POV Sundari
.....................
aku Sundari usia 35 tahun bertubuh langsing dan kata para lelaki wajahku sangat cantik, walapun langsing pinggul dan pantatku besar dan bulat, payudara ku juga membusung menjulang ke atas mungkin krn sampai saat ini aku blm punya anak,terkadang risih mempunyai bokong besar apalagi setiap aku jalan lenggak lenggok gerakan bokongku sangat ketara,aku istri dari Handoko,sebenarnya Handoko bukanlah suamiku yg pertama, dulu aku adalah bini ke 3 dari seorang juragan kaya disebuah kadipaten aku sah menjadi istri nomor 3 diambil secara paksa krn ortuku tdk sanggup membayar hutang,manisnya jadi pengantin baru tdk pernah aku rasakan bisa jadi karena dihatiku tdk ada rasa cinta pd suamiku sang juragan,malam pertama yg konon katanya indah dan menyenangkan pun hanya sekedar omong kosong belaka,sang juragan hy Minggu awal saja menengok dan memberi nafkah batin kepada ku selebihnya ia lebih banyak bersama dengan istri pertama nya, pdhal dari wajah dan body istri pertama sang juragan pas pasan tdk ada daya tarik sama sekali desas desus karena suamiku sang juragan kenapa begitu sayang dan perhatian kepadanya terkena pengaruh Dukun Hitam yg memberi ilmu pengasihan,
hari2 ku lalui gersang sepi tanpa arti,yg ada aku merasakan cacian serta penindasan dari istri pertama dan kedua.
Pada suatu hari dirumah besarku disatroni 3 orang perampok bertopeng mereka berhasil membawa semua harta berharga milik suamiku,istri pertama dan keduanya ikut terbunuh bareng sang juragan karena melawan saat terjadi perampokan,aku pun tidak luput menjadi korban para perampok ketika mereka memasuki kamarku.
"Semua sdh kita habisi kakang,aman tdk ada jejak yg tertinggal"
"Bagus bagus"...kata orang yg disampingnya.
"Hanya ada perempuan cantik ini saja yg tersisa,ijinkan saya menikmati tubuh mulusnya kakang sebelum kita bunuh"
Orang yg dipanggil kakang itu melihat dan mendekatiku
Sejenak ia melihatku "ini bagianku" jgn di bunuh kita bawa saja
Ke tiga Perampok bertopeng melesat meninggalkan kediaman sang juragan dengan satu orang perampok membopongku,agar tdk berontak mereka terlebih dahulu menotok beberapa titik jalan darahku sehingga tubuh ku kaku.
" Hahaha lumayan besar kakang hasil rampokan kita kali ini, bisa berbulan bulan kita pesta dan bersenang-senang" kata orang termuda dari tiga bersaudara yg ternyata bernama Subali
"Benar adik kita lg ketiban durian runtuh" kata subala
"itu bagian kalian semua...
Bagianku adalah wanita ini" kata kakak tertua yg paling disegani sembari membuka penutup wajahnya.
"Maksud kakang apakah perempuan ini akan kakang nikmati trs kita bunuh? Atau kita giiir rame rame kakang Handoko"
Orang yg dipanggil handoko menatapku ia terdiam beberapa saat dan berkata " jgn ganggu dia"
Entah mengapa hatiku tdk merasa takut dan sedih atas peristiwa perampokan yg menimpa sang juragan suamiku,malah aku merasa nyaman tinggal di rumahnya seakan-akan terlepas dari rantai belenggu ditambah seminggu berlalu setiap subali berniat menjamahku,handokolah yg melarang dan menjaganya.pada suatu malam aku dibangun kan oleh Handoko ia berbisik pelan dan mengajaku pergi diam diam meninggalkan ke dua adik seperguruannya lari jauh ke tepi hutan,
"Kau akan jadi istri ku, aku jenuh berbuat dosa selalu merampok, membunuh dan memperkosa,aku berniat bertobat" katanya
Aku melihat ketulusan kata katanya dan inilah yg membuat hatiku luluh,
Dua tahun sudah aku hidup dengan handoko yg skrg jadi suamiku,kami menetap di gubuk sederhana di pinggiran hutan hari hari kami lalui dengan kebahagiaan dan saling memadu kasih,entah mengapa pd ahir ahir ini tampak suami ku Handoko gelisah seperinya naluri kependekarannya merasakan sesuatu hal yg akan terjadi tp ia sendiri tidak tahu entah apa itu, sudah tiga hari aku tidur tanpa mercumbu rayu dengannya dan sepertinya malam ini ia akan tetap membiarkan aku terlelap tidur sendiri sampai esok hari tanpa kehangatan, aku bangun dari ranjang ku badanku terasa segar dan segera begegas keluar untuk mematikan lampu teplok,
"Nyai tolong tamu diluar disuruh masuk ke dalam" kaget tiba tiba suami ku Handoko bersuara dari dalam gubuk.
"i i iya pak" jawabku
Aku menengok kanan kiri mencari tamu yg dimaksud samar samar aku melihat sosok bayangan dua orang didepan ku,
Deg.. kaget dan gugup aku melihat dua sosok yg pernah aku kenal sosok subala dan subali adik seperguruan suamiku handoko,aku melihat bibir mereka tersungging senyum kepadaku senyum entah bermakna apa hanya mereka yg tau, sorot mata mereka terutama subali masih seperti yg dulu pandangan mata seakan-akan ingin menelanjangiku,
Aku membuang rasa takut dan kecurigaan dihatiku dan mempersilahkan keduanya masuk ,suamiku sdh menunggu duduk di balai depan,aku bergegas ke dapur menyiapkan air putih dan rebusan ketela,
Lagi lagi aku melihat sorot mata Subali begitu liar dan nakal ketika aku menyodorkan ketela di atas meja pandangan mengerikan yg seolah olah tak sabar ingin menikmati tubuh mulus ku,aku kembali ke dapur untuk menyiapkan masakan untuk sarapan tatkala aku hampir selesai memasak aku dikagetkan suara dentuman keras di halaman gubuk
" Duaaaaar"
Aku bergegas ke depan dan melihat handoko suamiku agak limbung sepertinya habis ada pertempuran hebat.
Ah... ternyata kecurigaan ku salah mereka hanya latihan saja bukan pertarungan sesungguhnya karena mereka tertawa bersama berjalan kembali ke balai depan untuk istirahat,saya melihat mereka asik ngobrol sembari meminum tuak dari kendi yg subala dan subali bawa,
"Kakang sarapannya sudah siap dimeja,ajak adik seperguruan kakang untuk makan" kataku dari dapur sambil menuju bilik pemandian,
aku mencopot seluruh pakeanku hanya tersisa selembar kain jarit untuk menutupi organ kewanitaanku,ku basuh seluruh tubuhku sela demi sela lekuk indah badaku,
Kulitku begitu segar saat terkena siraman air gayung,kulitku semakin mengilat kuning dan teras licin setelah kugosok pelan bokong besarku begitu indah dan terasa sangat sekal ketika tanganku membelainya.
"Brak..crang..."
Telingaku mendengar benda2 di gubukku berjatuhan,anehnya diikuti suara umpatan lelaki, curiga aku begegas segera keluar dengan pakean seadaanya.
"Kakang Handoko....."
"Tidaaaaaaak.."
#update berikutnya tergantung respon