Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG im Back!!

Status
Please reply by conversation.
Makasih suhu updtenya...walaupun kentang :semangat::nenen:enaknya yaa diena ena duooongg:bacol::konak:
 
Bab 25 – Pertikaian Batin
Perasaan Rian menjadi tak menentu akibat perbuatan Lia. Sepanjang perjalanan mereka hanya diam dan menikmati perjalanan itu. Lia tetap dengan nyamannya menempel di punggung Rian. Sementara itu Rian menikmati perlakuan tersebut. Tanpa disadari akhirnya mereka sampai di kafe yang mereka tuju. Setelah memarkirkan motornya mereka kemudian bersama sama masuk ke kafe. Suasana Kafe ramai. Banyak mobil terparkir rapi dan motor juga terlihat berjejer. Kafe ini ramai mungkin karena suasananya nyaman pikir Rian. Dari segi bangunan, kafe ini mengusung konsep vintage. Bergaya kuno dan tampilan warna yang hitam tapi sangar. Ada khusus outdoor untuk para pecinta rokok. Tapi sepanjang mata melihat sepertinya outdoor tersebut full akhirnya memaksa mereka untuk segera masuk ke ruang utama. Mereka ber6 akhirnya mendapat satu meja panjang yang cukup untuk 6 orang. Mereka mengambil tempat masing masing. Setelah itu pelayan pun datang memberikan menu. Setelah beberapa saat memilih menu mereka pun memilih pilihan masing masing. Sambil menunggu pesanan datang mereka berbincang bincang. Sedang asyik asyik berbincang tiba tiba pundak Rian di tepuk oleh sebuah tepukan. Spontan Rian berbalik melihat siapa yang menepuknya. Tampak sosok Egi dan Bu Sinta berdiri didepan di hadapan Rian.

“ Rian!!!! Lama gak liat!!!!” kata Egi segera memeluk leher Rian. Rian hanya diam mematung saat Egi memeluknya. Sementara itu bu Sinta menyapanya ramah.
“ Hai nak, apa kabar mu?” Rian berdiri dan langsung menyalami bu Sinta.
“ Baik Tan, tante gimana?”
“ Baik juga, si Egi kangen ama kamu Yan! Hahahahah!” jawab bu Sinta jahil.

Sontan hal tersebut membuat wajah Egi memerah. Lia yang melihat kejadian ini tersenyum gembira. Tapi ia merasa dalam hatinya timbul kecemburuan terhadap kedekatan Rian dan Egi.
“ Ikut kita sebentar yuk!” ajak bu Sinta sambil berbisik kepada Rian. Rian mengangguk dan ia permisi kepada teman temannya termasuk Lia. Lia mengangguk sambil tersenyum walau dalam hatinya ia merasa sedih. Ia harus kuat. Lia memang banyak punya temen cowo, tp dengan Rian ia memiliki perasaan yang berbeda perasaan yang ia sendiri masih berusaha meyakininya. Setelah itu Rian ikut bersama Egi dan ibunya ke meja yang lain yang masih kosong. Setelah memesan pesanan mereka berdua Rian pun membuka percakapan.
“ Gimana Tan, ada hal yang bisa saya bantu??” tanya Rian. Bu Sinta memandang Egi dan Egi mengangguk.
“ Gini nak Rian, karena kebetulan ketemu kamu disini sekalian ibu tanya langsung ya. Kamu tau kan ulang tahun Egi di undur sampe pas perayaan tahun baru?”
“ Ya tan saya tau kok, ada masalah dengan hal tersebut?”
“ Nah, karena itu tante kan bertanya kepada Egi hadiah apa yang ia inginkan dan jawaban Egi adalah ia ingin merayakan ulang tahunnya di Bali!” kata bu Sinta sambil melihat reaksi Rian.
“ He eh, terus hubungannya sama saya apa Bu?” tanya Rian sambil melirik Egi yang masih saja diam tanpa reaksi.
“ Jadi tante sama om mutusin bahwa lebih baik ultah Egi kali ini ngga usah di rayain besar besaran. Cukup Egi aja yang tentuin mau gimana. Dan Egi ternyata mau ke Bali. Nah disinilah masalahnya Nak!” jawab Bu Sinta sambil tersenyum.
“ Apa tan??” tanya Rian penasaran.
“ Tante sama Om ga bisa nemenin Egi ke Bali karena tanggal 1 pagi tante ada acara sama om harus menghadiri peletakan batu pertama starbucks kita. Sedangkan Egi ga mau salah satu dari kita ngga pergi. Jadi tante kasih saran ke Egi biar dia sama kamu aja Yan pergi ke Bali berdua. Gimana Ya?” tanya Bu Sinta. Rian sedikit terkejut mendengar permintaan bu Sinta kemudian ia melirik Egi.
“ Lo mau gua temenin ke Bali berdua doang atau rame rame??” tanya Rian serius
“ Aku cuma mau berdua ama kamu Yan! Ga ada orang lain! Boleh?” tanya Egi sendu. Rian menari nafas kemudian berkata
“ Ok Tan, aku temenin Egi ke Bali. Tante dan om bolehin?”
“ Tante dan Om hanya percaya ama kamu nak, tante yakin kamu bakal jaga Egi. Bisa kah Yan?” tanya bu Sinta
“ Oke tan aku akan jaga kepercayaan tante. Nanti kita rencanain aja yah. Aku balik ke temen temen ku dulu ya Tan , Gi. Permisi yah!” kata Rian sambil pamit dan pindah tempat. Ia pun bergabung kembali bersama teman temannya.
“ Kenapa bang?” Katon membuka pembicaraan.
“ Gua di ajak ke Bali Ton ama Egi!” balas Rian singkat.
“ Kapan?? Bagus dong bang!!” kata Katon
“ 31 Dec ini kayanya!”
“ Anjing, pas malam tahun baru ke bali enak banget!” Balas Bimo
“ Cewe lo ya itu???” tanya Eri
“ Calon!” jawab Katon jahil sambil tersenyum.

