udah ah.." Pintanya.. namun tetap ku jilat terus vagina sambil tanganku menahan tangan dan kakinya yang memberontak.

"AAakhhhh... kak.. aakhhhh.. aaahhhh.. aaahhhhh.. aakhhhhh.. kak.. udah.. aakhhhh.. aaakhhhh.. aakhhhhh.... aakhhhh.. aakhhhhh... aakhhh.. kaakk.... aakhhhh.. aakhhhh.."

Selang beberapa menit kemudian tubuh Dini menggelinjang.. "Aakhhh... aakhhhhh.. aakkkkkkkkkkkkkkkkhhhhhhhhhhhhhhhhhh". Aku yakin ini Orgasme pertama seumur hidupnya.


"Haahhhhh.. kakak ngapain barusan... haaahhh.. haahhh..?" Tanya Dini.

Aku hanya tersenyum menatapnya.

Dini : "Kak aku kenapa barusan..?" Tanya nya lagi.

Aku : "Enak kan?" Tanyaku balik.

Dini : "Gila kamu kak.."

Aku : "Itu namanya orgasme sayang.. kayak yang divideonya Mbak Indah"

Aku : "Enak gak?"


Dini hanya terengah-engah tak menjawab.




Beberapa saat kemudian Dini mulai tersadar..

Dini : "Itu kakak ngapain tadi..? Kok aku bisa sampe begitu.."

Aku : "Enak yah?"

Dini : "Gak tau kenapa badanku kayak melayang.."

Aku : "Kamu baru di jilatin aja udah berasa kayak melayang.. gimana kalo kakak masukin"

DIni : "Ihh.. enggak ahh.. belum waktunya kalo itu.."

AKu : "Iya deh... Nunggu kita nikah kan?"

Dini : "Iyah" Sambil tersenyum malu.

Aku : "Haha.. masih lama dong yah"

Dini : "Kak.. Btw Kalo aku orgasme berarti aku dah gak perawan dong"

Aku : "Ya masih dong.. kan belom ada kontol yang masuk ke lubang kamu"

Dini : "Ohh gitu.. selama gak ada kontol yang masuk berarti masih perawan yah"

Aku : "Iyah.."

Dini : "Berarti selama kontol kakak gak masuk aman yah?"

Aku : "Iya dong"

Dini : "Btw kontol kakak ngaceng terus tuh.."


Aku yang tak sadar celanaku sudah turun dari tadi.


Aku : "Ehhh... kok celana kakak turun sendiri sih.. maap-maap" Sambil menaikkan celanaku lagi.

Dini : "Kak.. aku liat punya kakak dong gantian.."

Aku : "Gak aahh.. nanti kamu nafsu lagi sama kakak"

Dini : "Enggak kak.. cuma liat doang.."

Aku : "Tapi liat doang bener yah..."

Dini : "Iyahhh.."


Perlahan aku turunkan celanaku lagi.. terlihat dekat muka Dini penisku mengacung keras.


Dini : "Sakit gak kak kalo lagi ngaceng gitu?"

Aku : "Ya sakit sih kalo gak di keluarin.."

Dini : "Terus gak kakak keluarin gitu? nanti sakit terus dong.."

Aku : "Ya mau gimana.."

Dini : "Sini biar aku bantuin gantian.."

Aku : "Eehh enggak ahh.. Emang mau kamu apain"

Dini : "Gak ku apa-apain.. Cuma ku pegang aja.."


Lalu Dini mulai memegang Penisku, Terasa tangannya yang lembut menyentuh kepala penisku.. dan kemudian Dini mulai mengocok batang penisku..

"Ahhhh.. belajar dari mana kamu?" Tanyaku.

"Dari video.. hihi" Jawabnya.


2 menitan Dini mengocok penisku..


Aku : "Cepetin sayang.. cepetin.."


Dan akhirnya "Aahhhh.." Keluar semua maniku membasahi wajah dan jilbab Dini.


Dini : "Cepet banget keluarnya kak.."

Aku : "Kakak gak tahan.. tangan kamu lembut banget.."

Dini : "Ohh.. tapi jangan di semprotin ke muka aku dong.. masuk mulut lagi"

Aku : "Ehh maap.."

Dini : "Mana asin lagi.."

Aku : "Iya kakak gak sengaja.. maap yah"


Dinipun langsung berlari ke wastafel di dapur sedangkan aku pergi ke kamar mandi.. dan maniku yang berceceran di lantai di biarkan begitu saja.

Setelah kami membersihkan diri.. kami bertemu lagi di dekat sofa..

Dini : "Kakak udahan?"

Aku : "Udah.."

Dini : "Ya udah yukk.. bentar lagi jam 8"

Aku : "Yuk.."




Kamipun yang kelelahan tanpa jogging beranjak pulang ke rumah.







Bersambung..










Next, Chapter terakhir..
Terima kasih Suhu @mengupil utk update jumat berkah
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd