Dear agan-agan dan suhu-suhu semproters sekalian,
Ini merupakan thread cerita nubi yang kedua. Sebetulnya nubi ingin melanjutkan thread cerita nubi yang pertama. Buat agan-agan yang belum sempet baca thread cerita pertama nubi, bisa mampir ke sini:
Namaku Hilman. Ini merupakan kisah nyata pengalaman sex-ku bersama sahabat mantan pacarku. Kisah ini terjadi ketika aku masih duduk di bangku kuliah semester akhir. Saat itu aku masih menjalin hubungan dengan Dina, mantan pacarku yang usianya sebaya denganku. Kami sama-sama berkuliah di ibu kota provinsi Jawa Barat, namun di kampus yang berbeda. Mantan pacar ku memiliki seorang sahabat yang dikenalnya dari awal ia berkuliah. Namanya Lita, seorang gadis Indramayu berwajah manis, berkulit sawo matang, dan berbadan sintal. Ia seorang gadis yang periang dan cukup bersahabat. Aku mengenalnya saat pertama kali Dina mengajakku ke tempat kost-nya, kebetulan Lita satu tempat kost dengan Dina.
Suatu hari Dina menghubungiku via BBM. Ia memberitahukan bahwa ia harus pulang karena ada acara keluarga. Dina memintaku untuk menginap di tempat kost-nya malam itu, karena ia harus berada di kota asalnya selama seminggu. Mungkin ia ingin bercinta dahulu dengan ku, seperti yang biasa kita lakukan setiap kita hendak terpisah jarak dalam waktu yang cukup lama. Malam itu pun aku langsung memacu kuda besi ku ke tempat kost Dina.
Sesampainya di sana, aku langsung memarkirkan kuda besi ku dan berjalan menuju pintu depan lalu mengetuknya. Tidak lama kemudian pintu pun dibukakan oleh seorang wanita dan ternyata itu Lita. "Eh...Halo Hilman! Masuk, Man! Dina tadi lagi siapin baju buat besok pulang katanya, jadinya minta tolong aku bukain pintu!" Sambut Lita dengan nada yang ceria seperti biasanya. "Hai Lita! Aduh, manja banget sih si Dina sampe buka pintu aja nyuruh-nyuruh segala?" Jawabku dengan sedikit protes. "Hahaha, maklumlah namanya juga cewek! Pasti rempong kalo mau kemana-mana. Langsung ke kamar Dina aja, Man. Gak dikunci kok!" Akupun langsung berjalan ke kamar Dina dan membantunya menyiapkan pakaiannya. Tidak lama kemudian kami sedikit berbincang dan bersenda gurau bersama, lalu kami bercinta sampai akhirnya kami tidur terlelap.
Keesokan harinya kami bangun dan sarapan pagi bersama. Usai sarapan, kami kembali bercinta dan mandi bersama. Setelah mandi dan tengah bersiap-siap untuk berangkat, terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Dina.
*D : Dina; L : Lita.
L : "(tok..tok..tok..) Din.. Dina.. Ini Lita, Din.."
D : "Masuk aja, Lit.. gak dikunci kok!"
L : "Hai pagi semua, duh maaf ngeganggu kalian. Din, lo pulang jam berapa? Ih masa ternyata yang lain pada pulang juga sih? Tinggal gue berdua doang sama Manda. Manda juga katanya mau pergi sama cowok nya. Gue takut sendirian!"
D : "Ahh.. kebiasaan deh lo penakut banget sih, Lit? Gak akan ada apa-apa lah!"
L : "Ih, Din.. Lo kaya gak kenal aja gue penakutnya kaya gimana? Gue ikut lo pulang kampung deh, Din.. Gue takut sendirian."
D : "Aduh say, maaf banget.. Bukan gue gak mau ngajak, Tapi ini acara keluarga besar, kakak gue kan lamaran. Gue gak enak kalo bawa temen."
L : "Terus nasib gue gimana dong, Huhu..."
Sesaat kemudian Dina menoleh kearahku dan berkata "Yank, kamu lagi sibuk gak?" Sambil membakar sebatang rokok aku menjawab "Hmmm, paling ngerjain skripsi aja sih. Ada apa, Yank?" Lalu dina menghampiriku dan memberitahukan perihal yang dibicarakannya bersama Lita. Dina memintaku untuk menempati kamarnya selama ia pulang, karena kasihan melihat sahabatnya yang takut tinggal sendirian. Tak lama aku berpikir, aku pun menuruti permintaan Dina. Lita tampak tersenyum lega mendengarnya. Setelah itu, Dina berpamitan dengan Lita dan aku mengantarnya ke Terminal Bus. Usai mengantar Dina, aku pulang ke rumah untuk menyiapkan pakaianku dan membawa laptop ku agar bisa sambil menyicil mengerjakan skripsi. Aku pun berpamitan dengan kedua orangtuaku, dengan alasan hendak menginap di tempat sahabatku untuk mengerjakan skripsi bersama-sama. Untungnya mereka memberiku izin, setelah sebelumnya sedikit melarangku untuk menginap terlalu lama. Setelah itu aku pun berangkat kembali ke tempat kost Dina. Kebetulan dina sudah menyerahkan satu set kunci kost-nya kepadaku, jadi aku tidak usah repot-repot mengetuk pintu.
Sesampainya di tempat kost Dina. Aku pun masuk kedalam, setelah ku parkirkan si kuda besi. Aku melihat Lita sedang berdiri persis di depan pintu kamar Dina. Aku pun menghampirinya dan menyapanya. "Hai, Lit! Ngapain berdiri disini?" Sapaku sambil menepuk pundaknya. "Waaaa! Astaga Hilman ih ngagetin aja! Aku kira kamu udah sampe dari tadi, makanya aku coba cari kamu ke kamar Dina. Aku ketakutan sendirian tau!" Lita menjerit karena terkejut seraya dia mengeluh karena takut. "Hahaha, lucu banget sih kamu penakut gitu, Lit! Yaudah, aku kan udah disini jadi gaperlu takut lagi yah." Aku sempat tertawa melihat responnya saat terkejut, sambil kemudian aku menenangkan rasa takutnya. "Ih, apa lucunya coba? Yaudah, aku ke kamar lagi ya, Man! Seenggaknya aku udah tenang kamu udah disini, jadi gak takut lagi. Kalo nanti aku takut lagi, aku kesini boleh ya?" Aku pun tersenyum dan mengizinkannya untuk ke kamar jika iya merasa takut.
Tak lama setelah Lita kembali ke kamarnya. Aku langsung membuka laptop ku dan lanjut mengerjakan skripsi sambil mendengarkan lagu dan merokok, serta ditemani secangkir kopi. Tak terasa hari sudah gelap. Aku tunda sejenak skripsiku dan langsung mandi. Setelah mandi, aku hendak keluar mencari makan malam. Saat ku buka pintu kamar, kulihat Lita sedang duduk di ruang tengah. "Hai, Lit? Ngapain disitu sendirian? Ati-ati kesambet lho!" Sapaku sambil bergurau. "Ih, Hilman! Kebiasaan ah suka nakut-nakutin! Aku mau cari makan, tapi takut. Jadi duduk aja deh disini, kali aja kamu keluar terus mau cari makan juga." Jawab Lita. "Loh, kenapa gak ketok aja pintunya, Lit? Aku dari tadi gak kemana-mana kok." Tanyaku. "Abis tadi aku denger kamu bilang kan lagi mau ngerjain skripsi, jadi aku takut ganggu makanya gak enak mau ketok pintunya. Kamu udah makan malam belom, Man?" Sambungnya. "Kebetulan aku mau cari makan juga kok sekarang. Yaudah, bareng aja yuk kita cari makan ke depan." Ajakku pada Lita. Lita dengan senang menerima ajakanku dan akhirnya kami makan malam bersama. Saat makan malam kami membicarakan topik seputar kuliah kami masing-masing dan diselingi curhatan Lita tentang hubungan dengan pacarnya yang sudah kandas selama 2 bulan. Setelah makan malam kami mampir ke warung untuk membeli makanan kecil dan minuman dingin, kemudian kami kembali ke tempat kost.
Sesampainya di tempat kost, kami berpamitan ke kamar masing-masing. Akupun kembali berkutat dengan laptop dan skripsiku. Tepat pukul sebelas malam, hp ku berbunyi tanda pesan BBM masuk. Aku pikir mungkin itu Dina, tapi setelah ku lihat ternyata itu BBM dari Lita. Lita memberitahuku bahwa ia sedikit masuk angin dan hendak meminta minyak kayu putih milik Dina, karena minyak kayu putih miliknya habis. Aku pun mengambil dan mengantarkannya ke kamar Lita.
*H : Aku; L : Lita
H : "(tok..tok..tok..) Lit.. ini minyak kayu putihnya."
L : "Iya masuk, Man. Gak dikunci pintunya"
H : "Kamu masuk angin bukan? Mau minum obat?"
L : "Gausah, Man. Biasanya punggungku diolesin minyak kayu putih juga sembuh. Makasih yah. Maaf ni aku ngerepotin dan gangguin kamu ngerjain skripsi."
H : "Gapapa, Lit. Aku juga istirahat dulu ngerjain skripsinya, pegel jari sama mataku."
Tiba-tiba pikiran jahil pun muncul dibenakku. "Lit, kamu bisa gak olesin dipunggung kamu? Mau aku bantu olesin gak, supaya rata angetnya?" Aku pikir Lita sepertinya akan protes sambil bergumam, seperti setiap kali aku bergurau dengannya. "Hmmm, boleh deh, Man.." Aku terkejut saat Lita menjawab seperti itu dan langsung tidur tengkurap sambil membuka setengah kaos coklat yang dikenakannya. Aku diam terpana melihat punggung Lita yang mulus dan kulitnya yang eksotis, karena aku tidak pernah melihat Lita pakai baju terbuka sebelumnya. Kini terpampang jelas punggung seksinya, yang terikat tali bra model bikini berwarna hitam. Dengan sedikit gugup aku mulai meneteskan minyak kayu putih di atas punggungnya. Perlahan ku sentuh dan ku olesi punggungnya. Ku raba dan ku rasakan keindahan kulit Lita diatas telapak tanganku, sampai tak sengaja jariku terkait pada tali bra-nya yang masih terikat. "Ehh.." kata Lita terkejut. "Aduh sorry gak sengaja, Lit! Udah yah olesinnya, takut lepas ni tali bra kamu." Jawabku. Selang bebearapa detik Lita menjawab "Hmmm, lepas aja sih.." Aku tersentak dan terdiam sejenak, terkejut dengan jawabannya. "Eh.., dilepas aja Lit?" Aku coba memastikan. "Iya lepas aja, Man..biar gak kagok dan merata olesinnya.." tegasnya. Perlahan aku pegang tali bra nya dan ku tarik perlahan. Gemetar jari ku saat melepas talinya, sampai akhirnya terlepas semua. Kini aku benar-benar takjub dengan punggung Lita yang mulus dan eksotis. Perlahan ku olesi dan ku pijat punggungnya.
Tiba-tiba hp Lita berbunyi. Saat ku lihat, ternyata itu telepon dari Dina. Aku langsung bangkit dari ranjang milik Lita karena panik. Namun dengan santainya Lita mengangkat tepon. "Halo, kenapa say? Ohh.. cowok lo? Ni cowok lo baru aja nganter minyak kayu putih buat gue. Punya gue abis say, jadi gue minta yang lo dulu gpp yah? Gaenak banget nih badan gue, masuk angin kayanya. Mau ngomong sama Hilman?" Lita langsung memberikan hp nya padaku. Dengan perasaan masih sedikit. gugup ku beranikan menjawab telepon Dina. "Iya halo, yank?" Sapa ku. "Huh, kirain ayank aku kemana. Tadi aku tlp ke hp mu ga diangkat, jadi aku telepon Lita buat nanyain kamu." Jawab Dina. "Iya, hp aku tinggal di kamar kan yank. Tadi kebetulan Lita bilang gaenak badan dan minta minyak kayu putih punya kamu, jadi aku anter ke kamarnya." Balasku dengan tenang. "Oh..iya gapapa yank. Aku cuma khawatir aja barangkali kamu saking sibuknya kerjain skripsi sampe ketiduran dan lupa makan. Makasih ya yank udah nemenin sahabat aku. Yaudah aku mau tidur nih, jangan begadang ya yank, I love you." Aku cukup lega mengetahui bahwa Dina tidak marah.
Setelah itu aku putuskan untuk kembali ke kamar dan menyuruh Lita istirahat, sejujurnya aku masih shock melihat keindahan punggung Lita ditambah telepon dari Dina secara tiba-tiba. Namun sesampainya aku di kamar, keindahan punggung Lita yang eksotis terus membayangiku. Sampai tak terasa aku tertidur dan bermimpi bercinta dengan Lita. Aku terkejut dan terbangun. Sesaat setelah ku sadari bahwa itu hanya mimpi, aku merapikan tugas-tugasku dan kembali tidur.
To be continued soon..
Sebentar ya, nubi mau ambil nafas dulu, Hehehe! Stay tune!
Ini merupakan thread cerita nubi yang kedua. Sebetulnya nubi ingin melanjutkan thread cerita nubi yang pertama. Buat agan-agan yang belum sempet baca thread cerita pertama nubi, bisa mampir ke sini:
Berhubung masih dalam tahap penulisan, sebagai selingan nubi ingin mencoba flashback dengan menceritakan pengalaman sex nubi bersama sahabat mantan pacar nubi. Seperti biasa, nama-nama dalam cerita nubi samarkan demi keamanan privacy. Nubi turut sisipkan pic ilustrasi agar agan-agan sekalian bisa sambil berimajinasi. Okay, here we go![thread=1153092]Supervising Scandal[/thread]
Namaku Hilman. Ini merupakan kisah nyata pengalaman sex-ku bersama sahabat mantan pacarku. Kisah ini terjadi ketika aku masih duduk di bangku kuliah semester akhir. Saat itu aku masih menjalin hubungan dengan Dina, mantan pacarku yang usianya sebaya denganku. Kami sama-sama berkuliah di ibu kota provinsi Jawa Barat, namun di kampus yang berbeda. Mantan pacar ku memiliki seorang sahabat yang dikenalnya dari awal ia berkuliah. Namanya Lita, seorang gadis Indramayu berwajah manis, berkulit sawo matang, dan berbadan sintal. Ia seorang gadis yang periang dan cukup bersahabat. Aku mengenalnya saat pertama kali Dina mengajakku ke tempat kost-nya, kebetulan Lita satu tempat kost dengan Dina.
Suatu hari Dina menghubungiku via BBM. Ia memberitahukan bahwa ia harus pulang karena ada acara keluarga. Dina memintaku untuk menginap di tempat kost-nya malam itu, karena ia harus berada di kota asalnya selama seminggu. Mungkin ia ingin bercinta dahulu dengan ku, seperti yang biasa kita lakukan setiap kita hendak terpisah jarak dalam waktu yang cukup lama. Malam itu pun aku langsung memacu kuda besi ku ke tempat kost Dina.
Sesampainya di sana, aku langsung memarkirkan kuda besi ku dan berjalan menuju pintu depan lalu mengetuknya. Tidak lama kemudian pintu pun dibukakan oleh seorang wanita dan ternyata itu Lita. "Eh...Halo Hilman! Masuk, Man! Dina tadi lagi siapin baju buat besok pulang katanya, jadinya minta tolong aku bukain pintu!" Sambut Lita dengan nada yang ceria seperti biasanya. "Hai Lita! Aduh, manja banget sih si Dina sampe buka pintu aja nyuruh-nyuruh segala?" Jawabku dengan sedikit protes. "Hahaha, maklumlah namanya juga cewek! Pasti rempong kalo mau kemana-mana. Langsung ke kamar Dina aja, Man. Gak dikunci kok!" Akupun langsung berjalan ke kamar Dina dan membantunya menyiapkan pakaiannya. Tidak lama kemudian kami sedikit berbincang dan bersenda gurau bersama, lalu kami bercinta sampai akhirnya kami tidur terlelap.
Keesokan harinya kami bangun dan sarapan pagi bersama. Usai sarapan, kami kembali bercinta dan mandi bersama. Setelah mandi dan tengah bersiap-siap untuk berangkat, terdengar seseorang mengetuk pintu kamar Dina.
*D : Dina; L : Lita.
L : "(tok..tok..tok..) Din.. Dina.. Ini Lita, Din.."
D : "Masuk aja, Lit.. gak dikunci kok!"
L : "Hai pagi semua, duh maaf ngeganggu kalian. Din, lo pulang jam berapa? Ih masa ternyata yang lain pada pulang juga sih? Tinggal gue berdua doang sama Manda. Manda juga katanya mau pergi sama cowok nya. Gue takut sendirian!"
D : "Ahh.. kebiasaan deh lo penakut banget sih, Lit? Gak akan ada apa-apa lah!"
L : "Ih, Din.. Lo kaya gak kenal aja gue penakutnya kaya gimana? Gue ikut lo pulang kampung deh, Din.. Gue takut sendirian."
D : "Aduh say, maaf banget.. Bukan gue gak mau ngajak, Tapi ini acara keluarga besar, kakak gue kan lamaran. Gue gak enak kalo bawa temen."
L : "Terus nasib gue gimana dong, Huhu..."
Sesaat kemudian Dina menoleh kearahku dan berkata "Yank, kamu lagi sibuk gak?" Sambil membakar sebatang rokok aku menjawab "Hmmm, paling ngerjain skripsi aja sih. Ada apa, Yank?" Lalu dina menghampiriku dan memberitahukan perihal yang dibicarakannya bersama Lita. Dina memintaku untuk menempati kamarnya selama ia pulang, karena kasihan melihat sahabatnya yang takut tinggal sendirian. Tak lama aku berpikir, aku pun menuruti permintaan Dina. Lita tampak tersenyum lega mendengarnya. Setelah itu, Dina berpamitan dengan Lita dan aku mengantarnya ke Terminal Bus. Usai mengantar Dina, aku pulang ke rumah untuk menyiapkan pakaianku dan membawa laptop ku agar bisa sambil menyicil mengerjakan skripsi. Aku pun berpamitan dengan kedua orangtuaku, dengan alasan hendak menginap di tempat sahabatku untuk mengerjakan skripsi bersama-sama. Untungnya mereka memberiku izin, setelah sebelumnya sedikit melarangku untuk menginap terlalu lama. Setelah itu aku pun berangkat kembali ke tempat kost Dina. Kebetulan dina sudah menyerahkan satu set kunci kost-nya kepadaku, jadi aku tidak usah repot-repot mengetuk pintu.
Sesampainya di tempat kost Dina. Aku pun masuk kedalam, setelah ku parkirkan si kuda besi. Aku melihat Lita sedang berdiri persis di depan pintu kamar Dina. Aku pun menghampirinya dan menyapanya. "Hai, Lit! Ngapain berdiri disini?" Sapaku sambil menepuk pundaknya. "Waaaa! Astaga Hilman ih ngagetin aja! Aku kira kamu udah sampe dari tadi, makanya aku coba cari kamu ke kamar Dina. Aku ketakutan sendirian tau!" Lita menjerit karena terkejut seraya dia mengeluh karena takut. "Hahaha, lucu banget sih kamu penakut gitu, Lit! Yaudah, aku kan udah disini jadi gaperlu takut lagi yah." Aku sempat tertawa melihat responnya saat terkejut, sambil kemudian aku menenangkan rasa takutnya. "Ih, apa lucunya coba? Yaudah, aku ke kamar lagi ya, Man! Seenggaknya aku udah tenang kamu udah disini, jadi gak takut lagi. Kalo nanti aku takut lagi, aku kesini boleh ya?" Aku pun tersenyum dan mengizinkannya untuk ke kamar jika iya merasa takut.
Tak lama setelah Lita kembali ke kamarnya. Aku langsung membuka laptop ku dan lanjut mengerjakan skripsi sambil mendengarkan lagu dan merokok, serta ditemani secangkir kopi. Tak terasa hari sudah gelap. Aku tunda sejenak skripsiku dan langsung mandi. Setelah mandi, aku hendak keluar mencari makan malam. Saat ku buka pintu kamar, kulihat Lita sedang duduk di ruang tengah. "Hai, Lit? Ngapain disitu sendirian? Ati-ati kesambet lho!" Sapaku sambil bergurau. "Ih, Hilman! Kebiasaan ah suka nakut-nakutin! Aku mau cari makan, tapi takut. Jadi duduk aja deh disini, kali aja kamu keluar terus mau cari makan juga." Jawab Lita. "Loh, kenapa gak ketok aja pintunya, Lit? Aku dari tadi gak kemana-mana kok." Tanyaku. "Abis tadi aku denger kamu bilang kan lagi mau ngerjain skripsi, jadi aku takut ganggu makanya gak enak mau ketok pintunya. Kamu udah makan malam belom, Man?" Sambungnya. "Kebetulan aku mau cari makan juga kok sekarang. Yaudah, bareng aja yuk kita cari makan ke depan." Ajakku pada Lita. Lita dengan senang menerima ajakanku dan akhirnya kami makan malam bersama. Saat makan malam kami membicarakan topik seputar kuliah kami masing-masing dan diselingi curhatan Lita tentang hubungan dengan pacarnya yang sudah kandas selama 2 bulan. Setelah makan malam kami mampir ke warung untuk membeli makanan kecil dan minuman dingin, kemudian kami kembali ke tempat kost.
Sesampainya di tempat kost, kami berpamitan ke kamar masing-masing. Akupun kembali berkutat dengan laptop dan skripsiku. Tepat pukul sebelas malam, hp ku berbunyi tanda pesan BBM masuk. Aku pikir mungkin itu Dina, tapi setelah ku lihat ternyata itu BBM dari Lita. Lita memberitahuku bahwa ia sedikit masuk angin dan hendak meminta minyak kayu putih milik Dina, karena minyak kayu putih miliknya habis. Aku pun mengambil dan mengantarkannya ke kamar Lita.
*H : Aku; L : Lita
H : "(tok..tok..tok..) Lit.. ini minyak kayu putihnya."
L : "Iya masuk, Man. Gak dikunci pintunya"
H : "Kamu masuk angin bukan? Mau minum obat?"
L : "Gausah, Man. Biasanya punggungku diolesin minyak kayu putih juga sembuh. Makasih yah. Maaf ni aku ngerepotin dan gangguin kamu ngerjain skripsi."
H : "Gapapa, Lit. Aku juga istirahat dulu ngerjain skripsinya, pegel jari sama mataku."
Tiba-tiba pikiran jahil pun muncul dibenakku. "Lit, kamu bisa gak olesin dipunggung kamu? Mau aku bantu olesin gak, supaya rata angetnya?" Aku pikir Lita sepertinya akan protes sambil bergumam, seperti setiap kali aku bergurau dengannya. "Hmmm, boleh deh, Man.." Aku terkejut saat Lita menjawab seperti itu dan langsung tidur tengkurap sambil membuka setengah kaos coklat yang dikenakannya. Aku diam terpana melihat punggung Lita yang mulus dan kulitnya yang eksotis, karena aku tidak pernah melihat Lita pakai baju terbuka sebelumnya. Kini terpampang jelas punggung seksinya, yang terikat tali bra model bikini berwarna hitam. Dengan sedikit gugup aku mulai meneteskan minyak kayu putih di atas punggungnya. Perlahan ku sentuh dan ku olesi punggungnya. Ku raba dan ku rasakan keindahan kulit Lita diatas telapak tanganku, sampai tak sengaja jariku terkait pada tali bra-nya yang masih terikat. "Ehh.." kata Lita terkejut. "Aduh sorry gak sengaja, Lit! Udah yah olesinnya, takut lepas ni tali bra kamu." Jawabku. Selang bebearapa detik Lita menjawab "Hmmm, lepas aja sih.." Aku tersentak dan terdiam sejenak, terkejut dengan jawabannya. "Eh.., dilepas aja Lit?" Aku coba memastikan. "Iya lepas aja, Man..biar gak kagok dan merata olesinnya.." tegasnya. Perlahan aku pegang tali bra nya dan ku tarik perlahan. Gemetar jari ku saat melepas talinya, sampai akhirnya terlepas semua. Kini aku benar-benar takjub dengan punggung Lita yang mulus dan eksotis. Perlahan ku olesi dan ku pijat punggungnya.
Tiba-tiba hp Lita berbunyi. Saat ku lihat, ternyata itu telepon dari Dina. Aku langsung bangkit dari ranjang milik Lita karena panik. Namun dengan santainya Lita mengangkat tepon. "Halo, kenapa say? Ohh.. cowok lo? Ni cowok lo baru aja nganter minyak kayu putih buat gue. Punya gue abis say, jadi gue minta yang lo dulu gpp yah? Gaenak banget nih badan gue, masuk angin kayanya. Mau ngomong sama Hilman?" Lita langsung memberikan hp nya padaku. Dengan perasaan masih sedikit. gugup ku beranikan menjawab telepon Dina. "Iya halo, yank?" Sapa ku. "Huh, kirain ayank aku kemana. Tadi aku tlp ke hp mu ga diangkat, jadi aku telepon Lita buat nanyain kamu." Jawab Dina. "Iya, hp aku tinggal di kamar kan yank. Tadi kebetulan Lita bilang gaenak badan dan minta minyak kayu putih punya kamu, jadi aku anter ke kamarnya." Balasku dengan tenang. "Oh..iya gapapa yank. Aku cuma khawatir aja barangkali kamu saking sibuknya kerjain skripsi sampe ketiduran dan lupa makan. Makasih ya yank udah nemenin sahabat aku. Yaudah aku mau tidur nih, jangan begadang ya yank, I love you." Aku cukup lega mengetahui bahwa Dina tidak marah.
Setelah itu aku putuskan untuk kembali ke kamar dan menyuruh Lita istirahat, sejujurnya aku masih shock melihat keindahan punggung Lita ditambah telepon dari Dina secara tiba-tiba. Namun sesampainya aku di kamar, keindahan punggung Lita yang eksotis terus membayangiku. Sampai tak terasa aku tertidur dan bermimpi bercinta dengan Lita. Aku terkejut dan terbangun. Sesaat setelah ku sadari bahwa itu hanya mimpi, aku merapikan tugas-tugasku dan kembali tidur.
To be continued soon..
Sebentar ya, nubi mau ambil nafas dulu, Hehehe! Stay tune!