Seketika Lia panas saat mendengar celetukan Katon. Entah kenapa tapi tidak sepatutnya ia merasa seperti itu karena ia juga bukan siapa siapanya Rian. Tapi berhubung masih calon yah Lia tidak terlalu khawatir toh mereka belum pacaran Cuma dekat aja dan ia pun lama lama bisa juga dekat dengan Rian. Setelah itu mereka pun melanjutkan obrolan mereka. Rian melihat jam sudah agak malam pun memutuskan untuk pulang. Teman temannya pun mengiyakan. Kemudian mereka membayar bill. Katon dan Rian pamitan kepada Bu Sinta dan Egi. Setelah itu mereka pulang ke kost. Rian tetap membonceng Lia. Sementara itu Egi berjalan pelan mengintip Rian dan kawan kawan yang pulang menuju kost. Timbul rasa cemburu melihat Rian membonceng Lia tapi ia berusaha untuk tetap berpikir positif. Sementara itu dalam perjalanan pulang Lia dan Rian masih di selimuti oleh keheningan. Tak ada sepatah kata pun muncul. Hanya diam dan sunyi yang ada. Lia pun tidak memeluk Rian semesra tadi dan Rain pun bersyukur bahwa ia tidak harus mengalami perasaan aneh lagi. Tak lama kemudian akhirnya mereka sampai di kostan. Setelah berbincang sebentar mereka pamit untuk kembali ke masing masing kamar menyisakan Rian dan Katon yang masih berdiri di teras. Katon menyulut rokoknya kemudian ia menatap Rian yang melihat langit.
“ Kenapa Bang?” tanya Katon
“ Gpp. Lo deket banget ama Lia btw?” tanya Rian
“ Hahahahah, Lia itu deket ama semua orang bang! Gua juga nyaman ama dia udah gua anggep kaya sahabat!” balas Katon
“ Yakin?”
“ Hmm emang kenapa bang? Lo ga suka gua deket ama Lia??”
“ Bukan gitu juga, Cuma gua liat dia itu ke semua cowo emang deket nempel. Jadinya gua agak aneh aja ketemu orang kaya dia. Apalagi nempel ama lu juga!” balas Rian
“ Bang. Lo itu buta atau emang ga tau??” tanya Katon sedikit keras
“ Apaan?” Balas Rian sambil melirik Katon
“ Udah jelas jelas si Lia itu paling intim ama lo, walau ga sesering ama kita, tapi dia naik motor mau ama lo, terus yang gua liat dia suka nyiumin lo. Kalo ama kita dia Cuma nyender bahu doank tapi ama lo dicium2! Jadi siapa yang aneh dan di anehin??” jelas Katon panjang lebar.

