Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

CERBUNG im Back!!

Status
Please reply by conversation.
Sudah jam segini belom ada apdet subes... semoga bisa segera terlaksana come backnya..
 
User di-banned, maka konten otomatis dihapus.
User is banned, content is deleted automatically.
 
Bab 11 – Adaptasi


Sore itu Feli baru saja menyelesaikan meeting di kantor nya. Kemudian ia langsung pulang ke rumahnya. Jalanan yang macet makin membuatnya berpikir kembali tentang Rian. Rian yang ia sukai di awal ia melihatnya. Tapi sekarang keberadaan Rian masih menjadi tanda tanya. Ia telah menyambangi warung bakso nya dan rumahnya tapi ternyata Rian dan Katon sudah tidak disitu lagi. Ia mencoba bertanya kepada tetangga tapi tidak ada satupun yang mengetahuinya. Pikirannya kacau dan perasaannya mulai khawatir,khawatir Rian akan lepas dari kejarannya. Tanpa terasa Feli pun sudah sampai di rumahnya. Setelah beres beres ia kemudian masuk ke rumah. Tampaknya kedua orang tuanya belum pulang. Ia bergegas masuk ke kamar. Langsung saja ia berbaring di ranjangnya. Kembali pikirannya tertuju akan Rian. Ia tidak tahu dimana keberadaan Rian. Ia memutuskan untuk memberitahukan hal ini kepada ayahnya, berharap ayahnya dapat membantu menemukan dimana Rian dengan koneksinya. Tanpa sadar Feli tertidur karena tubuhnya memang sudah sangat letih. Tidur yang sangat lelap.

Pagi itu iphone Rian berbunyi alarmnya tepat pukul 03.00 subuh. Dia terjaga langsung karena memang malam itu Rian sulit untuk tidur nyenyak setelah pulang dari mall waktu membeli iphone. Sementara itu Katon masih tidur disebelahnya. Setelah memulihkan kesadarannya sebentar Rian bangkit untuk minum. Haus sekali rasanya pagi itu. Kemudian ia langsung menuju kamar mandi untuk mandi. Tentunya dengan air panas. Setelah mandi Rian berpakaian santai. Ia memakai celana basket dan kaos biasa. Kemudian Rian menuju dapur untuk sekedar sarapan. Ia membuka kulkas, mencari dua butir telur. Ternyata nasi sisa kemarin masih ada jadi Rian tidak perlu memasak nasi lagi. Rian memutuskan pagi itu akan sarapan dengan telur ceplok mata sapi kesukaannya. Setelah selesai sarapan ia kemudian beranjak ke kamar dan mulai membangunkan Katon. Sulit memang, tapi ia berhasil membangunkan Katon. Sambil Katon mandi dan Rian bersiap siap nampak Eva sudah bangun juga. Tanpa Rian sadari ia sudah berdiri di pintu kamar Rian. Rian yang menyadari kehadiran Eva kemudian tersenyum padanya.

“Kebangun yah Va?”

“Nope, gua emang udah bangun daritadi, udah siap semua?”

“Udah Va, hehehe, lo istirahat aja kan mau ke kantor hari ini?

“Gpp Yan, its hard for me to let both of you go. So, please let me here with you and Katon!” pinta Eva

“Of course Va. Hehehehe, sarapan gih?”

“Too early!” jawab Eva sambil menggelengkan kepalanya. Setelah merapikan bawaannya yang hanya satu koper , Rian pun bersiap siap untuk keluar kamar. Jam 4 pas Pak sandi akan tiba disini untuk mengantarnya ke bandara dan akan membantu sedikit permintaan Rian. Kemudian Rian keluar kamar membiarkan Eva yang sekarang sudah duduk di tepi ranjang. Rian mengerti situasi ini. Ia melihat Eva kemudian menganggukkan kepala kepada Eva sambil menutup pintu. Yah, biarkan Eva dan Katon saling berbicara dari hati ke hati karena entah kapan lagi mereka dapat bertemu, pikir Rian. Pakaian Rian pagi itu adalah hasil mereka shopping kemarin kemarin. Dengan jeans ketat dan atasan kemeja flanel slim fit, Rian tampak gagah. Wajah gantengnya makin nampak jika di padu dengan pakaian yang cocok. Tak lama kemudian terdengar pintu depan di ketuk pertanda pak Sandi telah datang. Rian pun segera membukakan pintu. Terlihat pak Sandi sudah tersenyum ke arah Rian.

“Selamat pagi, Nak Rian!” Sapa pak Sandi ramah. Berbeda saat kejadian kemarin dimana suara pak Sandi begitu menggelegar.

“Pagi Komandan, yuk masuk , ngopi??” tanya Rian

Pak Sandi menggelengkan kepalanya kemudiian mengikuti Rian masuk. Sesampainya di dalam dengan spontan pak Sandi menghampiri sebuah koper besar dan melirik Rian.

“Ini barangnya? Benar Nak Rian tidak ingin membawanya?” tanya Pak Sandi

“Betul pak, saya rasa kami tidak membutuhkan senjata tersebut, kami akan baik baik saja pak disana. Kami juga bisa jaga diri kami!” balas Rian

Pak Sandi nampak ragu sesaat sambil menatap Rian tajam.

“Ini perintah pak.” Jawab Rian tersenyum jahil. Kemudian Pak Sandi pun tersenyum tipis dan mengangguk. Tak lama kemudian Eva dan Katon telah berkumpul bersama mereka. Setelah ngobrol sebentar Rian dan Katon pun izin pamit ke Eva.

“Nanti siang, duit kalian gua setor ke rekening Katon yah Yan! Jangan lupa Yan, nanti bikin rekening sendiri biar transaksi enak! Sukses buat kalian yah, jaga diri dan jangan lupa kabarin gua!” tegas Eva sambil tersenyum kemudian memeluk Rian dan Katon bergantian. Habis itu mereka saling berpamit pamitan. Setelah itu mereka menuju ke parkiran untuk kemudian langsung pergi ke bandara. Yah, duit yang Eva berikan kepada Rian dan Katon akan Eva setorkan ke rekening Katon dibandingkan harus bawa cash di bandara. Takutnya nanti tidak diizinkan oleh otoritas bandara. Sepanjang perjalanan mereka tidak banyak bicara. Katon tiduran saja sementara pak Sandi fokus menyetir. Rian hanya diam saja memandang jalanan ibukota yang masih lenggang. Jam menunjukkan pukul 05.10 pagi saat mereka sampai. Sesampainya di bandara pak Sandi berbincang sebentar dengan Rian. Pak Sandi mengangguk ngangguk pertanda mengerti akan instruksi Rian. Setelah itu Rian dan Katon yang sama sama mengenakan masker segera masuk ke terminal keberangkatan dalam negeri. Sewaktu check in boarding pass, petugas counter meminta Rian untuk melepas maskernya untuk di cocokkan sama KTP. Sejenak sang petugas tampak berpikir setelah melihat wajah Rian. Ia seperti berpikir bahwa muka Rian tidak asing, tapi dimana ia melihat orang ini, begitu pikir sang petugas.

“Bang, sampe sana kita nanti ngapain? Abang ada kenalan??” tanya Katon sambil duduk setelah mereka tiba di waiting room.

“ Ngga Ton, ini kita murni ngga kenal siapa siapa disana loh! Jawab Rian tenang

Katon yang dari kemarin berpikir kenapa Rian memutuskan untuk berangkat kesini hanya bisa diam. Ia tidak bertanya lagi karena lagi lagi ia kenal betul Rian, suatu saat Rian akan memberikan alasannya baik dengan penjelasan maupun dengan kejadian yang terjadi di lapangan. Sepanjang mata memandang Katon melihat semakin banyak penumpang berdatangan. Padahal menurut asumsinya harusnya sepi kan dengan kejadian yang sedang hangat hangatnya terjadi sampai kemudian terdengar

“TING TONG!” Pesawat Singa Airlines dengan nomor penerbangan SA-122 tujuan Pangkalpinang silahkan untuk menaiki pesawatnya melalui gate G4! Terima kasih!”

Katon pun melirik Rian tampak Rian sedang bersiap siap untuk menuju gate 4. Ya, betul pagi ini mereka akan flight ke Pangkalpinang, kenapa?? Dalam benak Rian, tidak ada alasan khusus kenapa harus ke Pangkalpinang. Dalam hatinya ia hanya merasa bisikan bahwa ia harus ke kota ini. Dengan kejadian kecelakaan pesawat yang masih hangatnya, maka tentunya sorotan semua media baik Nasional dan Internasional akan menyoroti kejadian ini. Hal ini akan memudahkan ia untuk menghilangkan jejak. Sementara waktu mungkin penerbangan ke kota ini akan sedikit mengalami penurunan, kemudian penumpang yang ramai hari ini kebanyakan adalah sanak famili dari korban korban yang ingin datang langsung. Hal ini jelas dapat dilihat dari banyaknya para penumpang yang menangis maupun berwajah sedih. Jadi dengan pergi ke daerah ini orang orang Pak Atmaja mungkin berpikir ia tidak akan kesini, karena kecelakaan pesawat yang terjadi 3 hari yang lalu akan menimbulkan trauma. Dengan langkah pasti Rian melangkah menuju gate diikuti oleh Katon. Setelah mendapati seat nya masing masing, Rian pun mengeluarkan headseat nya, ia memutuskan untuk mendengar lagu saja sepanjang perjalanan. Sementara itu Katon memilih untuk tidur saja sepanjang perjalanan. Penerbangan itu biasa saja, dengan kondisi berduka yang menyelimuti. Tidak ada cemilan maupun makan dalam flight ini karena yah rata rata maskapai LCC begini tidak menyertakan makanan. Akhirnya setelah 1 jam 10 menit di udara merekapun landing.

Karena Rian dan Katon hanya membawa bagasi kabin maka tidak membutuhkan waktu lama bagi mereka untuk keluar bandara. Nah, akhirnya disinilah perjalanan mereka dimulai. Katon celingak celinguk melihat keadaan sekitar. Banyak posko posko berdiri sebagai tempat pencarian korban korban pesawat kemarin di penuhi oleh keluarga penumpang. Keadaan bandara dapat dibilang padat dengan beberapa polisi dan TNI berjaga jaga di tiap sudut. Tampak pula mobil ambulance terparkir rapi. Ia melirik Rian yang masih sibuk dengan iphonenya. Lama lama pengen juga pake iphone daripada xiaomi terus pikir Katon. Jam sudah menunjukkan pukul 7.45 pagi. Rian dengan santai segera menghampiri terminal taksi blue bird.

“Pak, bisa temenin kita cari kost kostan gak?” Tanya Rian ke sopir taksi

Sang sopir menganggukkan diri kemudian Rian dan Katon segera masuk dan duduk di dalam mobil. Cuaca sungguh panas pikir Rian. Padahal masih pagi sudah keringetan ajah.

“Mau cari kost daerah mana Pak?” tanya sopir

“ Ini pertama kita kesini pak, kita sama sekali gak tau, bapak ada rekomendasi?” balas Rian

Sesaat sang sopir berpikir kemudian ia menganggukkan kepala sambil tersenyum. mobil pun meluncur.

“Kerja pak disini?” tanya sang sopir

“Iya pak, rencana kita mau kerja aja disini. Kira kira disini bisa kerja apa pak? Terus mayoritas penduduk penghasilan darimana?” tanya Rian

“ Wah, disini rata rata orang jadi pekerja tambang timah mas, karena mayoritas pencaharian masyarakat sini yang tambang timah dan perkebunan. Sisanya pedagang atau jual makanan.” Jelas sang sopir. Tampak Rian berpikir sejenak.

“ Kalau buka bakso disini gimana pak?” celetuk Katon

“ Kebetulan mas, disini bakso diminati, tapi hanya bakso bakso lokal. Artinya bakso bakso franchise itu belum ada. Bahkan alfamart dan indomaret juga belum ada disini.“ jelas sang sopir panjang lebar. Tanpa terasa mobil mereka berhenti di sebuah perkampungan yang di dominasi orang keturunan tionghoa. Daerahnya lumayan ramai, jalannya lumayan besar cukup untuk dilewati satu mobil dari arah yang berlawanan. Rumah rumah permanen maupun semi permanen menghiasi pemandangan daerah ini, selain itu ada pasar , toko kelontongan maupun bengkel. Wah, banyak chinese nih pikir Rian dan Katon.

“ Masnya berdua muslim?” tanya Sopir waktu berhenti

“ Kita berdua Katolik pak!” jawab Rian sopan sambil tersenyum. sang sopir tersenyum dan menganggukkan kepala.

“ Disini kebanyakan chinese pak, tapi kost kostan banyak. Umat muslim dan chinese disini hidup akur. Sangat sangat akur. Bahkan kota ini termasuk kota yang toleran!” jelas sang sopir

Rian dan Katon mengangguk tanda mengerti. Ternyata masih ada daerah yang toleran terhadap perbedaan yang ada. Akhirnya sang sopir pun pamit kepada Rian dan Katon. Sambil menarik nafas, Rian berjalan mencari kost diikuti oleh Katon. Setelah berjalan beberapa saat, Rian melihat ada papan tulisan “ Terima Kost Pria/Wanita”. Dengan mantap Rian dan Katon menuju rumah tersebut.

“ Permisi? Permisi!” teriak Rian

Tak lama kemudian tampak seorang ibu ibu, jelas keturunan tionghoa pikir Rian. Badannya putih sekali. Dari dadanya sedang, pantatnya juga sedang. Mungkin umur 40 tahunan. Mukanya cantik banget sih ngga, tapi enak di pandang. Keliatannya ramah.

“ Cari siapa dek?” tanya ibu itu tersenyum membuyarkan pengamatan Rian

“ Maaf bu, kami lagi cari kost, apakah disini masih ada kamar yang tersedia buat kami berdua?” jawab Rian sopan

“ Oh, mau ngekost, bisa bisa kebetulan masih ada kamar kosong, mari masuk!” ajak ibu tersebut kepada mereka berdua. Rian dan Katon pun masuk ke dalam rumah tersebut. Dua lantai. Dan sepertinya punya orang chinese. Ibu itu kemudian berhenti di sebuah kamar dan membuka pintunya. Rian dan Katon segera melihatnya. Kamar tersebut berukuran 4x4. Dindingnya warna putih. Terdapat satu lemari baju dan kasur. Jendela kaca yang bisa di buka tutup menghadap ke tetangga sebelah. Kasur tersebut tentunya tidak cukup untuk berdua. Maka Katon pun bertanya

“ Bu, masih ada kamar kosong? Kayanya saya ga cukup berdua di kasur ini, kekecilan soalnya!” Tanya Katon

Ibu itu tersenyum sambil mengangguk.

“ Ada di lantai dua mas, mari lihat!” ajak ibu itu segera keluar dari kamar. Rian dan Katon pun mengikutinya menuju lantai dua. Sesampainya di sebuah ruangan ibu tersebut membukanya. Kamar ini besarnya sama dengan kamar di lantai satu, bedanya jendelanya lebih besar sedikit. Dan kost ini kamar mandinya sharing. Jadi ngga ada yang kamar mandi dalam.

“ Ton, lu mau lantai atas apa bawah?”

“ Gua ikut abang aja, sok abang aja yang tentuin.”

“ Oke Ton, gua disini aja yah, lu di bawah, okay??”

“ Siap bang!”

“ jadi berapa bu biaya nya per bulan dan apa saja peraturannya?” tanya Rian

“ Satu bulan 700ribu mas, peraturannya yah ngga boleh judi, narkoba , bikin keributan atau pasangan lawan jenis nginep yah, nama saya Mery, panggil ci Mery, saya ibu kost disini, tapi bukan yang punya, mas nya ini namanya siapa?”

“ Rian bu, eh ci Mer!” jawab Rian

“ Katon ci!” balas Katon

Kemudian ci Mery meminta KTP Rian dan Katon untuk di foto. Sesudah itu ia memberikan kertas putih yang berisikan nomor rekening untuk pembayaran kost dan password WIFI.

“Wifi dan listrik aman ci?” tanya Rian

“Aman, kalian ga perlu bayar apa apa lagi. Kalau mau nyapu, sapu ada di belakang, di dapur nanti keluar belok kiri lurus aja mentok. Ruang tengah di depan yah. Kamar mandi di paling belakang, nanti liat aja sendiri!”

Ci Mery mengangguk kemudian mempersilahkan mereka untuk beristirahat di kamar masing masing. Rian pun mulai membuka kopernya. Katon pun permisi kepada Rian untuk ke kamarnya yang dilantai bawah. Setelah berberes, Rian pun berbaring di ranjangnya. Sekarang yang di pikiran Rian apa yang harus ia lakukan. Bekerja atau membuka usaha. Setelah itu ia membaca wa dari Eva

“ Yan, Ton, udah sampe? Duit udah gua setor yah. Langsung masuk kok hari ini yah. Keep kontak yaaa. GBU!!”

“ Hai Va, finaleh sampe nih, kita udah dapet kostan. Lu jaga diri yah, kontekan pasti dong, tp jangan terlalu sering yah untuk menjaga aja. Makasih banyak duitnya, nanti suatu saat gua lunasin! Take Care.” Balas Rian. Kemudian Ia membuka wa mengetik nama Katon dan menyuruhnya naik ke kamar Rian. Katon pun tidak lama telah ada disitu bersama Rian. Mereka ngobrol ngalur ngidul. Katon melirik jam tangan ternyata sudah hampir jam 1.

“Bang, lu udah tau kan duit udah masuk?” tanya Katon

“ Iya, terus kenapa?” balas Rian

“ Bang, uang yang masuk itu kan banyak , jadi nih kartu ATM gua, mulai sekarang abang pegang aja. Abang kan Cuma pegang KTP, SIM sama Passport. Kalau ATM kan abang ga punya karena disita!” kata Katon sambil menyerahkan ATM nya. Rian menggeleng

“ Nanti dulu Ton, sekarang kita mesti ke bank, lu mesti bikin rekening satu lagi buat pegangan lu, uang yang di kasih Eva kita bagi dua, kan ada 750 juta bagi dua jadi 375 juta masing masing orang. Karena kemaren gua udah pake 30 juta jadi sisa duit gua masih 345 juta.” Jelas Rian panjang lebar

“ Ga bang, gua punya permintaan khusus!” tatap Katon tajam

“ Apa? “ tanya Rian tajam

“ Gua Cuma minta 150 juta. Sisanya buat abang!”

“ Hah?? Ga bisa lah! Harus adil!”

“ Gak bang, gua serius cuma mau 150 juta. Gua mau abang sukses, kalau gua mending jualan ajah, abang lebih membutuhkan duit tersebut untuk bangkit.”

Jawaban Katon benar benar membuat hati Rian panas. Ia menatap tajam Katon. Kemudian ia menarik nafas dan berkata

“ Lets see!”

Baik Rian dan Katon segera memesan ojek online melalui aplikasi mereka. Tidak lama kemudian mereka berdua telah di jalan menuju bank swasta terbesar di kota ini, tentunya dari informasi sang ojek online. Sesampainya di bank setelah antre beberapa saat, giliran Katon untuk menghadap ke cs. Di bantu CS, Katon pun akhirnya memiliki satu rekening baru lagi, kemudian ia mengaktivkan mobile banking, klik banking dua dua rekeningnya. Hal ini atas perintah Rian agar memudahkan transaksi. Kemudian Katon pergi ke teller untuk memindahkan uang bagiannya. Karena sama sama satu bank, maka pemindahan dana itu pun berlangsung lancar tanpa ada kendala. Katon menyetor 150 juta sesuai keinginannya. Sementara Rian dengan muka masam melihat senyum kemenangan Katon! Sesudah itu Rian menarik cash 1 juta dan Katon menarik cash 2 juta. Kemudian dengan bantuan ojek online pula mereka mencoba mencicipi makanan khas daerah ini. Sampai lah mereka di warung mie yang menurut ojol adalah mie yang paling kesohor disini. Warung tersebut sungguh ramai. Di pinggir jalan banyak terlihat mobil mobil mahal seperti pajero, fortuner, rubicon berjejer parkir. Rian dan Katon pun segera masuk. Mie ikan, ayam dan non halal mie semua ada disini pikir Katon dan Rian saat melihat menu yang di gantung. Suasana sungguh ramai. Sementara itu Rian dan Katon masih berusaha untuk menemukan tempat duduk yang kosong. Tampaknya full semua sampai akhirnya

“Bro, mau makan?”

Rian dan Katon mencari sang empunya suara. Di arah jam 2 terlihat seorang gadis chinese melambai ke arah mereka. Setelah saling berpandangan Rian pun melangkah menuju gadis tersebut.

“Iya, kita mau makan, ada apa ya?” tanya Rian sambil tersenyum

“ Bareng aja, gua juga sendiri, kalau nunggu pasti lama, kalau mau? Gua gak maksa yah?” balasnya sambil tersenyum manis. Rian mengamati gadis tersebut. Tinggi sekitar 165 lah, dada pas sekel banget, kulit putih banget, paha dan pantatnya kayanya berisi nih. Pipinya kemerah merahan. Rambut panjang sebahu lewat sedikit. Memeknya pink nih kayanya pikir Rian sambil tersenyum. rian duduk, diikuti oleh Katon

“ Rian!” Kata Rian sambil mengajak gadis tersebut salaman

“ Regina! Panggil Egi aja!” balas nya tersenyum sambil menyalami Rian. Ini Katon jawab Rian memperkenalkan Katon. Katon pun memperkenalkan diri kepada Regina. Setelah memesan makanan yang di rekomendasikan oleh Regina, mereka pun ngobrol

“ Kok muka kalian asing ya?” Tanya Regina

“ kita baru dateng dari Jakarta Gi!” jawab Katon tersenyum

“ Ohhh.. dalam rangka apa yah??”

Katon menatap Rian. Rian pun menangkap sinyal kebingungan dari Katon, maka

“ Rencana pengen kerja disini, klo ga kerja pengen buka usaha!” Balas Rian tersenyum

“ Oh, kirain nyari bini!” celetuk Regina sambil memamerkan gigi nya yang rapi dan putih sekali.

“ Emang ada yang mau?” Balas Rian dengan tampang semanis manisnya

“ Hmmm, kayanya ada, tapi harus bener bener love at the first sight! Percaya?” tanya Regina

“ Ngga!” jawab Rian tersenyum sinis sambil menatap mata Regina lekat lekat

“ Lets see!!! Jawab Regina manja sambil membalas tatapan Rian lekat lekat. Mereka berdua pun berpandangan. Sementara itu Katon mulai kebingungan karena merasa di cuekin. Ia pun mencari cara untuk mengusir kebosanannya. Tanpa terasa tiba tiba ada sesosok orang yang langsung datang ke meja mereka bertiga dan kemudian menggebrak meja mereka

“ BRAAAAKKKKKKKKKKKK!! “

Spontan Rian langsung menatap sosok tersebut dan berujar dalam hati " Tampaknya gua harus bisa beradaptasi secepatnya disini!

Bersambung
 
Let's see..the show must go on...


Lanjutkan saudaraa
 
Status
Please reply by conversation.
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd