lorong belakang.
Aku mencoba mencari celah untuk mengintip kedalam
kamar mbak Diah. Tapi usahaku sia-sia karena
terhalang dinding dapur. Hanya saja aku sempat
mendengar lapat lapat desahan nafas dan sayup
sayup suara erangan sehingga aku yakini sedang
terjadi sesuatu didalam sana. Aku kembali
kekamarku menunggu . Dengan suasana hati
yang tak menentu, aku hanya berharap tahu siapa
gerangan pemilik sandal yang telah mengisi malam
sepinya mbak diah. Aku tak beranjak jauh dari pintu
belakang kamarku dan sengaja kubuka sedikit
sehingga masih bias mengintip kea rah pintu belakang
mbak Diah. 15 menit berlalu aku mendengar suara
daun pintu berderit meskipun sangat pelan tapi cukup
membuatku segera mengambil posisi yang telah
kupersiapkan. Aku melihat sosok mbak Diah keluar
kemudian melihat kiri kanan mungkin memastikan
keadaan aman, setelah itu kulihat dia memberi kode
kedalam maka keluarlah sesosok lelaki yang sangat
aku kenal .. Pak Evi tetangga sebelahku aku
tersurut kaget benar benar tidak menyangka dan
setengah tidak percaya dengan apa yang kusaksikan.
Setelah keadaan tenang aku kembali ketempat
tidurku. Ada scenario dalam kepalaku. Dan aku pun
tersenyum sendiri.
Keesokan harinya seperti biasa aku telat bangun,
maklum hari minggu. Masih terbayang peristiwa
semalam dan rencana yang telah kususun. Aku
bersemangat bangun dan langsung menuju lorong
belakang aku berharap ketemu mbak Diah dibelakang,
tapi aku harus kecewa. tak apalah masih banyak
waktu. Dan aku segera menyambar handukku masuk
kamar mandi sambil bernyanyi kecil. Habis mandi aku
bermaksud membuang waktu dengan duduk di
beranda kamar ku ngopi dan sekalian melihat keadaan
tetangga tetanggaku. Heran aku juga tidak melihat
bu Evi hari itu. Selang beberapa saat kulihat mbak
Diah datang, rupanya dia baru habis belanja di
warung.
Eh dik Hadi .. udah bangun ya Sapa mbak
diah ramah seperti biasanya.
Iya mbak, mas Anto masih tidur? tanyaku balik
Iya dik, mas Anto baru pulang pagi, kan tugas
malam katanya menerangkan
oh iya mbak gak ada acara nyuci hari ini? Nitip
doong
boleh, tapi ntar ya abis masak, tapi jagain Endah
ya
Siip kataku
Aku pun mengambil alih endah dari mbak Diah, aku
setelkan dia lagu anak anak dari DVD portable ku
maka endah pun bernyanyi nyanyi sendiri di
kamarku. Selang beberapa lama kudengar mbak Diah
memanggil lewat pintu belakangku.
Dik Hadi mana cuciannya?
itu mbak yang dibelakang, udah tak rendem dari
semalem sahutku menimpali.
Aku segera beranjak kebelakang, saatnya memulai
rencana. Perlahan kudekati mbak Diah. Memberi
kode agar dia mendekat. Mbak Diah
menghampiriku .
Semalam aku melihat sesuatu disini bisikku.
Sengaja membuatnya terkejut. Dan reaksinya
memang seperti yang kuharapkan. Diapun lebih
mendekat.
Lihat apa? mbak Diah ikutan berbisik.
Ada deh.. godaku. Merah padam mukanya mbak
Diah. Tapi dia segera menguasai diri. Dia taruh
telunjuknya di atas bibir.
Nanti aja diomongin bisiknya lagi
Siip kataku sambil mengangkat jempol.
Aku memulai hayalanku ditempat tidur dengan
perasaan menang, yakin akan mendapat sesuatu.
Pikiranku sedemikian jauhnya sampai tak sadar aku
tertidur dan lupa makan.
tok tok .tok setenagah sadar aku
mendengar pintu kamarku di ketok.
Aku bangkit dari tempat tidur dan yang pertama
kurasakan adalah perutku yang minta diisi. Kulirik
jam bekerku, ah.. rupanya sudah jam setengah
tiga, pantesan
tok tok kembali kudengar pintuku di ketok.
Aku bergegas membuka pintu, kiranya mbak diah
yang sedari tadi mengetok pintu.
ya mbak ada apa? tanyaku
ini mau nganterin makanan , tadi mbak masak lebih,
mbak liat dari tadi kamu gak keluar rumah.. pasti
belum makan katanya sambil mengulurkan sepiring
nasi komplit dengan lauknya.
iya juga mbak, aku ketiduran, mas anto udah
bangun?
udah tuh lagi pergi sama endah kerumah
temennya
Aku mencoba mencari celah untuk mengintip kedalam
kamar mbak Diah. Tapi usahaku sia-sia karena
terhalang dinding dapur. Hanya saja aku sempat
mendengar lapat lapat desahan nafas dan sayup
sayup suara erangan sehingga aku yakini sedang
terjadi sesuatu didalam sana. Aku kembali
kekamarku menunggu . Dengan suasana hati
yang tak menentu, aku hanya berharap tahu siapa
gerangan pemilik sandal yang telah mengisi malam
sepinya mbak diah. Aku tak beranjak jauh dari pintu
belakang kamarku dan sengaja kubuka sedikit
sehingga masih bias mengintip kea rah pintu belakang
mbak Diah. 15 menit berlalu aku mendengar suara
daun pintu berderit meskipun sangat pelan tapi cukup
membuatku segera mengambil posisi yang telah
kupersiapkan. Aku melihat sosok mbak Diah keluar
kemudian melihat kiri kanan mungkin memastikan
keadaan aman, setelah itu kulihat dia memberi kode
kedalam maka keluarlah sesosok lelaki yang sangat
aku kenal .. Pak Evi tetangga sebelahku aku
tersurut kaget benar benar tidak menyangka dan
setengah tidak percaya dengan apa yang kusaksikan.
Setelah keadaan tenang aku kembali ketempat
tidurku. Ada scenario dalam kepalaku. Dan aku pun
tersenyum sendiri.
Keesokan harinya seperti biasa aku telat bangun,
maklum hari minggu. Masih terbayang peristiwa
semalam dan rencana yang telah kususun. Aku
bersemangat bangun dan langsung menuju lorong
belakang aku berharap ketemu mbak Diah dibelakang,
tapi aku harus kecewa. tak apalah masih banyak
waktu. Dan aku segera menyambar handukku masuk
kamar mandi sambil bernyanyi kecil. Habis mandi aku
bermaksud membuang waktu dengan duduk di
beranda kamar ku ngopi dan sekalian melihat keadaan
tetangga tetanggaku. Heran aku juga tidak melihat
bu Evi hari itu. Selang beberapa saat kulihat mbak
Diah datang, rupanya dia baru habis belanja di
warung.
Eh dik Hadi .. udah bangun ya Sapa mbak
diah ramah seperti biasanya.
Iya mbak, mas Anto masih tidur? tanyaku balik
Iya dik, mas Anto baru pulang pagi, kan tugas
malam katanya menerangkan
oh iya mbak gak ada acara nyuci hari ini? Nitip
doong
boleh, tapi ntar ya abis masak, tapi jagain Endah
ya
Siip kataku
Aku pun mengambil alih endah dari mbak Diah, aku
setelkan dia lagu anak anak dari DVD portable ku
maka endah pun bernyanyi nyanyi sendiri di
kamarku. Selang beberapa lama kudengar mbak Diah
memanggil lewat pintu belakangku.
Dik Hadi mana cuciannya?
itu mbak yang dibelakang, udah tak rendem dari
semalem sahutku menimpali.
Aku segera beranjak kebelakang, saatnya memulai
rencana. Perlahan kudekati mbak Diah. Memberi
kode agar dia mendekat. Mbak Diah
menghampiriku .
Semalam aku melihat sesuatu disini bisikku.
Sengaja membuatnya terkejut. Dan reaksinya
memang seperti yang kuharapkan. Diapun lebih
mendekat.
Lihat apa? mbak Diah ikutan berbisik.
Ada deh.. godaku. Merah padam mukanya mbak
Diah. Tapi dia segera menguasai diri. Dia taruh
telunjuknya di atas bibir.
Nanti aja diomongin bisiknya lagi
Siip kataku sambil mengangkat jempol.
Aku memulai hayalanku ditempat tidur dengan
perasaan menang, yakin akan mendapat sesuatu.
Pikiranku sedemikian jauhnya sampai tak sadar aku
tertidur dan lupa makan.
tok tok .tok setenagah sadar aku
mendengar pintu kamarku di ketok.
Aku bangkit dari tempat tidur dan yang pertama
kurasakan adalah perutku yang minta diisi. Kulirik
jam bekerku, ah.. rupanya sudah jam setengah
tiga, pantesan
tok tok kembali kudengar pintuku di ketok.
Aku bergegas membuka pintu, kiranya mbak diah
yang sedari tadi mengetok pintu.
ya mbak ada apa? tanyaku
ini mau nganterin makanan , tadi mbak masak lebih,
mbak liat dari tadi kamu gak keluar rumah.. pasti
belum makan katanya sambil mengulurkan sepiring
nasi komplit dengan lauknya.
iya juga mbak, aku ketiduran, mas anto udah
bangun?
udah tuh lagi pergi sama endah kerumah
temennya