Pasang iklan, hanya lewat Contact Us.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
Waspada penipuan iklan. Klik di sini untuk melihat daftar penipu.
-
Alamat alternatif sudah baru gan.
Bookmark alamat ini gan : https://bit.ly/ceksemprot
Atau buka dengan VPNIkuti alamat terbaru dari forum di : Follow Twitter @SemprotCom
CERBUNG - TAMAT Indri : Perselingkuhan dengan Binor yang Teman Sekantor
- Thread starter ufpuntadewa
- Start date
papamintapulsa
Senpai Semprot
Lanjutkan hu
royal_flush
Semprot Baru
- Daftar
- 26 Dec 2015
- Post
- 49
- Like diterima
- 32
Berkelas ini..
sukakludah
Adik Semprot
- Daftar
- 18 Oct 2019
- Post
- 123
- Like diterima
- 52
Top markotop bangettt
pozolombohi
Semprot Kecil
- Daftar
- 17 Jul 2017
- Post
- 68
- Like diterima
- 37
mantap suhu...nunggu nunggu ah
ciloek
Semprot Kecil
like euy
mantaps pisan
mantaps pisan
mralwaysontime
Semprot Baru
- Daftar
- 6 Nov 2015
- Post
- 38
- Like diterima
- 45
Lanjoooott
ufpuntadewa
Semprot Lover
- Daftar
- 26 Aug 2014
- Post
- 261
- Like diterima
- 5.210
PART VIII
---------------
"Aaaggh.. Lebih gede dari punya suami kamu kan.. Sshhh aaghh..", rintih gw yg ditanggapi anggukan pelan kepala Indri.
"Sshhh Maass.. Iyyahh gedean kamu sshhh.. Gemess Maass..", jawab Indri yg masih terpana dengan kontol gw yg sedang digenggamnya kuat.
"Aagghh iyya sayaang.. Apanya yang gede sayaang?..", tanya gw berusaha memancing Indri untuk berbicara lebih vulgar.
"Sshhh.. Kontol Masss sshhh.. Kontol kamu Masss.. Hufff sayaang, gemes ssayaang.. Gemess kerasss banget kontol kamu sshhh.. Mwwah slrrrpp.. Glukk glukk glukkk..", setelah sempat dicengkeram kuat dan dikocok2 kasar, kembali mulut Indri menyambar batang kontol gw. Namun bukan hanya mencium dan menjilati kepala kontol gw, bibir Indri menganga dan dengan cepat melumat setengah kontol gw masuk ke dalam mulutnya. Seketika di saat gw menikmati pemandangan batang kontol gw yg terbenam di dalam mulut Indri, sensasi basah dan hangat akibat dibanjiri liur Indri pun langsung menyelimuti batang kontol gw.
"OUUGGHH.. AAGGHH.. YEESSS SSHHH.. Sayaang.. Sshhh yesss enak banget AAAGGH..", bukan hanya karena menikmati hisapan mulut Indri, namun membayangkan bahwa seorang wanita bersuami yg ga lain adalah rekan kerja gw sendiri sedang begitu rendahnya gw jadikan pelampiasan nafsu kontol gw bahkan melalui mulutnya, membuat syahwat gw semakin meledak2 saat itu. Seolah sejalan dengan perasaan yg sedang gw nikmati, batang kontol gw terasa semakin sesak dan penuh menegang di dalam mulut Indri, seakan ga cukup hanya berdiam diri membiarkan mulut Indri aktif sendiri. Terlebih hanya bibir tebal Indri saja yg tampak bergerak maju mundur membasahi setengah batang kontol gw yg terlalu panjang dan berurat itu.
"Glukk.. Glukk.. Glukk.. Nggg eegghh.. Glukk glukk.. Ohoeek.. Glukk ohoeek.. Aaacchh sayaang sshhh..", Indri pasrah saja ketika sedang mengulum setengah kontol gw tiba2 pinggang gw pun ikut menyodok2 maju kontol gw agar masuk lebih dalam ke mulutnya. Beberapa kali Indri sempat tersedak saat bibir nya ga mampu mengatup menahan desakan kontol gw yg semakin dalam, bahkan tangannya ga lagi menggenggam batang kontol gw melainkan pasrah berpegangan di sela2 jembut lebat di pangkal kontol gw.
"Ohoeekk.. Ohoeekk.. Khhaakk.. Aaacchh sshhh.. Glekk.. Aacch sayaang.. Glukk glukk.. Sayaang.. Glukk glukk..", Indri cuek saja meski harus menahan sodokan2 kasar kontol gw yg sampai mentok di tenggorokan nya. Dengan liur yg ga tertahan terus membanjiri mulutnya, tampak berkali2 Indri refleks menelan ludahnya sendiri tanpa gw beri jeda sama sekali.
"OUUGHH.. OUUGHH.. AAAGHH GILAK.. ENAK BANGET SAYAANG AAGGHH.. Teruss sshhh.. Teruss sshhh.. Puasin kontol ku sayaang sshhh..", gw pun ga mampu menahan untuk ga mengerang keenakan setiap Indri pasrah menerima hujaman kontol gw di mulutnya. Bahkan pinggang gw semakin cepat menyodok2 kan kontol gw di hadapan wajah Indri sambil tangan gw refleks menggulung dan menjambak rambut panjang Indri.
"Khhakk.. Khhakk.. Khhakk.. Glekk slrrrpp glukk gluuk gluuk slrrpp.. Eeghh.. Ouughh sayaang sshhh.. Ouuggh slrrpp slrrpp.. Mwwahh.. Kerass bangett uughh..", Indri ga mampu berbuat apa2 mengikuti tempo sodokan kontol gw sehingga hanya pasrah berpegangan dengan kedua tangannya mencengkeram pantat gw. Selebihnya hanya mulut dan wajah Indri saja yg benar2 menyambut serangan bertubi2 kontol gw untuk beberapa saat, mulai dari mengocok2 seisi mulut nya, sampai mencuat keluar lalu pasrah dibiarkan Indri bergesekan dengan sekujur wajahnya sambil coba dicium dan dijilati lidahnya.
Hampir gw mencapai klimaks saking terlalu membiarkan hasrat gw hanyut menikmati kuluman mulut Indri. Namun saat gw tersadar bahwa batang kontol gw mulai berkedutan, dengan cepat gw tarik keluar kontol gw dari mulut Indri lalu gw tarik kedua tangan Indri ke atas hingga dia pun berdiri. Indri yg berdiri dengan tubuh kurus telanjangnya yg masih ditutupi BH, rambut panjang yg berantakan dan berkeringat, serta sekujur bibir merah nya basah berkilau, dengan lunglai menurut saja saat tangan kanannya gw angkat ke belakang punggung gw lalu disusul punggung dan kedua paha nya gw gendong tinggi. Terasa lebih berat memang menggendong tubuh Indri dengan posisi itu, namun ga berlama2 gw pun langsung coba menaiki ranjang sambil menggendong Indri lalu segera menjatuhkan kembali badan kami berdua di atas kasur.
“Eegh.. Hhah Mas sshhh.. Ough aaghh Mas.. Mwwah slrrpp slrrp mwwah.. Sshhh Maass..”, Indri dalam posisi tubuh terlentang di atas kasur menyambut ciuman2 bibir gw mulai dari pundak lalu ke leher sampai bibir nya. Dalam posisi tidur menyamping di sisi kanan tubuh Indri, gw pun terus menikmati cumbuan mesra antar bibir dan lidah kami sambil tangan kanan gw mengusap2 paha dan selangkangan Indri.
“HMMMPPP.. HMMMPP.. OUUGHH MAS SSHHH.. MAS SSHHH AAAGHH.. AAGHH..”, bibir Indri berhenti membalas ciuman bibir gw saat kembali jari2 tangan gw mengusap belahan memek basahnya sambil menelusup masuk lalu mengorek2 lubang memek nya yg sudah sangat licin dan lengket.
“Mas.. Oughh Mas.. Oughh.. Oughh.. AAAGHH.. Sssayaang AAAGHH.. Iyyaah.. Iyyaah ssayang.. Iyyaah AAWWW MAASS..”, desahan2 Indri membuat gw semakin gemas untuk lebih kasar mengorek dan mengocok2 lubang memek nya, dengan jari tengah tangan gw terbenam penuh dan terus gw paksa masuk lebih dalam di lubang memek Indri dan telapak tangan gw yg bergesekan dengan bulu2 jembut tipis dan kasar di selangkangan nya itu.
Untuk beberapa saat gw begitu menikmati sekujur tubuh Indri yg terlentang pasrah ini. Tangan kanan nya yg masih terangkat tinggi pun ga luput dari rakusnya ciuman bibir gw. Dengan jelas dan sangat dekat ketiak Indri terpampang di hadapan wajah gw sampai dapat lidah gw jilati sepuasnya setiap lipatan dan pori2 ketiak nya itu. Bergantian lalu ciuman gw beralih ke kedua puting mungil tetek Indri yg langsung mencuat tinggi saat cup BH putihnya gw angkat ke atas dada nya. Badan Indri menggelinjang hebat sampai terangkat2 sendirinya setiap ujung lidah gw menjilat2 kedua puting nya dengan tempo cepat sambil tiba2 bibir gw mengulum dan menyedot2 nya kuat. Selangkangan Indri pun ga berdaya dan hanya mampu menahan desakan2 kenikmatan nya sendiri saja, saat posisinya terkunci akibat kaki kanannya gw angkat dan gw lebarkan ke belakang kaki gw sehingga tangan gw lebih bebas menjamah memek nya yg semakin terbuka lebar pula itu
Merasa hari sudah semakin malam karena melihat gelapnya langit di luar jendela, gw pun mulai bersiap2 menuntaskan persetubuhan gw dan Indri ini. Baru gw mulai bangkit dari posisi tidur meninggalkan tubuh Indri yg tergeletak lemas begitu saja di atas kasur, suara hape bergetar2 dari atas meja TV mengagetkan gw begitu juga Indri.
“Eh? Hape ku yah?”, pekik Indri kaget namun ga mampu bergerak bangun, hanya wajahnya saja yg melirik gw yg sedang duduk di samping kakinya.
“Iya tuh kayanya.. Mau dijawab?”, tanya gw lebih dulu ga bermaksud sembarangan melihat hape Indri.
“Eh iya boleh, tolong dong Mas..”, pinta Indri dengan manja masih dalam posisi terlentang mengangkang ga berdaya. Gw pun bangkit mengambil hape Indri, tampak di layar hape Indri telepon masuk dari seseorang bernama “HUSBAND” yg pastilah suami nya. Setelah menyerahkan hape itu, Indri pun tampak panik dan tiba2 bertenaga untuk bangkit duduk dengan tubuh telanjang nya itu. Namun sia2, panggilan di hape Indri pun berakhir mungkin karena terlalu lama dijawabnya.
“Aduh! Dia nelpon lagi, tumben banget. Duh.. Hmm.. Bentar yah, ssttt..”, Indri memberi isyarat agar gw diam saat dia mencoba menelepon balik suaminya, sambil duduk dengan kedua pahanya terlipat ke samping dan sebuah bantal besar dipangkunya menutupi paha telanjangnya itu.
Dalam suasana kamar yg hening tanpa suara TV dan hanya sayup2 suara kendaraan lalu lalang dari luar hotel, Indri berbicara dengan suaminya melalui hape sambil sesekali melirik gw yg hanya duduk diam di hadapan nya. Sesaat gw hanya memperhatikan karena penasaran ada apa suaminya tiba2 telepon, namun gw mulai merasa lega setelah tau sepertinya suami Indri hanya mengabari bahwa dia baru akan jalan pulang saja, disusul obrolan2 santai lainnya yg disahut santai oleh Indri seperti layaknya seorang istri ke suami biasanya. Ga tahan melihat Indri teleponan dalam kondisi tubuh telanjang begitu, nafsu gw pun kembali naik ke ubun2. Hasrat untuk kembali menyentuh tubuh Indri begitu ga tertahankan meski berkali2 tangan Indri memberi isyarat agar gw tetap duduk diam.
“Hmm gitu.. Iyah.. Bebas sih terserah Papih ajah.. (Eh?.. Eh?.. SSttt!)”, ketika Indri sedang sibuk menyahut suami nya di telepon, refleks isyarat mulut nya bergerak tanSpa suara saat gw tiba2 bergerak mendekati tubuhnya, disusul dengan cuek gw merebahkan kepala gw di atas bantal yg sedang dipangku di paha kanannya.
“Iya.. Hmm ngga apa2 itu juga boleh Pih.. Mami pesen yang kaya biasa aja pokoknya yah..”, suara obrolan Indri lagi yg sepertinya sedang membahas makanan yg akan dibawa pulang oleh suami nya.
“Hmm.. Iya Pih.. Ohh boleh boleh.. Iya.. Iya ngga apa.. Iya iya..”, Indri awalnya terus sibuk ngobrol tanpa memperhatikan gw yg tidur di pangkuannya sambil terus menatapi wajah dan tubuhnya, terlebih perut dan tetek Indri yg benar2 tepat berada di sisi wajah gw. Namun akhirnya Indri pun hanya menyahut2 ringan saat perhatiannya mulai teralihkan menatap gw balik, saat sebelah tangannya gw raih dan gw letakkan di pipi gw sambil sesekali gw kecup telapak tangannya.
“Hmm.. He ehh.. Trus?.. Ohh.. He ehh.. Iyah..”, di sela2 obrolan nya refleks tangan Indri pun bergerak dengan sendirinya mengusap2 wajah gw. Sambil tersenyum manis Indri seolah memanjakan gw sambil dielus2 nya pipi, dagu, dan rambut gw. Diperlakukan seperti itu oleh Indri pun semakin menambah hasrat gw untuk terus bermanjaan dengannya.
“Iya masih kok.. Masih di tol ini Mami.. Hmmmm masih jauh sih..”, seketika sambil menggumam, Indri melotot ke arah gw saat tangan gw mulai iseng meraba lengan kanan nya, lalu naik ke pundaknya sambil menarik turun ke samping tali tipis BH nya.
“Iyah.. Hmmm nanti Mami kabarin deh yah.. (Sayaang.. Heiii sayaang.. Noo..)”, kembali isyarat mulut Indri memohon agar gw berhenti bertindak lebih jauh saat dia sedang coba berbicara dengan suami nya saat itu, sambil tetap kedua matanya melototi gw dan tangannya coba menahan gerakan tangan gw yg sudah berhasil menurunkan tali BH nya sampai ke siku lengannya.
“Duhh.. Ehmm.. He ehh, he ehh.. Ehmmm iyyah.. (Aahh.. Aahh.. HMMMPPP..)”, Indri meringis tanpa suara disusul menutup rapat2 bibirnya di tengah berusaha tetap menyahuti suami nya, saat dengan mudah cup BH kanannya gw tarik turun ke bawah hingga kembali puting tetek nya menonjol tepat di atas wajah gw, lalu dengan lidah menjulur ke atas gw jilati puting tetek Indri itu berkali2.
Sempat telapak tangan Indri coba menutupi tetek nya yg terbuka, namun ga bertahan lama saat tangan gw lebih kuat menarik balik tangannya sampai tetek nya kembali terbuka. Tingkah Indri yg sibuk ngobrol sambil berusaha menutupi dada nya justru membuat gw semakin bernafsu mengerjai tubuhnya. Bukan hanya menjilat puting tetek nya, langsung gw jepit dan kulum puting tetek Indri menggunakan bibir gw disertai hisapan2 kecil seperti bayi yg sedang netek di pangkuan ibu nya. Ntah percakapan apa yg masih berlanjut antara Indri dan suami nya, hanya mata gw yg tertuju memperhatikan ekspresi wajah Indri yg sesekali memejamkan mata dengan mulut menganga tanpa suara menahan rasa geli dan nikmat di puting tetek nya.
“Ehmmm.. Iyah iyah.. Mami yaa.. Yaa nanti lah Pih dikabarin lagi.. (Ouuhh.. Eeeghh sayang.. Ouuhh..)”, Indri tampak berusaha secara ga langsung menyudahi sesi teleponan dengan suami nya saat ga berdaya menahan nafsu nya sendiri. Tampak bukan hanya ekspresi wajah Indri yg kewalahan namun juga dada nya yg bergerak ga beraturan menyambut hisapan demi hisapan mulut gw di puting tetek nya.
“Ehmm.. Okey Pi.. Hmmmmmm.. Udah jalan kan?.. Ehmm.. Nggg hati2 yah.. (Ssshh.. Sayaang.. Sayaang.. Aahhh.. Aahhh.. Aahhh..)”, untuk beberapa saat obrolan Indri dan suami nya masih saja terus berlanjut. Dengan nafsu yg menggebu2 gw bahkan lebih nekat merayap naik menyusuri dada Indri demi melahap tetek kirinya.
Seketika posisi wajah gw sudah langsung berhadapan dengan puting tetek kiri Indri yg dengan cepat turut gw emut2 pula. Tangan kanan Indri kembali sempat menahan wajah gw, namun justru gw cengkeram dan tarik sambil mengarahkan nya ke selangkangan gw. Dengan pasrah Indri pun hanya menurut saja menggenggam batang kontol tegang gw, di saat puting tetek kirinya sedang dilayani oleh jilatan2 nakal lidah gw yg sedang berbaring di atas bantal yg dipangkunya. Sensasi yg sungguh ga tergambarkan melihat Indri yg sedang menelepon suaminya justru sibuk mengocok2 lembut kontol gw yg hanya pria asing di belakang suaminya itu sendiri. Sama seperti Indri, akhirnya gw pun ikut kewalahan menahan suara gw sendiri bahkan hanya untuk sekedar melenguh keenakan menikmati kocokan2 tangan Indri saat itu.
"Pih.. Pih.. Nanti nggg Mami kabarin lagi yahh.. Lowbatt.. Yahh?", dengan tegas dan mengarang alasan Indri kembali berusaha mengakhiri telepon bersama suaminya, sambil tangannya tetap bertahan mengocok2 kontol gw.
"Iyah.. Okay Pih.. Ehmmm.. Papih juga, hati2 ya Pih.. Iyah.. Bye..", lanjut Indri sambil mengangguk2 dengan mulut menganga menahan geli di tetek nya. Saat itu gw sudah makin ga berdaya menikmati kocokan tangan Indri, sampai2 refleks tetek Indri dengan gemas gw remas kuat sambil menariknya ke wajah gw disusul sebuah hisapan kuat mulut gw di puting tetek Indri itu.
"Sshhh.. Hihihi.. Gimana? Udahan kan?", gw mulai kembali bersuara saat Indri tampak sudah menyudahi panggilan telepon nya.
"Iih Mas, udah jam segini loh..", sahut Indri yg menatapi gw panik menyadari hari semakin malam, apalagi setelah mendapat kabar dari suaminya tadi. Kocokan tangan Indri di kontol gw pun sesaat kemudian terhenti meski genggaman nya ga lepas sama sekali dari selangkangan gw.
"Hmm.. Cupp.. Cupp.. Baru jalan kan dia? Cupp.. Cupp.. Bentar yah sayang, nemenin aku di sini dulu..", rayu gw yg mengecup2 lembut dada dan perut Indri, sambil tangan gw kembali mengarahkan genggaman tangan Indri untuk jangan berhenti bergerak naik turun di kontol gw.
"Uuughh Mass.. Sshhh aaach Mass.. Sshhh sayaang sshhh.. Aaacchh sayaang.. Eegghh..", desah Indri dengan mata terpejam saat kecupan bibir gw semakin naik menelusuri dada, pundak, hingga lehernya bersamaan dengan tangannya yg kembali mengocok2 lembut batang kontol gw.
Lalu perlahan tubuh Indri pun pasrah terjatuh ke belakang hingga berbaring di kasur saat gw dengan lembut mendorong sambil terus mencumbu tubuhnya itu. Gw singkirkan bantal tadi dari paha Indri hingga selangkangan nya kembali terbuka bebas, lalu dalam posisi tubuh Indri terlentang gw pun berpindah mengambil posisi berlutut di antara kedua lutut Indri dengan tangan Indri masih berusaha mengocok2 lembut kontol gw yg semakin tegang di hadapan selangkangan nya.
"Nnooo.. AAAAGHH MASSS.. UUUGHH MASSS SSHHH.. AAAGHH..", pekik Indri saat tangan gw mengambil alih kontol gw sendiri dari genggaman nya, disusul gerakan tangan gw menggesek2 kan ujung kontol gw tepat di belahan memek nya.
"Masss AAACCH PELANNN.. AAACCH MMPPPPH SSHHH.. Sayaang.. Sayaang SSHHH..", Indri hanya mampu mencengkeram paha gw lalu menutup mulut nya sendiri saat merintih merasakan gesekan ujung kontol gw semakin dalam menelusup belahan memek nya, hingga "JLEBB.." dengan mudah kepala kontol gw yg sudah merekah keras menembus lubang memek Indri lagi.
"UUUOOOGGHH!! Hhaah.. AAAARRGGHH MAASSS SSHHH!!..", seketika Indri berteriak lepas sambil kedua tangannya mencengkeram kuat sprei kasur, disusul gerakan pinggul nya yg terangkat sehingga batang kontol gw pun ikut tertarik semakin masuk ke dalam lubang memek nya.
"YYYEEAAHH! YESSS.. AAAARGGH MASSS! SSSTOPP AAACCHH..", jerit Indri lagi saat kedua tangan gw menahan pinggul nya yg terangkat sambil gw dorong lebih maju lagi batang kontol gw menembus masuk lebih dalam ke lubang memek nya. Tanpa butuh waktu lama seluruh batang kontol gw pun kembali terbenam di dalam memek Indri sampai pangkal kontol gw langsung menyentuh daging belahan memek nya yg basah dan licin itu.
Gw lalu meluruskan kedua kaki gw ke belakang hingga posisi selangkangan gw benar2 menindih selangkangan Indri. Sambil kedua tangan gw mulai bertumpu ke kasur di samping dada Indri, perlahan gw mulai menggenjot lembut lubang memek Indri sambil memastikan seluruh batang kontol gw benar2 sudah di posisi mantap dijepit dinding2 memek Indri agar ga tiba2 terlepas begitu saja. Semakin gw genjot pelan, semakin terasa sekujur urat kontol gw menegang dan membuatnya lebih keras dan sesak memenuhi seisi rahim Indri hingga terkunci oleh lubang memek nya.
"Oughh.. Oughh.. Oughh aaghh.. Sayang.. Aaghh.. Aaghh sayang.. Sshhh ouggh.. Hhahhh..", desah Indri setiap gw dorong lebih dalam kontol gw, refleks kedua paha nya pun turut terangkat menekuk di sisi pinggang gw.
"Hhahh.. Hhahh.. AAAGHH.. Sshhh.. AAGHH.. AAGHH sayyy.. AAGHH.. OUGGHH SAYAANG.. Eeegghh sshhh..", desahan Indri berubah menjadi erangan kuat setiap gw sodok dengan keras lubang memek nya sampai terasa ujung kontol gw mentok di rahim nya. Begitu pula suara2 berisik selangkangan gw setiap kencang menubruk selangkangan Indri yg sedang mengangkang.
"Eeegh.. Hhah.. Aach.. Hhah.. EEGH.. EEGH.. EEGH.. EEGH SAYAANG.. EEGH.. SSAYANG AAKHH.. AAKHH..", Indri terus mengerang semakin jelas saat tubuh gw menindih rapat dada nya yg masih setengah tertutup cup BH itu, sambil terus gw sodok dalam2 memek nya yg ga berdaya terhimpit di bawah selangkangan gw.
"Aagh.. Aagh.. Eegh.. Enak sayang.. Huff enak banget entotin kamu sayaang.. Aaghh.. Shhh aaggh..", bisik gw tepat di sisi wajah Indri sambil dada gw menindih kuat kedua tetek mungil nya. Telapak tangan gw pun dengan gemas mencengkeram kepala dan rambut Indri yg wajahnya pasrah menengadah ke atas dengan mulut menganga dan terus mengerang tanpa henti.
"EEGH.. EEGH.. Iyyah.. Aakhh iyyah sayang.. OUGHH.. OUGHH.. Teruss.. OUGHH.. Teruss sayaang.. Sshhh tekan teruss.. AUUW HHH.. AUWW!" Indri pun semakin terlena menikmati sodokan2 kontol gw yg mentik di dalam rahimnya, sampai kedua tangan Indri memeluk erat bahkan mencengkeram pinggang gw yg terus2an menyentak selangkangan nya.
"Sshhh begini sayang.. EEGH! EEGH! EEGH! AAGHH enak sayaang?", bisik gw lagi sambil menarik agak jauh batang kontol gw lalu dengan kuat menyodok paksa ujung kontol kembali di dalam memek Indri.
"AARGH! AARGH SAYAANG.. AARGH YESSS.. SAYANG AARGH! AARGH! Yesss pleassse terusin sayaang!", refleks Indri setiap tersentak rahim nya oleh sodokan2 kasar ujung kontol gw.
"OUGHH.. OHH MY GOD.. AAARGH! OH MY GOD.. OH MY GOD EEEGHH SAYAANG.. Terusss.. Enaaak.. AARGH SSAYAANG!", jeritan Indri semakin menjadi2 bersamaan dengan kedua paha dan betis nya yg terasa tegang membekap pantat gw. Posisi tubuh gw pun justru seperti terkunci oleh Indri yg berbalik mendekap begitu erat tubuh gw di saat kontol gw masih tertanam dalam di memek nya.
Melihat Indri yg justru begitu bernafsu menerima perlakuan kasar gw di selangkangan nya, ditambah gesekan2 licin tubuh telanjang kami berdua yg sudah sangat basah oleh keringat, membuat gw semakin lupa diri ingin terus menikmati tubuh Indri. Gw sudah ga peduli dengan basahnya keringat Indri yg bercucuran di wajah dan lehernya sampai turut membasahi wajah gw juga, yg di saat bersamaan kucuran keringat gw pun terus membanjiri sekujur dada Indri. Sudah ga tergambarkan seperti apa aroma keringat dan parfum di tubuh Indri saat itu, namun yg pasti seperti terus membangkitkan tenaga gw setiap dengan jelas aroma tubuhnya itu tercium oleh hidung gw. Posisi gw dan indri yg saling berpelukan erat dan berbagi peluh serta kehangatan itu terasa seperti seolah2 kedua tubuh kami sudah saling menyatu dan enggan gw lepas meski sesaat.
(BERSAMBUNG KE PART IX)
---------------
"Aaaggh.. Lebih gede dari punya suami kamu kan.. Sshhh aaghh..", rintih gw yg ditanggapi anggukan pelan kepala Indri.
"Sshhh Maass.. Iyyahh gedean kamu sshhh.. Gemess Maass..", jawab Indri yg masih terpana dengan kontol gw yg sedang digenggamnya kuat.
"Aagghh iyya sayaang.. Apanya yang gede sayaang?..", tanya gw berusaha memancing Indri untuk berbicara lebih vulgar.
"Sshhh.. Kontol Masss sshhh.. Kontol kamu Masss.. Hufff sayaang, gemes ssayaang.. Gemess kerasss banget kontol kamu sshhh.. Mwwah slrrrpp.. Glukk glukk glukkk..", setelah sempat dicengkeram kuat dan dikocok2 kasar, kembali mulut Indri menyambar batang kontol gw. Namun bukan hanya mencium dan menjilati kepala kontol gw, bibir Indri menganga dan dengan cepat melumat setengah kontol gw masuk ke dalam mulutnya. Seketika di saat gw menikmati pemandangan batang kontol gw yg terbenam di dalam mulut Indri, sensasi basah dan hangat akibat dibanjiri liur Indri pun langsung menyelimuti batang kontol gw.
"OUUGGHH.. AAGGHH.. YEESSS SSHHH.. Sayaang.. Sshhh yesss enak banget AAAGGH..", bukan hanya karena menikmati hisapan mulut Indri, namun membayangkan bahwa seorang wanita bersuami yg ga lain adalah rekan kerja gw sendiri sedang begitu rendahnya gw jadikan pelampiasan nafsu kontol gw bahkan melalui mulutnya, membuat syahwat gw semakin meledak2 saat itu. Seolah sejalan dengan perasaan yg sedang gw nikmati, batang kontol gw terasa semakin sesak dan penuh menegang di dalam mulut Indri, seakan ga cukup hanya berdiam diri membiarkan mulut Indri aktif sendiri. Terlebih hanya bibir tebal Indri saja yg tampak bergerak maju mundur membasahi setengah batang kontol gw yg terlalu panjang dan berurat itu.
"Glukk.. Glukk.. Glukk.. Nggg eegghh.. Glukk glukk.. Ohoeek.. Glukk ohoeek.. Aaacchh sayaang sshhh..", Indri pasrah saja ketika sedang mengulum setengah kontol gw tiba2 pinggang gw pun ikut menyodok2 maju kontol gw agar masuk lebih dalam ke mulutnya. Beberapa kali Indri sempat tersedak saat bibir nya ga mampu mengatup menahan desakan kontol gw yg semakin dalam, bahkan tangannya ga lagi menggenggam batang kontol gw melainkan pasrah berpegangan di sela2 jembut lebat di pangkal kontol gw.
"Ohoeekk.. Ohoeekk.. Khhaakk.. Aaacchh sshhh.. Glekk.. Aacch sayaang.. Glukk glukk.. Sayaang.. Glukk glukk..", Indri cuek saja meski harus menahan sodokan2 kasar kontol gw yg sampai mentok di tenggorokan nya. Dengan liur yg ga tertahan terus membanjiri mulutnya, tampak berkali2 Indri refleks menelan ludahnya sendiri tanpa gw beri jeda sama sekali.
"OUUGHH.. OUUGHH.. AAAGHH GILAK.. ENAK BANGET SAYAANG AAGGHH.. Teruss sshhh.. Teruss sshhh.. Puasin kontol ku sayaang sshhh..", gw pun ga mampu menahan untuk ga mengerang keenakan setiap Indri pasrah menerima hujaman kontol gw di mulutnya. Bahkan pinggang gw semakin cepat menyodok2 kan kontol gw di hadapan wajah Indri sambil tangan gw refleks menggulung dan menjambak rambut panjang Indri.
"Khhakk.. Khhakk.. Khhakk.. Glekk slrrrpp glukk gluuk gluuk slrrpp.. Eeghh.. Ouughh sayaang sshhh.. Ouuggh slrrpp slrrpp.. Mwwahh.. Kerass bangett uughh..", Indri ga mampu berbuat apa2 mengikuti tempo sodokan kontol gw sehingga hanya pasrah berpegangan dengan kedua tangannya mencengkeram pantat gw. Selebihnya hanya mulut dan wajah Indri saja yg benar2 menyambut serangan bertubi2 kontol gw untuk beberapa saat, mulai dari mengocok2 seisi mulut nya, sampai mencuat keluar lalu pasrah dibiarkan Indri bergesekan dengan sekujur wajahnya sambil coba dicium dan dijilati lidahnya.
Hampir gw mencapai klimaks saking terlalu membiarkan hasrat gw hanyut menikmati kuluman mulut Indri. Namun saat gw tersadar bahwa batang kontol gw mulai berkedutan, dengan cepat gw tarik keluar kontol gw dari mulut Indri lalu gw tarik kedua tangan Indri ke atas hingga dia pun berdiri. Indri yg berdiri dengan tubuh kurus telanjangnya yg masih ditutupi BH, rambut panjang yg berantakan dan berkeringat, serta sekujur bibir merah nya basah berkilau, dengan lunglai menurut saja saat tangan kanannya gw angkat ke belakang punggung gw lalu disusul punggung dan kedua paha nya gw gendong tinggi. Terasa lebih berat memang menggendong tubuh Indri dengan posisi itu, namun ga berlama2 gw pun langsung coba menaiki ranjang sambil menggendong Indri lalu segera menjatuhkan kembali badan kami berdua di atas kasur.
“Eegh.. Hhah Mas sshhh.. Ough aaghh Mas.. Mwwah slrrpp slrrp mwwah.. Sshhh Maass..”, Indri dalam posisi tubuh terlentang di atas kasur menyambut ciuman2 bibir gw mulai dari pundak lalu ke leher sampai bibir nya. Dalam posisi tidur menyamping di sisi kanan tubuh Indri, gw pun terus menikmati cumbuan mesra antar bibir dan lidah kami sambil tangan kanan gw mengusap2 paha dan selangkangan Indri.
“HMMMPPP.. HMMMPP.. OUUGHH MAS SSHHH.. MAS SSHHH AAAGHH.. AAGHH..”, bibir Indri berhenti membalas ciuman bibir gw saat kembali jari2 tangan gw mengusap belahan memek basahnya sambil menelusup masuk lalu mengorek2 lubang memek nya yg sudah sangat licin dan lengket.
“Mas.. Oughh Mas.. Oughh.. Oughh.. AAAGHH.. Sssayaang AAAGHH.. Iyyaah.. Iyyaah ssayang.. Iyyaah AAWWW MAASS..”, desahan2 Indri membuat gw semakin gemas untuk lebih kasar mengorek dan mengocok2 lubang memek nya, dengan jari tengah tangan gw terbenam penuh dan terus gw paksa masuk lebih dalam di lubang memek Indri dan telapak tangan gw yg bergesekan dengan bulu2 jembut tipis dan kasar di selangkangan nya itu.
Untuk beberapa saat gw begitu menikmati sekujur tubuh Indri yg terlentang pasrah ini. Tangan kanan nya yg masih terangkat tinggi pun ga luput dari rakusnya ciuman bibir gw. Dengan jelas dan sangat dekat ketiak Indri terpampang di hadapan wajah gw sampai dapat lidah gw jilati sepuasnya setiap lipatan dan pori2 ketiak nya itu. Bergantian lalu ciuman gw beralih ke kedua puting mungil tetek Indri yg langsung mencuat tinggi saat cup BH putihnya gw angkat ke atas dada nya. Badan Indri menggelinjang hebat sampai terangkat2 sendirinya setiap ujung lidah gw menjilat2 kedua puting nya dengan tempo cepat sambil tiba2 bibir gw mengulum dan menyedot2 nya kuat. Selangkangan Indri pun ga berdaya dan hanya mampu menahan desakan2 kenikmatan nya sendiri saja, saat posisinya terkunci akibat kaki kanannya gw angkat dan gw lebarkan ke belakang kaki gw sehingga tangan gw lebih bebas menjamah memek nya yg semakin terbuka lebar pula itu
Merasa hari sudah semakin malam karena melihat gelapnya langit di luar jendela, gw pun mulai bersiap2 menuntaskan persetubuhan gw dan Indri ini. Baru gw mulai bangkit dari posisi tidur meninggalkan tubuh Indri yg tergeletak lemas begitu saja di atas kasur, suara hape bergetar2 dari atas meja TV mengagetkan gw begitu juga Indri.
“Eh? Hape ku yah?”, pekik Indri kaget namun ga mampu bergerak bangun, hanya wajahnya saja yg melirik gw yg sedang duduk di samping kakinya.
“Iya tuh kayanya.. Mau dijawab?”, tanya gw lebih dulu ga bermaksud sembarangan melihat hape Indri.
“Eh iya boleh, tolong dong Mas..”, pinta Indri dengan manja masih dalam posisi terlentang mengangkang ga berdaya. Gw pun bangkit mengambil hape Indri, tampak di layar hape Indri telepon masuk dari seseorang bernama “HUSBAND” yg pastilah suami nya. Setelah menyerahkan hape itu, Indri pun tampak panik dan tiba2 bertenaga untuk bangkit duduk dengan tubuh telanjang nya itu. Namun sia2, panggilan di hape Indri pun berakhir mungkin karena terlalu lama dijawabnya.
“Aduh! Dia nelpon lagi, tumben banget. Duh.. Hmm.. Bentar yah, ssttt..”, Indri memberi isyarat agar gw diam saat dia mencoba menelepon balik suaminya, sambil duduk dengan kedua pahanya terlipat ke samping dan sebuah bantal besar dipangkunya menutupi paha telanjangnya itu.
Dalam suasana kamar yg hening tanpa suara TV dan hanya sayup2 suara kendaraan lalu lalang dari luar hotel, Indri berbicara dengan suaminya melalui hape sambil sesekali melirik gw yg hanya duduk diam di hadapan nya. Sesaat gw hanya memperhatikan karena penasaran ada apa suaminya tiba2 telepon, namun gw mulai merasa lega setelah tau sepertinya suami Indri hanya mengabari bahwa dia baru akan jalan pulang saja, disusul obrolan2 santai lainnya yg disahut santai oleh Indri seperti layaknya seorang istri ke suami biasanya. Ga tahan melihat Indri teleponan dalam kondisi tubuh telanjang begitu, nafsu gw pun kembali naik ke ubun2. Hasrat untuk kembali menyentuh tubuh Indri begitu ga tertahankan meski berkali2 tangan Indri memberi isyarat agar gw tetap duduk diam.
“Hmm gitu.. Iyah.. Bebas sih terserah Papih ajah.. (Eh?.. Eh?.. SSttt!)”, ketika Indri sedang sibuk menyahut suami nya di telepon, refleks isyarat mulut nya bergerak tanSpa suara saat gw tiba2 bergerak mendekati tubuhnya, disusul dengan cuek gw merebahkan kepala gw di atas bantal yg sedang dipangku di paha kanannya.
“Iya.. Hmm ngga apa2 itu juga boleh Pih.. Mami pesen yang kaya biasa aja pokoknya yah..”, suara obrolan Indri lagi yg sepertinya sedang membahas makanan yg akan dibawa pulang oleh suami nya.
“Hmm.. Iya Pih.. Ohh boleh boleh.. Iya.. Iya ngga apa.. Iya iya..”, Indri awalnya terus sibuk ngobrol tanpa memperhatikan gw yg tidur di pangkuannya sambil terus menatapi wajah dan tubuhnya, terlebih perut dan tetek Indri yg benar2 tepat berada di sisi wajah gw. Namun akhirnya Indri pun hanya menyahut2 ringan saat perhatiannya mulai teralihkan menatap gw balik, saat sebelah tangannya gw raih dan gw letakkan di pipi gw sambil sesekali gw kecup telapak tangannya.
“Hmm.. He ehh.. Trus?.. Ohh.. He ehh.. Iyah..”, di sela2 obrolan nya refleks tangan Indri pun bergerak dengan sendirinya mengusap2 wajah gw. Sambil tersenyum manis Indri seolah memanjakan gw sambil dielus2 nya pipi, dagu, dan rambut gw. Diperlakukan seperti itu oleh Indri pun semakin menambah hasrat gw untuk terus bermanjaan dengannya.
“Iya masih kok.. Masih di tol ini Mami.. Hmmmm masih jauh sih..”, seketika sambil menggumam, Indri melotot ke arah gw saat tangan gw mulai iseng meraba lengan kanan nya, lalu naik ke pundaknya sambil menarik turun ke samping tali tipis BH nya.
“Iyah.. Hmmm nanti Mami kabarin deh yah.. (Sayaang.. Heiii sayaang.. Noo..)”, kembali isyarat mulut Indri memohon agar gw berhenti bertindak lebih jauh saat dia sedang coba berbicara dengan suami nya saat itu, sambil tetap kedua matanya melototi gw dan tangannya coba menahan gerakan tangan gw yg sudah berhasil menurunkan tali BH nya sampai ke siku lengannya.
“Duhh.. Ehmm.. He ehh, he ehh.. Ehmmm iyyah.. (Aahh.. Aahh.. HMMMPPP..)”, Indri meringis tanpa suara disusul menutup rapat2 bibirnya di tengah berusaha tetap menyahuti suami nya, saat dengan mudah cup BH kanannya gw tarik turun ke bawah hingga kembali puting tetek nya menonjol tepat di atas wajah gw, lalu dengan lidah menjulur ke atas gw jilati puting tetek Indri itu berkali2.
Sempat telapak tangan Indri coba menutupi tetek nya yg terbuka, namun ga bertahan lama saat tangan gw lebih kuat menarik balik tangannya sampai tetek nya kembali terbuka. Tingkah Indri yg sibuk ngobrol sambil berusaha menutupi dada nya justru membuat gw semakin bernafsu mengerjai tubuhnya. Bukan hanya menjilat puting tetek nya, langsung gw jepit dan kulum puting tetek Indri menggunakan bibir gw disertai hisapan2 kecil seperti bayi yg sedang netek di pangkuan ibu nya. Ntah percakapan apa yg masih berlanjut antara Indri dan suami nya, hanya mata gw yg tertuju memperhatikan ekspresi wajah Indri yg sesekali memejamkan mata dengan mulut menganga tanpa suara menahan rasa geli dan nikmat di puting tetek nya.
“Ehmmm.. Iyah iyah.. Mami yaa.. Yaa nanti lah Pih dikabarin lagi.. (Ouuhh.. Eeeghh sayang.. Ouuhh..)”, Indri tampak berusaha secara ga langsung menyudahi sesi teleponan dengan suami nya saat ga berdaya menahan nafsu nya sendiri. Tampak bukan hanya ekspresi wajah Indri yg kewalahan namun juga dada nya yg bergerak ga beraturan menyambut hisapan demi hisapan mulut gw di puting tetek nya.
“Ehmm.. Okey Pi.. Hmmmmmm.. Udah jalan kan?.. Ehmm.. Nggg hati2 yah.. (Ssshh.. Sayaang.. Sayaang.. Aahhh.. Aahhh.. Aahhh..)”, untuk beberapa saat obrolan Indri dan suami nya masih saja terus berlanjut. Dengan nafsu yg menggebu2 gw bahkan lebih nekat merayap naik menyusuri dada Indri demi melahap tetek kirinya.
Seketika posisi wajah gw sudah langsung berhadapan dengan puting tetek kiri Indri yg dengan cepat turut gw emut2 pula. Tangan kanan Indri kembali sempat menahan wajah gw, namun justru gw cengkeram dan tarik sambil mengarahkan nya ke selangkangan gw. Dengan pasrah Indri pun hanya menurut saja menggenggam batang kontol tegang gw, di saat puting tetek kirinya sedang dilayani oleh jilatan2 nakal lidah gw yg sedang berbaring di atas bantal yg dipangkunya. Sensasi yg sungguh ga tergambarkan melihat Indri yg sedang menelepon suaminya justru sibuk mengocok2 lembut kontol gw yg hanya pria asing di belakang suaminya itu sendiri. Sama seperti Indri, akhirnya gw pun ikut kewalahan menahan suara gw sendiri bahkan hanya untuk sekedar melenguh keenakan menikmati kocokan2 tangan Indri saat itu.
"Pih.. Pih.. Nanti nggg Mami kabarin lagi yahh.. Lowbatt.. Yahh?", dengan tegas dan mengarang alasan Indri kembali berusaha mengakhiri telepon bersama suaminya, sambil tangannya tetap bertahan mengocok2 kontol gw.
"Iyah.. Okay Pih.. Ehmmm.. Papih juga, hati2 ya Pih.. Iyah.. Bye..", lanjut Indri sambil mengangguk2 dengan mulut menganga menahan geli di tetek nya. Saat itu gw sudah makin ga berdaya menikmati kocokan tangan Indri, sampai2 refleks tetek Indri dengan gemas gw remas kuat sambil menariknya ke wajah gw disusul sebuah hisapan kuat mulut gw di puting tetek Indri itu.
"Sshhh.. Hihihi.. Gimana? Udahan kan?", gw mulai kembali bersuara saat Indri tampak sudah menyudahi panggilan telepon nya.
"Iih Mas, udah jam segini loh..", sahut Indri yg menatapi gw panik menyadari hari semakin malam, apalagi setelah mendapat kabar dari suaminya tadi. Kocokan tangan Indri di kontol gw pun sesaat kemudian terhenti meski genggaman nya ga lepas sama sekali dari selangkangan gw.
"Hmm.. Cupp.. Cupp.. Baru jalan kan dia? Cupp.. Cupp.. Bentar yah sayang, nemenin aku di sini dulu..", rayu gw yg mengecup2 lembut dada dan perut Indri, sambil tangan gw kembali mengarahkan genggaman tangan Indri untuk jangan berhenti bergerak naik turun di kontol gw.
"Uuughh Mass.. Sshhh aaach Mass.. Sshhh sayaang sshhh.. Aaacchh sayaang.. Eegghh..", desah Indri dengan mata terpejam saat kecupan bibir gw semakin naik menelusuri dada, pundak, hingga lehernya bersamaan dengan tangannya yg kembali mengocok2 lembut batang kontol gw.
Lalu perlahan tubuh Indri pun pasrah terjatuh ke belakang hingga berbaring di kasur saat gw dengan lembut mendorong sambil terus mencumbu tubuhnya itu. Gw singkirkan bantal tadi dari paha Indri hingga selangkangan nya kembali terbuka bebas, lalu dalam posisi tubuh Indri terlentang gw pun berpindah mengambil posisi berlutut di antara kedua lutut Indri dengan tangan Indri masih berusaha mengocok2 lembut kontol gw yg semakin tegang di hadapan selangkangan nya.
"Nnooo.. AAAAGHH MASSS.. UUUGHH MASSS SSHHH.. AAAGHH..", pekik Indri saat tangan gw mengambil alih kontol gw sendiri dari genggaman nya, disusul gerakan tangan gw menggesek2 kan ujung kontol gw tepat di belahan memek nya.
"Masss AAACCH PELANNN.. AAACCH MMPPPPH SSHHH.. Sayaang.. Sayaang SSHHH..", Indri hanya mampu mencengkeram paha gw lalu menutup mulut nya sendiri saat merintih merasakan gesekan ujung kontol gw semakin dalam menelusup belahan memek nya, hingga "JLEBB.." dengan mudah kepala kontol gw yg sudah merekah keras menembus lubang memek Indri lagi.
"UUUOOOGGHH!! Hhaah.. AAAARRGGHH MAASSS SSHHH!!..", seketika Indri berteriak lepas sambil kedua tangannya mencengkeram kuat sprei kasur, disusul gerakan pinggul nya yg terangkat sehingga batang kontol gw pun ikut tertarik semakin masuk ke dalam lubang memek nya.
"YYYEEAAHH! YESSS.. AAAARGGH MASSS! SSSTOPP AAACCHH..", jerit Indri lagi saat kedua tangan gw menahan pinggul nya yg terangkat sambil gw dorong lebih maju lagi batang kontol gw menembus masuk lebih dalam ke lubang memek nya. Tanpa butuh waktu lama seluruh batang kontol gw pun kembali terbenam di dalam memek Indri sampai pangkal kontol gw langsung menyentuh daging belahan memek nya yg basah dan licin itu.
Gw lalu meluruskan kedua kaki gw ke belakang hingga posisi selangkangan gw benar2 menindih selangkangan Indri. Sambil kedua tangan gw mulai bertumpu ke kasur di samping dada Indri, perlahan gw mulai menggenjot lembut lubang memek Indri sambil memastikan seluruh batang kontol gw benar2 sudah di posisi mantap dijepit dinding2 memek Indri agar ga tiba2 terlepas begitu saja. Semakin gw genjot pelan, semakin terasa sekujur urat kontol gw menegang dan membuatnya lebih keras dan sesak memenuhi seisi rahim Indri hingga terkunci oleh lubang memek nya.
"Oughh.. Oughh.. Oughh aaghh.. Sayang.. Aaghh.. Aaghh sayang.. Sshhh ouggh.. Hhahhh..", desah Indri setiap gw dorong lebih dalam kontol gw, refleks kedua paha nya pun turut terangkat menekuk di sisi pinggang gw.
"Hhahh.. Hhahh.. AAAGHH.. Sshhh.. AAGHH.. AAGHH sayyy.. AAGHH.. OUGGHH SAYAANG.. Eeegghh sshhh..", desahan Indri berubah menjadi erangan kuat setiap gw sodok dengan keras lubang memek nya sampai terasa ujung kontol gw mentok di rahim nya. Begitu pula suara2 berisik selangkangan gw setiap kencang menubruk selangkangan Indri yg sedang mengangkang.
"Eeegh.. Hhah.. Aach.. Hhah.. EEGH.. EEGH.. EEGH.. EEGH SAYAANG.. EEGH.. SSAYANG AAKHH.. AAKHH..", Indri terus mengerang semakin jelas saat tubuh gw menindih rapat dada nya yg masih setengah tertutup cup BH itu, sambil terus gw sodok dalam2 memek nya yg ga berdaya terhimpit di bawah selangkangan gw.
"Aagh.. Aagh.. Eegh.. Enak sayang.. Huff enak banget entotin kamu sayaang.. Aaghh.. Shhh aaggh..", bisik gw tepat di sisi wajah Indri sambil dada gw menindih kuat kedua tetek mungil nya. Telapak tangan gw pun dengan gemas mencengkeram kepala dan rambut Indri yg wajahnya pasrah menengadah ke atas dengan mulut menganga dan terus mengerang tanpa henti.
"EEGH.. EEGH.. Iyyah.. Aakhh iyyah sayang.. OUGHH.. OUGHH.. Teruss.. OUGHH.. Teruss sayaang.. Sshhh tekan teruss.. AUUW HHH.. AUWW!" Indri pun semakin terlena menikmati sodokan2 kontol gw yg mentik di dalam rahimnya, sampai kedua tangan Indri memeluk erat bahkan mencengkeram pinggang gw yg terus2an menyentak selangkangan nya.
"Sshhh begini sayang.. EEGH! EEGH! EEGH! AAGHH enak sayaang?", bisik gw lagi sambil menarik agak jauh batang kontol gw lalu dengan kuat menyodok paksa ujung kontol kembali di dalam memek Indri.
"AARGH! AARGH SAYAANG.. AARGH YESSS.. SAYANG AARGH! AARGH! Yesss pleassse terusin sayaang!", refleks Indri setiap tersentak rahim nya oleh sodokan2 kasar ujung kontol gw.
"OUGHH.. OHH MY GOD.. AAARGH! OH MY GOD.. OH MY GOD EEEGHH SAYAANG.. Terusss.. Enaaak.. AARGH SSAYAANG!", jeritan Indri semakin menjadi2 bersamaan dengan kedua paha dan betis nya yg terasa tegang membekap pantat gw. Posisi tubuh gw pun justru seperti terkunci oleh Indri yg berbalik mendekap begitu erat tubuh gw di saat kontol gw masih tertanam dalam di memek nya.
Melihat Indri yg justru begitu bernafsu menerima perlakuan kasar gw di selangkangan nya, ditambah gesekan2 licin tubuh telanjang kami berdua yg sudah sangat basah oleh keringat, membuat gw semakin lupa diri ingin terus menikmati tubuh Indri. Gw sudah ga peduli dengan basahnya keringat Indri yg bercucuran di wajah dan lehernya sampai turut membasahi wajah gw juga, yg di saat bersamaan kucuran keringat gw pun terus membanjiri sekujur dada Indri. Sudah ga tergambarkan seperti apa aroma keringat dan parfum di tubuh Indri saat itu, namun yg pasti seperti terus membangkitkan tenaga gw setiap dengan jelas aroma tubuhnya itu tercium oleh hidung gw. Posisi gw dan indri yg saling berpelukan erat dan berbagi peluh serta kehangatan itu terasa seperti seolah2 kedua tubuh kami sudah saling menyatu dan enggan gw lepas meski sesaat.
(BERSAMBUNG KE PART IX)
Terakhir diubah:
ufpuntadewa
Semprot Lover
- Daftar
- 26 Aug 2014
- Post
- 261
- Like diterima
- 5.210
PedangTunggal
Senpai Semprot
- Daftar
- 21 Sep 2021
- Post
- 843
- Like diterima
- 4.437
Terima kasih sdh di update Suhu
Tetap semangat dan semoga semuanya lancar
Tetap semangat dan semoga semuanya lancar
SalamLendir
Kakak Semprot
- Daftar
- 12 Apr 2012
- Post
- 152
- Like diterima
- 313
titip sendal dulu dimari, nunggu updatean
kenthirkatrok
Semprot Sejati
makasih apdet nya hu
Pasang iklan hanya lewat CONTACT US