“ Jadi maksudnya Lia itu perlakuan ke gua beda? Ga sama kaya ke lo?” tanya Rian
“ Ampun dah bang, Lia itu ama kita bener2 sayang sebagai sahabat! Kita semua tau itu walau baru kenal. Tapi sayang dia ke lo itu beda bang! Come on! Peka sedikit! Terus jangan lupa bang, ada si Egi yang notabene selama ini selalu support kita berdua. Gua rasa lo bisa bertindak dewasa!” balas Katon sambil membuang puntung rokoknya dan masuk ke kamarnya meninggalkan Rian yang masih saja berusaha berpikir jernih. Tapi tetap saja sulit baginya untuk mencerna kejadian yang terjadi begitu cepat. Daripada pusing ia pun masuk ke kamarnya. Setelah beres beres ia kemudian beristirahat di kamarnya sambil memainkan iphonenya. Ia mengecek wa tidak ada yang terlalu penting selain grup, chat dari Eva dan chat dari Lia yang meminta Rian mengesave nomornya. Iseng Rian mengechat Egi
“ Gi, udah bobo?” tak berapa lama pun balasan datang
“ Tumben chat?”
“ Ga bole?” tanya Rian
“ Bole sih, kirain lo udah lupa gua!” balas Egi
“ Kenapa mikir gitu?”
“ Loh, kan kamu bonceng cewe tadi pulang dari kafe mesra, siapa tau udah lupa!”
“ Oh, si Lia?” balas Rian
“ Mana gua tau! Kok nanya gua???”
“ Biasa aku kamu, sekarang lo gua?” tanya Rian
“ Suka suka gua! Mulut gua, tangan gua!”
“ Cemburu?” tanya Rian lagi
Habis itu Egi Cuma membaca pesan dari Rian ia tidak menjawabnya sama sekali. Rian yang merasa tidak enak kemudian menelponnya. Ternyata Egi mengangkatnya.
“ Halo Gi!” kata Rian
“ Ya!”
“ Lo marah?” tanya Rian
“ Aku ga marah, aku juga ga ad hak kan marah sama kamu?”
“ Terus kenapa lo ga balas pas gua tanya cemburu ya?”
“ Harus di jawab? Klo aku cemburu kenapa kalau ga cemburu kenapa?” tanya Egi santai
“ Yauda deh, skip aja, gua mau nanya masalah Bali. Lusa kita berangkat, yang pesen tiket lu atau gua?” tanya Rian
“ Lu aja, pesawat ama hotel kamu aja yang atur aku ikut ajah. Gimana?” balas Egi
“ Seriusan?? Klo gua ajak nginep di penginapan murah lo mau?”
“ Asal bareng kamu gpp yang penting ga sendirian!” balas Egi lagi
“ Oh, oke deh klo gitu. Udah malam gua tidur yah, lo juga bobo!” balas Rian
“ Hmmm, yauda deh!” jawab Egi dengan nada kesal.
“ Ngambek lagi??”
“ Ya abisnya aku kan kangen! Udah lama ga ngobrol! Sekarang kamu tuh cuek banget ke aku! Udah ga di anggap temen lagi yah gara gara ada yang baru?!!” tanya Egi
“ Hmmm, besok anter jemput gua kerja mau??”
“ Beneran??”
“ Iya hehehe, kalau lo mau?” jawab Rian
“ Hahahaha, ga nolak ih!!!” balas Egi manjaa
“ Oh, kirain gua bakal di tolak!! Zzzzzz!!”
“ Hhahaahhaa, Emangnya kenapa gu.......” Belum sempat Egi menyelesaikan kalimatnya Rian berkata
“ Gua kangen Gi!!” kata Rian tiba tiba. Suasana hening, baik Egi maupun Rian tiba tiba membisu. Batin Rian yang berusaha menahan segala gejolak yang ia rasakan akhirnya runtuh. Ia tidak bisa lagi memendam rasa yang ada di batinnya.
“ Hiks, aku juga Yan! Aku sayang kamu! Gua mau lo selalu ada buat gua, gua mau kita ada hubungan serius.....!!” balas Egi sambil mulai sesenggukan akibat tangis yang turun karena serangan dadakan Rian tepat ke pertahanan Egi yang seperti kita ketahui akhirnya bobol juga.
“ Nanti kita omongin pas kamu ulang tahun ya, gua mau kasih lo hadiah disana nanti!” balas Rian menenangkan Egi
“ Serius???” tanya Egi
“ Iya Gi! Sabar yah??” balas Rian

