Agen Terpercaya  
 
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

IBUKU TUNANETRA - TAMAT

Setelah tubuh Ibu terbalut handuk, aku langsung membopongnya keluar dari kamar mandi.

“Daster ibu ketinggalan di kamar mandi Wan, “ kata Ibu waktu baru keluar dari pintu kamar mandi.

“Biar aja Bu. Kan sekarang Ibu harus telanjang bersamaku yang akan telanjang juga. “

“Iya ya. Mmm ... tadi dapet apa ? Kondom apa pil anti hamil ? “ tanya Ibu.

“Pil anti hamil Bu. Kalau pake kondom sih takut kurang enak. “

“Memang kurang enak pake kondom sih. Yang enak kan kulit ketemu kulit ... hihihihi ... Wawan ... Wawan ... gak nyangka kamu bakal punya niat begituan sama ibu ya ?” ucap Ibu setelah kurebahkan di atas ranjangnya.

Pada saat itu pula aku melepaskan segala yang melekat di tubuhku. Dan setelah telanjang, aku naik ke atas ranjang sambil melepaskan belitan handuk dari tubuh ibuku.

Ibu malah meraba - raba dadaku, lalu perutku.

“Nyari apa Bu ?” tanyaku.

Tiba - tiba Ibu menangkap penisku yang sudah ngaceng berat ini. “Ini yang ibu cari. Udah segede apa kontolmu ini Wan ? Adududuuuuh ... gede banget kontolmu Wan ... jauh lebih gede daripada kontol ayahmu ... !”

“Masa sih Bu ?”

“Iya. Kontol bapakmu biasa - biasa aja. Gak sepanjang dan segede kontolmu ini. Nurun dari siapa ya ?”

“Hihihiii ... gak tgaulah Bu. Harusnya Ibu lebih tau nurun dari siapa ayooo ... ?”

“Mmm ... mungkin nurun dari kakek ibu. Almarhum kakek ibu kan orang Arab, “ sahut Ibu sambil menelentang dan merenggangkan kedua belah pahanya, “Ayo Wan ... masukin aja langsung kontolmu. Ibu pengen ngerasain enaknya dimasukin kontol gede begitu. Jangan pake jilat - jilatan dulu segala. Nanti malah terasa longgar karena beceknya. “

Memang aku sendiri pun ingin secepatnya memasukkan penis ngacengku ke dalam kemaluan Ibu. Karena takut kalau Ibu keburu berubah pikiran. Maka setelah mendengar permintaan dari Ibu, aku pun cepat meletakkan kepala penisku di mulut vagina Ibu yang tampak sudah menganga dan kemerahan itu.

Ibu pun membantuku. Memegangi leher penisku, lalu mencolek - colekkan moncongnya ke mulut memeknya. Sampai akhirnya Ibu berkata, “Iya ... sekarang doronglah Wan ... “

Aku pun mendesakkan penisku sekuat tenaga.

“Iyaaaa ... sudah masuk sedikit Wan ... ayo dorong lagi yang lebih kuat .... “

Kudorong lagi batang kemaluanku sesuai dengan permintaan Ibu. Dan ... tongkat kejantananku melesak masuk sedikit demi sedikit ... membuat mulut Ibu ternganga.

“Ma ... maasuuuk Waaaaan ... duuuuh ... kontolmu memang gede banget Waaaan ... terasa sekali ... sangat terasa enaknya Waaaaan ... “ rintih Ibu sambil menarik leherku ke dalam pelukannya. Dan merapatkan pipi hangatnya ke pipiku.

Bayangan wajah Bu Laila pun terlintas di dalam benakku. Namun ketika aku mulai mengayun batang kemaluanku, bayangan wajah wanita cantik itu pun menjauh dan akhirnya hilang dari terawanganku. Kini aku hanya merasakan betapa legitnya liang tempik Ibu ini, meski lama kelamaan terasa mulai seperti mendorong penisku ke luar, lalu menyedotnya kembali .... meniupnya lagi dan menyedotnya lagi.

“Ibu ... memek Ibu enak sekali Bu ... uuuughhh ... uuuuughhhhh .... “ bisikku terengah ketika penisku mulai memompa liang keewanitaan ibuku.

“Kontolmu juga ... luar biasa enaknya Waaan ... ooo ... ooooooohhhhh ... enak sekali Waaaan ... “ sahut Ibu perlahan dan nyaris tak terdengar ... dengan pinggul mulai bergoyang - goyang seperti layang - layang tertiup angin kencang. Membuatku semakin bergairah mengentotnya.

Entah setan atau jin mana yang membantuku waktu batang kemaluanku makin gencar mengentot liang memek Ibu yang sudah bertahun - tahun tak merasakan genjotan zakar lelaki ini. Yang jelas aku semakin mengagumi keindahan bentuk tubuh putih mulus ibuku, mengagumi kecantikan wajahnya yang sepintas lalu tak kelihatan bahwa ibuku ini seorang tunanetra.

Ya, ibuku nyaris sempurna sebagai wanita yang awet muda. Seolah hanya 1 - 2 tahun lebih tua dariku. Hanya sepasang matanya yang tidak sempurna, yang lainnya benar - benar penuh dengan daya pesona. Tubuh yang tinggi montok, dengan bokong gede dan payudara yang montok, dengan pinggang yang ramping dan kulit yang putih mulus. Dan kini Ibu seolah malaikatku, malaikat yang sedang mengucurkan nikmatnya penyaluran nafsu birahiku, dengan nikmatnya liang surgawi yang sedang disodok -sodok oleh alat kejantananku ini.

Maka semakin lupalah aku kalau yang tengah kusetubuhi ini ibu kandungku sendiri. Aku hanya merasakan setiap lekuk tubuh Ibu yang tersentuh olehku ini penuh dengan keindahan dan kenikmatan. Bahkan ketika aku menicum bibirnya dengan penuh gairah birahi, Ibu pun menyambutnya dengan lumatan hangat, dengan nafas yang terengah - engah ... seolah tengah berlari - lari di tengah taman surgawi yang luar biasa indahnya.

Terkadang leher jenjangnya kujilati disertai dengan sedotan - sedotan kuat, sehingga mulut Ibu ternganga - nganga, dengan dekapannya di pinggangku yang semakin erat. Seolah takut kalau kutinggalkan dari surga dunia yang sedang kami nikmati bersama ini.

Maka perasaan nikmat yang sedang kurasakan ini berbaur dengan perasaan haru. Dan membuatku smekin yakin bahwa Ibu masih berhak menikmati semuanya ini. Bahkan pada suatu saat aku membisiki telinganya, “Aku makin sayang kepada Ibu ... “

Spontan Ibu menyahut, “Iii ... ibu juga ... makin sayang kepadamu Wan ... ta ... tapi ... ibu su ... sudah mau lepas Wan ... ayo percepat entotannya ... entooooot yang cepeeeet ... iyaaaaaa ... iyaaaaa ... Waaaaaan ... Waaaaan ... Wawaaaaaaan ... “

Ibu berkelojotan. Gedebak gedebuk sambil memeluk leherku erat - erat, membuatku sulit bernafas. Namun kuikuti permintaannya. Entotanku dipercepat ... makin lama makin cepat ... sampai akhirnya terdengar suara erangan ibuku tercinta, “Aaaaaaa ... aaaaaaaaaaaaaahhhh ... ibu lepas Waaaannn ... “

Lalu Ibu terkulai lunglai. Dengan keringat yang membasahi wajah dan lehernya, bercampur baur dengan keringatku.

Lalu Ibu membelai rambutku dengan lembut sambil berkata perlahan, “Terima kasih Wan ... sejak ditinggal oleh ayahmu, baru sekali inilah ibu merasakan nikmatnya disetubuhi ... ibu sayang sekali padamu Wan ... kamu memang anak yang sangat mengerti pada kebutuhan batin ibu .... “

Aku terdiam sambil menikmati indahnya kedutan - kedutan liang memek Ibu yang baru saja mencapai orgasmenya.

Namun aku belum ejakulasi. Aku berusaha mengatur pernafasanku agar bisa berlama - lama mengentot liang memek Ibu.

Maka setelah Ibu tampak pulih lagi dari kelunglaiannya, aku pun melanjutkannya kembali. Mengayun penisku lagi, yang bergerak - gerak maju mundur di dalam liang memek ibuku yang sudah becek ini.

Aku merasa kenikmatanku tidak terganggu oleh kebecekan liang kewanitaan ibuku. Bahkan aku semakin pede, bahwa aku sudah berhasil membuat Ibu puas. Lalu aku ingin mengejar kepuasan untuk diriku sendiri. Dengan mempergencar entotanku.

Ranjang Ibu pun berderit - derit lagi secara berirama. Sesuai dengan gerakan kontolku yang sedang memompa liang memek ibuku.

Ibu pun mulai menanggapi aksiku dengan goyangan pinggulnya yang mulai memutar - mutar, meliuk - liuk dan menukik lalu menghempas di atas kasur. Dengan sendirinya kelentit Ibu pun njadi sering bergesekan dengan batang kemaluanku. Maka erangan - erangan Ibu pun terdengar lagi perlahan tapi jelas di telingaku.

“Waaaan ... ooooo .... oooooh ... Waaaan ... ini udah enak lagi Waaaan ... entot terus Waaaan ... entoooottttttt ... entoooootttttt Waaaaaaan ... enak sekali Waaaaan ... entot teruuuussss ... entoooottttttttt ... entooooootttttt ... ooooo .... ooooooh .... enaaaaak Waaaan ... enaaaaaakkkhh ... entoooooootttttttt .... “

Cukup lama aku mengentot ibuku. Sehingga keringatku sudah semakin bercucuran. Sampai pada suatu saatg Ibu berkata terengah, “Ibu udah mau lepas lagi Waaan ... ayo barengin biar nikmat Waaaan ... “

Memang aku pun sudah berada di detik - detik krusial. Maka setelah mendengar permintaan Ibu itu, aku tak mau menahan - nahan lagi. Kupercepat entotanku ... maju mundur maju mundur dan maju mundur dengan cepatnya.

Lalu ... ketika sekujur tubuh Ibu sedang terkejang - kejang, ketika liang memeknya terasa sedang menggeliat dan berkejut - kejut, batang kemaluanku pun sedang mengejut - ngejut sambil memuntahkan auir mani ... croooooottttt ... crooooooottttt ... crotttt ...croooottttt ... crooootttttttt ... croooooooooooooottttt ... croootttttt ... crottt ... !

Kami sama - sama menggelepar, lalu sama - sama terkulai dan terdampar di pantai kepuasan. Dengan tubuh bermandikan keringat.
O, betapa indah dan nikmatnya semua yang telah kualami ini.
 
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd