Agen Terpercaya  
 
 
Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.

Indah.. kesayangan papa <update 16 agustus>

Her name is TIka (Edisi Kentang Goreng)

Pukul 5 aku sudah bagun karena harus berangkat menuju kantorku di Jakarta lebih awal. Kemacetan ibu kota akhir akhir ini makin menjadi. Aku tidak ingin terlambat meeting yang telah dijadwalkan pukul 9 pagi bersama para pimpinan perusahaan. Karena aku hanyalah kepala cabang di daerah yang kebetulan mendapat atensi dari pimpinan untuk mempresentasikan ide dan gagasan sehingga meeting ini sangat berarti bagiku.

Pukul 7.30 pagi aku telah sampai di kantor. Karena masih terlalu pagi, baru ada satpam dan office boy yang sedang membersihkan kantor. Aku pun duduk di lobi sambil membaca koran untuk mengisi waktu. Tak lama kemudian muncullah seorang gadis muda dan duduk di meja resepsionis. Karena aku sudah di kantor ini beberapa hari maka aku sudah sedikit mengenal dia.



“Pagi pak beni. Pagi sekali dating ke kantor” sapanya dengan ramah.

“pagi juga mbak tika. Iya nich kepagian hehe” jawabku sambal berusaha akrab.



Kutaksir umurnya mungkin baru 22 an. Dengan dandanan hijab yang simple dan sederhana tapi pancaran kecantikannya tidak dapat dipungkiri lagi. Kulitnya bersih waau tidak terlalu putih, dan deretan senyum yang sungguh manis akan dengan mudah meruntuhkan hati para lelaki. Aku sendiri tidak bosan untuk melirik tika dengan sedikit curi curi pandang.


Setelah meeting selesai dan masuk waktu istirahat, aku bergegas ingin mencari tempat makan di luar kantor. Ketika masuk ke lift terlihat tika juga telah berada di lift dan akan turun. Akupun mendekatinya dan segera menyapanya.



“mbak tika mau makan siang?” tanyaku

“Iya pak.” Jawabnya sambil tersenyum

“makan siang dimana nih. mbak?”

“deket deket saja kok pak” jawabnya

“Yaudah bareng yuk”


Kamipun berjalan beriringan tanpa banyak bicara karena belum begitu akrab. Sampai di lokasi ternyata ramai sekali sehingga tidak ada tempat duduk yang kosong. Akupun berinisiatif mengajaknya ke tempat lain ternyata beberapa tempat sedang tutup.


“Mbak tika, kita makan di solaria aja yuk” ajak ku dengan sopan.

“Jauh pak kalau jalan kaki” jawabnya

“Naik taksi aja lah. yuk”



Tampaknya tidak ada penolakan dari dia. Segera aku memanggil taksi yang parkir tidak jauh dari sana. Kamipun segera masuk dan duduk di kursi belakang. Akupun segera memulai obrolan untuk mengenal dia lebih jauh.

“mbak tika udah lama kerja disini?”.

“baru 4 bulan kok pak”

“oh ya. Aseli Jakarta ya?”tanyaku lagi.

“bukan pak, saya aseli sumedang. Merantau kesini ingin cari pengalaman. Bapak sendiri sampai kapan berada disini?”

“Pantes cantik… orang sumedang gitu loh… haha”candaku sok akrab.

“ah bapak bisa aja”jawabnya sambal malu malu.

“3 hari lagi aku sudah pulang ke jawa tengah kok mbak”kataku.

“Asiiik bisa ketemu istrinya lagi dong. ”candanya.

“Gak lah, istriku udah meninggal mbak beberapa tahun yang lalu.”jawabku sambil tersenyum.

“maaf ya pak. Jadi lancang"

“Gak papa kok mbak. Santai aja, mbak tika sendiri disini ngekost kah?” tanyaku

“Iya pak. Saya kost di depok. di Jakarta mahal2 sih hehe. jadi tiap hari naik KRL sampai di kantor”.



Tak terasa taksi sudah sampai di solaria yang ada di sebuah mall tidak jauh dari kantor. Karena waktu istirahat tidaklah Panjang, kamipun bergegas memesan makanan dan mengobrol ringan. Setelah keluar dari solaria kami melewati beberapa stan di mall yang menjual tas Wanita. Aku lihat dia tertarik melihat sebuah tas yang di pajang di depan stan tapi terlihat ragu untuk mendekatinya.

“Kenapa mbak tika?. Suka ya” tanyaku.

tersipu malu diapun menjawab

“Iya sih pak. Tapi terlalu mahal, bukan kelas saya hehe”

Diapun ijin ke toilet sebentar sebelum keluar mall. Di saat dia pergi ke toilet akupun bergegas menuju toko tersebut dan membeli tas yang disukainya. Aku ingin meberikan dia sedikit kejutan nanti.tak berselang lama dia telah keluar dari toilet. Tampaknya dia tidak terlalu memperhatikan dengan apa yang aku bawa, mungkin karena terburu waktu istirahat mau habis. Akupun segera memesan taksi yang dengan cepat membawa kami ke kantor.



Ketika kami sudah sama sama naik lift. Segera aku berikan bungkusan tas aku beli tadi. Dia tampak kaget dan bertanya.

“Apa ini pak?”

“ada deh… buat mbak tika. Yang udah baik banget mau aku ajak aku makan siang hehe”.

“Aduh pak.. saya jadi sungkan nich…makasih ya pak”katanya dengan tersenyum.

“sama sama mbak. Aku masuk ke ruang meeting dulu ya”kataku segera bergegas meninggalkannya.



Sepulang kantor aku segera menjuju hotel dan langsung tepar. Hingga jam 10 aku terbangun dan mengecek pesan masuk di HPku. Tampak pesan baru dari sebuah nomer yang tidak aku kenal.



“Makasih ya pak beni tas nya. Gak nyangka pak beni baik banget.”

Akupun segera membalasnya.

“sama sama mbak tika 😊, kok tahu nomerku dari mana mbak”.

“kan saya resepsionis pak. Pasti punya catatan nomer hp di buku tamu hehe”.

Kamipun terlibat obrolan Panjang lebar hingga tengah malam.



Hari rabu pagi, rutinitas kantor berjalan seperti biasanya. Hari ini aku sengaja pulang kantor agak telat.. tidak seperti biasanya tika masih ada di kantor dan terlihat agak resah.

“Mbak tika kok belum pulang?” tanyaku.

“belum nich pak. Tadi ada laporan bulanan harus saya selesaiakan.”

“oalah… sekarang sudah clear bisa pulang?” tanyaku Kembali.

“iya pak.. tapi aku ketinggalan KRL nich”katanya dengan agak cemberut.

“yaudah aku antar yuk. hehe” kataku menghiburnya.

“bukanya bapak ke kantor naik taksi?”.

“Gampang lah.. bisa diatur”kataku dengan setengah bercanda.

“OK siap… tika mah nurut aja hihi”.



Kamipun menuruni lift Bersama. Rasa canggung sudah semakin hilang berganti canda tawa.

“Kita makan di mall aja yuk..sekalian cuci mata. Atau kamu udah ada janji sama pacarmu hehe” ajakku sambal meledek dia

“Aku udah putus pak sama pacarku, habis.. egois banget dan kekanak kanakan….”katanya

“Kalau gitu cari pacar yang kebapak-bapakan aja.. haha”.candaku

“Betul juga ya pak hehe”.



Kami pun segera memesan taksi dan melaju menuju mall di Jakarta pusat. Sebuah mall yang lumayan megah. Tak lupa setelah makan aku membelikan dia beberapa baju. Awalnya dia menolak, tapi karena aku paksa akhirnya mau juga. Setelah acara belanja selesai. Kamipun berniat meninggakan mall tersebut.

“oh ya tika, boleh tidak sebelum ke tempatmu mampir bentar ke hotelku menginap. Aku mau naruh laptop dan mandi sebentar”.

“boleh dong pak…. Tapi jangan lama2 ya hehe”.

“ok siap” jawabku.


Taksipun berjalan menuju hotel tempat aku menginap, kamipun turun dari taksi dan berjalan munuju lobi.

“oh ya tika. Kamu mau nunggu disini apa ikut naik ke atas?” tanyaku.

“hmmm…. Ikut naik boleh kan pak?”katanya sedikit ragu.

“ya boleh dong”jawabku.



segera kami masuk ke lift menuju lantai dimana aku menginap. Sesampai di depan kamar,aku pun membuka kunci menggunakan access card dan kamipun segera masuk ke dalam kamar.

“Maaf ya tika kamarnya berantakan. hehe”

Dia tidak menjawab, pandangannya tertuju pada kursi dimana ada baju perempuan masih tertinggal di kursi. Tapi dia tidak bertanya apa apa tentang hal itu.

“Oh ya. Aku disini sama anakku Indah. Tapi dia lagi tidak disini”

“Wah anak bapak udah dewasa yah?” tanyanya

“iya. Udah 18 tahun. Sekarang dia lagi ke tempat budhe nya di Tangerang. Aku mandi dulu bentar ya. Kamu rebahan aja gak papa biar gak capek ya”.



Segera aku pun masuk kamar mandi. Dan segera mandi dengan cepat. Karena lupa mengambil baju ganti, maka hanya dengan melilitkan handuk di pinggang segera aku keluar kamar mandi untuk mengambil baju ganti. Kulihat tika ternyata telah ketiduran di kasur, mungkin karena kelelahan, tanpa membangunkan dia aku mengambil baju ganti dan Kembali ke kamar mandi. Setelah berganti baju aku jadi bimbang antara membangunkan dia atau membiarkan dia tidur.



Kuputuskan untuk duduk di tepi Kasur, kupandangi wajah tika yang sudah melepas hijabnya, wajah yang begitu manis dan cantik sedang terlelab di depanku. Entahlah kenapa aku begitu suka melihat wajahnya, senyumnya. Tapi usiaku terpaut sangat jauh, tangan kananku bergerah membelai rambutnya dengan perlahan sambal terus kupandangi wajahnya.



“Tika bangun”. Kataku perlahan sambil mengelus rambutnya

Kuulangi sekali lagi

“tika…bangun”sambil terus kubelai rambutnya dengan lembut.

Perlahan dia membuka mata. Tampak agak kaget melihat aku duduk di sampingnya apalagi mengelus rambutnya. Tangan kirinya memegang tanganku yang tadi kupakai mengelus rambutnya. Kami saling berpegang tangan dan saling pandang.

“Gimana, pulang sekarang?” kataku dengan lembut sambil memegang tangannya.

Dia hanya mengangguk dengan tatapan sayu.

“Yuk berangkat sekarang”



Diapun beranjak dari Kasur, dan kamipun bergegas meninggalkan kamar. Akupun mulai memberanikan diri menggandeng tika menelusuri Lorong hotel dan tampaknya dia juga tidak menolak. Apakah ini pertanda dia juga menyukaiku? Bagiku membuat dia nyaman adalah lebih penting dari sekedar mengungkapkan perasaan.



Segera aku meminta kunci mobil ke resepsionis yang Sebelumnya aku minta’I tolong untuk mencarikan mobl sewaan yang bisa kupakai 2 hari ke depan. Segera kami memasuki mobil Pajero sport silver dan kamipun melaju kearah tol dalam kota untuk menuju tol kearah depok.

Tampaknya tika banyak diam, segera kuraih tangannya sambal kuawali obrolan

“Tika, maaf ya kalau perbuatanku lancang”kataku

“Gak papa kok pak, saya percaya pak beni orangnya baik dan gak akan macam macam”

“Oh ya, kamu gak malu kan jalan2 sama om om haha”jawabmu mengawali candaan.

“Kalau om om kaya pak beni ya gak lah… masih tampak muda juga hihi”.



Pukul 11.05 kami telah sampai di depok dan jalanan tampak tidak telalu ramai. Aku mengikuti jalan sesuai yang di tunjukkan tika hingga sampai di depan kostnya. Kumatikan mesin mobilku dan memandangnya”.

“Tika, makasih ya udah nemenin aku jalan2 tadi” kataku sambal menggenggam tangannya.

Dia tidak menjawab.hanya menyandarkan kepalanya di lengan kiriku.

“Kenapa tika kamu kok jadi sedih” tanyaku sambil mengelus rambutnya.

“Pak beni 2 hari lagi kan pulang, tika ditinggal dong...” katanya sambil cemberut.

“Yak an tugasku disini udah selesai tika. Aku harus Kembali e kota asalku. Nanti kan kalau akua da tugas kesini kita bisa ketemu lagi dong”. Kataku menghiburnya.

“Tika, aku mau jujur boleh gak?” kataku dengan serius.

“Aku tahu dan sadar usiaku terpaut jauh darimu. Tapi entahlah aku merasa nyaman denganmu. Andaikan aku masih muda mungkin aku sudah mengejarmu untuk menjadi pacarku… tapi aku sadar diri kok. Mungkin aku lebih pantas jadi ayahmu”

“Pak beni, jangan ngomong gitu dong. Jujur tika juga merasa nyaman sama pak beni, punya sikap yang matang dan dewasa, entahlah tika kok jadi sedih mengingat 2 hari lagi pak beni mau pulang ke jawa”.

“Jadi gimana dong tika? bener kamu mau pacaran sama om om kayak aku?.”tanyaku menegaskan.

“Tika mau… tapi apa pak beni serius menjalin hubungan?, apalagi kita berjauhan. tika cari orang yang serius untuk masa depan”. katanya

“Di umurku sekarang, menjalin hubungan untuk apa main main. Aku serius sayang kamu tika. Aku pasti akan datang lagi untuk kamu suatu hari”.

Segera kukecup keningnya dan dia tampak pasrah Ketika aku mendaratkan ciuman di keningnya.

Dia tampak enggan untuk turun dari mobil.

“Apa kamu mau ikut lagi aku balik ke Jakarta? Bobo di hotelku?”kataku menawarkan.

“iya … aku masih pingin bersama”.katanya.

“Kamu jangan panggil aku pak dong..hehe”.kataku sedikit protes.

“Yaudah aku panggil mas beni aja ya.. tapi kalau di kantor ya tetep pak lah” katanya.

“Yaudah tika, kamu ambil bajumu untuk kerja besok. kita menginap di hotelku.. Besok kita berangkat sama2 ke kantor dari hotel.”

"OK tunggu bentar ya" katanya dan bergegas turun dari mobil.


<Bersambung>
 
Terakhir diubah:
Gaple Online Indonesia
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
Back
Top
We are now part of LS Media Ltd