“ Uhhh To twiitttttttttt ayang Rian! Hihihi! Byeeeeeee See u Tomorrow!!!” jawab Egi. Setelah itu pembicaraan selesai. Baik Rian dan Egi tersenyum di tempat masing2. Rasanya batin mereka kembali tertaut sekarang. Sebelumnya saling jaga jarak tiba tiba hari ini segala kerinduan dan hasrat pecah jadi satu. Dan dua hari lagi mereka akan berangkat ke Bali berdua. Lets see apa yang akan terjadi.
Keesokan harinya Rian terbangun pagi pagi. Ia merasa pintunya seperti di ketuk pelan. Refleks ia melihat hp nya dan mengecek jam berapa. Ternyata pukul 6 pagi. Dengan sedikit malas ia beranjak dari ranjangnya dan berjalan pelan ke arah pintu. Ia membuka pintu pelan. Dan di hadapannya muncul Egi. Dengan sweater Nike abu abunya yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Bahkan jaket tersebut menutupi kedua tangannya. Ia memakai topi kupluk yang menutup kepalanya. Mata nya masih terlihat ngantuk tapi sorot matanya terlihat bahagia. Ia membawa tas punggung yang ia pakai di punggungnya. Saat melihat Rian ia tersenyum manis.
“ Hi Yan!!!” katanya
“ Eh Sini Masuk!” kata Rian sambil Egi masuk. Kemudian sebelum menutup pintu Rian melihat kiri dan kanan keadaan lorong kamarnya. Aman nih pikir Rian. Untung ga ada CCTV juga nih kost gua. Setelah itu ia mengunci pintu kamarnya karena sudah kebiasaan. Ia duduk di kasur lipat yang di lantai sedangkan Egi berbaring di ranjang Rian.
“ Pagi amat Gi??” tanya Rian
“ Gua kangen!HIHIHI!” balas Egi manja. Rian hanya tersenyum kecil. Sekilas ia melihat sweater egi terangkat sedikit memperlihatkan paha mulusnya. Spontan Rian bertanya
“ Lo ga pake celana??” tanya Rian
“ Hahahaha, pake rok mini nih, kenapaaaaa?? Bandel yah kamu?? Hihiihihi!!” jawab Egi manja
“ Hehehhee. Lo dtg pagi2 pake rok pendek?? Masuk angin gimana???” tanya Rian lagi
“ Kan ada kamu yang jagain??” jawab Egi
“ Iya gua tau, makasih yaaaaa! Terus lo datang pagi pagi gini mau ngapain???”
“ Aku mau nemenin kamu kerja seharian!”
“ Maksudnya Gi??” tanya Rian tidak mengerti
“ Aku mau nemenin kamu di rumah Koh Afung seharian sekalian aku ngunjungi mereka..!” jawab Egi
“ Bosen gak lo nanti??”
“ Ga bakal Yan, aku seneng aja bisa deket kamu! Gpp kan??” balas Egi
“ Hmmm, yauda ,makasih yahhhh!! Gua tiduran yah, soalnya masih sepet!”
“ Hihihii, ga mau di atas aja seranjang ama aku Yan??” goda Egi
“ Hahahaahah, lo tau darimana jam 5.30 pagar kostan udah di buka ama ci Mery? Jawab dulu baru gua jawab tawaranmu!” balas Rian
“ Hihihihi, dari Katon dia yang kasih tau aku! So?” balas Egi manja

Rian hanya mengangguk sambil tersenyum kecil. Ia kemudian berangkat menuju Egi yang masih dengan manjanya berbaring di ranjang Rian. Egi tersenyum ia pun menggeser tempatnya ke samping agar Rian dapat berbaring juga disampingnya. Rian dengan pelan merebahkan tubuhnya di ranjang kesayangannya tepat di sebelh Egi. Egi juga dengan menahan napas melihat Rina yang sekarang tepat berbaring disampingnya hanya beda beberapa cm saja. Nafas Egi tiba tiba saja sesak dan jantungnya berdetak sangat cepat. Hal yang sama juga di rasakan oleh Rian. Setelah sekian lama ia tidak berduaan dengan cewe sekarang akhirnya ia mengalami lagi hal seperti ini. Tapi ia berusaha menyembunyikan kegugupannya dengan cara berkata
“ Gi, bobo sebentar yuk sampe jam 8? Mau?” ajak Rian
“ Bole Yan! Jangan lupa setel alarm yah?” kata Egi mengingatkan karena jam 9 adalah jam kerja Rian.
“ Alarm gua emang jam 8 kok! Udah ah bbo yahhhh!!!” balas Rian. Egi mengangguk kemudian mereka berdua memejamkan mata masing masing. Tapi jujurlah guys, baik Egi maupun Rian merasa ada getaran yang aneh melanda batin mereka. Sebuah pertikaian batin untuk meng intimkan kedekatan mereka atau tetap menjaga jarak sebagaimana mestinya. Tapi ternyata Rian lah yang akhirnya berinisiatif. Tangan kanannya mulai dengan pelan meraih jari kiri Egi. Egi yang menyadari juga membalas perlakuan Rian dengan menggenggam tangan Rian. Rian yang mendapat balasans eperti itu merasa sedikit lega. Seenggaknya Egi gak nolak. Ia tau bahwa Egi menyukainya tapi tetap saja selalu ada keraguan terhadap dirinya sendiri untuk menghadapi situasi ini terlebih sudah cukup lama juga Rian sendiri. Antara nafsu dan cinta itu memang beda tipis. Dan Rian sedang berusaha memisahkan dua rasa itu agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan. Sedang asyik asyiknya berpikir tiba2 Egi melepaskan pegangannya dan menghadap ke tembok sambil memunggungi Rian. Posisi ini membuat sweater Egi tertarik ke atas memperlihatkan roknya yang juga tersingkap ke atas. Paha Egi yang putih dan mulus itu membuat Rian menelan ludah. FUCK!!! Bahkan lebih putih dari Jenni!!! Rian mulai merasakan nafasnya sedikit memburu.

Melihat kemulusan paha Egi. Ia berusaha menahan nafsu dan gairah yang timbul. Tangannya pelan pelan mulai menuju ke arah yang di tatap.
Dengan pelan jari Rian mengusap paha Egi. Kemudian ia berhenti. Ia ingin melihat reaksi Egi. Egi yang mengetahui perlakuan tersebut malah memundurkan badannya mendekati Rian. Rian pun dengan spontan memajukan badannya untuk mendekati Egi sambil miring posisinya seperti Egi. Sekarang sudah tidak ada jarak lagi antara Egi dan Rian. Punggung Egi sudah menempel dengan dada Rian. Tangan Rian masih saja dengan nyamannya di paha Egi. Rian spontan dengan pelan mencium rambut Egi dari belakang.
“ Gi,, rambut lo wangi?” kata Rian
“ Hmmm, kamu suka?” balas Egi
“ Iya Gi, ada lo disini gua ngerasa tenang!” kata Rian lagi
“ Hmmmm, peluk Yan....” balas Egi manja
Rian dengan pelan kemudian memeluk Egi dari belakang dan mencium rambutnya pelan. Tangannya sekarang murni memeluk perut Egi dimana tangan kanan Rian di timpa oleh tubuh Egi. Mereka pun memejamkan mata. Menikmati saat saat indah ini. Tanpa terasa mereka berdua tertidur. Alarmlah yang membangunkan Rian. Dengan pelan ia menggeser lengannya yang terasa kesemutan. Ia tidak ingin membangunkan Egi yang sedang nyenyaknya tertidur. Ia mengambil iphonenya dan mengetik chat ke bu Sinta.
“ Pagi tan, aku izin ya, si Egi di tempat ku seharian. Makasih banyak bu.”
“ Ya nak, tante dan om sudah tahu, Egi tadi pamit pagi2. Tolong di jaga yaa si Egi. Makasih nak.” Balas bu Sinta. Setelah itu Rian pun pergi ke kamar mandi untuk mandi. Ia langsung mandi secepatnya. Sekeluarnya dari kamar mandi Rian hanya memakai handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya seperti kebiasaannya. Saat masuk kamar ia melongo melihat Egi yang sudah bangun dan duduk di tepi ranjang.
“ Kunci Yan!” perintah Egi. Entah kenapa Rian dengan patuh menuruti kata Egi. Setelah itu ia diam membeku di depan Egi. Dengan pelan Egi membuka sweaternya dan melemparkan ke arah Rian. Egi hanya memakai rok pendek dan kaos oblong biasa. Egi kemudian membuka kaosnya. WOW!!!!!!!!!
NO BRA!!!!!!!!! ANJING!!!!! Rian melongo melihat Egi dengan santai memperlihatkan gunung kembarnya yang putih dan ranum. Puting warna pink kecoklatan. Bentuknya sungguh sempurna. Bulat dan padat. Sialan pikir Rian! Penisnya pelan2 mulai bangun dan mulai menampakkan keperkasaannya dibalik handuk yang menutupinya.
“ Buka handuk kamu!” perintah Egi santai tapi tegas. Rian hanya melongo saja mendengarnya karena betul ia tidak mengenakan apa apa di balik handuknya tersebut.
“ Serius???” tanya Rian tidak percaya.
“ Iya Yan!!!!” balas Egi sambil berdiri dan membuka roknya sehingga menyisakan celana dalamnya warna krem yang amat menggoda. Egi tersenyum manja sambil menggoyangkan rok nya yang telah ia buka kemudian ia melempar rok tersebut ke arah Rian. Rian menangkapnya kemudian ia mencium rok Egi.

“ Wangi!!!! HMMMMM!!!” kata Rian membuat Egi memerah mukanya. Egi kemudian berjalan menghampiri Rian. Ia menatap mata Rian. Rian pun balas menatap matanya. Rok yang ia pegang telah ia jatuhkan. Sekarang kedua tangannya memegang bahu Egi. Mereka saling menatap mata masing masing.
“ kamu sayang aku gak Yan?” tanya egi
“ Butuh jawaban??” balas Rian. Egi mengangguk.
“ Gua sayang banget ama lo, bahkan saking sayang nya gua takut gak bisa bahagiain lo! Makanya gua mikirnya belum panats jadi cowo lo!” balas Rian lagi
“ Kalo kamu sayang aku buktiin Yan, jangan dijadiin beban. Tulus aja ngejalaninnya. Jangan di bikin ribet. Bisa? Ini tentang hati bukan logika!” jawab Egi lembut sambil membelai rambut Rian. Rian menatap matanya. Ia pun dengan pelan menggerakkan bibirnya mendekati bibir Egi. Egi yang mengetahui niat Rian segera memejamkan matanya juga. Saat bibir mereka sudah sangat dekat Rian merubah niatnya. Ia malah mencium pipi dan kening Egi. Egi terkejut melihat perlakukan Rian, ia sangka Rian bakal mencium bibirnya.
“ Oke Egi, gua mau berjuang sama lo! Lo mau bareng gua berjuang??” tanya Rian serius
“ Iya, i will!!!” Jawab Egi sambil tersenyum. kemudian dengan pelan ia menarik handuk yang menutup paha Rian. Dengan tersenyum nakal ia memandangi Rian yang salah tingkah. Egi kemudian dengan pelan membuka celana dalamnya sendiri. Kelamin mereka berdua sekarang saling menantang satu sama lain untuk bersatu. Sementara itu Rian sudah melihat tubuh Egi yang indah itu tanpa ada benang sehelai pun. Ia masih saja terbengong bengong. Egi yang menyadari Rian sedikit terkejut kemudian berlutut. Sekarang posisi Egi sudah tepat di batang kemaluan Rian yang sudah begitu tegang. Sambil tersenyum ia menatap kagum batang kemaluan Rian yang panjangnya 16 cm diameter 4,5 cm. Rian pasrah menatap Egi. Ia kemudian memejamkan matanya bersiap menikmati surga dunia yang akan Egi berikan. Rian membuang seluruh nafasnya dan berada dalam posisi yang amat rileks sembari menunggu tindakan Egi. Cepetan ih udah ga sabar!! Begitu pikir Rian sampai akhirnya Egi berkata
“ Aku harus ngapain nih Yan??” tanya Egi polos.

Bersambung
Seni update bikin kentang banget
 
Masih bingung ane dengan suasana baru ini
Ga ada penberitauan klo ada update kayak yg dulu
 
Bukan kentang yg ane dapatkan tp malah kentoooonnggggg wkwkw
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd