sesampainya di ruangan divisinya, Elizannia segera melepas blazer biru yang dipakainya dan segera menggantinya dengan jas lab putih
khas laboratorium.
sementara itu rekan kerjanya di ruangan itu langsung memusatkan perhatian mereka pada sosok Eliza yang baru masuk ke dalam ruangan.
terutama pandangan rekan laki laki yang lekat pada tubuh Eliza yang memang cukup menggoda bagi mereka.
pagi itu Eliza memakai rok berwarna hitam senada dengan blazer yang sudah dilepasnya tadi dan kemeja putih yang cukup menempel pas pada tubuhnya.
meskipun sudah dilapisi jas lab putih di luarnya, namun semua itu tidak bisa menyembunyikan keseksian tubuhnya.
'bu Eliza, ini laporan sampel kemarin' rekan kerjanya yang bernama Bejo menyerahkan laporan pada Eliza.
Dikantor, Nia di bagian laboratorium bagian riset obat.
sama sekali tak dapat berkonsentrasi dengan apa yang sudah menjadi kerjaannya. Beberapa kali ia salah menekan nomor telephon, salah mengetik proposal, salah memphotocopy dokumen, salah memasukkan garam kedalam teh. Bahkan Nia pun salah memesan menu makan siang. Semua yang ada di otaknya hanyalah berisikan senyum Seto, sosok Seto dan penis Seto tetangganya sekaligus sekretaris di perusahaannya
yang jadi hambatan kami sampai saat ini belum menemukan relawan untuk pengujian obat'
'bukannya kemarin sudah disiapkan dari perusahaan' tanya manajer produksi
'memang benar pak tapi hasil pemeriksaan tidak ada yang memenuhi kriteria'
'trus bagaimana? deadline nya tinggal 4 bulan lagi' tambah manajer pemasaran.
'kami usahakan segera pak, tapi kita harus bersiap siap untuk merubah tanggal produksi'
'tidak bisa, kita sudah terikat kontrak pada klien, kalo sampai terlambat kita bisa kena penalti' potong manajer pemasaran
'tapi saya tidak bisa membuatnya seperti itu pak, karena untuk sertifiksai obat paling tidak butuh waktu 3 bulan'
'sudah sudah, bu nia , masalah ini saya serahkan pada anda' kata general manajer 'saya harap akhir bulan ini laporan hasil uji obat sudah jadi, bagaimana sanggup?'
'saya usahakan pak'
'ya sudah, sekian dulu rapat hari ini, silakan melanjutkan pekerjaan masing masing'
hari sudah sore dan langit mendung mulai menurunkan air hujan dan Nia menyelesaikan pekerjaan di ruangannya.
pikirannya berpikir keras untuk menyelesaikan masalah yang dia hadapai, semua usaha dia lakukan agar laporan pengujian pemakaian obat selesai tepat waktu.
'bu ambar, saya duluan' kata rekan kerjanya yang bernama wawan dari balik pintu ruangannya.
'oiya mas silakan'
Nia menyandarkan kepalanya dan mengambil nafas dalam dalam, dia berpikir tidak ada gunanya dia tinggal lebih lama di kantor.
selain tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapinya juga ,Suaminya menunggu kepulangannya sendirian di rumah.
akhirnya Nia membereskan barang barangnya dan segera keluar ruangan kerjanya untuk pulang ke rumah Bersama Seto.
Nia berlari lari menembus hujan gerimis di parkiran kantornya, buah dadanya bergoyang goyang seiring dengan derap langkahnya. Seto sudah menunggu di parkiran dengan jas hujan ponco
Gimana mbak grimisnie ,
Lanjut aja mas mumpung masih gerimis
Tapi nanti yang rapet ya ngrakutnya jalan licin soalnya
Iya iya maunya ih kamu tu
Ya mumpung ada pujaan hati eembak
bisa aja kamu set ,pipi Nia memerah karena di puji Seto
Dalam perjalanan di grimis itu Nia dan Seto berajak pulang menyusuri jalan dengan motor
empuknya tetek kamu mbak pengen ngremes aja rasanya dalam hati Seto
Mbak
Iya Seto ada apa?
Tu nempel di punggung empuk banget
Ini bonus buat otak mesum mu sayang ucap Nia yang mulai
Kena pungung aja aku udah berasa enak, apalagi kalo kena remes?”
“Sakit dong kalo diremes.Hihihi… Sumpah…. Kamu bener-bener mesum Set….” Ledek Nia,
“Heran. Kok Anissa bisa betah ya punya lelaki cabul kaya kamu. Isi otaknya begituan mulu. Kaya ga ada cowo lain aja. Hihihi…”
“Yaaah. Kamu juga kalo udah kena sengatanku, pasti bakal lupa ama suamimu mbak. Hahahaha…”
“Yeee. Emang kamu kalajengking. Pake nyengat-nyengat segala…”
“Hehehe.Eh iya mbak,
menyadari sesuatu yang salah yang ditumpanginya Nia mengamati dengan seksama keadaan motor.
Baru jalan 4.5 Km ban motor Seto kempes
Kenapa set kok pelan ,
Kempes mbak , nepi dulu di gubuk tu
Nia semakin bingung karena dalam keadaan hujan semakin deras seperti ini dia tidak bisa pulang cepat
Nia dan Seto mampir di gubuk tepi jalan ,dengan kemeja putih Nia yang basah menerawang payudaranya yang hampir tak tertampung
Membuat kontol Seto tegang dan nafsu birahinya membuncah
Gimana nie seto hujan deras banget mana masih jauh
Kita neduh dulu mbak hujan masih deras ,kalau dah reda kita nambal ban dekat sini aku tau ada tambal ban.
WUAAHHH. Busyeeett. Gede banget tetek kamu mbak. Putih. Sampe uratnya keliatan” Ketik Seto kegirangan,“Kalo gini mah aku bisa langsung muncrat.”
Wajah malu Nia yang memerah , serta ingatan tadi pagi kontol besar Seto membuat gairah Nia semakin berani menggoda Seto
Hihihi… Sini aja kalo mau…” Godaku.
Basah² goni kamu cantik sekali mbak basah basah begangin…” Rayu Seto.
“Ooohhh jadi kemaren-kemaren aku biasa aja nih…?”
“Hahahaha…. Enggak mbak… Bukan begitu… Hari ini cantikmu melebihi hari-hari kemaren…” Canda Seto yang tiba-tiba memeluk rubuh ramping Nia.
“Iiiihhh… Genit ah… Baru juga jalan udah peluk-pelukan gini…” Kata Nia genit.
Pengen apa nafsu? Sampe keras gitu… Hihihi..” Celetuk Nia.
“Gimana nggak keliatan…? Wong ngejendol gitu… Hihihi..” Jawab Nia sambil menunjuk tonjolan penis di pangkal kaki Seto.
“Waduh….”
“Emang kamu ga pernah pake celana dalem ya…?”
“Engga…” Jawab Seto singkat, “Habisan celana dalem biasanya bikin kontolku kesempitan. Jadi susah ngacengnya…. Hehehe…”
“Huuuu… Ngacengan….” Seloroh Nia,
” Genit sih…. “.